• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KUALITAS PRODUK, LOKASI DAN PROMOSI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH KUALITAS PRODUK, LOKASI DAN PROMOSI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN"

Copied!
108
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KUALITAS PRODUK, LOKASI DAN PROMOSI

TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

(Studi Kasus pada Tahu Bakso Ikan Kakap Bu Ning Semarang Indah Semarang)

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat Untuk menyelesaiakan Program Sarjana (S1)

Fakultas Ekonomi Universitas Semarang

Disusun oleh

Hesti Bella Pratiwi B.111.15.0171

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEMARANG

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

vii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO :

‘Tidak ada jalan mudah menuju keberhasilan, dan banyak dari kita akan melewati lembah gelap menyeramkan. Lagi dan lagi sebelum akhirnya kita meraih puncak

kesuksesan.

“Barang siapa yang bersungguh sungguh, sesungguhnya kesungguhan tersebut untuk kebaikan dirinya sendiri" (Qs. Al-Ankabut: 6)

“Allah tidak akan pernah lalai tentang semangatmu, usahamu, harapanmu dan doa-doa mu maka lakukanlah dengan

beriringan dan perbanyaklah. PERSEMBAHAN :

Sebuah karya yang sederhana ini kupersembahkan kepada mereka yang merasa memiliki diriku yang menjadi bagian hidupku, yang selama ini tak henti-hentinya dengan tulus ikhlas memberikan doa, nasehat dan bimbingan serta kasih

sayang yang tulus dan sebagai rasa syukur ,rasa hormat serta rasa terimakasih yang tiada terkira, karya tulis ini kupersembahkan kepada :

Tuhan Yang Maha Esa Orangtua tercinta Teman-teman semua dan

(8)

viii

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji, menganalisa, dan menjelaskan pengaruh kualitas produk, lokasi dan promosi terhadap keputusan pembelian secara simultan dan parsial, serta mengetahui variabel independen (kualitas produk, lokasi dan promosi) manakah yang memiliki pengaruh yang dominan terhadap variabel dependen (keputusan pembelian).

Sampel dalam penelitian ini adalah konsumen yang melakukan pembelian Tahu Bakso Ikan Kakap Bu Ning Semarang Indah dan usia minimal 20 tahun. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif dengan menggunakan sampel sebanyak 96 responden. Pengambilan sampel menggunakan non probability sampling dengan teknik purpossive sampling. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif dan analisis regresi linier berganda.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kualitas Produk(X1), Lokasi(X2), Promosi(X3) mempunyai pengaruh secara parsial terhadap keputusan pembelian. berdasarkan uji signifikansi t, variabel Lokasi mempunyai pengaruh yang signifikan paling besar terhadap keputusan pembelian.

(9)

ix ABSTRACT

This study aims to examine, analyze, and explain the effect of product quality, location and promotion on purchasing decisions simultaneously and partially, and to know which independent variables (product quality, location and promotion) have the dominant influence on the dependent variable (purchasing decision) .

The sample in this study was consumers who made purchases of Kakap Bu Ning Semarang Indah Tofu Meatballs and a minimum age of 20 years. The research method used in this study is a quantitative research method using a sample of 96 respondents. Sampling uses non probability sampling with purposive sampling technique. The data analysis method used in this study is descriptive analysis method and multiple linear regression analysis.

The results showed that Product Quality (X1), Location (X2), Promotion (X3) had a partial influence on purchasing decisions. based on the significance test t, the Location variable has the most significant influence on purchasing decisions.

(10)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat-Nya, sehingga skripsi ini yang merupakan salah satu syarat memperoleh derajat S1 Sarjana Ekonomi pada Program Studi S1 Manajemen Universitas Semarang dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dan sempurna yang disebabkan oleh adanya keterbatasan penulis, baik pengetahuan maupun pengalaman. Beberapa pihak telah memberikan dukungan kepada penulis baik moril maupun materil hingga terselesaikannya penulisan skripsi ini. Sehubungan dengan hal tersebut, penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada:

1. Bapak Andy Kridasusila, SE, MM, selaku Rektor Universitas Semarang. 2. Bapak Yohanes Suhardjo, SE., MSi., Ak., Ca, selaku Dekan Fakultas

Ekonomi Universitas Semarang.

3. Bapak Teguh Ariefiantoro, SE, MM, selaku ketua Program Studi Strata I FE USM Manajemen Fakultas Ekonomi.

4. Bapak Drs. Soedarmadi, MM, selaku Pembimbing yang telah memberikan ilmu, bimbingan, dan meluangkan waktu hingga terselesaikannya penulisan skripsi ini.

5. Ibu Dra. Sri Purwantini, MM, selaku dosen wali yang telah memberikan petunjuk dan perhatian kepada saya dari awal sampai akhir perkuliahan. 6. Seluruh Dosen Pengajar dan Staf Fakultas Universitas Semarang yang telah

(11)
(12)

xii

PERSETUJUAN LAPORAN SKRIPSI ... ii

PENGESAHAN LAPORAN SKRIPSI ... iii

PENGESAHAN KELULUSAN UJIAN ... iv

PENGESAHAN REVISI SKRIPSI ... v

PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI ... vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ...vii

ABSTRAK ...viii

Abstract ... ix

KATA PENGANTAR... x

DAFTAR ISI ...xii

DAFTAR TABEL ...xv

DAFTAR GAMBAR ...xvi

DAFTAR LAMPIRAN ...xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah... 8

1.3 Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 10

2.1 Landasan Teori ... 10

2.1.2 Keputusan Pembelian ... 12

2.1.2.1 Proses Keputusan Pembelian ... 12

2.1.2.2 Peran dalam Pembelian ... 14

2.1.3 Kualitas Produk ... 16

2.1.3.1 Konsep Kualitas Produk ... 16

2.1.3.2 Pentingnya Kualitas Produk ... 17

2.1.4 Lokasi ... 19

2.1.4.1 Fungsi Lokasi ... 20

2.1.4.2 Pertimbangan Pemilihan Lokasi ... 21

(13)

xiii

2.1.5.1 Tujuan Promosi ... 24

2.2 Penelitian Terdahulu ... 26

2.3 Hubungan Logis Antar Variabel dan Perumusan Hipotesis ... 28

2.3.1 Hubungan Kualitas Produk terhadap Keputusan Pembelian ... 28

2.3.2 Hubungan antara Lokasi terhadap Keputusan Pembelian ... 29

2.3.3 Hubungan Promosi terhadap Keputusan Pembelian ... 30

2.4 Kerangka Pemikiran Teoritis ... 31

BAB III METODE PENELITIAN ... 32

3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 32

3.1.1 Variabel Penelitian ... 32

3.1.2 Definisi Operasional ... 33

3.2 Obyek Penelitian, Unit Sampel, Populasi dan Penentuan Sampel ... 34

3.2.1 Objek Penelitian dan Unit Sampel ... 34

3.2.2 Populasi dan Penentuan Sampel ... 35

3.3 Jenis Data dan Sumber Data ... 37

3.3.1 Jenis Data ... 37

3.3.2 Sumber Data... 38

3.4 Metode Pengumpulan Data ... 38

3.4.1 Kuesioner ... 38

3.4.2 Studi Pustaka ... 39

3.5 Metode Analisis ... 39

3.5.1 Analisis Data Deskriptif ... 39

3.5.2 Analisis Data Kuantitatif... 40

3.5.3 Uji Instrumen ... 41

3.5.4 Uji Asumsi Klasik ... 42

3.5.5 Uji Heteroskedastisitas... 43

3.6 Teknik Analisis ... 44

3.6.1 Analisis Regresi Linier Berganda ... 44

3.6.2 Uji t (Parsial) ... 44

3.6.3 Uji Kelayakan Model (Uji F) ... 45

(14)

xiv

4.2 Analisis Data... 56

4.2.1 Uji Validitas ... 56

4.2.2 Uji Reliabilitas ... 57

4.3 Uji Asumsi Klasik ... 58

4.3.1 Uji Normalitas ... 58

4.3.2 Uji Heteroskedastisitas... 59

4.3.3 Uji Multikolinearitas ... 60

4.3.4 Analisis Regresi Linier Berganda ... 61

4.4 Pengujian Hipotesis ... 63

4.4.1 Uji t ... 63

4.4.2 Uji Ketepatan Model (Uji F) ... 64

4.4.3 Uji Koefisien Determinasi ... 65

4.5 Pembahasan ... 66

4.5.1 Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian ... 67

4.5.2 Pengaruh Lokasi Terhadap Keputusan Pembelian ... 67

4.5.3 Pengaruh Promosi Terhadap Keputusan Pembelian ... 68

BAB V PENUTUP ... 70

5.1 Kesimpulan ... 70

5.2 Saran ... 70

5.3 Keterbatasan Penulisan ... 71

5.4 Agenda Penelitian Mendatang ... 71

(15)

DAFTAR TABEL Tabel 1.1 ... 5 Tabel 2.1 ... 26 Tabel 3.1 ... 33 Tabel 4.1 ... 48 Tabel 4.2 ... 49 Tabel 4.3 ... 50 Tabel 4.4 ... 52 Tabel 4.5 ... 53 Tabel 4.6 ... 54 Tabel 4.7 ... 55 Tabel 4.8 ... 57 Tabel 4.9 ... 58 Tabel 4.10 ... 59 Tabel 4.11 ... 61 Tabel 4.12 ... 62 Tabel 4.13 ... 63 Tabel 4.14 ... 65 Tabel 4.15 ... 66 xv

(16)

Gambar 4.1 60

(17)

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 ... 75 Lampiran 2 ... 76 Lampiran 3 ... 80 Lampiran 4 ... 84 xvii

(18)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Strategi Pemasaran sangat penting diterapkan pada semua bidang yang berkaitan dengan bisnis. Hal ini dikarenakan ketatnya persaingan di bidang bisnis menuntut semua pelaku bisnis berfikir secara kreatif dan inovatif untuk menarik perhatian banyak konsumen. Pelaku bisnis pada saat ini telah banyak menciptakan upaya-upaya pengembangan strategi pemasaran dengan memanfaatkan peluang-peluang dengan cara mengikuti permintaan pasar dan perkembangan jaman, hal ini bertujuan untuk menarik perhatian konsumen agar dapat mencapai target penjualan yang diharapkan. Persaingan yang semakin ketat di dalam usaha jasa, dimana semakin banyak produsen yang terlibat dalam pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen menyebabkan setiap perusahaan harus menempatkan orientasi pada kebutuhan konsumen sebagai tujuan utama (Tjiptono, 1997).

Perusahaan harus bekerja keras membuat kebijakan-kebijakan strategis baru dalam menjual produk dan jasa mereka dalam kaitannya menghadapi persaingan yang ketat dengan competitor yang dapat memberikan value yang lebih besar kepada customer. Pada dasarnya dengan semain banyaknya pesaing maka semakin banyak pula pilihan bagi pelanggan untuk dapat memilih produk yang sesuai dengan apa yang menjadi harapannya.

Pada zaman sekarang ini, persaingan yang sangat tajam pada dunia bisnis baik dalam pasar domestik maupun internasional untuk memenangkan persaingan

(19)

2

perusahaan harus mampu memberikan kesan baik kepada para konsumennya. Masyarakat kini mulai belajar selektif dan smart dalam memilih suatu produk, sehingga mereka akan mendapatkan kegunaan atau manfaat yang mereka cari dari sebuah produk. Bahkan, terkadang mereka tidak ragu untuk mengeluarkan biaya lebih untuk mendapatkan produk yang berkualitas. Ketatnya persaingan akan memposisikan pemasar untuk selalu mengembangkan dan merebut market share.

Salah satu pengaruh dalam persaingan ini adalah kualitas produk membentuk reputasi penjual dan dapat memengaruhi keputusan pembelian konsumen. Konsumen mengevaluasi berbagai dimensi produk makanan untuk membuat keputusan pembelian. Kualitas juga merupakan faktor yang hadir dalam suatu produk yang menyebabkan produk tersebut dihargai sesuai dengan tujuan apa adanya produk. Suatu produk dapat dikatakan berkualitas apabila produk tersebut mampu memenuhi harapan pelanggan. Herlambang (2014:36) mengatakan bahwa kualitas produk adalah kemampuan suatu produk untuk melaksanakan fungsinya meliputi daya tahan keandalan, ketepatan kemudahan operasi dan perbaikan, serta atribut bernilai lainnya.

Konsumen selalu ingin mendapatkan produk yang berkualitas sesuai dengan harga yang dibayarkan, meskipun ada konsumen yang beranggapan bahwa produk mahal adalah produk yang berkualitas. Kualitas produk yang baik dan harga yang terjangkau merupakan pertimbangan sendiri bagi konsumen yang akan membeli sebuah produk.

Menurut Tjiptono (2015:345) lokasi mengacu pada berbagai aktivitas pemasaran yang berusaha memperlancar dan mempermudah penyampaian atau

(20)

penyaluran barang dan jasa dari produsen kepada konsumen. Untuk mengoperasikan dan mengelola proses ini, perusahaan perlu membangun atau menentukan lokasi yang tepat bagi usaha. Pemilihan lokasi usaha yang tepat akan menentukkan keberhasilan usaha tersebut dimasa yang akan datang (Akhmad, 1996). Penjual dalam bidang makanan yang tidak tahan lama akan berhati-hati sekali dalam memilih lokasi. Pertama yang dilakukan adalah memilih daerah dimana toko berdiri. Kepadatan penduduk menjadi salah satu faktor keberhasilan usaha, semakin padat suatu lokasi tentu akan semakin besar peluang dalam menjalankan suatu bisnis yang dijalankan. Selain itu, lokasi yang padat penduduk memiliki roda perekonomian yang lebih cepat dan tentunya menjadi potensi yang sangat baik untuk perkembangan bisnis yaitu salah satunya bisnis di bidang makanan.

Selain kualitas produk dan lokasi, faktor lain yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian adalah Promosi. Promosi merupakan faktor yang akan mempengaruhi keputusan pembelian dalam melakukan membeli. Dalam membuat keputusan pembelian, konsumen tidak hanya mempertimbangan kualitas produk tetapi konsumen juga dapat dipengaruhi oleh aspek promosi perusahaan. Hal ini karena kebutuhan seseorang akan berubah dan presepsi mereka tentang rangsangan sesuai dengan konteks yang mengelilingi mereka, sehingga hal ini akan memerlukan promosi. Kotler dan Armstrong (2014:76) menyatakan bahwa promosi adalah ativitas yang mengkomunikasikan keunggulan produk dan membujuk pelanggan untuk membeli produk itu.

(21)

4

Dengan promosi perusahaan dapat mengkomunikasikan produk kepada konsumen. Keunggulan-keunggulan dari produk dapat diketahui oleh konsumen dan bisa membuat konsumen tertarik untuk mencoba dan kemudian akan mengambil keputusan untuk membeli suatu produk tersebut. Jadi promosi merupakan salah satu aspek yang penting dalam manajemen pemasaran karena dengan promosi bisa membuat konsumen yang semula tidak tertarik terhadap suatu produk bisa berubah fikiran dan menjadi tertarik pada produ tersebut.

Sehubungan dengan kebutuhan manusia yang paling mendasar adalah kebutuhan akan pangan yang mana setiap manusia akan berusaha memenuhi kebutuhan tersebut dengan berbagai cara. Berdasarkan tingkat konsumsi makanan dan minuman yang cukup tinggi, sektor industri makanan dan minuman berkembang dengan pesat.

Di Kota Semarang sendiri banyak peusahaan yang mengembangkan bisnis makanan dan semua bersaing demi merebut kepercayaan dari konsumen bahwa produk yang mereka tawarkan adalah yang terbaik. Selain untuk dikonsumsi sendiri, salah satu makanan yang digemari para wisatawan dan sering dijadikan oleh-oleh khas dari Kota Semarang adalah Tahu Bakso Ikan.

Salah satu merek tahu bakso yang dijual di Kota Semarang adalah Tahu Bakso Ikan Bu Ning. Tahu Bakso Ikan Bu Ning ini merupakan salah satu produk olahan yang terbuat dari tahu putih yang sudah digoreng dan berubah warna menjadi coklat didalamnya berisikan bakso dengan daging ikan kakap. Tahu Bakso Ikan Bu Ning ini sangat berbeda dengan tahu bakso yang lainnya, karena Tahu Bakso Ikan Bu Ning ini menggunakan bahan dari ikan kakap asli sedangkan

(22)

kebanyakan dari tahu bakso lainnya itu menggunakan bahan dari daging sapi. Tahu Bakso Ikan Bu Ning terjamin bahwa tahu baksonya sehat.

Tahu Bakso Ikan Bu Ning terletak dijalan Wiroto V no.3, Krobokan, Semarang Barat. Harga dari Tahu Bakso Ikan Bu Ning dipatok sebesar Rp.20.000 perkotak yang berisikan 10 Tahu Bakso Ikan. Berdasarkan catatan penjualan produknya diperoleh sebagai berikut

Tabel 1.1

Data Penjualan Tahu Bakso Ikan Bu Ning Tahun 2014-2018 (Satuan perKotak) Bulan Tahun 2014 2015 2016 2017 2018 Januari 12958 12400 12425 11780 11749 Februari 11760 11480 11480 11200 11480 Maret 12710 12710 11997 11811 11780 April 12000 12450 12000 11880 11850 Mei 12865 13175 12865 12276 12245 Juni 12450 12300 12450 12300 12000 Juli 13485 13640 13330 13175 13144 Agustus 13423 13330 13175 12865 12834 September 12600 12600 12300 11850 11820 Oktober 12710 12865 12865 11966 11935 November 12300 12750 12600 12000 11970 Desember 12865 13144 12710 12400 12369 Total 1 Tahun 152126 152844 150197 145503 145176

Sumber :Tahu Bakso Ikan Bu Ning 2018

Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa data menunjukkan penjualan Tahu Bakso Ikan Bu Ning pada tahun 2014-2015 mengalami kenaikan, namun pada tahun 2016-2018 mengalami penurunan. Hal ini menunjukkan bahwa permintaan terhadap Tahu Bakso Ikan Bu Ning tidak stabil. Penurunan penjualan menunjukkan penurunan pula pembelian konsumen terhadap produk Tahu Bakso Bu Ning. Bahwa keputusan penjualan dapat dilihat dari sudut pandang produsen

(23)

6

maka dari itu jika konsumen selalu terpenuhi harapannya dengan kualitas dari Tahu Bakso Bu Ning tersebut maka dapat meningkatkan keputusan pembelian. Oleh karena itu diperlukan strategi yang tepat untuk menstabilkkan atau meningkatkan Keputusan Pembelian Tahu Bakso Ikan Kakap Bu Ning.

Berdasaran pra survei yang dilakukan terhadap 20 responden untuk mengetahui variabel apa saja yang mempengaruhi keputusan konsumen untuk membeli Tahu Bakso Ikan Kakap Bu Ning melalui pertanyaan terbuka mengenai faktor yang dipertimbangkan. Berdasarkan hasil jawaban pra survei diperoleh, konsumen mengatakan bahwa Kualitas Produk dari Tahu Bakso Ikan Kakap Bu Ning sangat berkualitas baik, mereka melihat dari segi kehigienisannya dengan bau yang tidak amis serta menggunakan ikan kakap asli. Sedangkan konsumen dari berbagai luar kota mengatakan bahwa aspek kualitas produk Tahu Bakso Ikan Bu Ning kurang baik karena hanya bertahan sampai 2 hari saja. Pada aspek lokasi, konsumen mengatakan bahwa Lokasi dari Tahu Bakso Ikan Kakap Bu Ning sangat strategis. Sedangkan konsumen lain mengatakan bahwa lokasi Tahu Bakso Ikan Bu Ning kurang nyaman karena lahan parkirnya yang kurang luas. Pada aspek Promosi, konsumen mengatakan bahwa seringnya konsumen melihat iklan di media sosial dan brosur yang disebar. Sedangkan konsumen lain mengatakan bahwa promosi yang dilakukan oleh Tahu Bakso Ikan Kakap Bu Ning kurang diketahui konsumen diberbagai luar kota, karena beberapa konsumen dari luar kota tidak semua memiliki akun media sosial Tahu Bakso Ikan Kakap Bu Ning.

Dengan demikian bahwa kualitas produk, lokasi dan promosi merupakan 3 variabel utama yang dipertimbangkan dalam pembelian Tahu Bakso Ikan Kakap

(24)

Bu Ning. Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa ketiga variabel tersebut akan digunakan untuk memprediksikan keputusan pembelian dalam lingkup penelitian yang lebih luas.

Menurut penelitian (Mardika, 2018) menyatakan bahwa kualitas produk tidak berpengaruh terhadap variabel keputusan pembelian. Namun pada penelitian (Prayogo & Lilian, 2016) menyatakan bahwa kualitas produk berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Penelitian menurut (Ghanimata & Kamal, 2012) menyatakan bahwa lokasi memiliki pengaruh yang positif terhadap keputusan pembelian. Namun penelitian (Savia, Makmur & Marsudi, 2017) menyatakan bahwa lokasi tidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian.

Menurut penelitian (Aristo, 2016) menyatakan bahwa promosi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian. Namun pada penelitian (Katerino, 2016) menyataan bahwa promosi berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap keputusan pembelian yang artinya bahwa promosi tidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Penelitian menurut (Sholihah & Santoso, 2018) menyatakan bahwa kualitas produk dan promosi berpengaruh signifikan secara persial maupun simultan terhadap keputusan pembelian.

Berdasarkan uraian tersebut terdapat ketidak konsistenan hasil penelitian terdahulu (research gap) terkait dengan pengaruh kualitas produk, lokasi dan promosi terhadap keputusan pembelian. Maka judul yang di ambil adalah

“Pengaruh Kualitas Produk, Lokasi Dan Promosi Terhadap Keputusan Pembelian (Studi Kasus pada Tahu Bakso Ikan Kakap Bu Ning Semarang Indah Semarang)”

(25)

8

1.2 Perumusan Masalah

Kondisi penjualan yang cenderung menurun yang dialami oleh perusahaan tahu bakso ikan Bu Ning selama tahun 2016 – 2018 menunjukkan adanya masalah yang dihadapi oleh perusahaan yang harus segera diatasi oleh perusahaan dan penelitian-penelitian terdahulu yang menunjukkan ketidak konsistenan hasil peneliti. Adapun rumusan masalah penelitian adalah bagaimana cara meningkatkan keputusan pembelian Tahu Bakso Ikan Kakap Bu Ning Semarang Indah. Sehingga pertanyaan penelitiannya adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana pengaruh Kualitas produk terhadap keputusan pembelian Tahu Bakso Ikan Kakap Bu Ning Semarang Indah?

2. Bagaimana pengaruh Lokasi terhadap keputusan pembelian Tahu Bakso Ikan Kakap Bu Ning Semarang Indah?

3. Bagaimana pengaruh Promosi terhadap keputusan pembelian Tahu Bakso Ikan Kakap Bu Ning Semarang Indah?

1.3 Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk memberikan bukti empiris pengaruh Kualitas produk terhadap keputusan pembelian Tahu Bakso Ikan Bu Ning Semarang Indah.

2. Untuk memberikan bukti empiris pengaruh Lokasi terhadap keputusan pembelian Tahu Bakso Ikan Kakap Bu Ning Semarang Indah.

3. Untuk memberikan bukti empiris pengaruh Promosi terhadap keputusan pembelian Tahu Bakso Ikan Kakap Bu Ning Semarang Indah.

(26)

1.3.2 Kegunaan Penelitian

Kegunaan yang diharapkan dapat diperoleh dari penelitian ini diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Bagi Peneliti

Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan pengetahuan tentang seberapa besar pengaruh kualitas produk, lokasi dan promosi terhadap keputusan pembelian serta sebagai bahan masukan bagi peneliti berikutnya yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut.

2. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan masukan bagi pihak manajemen perusahaan sebagai masukan atau dasar untuk meningkatkan penjualan produk yang dapat dilihat dari kualitas produk, lokasi dan promosi yang baik dan dapat meningkatkan prospek perusahaan dimasa yang akan datang.

3. Bagi Institusi Perguruan Tinggi

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi pemenuhan syarat penyelesaian kelulusan dan menyediakan bahan bacaan dan referensi untuk semua mahasiswa yang ingin mempelajari segala sesuatu yang berkaitan dengan pemasaran. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi untuk pembaca dan bisa memberikan informasi untuk penelitian lain, yang terkait dengan pemasaran.

(27)

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pemasaran

Pemasaran adalah satu fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan dan menyerahkan nilai kepada pelanggan dan mengelola hubungan pelanggan dengan cara yang menguntungkan organisasi dan para pemilik sahamnya (Kotler dan Keller, 2012). Basu Swastha (2003) menyebutkan bahwa pemasaran adalah pemasaran merupakan suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, dan mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial.

Pada dasarnya pengertian pemasaran adalah suatu proses penyelarasan antara kemampuan perusahaan (industri), kebutuhan pelanggan (pasar) untuk mencapai tujuan perusahaan. Semua perusahaan memiliki sejumlah kemampuan yang unik dalam menyerap informasi dalam bentuk sumber daya dan keterampilan manajemen, tetapi tidak semua perusahaan dapat menjamin bahwa ia dapat mengambil keuntungan dari semua peluang yang ada di pasar secara efektif dalam berkomunikasi dengan pelanggan.

(28)

2.1.1.1 Bauran Pemasaran

Menurut Kotler (2004:18) “Bauran pemasaran adalah perangkat alat yang digunakan oleh pemasar untuk mendapatkan tanggapan yang diinginkan dari pasar sasaran”. Menurut Kotler (2003:17) ada 4 unsur bauran pemasaran yaitu:

1. Product (Produk)

Produk adalah segala sesuatu yang ditawarkan ke suatu pasar untuk memenuhi keinginan atau kebutuhan, sedangkan dalam makna sempit produk adalah sekumpulan atribut fisik yang terkait dalam sebuah bentuk yang dapat diidentifikasi.

2. Price (Harga)

Harga adalah sejumlah uang yang akan dibayarkan oleh konsumen atau pelanggan untuk mendapatkan suatu produk dari perusahaan.

3. Promotion (Promosi)

Promosi adalah aktivitas untuk mengkomunikasikan berbagai keunggulan yang dimiliki suatu produk, dan mempengaruhi target market untuk membeli produk tersebut.

4. Place (Tempat)

Distribusi merupakan tempat termasuk berbagai kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan agar produk dapat diperoleh dan tersedia bagi konsumen. Dari definisi yang ada, dapat disimpulkan bahwa bauran pemasaran adalah alat pemasaran yang terdiri dari produk, harga promosi, dan tempat yang digunakan oleh perusahaan untuk mencapai pasar sasaran yang dituju.

(29)

12

2.1.2 Keputusan Pembelian

Keputusan pembelian adalah suatu kegiatan individu yang secara langsung

terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang yang ditawarkan (Kotler

2007). Proses pembelian yang spesifik terdiri dari urutan kejadian berikut :

pengenalan masalah kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian dan perilaku setelah pembelian, sehingga jelas bahwa pemasar perlu fokus pada seluruh proses pengambilan keputusan (Sunarto, 2013).

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa keputusan pembelian dapat di definisikan sebagai perilaku yang di ambil oleh konumen dari beberapa alternatif pilihan melalui tahap pada keputusan membeli, sehingga didapat keputusan yang sesuai.

2.1.2.1 Proses Keputusan Pembelian

Menurut Kotler dan Armstrong (2014) ada lima tahap yang dilalui konsumen dalam proses pembelian, sebagai berikut :

1. Pengenalan Kebutuhan.

Tahap pertama proses pengambilan keputusan pembeli dimana konsumen mengenali suatu masalah atau kebutuhan. Kebutuhan dapat di

picu oleh rangsangan internal pada saat kebutuhan normal seperti saat

sakit, harus ke tingkat yang dapat menjadi pendorong. Kebutuhan juga di

picu oleh rangsangan eksternal. Iklan atau pengenalan suatu citra merek

dapat menjadikan seseorang menyadari kebutuhannya. Pada tahap ini, pemasar perlu menetapkan faktor dan keadaan yang dapat memicu konsumen mengenali kebutuhannya.

(30)

2. Pencarian Informasi

Tahap proses pengambilan keputusan pembeli dimana konsumen telah tertarik untuk mencari lebih banyak informasi konsumen mungkin hanya mengingatkan perhatian/mungkin aktif mencari informasi. Secara sadar atau tidak, konsumen akan mencari informasi produk yang di maksut. Jumlah pencarian informasi yang di lakukan akan sagat di tentukan oleh seberapa besar tingkat kebutuhan konsumen tersebut.

3. Evaluasi Alternatif

Tahap dalam pengambilan keputusan pembeli dimana konsumen menggunakaninformasi untuk mengevaluasi merek-merekalternatif dalam satu susunan pilihan. Setelah merasa cukup mendapatkan informasi produk yang dimaksut, secara tidak sadar konsumen akan mengevaluasi produk tersebut dengan membandngkan atau mengunggulkan produk tersebut dengan produk lainnya. sehingga konsumen akan dapat menyimpulkan apakah produk tersebut harus di konsumsi atau hanya sekedar di minati saja. Pada proses evaluasi alternatif, konsumen membandingkan berbagai pilihan yang dapat memecahkan masalah yang di hadapinya.

4. Pengambilan Keputusan

Tahap dalam proses pengambilan keputusan membeli dimana konsumen benar-benar membeli produk. Perilaku konsumen berusaha memahami bagaiman konsumen mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan menghabiskan produk dan jasa.

(31)

14

5. Perilaku Pasca Pembelian

Tahap dalam proses pengambilan keputusan pembeli dimana konsumen mengambil tindakan lebih lanjut setelah membeli berdasarkan kepuasan/ketidak puasan yang mereka rasakan. Setiap konsumen tentu melewati kelima tahap ini untuk setiap pembelian yang dibuat oleh konsumen.

Proses pembelian dimulai ketika pembeli mengenal suatu masalah atau kebutuhan. Pembeli merasakan adanya perbedaan antara keadaan dia yang nyata dengan keadaan yang diinginkan. Kebutuhan ini dapat dipicu oleh faktor internal dan eksternal. Dalam tahap ini sebaiknya pemasar mengetahui apa yang menjadi kebutuhan konsumen atau masalah yang timbul dibenak konsumen, apa yang menyebabkan semua masalah itu muncul dan bagaimana kebutuhan atau masalah itu dapat menyebabkan seseorang akan mencari produk tersebut.

2.1.2.2 Struktur Keputusan Pembelian

Keputusan pembelian konsumen dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah persepsi konsumen tentang merek yang dipilih. Menurut Swastha dan Handoko (2008:102) menyatakan bahwa setiap keputusan mencakup beberapa komponen, antara lain:

1. Keputusan tentang jenis produk, perusahaan harus memusatkan perhatiannya pada kebutuhan dan keinginan konsumen akan produk sehingga dapat memaksimalkan daya tariknya

2. Keputusan tentang bentuk produk, keputusan mencakup kriteria dan atribut-atribut yang terdapat dalam produk yang akan dibelinya

(32)

3. Keputusan tentang merek, konsumen harus mengambil keputusan tentang merek mana yang akan dibelinya, keputusan tentang merek ini sangatlah subjektif tergantung dari selera dan keinginan konsumen 4. Keputusan tentang agen penjualnya, konsumen harus menentukan

tempat dimana akan membeli produk tersebut, perusahaan harus mengetahui dimana konsumen akan memilih agen-agen penjualan yang dipilihnya dan tentunya juga didukung oleh citra baik dari agen-agen tersebut

5. Keputusan tentang jumlah produk, pembelian mungkin dilakukan melebihi satu unit, konsumen akan menentukan seberapa banyak akanmembeli produk tersebut dan perusahaan harus menyediakan produk dalam jumlah yang cukup sesuai dengan kebutuhan konsumen 6. Keputusan tentang waktu pembelian, konsumen dapat mengambil keputusan tentang kapan suatu produk akan dibeli yang dipengaruhi oleh waktu dan bagaimana konsumen dalam memperoleh dan membelanjakanuang yang dimilikinya; dan

7. Keputusan tentang cara pembayaran, konsumen harus mengambil metode atau cara pembayaran produk yang akan dibeli, apakah secara cash atau dengan transfer.

Adapun indikator keputusan pembelian menurut Kotler dan Keller (2007) yang meliputi:

1. Keputusan pemilihan merek 2. Keputusan pemilihan gerai

(33)

16

3. Penentuan waktu pembelian 4. Jumlah pembelian

2.1.3 Kualitas Produk

Kualitas produk adalah suatu nilai dari produk atau jasa, dimana nilai produk atau jasa sesuai dengan apa yang diharapkan atau melebihi apa yang diharapkan sehingga produk atau jasa tersebut dapat memenuhi kebutuhan pemakainya (Kotler dan Keller, 2012). Kualitas produk merupakan bentuk penilaian atas produk yang akan dibeli, apakah sudah memenuhi apa yang diharapkan konsumen (Angipora, dalam Hendry 2013).

Definisi lain kualitas adalah suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan (Tjiptono, 2011). Menurut Cannon; et al. (2008:286), kualitas adalah kemampuan produk untuk memuaskan kebutuhan atau keinginan pelanggan. Menurut Simamora (dalam Lupiyoadi, 2013), kualitas produk merupakan selisih produk yang layak menurut konsumen dengan produk menurut konsumen saat ini.

2.1.3.1 Konsep Kualitas Produk

Konsep produk berpendapat bahwa konsumen menyukai produk yang menawarkan kualitas, kinerja, dan fitur inovatif terbaik. Oleh karena itu, perusahaan harus terus menerus meningkatkan upaya dalam perbaikan produknya sehingga konsumen tertarik membeli dan menggunakannya kemudian melakukan pembelian ulang.

(34)

Menurut Goets dan Davist dalam Fandy Tjiptono (2011), kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berpengaruh dengan produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan. Konsep kualitas itu sendiri sering dianggap sebagai ukuran relatif kebaikan suatu produk atau jasa yang terdiri atas kualitas desain dan kualitas kesesuaian. Kualitas desain merupakan fungsi spesifikasi produk, sedangkan kualitas kesesuaian adalah suatu ukuran seberapa jauh suatu produk mampu memenuhi persyaratan atau spesifikasi kualitas yang telah ditetapkan.

Kualitas produk merupakan suatu hal yang penting dalam menentukan pemilihan suatu produk oleh konsumen. Produk yang ditawarkan haruslah suatu produk yang benar-benar teruji dengan baik mengenai kualitasnya. Karena bagi konsumen yang diutamakan adalah kualitas dari produk itu sendiri. Konsumen akan lebih menyukai dan memilih produk yang mempunyai kualitas lebih baik bila dibandingkan dengan produk lain sejenis yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginannya.

Kualitas sering dianggap sebagai ukuran relatif kebaikan suatu produk atau Kualitas yang baik dari suatu produk akan menghasilkan kepuasan konsumen. Suatu produk dapat dikatakan berkualitas apabila produk tersebut dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan sesuai dengan yang diharapkan atau melebihi apa yang diinginkan konsumen.

2.1.3.2 Pentingnya Kualitas Produk

(35)

18

1. Meningkatkan reputasi perusahaan, perusahaan atau organisasi yang telah menghasilkan suatu produk atau jasa yang berkualitas akan mendapatkan predikat sebagai organisasi yang mengutamakan kualitas. 2. Menurunkan biaya, untuk menghasilkan produk atau jasa yang

berkualitas perusahaan atau organisasi tidak perlu mengeluarkan biaya tinggi.

3. Meningkatkan pangsa pasar, pangsa pasar akan meningkat bila minimasi biaya tercapai, karena organisasi atau perusahaan dapat menekan harga, walaupun kualitas tetap menjadi yang utama.

4. Dampak internasional, bila mampu menawarkan produk atau jasa yang berkualitas, maka selain dikenal dipasar lokal, produk atau jasa tersebut juga akan dikenal dan diterima di pasar intenasional.

5. Adanya tanggung jawab produk, dengan semakin meningkatnya persaingan kualitas produk atau jasa yang disalahkan, maka organisasi atau perusahaan akan dituntut untuk semakin bertanggung jawab terhadap desain, proses, dan pendistribusian produk tersebut untuk memenuhi kebutuhan Konsumen.

6. Untuk penampilan produk, kualitas akan membuat produk atau jasa dikenal, dalam hal ini akan membuaat perusahaan yang menghasilkan produk juga akan dikenal dan dipercaya masyarakat luas.

Adapun indikator kualitas produk menurut Fiani dan Japarianto (2012:1); 1. Penampilan makanan harus terlihat baik

(36)

3. Bentuk makanan memainkan peran penting 4. Aroma merupakan reaksi makanan

2.1.4 Lokasi

Lokasi berperan penting dalam terjadinya proses jual beli antara pembeli dan penjual dimana arus uang mengalir, dan dimana terjadinya negosiasi. Lokasi itu sendiri adalah tempat dimana perusahaan menjalankan strategi, perencanaan serta pemasaran produk atau jasanya untuk mendapatkan keuntungan (laba). Lokasi adalah tempat dimana suatu usaha dan aktivitas usaha dilakukan (Swastha,2002). Menurut Tjiptono (2015:345) Lokasi mengacu pada berbagai aktivitas pemasaran yang berusaha memperlancar dan memepermudah penyampaian atau penyaluran barang dan jasa dari produsen ke konsumen. Pentingnya Lokasi bagi perusahaan jasa bergantung pada jenis dan derajat interaksi yang terlibat. Lokasi yang baik merupakan bagian penting dalam menjamin tersedianya akses cepat, dan sejumlah besar konsumen dan cukup kuat untuk mengubah pola pembelian konsumen. Sejalan dengan semakin banyaknya persaingan menawarkan produk yang sama, perbedaan yang sangat tipis sekalipun pada lokasi dapat berdampak pada pangsa pasar dan kemampuan dalam menjual produk.

Lupiyoadi (2001:30) menyatakan lokasi berarti berhubungan dimana perusahaan harus bermarkas dan melakukan operasi. Dalam hal ini ada tiga jenis interaksi yang mempengaruhi lokasi, yaitu:

(37)

20

Apabila keadaannya seperti ini maka lokasi menjadi sangat penting. Perusahaan sebaiknya memilih tempat dekat dengan konsumen sehingga mudah dijangkau, dengan kata lain harus strategis.

2. Pemberi jasa mendatangi konsumen

Dalam hal ini lokasi tidak terlalu penting tetapi yang harus diperhatikan adalah penyampaian jasa tetap berkualitas.

3. Pemberi jasa dan konsumen tidak bertemu secara langsung

Berarti penyedia jasa dan konsumen berinteraksi melalui sarana tertentu seperti telepon, komputer, ataupun surat. dalam hal ini lokasi menjadi sangat tidak penting selama komunikasi antar kedua belah pihak dapat terlaksana.

2.1.4.1 Fungsi Lokasi

Lokasi atau saluran distribusi memindahkan barang dari produsen ke konsumen. Saluran distribusi mengatasi kesenjangan utama dalam waktu, tempat, dan kepemilikan yang memisahkan barang serta jasa dari mereka yang akan menggunakkan. Menurut Abdulah dan Francis Tantri (2016:208) fungsi utama dan partisipasi dalam arus pemasaran sebagai berikut:

1. Informasi. Pengumpulan penyebaran informasi riset pemasaran mengenai pelanggan potensial dan pelanggan saat ini, pesaing, dan pelaku kekuatan lain dalam lingkungan pemasaran.

2. Promosi. Pengembangan dan penyebaran komunikasi persuasive mengenai penawaran yang dirancang untuk menarik pelanggan

(38)

3. Negosiasi. Usaha untuk mencapai persetujuan akhir mengenai harga dan syarat-syarat lain sehingga pengalihan kepemilikan dapat dipengaruhi

4. Pesanan. Komunikasi kebelakang yang bermaksud mengadakan pembelian oleh anggota saluran pemasaran kepada produsen

5. Pendanaan. Penerimaan dan pengalokasian dana yang dibutuhkan untuk penyedian persedian pada tingkat saluran pemassaran yang berbeda

6. Pengambilan risiko. Asumsi resiko yang terkait dengan pelaksanaan kerja saluran pemasaran

7. Kepemilikan fisik. Gerakan penyimpanaan dan pemindahan produk fisik mulai dari bahan mentah hingga produk jadi ke pelanggan

8. Pembayaran. Pembeli yang membayar melalui bank dan lembaga keuangan lainnya kepada penjual

9. Kepemilikan. Pengalihan kepemilikan dari satu organisasi atau individu kepada organisasi atau individu lainnya.

2.1.4.2 Pertimbangan Pemilihan Lokasi

Menurut (Tjiptono, 2016) pemilihan lokasi memerlukan pertimbangan yang cermat terhadap beberapa faktor berikut :

1. Akses yaitu kemudahan untuk menjangkau 2. Visiabilitas yaitu kemudahan untuk dilihat 3. Lalu lintas ada 2 hal yang diperhatikan :

(39)

22

a. Banyaknya orang yang lalu lalang bisa memberikan peluang yang besar tejadinya impuls buying

b. Kepadatan dan kemacetan bisa menjadi hambatan

4. Linkungan yaitu daerah sekitar yang mendukung jasa yang ditawarkan. 5. Persaingan yaitu lokasi dengan pesaing sejenis

6. Peraturan pemerintah.

Menurut Heizer dan Render (2006:128) tujuan strategi lokasi adalah untuk memaksimalkan keuntungan lokasi bagi perusahaan. Keputusan lokasi sering bergantung kepada tipe bisnis. Pada analisis lokasi di sektor industri strategi yang dilakukan terfokus pada minimisasi biaya, sementara pada sektor jasa, fokus ditujukan untuk memaksimalkan pendapatan. Hal ini disebabkan karena perusahaan manufaktur mendapatkan bahwa biaya cenderung sangat berbeda di antara lokasi yang berbeda, sementara perusahaan jasa mendapati bahwa lokasi sering memiliki dampak pendapatan daripada biaya. Oleh karena itu bagi perusahaan jasa lokasi yang spesifik sering kali lebih mempengaruhi pendapatan daripada mempengaruhi biaya. Hal ini berarti bahwa fokus lokasi bagi perusahaan jasa seharusnya pada penetapan volume bisnis dan pendapatan.

Adapun Indikator lokasi menurut Ghanimata dan Kamal (2012) sebagai berikut:

1. Kedekatan lokasi dengan pusat keramaian 2. Ketersediaan Lahan Parkir

3. Ketersediaan tempat untuk makan sambil bersantai 4. Kenyamanan lingkungan

(40)

2.1.5 Promosi

Setiap perusahaan melakukan menerapkan strategi yang baik untuk mengkomunikasikan produknya kepada masyarakat agar produk tersebut dapat dikenal dan dapat mendorong para pelanggan untuk melakukan pembelian produk tersebut. Pengertian promosi yang dikemukakan oleh Philip Kotler (2009), “Promotion encompasses all the tools in the marketing mix whose mayor is persuasive communication.” Promosi meliputi seluruh alat-alat di dalam bauran pemasaran untuk melakukan komunikasi yang persuasif.

Dalam melakukan promosi penjualan, produsen harus dapat mengemas suatu tawaran seperti potongan harga, hadiah, undian, dan lain-lain yang dianggap menarik minat beli konsumen. Selain itu produsen juga dapat malakukan promosi penjualan dengan mengadakan kegiatan seperti: pameran, hiburan, demonstrasi produk dan sebagainya yang dapat ditawarkan Promosi penjualan adalah bagian dari bauran promosi. Promosi penjualan dapat didefinisikan sebagai pengaruh secara langsung yang menawarkan nilai tambah atau insentif sebuah produk yang ditujukan kepada distributor ataupun pelanggan dengan tujuan untuk melakukan penjualan secara langsung atau jangka pendek (Belch, 2001: 524).

Selain itu Kotler dan Armstrong (2012 : 204) juga menjelaskan definisi dari promosi penjualan, promosi penjualan adalah insentif jangka pendek untuk mendorong pembelian atau penjualan sebuah produk atau jasa.

Promosi penjualan juga didefinisikan sebagai suatu kumpuan insentif yang beragam, kebanyakan berjangka pendek dirancang untuk mendorong pembelian suatu produk atau jasa tertentu secara lebih cepat dan / atau lebih besar

(41)

24

oleh konsumen atau pedagang. Selain itu Menurut Tjiptono (2011; 546) promosi penjualan merupakan segala bentuk penawaran atau insentif jangka pendek yang ditujukan bagi pembeli, pengecer atau pedagang grosir dan dirancang untuk memperoleh respons spesifik dan segera.

Tom Duncan (2002) juga menambahkan definisi mengenai promosi penjualan, bahwa promosi penjualan adalah fungsi dari komunikasi pemasaran untuk mendorong sebuah action dengan menambahkan nilai pada sebuah benda berwujud di dalam penawaran. Lebih spesifiknya, promosi penjualan adalah penawaran jangka pendek dengan memberikan nilai tambah yang dirancang untuk mendorong dan mempercepat respon pelanggan.

2.1.5.1 Tujuan Promosi

Tujuan promosi adalah untuk mempengaruhi konsumen dalam mengambil keputusan untuk meningkatan penjualan, dalam promosi tidak hanya sekedar berkomunikasi ataupun menyampaikan informasi, tetapi juga menginginkan komunikasi yang mampu menciptakan suasana atau keadaan dimana para pelanggan bersedia memilih dan memiliki. Dengan demikian promosi yang akan dilakukan haruslah selalu berdasaran atas beberapa hal sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai. Menurut Tjipono (2015:387), pada umumnya kegiatan promosi harus berdasarkan pada tujuan sebagai berikut :

1. Menginformasikan

Kegiatan promosi yang bertujuan untuk berusaha menginformasikan kepada konsumen akan merek atau produk perusahaan baik itu produk baru ataupun merek baru maupun produk dan merek yang sudah lama,

(42)

tetapi belum luas terdengar oleh konsumen. Atau secara sederhana kegiatan ini adalah untuk memberitahukan konsumen tentang produk perusahaan. Promosi ini dilakukan untuk memberi informasi kepada konsumen tentang produk yang dihasilkan perusahaan.

2. Membujuk

Kegiatan promosi yang bersifat membujuk dan mendorong konsumen untuk melakukan pembelian atas produk yang ditawarkan. Perusahaan lebih mengutamakan penciptaan kesan positif kepada konsumen agar promosi dapat berpengaruh terhadap perilaku pembeli dalam watu yang lama.

3. Mengingatkan

Kegiatan promosi yang bersifat mengikat ini dilakukan untuk mempertahankan merek produk dihati masyarakat dan mempertahankan pembeli yang akan melakukan transaksi pembelian secara terus menerus.

Adapun indikator promosi menurut Sholihah & Santoso, (2018) adalah sebagai berikut;

1. Karyawan ramah dan profesional

2. Periklanan dengan item internet, spanduk dan brosur 3. Pemberian bonus

(43)

26 2.2 Penelitian Terdahulu Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu No Peneliti dan Tahun Sampel dan Periode Penelitian Variabel dan Metode Analisis Hasil 1 Mardika, (2018). -Teknik Pengambilan sampel menggunakan teknik hubungan kasual -sampel sjumlah 40 konsumen Harmoni Food and Coffe Nganjuk Variabel Independen: X1 : Kualitas Produk X2 : Harga X3 : Kualitas pealayanan Variabel Dependen: Y : Keputusan Pembelian Metode Analisis : Analisis Regresi Linier Berganda -Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas produk tidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian -Harga dan Kualitas pelayanan berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. 2 Ghanimata & Kamal, (2012). -Teknik pengambilan sampel non-probability sampling dengan metode accidental sampling -Sampel berjumlah 80 responden yang pernah membeli produk Bandeng Juwana Erlina Semarang Variabel Independen: X1 : Harga X2 : Kualitas Produk X3 : Lokas Variabel Dependen: Y : Keputusan Pembelian Metode Analisis : Analisis Regresi Linier Berganda -Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel lokasi dan harga berpengaruh signifikan terhadap variabel keputusan pembelian dengan tingkat pengaruh yang kuat dengan arah hubungan yang positif. 3 Prayogo & Liliani, (2016). 56 orang sebagai konsumen Bakso PEPO -Teknik pengambilan Variabel Independen: X1 : Kualitas produk X2 : Harga X3 : Faktor sosial Variabel -Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel kualitas produk harga dan faktor sosial berpengaruh terhadap variabel

(44)

sampel menggunakan penarikan sampel purposif Dependen: Y : Keputusan pembelian Metode Analisis: Regresi Linier Berganda keputusan pembelian 4 Katerino, (2017). 98 responden konsumen pembeli -Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan purposive sampling. Variabel independen: X1 : Kualitas produk X2 : Harga X3 : Citra merek X4 : Promosi Variabel Dependen: Y : Keputusan pembelian Metode Analisis: Regresi Linier Berganda Menunjukkan bahwa -Kualitas produk, Harga dan Citra merek berpengaruh terhadap keputusan pembelian. -Promosi berpengaruh tetapi tidak signifikan terhadap keputusan pembelian 5 Savia, Makmur & Marsudi, (2017). -Penelitian dilakukan terhadap 100 responden konsumen rumah makan adtya jaya yang menjadi sampel. -Teknik pengambilan sampel non probability sampling Variabel Independen: X1 : Kualitas produk X2 : Kualitas pelayanan X3 : Harga X4 : Lokasi Variabel Dependen: Y : Keputusan konsumen Metode Analisis : Regresi Linier Berganda -Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel kualitas produk, kualitas pelayanan dan harga berpengaruh signifikan terhadap variabel keputusan konsumen -Variabel lokasi tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel keputusan konsumen 6 Aristo, (2016). 101 orang: konsumen Woles Chips Variabel Independen: X1 : Kualitas produk X2 : Harga X3 : Promosi Variabel Hasil penelitian menunjukkan bahwa -kualitas pelayanan mempengaruhi keputusan

(45)

28 Dependen: Y : Keputusan pembelian Metode Analisis: Regresi Linier Berganda pembelian -Harga mempengaruhi keputusan pembelian -Promosi mempengaruhi keputusan pembelian 7 Sholihah & Santoso, (2018). -Teknik purposive sampling ,sampel 100 responden Variabel Independen: X1 : Kualitas produk X2 : Harga X3 : Promosi Variabel Dependen: Y : Keputusan pembelian Metode Analisis: Regresi Linier Berganda -Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas produk dan promosi berpengaruh signifikan secara persial terhadap keputusan pembelian.

Sumber : disarikan dari beberapa jurnal

2.3 Hubungan Logis Antar Variabel Penelitian dan Perumusan Hipotesis 2.3.1 Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian

Kualitas desain merupakan fungsi spesifikasi produk, sedangkan kualitas kesesuaian adalah suatu ukuran seberapa jauh suatu produk mampu memenuhi persyaratan atau spesifikasi kualitas yang telah ditetapkan (Tjiptono, 2011). Kualitas dari setiap produk yang dihasilkan merupakan salah satu unsur yang harus mendapat perhatian yang sungguh-sungguh dari perusahaan, kalau perusahaan ingin memenangkan suatu persaingan dalam usaha (Angipora, dalam Hendry 2013). Tuntutan terhadap kualitas suatu produk sudah menjadi suatu keharusan yang harus dipenuhi oleh perusahaan.

(46)

Peningkatan kualitas produk akan meningkatkan keputusan pembelian. Konsumen yang menerima produk dengan kinerja yang berkualitas, maka dengan demikian ia akan mendapatkan apa yang diharapkan dari produk tersebut. Hal ini berarti bahwa konsumen akan memilih produk dengan kualitas produk yang baik.

Penelitian yang dilakukan oleh Era Savia, T Makmur, Edy Marsudi (2017) dan Michael Prayogo, (2016) menyatakan hasil bahwa kualitas produk berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian.

Berdasar pemaparan di atas dirumuskan hipotesis sebagai berikut;

H1 : Kualitas produk berpengaruh terhadap keputusan pembelian 2.3.2 Pengaruh Lokasi Terhadap Keputusan Pembelian

Lokasi adalah tempat untuk melaksanakan suatu usaha dan merupakan faktor krusial berhasil atau tidaknya sebuah usaha (Tjiptono, 2004). Menentukan lokasi tempat untuk berbisnis merupakan suatu tugas penting bagi pengusaha, karena pada lokasi yang tepat sebuah perusahaan akan lebih sukses disbanding perusahaan lainya yang berlokasi kurang stratregis, meskipun menjual produk yang sama. Menurut Swastha (2002) ”Lokasi adalah tempat dimana suatu usaha atau aktivitas usaha dilakukan”. Faktor penting dalam pengembangan suatu usaha adalah letak lokasi terhadap daerah perkotaan, cara pencapaian dan waktu tempuh lokasi ke tujuan. Faktor lokasi yang baik adalah relatif untuk setiap jenis usaha yang berbeda.

Penelitian yang dilakukan oleh Eka Kiki Febriana, dkk (2016) dan Herawati Yulandari, dkk, (2015) menyatakan bahwa lokasi memiliki pengaruh

(47)

30

signifikan terhadap keputusan pembelian. Berdasar pemaparan di atas dirumuskan hipotesis sebagai berikut;

H2 : Lokasi berpengaruh terhadap keputusan pembelian

2.3.3 Pengaruh Promosi Terhadap Keputusan Pembelian

Menurut Kotler dan Keller (2009) promosi adalah suatu variabel dari marketing mix yang penting dilaksanakan perusahaan dalam memasarkan produknya dengan mengiklankan atau kegiatan lain yang tujuannya untuk mendorong terjadinya permintaan atas produk. Promosi adalah bentuk komunikasi pemasaran yang berupa aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi atau membujuk dan mengingatkan pasar atas perusahaan atau produknya agar bersedia menerima, membeli dan loyal kepada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan Tjiptono (2011). Promosi merupakan salah satu variabel dari bauran pemasaran yang sangat penting, yang dilaksanakan oleh perusahaan dalam memasarkan produk atau jasanya. Tanpa promosi keberadaan produk kurang mendapat perhatian dari konsumen atau bahkan konsumen tidak tahu sama sekali mengenai produk tersebut.

Promosi juga adalah suatu bentuk komunikasi dalam pemasaran yang bertujuan untuk menarik konsumen untuk menggunakan produk kita. Promosi merupakan salah satu aspek yang penting dalam manjemen pemasaran dan sering dikatakan sebagai “proses berlanjut” yang disebabkan karena promosi dapat menimbulkan rangkaian kegiatan selanjutnya dari perusahaan, oleh karena itu promosi merupakan salah satu variabel dari bauran pemasaran yang sangat penting peranannya, dimana tanpa promosi keberadaan produk kita menjadi

(48)

kurang mendapat perhatian dari konsumen atau bahkan tidak tahu sama sekali mengenai produk.

Penelitian yang dilakukan oleh Kevin Katerino (2017) dan Herawati Stephanus Felix Aristo, (2016) menyatakan bahwa promosi memiliki pengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian.

Berdasar pemaparan di atas dirumuskan hipotesis sebagai berikut;

H3 : Promosi berpengaruh terhadap keputusan pembelian 2.4 Kerangka Pemikiran Teoritis

Dalam kajian pemasaran, keputusan pembelian menjadi salah satu indikasi dalam pengukuran kinerja manajemen sebuah usaha. Dalam mewujudkan peningkatan keputusan pembelian terdapat beberapa faktor pendukungnya, meliputi kualitas produk, lokasi dan promosi.

Sehingga dalam penelitian ini kerangka teori disusun sebagai berikut;

Gambar 2.1.

Kerangka Pikir Penelitian

Sumber: Jurnal yang telah disarikan, 2019 H3 H2 H1 Kualitas Produk (X1) Lokasi (X2) Promosi (X3) Keputusan Pembelian (Y)

(49)

32

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 3.1.1 Variabel Penelitian

Variabel merupakan suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek,

organisasi atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2017).

Berdasarkan teori – teori dan hipotesis penelitian, maka variabel – vaariabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Variabel Bebas (Independent Variable)

Variabel ini sering disebut sebagai variabel stimulus, prediktor, antecendent. Dalam bahasa Indonesia sering disebut dengan variabel bebas . variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat) (Sugiyono, 2017). Variabel independen (X) dalam penelitian ini adalah : a. Kualitas Produk (X1)

b. Lokasi (X2) c. Promosi (X3)

2. Variabel Terikat (Dependent Variable)

Variabel dependent merupakan variabel yang menjadi pusat perhatian peneliti. Hakikat sebuah masalah, mudah terlihat dengan mengenali

(50)

berbagai variabel dependen yang digunakan dalam sebuah model. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Keputusan Pembelian (Y).

3.1.2 Definisi Operasional

Definisi Operasional adalah penentuan contruct sehingga menjadi variabel yang dapat diukur. Definisi operasional menjelaskan cara tertentu yang digunakan oleh peneliti dalam mengoperasionalisasikan contruct, sehingga memungkinkan bagi peneliti yang lain untuk melakukan replikasi pengukuran dengan cara yang sama atau mengembangkan pengukuran construct yang lebih baik (Indriantoro & Supomo, 2016).

Tabel 3.1

Ringkasan Definisi Operasional

No Variabel Definisi Opersional Indikator Sumber

1. Keputusan Pembelian (Y)

Tindakan dari konsumen untuk membeli atau tidak terhadap suatu produk. 1. Keputusan pemilihan merek 2. Keputusan peilihan gerai 3. Penentuan waktu pembelian 4. Jumlah pembelian Kotler dan Keller (2007) 2. Kualitas Produk (X1)

Totalitas dari fitur-fiturdan karakteristik atas sebuah produk atau jasa yang memiliki kemampuan untuk memuaskan atau memenuhi kebutuhan. 1. Penampilan makanan terlihat baik 2. Warna makanan dikombinasikan 3. Bentuk makanan memainkan peran penting 4. Aroma merupakan reaksi makanan Fiani dan Japarian to (2012:1)

(51)

34 3. Lokasi (X2) Tempat bagi perusahaan untuk melaksanakan kegiatan atau usaha sehari – hari. 1. Kedekatan lokasi dengan pusat keramaian 2. Ketersediaan lahan parkir 3. Ketersediaan tempat untuk makan sambil bersantai 4. Kenyamanan lingkungan Ghanimata dan Kamal, (2012). 4. Promosi (X3)

Kegiatan atau upaya yang dilakukan oleh produsen untuk menginformasikan produk dan membujuk konsumen untuk membeli dan mengingatkan pelanggan untuk tidak melupakan produknya. 1. Karyawan ramah dan profesional 2. Periklanan dengan item internet, spanduk dan brosur 3. Pemberian bonus 4. Mendapat informasi dari orang lain Sholihah & Santoso, (2018).

Sumber: Dari berbagai jurnal

3.2 Obyek Penelitian, Unit Sampel, Populasi, dan Sampel 3.2.1 Obyek Penelitian dan Unit Sampel

a. Obyek Penelitian

Menurut Sugiyono (2017), objek penelitian adalah sasaran ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu tentang suatu hal objektif, valid, dan reliabel tentang suatu hal (variabel tertentu). Obyek penelitian dalam penelitian ini adalah Tahu Bakso Ikan Kakap Bu Ning yang beralamat di Jalan Wiroto V no.3, Krobokan, Semarang Indah Semarang. Alasan dipilihnya objek ini dikarenakan data jumlah penjualan Tahu Bakso Ikan Kakap Bu Ning mengalami penurunan di tiga tahun terakhir.

(52)

b. Unit Sampel 1. Data Primer

Data primer pada unit sampel penelitian ini adalah konsumen Tahu Bakso Ikan Kakap Bu Ning Semarang Indah Semarang. 2. Data Sekunder

Data Sekunder pada unit sampel penelitian ini adalah data penjualan produk Tahu Bakso Ikan Kakap Bu Ning Semarang Indah Semarang.

3.2.2 Populasi dan Penentuan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakterisitik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2017). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah para konsumen Tahu Bakso Ikan Kakap Bu Ning yang belum diketahui jumlahnya.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2017). Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian konsumen Tahu Bakso Ikan Kakap Bu Ning. Pengambilan sampel dilakukan dengan pertimbangan bahwa populasi yang ada tidak diketahui jumlahnya, sehingga tidak memungkinkan untuk meneliti seluruh populasi yang ada tetapi tidak diketahui

(53)

36

jumlahnya, sehingga tidak memungkinkan untuk meneliti seluruh populasi yang ada karena itu dibentuklah perwakilan populasi.

Dalam penentuan sampel menurut Purba dalam Surjarweni (2015) mengatakan bahwa dalam menentukan banyaknya sampel dengan populasi yang tidak diketahui maka digunakan rumus sebagai berikut :

𝑛 = 𝑍

2

4(𝑚𝑜𝑒)2

Keterangan :

n = Jumlah sampel

𝑍2 = Tingkat distribusi normal pada taraf signifikan 5% (1,96) Moe= Margin of error, yaitu tingkat kesalahan maksimal yang dapat ditoleransi, ditentukan sebesar 10%

Oleh karena itu, sampel minimal yang dapat diambil adalah sebesar: 𝑛 = 1,962

4(0,1)2

𝑛 = 96,4 atau 96

Berdasarkan hasil perhitungan rumus diatas, maka jumlah sampel dalam penelitian ini sebesar 96 responden. Teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel penelitian ini adalah menggunakan non probability sampling dengan teknik purpossive sampling. Dimana sampel yang dipilih berdasarkan atas kriteria tertentu. Adapun kriteria yang digunakan yaitu ;

(54)

1. Konsumen produk Tahu Bakso Ikan Bu Ning dengan usia minimal 20 tahun.

2. Konsumen yang membeli dan mengkonsumsi Tahu Bakso Ikan Kakap Bu Ning minimal 3 kali.

Lokasi sampel pada penelitian ini adalah Kota Semarang, Tepatnya di Semarang Barat. Untuk memperjelas pembahasan, maka di diskripisikan mengenai karakteristik responden, karena setiap responden yangsatu dengan yang lainnya memiliki perbedaan. Misalnya, meminta keterangan kepada responden berupa jenis kelamin, pendidikan terakhir, dan usia.

3.3 Jenis Data dan Sumber Data

Data dapat berasal dari dokumen maupun keterangan responden, baik dalam bentuk statistik atau dalam bentuk lain untuk keperluan penelitian. Data diperoleh dengan mengukur nilai satu atau lebih variabel dalam sampel atau populasi, jenis dan sumber data yang diperlukan dalam penelitian ini yaitu:

3.3.1 Jenis Data

a. Data Primer

Data Primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data atau data yang di dapat langsung dari responden tanpa perantara (Sugiyono, 2017). Data primer yang digunakan dalam penelitian ini hasil penyebaran kuesioner kepada konsumen Tahu Bakso Ikan Kakap Semarang Indah, Semarang.

(55)

38

Data Sekunder adalah data yang tidak langsung memberikan data kepada peneliti, misalnya peneliti harus melalui orang lain atau mencatati dokumen (Sugiyono, 2017). Data sekunder antara lain disajikan dalam bentuk data-data, dokumen, tabel, laporan perusahaan, studi kepustakaan dan internet yang berhubungan dengan masalah kualitas produk, lokasi dan promosi.

3.3.2 Sumber Data

Sumber data pada penelitian ini berasal dari jawaban responden melalui kuesioner yang disebar kepada konsumen TahuBaksoIkanKakap Bu Ning.

3.4 Metode Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono (2017) metode pengumpulan data merupakan langkah

yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Adapun metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah sebagai berikut :

3.4.1 Kuesioner

Menurut Sugiyono (2017), kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila penelitian tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden. Kuesioner dalam penelitian ini yaitu pertanyaan tertulis yang dipertanyakan kepada 96 responden.

(56)

Bobot penilaian angka hasil kuesioner dalam penelitian inisesuai dengan yang digambarkan dalam skala Likert. Skala likert yang digunakan untuk menjawab memiliki lima kategori sebagaimana disajikan dalam tabel dibawah ini:

Tingkat penilaian jawaban

1. STS = Sangat tidak setuju = 1

2 TS = Tidak setuju = 2

3 CS = CukupSetuju = 3

4 S = Setuju = 4

5 SS = Sangat setuju = 5

3.4.2 Studi Pustaka

Studi Pustaka adalah metode pengumpulan data yang sudah dilakukan dengan membaca berbagai buku, jurnal, dokumen dan bacaan lainnya yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Studi Pustaka merupakan suatu kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari suatu penelitian (Sugiyono, 2017).

3.5 Metode Analisis

3.5.1 Analisis Data Deskriptif

Analisis deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagai mana adanya, tanpa maksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi (Sugiyono, 2017). Analisis deskriptif merupakan pernyataan Skala Likert dari pernyataan yang diberikan kepada responden, yaitu :

(57)

40

b) Jawaban Setuju (S) dengan nilai = 4 c) Jawaban Cukup Setuju (CS) dengan nilai = 3 d) Jawaban Tidak Setuju (TS) dengan nilai = 2 e) Jawaban Sangat Tidak Setuju (STS) dengan nilai = 1

Analisis deskriptif tersebut dijabarkan kedalam Rentang Skala (RS) sebagai berikut :

𝑅𝑆 =𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 − 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑡𝑒𝑟𝑒𝑛𝑑𝑎ℎ 𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠

Dengan perhitungan sebagai berikut : 𝑅𝑆 =5 − 1

5 𝑅𝑆 = 0,8

Standart untuk kategori lima kelas tersebut adalah sebagai berikut : 1,00 – 1,08 = sangat rendah atau sangat tidak baik

1,81 – 2,60 = rendah atau tidak baik 2,61 – 3,40 = sedang atau cukup 3,41 – 4,20 = tinggi atau baik

4,21 – 5,00 = sangat tinggi atau sangat baik

3.5.2 Analisis Data Kuantitatif

Merupakan suatu bentuk analisis yang menggunakan angka-angka dan perhitungan dengan metode statistik tertentu. Data kuantitatif harus diklasifikasikan dalam kategori tertentu dengan menggunakan tabel-tabel tertentu untuk mempermudah analisis program SPSS (Sugiyono, 2017). Metode analisis ini digunakan pada data yang diperoleh dari hasil jawaban kuisioner dan

(58)

dilakukan untuk menganalisis data yang berbentuk angka-angka dan perhitungan dengan metode statistik.

3.5.3 Uji Instrumen 3.5.3.1 Uji Validitas

Uji Validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidaknya suatu kuisioner.

Suatu kuisioner dinyatakan valid jika pertanyaan pada kuisioner mampu

mengungkapkan sesuatu yang diukur untuk kuesioner tersebut (Ghozali, 2012). Jadi

validitas ingin mengukur apakah pertanyaan dalam kuesioner yang sudah kita buat

benar-benar dapat mengukur apa yang hendak kita ukur. Suatu kuisioner dikatakan

valid jika pertanyaan pada kuisioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang

diukur. Dengan standar nilai signifikan 5%.

3.5.3.2 Uji Reliabilitas

Uji Reliabilitas menurut (Ghozali, 2011) merupakan alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Jawaban responden terhadap pertanyaan ini dikatakan reliabel jika masing-masing pertanyaan dijawab secara konsisten atau jawaban tidak boleh acak. Pengukuran reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan cara one shot atau pengukuran sekali saja. Disini pengukurannya hanya sekali dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan lain atau mengukur korelasi antara jawaban pertanyaan menggunakan uji statistik dengan Cronback Alpha (ɑ). Suatu data dikatakan reliabel adalah

(59)

42

variabel memiliki nilai Cronbach Alpha > 0,60 atau tidak reliabel apabila memiliki nilai Cronbach Alpha < 0,70.

3.5.4 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik bertujuan untuk mengetahui kondisi data yang digunakan dalam penelitian. Hal tersebut agar diperoleh model analisis yang tepat. Agar mendapat regresi yang baik harus memenuhi uji-uji asumsi yang disyaratkan yaitu memenuhi uji asumsi normalitas, multikoliniertas, dan heterokedatisitas.

3.5.4.1 Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui distribusi data penelitian yang digunakan, apakah model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Jika data terdistribusi secara normal yakni jika perbedaan antara nilai prediksi dengan skor yang sesungguhnya atau error akan terdistribusi secara simetri disekitar nilai means sama dengan nol (Ghozali, 2012).

Uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini untuk menguji normalitas residual adalah uji statistik non-parametrik Kolmogorov-smirov (K-S), uji K-S dilakukan dengan pedoman sebagai berikut :

1. H0 = Data residual tidak berdistribusi normal apabila nilai signifikan < 5 persen (0,05)

2. Ha = Data residual berdistribusi normal apabila nilai signifikan> 5 persen (0,05)

3.5.4.2 Uji Multikolinieritas

Pengujian multikolinieritas dilakukan untuk melihat adanya hubungan antara variabel bebas yang satu dengan yang lainya (Ghozali, 2012).

Gambar

Tabel  4.2  menjelaskan  distribusi  frekuensi  responden  berdasarkan  usia.
Tabel 4.3 menjelaskan distribusi frekuensi responden berdasarkan pendidikan.
Tabel 4.9  Hasil Uji Reliabilitas  Variabel   Cronbach
Gambar 4.1   Uji Heteroskedastisitas
+3

Referensi

Dokumen terkait

Satu dekade terakhir, banyak negara Asia Tenggara yang berusaha merancang ulang sistem pendidikan mereka dalam rangka menghasilkan peserta didik-peserta didik

(2) Bagan struktur organisasi Dinas Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, Menengah sebagaimana tercantum dalam Lampiran II yang merupakan bagian tidak terpisahkan

Apabila tidak hadir pada saat pembuktian kualifikasi sesuai jadwal yang ditetapkan dan tidak bisa membuktikan keabsahan dokumen (tidak membawa) yang telah diupload di web

Hasil uji-t (uji parsial) menunjukkan bahwa setiap variabel independen yang terdiri dari pendapatan (X 1 ), harga/tarif (X 2 ), jumlah alat yang menggunakan listrik

Selama ini proses kolaborasi yang dibangun cenderung bersifat eksklusif antara pihak BTNGR dengan kelompok masyarakat yang menjadi sasaran program, sehingga tidak jarang

Pemanasan minyak goreng dalam waktu lama dan dengan suhu yang tinggi akan menghasilkan senyawa polimer yang berbentuk padat (residu) dalam minyak dan meningkatkan

Untuk mengevaluasi keandalan dari suatu komponen atau sistem yang pertama kali harus dilakukan adalah dengan memodelkan sistem tersebut kedalam diagram blok

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor penyebab kesulitan belajar matematika siswa SMA Muhammadiyah 1 Ponorogo pada penerapan Kurikulum 2013. Kerangka pemikiran