• Tidak ada hasil yang ditemukan

K O T A M A T A R A M. BAPPEDA KOTA MATARAM Gedung Selatan Lantai 2. Jl. Flamboyan No. 1 Mataram Tlp. (0370) , Fax (0370)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "K O T A M A T A R A M. BAPPEDA KOTA MATARAM Gedung Selatan Lantai 2. Jl. Flamboyan No. 1 Mataram Tlp. (0370) , Fax (0370)"

Copied!
71
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

DAFTAR ISI

Halaman KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI ii BAB I PENDAHULUAN 1 1.1. Latar Belakang 1 1.2. Dasar Hukum 2

1.3. Maksud dan Tujuan 4

1.4. Sistematika Penulisan 5

BAB II GAMBARAN PELAYANAN SKPD 6

2.1. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi 6

2.2. Sumber Daya 15

2.3. Kinerja Pelayanan 17

2.4. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan 18

BAB III PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS 22

3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan 22

3.2. Telaahan Visi dan Misi Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih 23

3.3. Telaahan Renstra K/L dan Renstra PD Provinsi 25

3.4. Telaah Rencana Tata Ruang Wilayah dan KLHS 27

3.5. Penentuan Isu-Isu Strategis 34

BAB IV TUJUAN DAN SASARAN 41

(4)

Halaman BAB VI RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF 45

BAB VII INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD 63

BAB VIII PENUTUP 66

(5)

PENDAHULUAN

Bab Pendahuluan berisi latar belakang, landasan hukum, maksud dan tujuan, serta sistematika penulisan.

1.1 LATAR BELAKANG

Sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, setiap Perangkat Daerah harus menyusun Rencana Strategi (Renstra) yang berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) yang disusun secara sistematis, terarah, terpadu, menyeluruh dan tanggap terhadap perubahan.

Dengan terbitnya Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah yang merupakan amanat pelaksanaan dari Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah mempengaruhi perubahan terkait kriteria Perangkat Daerah berdasarkan hasil pemetaan Urusan Pemerintahan. Regulasi tersebut kemudian dituangkan ke dalam Peraturan Daerah Nomor 15 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kota Mataram.

Selanjutnya, perubahan kebijakan ini disusul oleh Instruksi Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 061/2911/SJ tahun 2016 tentang Tindak Lanjut Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah, yang mengamanatkan kepada daerah yang telah menetapkan Peraturan Daerah tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah untuk segera melakukan penyesuaian terhadap dokumen-dokumen perencanaan pembangunan.

Dengan terbitnya peraturan tersebut, maka Pemerintah Kota Mataram melakukan penyesuaian dengan review dan revisi terhadap RPJMD Kota Mataram tahun 2016-2021 yang diikuti dengan dilakukannya review dan revisi terhadap Renstra Bappeda Kota Mataram Tahun 2016-2021.

Perkembangan lingkungan strategis baik nasional maupun regional/daerah, mengharuskan birokrasi (pemerintah pusat dan daerah) untuk mengkaji ulang dasar pendekatan (paradigma) dan sistem penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan yang terarah pada terwujudnya pemerintahan yang baik, yaitu pemerintahan yang demokratis, desentralisasi, partisipatif, transparan, professional, berkeadilan, menegakkan supremasi hukum dan HAM, bersih dan akuntabel serta berorientasi pada pemberdayaan masyarakat. dalam menghadapi berbagai

BAB

(6)

tantangan tersebut, Bappeda Kota Mataram sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, berperan memberikan dukungan melalui kebiajakan perencanaan pembangunan daerah.

Memperhatikan tugas pokok dan fungsi Bappeda Kota Mataram berdasarkan Peraturan Walikota Nomor 58 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Serta Tata Kerja Bappeda Kota Mataram, maka penyusunan Perubahan Renstra Bappeda Kota Mataram Tahun 2016-2021 disesuaikan dengan Peraturan Walikota tersebut dengan memaksimalkan keunggulan kompetitif dan meminimalkan kelemahan internal dengan mengacu dan memperhatikan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

1.2 DASAR HUKUM

Dasar Hukum penyusunan Perubahan Renstra Perangkat Daerah Bappeda Kota Mataram Tahun 2016-2021 adalah :

1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

2. Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

3. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

4. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);

5. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 2440, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587); sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4815);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara, Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara

(7)

Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887);

9. Peraturan Presiden Nomor 59 Tahun 2017 tentang Pelaksanaan Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 136); 10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara Perencanaan, Pengendalian Dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, Serta Tata Cara Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, Dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah dan lampirannya;

12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 98 Tahun 2018 tentang Sistem Informasi Pembangunan Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor );

13. Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat Nomor 3 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2005-2025, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat Nomor 1 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2014 Nomor 1);

14. Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat Nomor 1 Tahun 2019 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2019-2023; 15. Peraturan Daerah Kota Mataram Nomor 8 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan

Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota Mataram 2005-2025;

16. Peraturan Daerah Kota Mataram Nomor 12 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Mataram 2011-2031;

17. Peraturan Daerah Kota Mataram Nomor 15 Tahun 2016 tentang Pembentukan; dan Susunan Organisasi Perangkat Daerah Kota Mataram;

18. Peraturan Daerah Kota Mataram Nomor 1 Tahun 2018 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah;

(8)

19. Peraturan Daerah Kota Mataram Nomor 13 Tahun 2019 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2016 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Mataram Tahun 2016-2021.

1.3. MAKSUD DAN TUJUAN

1.3.1 Maksud

Maksud Penyusunan Perubahan Renstra Bappeda Kota Mataram tahun 2016-2021 adalah:

1. Memberikan arah dan pedoman bagi seluruh personil Bappeda Kota Mataram dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya terkait perumusan kebijakan perencanaan pembangunan daerah, monitoring, evaluasi dan pengendalian pelaksanaan kegiatan.

2. Memberikan informasi kepada para pemangku kepentingan tentang rencana program dan rencana kerja Bappeda Kota Mataram dalam mengkoordinasikan dan mengintegrasikan perencanaan pembangunan didaerah.

3. Mempermudah pengendalian kegiatan serta pelaksanaan koordinasi dengan Perangkat Daerah lingkup Pemerintah Kabupaten Sleman terutama terkait monitoring, evaluasi, dan pelaporan hasil pelaksanaan kegiatan.

4. Menjadi kerangka dasar dalam rangka peningkatan kualitas perencanaan pembangunan daerah guna menunjang pencapaian target kinerja pembangunan daerah terutama pada penyusunan Rencana Kerja (Renja) yang bersifat tahunan.

1.3.2 Tujuan

Perubahan Renstra Bappeda Kota Mataram Tahun 2016-2021 disusun dengan tujuan, sebagai berikut:

a. Untuk menetapkan arah kebijakan serta program dan kegiatan tahunan Bappeda dalam kurun waktu 5 (lima) tahun, sesuai dengan tupoksi dan kewenangan Bappeda;

b. Merumuskan gambaran umum kondisi pelayanan yang akan diselenggarakan Bappeda Kota Mataram sebagai penjabaran dari visi dan misi Walikota dan Wakil Walikota terpilih;

c. Sebagai dokumen strategis dan komprehensif yang digunakan sebagai pedoman/acuan untuk mengukur kinerja Bappeda Kota Mataram dalam rangka pelaksanaan tugas pokok dan fungsi dalam kedudukannya sebagai unsur perencana pembangunan;

d. Untuk lebih memantapkan terselenggaranya kegiatan dalam mendukung suksesnya pencapaian sasaran pembangunan daerah yang telah ditetapkan dalam Perubahan RPJMD; e. Merupakan komitmen bersama dalam melaksanakan program-program dan kegiatan

pembangunan.

(9)

1.4. SISTEMATIKA PENULISAN

Sistematika penulisan Renstra Bappeda Kota Mataram disusun sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan

1.1. Latar Belakang 1.2. Landasan Hukum 1.3. Maksud dan Tujuan 1.4. Sistematika Penulisan

Bab II Gambaran Pelayanan Bappeda Kota Mataram

2.1. Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi Bappeda Kota Mataram 2.2. Sumber Daya Bappeda Kota Mataram

2.3. Kinerja Pelayanan Bappeda Kota Mataram

2.4. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Bappeda Kota Mataram

Bab III Permasalahan dan Isu – Isu Strategis

3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Bappeda Kota Mataram

3.2. Telaahan Visi, Misi dan Program KDH dan Wakil KDH 3.3. Telaahan Renstra K/L dan Renstra Provinsi

3.4. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Stratrgis 3.5. Penentuan Isu – isu Strategis

Bab IV Tujuan dan Sasaran

4.1. Visi dan Misi Bappeda Kota Mataram

4.2. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Bappeda Kota Mataram 4.3. Strategi dan Kebijakan Bappeda Kota Mataram

Bab V Rencana Program dan Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran, dan

Pendanaan Indikatif

Bab VI Indikator Kinerja Bappeda Kota Mataram Yang Mengacu pada Tujuan dan

Sasaran RPJMD Bab VII Penutup

(10)

GAMBARAN PELAYANAN

BAPPEDA KOTA MATARAM

Bab 2 memuat informasi tentang peran (tugas dan fungsi) SKPD dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah, mengulas secara ringkas Sumber Daya yang dimiliki SKPD dalam penyelenggaraan tugas dan fungsinya, mengemukakan capaian-capaian penting yang telah dihasilkan melalui pelaksanaan Renstra SKPD periode sebelumnya, mengemukakan capaian program prioritas SKPD yang telah dihasilkan melalui pelaksanaan RPJMD periode sebelumnya, dan mengulas hambatan-hambatan utama yang masih dihadapi.

Konsep demokratis dalam penyelenggaraan pemerintahan menghendaki adanya lembaga atau organisasi pemerintahan yang bekerja secara transparan, partisipatif serta akuntabel. Dimana sistem birokrasi tersebut merupakan ciri dalam pengelolaan pemerintahan yang baik untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance).

Salah satu aspek penting dalam pelaksanaan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) serta dalam upaya peningkatan kinerja Pemerintah Daerah adalah aspek perencanaan pembangunan dan aktivitas birokrasi dalam periode tertentu dan berjenjang, seperti diatur dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, yang menyebutkan bahwa perencanaan pembangunan nasional maupun daerah terdiri dari perencanaan pembangunan jangka panjang, perencanaan pembangunan jangka menengah dan perencanaan pembangunan tahunan.

2.1. TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI

Berdasarkan Peraturan Walikota Mataram Nomor 58 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Serta Tata Kerja Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Mataram, dapat dijabarkan bahwa Bappeda Kota Mataram mempunyai kedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah dengan tugas pokok membantu Walikota dalam melaksanakan Urusan Pemerintahan Fungsi Penunjang Perencanaan.

Untuk menyelenggarakan tugas-tugas pokok seperti di atas, maka Bappeda mempunyai fungsi sebagai berikut:

a. Perumusan Kebijakan Teknis dibidang Perencanaan Pembangunan Daerah; b. Pelaksanaan tugas dukungan dibidang Perencanaan Pembangunan Daerah;

c. Pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas dukungan teknis dibidang Perencanaan Pembangunan Daerah;

BAB

(11)

d. Pembinaan teknis penyelenggaraan fungsi-fungsi penunjang Urusan Pemerintahan Daerah dibidang Perencanaan Pembangunan Daerah;

e. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya. Sesuai Pasal 3 Peraturan Walikota Mataram Nomor 58 Tahun 2016 tanggal 21 November 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Serta Tata Kerja Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Mataram, unit kerja Bappeda Kota Mataram memiliki pola struktur atau susunan organisasi sebagai berikut:

1. Kepala

2. Sekretariat yang terdiri atas:

a. Sub Bagian Penyusunan Program dan Keuangan; b. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

3. Bidang terdiri dari:

a. Bidang Perencanaan Ekonomi, Sosial dan Budaya terdiri atas: - Sub Bidang Pendidikan dan Pemberdayaan Masyarakat - Sub Bidang Kesehatan dan Kesejahteraan Masyarakat - Sub Bidang Pengembangan Ekonomi dan Industri Kreatif

b. Bidang Perencanaan Sumber Daya Alam, Sarana Prasarana dan Pengembangan Wilayah - Sub Bidang Sarana Prasarana

- Sub Bidang Pengembangan Wilayah

- Sub Bidang Sumber Daya Alam dan Lingungan Hidup c. Bidang Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan

- Sub Bidang Perencanaan Pembangunan - Sub Bidang Evaluasi dan Pelaporan

- Sub Bidang Data dan Informasi Perencanaan 4. Unit Pelaksana Teknis Badan (UPTB) dan

5. Kelompok Jabatan Fungsional

Selanjutnya, rincian tugas dan fungsi masing-masing bidang pada Bappeda Kota Mataram adalah sebagai berikut:

1. Kepala Bappeda

Kepala Badan mempunyai tugas pokok memimpin, merencanakan, mengawasi, mengendalikan dan mengkoordinasikan kegiatan Badan dalam menyelenggarakan Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah dibidang Perencanaan Pembangunan Daerah.

Untuk menyelenggarakan tugas pokok di atas, Kepala Badan mempunyai fungsi:

(12)

b. perumusan Kebijakan Teknis dibidang Perencanaan Pembangunan Daerah berpedoman pada ketentuan peraturan perundang-undangan;

c. pengkoordinasian penyusunan Rencana Kerja Tahunan, Rencana Kerja Anggaran (RKA/DPA) dan Penetapan Kinerja Badan;

d. penyelenggaraan pengaturan, pembinaan, pengawasan dan pengendalian serta bimbingan dibidang perencanaan pembangunan daerah;

e. penyelenggaraan koordinasi, informasi dan sinkronisasi pelaksanaan tugas Badan dengan perangkat daerah dan instansi terkait;

f. pelaksanaan kerjasama dengan pihak lain baik Instansi Pemerintah, Lembaga Organisasi Swadaya Masyarakat dan/atau swasta;

g. pemberian pertimbangan dan penetapan perijinan serta rekomendasi teknis dibidang perencanaan pembangunan daerah;

h. pelaksanaan pembinaan manajemen kepegawaian lingkup Badan; i. pengkoordinasian pengelolaan ketatausahaan Badan;

j. pelaksanaan pembinaan teknis dan administratif terhadap UPTD;

k. pelaksanaan monitoring dan evaluasi dibidang perencanaan pembangunan daerah; l. pelaporan pelaksanaan tugas kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah;

m. pelaksanaan tugas-tugas lain yang dilimpahkan oleh Walikota sesuai dengan bidang tugasnya.

2. Sekretariat

Sekretariat Badan dipimpin oleh seorang Sekretaris yang mempunyai tugas pokok melaksanakan pembinaan dan pelayanan teknis administrasi kepada seluruh satuan organisasi dalam lingkungan Badan yang meliputi 2 (dua) Sub bagian yaitu Sub Bagian Penyusunan Program dan Keuangan dan Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.

Untuk menyelenggarakan tugas pokok di atas, Sekretaris mempunyai fungsi sebagai berikut: a. pelaksanaan penyusunan Rencana Strategis, Rencana Kerja Tahunan dan Penetapan

Kinerja lingkup Badan;

b. pelaksanaan penyusunan Rencana Kerja Anggaran/Dokumen Pelaksanaan Anggaran (RKA/DPA) dan Program Kerja Badan;

c. pelaksanaan kegiatan penyusunan program dan anggaran, keuangan dan perlengkapan dan ketatausahaan Badan yang meliputi urusan perbendahaaraan, akuntansi, verifikasi, ganti rugi, tindak lanjut Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP), perlengkapan, rumah tangga, kepegawaian, hukum dan organisasi, serta hubungan masyarakat;

d. pelaksanaan pelayanan teknis administratif kepada seluruh unit kerja lingkup Badan; e. perumusan pedoman dan petunjuk tata laksana administrasi umum;

f. pengkoordinasian penyusunan Standar Pelayanan Minimal dan Standar Operasional Prosedur dalam pelaksanaan kegiatan lingkup Badan;

(13)

g. perumusan dan penjabaran kebijakan teknis penyelenggaraan administrasi umum, perencanaan, keuangan, kepegawaian dan perlengkapan;

h. pengkoordinasian penyusunan laporan pelaksanaan tugas Badan;

i. pengkoordinasian pelaksanaan pengembangan sistem informasi manajemen pendidikan sesuai ketentuan yang berlaku;

j. pelaksanaa koordinasi, konsultasi dan sinkronisasi penyelenggaraan tugas kesekretariatan dengan Perangkat Daerah dan/atau instansi terkait;

k. pelaksanaan pengaturan, pembinaan dan pengelolaan administrasi umum, perencanaan, keuangan, kepegawaian dan perlengkapan;

l. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas kesekretariatan; m. pelaksanaan tugas-tugas lain yang dilimpahkan oleh atasan sesuai dengan bidang

tugasnya.

Dalam menjalankan fungsi di atas, Sekretaris dibantu oleh 2 (dua) Sub Bagian, yang terdiri dari:

1) Sub Bagian Penyusunan Program dan Keuangan 2) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

3. Bidang Perencanaan Ekonomi, Sosial dan Budaya

Bidang Perencanaan Ekonomi, Sosial dan Budaya dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang mempunyai tugas pokok memimpin pelaksanaan seluruh kegiatan pelayanan dan administrasi di bidang ekonomi, pembangunan manusia, pemberdayaan masyarakat, sosial dan budaya berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Untuk menyelenggarakan tugas pokok di atas, Bidang Ekonomi, Sosial dan Budaya mempunyai fungsi:

a. perumusan dan penetapan program kerja dan penetapan kinerja sesuai dengan bidang tugasnya;

b. penyusunan perencanaan di bidang ekonomi, pembangunan manusia, pemberdayaan masyarakat, sosial dan budaya berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan; c. mengkoordinasikan Penyusunan Rancangan RPJPD, RPJMD, dan RKPD bidang ekonomi,

pembangunan manusia, pemberdayaan masyarakat, sosial dan budaya;

d. memverifikasi Rancangan Renstra Perangkat Daerah bidang ekonomi, pembangunan manusia, pemberdayaan masyarakat, sosial dan budaya;

e. mengkoordinasikan Pelaksanaan MPBM RPJPD, RPJMD, RKPD bidang ekonomi, pembangunan manusia, pemberdayaan masyarakat, sosial dan budaya;

f. mengkoordinasikan Pelaksanaan Sinergitas dan Harmonisasi RTRW Daerah dan RPJMD bidang ekonomi, pembangunan manusia, pemberdayaan masyarakat, sosial dan budaya;

(14)

g. mengkoordinasikan pelaksanaan kesepakatan dengan DPRD terkait RPJPD, RPJMD, RKPD bidang ekonomi, pembangunan manusia, pemberdayaan masyarakat, sosial dan budaya;

h. mengkoordinasikan pelaksanaan kesepakatan dengan DPRD terkait APBD bidang ekonomi, pembangunan manusia, pemberdayaan masyarakat, sosial dan budaya;

i. mengkoordinasikan sinergitas dan harmonisasi kegiatan perangkat daerah kota bidang ekonomi, pembangunan manusia, pemberdayaan masyarakat, sosial dan budaya;

j. mengkoordinasikan pelaksanaan sinergitas dan harmonisasi kegiatan Kementerian dan Provinsi dalam bidang ekonomi, pembangunan manusia, pemberdayaan masyarakat, sosial dan budaya;

k. mengkoordinasikan pembinaan teknis perencanaan kepada perangkat daerah kota bidang ekonomi, pembangunan manusia, pemberdayaan masyarakat, sosial dan budaya;

l. melaksanakan pengendalian/monitoring pelaksanaan perencanaan pembangunan daerah bidang ekonomi, pembangunan manusia, pemberdayaan masyarakat, sosial dan budaya; m. melaksanakan pengelolaan data dan informasi perencanaan pembangunan daerah bidang

ekonomi, pembangunan manusia, pemberdayaan masyarakat, sosial dan budaya;

n. melaksanakan evaluasi dan pelaporan aas pelaksanaan perencanaan pembangunan daerah bidang ekonomi, pembangunan manusia, pemberdayaan masyarakat, sosial dan budaya;

o. pengkoordinasian penyusunan Rencana Kerja Anggaran/Dokumen Pelaksanaan Anggaran (RKA/DPA) dan Program Kerja Kasubbid dibawahnya;

p. pelaksanaan koordinasi, informasi dan sinkronisasi dengan Perangkat Daerah dan Instansi terkait dalam rangka keterpaduan dan sinkronisasi pelaksanaan program sesuai dengan bidang tugasnya;

q. pengkoordinasian, pengawasan dan pengendalian pelaksanaan program sesuai dengan bidang tugasnya berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan;

r. pengkoordinasian pengumpulan, pengolahan dan analisa data sesuai dengan bidang tugasnya sebagai bahan penyusunan rencana, dan evaluasi pelaksanaan program/kegiatan;

s. pengkajian dan pemberian pertimbangan teknis terhadap permasalahan sesuai dengan bidang tugasnya;

t. pelaksanaan pembinaan dan bimbingan sesuai dengan bidang tugasnya berdasarkan peraturan perundang-undangan;

u. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas Bidang; dan

v. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang dilimpahkan oleh atasan sesuai dengan bidang tugasnya.

(15)

1. Sub Bidang Pendidikan dan Pemberdayaan Masyarakat

Sub Bidang Pendidikan dan Pemberdayaan Masyarakat dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bidang yang mempunyai tugas pokok membantu kepala bidang dalam mengendalikan dan mempersiapkan penyusunan perencanaan, pengaturan, pengawasan dan pengkoordinasian pelaksanaan seluruh kegiatan pendidikan dan pemberdayaan masyarakat.

2. Sub Bidang Kesehatan dan Kesejahteraan Masyarakat

Sub Bidang Kesehatan dan Kesejahteraan Masyarakat, dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bidang yang mempunyai tugas pokok membantu kepala bidang dalam mengendalikan dan mempersiapkan penyusunan perencanaan, pengaturan, pengawasan dan pengkoordinasian pelaksanaan seluruh kegiatan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.

3. Sub Bidang Pengembangan Ekonomi dan Industri Kreatif

Sub Bidang Pengembangan Ekonomi dan Industri Kreatif, dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bidang yang mempunyai tugas pokok membantu kepala bidang dalam mengendalikan dan mempersiapkan penyusunan perencanaan, pengaturan, pengawasan dan pengkoordinasian pelaksanaan seluruh kegiatan pengembangan ekonomi dan industri kreatif.

4. Bidang Perencanaan Sumber Daya Alam, Sarana Prasarana dan Pengembangan Wilayah

Bidang Perencanaan Sumber Daya Alam, Sarana Prasarana dan Pengembangan Wilayah dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang mempunyai tugas pokok memimpin pelaksanaan seluruh kegiatan pelayanan dan administrasi di bidang sumber daya alam, sarana prasarana dan pengembangan wilayah berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Untuk menyelenggarakan tugas pokok di atas, Bidang Sosial Budaya mempunyai fungsi: a. perumusan dan penetapan program kerja dan penetapan kinerja sesuai dengan bidang

tugasnya;

b. penyusunan perencanaan dibidang sumber daya alam, sarana prasarana dan pengembangan wilayah berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan;

c. mengkoordinasikan Penyusunan Rancangan RPJPD, RPJMD, dan RKPD bidang sumber daya alam, sarana prasarana dan pengembangan wilayah;

d. memverifikasi Rancangan Renstra Perangkat Daerah bidang sumber daya alam, sarana prasarana dan pengembangan wilayah;

e. mengkoordinasikan Pelaksanaan MPBM RPJPD, RPJMD, RKPD bidang sumber daya alam, sarana prasarana dan pengembangan wilayah;

(16)

f. mengkoordinasikan Pelaksanaan Sinergitas dan Harmonisasi RTRW Daerah dan RPJMD bidang sumber daya alam, sarana prasarana dan pengembangan wilayah;

g. mengkoordinasikan pelaksanaan kesepakatan dengan DPRD terkait RPJPD, RPJMD, RKPD bidang sumber daya alam, sarana prasarana dan pengembangan wilayah;

h. mengkoordinasikan pelaksanaan kesepakatan dengan DPRD terkait APBD bidang sumber daya alam, sarana prasarana dan pengembangan wilayah;

i. mengkoordinasikan sinergitas dan harmonisasi kegiatan perangkat daerah kota bidang sumber daya alam, sarana prasarana dan pengembangan wilayah;

j. mengkoordinasikan pelaksanaan sinergitas dan harmonisasi kegiatan Kementerian dan Lembaga Pusat serta Provinsi pada bidang sumber daya alam, sarana prasarana dan pengembangan wilayah;

k. mengkoordinasikan pembinaan teknis perencanaan kepada perangkat daerah kota bidang sumber daya alam, sarana prasarana dan pengembangan wilayah;

l. melaksanakan pengendalian/monitoring pelaksanaan perencanaan pembangunan daerah bidang sumber daya alam, sarana prasarana dan pengembangan wilayah;

m. melaksanakan pengelolaan data dan informasi perencanaan pembangunan daerah bidang sumber daya alam, sarana prasarana dan pengembangan wilayah;

n. melaksanakan evaluasi dan pelaporan atas pelaksanaan perencanaan pembangunan daerah bidang sumber daya alam, sarana prasarana dan pengembangan wilayah;

o. pengkoordinasian penyusunan Rencana Kerja Anggaran/Dokumen Pelaksanaan Anggaran (RKA/DPA) dan Program Kerja Kasubbid dibawahnya;

p. pelaksanaan koordinasi, informasi dan sinkronisasi dengan Perangkat Daerah dan Instansi terkait dalam rangka keterpaduan dan sinkronisasi pelaksanaan program sesuai dengan bidang tugasnya;

q. pengkoordinasian, pengawasan dan pengendalian pelaksanaan program sesuai dengan bidang tugasnya berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan;

r. pengkoordinasian pengumpulan, pengolahan dan analisa data sesuai dengan bidang tugasnya sebagai bahan penyusunan rencana, dan evaluasi pelaksanaan program/kegiatan;

s. pengkajian dan pemberian pertimbangan teknis terhadap permasalahan sesuai dengan bidang tugasnya;

t. pelaksanaan pembinaan dan bimbingan sesuai dengan bidang tugasnya berdasarkan peraturan perundang-undangan;

u. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas Bidang; dan

v. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang dilimpahkan oleh atasan sesuai dengan bidang tugasnya.

(17)

Kepala Bidang Perencanaan Sumber Daya Alam, Sarana Prasarana dan Pengembangan Wilayah membawahi 3 (tiga) sub bidang yaitu Sub Bidang Sarana Prasarana, Sub Bidang Pengembangan Wilayah dan Sub Bidang Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup . Masing-masing sub bidang dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bidang, dengan tugas sebagai berikut: 1. Sub Bidang Sarana Prasarana

Sub Bidang Sarana Prasarana dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bidang yang mempunyai tugas pokok membantu kepala bidang dalam mengendalikan dan mempersiapkan penyusunan perencanaan, pengaturan, pengawasan dan pengkoordinasian pelaksanaan seluruh kegiatan perdagangan, perindustrian dan koperasi. 2. Sub Bidang Pengembangan Wilayah

Sub Bidang Pengembangan Wilayah dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bidang yang mempunyai tugas pokok membantu kepala bidang dalam mengendalikan dan mempersiapkan penyusunan perencanaan, pengaturan, pengawasan dan pengkoordinasian pelaksanaan seluruh kegiatan pengembangan wilayah.

3. Sub Bidang Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup

Sub Bidang Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bidang yang mempunyai tugas pokok membantu kepala bidang dalam mengendalikan dan mempersiapkan penyusunan perencanaan, pengaturan, pengawasan dan pengkoordinasian pelaksanaan seluruh kegiatan sumber daya alam dan lingkungan hidup.

5. Bidang Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan

Bidang Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang mempunyai tugas pokok memimpin pelaksanaan seluruh kegiatan pelayanan dan administrasi di bidang perencanaan, evaluasi dan pelaporan.

Untuk menyelenggarakan tugas pokok tersebut, Bidang Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan mempunyai fungsi :

a. perumusan dan penetapan program kerja dan penetapan kinerja sesuai dengan bidang tugasnya;

b. penyusunan perencanaan di bidang evaluasi dan pelaporan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan;

c. pengkoordinasian penyusunan basis data perencanaan pembangunan daerah; d. perumusan dan penjabaran kebijakan teknis dibidang evaluasi dan pelaporan; e. pelaksanaan penyusunan LAKIP lingkup Pemerintah Daerah;

f. penginventarisasian permasalahan dibidang perencanaan, evaluasi dan pelaporan serta perumusan langkah-langkah kebijaksanaan pemecahannya;

(18)

g. perumusan bahan koordinasi dan kerjasama daerah di bidang perencanaan, evaluasi dan pelaporan;

h. perumusan bahan masukan dalam penyusunan dokumen perencanaan pembangunan daerah di bidang perencanaan, evaluasi dan pelaporan ;

i. pengkoordinasian penyusunan laporan pelaksanaan tugas Bidang ;

j. mengkoordinasikan pelaksanaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan;

k. melaksanakan pengendalian/monitoring pelaksanaan perencanaan, evaluasi dan pelaporan pembangunan daerah;

l. melaksanakan evaluasi dan pelaporan atas pelaksanaan perencanaan pembangunan daerah;

m. pengkoordinasian penyusunan Rencana Kerja Anggaran/Dokumen Pelaksanaan Anggaran (RKA/DPA) dan program kerja Kepala Sub Bidang dibawahnya;

n. pengkoordinasian, pengawasan dan pengendalian pelaksanaan program sesuai dengan bidang tugasnya berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan;

o. pengkoordinasian pengumpulan, pengolahan dan analisa data sesuai dengan bidang tugasnya sebagai bahan penyusunan rencana, dan evaluasi pelaksanaan program/kegiatan;

p. pengkajian dan pemberian pertimbangan teknis terhadap permasalahan sesuai dengan bidang tugasnya;

q. pelaksanaan pembinaan dan bimbingan sesuai dengan bidang tugasnya berdasarkan peraturan perundang-undangan;

r. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas Bidang; dan

s. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang dilimpahkan oleh atasan sesuai dengan bidang tugasnya.

Kepala Bidang Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan membawahi 3 (tiga) Sub Bidang yaitu Sub Bidang Perencanaan Pembangunan, Sub Bidang Evaluasi dan Pelaporan dan Sub Bidang Data dan Informasi Perencanaan. Masing-masing Sub Bidang dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bidang, dengan tugas sebagai berikut:

1. Sub Bidang Perencanaan Pembangunan

Sub Bidang Perencanaan Pembangunan dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bidang yang mempunyai tugas pokok membantu kepala bidang dalam mengendalikan dan mempersiapkan penyusunan perencanaan, pengaturan, pengawasan dan pengkoordinasian pelaksanaan seluruh kegiatan perencanaan, evaluasi dan pelaporan. 2. Sub Bidang Evaluasi dan Pelaporan

Sub Bidang Evaluasi dan Pelaporan, dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bidang yang mempunyai tugas pokok membantu kepala bidang dalam mengendalikan dan

(19)

mempersiapkan penyusunan perencanaan, pengaturan, pengawasan dan pengkoordinasian pelaksanaan seluruh kegiatan evaluasi dan pelaporan.

3. Sub Bidang Data dan Informasi Perencanaan

Sub Bidang Data dan Informasi Perencanaan, dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bidang yang mempunyai tugas pokok membantu kepala bidang dalam mengendalikan dan mempersiapkan penyusunan perencanaan, pengaturan, pengawasan dan pengkoordinasian pelaksanaan seluruh kegiatan yang berkaitan dengan data dan informasi perencanaan.

2.2. SUMBER DAYA

Sebagaimana amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) bahwa Bappeda sebagai satuan kerja perangkat daerah yang menyusun dokumen perencanaan daerah melalui proses perencanaan yang memadukan pendekatan politik, teknokratik, partisipatif serta bottom up dan top down. Guna mendukung kinerja tersebut, maka kemampuan sumber daya perencanaan perlu ditingkatkan. Sumber daya tersebut harus dapat dimanfaatkan secara optimal agar pencapaian tujuan organisasi dapat tercapai sesuai dengan visi, misi dan tujuan yang telah ditetapkan.

Sumber daya Bappeda Kota Mataram meliputi sumber daya manusia dan sarana prasarana yang dimiliki. Bappeda selaku penyusun, pengendali dan pelaksana rencana pembangunan daerah perlu didukung oleh sumber daya manusia yang handal dan mampu berfikir jauh ke depan, sehingga dapat menghasilkan perencanaan pembangunan daerah yang terarah dan dapat dilaksanakan.

2.2.1. Sumber Daya Manusia

Salah satu instrument penunjang pelaksanaan tugas dan fungsi Perangkat Daerah dalam penyelenggaraan pemerintahan adalah tersedianya aparatur dengan kualitas dan kuantitas yang memadai. Bappeda Kota Mataram hingga saat ini didukung oleh sumber daya manusia sebanyak 46 orang yang terdiri dari 33 orang PNS dan 13 orang PTT, dengan komposisi pegawai dapat dirinci sebagai berikut:

Tabel 2.1

Jumlah Pegawai Berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Jumlah (orang) Persentase (%)

1. Laki-laki 20 60,61

2. Perempuan 13 39,39

(20)

Kompisisi aparatur Bappeda Kota berdasarkan tingkat pendidikan dirinci sebagai berikut: Tabel 2.2

Jumlah Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan

No Pendidikan Jumlah (orang) Persentase (%)

1. S-2 10 30,30

2. S-1 19 57,58

3. D3 - 0,00

4. SMA 4 12,12

Total 33 100,00

Sedangkan Aparatur Sipil Negara berdasarkan golongan, sebagaimana tabel berikut ini: Tabel 2.3

Jumlah Pegawai Berdasarkan golongan

No Golongan Jumlah (orang) Persentase (%)

1. IV 7 21,21

2. III 24 73,73

3. II 2 6,06

4. I 0 0,00

Total 33 100,00

Komposisi Aparatur Bappeda berdasarkan Eselon/Jabatan dan Golongan sebagaimana tampilan tabel berikut ini:

Tabel 2.4

Jumlah Pegawai Berdasarkan Jabatan/Eselon dan Golongan

No Jabatan/Eselon Golongan Jumlah

IV III II I 1 Eselon II 1 - - - 1 2 Eselon III a 1 - - - 1 3 Eselon III b 3 - - - 3 4 Eselon IV 2 9 - - 11 5 Staf - 15 1 - 16 6 Fungsional - - 1 - 1

(21)

2.2.2. Sarana dan Prasarana

Dalam menjalankan tugas dan fungsi di bidang Perencanaan Pembangunan Daerah, Bappeda didukung dengan sarana dan prasarana yang memadai, baik sarana dan prasarana yang bergerak maupun yang tidak bergerak. Untuk mendukung mobilitas kinerja, Bappeda mempunyai kendaraan roda 4 (empat) sebanyak 7 unit dan roda 2 (dua) sebanyak 14 unit. Mengingat frekuensi koordinasi yang cukup tinggi dari setiap bidang, Bappeda memiliki 2 ruang rapat, 1 ruang rapat besar yang mampu menampung sebanyak 100 orang, dan 1 ruang rapat kecil yang dapat menampung sebanyak 25 orang. Disamping sarana penunjang tersebut diatas, dalam rangka memperlancar fungsi Perencanaan di Bappeda Kota Mataram telah didukung dengan sarana aplikasi e-planning (aplikasi MPBM) dan LOCAL AREA NETWORK (LAN) sebagai salah satu sarana dalam penyediaan database Kota Mataram yang kedepan diharapkan dapat diakses oleh seluruh dinas instansi dalam rangka perencanaan pembangunan di Kota Mataram.

2.3. TANTANGAN DAN PELUANG PENGEMBANGAN PELAYANAN

Dengan kedudukan dan fungsinya serta urusan pemerintahan yang diselenggarakan Bappeda memiliki lingkup pelayanan yang luas. Sebagai unsur perencana penyelenggaraan pemerintahan daerah Bappeda memberikan pelayanan dalam proses perencanaan pembangunan daerah. Sebagai lembaga dengan fungsi perumusan kebijakan teknis perencanaan, penyusunan perencanaan pembangunan daerah, pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang perencanaan pembangunan daerah maka Bappeda memberikan pelayanan dalam wujud kebijakan teknis perencanaan, menyusun dokumen perencanaan pembangunan dan pembinaan di bidang perencanaan. Fungsi penyusunan perencanaan pembangunan daerah dilaksanakan dengan penyusunan dokumen rencana pembangunan daerah jangka panjang, jangka menengah dan tahunan.

Tantangan yang dihadapi Bappeda dalam jangka waktu 5 (lima) tahun mendatang adalah:

1. Semakin strategisnya peran tahapan perencanaan sebagai konsekuensi tuntutan akuntabilitas dalam penyelenggaraan pemerintahan

2. Perubahan kebijakan perencanaan dari money follow function menjadi money follow program; 3. Meningkatnya tuntutan masyarakat untuk perbaikan proses perencanaan dan implementasinya;

Secara umum, pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Bappeda Kota Mataram dalam lima tahun terakhir menunjukkan intensitas pelaksanaan tugas yang semakin meningkat. Dalam rangka melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, Bappeda, selaku badan perencanaan mempunyai peluang sekaligus kendala dalam meningkatkan kualitas capaian kinerja antara lain:

(22)

a. Analisis Lingkungan Strategis

Pelaksanaan analisis lingkungan strategis merupakan bagian dari komponen perencanaan strategis dan merupakan suatu proses untuk selalu menempatkan organisasi pada posisi strategis sehingga dalam perkembangannya akan selalu berada pada posisi yang menguntungkan. Lingkup analisis lingkungan strategis meliputi Analisis Lingkungan Internal (ALI) dan Analisis Lingkungan Eksternal (ALE).

Analisis Lingkungan Internal (ALI)

a) Kekuatan

Bappeda Kota Mataram mempunyai beberapa faktor kekuatan yang menjadi pendukung dalam menyusun suatu perencanaan pembangunan. Faktor kekuatan tersebut adalah :

1) Sumber Daya Manusia yang handal dalam melaksanakan tugas. Bappeda Kota Mataram didukung oleh kualitas SDM yang memadai dengan 42,42% diantaranya berpendidikan S2;

2) Tersedianya prasarana dan sarana untuk menunjang pelaksanaan tugas. Untuk menunjang kegiatan Perencanaan Pembangunan Daerah dalam hal mengolah dan menganalisis perencanaan dari berbagai sektor, oleh karena itu ketersediaan sarana dan prasarana yang memadai sangat membantu dalam pelaksanaan tugas untuk mempercepat proses pengolahan dan penganalisaan program-program perencanaan pembangunan;

3) Kemudahan akses media komunikasi dan informasi. Adanya sarana LAN di Bappeda memudahkan akses informasi baik online dan offline;

4) Adanya jaringan kerjasama antar unit kerja baik secara internal maupun eksternal dalam pelaksanaan tugas perencanaan;

5) Adanya dasar hukum dengan ditetapkannya Perda Nomor 5 Tahun 2008 tentang Susunan Organisasi Perangkat Daerah Kota Mataram, yang memberikan Bappeda kewenangan untuk mengkoordinasikan Dinas/Instansi dalam merencanakan program-program pembangunan, serta adanya Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Perda Nomor 27 Tahun 2001 tentang MPBM;

6) Visi dan Misi Bappeda Kota Mataram yang menjadi pedoman dalam penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi guna menuju pemerintahan yang baik (Good Governance).

b) Kelemahan

Analisis kondisi internal menunjukkan bahwa Bappeda Kota Mataram mempunyai beberapa kelemahan sebagai berikut :

(23)

1) Pengetahuan Teknis / Analisa Kebijakan Publik Terbatas

Untuk mendapatkan hasil perencanaan yang berkualitas sangat ditunjang oleh aparatur yang betul menguasai pengetahuan teknis perencanaan, implementasi dan evaluasi kegiatan pembangunan.

2) Sistem dan teori perencanaan belum diterapkan sepenuhnya secara baik dan benar yang mengakibatkan perencanaan yang dihasilkan belum optimal, oleh karena itu sistem perencanaan ini sangat menentukan dalam menyusun suatu rencana.

3) Data pokok perencanaan belum lengkap dan kurang valid

Ini diperlukan agar program/kegiatan yang tertuang dalam perencanaan lebih tajam/terarah.

4) Belum tersusunnya SOP (Standar Operasi dan Prosedur) pelaksanaan tugas dilingkup Bappeda Kota Mataram. Adanya SOP yang memadai dapat mempercepat dan memperlancar pelaksanaan tugas kedinasan.

Analisis Lingkungan Eksternal (ALE)

a) Peluang

1) Tuntutan implementasi Good Governance merupakan peluang bagi Bappeda untuk meningkatkan kinerja dan profesionalismenya selaku perencana.

2) Keberadaan organisasi kemasyarakatan sebagai mitra pemerintah dalam pembangunan merupakan peluang dalam rangka meningkatkan kualitas perencanaan pembangunan melalui kerjasama, pengawasan dan evaluasi implementasi program pembangunan.

3) Kepedulian institusi pemikir berupa keterlibatan para dosen perguruan tinggi setempat dalam mendukung kegiatan pelaksanaan pembangunan;

4) Dukungan Masyarakat

Dalam penyusunan Perencanaan Pembangunan Daerah melalui sistem MPBM telah menunjukan kemajuan, yaitu dengan melibatkan secara langsung masyarakat yang berkompeten dalam proses perencanaan pembangunan kota dan sebagai salah satu wujud keterlibatan masyarakat adalah ikut berperan aktif dimana masyarakat memiliki kesempatan bersuara, berpartisipasi dalam proses perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan evaluasi pembangunan.

b) Ancaman

a. Salah satu faktor penting untuk meningkatkan kualitas pembangunan ialah partisipasi masyarakat. Akhir-akhir ini ada inidikasi bahwa partisipasi masyarakat dalam pembangunan menurun. Ini mungkin saja disebabkan oleh sikap apatis masyarakat dan tingginya dinamikan kehidupan.

(24)

b. Ego Sektoral

Masih adanya Dinas/Instansi unit kerja yang hanya mengedepankan sektor yang menjadikan tanggung-jawabnya tanpa memperhatikan Dinas/Instansi unit kerja lain. Hal ini tentu saja menimbulkan adanya hambatan dalam pembangunan karena bagaimanapun juga sektor-sektor pembangunan itu tidak dapat terlepaskan antara satu dengan lainnya.

c. Globalisasi dan Perdagangan Bebas

Globalisasi dan Perdagangan Bebas berdampak pada semakin terbukanya Kota Mataram dalam segala aspek kehidupan baik dalam aspek budaya, ekonomi maupun sosial. Bila tidak diantisipasi dengan baik pada gilirannya akan menimbulkan dampak negatif.

d. Masih tingginya ketergantungan anggaran pembangunan dari pusat. Ini menyebabkan beberapa program prioritas tidak dapat dapat dijalankan segera. e. Makin tingginya kompleksitas dan dinamisnya masalah pembangunan. Tingginya

kompleksitas dan dinamika pembangunan dapat disebabkan oleh globalisasi dan perdagangan bebas. Ini menyebabkan makin tingginya kesulitan dalam mengidentifikasi masalah pembangunan dan solusinya.

f. Perbedaan Interpretasi antara lembaga di tingkat pusat (Bappenas, Depdagri, Depkeu) terhadap peraturan yang dikeluarkan, sehingga program kegiatan antara Pusat/Provinsi dan Kabupaten/Kota belum sinkron. Misinterprestasi ini dapat timbul disebabkan rendahnya sosialisasi peraturan dari instansi terkait.

Selain itu, Bappeda mempunyai peluang dalam meningkatkan kualitas capaian kinerja antara lain:

- Kebijakan-kebijakan pemerintah pusat dan provinsi yang akan diterapkan di tingkat Kabupaten/Kota dikoordinasikan melalui Badan Perencana Pembangunan Daerah, sehingga jika hal ini dapat diakomodir dengan baik maka peluang untuk menghasilkan perencanaan daerah yang terpadu dengan prioritas nasional dan provinsi dapat lebih terarah.

- Sebagai koordinator perencanaan pembangunan, Bappeda harus menjalin hubungan dengan para pemangku kepentingan dalam proses perencanaan baik di tingkat pengambil kebijakan hingga tingkat masyarakat sebagai objek pembangunan.

(25)

PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS

Bab ini berisi identifikasi permasalahan berdasarkan tugas dan fungsi pelayanan SKPD; telaahan visi, misi dan program kepala daerah dan wakil kepala daerah terpilih; telaahan Renstra; dan telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah.

Analisis isu-isu strategis merupakan bagian penting dan sangat menentukan dalam proses penyusunan rencana pembangunan daerah untuk melengkapi tahapan-tahapan yang telah dilakukan sebelumnya. Identifikasi isu yang tepat dan bersifat strategis meningkatkan akseptabilitas prioritas pembangunan, dapat dioperasionalkan dan secara moral serta etika birokratis dapat dipertanggungjawabkan.

Isu-isu strategis berdasarkan tugas dan fungsi adalah kondisi atau hal yang harus diperhatikan atau dikedepankan dalam perencanaan pembangunan karena dampaknya yang signifikan dimasa datang. suatu kondisi/kejadian yang menjadi isu strategis adalah keadaan yang apabila tidak diantisipasi, akan menimbulkan kerugian yang lebih besar atau sebaliknya, dalam hal tidak dimanfaatkan, akan menghilangkan peluang untuk meningkatkan layanan kepada masyarakat dalam jangka panjang.

Suatu isu strategis diperoleh baik berasal dari analisis internal berupa identifikasi permasalahan pembangunan maupun analisis eksternal berupa kondisi yang menciptakan peluang dan ancaman bagi perangkat daerah dimasa lima tahun mendatang.

3.1. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN

FUNGSI PELAYANAN

Eksistensi Bappeda sebagai Organisasi Perangkat Daerah yang mempunyai tugas dan fungsi perencanaan pembangunan daerah memiliki peran yang sangat strategis dalam upaya pencapaian tujuan sistem perencanaan pembangunan yang diisyaratkan dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, yaitu: 1. Mendukung koordinasi antar pelaku pembangunan;

2. Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi dan sinergik baik antar daerah, antar ruang, antar fungsi, antar waktu maupun antara Pemerintah Pusat dan Daerah;

3. Menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan;

4. Mengoptimalkan partisipasi masyarakat;

BAB

(26)

5. Menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien, efektif, berkeadilan dan berkelanjutan.

Dalam melaksanakan tugasnya sebagai perencanaan pembangunan daerah, Bappeda bertanggung jawab dalam perumusan konsep penyelesaian masalah-masalah pembangunan sekarang dan ke depan di daerah dan memperhatikan aspirasi dan kondisi obyektif perkembangan dan kebutuhan dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Berdasarkan capaian kinerja pelayanan Bappeda selama kurun waktu lima tahun ke belakang dan tantangan serta peluang yang ada, maka dapat diidentifikasi beberapa permasalahan yang dihadapi Bappeda Kota Mataram, yaitu:

1. Belum optimalnya koordinasi dan sinkronisasi proses perencanaan pembangunan daerah antara Bappeda dengan SKPD;

2. Belum terbangunnya aplikasi perencanaan secara terpadu, sehingga sinkronisasi antar dokumen perencanaan kurang optimal.

3. Makin tingginya dinamika pembangunan sehingga sulit dalam merumuskan prediksi dan antisipasi atas persoalan pembangunan yang makin kompleks yang berujung dalam kesulitan menyusun program prioritas pembangunan;

4. Belum terkelolanya sumber data dan informasi yang mendukung proses perencanaan pembangunan yang sering menimbulkan keberagaman data yang digunakan;

5. Keterbatasan dana pembangunan kian mempersulit koordinasi dan penyusunan program prioritas pembangunan;

6. Kurangnya SDM yang memahami perencanaan dan evaluasi program pembangunan. Kelemahan ini seringkali berujung pada lemahnya sinkronisasi program pembangunan dan target pencapaian Visi dan Misi pembangunan daerah;

7. Belum adanya fungsional perencana yang mendukung proses penyusunan perencanaan pembangunan.

3.2. TELAAHAN VISI, MISI DAN PROGRAM KEPALA DAERAH DAN

WAKIL KEPALA DAERAH TERPILIH

Visi Pembangunan Kota Mataram tahun 2016-2021 yang merupakan Visi Walikota dan Wakil Walikota terpilih yang dituangkan ke dalam RPJMD Kota Mataram Tahun 2016-2021 yang menggambarkan arah pembangunan atau kondisi masa depan Kota Mataram yang ingin dicapai dalam masa jabatan selama 5 (lima) tahun adalah:

”Terwujudnya Kota Mataram Yang Maju, Religius dan Berbudaya”

(27)

1. Kota Mataram, adalah sasaran pembangunan yaitu wilayah Kota Mataram termasuk di dalamnya warga kota yang secara administrasi kependudukan menetap dan tinggal di wilayah Kota Mataram. Artinya Kota Mataram dan seluruh warganya yang berada dalam suatu kawasan dengan batas-batas tertentu dengan segala konsekuensi keberadaannya sebagai warga kota.

2. Maju, ditujukan untuk mewujudkan masyarakat kota yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, termasuk didalamnya seni dan sosial budaya, sehingga kemajuan yang dicapai dengan landasan budaya dan nilai-nilai kearifan lokal masyarakat Mentaram

3. Religius, diartikan sebagai terciptanya masyarakat kota yang menjunjung tinggi nilai-nilai Ketuhanan, mengedepankan muammallah serta toleransi yang tinggi antar umat beragama dalam suasana harmonis dalam kerangka penciptaan masyarakat madani

4. Berbudaya, diartikan sebagai kondisi dimana nilai-nilai adiluhung dipertunjukan dalam sifat, sikap, tindakan masyarakat dalam aktifitas sehari-hari disemua tempat. Masyarakat yang menjunjung tinggi kesantunan, kesopanan, nilai-nilai sosial, dan adat istiadat. Perilaku berbudaya juga ditunjukan melalui pelestarian tradisi kebudayaan warisan nenek moyang dengan merevitalisasi makna-maknanya untuk diterapkan dimasa sekarang dan masa yang akan datang, sehingga tercipta keseimbangan antara kemajuan dan religiusitas yang saling berterima dalam kemajuan dan kemajemukan, menguatnya jati diri serta mantapnya budaya lokal yang ditandai dengan masyarakat yang bermoral, bermartabat dan berkesadaran hukum berdasarkan nilai-nilai dan norma-norma, adat istiadat serta peraturan yang berlaku dalam bingkai masyarakat madani

Dalam rangka mewujudkan Visi Kota Mataram tahun 2016-2021, ditetapkan 5 (lima) Misi untuk memberikan kerangka bagi tujuan dan sasaran serta arah kebijakan yang ingin dicapai, yaitu:

1. Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan masyarakat melalui penerapan nilai-nilai agama dan kearifan lokal dalam rangka mewujudkan masyarakat yang aman, rukun dan damai; 2. Meningkatkan kemampuan sumber daya manusia melalui pemenuhan pelayanan sosial

dasar dan penguasaan Iptek dalam rangka mewujudkan daerah yang sejahtera;

3. Mendorong kemajuan ekonomi melalui pemberdayaan ekonomi rakyat berbasis potensi lokal dalam rangka mewujudkan masyarakat yang sejahtera;

4. Meningkatkan kelayakan hidup masyarakat melalui penanganan sarana dan prasarana perkotaan berbasis tata ruang dalam rangka mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan;

5. Meningkatkan keandalan pelayanan publik melalui reformasi birokrasi dalam rangka mewujudkan kepemerintahan yang baik (Good Governance).

(28)

Kota Mataram Nomor 8 Tahun 2008 tentang RPJPD Kota Mataram Tahun 2005-2025 yang menjabarkan Visi Kota Mataram Tahun 2005-2025 yaitu:

”Terwujudnya Kota Mataram Yang Maju, Religius dan Berbudaya Sebagai Pusat Pemerintahan, Perdagangan dan Jasa Tahun 2025.”

Pusat Pemerintahan, Perdagangan dan Jasa Tahun 2025 dimaksudkan untuk percepatan dan pemantapan pembangunan dengan menekankan pada pemenuhan kebutuhan dasar pelayanan publik dan sarana prasarana sebagai pusat pemerintahan di NTB serta terbangunnya struktur perekonomian yang kokoh berlandaskan keunggulan kompetitif yang didukung oleh SDM berkualitas dan berdaya saing.

Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, Bappeda Kota Mataram dibentuk untuk melaksanakan Fungsi Penunjang Urusan Pemerintahan yaitu Fungsi Penunjang Perencanaan. Selanjutnya seperti yang tertuang dalam Peraturan Walikota Nomor 58 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Serta Tata Kerja Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Mataram, tugas pokok Bappeda yaitu membantu Walikota dalam melaksanakan fungsi penunjang Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah.

Pelaksanaan tugas pokok tersebut diselaraskan dengan visi dan misi serta tujuan Pemerintah Kota Mataram sebagaimana yang tertuang dalam RPJMD Kota Mataram Tahun 2016-2021, dimana Bappeda Kota Mataram melaksanakan tugas pokok guna mendukung Misi ke-5 yaitu Meningkatkan Keandalan Pelayanan Publik Melalui Reformasi Birokrasi Dalam Rangka Mewujudkan Kepemerintahan Yang Baik (Good Governance) dengan tujuan Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan dan Layanan Publik yang Profesional, Berintegrasi dan Akuntabel.

3.3. TELAAHAN RENSTRA K/L DAN RENSTRA PD PROVINSI

Telaahan terhadap Renstra K/L dan Renstra Perangkat Daerah Provinsi bertujuan untuk mengidentifikasi potensi, peluang dan tantangan pelayanan sebagai masukan penting dalam perumusan isu-isu strategis dan pilihan/kebijakan strategis dalam Renstra Perangkat Daerah Kabupaten/Kota.

Telaahan terhadap Renstra K/L dilakukan terhadap dokumen Renstra Kementerian PPN/Bappenas mengingat Bappeda mempunyai tugas dan fungsi yang sama dalam perencanaan pembangunan. Peran dan Fungsi Kementerian PPN/Bappenas seperti yang tercantum di dalam Renstra Bappenas Tahun 2015-2019 adalah sebagai berikut:

(29)

Tabel 3.1

Peran dan Fungsi Kementerian PPN/Bappenas

No Policy/Decision Maker Think-Tank Koordinator Administrator

1 Penyusunan Rencana

Pembangunan Nasional Pengkajian perumusan dan kebijakan di bidang perencanaan pembangunan dan kebijakan lainnya

Koordinasi dan perumusan kebijakan di bidang perencanaan pembangunan, strategi pembangunan nasional, arah kebiajakan sektoral, lintas sektor dan lintas wilayah,kerangka ekonomi makro nasional dan regional, rancang bangun sarana dan prasarana, kerangka regulasi, kelembagaan dan pendanaan serta pemantauan evaluasi dan pengendalian pelaksanaan pembangunan nasional

Pengelolaan dokumen perencanaan termasuk pinjaman dan hibah luar negeri (PHLN)

2 Penyusunan rancangan anggaran pendapatan dan belanja negara

Penguatan kapasitas

perencanaan di pusat dan di daerah dalam menciptakan mekanisme pendanaan inovatif dan kreatif

Koordinasi pencarian sumber dana pembiayaan dalam dan luar negeri serta pengalokasian dana

Penyusunan dan pengelolaan laporan hasil pemantauan atas pelaksanaan rencana pembangunan

3 Pengendalian dan evaluasi terhadap pelaksanaan rencana pembangunan Perencanaan partisipatif melalui kerjasama dengan perguruan tinggi, organisasi profesi dan organisasi masyarakat sipil

Koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebiajakan perencanaan dan penganggaran pembangunan nasional dan penyiapan rancang bangun sarana dan prasaran

Penyusunan dan pengelolaan laporan hasil evaluasi 4 Pengambilan keputusan dalam penanganan permasalahan mendesak dan berskala besar sesuai penugasan

Koordinasi kegiatan strategis penanganan permaslahan mendesak dan berskala besar sesuai dengan penugasan

Pembinaan dan pelayanan

administrasi umum

Tujuan dari Kementerian PPN/Bappenas yaitu:

1. Mewujudkan perencanaan pembangunan nasional yang berkualitas, sinergis dan kredibel dengan sasaran strategis terlaksananya rencana pembangunan nasional

2. Mewujudkan tata kelola kelembagaan pemerintahan yang baik dan bersih di Kementerian PPN/Bappenas dengan sasaran strategis terwujudnya manajemen tata kelola pemerintahan di Kementerian PPN/Bappenas.

Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional yang mengamanatkan bahwa perencanaan pembangunan di daerah merupakan satu kesatuan integral dengan perencanaan pembangunan nasional, maka perlu dilakukan juga telaahan terhadap kebijakan Provinsi NTB baik terhadap sumber daya manusia dan pembangunan infrastruktur di Nusa Tenggara Barat. Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat selain berkomitmen dalam memenuhi target pencapaian kinerja pemerintahan daerah, juga turut berupaya dalam mendukung program prioritas nasional guna mewujudkan perencanaan pembangunan yang selaras dan konsisten antara kebijakan pemerintah pusat

(30)

dan pemerintah provinsi sehingga dapat dicapai penyelesaian target-target pembangunan nasional dan provinsi.

Visi pembangunan jangka panjang Nusa Tenggara Barat dalam RPJPD Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2005-2025 adalah:

” Terwujudnya Masyarakat Nusa Tenggara Barat Yang Beriman, Maju dan Sejahtera”

Visi tersebut diwujudkan dengan 5 (lima) misi, yaitu:

1. Mewujudkan masyarakat beriman, bermoral, berbudaya dan berkesadaran; 2. Mewujudkan masyarakat sejahtera;

3. Mewujudkan pemerataan pembangunan dan berkeadilan; 4. Mewujudkan kemandirian dan daya saing daerah;

5. Mewujudkan pembangunan berkelanjutan.

Sementara RPJMD Provinsi NTB Tahun 2019-2023 merupakan dokumen perencanaan jangka menengah tahap ke-empat dalam dokumen RPJPD Provinsi NTB tahun 2005-2025. Visi pembangunan yang diusung oleh Kepala Daerah terpilih Provinsi NTB Tahun 2019-2023 adalah:

” Membangun Nusa Tenggara Barat yang Gemilang”

dengan misi sebagai berikut:

1. Mempercepat perwujudan masyarakat madani yang beriman dan berkarakter dengan prinsip dasar menghargai kemanusiaan, keberagaman dan kesetaraan gender yang proporsional;

2. Mempercepat penanggulangan kemiskinan dan kesenjangan dengan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan memberi nilai tambah tinggi;

3. Mempercepat peningkatan daya saing manusia sebagai pondasi daya saing daerah yang lebih kompetitif;

4. Mempercepat transformasi birokrasi menjadi birokrasi yang bersih dan melayani;

5. Mempercepat pengelolaan sumberdaya dan lingkungan yang produktif dan berkelanjutan; 6. Mempercepat pengembangan infrastruktur penopang sector pariwisata, industrial sector

unggulan, serta Kawasan strategis

7. Menegakkan hukum yang berkeadilan dan memantapkan stabilitas keamanan.

3.4. TELAAHAN RENCANA TATA RUANG WILAYAH DAN KLHS

Dalam Peraturan Daerah Kota Mataram Nomor 12 Tahun 2011 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kota Mataram Nomor 5 Tahun 2019 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota Mataram Nomor 12 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah

(31)

Kota Mataram Tahun 2011-2031, disebutkan bahwa pola ruang wilayah di Kota Mataram terdiri dari pengelolaan Kawasan Lindung dan pengembangan Kawasan Budidaya, dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 3.2

Pola Ruang Wilayah Kota Mataram No Ruang Wilayah Rencana Pola Uraian Keterangan

1 Pengembangan Kawasan Lindung Kawasan perlindungan setempat

 kawasan sempadan pantai; dengan arahan penyebaran Sepanjang sekitar 9 km pesisir barat di Kecamatan Ampenan dan Sekarbela, ditetapkan paling rendah 100 (seratus) meter dihitung dari titik pasang air laut tertinggi ke arah darat secara proporsional sesuai bentuk, letak dan kondisi fisik pantai di Kecamatan Ampenan dan Kecamatan Sekarbela.

 kawasan sempadan sungai; dengan arahan penyebaran pada Sungai-sungai besar yaitu: Sungai Midang/Meninting, Sungai Jangkok, Sungai Ancar, Sungai Unus, dan Sungai Brenyok dengan ketentuan penetapan garis sempadan sungai paling rendah 3 (meter) pada sungai bertanggul dan paling rendah 10 (sepuluh) meter pada sungai tidak bertanggul.

Kawasan Lindung

Geologi  berupa sempadan mata air/lingkok sebagai perlindungan terhadap air tanah dilakukan di seluruh wilayah Kota. Kawasan Ruang

Terbuka Hijau (RTH)

 RTH Publik, meliputi:

o Hutan Kota, dengan arahan penyebaran yaitu:

Kecamatan Ampenan: Kelurahan Ampenan Selatan, Kelurahan

Ampenan Tengah,

Kelurahan Ampenan Utara, Kelurahan Bintaro, Kelurahan Dayan Peken, Kelurahan Kebon Sari, Kelurahan Penjarakan Karya, Kelurahan Pejeruk, dan Kelurahan Taman Sari.

Kecamatan Sekarbela: Kelurahan Jempong Baru, Kelurahan

Karang Pule, Kelurahan Kekalik Jaya, Kelurahan Tanjung Karang dan Kelurahan Tanjung Karang Permai

Kecamatan Mataram: Kelurahan Mataram Timur, Kelurahan

Pagesangan, Kelurahan Pagesangan Barat, Kelurahan Pagesangan Timur, Kelurahan Pagutan, Kelurahan Pagutan Barat, Kelurahan Pagutan Timur, Kelurahan Pejanggik dan Kelurahan Punia

Kecamatan Selaparang: Kelurahan Dasan Agung Baru, Kelurahan

Gomong, Kelurahan Karang Baru, Kelurahan Mataram Barat, Kelurahan Monjok, Kelurahan Monjok Barat, Kelurahan Rembiga

Kecamatan Cakranegara: Kelurahan Cakranegara Barat,

Kelurahan Cakranegara Selatan Baru, Kelurahan Cakranegara Timur, Kelurahan Cakranegara Utara, Kelurahan Cilinaya, Kelurahan Karang Taliwang, Kelurahan Mayura, Kelurahan Sapta Marga dan Kelurahan Sayang-Sayang

Kecamatan Sandubaya: Kelurahan Abian Tubuh Baru, Kelurahan

Babakan, Kelurahan Bertais, Kelurahan Dasan Cermen,

Kelurahan Mandalika, Kelurahan Selagalas dan Kelurahan Turida o Taman-taman/lapangan kota hingga taman/lapngan lingkungan,

dengan arahan penyebaran di seluruh Kota Mataram, kecuali di Kelurahan Ampenan Tengah, Kelurahan Bintaro, Kelurahan Tanjung Karang Permai, Kelurahan Pagesangan Barat, Kelurahan Punia, Kelurahan Monjok Timur, Kelurahan Cakranegara Barat, Kelurahan Cakranegara Timur, Kelurahan Cakranegara Selatan Baru, Kelurahan Cilinaya, Kelurahan Karang Taliwang, dan

(32)

No Ruang Wilayah Rencana Pola Uraian Keterangan

o Sabuk Hijau, dengan arahan penyebaran di kawasan perbatasan Kota.

o Taman Jalan, dengan arahan penyebaran di jalur hijau jalan pada jaringan jalan arteri, jalan kolektor, dan jalan lokal.

o pemakaman, kawasan sempadan pantai, kawasan sempadan sungai, kawasan sekitar mata air, sabuk hijau, kawasan penyangga pada kawasan peruntukan industri sebagai RTH dengan fungsi khusus

 RTH Privat, dapat dikontribusi melalui taman pekarangan, taman atap dan/atau taman/hutan vertikal pada kawasan perumahan,

perdagangan dan jasa, perkantoran, kawasan pendidikan, kawasan kesehatan serta kawasan peribadatan.

Kawasan Cagar

Budaya Kawasan Cagar Budaya, dengan arahan penyebaran yaitu: a. kawasan Taman Mayura di Kelurahan Mayura Kecamatan Cakranegara;

b. kawasan Pura Meru di Kelurahan Cakranegara Timur Kecamatan Cakranegara;

c. kawasan Makam van Ham di Kelurahan Cilinaya Kecamatan Cakranegara;

d. kawasan Kota Tua Ampenan di Kelurahan Ampenan Selatan, Kelurahan Ampenan Tengah, Kelurahan Banjar, Kelurahan Bintaro, Kelurahan Dayan Peken, dan Kelurahan Taman Sari Kecamatan Ampenan;

e. kawasan Makam Loang Baloq di Kelurahan Tanjung Karang Kecamatan Sekarbela; dan

f. kawasan Makam Bintaro di Kelurahan Bintaro Kecamatan Ampenan.

Kawasan rawan ancaman bencana

 kawasan rawan banjir; dengan arahan penyebaran yaitu:

Kawasan di sekitar Sungai Midang, Sungai Jangkok, Sungai Ancar, Sungai Ning, Sungai Brenyok dan Sungai Unus.

 kawasan rawan gelombang pasang/tsunami dan abrasi pantai; dengan arahan penyebaran di kawasan sepanjang wilayah pesisir Kota.

 kawasan rawan gempa bumi; dengan arahan penyebaran di seluruh wilayah Kota.

2 Pengembangan Kawasan Budidaya

Kawasan

perumahan  kawasan perumahan berkepadatan tinggi; dengan arahan penyebaran yaitu:

Kecamatan Ampenan: Kelurahan Ampenan Selatan, Kelurahan

Ampenan Tengah, Kelurahan Banjar, Kelurahan Bintaro, Kelurahan Dayan Peken, Kelurahan Kebon Sari, Kelurahan Pejarakan Karya, Kelurahan Pejeruk, dan Kelurahan Taman Sari.

Kecamatan Sekarbela: Kelurahan Tanjung Karang, Kelurahan Karang

Pule, dan Kelurahan Kekalik Jaya

Kecamatan Mataram: Kelurahan Mataram Timur,Kelurahan

Pagesangan, Kelurahan Pagesangan Barat, Kelurahan Pejanggik, dan Kelurahan Punia

Kecamatan Selaparang: Kelurahan Dasan Agung, Kelurahan Dasan

Agung Baru, Kelurahan Karang Baru, Kelurahan Mataram Barat, Kelurahan Monjok,Kelurahan Monjok Barat, Kelurahan Monjok Timur, Kelurahan Rembiga

Kecamatan Cakranegara: Kelurahan Cakranegara Barat dan

Kelurahan Cakranegara Selatan Baru

Kecamatan Sandubaya: Kelurahan Abian Tubuh Baru, Kelurahan

Babakan, dan Kelurahan Turida

(33)

No Ruang Wilayah Rencana Pola Uraian Keterangan

penyebaran pada kawasan pinggiran Kota dan kawasan pengembangan baru selain di kelurahan yang disebutkan pada pengembangan kawasan perumahan berkepadatan tinggi.  kawasan perumahan berkepadatan rendah; dengan arahan

penyebaran pada kawasan pinggiran Kota dan kawasan pengembangan baru selain di kelurahan yang disebutkan pada pengembangan kawasan perumahan berkepadatan tinggi. Kawasan

perdagangan dan jasa

kawasan perdagangan dan jasa; dengan arahan penyebaran di seluruh wilayah Kota.

Kawasan

perkantoran  kawasan perkantoran pemerintah; dengan arahan penyebaran: Kecamatan Ampenan: Kelurahan Ampenan Utara, Kelurahan Banjar,

Kelurahan Dayan Peken, Kelurahan Pejeruk, Kelurahan Taman Sari

Kecamatan Sekarbela: Kelurahan Jempong Baru, Kelurahan Kekalik

Jaya dan Kelurahan Tanjung Karang

Kecamatan Mataram: Kelurahan Mataram Timur, Kelurahan

Pagesangan, Kelurahan Pagutan, Kelurahan Pagutan Timur, Kelurahan Pejanggik dan Kelurahan Punia

Kecamatan Selaparang: Kelurahan Dasan Agung, Kel. Dasan Agung

Baru, Kelurahan Gomong, Kel. Karang Baru, Kelurahan Mataram Barat, Kel. Monjok Barat, Kel. Monjok Timur, dan Kel. Rembiga

Kecamatan Cakranegara: Kelurahan Cakranegara Barat, Kelurahan

Cakranegara Selatan, Kelurahan Cakranegara Selatan Baru, Kelurahan Cakranegara Utara, Kelurahan Cilinaya, dan Kelurahan Sayang Sayang

Kecamatan Sandubaya: Kelurahan Babakan, Kelurahan Dasan

Cermen, Kelurahan Mandalika, dan Kelurahan Turida.

 Kawasan perkantoran swasta; dengan arahan penyebaran pada kawasan perkantoran pemerintah serta kawasan perdagangan dan jasa.

Kawasan

Peruntukan Industri kawasan peruntukan industri; dengan arahan penyebaran: Kecamatan Ampenan: Kelurahan Ampenan Utara

Kecamatan Sekarbela: Kelurahan Karang Pule, Kelurahan Kekalik Jaya,

Kelurahan Tanjung Karang, dan Kelurahan Tanjung Karang Permai

Kecamatan Selaparang: Kelurahan Monjok

Kecamatan Mataram: Kelurahan Pagesangan, Kelurahan Pagesangan

Timur, dan Kelurahan Pagutan

Kecamatan Cakranegara: Kelurahan Cakranegara Selatan, Kelurahan

Cakranegara Selatan Baru, dan Kelurahan Sayang Sayang

Kecamatan Sandubaya: Kelurahan Babakan,Kelurahan Dasan Cermen,

Kelurahan Mandalika, Kelurahan Bertais dan Kelurahan Turida. Kawasan peruntukan industri rumah tangga dikembangkan di seluruh wilayah Kota.

Kawasan

Pariwisata  kawasan pariwisata budaya; dengan arahan penyebaran: pada kawasan cagar budaya.  kawasan pariwisata buatan; dengan arahan penyebaran:

o wisata dengan konsep MICE berbasis lingkungan dikembangkan pada kawasan eks Bandar Udara Selaparang Kelurahan Ampenan Utara Kecamatan Ampenan dan Kelurahan Rembiga Kecamatan Selaparang;

o wisata belanja dan pusat kerajinan dikembangkan pada pusat perdagangan dan jasa di Kelurahan Karang Pule dan Kelurahan Tanjung Karang Kecamatan Sekarbela; Kelurahan Pagesangan dan Kelurahan Pagesangan Barat Kecamatan Mataram;

Referensi

Dokumen terkait

Hubungan antara konsep salah satu cabang dari matematika diskrit yaitu teori graf, masalah penentuan order dan size graf langkah kuda pada papan catur ukuran n x n dan m x n

Pada penelitian ini untuk mendapatkan parameter-parameter kinerja jaringan tersebut dilakukan dengan pengukuran volume trafik internetnya kemudian dari

Sistem koordinat tiga dimensi adalah suatu cara yang digunakan untuk menentukan letak suatu titik pada ruang.. Pada sistem koordinat tiga dimensi letak suatu titik pada

Demikianlah, beberapa bentuk tingkah laku politik pemerintah kolonial dalam lapangan keagamaan (Islam) yang tidak menguntungkan umat Islam selalu mendapat reaksi

Semoga buku KECAMATAN DALAM DATA TAHUN 2016 dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan guna menunjang tugas-tugasnya dalam rangka meningkatkan pembangunan

1) Mengawali suatu amal kebaikan dengan membaca basmalah dan berdoa kepada Allah Swt. agar diberikan kemudahan, kelancaran, dan keberkahan. Doa merupakan kekuatan spiritual yang

Seorang wanita, usia 50 tahun, datang ke puskesmas dengan keluhan kaki tidak dapat berjalan sejak 3 minggu yang lalu. Riwayat sebelumnya pasien sering keputihan berbau

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan berdasarkan identifikasi hazard dengan menggunakan HAZOP, perhitungan frekuensi kegagalan yang terjadi dalam hal ini gas