• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jurnal. Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Strata Satu (SI) YULI ELFA NPM:

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Jurnal. Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Strata Satu (SI) YULI ELFA NPM:"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

MASYARAKAT PENERIMA PROGRAM BANTUAN RUMAH SWADAYA DARI

PEMERINTAH DI JORONG PENGALIAN KAYU KECAMATAN LEMBAH

GUMANTI KANAGARIAN ALAHAN PANJANG KABUPATEN SOLOK

Jurnal

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan Strata Satu (SI)

YULI ELFA

NPM: 12030110

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(STKIP) PGRI SUMATRA BARAT

PADANG

2016

(2)

Masyarakat Penerima Program Bantuan Rumah Swadaya Dari Pemerintah Di Jorong

Pengalian Kayu Kecamatan Lembah Gumanti Kenagarian Alahan Panjang

Kabupaten Solok

Yuli Elfa*Bakaruddin**Rika Despica**

Mahasiswa Pendidikan Geografi STKIP PGRI Sumatera Barat*yulielfa1i@Gmail.com Staf Pengajar Pendidikan Geografi STKIP PGRI Sumatera Barat**

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang masyarakat penerima bantuan rumah swadaya dari pemerintah di jorong pengalian kayu ke camatan lembah gumanti alahan panjang kebupaten solok. Jenis penelitian adalah kualitatif informan dalam penelitian ini terdiri dari masyarakat yang mendapatkan bantuan rumah swadaya dan masyarakat yang tidak mendapatkan bantuan rumah swadaya sedangkan untuk informan kuncinya Wali Nagari dan jorong. Informan penelitian ini berjumlah 18 Orang, teknik penentuan informan oleh peneliti adalah secara purposive sampling. Tempat penelitian dilakukan di jorong pengalian kayu kecamatan lembah gumanti alahan panjangkebupaten solok. Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa pedoman wawancara.

Hasil penelitian ini menemukan: 1)Pelaksanaan Program Bantuan Rumah Swadaya Di Jorong Pengalian Kayu Kecamatan Lembah Gumanti Kenagarian Alahan Panjang Kebupaten Solok. tersebut sudah sesuai dengan apa yang telah diterapkan oleh pemerintah 2)karakteristik masyrakat penerima program bantuan rumah swadaya ini tidak sesuai dengan apa yang diterapkan oleh pemerintah 3) kendala yang ditemukan dalam pelaksanaan bantuan rumah swadaya adalah. keterlambatan datangnya bahan bangunan. kurangnya dana pembangunan untuk selanjutnya sehingga pembangunan rumah tersebut jadi terbengkalai. kurangnya keadilan dari pengurus.

Keywords –Kendala, pelaksanaan,karakteristik

ABSTRACT

This study aimed to obtain information about the beneficiaries of the government's self-help homes in oblong wooden multiplication to Sub-District De- Gumanti valley of district solok Alahan Panjang.

This type of research is qualitative informants in this study consisted of people who get housing self-help and people who do not get help self-help houses while key informants Wali Nagari and ellipse. The informants were 18 people, a technique of determining the informant by the researchers was by purposive sampling. Place of research conducted in oblong wooden multiplication Gumanti valley districts of district solok Alahan Panjang. The instrument used in this study is in the form of interview guidelines.

The results of this study found: 1) Implementation of the House Governmental Assistance Program In Jorong pengalian kayu kecamatan lembah Gumanti Kenagarian Alahan Panjang Kebupaten Solok. that the implementation of housing aid self-help has been sesui with what has been implemented by the government 2) the characteristics of the community program recipients housing aid self-help is not in accordance with what is applied by government 3) problems were found in the implementation of home help self-help is the complaints received by the board from the community receiver. while on the receiving communities less costs for further development. others also by people who are not getting the help of the house he did not get justice.

(3)

I. PENDAHULUAN

Kesejahteraan sosial merupakan suatu tata kehidupan dan penghidupan sosial matrial maupun spitual yang diliputi oleh rasa keselamatan,kesusilan dan keterantraman lahir dan batin yang memungkinkan setiap warga negara untuk mengadakan usaha pemenuhan kebutuhan-kebutuhannya dengan menjunjung tinggi hak-hak azazi serta kewajiban manusia,sesuai dengan pancasila kesejahteraan sosial adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan material,spiturial dan sosial.warga negara dapat hidup layak dan mampu mengemangkan diri,sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya(UU Nomor 11 Tahun 1999 dalam Sutrisno, 2014).

Pembangunan kesejahteraan sosial merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pembangunan nasional. Pembangunan kesejahteraan sosial pada hakekatnya dilaksanakan oleh pemerintah bersama-sama masyrakat. Dalam pembangunan kesejahteraan sosial pemerintah telah menyelanggarakan banyak Program seperti PNPM, P2KP, PKH dan lain-lain yang tentunya bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyrakat.

Perumahan Swadaya adalah rumah atau perumahan yang dibangun atas prakarsa dan upaya masyarakat, baik secara sendiri atau berkelompok, yang meliputi perbaikan, atau perluasan atau pembangunan rumah baru beserta lingkunganya. Masyrakat yang berpenghasilan rendah (MBR) adalah masyrakat yang mempunnyai keterbatasan daya beli sehingga perlu mendapat dukungan pemerintah untuk memperoleh rumah layak huni.

Sumatera Barat dalam mencapai kesejahteraan masyrakatnya tergolong berhasil dilingkup nasional dibandingan dengan daerah lain. .meskipun sudah mulai berhasil daerah yang tersohor dengan sebutan “bumi minang kabau ini”masih menyimpan persoalan kemiskinan salah satunya adalah multidimensi yang belum tuntas teratasi sampai saat sekarang ini.

kenagarian Alahan Panjang merupakan salah satu nagari dari beberapa daerah yang sampai saat ini menerapkan pelaksanaan program bantuan rumah swadya,pada kenyataannya pelaksanaan program bantuan rumah swadaya dijorong pengalian kayu kenagarian alahan panjang kecamatan lembah gumanti kebupaten solok, tidak selalu berpedoman penuh pada prosedur kebijakan. kenagarian alahan panjang kecamatan lembah gumanti,ini terdiri atas 10 (sepuluh) jorong, yaitu: alahan panjang, pangalian kayu, galagah, taluek dalam, taratak tangah, batu putiah, taratak galundi, batang hari, usak, padang laweh, namum dalam penelitian ini mengambil satu jorong yaitu jorong pengalian kayu.

Mayoritas pencarian penduduk adalah pedagang, petani dan buruh tani, hal ini disebabkan karena sudah turun temurun sejak lama. Tingkat pendidikan petani juga minim sehingga banyak yang tidak mempunyai keahlian lain. maka dari itu masih ada masyrakat yang belum bisa memenuhi kebutuhan pokok mereka seperti kebutuhan papan atau rumah layak huni.

Masing-masing kepala keluarga penerima bantuan mendapatkan bantuan dana bedah rumah sebesar sepuluh juta rupiah dan dikeluarkan melalui dua tahap, tahap pertama berupa barang atau bahan bangunan senilai lima juta rupiah. Setelah ada bukti bahwa bantuan pertama sudah kelihatan dibangun,baru tahap kedua diberikan berupa bahan bangunan senilai lima juta rupiah lagi. Bantuan tersebut sepenuhnya harus digunakan dalam pembangunan penerima bantuan.

Meskipun sudah melalui proses yang panjang, ternyata program tersebut dinilai masih belum maksimal. Sebagaimana tujuan dari Program Bedah Rumah adalah upaya pemerintah untuk membantu Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) dalam membangun rumah layak huni untuk mensejahterakan masyarakat.

Hal ini disebabkan oleh ketika dana tahap pertama turun berupa bahan bangunan sebanyak lima juta rupiah. dana untuk masing-masing kepala keluarga rata-rata hanya cukup untuk membangun pondasi rumah saja. Sedangkan dana tahap kedua akan turun apabila seluruh penerima bantuan telah memasang batu bata atau dinding rumah setinggi 30cm. Sehingga menimbulkan permasalahan pada masyarakat penerima itu sendiri yang terpaksa mencari atau mengeluarkan dana sendiri untuk melengkapi kekurangan persyaratan yang ditentukan oleh BAPPEDA.

Selanjutnya Penerima Bantuan Bedah Rumah Di Jorong Pengalian Kayu ada yang merupakan orang terdekat pengurus bantuan sehingga ketepatan sasaran tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Hal ini menyebabkan masyarakat yang sebenarnya tidak layak mendapatkan bantuan tersebut menjadi layak sedangkan banyak mayarakat yang benar-benar layak untuk mendapatkan bantuan tersebut menjadi tidak layak dikarenakan tidak mempunyai kerabat dekat seorang pengurus bantuan.

(4)

II. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian

Berdasarkan fokus masalah dan tujuan penelitian, maka penelitian ini tergolong penelitian deskriptif.

“bersifat kualitatif”

B. Informan Penelitian

Informan penelitian ini di ambil secara Purposive Sampling (menunjuk) yaitu memilih beberapa penelitian sampel berdasarkan pada karakteristik tertentu, informan penelitian ini adalah, Wali Nagari, dan jorong. masyrakat Penerima bantuan rumah swadaya. Informan dalam penelitian ini dibatasi berapa jumlahnya, sehingga sumber informasi yang di dapat hanya pada instansi yang telah di tentukan.

C. Teknik Pengumpulan Data

Agar data dibutuhkan dapat dikumpulkan dengan baik maka teknik pengumpulan data dalam penelitian adalah:

1. Observasi

Observasi sebagai suatu aktiva yang sempit, yakni memperhatikan sesuatu dengan menggunakan mata. Di dalam pengertian psikologik, observasi atau disebut pula dengan pengamatan, meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh panca indra. Jadi, mengobservasi dapat dilakukan melalui penglihatan, penciuman, pendengaran, peraba, dan pengecap (Arikunto, 2010: 199).

2. wawancara

Wawancara kepada informan dimaksudkan untuk mengetahui pandangan, tanggapan, sikap dan pemahaman masyarakat tentang studi masyarakat penerima program bantuan rumah swadaya di Jorong Pengalian Kecamatan Lembah Gumanti Kenagarian Alahan Panjang Kebupaten Solok

.

3. Pencatatan Dilapangan

Pencatatan sumber utama adalah melalui pengamatan dan wawancara merupakan hasil usaha gabungan dan kegiatan melihat, mendengar, dan bertanya Afrina Ningsih (2008:20).

Permasalahan dilapangan menurut Bugdon biklen (1982:32) dalam Faliana (2009) adalah catatan tertulis tentang apa yang didengar, dilihat, diamati dan pikiran dalam pengumpulan data terhadap data dalam penelitian kualitatif.

4. Pemotretan

Pemotretan dilakukan memperkuat dan mendukung data yang diperoleh, hasil penelitian

berupa foto-foto yang dilampirkan sesuai dengan data dan persoalan penelitian.

5. Teknik Analisa Data

a. Reduksi Data

Reduksi data meupakan proses pemutusan perhatian pada penyederhanan, pengabstrakan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan tertulis di lapangan. Reduksi data langsung terus menerus selama penelitian berlangsung. Jadi reduksi data adalah bentuk analisa yang menajam, menggolongkan, membuang yang tidak perlu dan mengorganisasikan data sehingga kesimpulan-kesimpulan data ditarik.

b.Penyajian Data

Penyajian data akan mempermudah untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami.

c.Penarikan Kesimpulan

Penarikan kesimpulan merupakan bagian dari suatu kegiatan konfigurasi utuh, kesimpulan dilakukan selama penelitian, kesimpulan awal bersifat longgar dan akhirnya semakin rinci. Apabila terjadi kesalahan data yang mengakibatkan kesimpulan tidak sesuai, maka dilakukan proses ulang dengan melalui tahap yang sama.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil temuan di lapangan dan sesuai dengan tujuan penelitian maka pada pembahasan ini akan dilihat hasil peneliti tentang Masyarakat Penerima Program Bantuan Rumah Swadaya Dari Pemerintah Di Jorong Pengalian Kayu Kecamatan Lembah Gumanti, Alahan Panjang Kabupaten Solok meliputi Pelaksanaan , Kesesuaian Karakteristik, Kendala yang ditemukan dalam penerimaan program bantuan ruamh swadaya.

Pertama, dilihat dari Pelaksanaan Program Bantuan Rumah Swadaya Di Jorong Pengalian Kayu Kecamatan Lembah Gumanti Kenagarian Alahan Panjang Kebupaten Solok berdasarkan hasil wawancara yang didapatkan dilapangan pertama oleh pihak pelaksana bantuan rumah swadaya tersebut sudah sesui dengan apa yang telah diterapkan oleh pemerintah. hal ini bisa dilihat dari persiapan yaitu harus memiliki persyratan yang telah ditentukan seperti KK dan KTP terutama masyrakat yang berpenghasilan rendah.

setelah itu dilaksanakan secara gotong royong, kemudian hal yang sama diungkapkan oleh masyrakat penerima kalau dilihat dari pelaksanaannya dilakukan dua tahap yaitu tahap pertama dijatuhkan dana sekitar 50% setelah ada bukti dari tahap pertama baru diturunkan lagi tahap kedua sebesar 50% lagi.

(5)

Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa pelaksanaan program

bantuan rumah swadaya

tersebut sudah sesuai dengan yang

diterapkan oleh pemerintah.

Kedua, karakteristik masyrakat penerima program bantuan rumah swadaya ini juga mengeluarkan beberapa asumsi seperti dilihat dari badan pelaksana bahwa bantuan program bantuan rumah swadaya ini sudah tepat sasaran dan orang yang menerima benar-benar membutuhkanya. lain juga pandangan yang diungkapkan oleh masyrakat yang tidak mendapatkan bantuan rumah tersebut memandang bahwa mereka merasa bantuan tersebut tidak tepat sasaran dan kurang mendapatkan keadilan dari pengurus.

kemudian ada juga berpendapat bahwa kurangnya persyratan yang telah ditentukan oleh prosedur bantuan rumah tersebut, kemudian agar dibagikan secara merata kepada masyarakat yang kurang mampu, supaya membantu perekonomian masyarakat tersebut, dan bisa membantu masyrakat yang benar-benar membutuhkanya. hal ini kurang sesuai dengan apa yang telah diterapkan oleh pemerintah sebagaimana mestinya yang telah ditentukan oleh pemerintah.

Sasaran utama program bantuan rumah swadaya adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyrakat miskin. agar memilki tempat tinggal yang layak yang bisa dihuni oleh masyrakat yang tidak memiliki rumah yang masih belum layak huni. kegiatan ini berjalan sesuai dengan apa yang diinginkan oleh masyrakat penerima bantuan rumah swdaya. Karakteristik penerima bantuan rumah swadya. Menurut Menteri Negara Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2011.

a. Warga negara Indonesia

b. MBR dengan penghasilan tetap atau tidak tetap;

c. Sudah berkeluarga

d. Memiliki atau menguasai tanah;

e. Belum memiliki rumah atau memiliki rumah tetapi tidak layak huni

f. Menghuni rumah yang akan diperbaiki g. Belum pernah mendapat bantuan stimulan

perumahan dari Kementerian Perumahan Rakyat.

Program Bedah Rumah adalah program yang ditujukan pemerintah kepada Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) yang mempunyai keterbatasan daya beli sehingga perlu mendapat dukungan pemerintah untuk memperoleh rumah yang layak huni. Standar layak huni adalah persyaratan kecukupan luas, kualitas, dan kesehatan yang harus dipenuhi suatu banguna rumah.

(PerumahanRakyatNo.8/PERMEN/M/2006,)

jadi dapat diambil kesimpulan bahwa kesesuaian karakteristik masyrakat penerima bantuan rumah swadaya bertentangan dan tidak tepat sasaran. dan tidak sesuai dengan yang telah ditentukan oleh pemerintah.

Ketiga, kendala yang ditemukan dalam pelaksanaan bantuan rumah swadaya kendala yang beragam macam hal ini dapat dilihat dari tim pelaksana menemukan kendala seperti keluhan yang diterima dari masyrakat yang menerima bantuan rumah swadaya karena keterlambatan datangnya bahan bangunan tersebut. lain hal yang dikatakan oleh masyarakat penerima mereka menemukan kendala seperti kurangnya dana pembangunan untuk selanjutnya di karenakan dengan dana bahan senilai sepuluh juta itu hanya cukup membangun pondasi rumah saja. banyak rumah yang dibangun terbengkalai. lain juga yang diungkapkan oleh masyarakat yang tidak mendapatkan bantuan ini mereka mengungkapkan hal yang beda ada yang tidak punya persyaratan dari bantuan tersebut ada juga yang merasa tidak mendapatkan keadilan dari pengurus.

Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Chaniago (dalam syuryani 2015) kendala adalah kedaan yang membatasi, menghalangi atau mencegah pencapaian sasaran. Kendala merupakan suatu masalah atau persoalan yang harus dipecahkan dengan kata lain kendala adalah kesenjangan antara kenyataan dengan suatu yang diharapkan dengan baik atau sesuatu yang menyimpang dari apa yang diharapkan, direncanakan, ditentukan untuk mencapai sehingga merupakan rintangan menuju tercapainya tujuan bantuan rumah swadaya tersebut.

jadi dapat diambil kesimpulan bahwa dalam pelaksanaan bantuan rumah swadaya tersebut terdapat berbagai macam kendala. baik dari pengurus maupun masyrakat yang menerima dan tidak menerima.

IV. PENUTUP A. Kesimpulan

1. Pelaksanaan Program Bantuan Rumah Swadaya Di Jorong Pengalian Kayu Kecamatan Lembah Gumanti Kenagarian Alahan Panjang Kebupaten Solok bahwa pelaksanaan bantuan rumah swadaya tersebut sudah sesui dengan apa yang telah diterapkan oleh pemerintah

.

2. karakteristik masyrakat penerima program bantuan rumah swadaya tidak sesuai dengan apa yang telah diterapkan oleh pemerintah.

3. Pelaksanaan Program Bantuan Rumah Swadaya Di Jorong Pengalian Kayu Kecamatan Lembah Gumanti Kenagarian Alahan Panjang Kebupaten Solok. tersebut

(6)

sudah sesuai dengan apa yang telah diterapkan oleh pemerintah. karakteristik masyrakat penerima program bantuan rumah swadaya ini tidak sesuai dengan apa yang diterapkan oleh pemerintah. kendala yang ditemukan dalam pelaksanaan bantuan rumah swadaya adalah. keterlambatan datangnya bahan bangunan. kurangnya dana pembangunan untuk selanjutnya sehingga pembangunan rumah tersebut jadi terbengkalai. kurangnya keadilan dari pengurus.

B. Saran

1. Bagi masyrakat yang mendapatkan bantuan Rumah Swadaya di Jorong Pengalian Kayu Kecamtan Lembah Gumanti Kenagarian Kabupaten Solok. untuk program bantuan rumah swadaya ini agar memahami arti dari bedah rumah atau bantuan rumah swadaya dan tujuanya kemudian menyesuaikan kondisi rumah yang akan dibangun dengan dana yang di dapatkan. selanjutnya untuk masyrakat yang tidak mendapatkanya agar memenuhi persyratan yang telah ditentukan pemerintah dan gigih bertanya dan menagih ke pengurus bantuan tersebut.

2.

Diharapkan kepada Pemerintah agar lebih

meningkatkan lagi kempuan program bantuan rumah swadya. kemudian untuk pendamping dan pengurus dan Jorong Pengalian Kayu Beserta Wali Nagarinya adanya tinjauan untuk melihat perkembangan dan kondisi bantuan yang telah diberikan, apakah ada kendala atau tidaknya. dan agar memperhatikan hak atas kebutuhan Rumah Tangga Miskin dan mendengarkan keluhan masyarakat miskin yang tidak mendapatkan bantuan rumah swadaya agar tidak terjadi kesalapahaman antara masyarakat dengan Wali Nagari dan Jorong.

3. Untuk peneliti selanjutnya dapat mengunakan hasil penelitian ini sebagai penelitian yang relevan dan jika ingin mengembangankan bahan ajar kembangkankah bahan ajar dengan materi yang berbeda.

DAFTAR PUSTAKA Menteri Perumahan Rakyat (MENPERA). 2012. Moleong,LexyJ.2011.Metedologi Penelitian

Kualitatif. Bandung: PT. Remaja

Rosdsuhakarya.

Tika,Pabundu.2005.metode penelitian geografi.Jakarta:PT Bumi Agsara

PeraturanMenteri Negara Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2011. Peraturan Mentari Negara

PerumahanRakyatNo.8/PERMEN/M/2006 Arikunto, Suharsimi.2010.Prosedur

Penelitian.Jakarta: Rineka Cipta.

Afrina Nengsih. 2013. “Profil Rumah

Tangga Miskin Subsidi Langsung

Tunai Di Kecamatan Mandiangin

Kota Bukit Tinggi”.

Referensi

Dokumen terkait

Dalam rangka membantu para calon bupati dan wakil bupati dan Caleg untuk maju dalam pemilihan kepala daerah dan legislative harus membangun kompetensi dan kapasitas

Penyelamatan kedit bermasalah merupakan cara damai yang dapat dilakukan terhadap debitur yang beritikad baik untuk menyelesaikan kreditnya dan cara yang ditempuh dalam

Memberikan masukan, saran, pandangan, tanggapan, fasilitasi, konsultasi kepada para pemilik- utama risiko (di tiap tingkatan Badan, Direksi, Kepala Divisi, Kepala Kantor

Menurut Sugiri (1998) manajemen laba atau earning management dapat dibagi menjadi dua definisi yaitu (1) definisi sempit, earning management erat kaitannya dengan pemilihan

Selanjutnya dalam penafsiran ayat yang menyatakan larangan wanita Muslimah untuk dinikahkan atau menikah dengan pria non- Muslim berkembang kesepakatan di kalangan ulama bahwa

Pendekatan yang digunakan dalam proses perencanaan dan perancangan Pusat Kebudayaan Yogyakarta di Kawasan Wisata Malioboro, Yogyakarta adalah pendekatan Arsitektur

Hasil analisis data dalam penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar siswa antara kelas yang memanfaatkan video pembelajaran dengan kelas

LINGKUNGAN ( RTBL ), KAWASAN STRATEGIS TERMINAL B – KM 6 KOTA BANJARMASIN yang disusun atas kerjasama antara KEMENTRIAN PEKERJAAN UMUM.. SATUAN KERJA PENATAAN BANGUNAN