• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI KABUPATEN BANTAENG SKRIPSI. Oleh KASMITATUL HAKMI NIM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI KABUPATEN BANTAENG SKRIPSI. Oleh KASMITATUL HAKMI NIM"

Copied!
79
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Oleh

KASMITATUL HAKMI

NIM 105711103116

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

MAKASSAR

(2)

ii

SKRIPSI

Oleh

KASMITATUL HAKMI

NIM 105711103116

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

(SE) Pada Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Dan

Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

MAKASSAR

(3)

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya Ilmiah ini kupersembahkan kepada kedua orang tua tercinta Bapak

Kasim dan Almh Sohoria yang telah mendidik saya dari kecil hingga

sekarang yang selalu memberikan doa dan motivasi sepenuhnya.

MOTO HIDUP

“Berbuat baiklah tanpa perlu alasan”.

“ Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum sehingga

mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri” (QS. Ar

(4)
(5)
(6)
(7)

rahmat dan hidayah tiada henti diberikan kepada hamba-Nya. Shalawat salam tak lupa pula penulis kirimkan kepada Rasulullah Muhammad SAW beserta para keluarga, sahabat dan para pengikutnya. Merupakan nikmat yang tiada ternilai manakala penulisan skripsi yang berjudul “Pengaruh Indeks Pembangunan

Manusia Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten Bantaeng”.

Skripsi yang penulis buat ini bertujuan untuk memenuhi syarat dalam menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

Teristimewa dan terutama penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada orang tua penulis Bapak “Kasim” dan Ibu “Almh Sohoriah” yang senantiasa memberikan harapan, semangat, perhatian, kasih sayang dan doa tulus tak pamrih. Dan saudara-saudara tercinta yang senantiasa mendukung dan memberikan semangat hingga akhir studi ini. Serta seluruh keluarga besar atas segala pengorbanan, dukungan dan doa restu yang telah diberikan demi keberhasilan penulis dalam menuntut ilmu. Semoga apa yang telah mereka berikan kepada penulis menjadi ibadah dan cahaya penerang kehidupan di dunia dan akhirat.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Begitu pula penghargaan yang setinggi-tingginya dan terima kasih banyak disampaikan

(8)

viii

Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Ibu Hj. Naidah, SE., M.Si., selaku Ketua Program Studi Ekonomi Pembangunan Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Bapak Asdar, SE., M.Si, selaku Sekretaris Program Studi Ekonomi Pembangunan Universitas Muhammadiyah Makassar.

5. Bapak Dr. H. Muhammad Ikram Idrus, M. Si selaku Pembimbing I yang senantiasa meluangkan waktunya untuk membimbing dan mengarahkan penulis sehingga skripsi ini bisa selesai dengan baik. 6. Bapak Asdar, SE., M. Si selaku Pembimbing II yang telah berkenan

membantu selama dalam penyusunan skripsi hingga selesai.

7. Bapak/Ibu dan asisten Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar yang tak pernah lelah dalam menuangkan ilmunya kepada penulis selama mengikuti proses perkuliahan.

8. Segenap Staf dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

9. Rekan-rekan mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Ekonomi Pembangunan Angkatan 2016 yang selalu belajar bersama yang tidak sedikit bantuannya dan dorongan dalam aktivitas studi penulis.

(9)

Akhirnya, sungguh penulis sangat menyadari bahwa skripsi ini masih sangat jauh dari kesempurnaan oleh karena itu kepada semua pihak utamanya para pembaca yang budiman, penulis sangat mengharapkan saran dan kritikannya demi kesempurnaan skripsi ini.

Mudah-mudahan skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, utamanya kepada Almamater Kampus Biru Universitas Muhammadiyah Makassar.

Billahi fii Sabilil Haq, Fastabiqul Khairat, Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Makassar, 6 Februari 2021

(10)

x

Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar. Dibimbing oleh Pembimbing I H. Muhammad Ikram Idrus dan Pembimbing II Asdar.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh indeks pembangunan manusia terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Bantaeng. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Teknik pengolahan data menggunakan regresi linear sederhana melalui program SPSS 25. Data yang digunakan adalah data sekunder yang berasal dari catatan atau laporan yang tersusun dalam arsip yang dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Indeks pembangunan manusia berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Bantaeng dimana koefisien variabel sebesar 1,392 dengan nilai signifikan lebih kecil dari 0,05 (0,037 < 0,05) dan nilai t hitung lebih besar dari t tabel (3,580 > 3,182).

(11)

Economic Growth in Regency of Bantaeng”. Thesis: Department of Developmental Economics, Faculty of Economic and Business, Muhammadiyah University of Makassar. Supervised by H. Muhammad Ikram and Asdar.

The aim of this research is to investigate the effects of Human Development Index on Economic Growth in Regency of Bantaeng. This study was a descriptive model through quantitative approach. The data was collected with Linear Regression by using SPSS 25 program. The data used was the secondary data which taken from the written report in published and unpublished archieve.

The results of the research indicated that the human development index gives positive and significant effects on economic growth in Regency of Bantaeng; where the coefficient variable was 1.392 and the significance test was lower than 0.05 (0.037 < 0.05) and the t-test was higher than the t-table (3.580 > 3.182).

(12)

xii

SAMPUL ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iv

HALAMAN PENGESAHAN ... v

HALAMAN PERNYATAAN ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

ABSTRAK ... x

ABSTRACT ... xi

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7

A. Tinjauan Teori ... 7

1. Indeks Pembangunan Manusia ... 7

(13)

C. Indikator Pengukuran Indeks Pembangunan Manusia ... 19

D. Tinjauan Empiris ... 21

E. Kerangka Konsep ... 24

F. Hipotesis ... 25

BAB III METODE PENELITIAN ... 26

A. Jenis Penelitian ... 26

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 26

C. Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran ... 27

D. Teknik Pengumpulan Data ... 28

E. Teknik Ana;isis Data ... 28

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 33

A. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 33

B. Penyajian Data ... 36

1. Deskripsi Variabel ... 36

a. Indeks Pembangunan Manusia ... 36

b. Pertumbuhan Ekonomi ... 37

2. Analisis Data... 39

a. Hasil Uji Asumsi Klasik ... 43

b. Analisis Regresi Linear Sederhana ... 47

c. Hasil Uji Statistik ... 44

(14)

xiv

DAFTAR PUSTAKA ... 50 LAMPIRAN

(15)

Tabel 1.1 Komponen-komponen Indeks Pembangunan Manusia di Kabupaten

Bantaeng Tahun 2010-2018 ... 3

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ... 21

Tabel 4.1 Luas Derah Menurut Kecamatan di Kabupaten Bantaeng Tahun 2019 ... 34

Tabel 4.2 Jumlah penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di Kabupaten Bantaeng Tahun 2019 ... 35

Tabel 4.3 Indeks Pembangunan Manusia di Kabupaten Bantaeng Tahun 2015-2019 ... 36

Tabel 4.4 Produk Domestik Regional Bruto Menurut Harga Konstan Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Bantaeng Periode 2015-2019 ... 38

Tabel 4.5 Hasil Uji Autokorelasi ... 42

Tabel 4.6 Analisis Regresi Sederhana ... 43

Tabel 4.7 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R² ) ... 44

(16)

xvi

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Konsep ... 25

Gambar 4.1 Peta Kabupaten Bantaeng ... 33

Gambar 4.2 Hasil Uji Normalitas ... 40

(17)

1 Hasil Uji Asumsi Klasik ... 54

2 Hasil Uji Regresi Sederhana ... 55

3 Hasil Uji Statistik ... 56

4 Tabel t ... 57

5 Surat Izin Penelitian ... 58

6 Surat Keterangan Penelitian ... 60

(18)

1

A. Latar Belakang

Secara simpel pembangunan yaitu sesuatu proses yang mengarah ke arah yang lebih baik serta terus menerus untuk mencapai tujuan buat menyejahterakan warga. Pembangunan wajib dilakukan sedemikian rupa sehingga setiap tahap terus mendekati tujuan. Pembangunan dilakukan secara terpadu serta berkesinambungan untuk memprioritaskan serta kebutuhan setiap wilayah dengan akar serta target pembangunan nasional yang sudah dilakukan lewat pembangunan jangka panjang serta jangka pendek.

Pembangunan adalah proses yang dilaksanakan secara berkesinambungan yang berdasar dalam kebutuhan setiap daerah sehingga akan terwujud perubahan ke arah yang lebih baik sesuai sasaran tujuan pembangunan. Terkait mengenai pembangunan, paradigma yang berkembang saat ini adalah pertumbuhan ekonomi yang dilihat dengan pengaruh pembangunan manusia, dapat dilihat melalui tingkat kualitas hidup manusia suatu daerah. Dalam menjalani program pembangunan membutuhkan kualitas manusia yang baik sehingga dapat mencapai pertumbuhan ekonomi (Dianaputra, 2017). Pertumbuhan ekonomi secara kenaikan kapasitas dalam jangka panjang dari satu negara untuk menyediakan berbagai jenis barang dan jasa kepada penduduk (Lumbantoruan 2015:14).

(19)

Menurut Firmansyah (2016) Suatu pertumbuhan ekonomi merupakan syarat bagi tercapainya pembangunan manusia karena pembangunan ekonomi dapat dijamin peningkatan produktivitas dan peningkatan pendapatan melalui penciptaan kesempatan kerja. Tingkat pembangunan manusia yang tinggi maka akan mempengaruhi kinerja pertumbuhan ekonomi melalui kapasitas penduduk dan konsekuensinya adalah peningkatan produktivitas dan kreativitas masyarakat. Modal manusia (Human capital) yakni faktor penting dalam pertumbuhan ekonomi, dengan modal manusia yang berkualitas kinerja ekonomi dipercaya juga akan lebih membaik.

Indeks pembangunan manusia yaitu indikator kesejahteraan manusia dalam suatu wilayah kurun waktu tertentu. Indeks pembangunan manusia yakni akumulasi dari tingkat pendidikan ,kesejahteraan dan kelayakan hidup. Dalam suatu daerah yang memiliki indeks pembangunan manusia tinggi menunjukkan kualitas dari sumber daya manusia yang baik. Todaro (2010) mengatakan “ada tiga faktor utama dalam pertumbuhan ekonomi yakni Pertama, modal, peralatan fisik dan sumber daya manusia. Kedua, pertumbuhan penduduk yang beberapa tahun selanjutnya dengan sendirinya membawa pertumbuhan angkatan kerja. Ketiga kemajuan teknologi”.

Kabupaten Bantaeng adalah salah satu wilayah di Provinsi Sulawesi Selatan, dengan jumlah penduduknya mencapai 186.612 jiwa. Bantaeng ialah daerah yang mempunyai jumlah penduduk yang lumayan dibanding beberapa daerah yang ada diprovinsi Sulawesi Selatan.

(20)

Pertumbuhan ekonomi yang baik sangat diharapkan oleh negara yang sedang membangun, karena dapat mengatasi masalah dalam perekonomian antara lain; masalah kemiskinan, pengangguran, buta huruf, meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan memberi perhatian lebih di bidang kesehatan dan pendidikan (Asnidar 2018).

Tabel 1.1 Komponen-komponen Indeks Pembangunan Manusia di Kabupaten BantaengTahun 2010-2018 Tahun Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Angka Harapan Hidup Harapan Lama Sekolah Rata-rata Lama Sekolah Indeks Daya Beli 2010 62.46 69.44 10.01 5.47 9822.35 2011 63.07 69.52 10.35 5.47 9984.33 2012 63.99 69.59 10.7 5.7 10117.24 2013 64.88 69.65 11.07 5.92 10226.25 2014 65.77 69.68 11.48 6.16 10294.09 2015 66.2 69.77 11.67 6.16 10466.94 2016 66.59 69.84 11.88 6.17 10596 2017 67.27 69.9 11.99 6.45 10751 2018 67.76 70.11 12.01 6.47 11153

Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Bantaeng Tahun 2020

Dalam pembangunan manusia, indeks kesehatan diperoleh dari angka harapan hidup seorang semenjak dilahirkan Angka harapan hidup sepanjang kurung waktu 2010 sampai 2018 terus menjadi bertambah. Pada tahun 2010 tercatat sebesar 69,44 serta bertambah jadi 70,11% pada tahun 2018. Membaiknya pelayanan serta sistem pelayanan kesehatan di Kabupaten Bantaeng dilakukan lewat pelayanan kesehatan. Sedangkan harapan lama sekolah juga mengalami kenaikan dari 10,01%

(21)

menjadi 12,01% di tahun 2018, kemudian disusul rata-rata lama sekolah dari 5,47% menjadi 6,47% pada tahun 2018 dan indeks daya beli dari 9822.35 menjadi 11153. Dari semua komponen indeks pembangunan manusia mengalami kenaikan setiap tahunnya akan tetapi masih terbilang rendah dibanding Kabupaten-kabupaten lain yang ada di Sulawesi Selatan.

Indeks pembangunan manusia dan pertumbuhan ekonomi sangat berhubungan erat satu sama lain, indeks pembangunan manusia yang tinggi maka mendorong tercapainya pertumbuhan ekonomi yang tinggi juga.

Adapun alasan penulis meneliti tentang indeks pembangunan manusia yaitu karena penulis ingin mengetahui lebih dekat tentang indeks pembangunan manusia serta bagaimana dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Bantaeng. Dalam meningkatkan indeks pembangunan manusia terutama meliputi bidang indeks pendidikan, indeks kesehatan dan indeks daya beli masyarakat akan sejahtera atau justru sebaliknya. Fenomena yang terjadi saat ini yakni pertumbuhan ekonomi yang tidak sama rata pada setiap daerah yang ada sehingga membuat setiap orang tidak mendapatkan manfaat yang sama dari hasil pertumbuhan ekonomi tersebut. Pembangunan ekonomi atau lebih tepat pertumbuhan ekonomi merupakan prasyarat bagi tercapainya pembangunan manusia, karena pembangunan ekonomi menjamin peningkatan produktivitas dan peningkatan pendapatan melalui penciptaan kesempatan kerja.

(22)

Alasan penulis mengapa mengambil penelitian di Kabupaten Bantaeng karena beberapa tahun belakangan ini daerah tersebut banyak mengalami perubahan terutama dalam sisi pembangunan yang sangat gencar dilakukan sehingga penulis tertarik mengambil penelitian di daerah tersebut. Sehingga pembangunan daerah tersebut memberikan dampak yang besar terhadap bidang-bidang lain begitu pula dengan indeks pembangunan manusia yang harus meningkat.

Berdasarkan pada seluruh uraian tersebut, maka akan dilakukan penelitian berjudul : “Pengaruh Indeks Pembangunan Manusia

Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten Bantaeng"

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah penelitian ini adalah apakah Indeks Pembangunan Manusia berpengaruh terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten Bantaeng ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh Indeks Pembangunan Manusia terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Bantaeng.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoretis dan praktis, yaitu:

(23)

1. Manfaat teoretis

Secara teoretis, penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi peneliti. Selain hal tersebut, diharapkan pula dapat memberikan kontribusi dan menambah referensi dalam kepustakaan serta wawasan ilmu pengetahuan di jurusan Ekonomi Pembangunan. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu rujukan pertimbangan bagi penelitian-penelitian yang sejenis dimasa yang akan datang, penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dan cakrawala serta manfaat akademis baik untuk perguruan tinggi atau akademis.

2. Manfaat praktis a. Bagi peneliti

Penelitian ini sebagai salah satu sarana untuk berfikir ilmiah dan penerapan ke ilmuwan serta mengasah pola pikir dan untuk mengetahui kemampuan penulis dalam menerapkan ilmu yang telah diperoleh di bangku kuliah agar dapat mengembangkan wawasan ilmu pengetahuan yang dimiliki.

b. Bagi Universitas Muhammadiyah Makassar

Bagi Universitas Muhammadiyah Makassar, dapat menambah referensi dan dijadikan patokan bagi penelitian yang relevan dimasa yang akan datang khususnya mahasiswa Jurusan Ekonomi Pembangunan.

(24)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

a. Pengertian Indeks Pembangunan Manusia

UNDP (United Nation Development Programme merumuskan “pembangunan manusia suatu proses untuk memperluas pilihan bagi penduduk”. Dalam konsep tersebut penduduk ditempatkan sebagai tujuan akhir (the ultimated end) sedangkan upaya pembangunan dipandang sebagai sarana (principal means) untuk mewujudkan tujuan itu. Untuk menjamin tercapainya tujuan pembangunan manusia, empat hal yang perlu diperhatikan adalah produktivitas, pemerataan, berkesinambungan, pemberdayaan (Firmansyah 2016). Indeks pembangunan manusia yakni indikator kesejahteraan manusia dalam suatu wilayah dalam kurun waktu tertentu. Indeks pembangunan manusia merupakan akumulasi dari tingkat pendidikan, kesejahteraan dan kelayakan hidup.

Indeks pembangunan manusia juga berperan dalam pembangunan perekonomian karena pembangunan manusia yang baik ingin menjadikan faktor-faktor Produksi. Aspek produksi yakni tercapainya tingkatan pembelajaran yang lumayan untuk menghasilkan tenaga kerja yang mempunyai keahlian, setelah itu dengan tercapainya tingkatan pembelajaran, maka peluang

(25)

mempunyai keahlian dalam mengelola sumber energi yang ada, sehingga sumber energi yang ada bisa dikelola untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

Pembangunan sumber daya manusia( SDM) ialah sesuatu proses dalam jangka panjang serta bermacam aspek sosial ekonomi ikut andil di dalamnya. Proses pembangunan SDM ini ialah interaksi bermakna komponen yang terjadi secara bertahap dari masa tradisional, masa pertumbuhan, hingga masa modern, alasan yang melandasi dibuatnya indeks ini yakni mencermati mutu sumber energi manusia. Pembangunan manusia yaitu sesuatu proses untuk memperbesar pilihan untuk manusia, dari definisi ini bisa diambil kesimpulan bahwa inti pembangunan suatu negara merupakan manusia sebagai peninggalan negara yang sangat berharga. Definisi pembangunan manusia tersebut pada dasarnya meliputi ukuran pembangunan yang sangat luas. Definisi ini lebih luas dari definisi pembangunan yang cuma mengutamakan pada perkembangan ekonomi Dalam konsep pembangunan manusia, pembangunan sepatutnya di analisis dan dipahami dari sisi manusia, bukan cuma dari sisi perkembangan ekonominya.

Dalam konsep pembangunan manusia, pembangunan sebaiknya di analisis serta jelas dari sisi manusia, bukan cuma dari sisi perkembangan ekonominya saja. Dasar pemikiran konsep pembangunan manusia meliputi aspek-aspek sebagai berikut:

(26)

1) Pembangunan mengutamakan penduduk sebagai pusat perhatian.

2) Pembangunan bertujuan dibuat untuk memperbesar pilihan bagi penduduk, bukan cuma untuk meningkatkan pemasukan mereka. Oleh sebab itu, konsep pembangunan manusia wajib berpusat pada penduduk secara komprehensif serta bukan cuma aspek ekonomi semata.

3) Pembangunan manusia mengamati bukan cuma pada upaya tahapan kapasitas manusia, namun juga pada upaya menggunakan kapasitas manusia tersebut secara maksimal. 4) Pembangunan manusia didukung 4 pilar pokok,yakni produktivita,

pemerataan, berkesinambungan serta pemberdayaan.

5) Pembangunan manusia menjadi dasar untuk menentukan tujuan pembangunan serta dalam menganalisis pilihan-pilihan untuk pencapaiannya.

Berawal dari konsep diatas, penduduk yaitu tujuan akhir sedangkan upaya pembangunan dipandang sebagai fasilitas untuk memperoleh tujuan tersebut. Untuk menjamin pencapaian tujuan pembangunan manusia terdapat 4 perihal pokok yang dicermati ialah:

a. Produktivitas

Penduduk wajib meningkatkan produktivitas serta partisipasi penuh dalam proses penciptaan pemasukan serta nafkah. Sehingga pembangunan ekonomi yakni bagian dari modal pembangunan manusia.

(27)

b. Pemerataan

Penduduk mempunyai peluang yang sama yakni memperoleh akses terhadap sumber energi ekonomi serta sosial. Seluruh hambatan yang memperkecil peluang untuk mendapatkan akses tersebut harus dihilangkan, sehingga mereka bisa mengambil khasiat dari kesempatan yang ada serta berpartisipasi dalam aktivitas produktif yang dapat meningkatkan mutu hidup.

c. Berkesinambungan

Akses terhadap sumber energi ekonomi dan sosial wajib ditentukan tidak hanya untuk generasi yang akan datang. Seluruh sumber energi manusia serta area senantiasa diperbaiki.

d. Pemberdayaan

Penduduk wajib berpartisipasi dalam keputusan dan proses yang memastikan arah kehidupan mereka dan untuk berpartisipasi bersama mengambil keputusan dalam proses pembangunan.

Sebagai ukuran kualitas hidup, indeks pembangunan manusia dibangun melalui 3 pendekatan dimensi dasar. Dimensi yang dimaksud yakni mencakup usia panjang yang diatur dengan tingkat harapan hidup, pengetahuan yang diatur dalam rata-rata dari jumlah orang dewasa yang dapat membaca (diberi bobot dua per tiga) dan

(28)

penghasilan yang diatur dengan pendapatan perkapita rill yang telah disesuaikan.

Dengan tiga ukuran pembangunan ini dan menerapkan suatu formula yang kompleks terhadap sekitar 160 negara, maka Human

Development Indeks nya dibagi menjadi tiga kelompok yaitu:

1) Negara atas pembangunan manusia yang rendah (Low Human

Development) bila nilai Human Development Indeks berkisar

antara 0,0 hingga 0,50.

2) Negara atas pembangunan manusia yang menengah (Medium

Human Development) bila nilai maka Human Development Indeks

berkisar antara 0,51 hingga 0,79.

3) Negara atas pembangunan manusia yang tinggi (High Human

Development) bila nilai maka Human Development Indeks

berkisar antara 0,80 hingga 1,0.27.

Ketiga dimensi ini memiliki pengertian besar karena terkait banyak faktor. Pada laporan pertamanya, UNDP mengukur dimensi kesehatan dengan memakai angka harapan hidup waktu lahir. Selanjutnya untuk mengukur dimensi pengetahuan digunakan angka melek huruf dan rata-rata lama sekolah penduduk berusia 15 tahun ke atas.

b. Komponen Indeks Pembangunan Manusia

United Nations Programme (UNP) menerbitkan laporan

mengenai masalah pembangunan sumber daya manusia yang diukur dalam ukuran kuantitatif yang biasa disebut Human Development

(29)

Adapun indikator yang dipilih untuk mengukur dimensi maka

Human Development Indeks adalah sebagai berikut:

a)Longevity, di ukur atas variabel harapan hidup saat lahir atau life

expectancy of birth dan angka kematian bayi per seribu

penduduk atau infant mortality rate.

b)Educational Achievement, diukur atas dua indikator, yakni melek huruf penduduk usia 15 tahun ke atas (adult literacy rate) dan tahun rata-rata bersekolah bagi penduduk 25 ke atas (the mean

years of schooling).

c)Access to resource, dapat di ukur secara makro dengan melalui PDB riil perkapita dengan terminologi purchasing power parity dalam dolar AS dan dapat dilengkapi dengan tingkatan angkatan kerja.

Komponen-komponen yang mempengaruhi indeks pembangunan manusia (IPM) antara lain:

1) Derajat kesehatan serta panjang usia yang terbaca dari angka harapan hidup, parameter kesehatan atas penanda angka harapan hidup, memperkirakan keadaan sehat serta berusia panjang.

2) pendidikan yang di ukur atas angka melek huruf serta lamanya sekolah, mengukur manusia yang pintar, kreatif, terampil, serta bertakwa.

3) Pendapatan yang di ukur atas daya beli masyarakat (purchasing

(30)

masyarakat, mengukur manusia yang mandiri serta mempunyai akses buat layak.

Kesimpulan dari komponen yang bisa mempengaruhi indeks pembangunan manusia adalah:

a) Indeks Kesehatan

Tahun 1948 Word Health Organization melaporkan bahwa kesehatan yakni sesuatu kondisi tubuh atau mental sosial keamanan serta bukan cuma saja penyakit ataupun kekurangan salah satu penanda yang terdapat dalam indeks pembangunan manusia yakni indeks kesehatan yaitu angka harapan hidup seseorang sejak lahir yang dijadikan alat ukur kesehatan suatu individu di suatu setiap daerah. Angka harapan hidup juga bisa menunjukkan keadaan dan sistem pelayanan kesehatan yang ada dalam masyarakat, karena dapat dilihat sebagai suatu bentuk akhir dari hasil upaya peningkatan kesehatan secara keseluruhan.

Angka Harapan Hidup yaitu alat untuk mengevaluasi kinerja pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan penduduk pada umumnya, dan meningkatkan kesehatan pada khususnya. Angka Harapan Hidup dapat dilihat dengan umur rata-rata yang dihasilkan seseorang dalam situasi mortalitas yang berlaku di lingkungan masyarakatnya. Untuk angka harapan hidup yang rendah di satu daerah menunjukkan pembangunan kesehatan belum berhasil, dan semakin tinggi angka harapan hidup maka semakin menunjukkan keberhasilan pembangunan kesehatan di daerah tersebut. Sementara itu dalam menghitung indeks harapan hidup digunakan

(31)

nilai maksimum harapan hidup sesuai standar United Nation

Development Programme, dimana angka tertinggi bias menjadi

batas atas, untuk penghitungan indeks dipakai 85 tahun dan terendah 25 tahun (standar United Nation Development

Programme). Usia harapan hidup dapat berjalan panjang jika

status kesehatan, gizi, dan lingkungan yang baik.

Sektor kesehatan adalah hal yang sangat penting untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia. Kebutuhan dasar seseorang akan kesehatan meliputi perbaikan gizi dan pelayanan kesehatan yang dimana merupakan hak setiap warga negara yang dilindungi Undang-Undang Dasar (Dianaputra 2017:290).

b) Indeks Pendidikan

Tanda yang digunakan untuk mengukur indeks pendidikan merupakan rata-rata lama sekolah serta angka melek huruf. Kedua tanda pendidikan ini muncul bersama harapan bisa mencerminkan tingkat pengetahuan, dimana proposisi penduduk yang mempunyai keahlian baca tulis. Populasi yang digunakan yakni penduduk berumur 15 tahun ke atas sebab pada kenyataannya penduduk umur tersebut terdapat yang mengakhiri sekolah. Batas ini dibutuhkan agar angkanya lebih mencerminkan kondisi sesungguhnya mengingat penduduk yang berumur kurang dari 15 tahun masih dalam proses sekolah dan hendak sekolah sehingga belum pantas untuk rata-rata lama sekolahnya.

(32)

menekankan dengan cara apa pendidikan meningkatkan teori produktivitas dan efisiensi pekerja bersama untuk meningkatkan tingkat stok kognitif kemampuan pekerja manusia produktif secara ekonomi, yang merupakan produk dari kemampuan bawahan dari investasi pada manusia. Penyedia pendidikan formal dipandang sebagai investasi modal manusia, yang dianggap sama atau bahkan lebih berharga dari modal fisik (Kamandanu 2019:17). c) Indeks Daya Beli

Secara sederhana perlu melihat kualitas pembangunan manusia, terdapat dua pendapat Ramirez (1998), Pertama, bahwa kinerja ekonomi mempengaruhi pembangunan manusia, khususnya melalui kegiatan rumah tangga dan pemerintah, kegiatan rumah tangga yang memiliki partisipasi langsung atas penghasilan manusia antara lain kecenderungan rumah tangga untuk membelanjakan penghasilan bersih untuk memenuhi kebutuhan (pola konsumsi), tingkat dan distribusi penghasilan antar rumah tangga dan semakin tinggi tingkat pendidikan terutama pendidikan perempuan maka semakin positif bagi pembangunan manusia berkaitan dengan andil yang tidak kecil dalam mengatur biaya rumah tangga. Kedua, pembangunan manusia yang tinggi untuk mempengaruhi perekonomian dengan produktivitas dan kreativitas masyarakat. Pendidikan dan kesehatan masyarakat sangat menentukan keahlian untuk mengelola dan menyerap sumber-sumber pertumbuhan ekonomi.

(33)

c. Manfaat Indeks Pembangunan Manusia

Indeks pembangunan manusia bisa dimanfaatkan mengenai sebagai berikut:

a) Untuk mengalihkan inti atensi para pemilik keputusan, media beserta organisasi non pemerintah dari pemakai statistik ekonomi biasa, supaya lebih menegaskan pada pencapaian manusia. Indeks pembangunan manusia diciptakan supaya menegaskan apabila manusia serta segenap kemampuannya seharusnya menjadi kriteria utama jika menilai pembangunan suatu negara, bukannya pertumbuhan ekonomi.

b) Untuk menentukan peringkat atau level pembangunan suatu daerah atau Negara.

c) Untuk menampilkan perbedaan antar negara, di antara provinsi

atau negara bagian di antara gender dan kelompok sosial ekonomi lainnya.

B. Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu cara perkembangan perekonomian suatu negara secara berkelanjutan mengarah keadaan yang lebih baik selama periode tertentu. Pertumbuhan ekonomi juga dapat berarti sebagai proses terjadinya peningkatan produk nasional bruto atau penghasilan nasional riil. Sedangkan pertumbuhan ekonomi menurut Sukirno (2006) pembangunan ekonomi disebabkan dari perkembangan terutama dalam lapangan industri dan perdagangan. Berdasarkan pengertian tersebut pembangunan ekonomi terjadi secara

(34)

berkepanjangan dari waktu ke waktu dan selalu menuju positif untuk pemulihan segala sesuatu berpotensi lebih baik dari sebelumnya.

Adapun teori tentang pertumbuhan ekonomi sebagai berikut: 1. Teori Pertumbuhan Klasik

Menurut Adam Smith terdapat dua aspek utama pertumbuhan ekonomi yakni pertumbuhan output total dan pertumbuhan penduduk. Dalam pertumbuhan output total terdapat tiga unsur pokok dari sistem produksi suatu Negara yakni sumber daya insani dan stok barang modal yang ada. Menurut Adam Smith, sumber daya alam yang tersedia sebagai wadah yang paling mendasar dari kegiatan produksi suatu masyarakat. Jika suatu saat nanti semua sumber daya alam tersebut telah digunakan secara penuh maka pertumbuhan output pun akan berhenti. Sedangkan sumber daya insani memiliki peranan yang pasif dalam proses pertumbuhan output dan stok modal merupakan unsur produksi yang secara aktif menemukan tingkat output.

Menurut pandangan ahli-ahli ekonomi klasik ada empat faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, yakni: jumlah masyarakat, total stok barang-barang modal, luas tanah dan kekayaan alam, beserta tingkat teknologi yang digunakan. Walaupun menyadari bahwa pertumbuhan ekonomi terkait akan banyak faktor, ahli-ahli ekonomi klasik terpenting mengutamakan perhatiannya kepada dampak

(35)

pertambahan penduduk atas pertumbahan penduduk. (Sukirno, 2015 : 433).

2. Teori Neoklasik

Menurut Robert solow dia berpendapat bahwa pertumbuhan ekonomi adalah rangkaian kegiatan yang bersumber pada manusia akumulasi modal, pemakaian teknologi modern dan hasil atau output. Adapun pertumbuhan penduduk dapat berdampak positif dan dapat berdampak negatif. Maka dari itu, menurut Robert Solow pertambahan pendududk harus dimanfaatkan sebagai sumber daya yang positif. Sedangkan menurut model pertumbuhan lewis yakni model yang khusus menerangkan kasus Negara sedang berkembang yang mempunyai banyak penduduk. Tekanannya adalah pada perpindahan kelebihan penduduk disektor pertanian ke sector modern kapasitas industry yang dibiayai dari surplus keuntungan.

Kuznets merumuskan pertumbuhan ekonomi yakni kenaikan kapasitas dalam masa panjang dari suatu negara untuk menyimpan berbagai jenis barang dan jasa kepada penduduk. Dengan demikian, manifestasi dari pertumbuhan ekonomi diwujudkan ketika penambahan output jangka panjang atau secara berkelanjutan (Todaro,2006).

(36)

C. Indikator Pengukuran Indeks Pembangunan Manusia

1. Hubungan Indeks Kesehatan dengan Pertumbuhan Ekonomi

Menurut United National Development Programme (UNDP), pada tingkat makro, umur harapan hidup dipakai salah satu penanda kesuksesan pembangunan dalam bidang kesehatan. Apabila usia harapan hidup mengalami peningkatan hingga bisa membagikan gambaran membaiknya keadaan sosial ekonomi penduduk, kesehatan beserta lingkungan. Demikian pula sebaliknya apabila terjalin penurunan keadaan ekonomi penduduk dalam satu masa berdampak penurunan usia harapan hidup.

Kesehatan yakni keperluan mendasar untuk setiap manusia karena jika tanpa kesehatan warga tidak bisa menghasilkan sesuatu produktivitas bagi negara ataupun daerahnya. Kegiatan ekonomi sesuatu negeri hendak berjalan apabila ada jaminan kesehatan buat penduduknya. Terpaut dengan teori modal manusia, modal manusia bermanfaat signifikan, apabila lebih bermakna dari pada faktor-faktor teknologi dalam memacu pertumbuhan ekonomi. Kesehatan masyarakat sangat menentukan kesejahteraan masyarakat untuk mengendalikan sumber-sumber pertumbuhan ekonomi baik yang berhubungan dengan teknologi hingga untuk pertumbuhan ekonomi.

Kesehatan yakni kebutuhan mendasar bagi setiap manusia, tanpa kesehatan penduduk tidak dapat menciptakan suatu produktivitas bagi negara. Aktivitas ekonomi suatu negara akan

(37)

bergerak apabila ada jaminan kesehatan bagi setiap masyarakatnya.

2. Hubungan Indeks Pendidikan dengan Pertumbuhan Ekonomi

Pendidikan membagikan sumbangan langsung atas pertumbuhan penghasilan nasional melalui kenaikan keterampilan dan produktivitas kerja. Pendidikan berguna menyediakan salah satu input dalam metode produksi, yakni tenaga kerja supaya dapat bekerja dengan baik karena kualitasnya. Hal ini selanjutnya akan memaksa peningkatan output yang diharapkan bermuara pada keamanan masyarakat.

Pendidikan yaitu tujuan pembangunan yang mendasar. Oleh sebab itu pendidikan memegang peran sentral. Pendidikan merupakan hal pokok untuk mencapai kehidupan yang menggembirakan dan bermakna. Ikatan pendidikan imbang dengan pertumbuhan ekonomi.

Pendidikan, baik pendidikan formal maupun non formal mempunyai peran penting dalam memecahkan kemiskinan dalam jangka lama, baik itu secara serentak untuk membenahi tingkat produktivitas atau tingkat efesiensi pada dasarnya. Karena sejatinya semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka ia akan memiliki tingkat produktivitas yang tinggi pula.

3. Indeks daya beli dengan Pertumbuhan Ekonomi

Dalam jangkauan yang lebih luas standar hidup layak mencerminkan tingkat keamanan yang dinikmati oleh masyarakat

(38)

masyarakat atas sejumlah keinginan pokok yang dilihat dari rata-rata banyaknya konsumsi per kapita sebagai strategi pendapatan yang mewakili perolehan pembangunan untuk hidup layak.

D. Tinjauan Empiris

Penelitian terdahulu yakni penelitian yang terkait langsung akan penelitian ini yang dilakukan. Hasil penciptaan dari penelitian-penelitian terdahulu dapat mempersembahkan wawasan ilmu yang luas mengenai variabel-variabel yang terkait dengan indeks pembangunan manusia terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Bantaeng. Adapun hasil penelitian terdahulu dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No Nama Peneliti Judul penelitian Teknik Analisis Hasil Penelitian 1. Nyoman Lilya Santika DewiI Ketut Sutrisna (2014) Pengaruh Komponen Indeks Pembangunan Manusia Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Bali Metode analisis yang digunakan adalah metode asosiatif dan teknik analisis regresi data panel dengan metode Pooled Least Square Berdasarkan hasil olah data, diperoleh

bahwa indeks

kesehatan, indeks pendidikan dan indeks daya beli masyarakat berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi sedangkan hasil uji parsial diper-oleh bahwa indeks pendidikan dan indes daya beli masyarakat berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi, sedangkan indeks kesehatan tidak berpengaruh signifikan terhadap

(39)

pertumbuhan ekonomi 2. Asnidar (2018) Pengaruh Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan Inflasi terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten Aceh Timur Menggunakan model ekonom etrika dengan persamaan regresi linear berganda Indeks Pembangunan Manusia berpengaruh tidak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Pada variabel inflasi nilai Prob dapat dinyatak-an bahwa inflasi berpengaruh tidak signifikan terhadap pertumbuhan

ekonomi. Hasil uji F nilai prob dapat dinyatakan bahwa secara simultan Indeks Pembangunan Manusia dan inflasi berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi 3. H.syamsuddin .HM (2014) Analisis Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Tanjung Jabung Barat periode 2007-2011 Bersumber dari Row Data Susenas 2007-2011 dan Susenas Modul Konsumsi. Sementara sebagai penunjang digunakan data Supas, Proyeksi Penduduk dan Indeks Harga Konsumen (IHK). Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel bebas berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi

(40)

4. Riyan Muda, Rosalina Koleangan dan Josep Bintang Kalangi (2019) Pengaruh Angka Harapan Hidup, Tingkat Pendidikan dan Pengeluaran Per Kapita Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Sulawesi Utara Pada Tahun 2003-2017. Penelitian ini menggunakan metode Analisis Regresi Berganda. Penelitian ini menggunakan variabel Y : pertumbuhan ekonomi X1 : angka harapan hidup X2 : indikator tingkat pendidikan X3 : indikator pengeluran perkapita berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka di dapatkan hasil bahwa angka harapan hidup, indeks pendidkan dan pengeluar-an perkapita berpengaruh signifi-kan terhadap pertumbuhan ekonomi. Sedangkan secara simultan angka harapan hidup, tingkat pendidikan dan pengeluar-an perkapita mempunyai pengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi di Sulawesi Utara 5. Muhammad Agung Firmansyah (2016) Pengaruh Indeks Pembangunan Manusia dan Tingkat Pengangguran terhdap Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Bojonegoro Menggunakan metode analisis regresi linear berganda menggunakan eviews 8. Menunjukkan bahwa variabel indeks pembangunan manusia berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi, variabel tingkat pengangguran tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel pertumbuhan ekonomi, serta variabel indeks

(41)

pembangunan

manusia dan tingkat pengangguran secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel pertumbuhan ekonomi. E. Kerangka Konsep

Hasil kajian pustaka dan hasil penelitian empirik menunjukkan bahwa terdapat kaitan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dengan Pertumbuhan Ekonomi.

Hasil eksplorasi pembangunan manusia ialah proses memperluas pilihan-pilihan penduduk (a process enlarging people’s choices), dan tiga pilihan utama yang dianggap paling penting, yaitu diantaranya adalah panjang umur dan sehat (longevity), berpendidikan/berpengetahuan (knowledge), dan akses ke sumber daya yang dapat memenuhi standar hidup yang layak (living standard). Sementara proses pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh dua macam faktor yang terdiri dari faktor ekonomi dan faktor non ekonomi. Faktor non ekonomi sendiri diantaranya seperti sumberdaya manusia.

Jadi nampak bahwa pertumbuhan ekonomi meningkatkan persediaan sumberdaya yang dibutuhkan pembangunan manusia. Lalu pertumbuhan ekonomi tidak akan bertahan kecuali didahului atau disertai dengan perbaikan pembangunan manusia, sehingga dalam hal ini, keterkaitan pembangunan manusia dan pertumbuhan ekonomi dapat

(42)

terhadap pembangunan manusia dan pengaruh dari pembangunan manusia terhadap pertumbuhan ekonomi.

Untuk kepentingan penelitian skripsi ini adalah meninjau hubungan atau pengaruh Indeks Pembangunan Manusia Terhadap Pertumbuhan Ekonomi yang secara secara konseptual digambarkan secara sederhana seperti berikut.

Gambar 2.1 Kerangka Konsep

F. Hipotesis

Penelitian ini mengajukan hipotesis untuk diuji secara empirik, yaitu diduga terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari Indeks Pembangunan Manusia terhadap Pertumbuhan Ekonomi.

Pertumbuhan Ekonomi (Y) Indeks Pembangunan

(43)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu deskriptif dengan pendekatan kuantitatif, yaitu berusaha mendeskripsikan atau meringkas data masa lalu dan sekarang untuk membantu menciptakan wawasan data yang dapat diakses.

Prosesnya adalah menggunakan teknik statistik untuk mendeskripsikan atau meringkas sekumpulan data. Sebagai salah satu jenis utama analisis data, analisis deskriptif populer karena kemampuannya untuk menghasilkan wawasan yang dapat diakses dari data yang tidak diinterpretasikan.

Langkah jenis penelitian ini adalah : mengumpulkan data, membersihkan data, dan penerapan metode statistik yang dipilih untuk menarik kesimpulan yang diinginkan (Bush, 2020).

B. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Lokasi dalam penelitian ini adalah di Kabupaten Bantaeng, (Provinsi Sulawesi Selatan) terkonsentrasi pada kantor Badan Pusat Statistik (BPS) yang berlokasi di jalan Merpati Nomor 19, Pallantikang, Kecamatan Bantaeng, Kabupaten Bantaeng.

(44)

2. Waktu Penelitian

Jangka waktu yang digunakan untuk melakukan penelitian hingga tersusunnya hasil penelitian skripsi ini adalah selama bulan Oktober dan November Tahun 2020

C. Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran

Variabel penelitian yang digunakan adalah terdiri dari Indeks Pembangunan Manusia yang dikategorikan sebagai variabel bebas dengan simbol X, dan variabel terikat yaitu Pertumbuhan Ekonomi dengan symbol Y. Keduanya didefinisikan secara operasional sebagai berikut :

1. Indeks Pembangunan Manusia :

Adalah tingkat pembangunan manusia suatu wilayah, yang dihitung melalui perbandingan dari angka harapan hidup, pendidikan dan standar hidup layak.

2. Pertumbuhan ekonomi :

Adalah proses perubahan kondisi perekonomian suatu daerah secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama periode tertentu melalui kemampuan untuk menyediakan semakin banyak jenis barang-barang ekonomi kepada penduduknya.

(45)

D. Teknik Pengumpulan Data

Cara pengumpulan data penelitian ini adalah secara sekunder yang bersumber dari data statistik lokal Kabupaten Bantaeng yang sifatnya kuantitatif dan kualitatif berupa data indeks pembangunan manusia dan pertumbuhan ekonomi.

Selain itu, dikumpulkan data kependudukan dan topografi Kabupaten Bantaeng yang juga berasal dari Laporan Statistik BPS setempat melalui pencatatan/pencetakan dokumen secara elektrik maupun non-elektrik.

Untuk melengkapi kajian, maka penelitian ini ditunjang hasil-hasil peneltian relevan, literatur tentang indeks pembangunan manusia dan pertumbuhan ekonomi dan referensi teori terkait yang umumnya diperoleh secara elektronik, yakni internet.

E. Teknik Analisis Data

Analisis data yang dilakukan merupakan serangkaian kegiatan mengolah data yang dikumpulkan dari hasil penelitian yang kemudian dibentuk menjadi seperangkat hasil.

Penelitian ini menganalisis 2 variabel. Oleh karena itu penelitian ini akan menggunakan prosedur analisis data Bivariat, yaitu satu variabel bebas dan satu variabel terikat menggunakan perangkat SPSS versi 25. SPSS (Statistical Package For The Social Sciences) adalah progam yang digunakan untuk analisis statistik dalam hal ini regresi linier sederhana berbasis ordinary least square (OLS).

(46)

Regresi linear sederhana ini memiliki asumsi yang perlu diuji

terlebih dahulu untuk memenuhi penggunaannya, yaitu:

asumsi normalitas, asumsi homoskedastisitas, dan asumsi autokorel asi, yang masing dijelaskan sebagai berikut.

a) Uji Asumsi Klasik

1. Normalitas

Uji ini dilakukan untuk melihat residual data yang digunakan memiliki distribusi normal atau tidak dikatakan normal jika hasil output regresi menjalar disekitar garis diagonal dengan kata lain jika nilai signifikansinya lebih besar dari 0.05 maka data tersebut memiliki distribusi normal, akan tetapi jika hasil output data yang dilakukan menjalar jauh dari garis diagonal maka model regresi biasa dikatakan tidak normal.

2. Heteroskedasitas

Heteroskedasitas dilihat untuk menguji model regresi jika terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain atau untuk melihat penularan data. Jika

variance dari residual atau pengawasan yang lain tetap, maka

disebut homokedasitas dan jika berbeda disebut heterokedasitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadinya heteroskedastisitas. dikatakan terlepas dari heteroskedastisitas apabila nilai F hitung lebih besar dari nilai signifikansi yaitu 0,05. 3. Autokorelasi

Uji autokolerasi yaitu untuk memeriksa apakah dalam model regresi linier ada kolerasi jarak kesalahan pengganggu pada

(47)

periode t-1 (sebelumnya). Pemeriksaan yang umum digunakan untuk melihat adanya autokolerasi yakni uji statistik yang dinamakan Uji Durbin-Watson.

b) Analisis Regresi Sederhana

Dapat dijelaskan pula bahwa analisis Regresi Sederhana adalah sebuah metode pendekatan untuk pemodelan hubungan antara satu variabel terikat (dependen) dan satu variabel bebas (independen). Dalam model regresi, variabel independen menerangkan variabel dependennya. Dalam analisis regresi sederhana, hubungan antara variabel bersifat linier, dimana perubahan pada variabel X akan diikuti oleh perubahan pada variabel Y secara tetap. Sementara pada hubungan non linier, perubahaan variabel X tidak diikuti dengan perubahaan variabel y secara proporsional. seperti pada model kuadratik, perubahan x diikuti oleh kuadrat dari variabel x. Hubungan demikian tidak bersifat linier (Huang, 2021).

Secara matematis model analisis regresi linier sederhana dapat digambarkan sebagai berikut:

Y = a + bX Keterangan:

Y = Pertumbuhan Ekonomi (%) X = Indeks Pertumbuhan Manusia a = Konstanta

(48)

c) Uji Statistik

2. Analisis koefisien Determinasi ( R² ).

Koefisien determinasi adala proporsi dari variasi total pada pariabel terikat yang mampu dijelaskan oleh variabel bebas. Koefisien determinasi sangat mudah dihitung karena merupakan koefisien korelasi yang dikuadradkan atau bisa disebut R square. R² ini juga dapat digunakan untuk melihat apakah persamaan regresi dari penelitian yang dilakukan mampu memprediksi variabel terikatnya (y), nilai dari koefisien determinasi adalah berkisar antara 0 sampai dengan 1 dimana 0 < R² < 1 sehingga kesimpulan yang dapat diambil adalah:

a) Nilai R² yang kecil atau mendekati nol, berarti kemampuan variabel-variabel bebas dalam menjelaskan variasi variabel tidak bebas dan sangat terbatas.

b) Nilai R² mendekati satu, berarti kemampuan variabel-variabel bebas dalam menjelaskan hampir semua informasi yang digunakan untuk memprediksi variasi-variable tidak bebas.

Sedangkan koefisien determinasi dimaksudkan untuk mengetahui sumbangan variabel bebas X dalam mempengaruhi naik/turunnya variabel terikat Y dalam bentuk persen ( % ). Formulasinya adalah mempangkatduakan nilai koefisien korelasi, yaitu r².

(49)

3. Uji Parsial (Uji t)

Yakni untuk mrengetahui pengaruh variabel bebas secara parsial atau individu terhadap variabel terikat dengan asumsi variabel yang lain konstan. Lalu, terkait dengan pengujian hipotesis yang diajukan penelitian ini, maka dasar pengambilan keputusan untuk menerima atau menolak hipotesis adalah sebagai berikut : pengujian hipotesis dilakukan dengan membandingkan p-value dengan tingkat signifikan (alpha/α) sebesar 0,05, atau dengan membandingkan nilai C.R. dengan t-tabel. Berikut akan dijelaskan pengujian hipotesis (dalam bentuk simbol statistik berupa Ho : yaitu tidak terdapat hubungan yang positif dan signifikan dari Indeks Pembangunan Manusia terhadap Petumbuhan Ekonomi sebagai hipotesis utama, dan H1 sebagai hipotesis alternatif, yaitu menyatakan terdapat hubungan yang positif dan signifikan dari Indeks Pembangunan Manusia terhadap Pertumbuhan Ekonomi) yang digunakan pada penelitian ini.

1. Pengambilan keputusan berdasarkan probabilitas: - Jika p-value< 0.05, maka Ho ditolak

- Jika p-value> 0.05, maka Ho diterima 2. Pengambilan keputusan berdasarkan t hitung:

- Jika t hitung > t tabel maka Ho ditolak - Jika t hitung < t tabel maka Ho diterima

(50)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Luas dan Batas Wilayah

Kabupaten Bantaeng menurut geografis terletak ± 120 km arah selatan Makassar, Ibu kota Provinsi Sulawesi Selatan. Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Gowa dan Bulukumba, sebelah Selatan berbatasan Laut Flores, sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Jeneponto, dan sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Bulukumba. Dengan posisi 5°21’13’’-5°35’26’’ Lintang Selatan dan 119°51’42’’ - 120°05’27’’ Bujur Timur. Luas wilayah daratan Kabupaten Wilayah administrasi Kabupaten Bantaeng terbagi menjadi 8 wilayah kecamatan, luas daratan masing-masing kecamatan, yaitu: Bissappu (32,84 km2), Uluere (67,29 km2), Sinoa (43 km2), Bantaeng (28,85 km2), Eremerasa (45,01 km2), Tompobulu (76,99 km2), Pa’jukukang (48,9 km2), dan Gantarangkeke (52,95 km2). Bantaeng adalah 395,83 km2.

Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Bantaeng Tahun 2020 Gambar 4.1 Peta Kabupaten Bantaeng

(51)

Berdasarkan elevasi (ketinggian dari permukaan laut), dataran di Kabupaten Bantaeng terdiri dari:

25 m – 100 m = 37,5% 100 m – 500 m = 12,5% 300 m – 500 m = 12,5% 500 m – 1000 m = 37,5%

Jarak antara Ibu kota Kabupaten ke Daerah Kecamatan: 1. Bantaeng - Bissappu: 4 km 2. Bantaeng - Uluere : 23 km 3. Bantaeng - Sinoa : 14 km 4. Bantaeng - Eremerasa : 5 km 5. Bantaeng - Tompobulu : 21 km 6. Bantaeng - Pa’jukukang : 7 km 7. Bantaeng - Gantarangkeke :11 km

Untuk lebih jelasnya luas daerah menurut Kecamatan di Kabupaten Bantaeng dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini:

Tabel 4.1. Luas Derah Menurut Kecamatan di Kabupaten Bantaeng Tahun 2019 No Kecamatan Ibu Kota

Kecamatan

Luas Total/Area (km2)

1. Bissappu Bonto Lembang 32,84

2. Uluere Bonto Marannu 67,29

3. Sinoa Bonto Macini 43,00

4. Bantaeng Pallantikiang 28,85 5. Eremmerasa Ulugalung 45,01 6. Tompobulu Banyorang 76,99 7. Pa’jukukang Nipa-nipa 48,90 8. Gantaerangkeke Gantarangkeke 52,95 Bantaeng Bantaeng 395,83 Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Bantaeng, Tahun 2020

(52)

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa kecamatan Tompobulu merupakan Kecamatan terluas yang ada di Kabupaten Bantaeng yakni 76,99 km2 dan Kecamatan terkecil yaitu Kecamatan Bantaeng dengan luas wilayah hanya 28,85 km2.

2. Kondisi Demografi

Penduduk dalam suatu daerah yaitu sumber daya yang dimiliki daerah yang melakukan peningkatan pembangunan dan pertumbuhan ekonominya. Sistem umur memberikan potensi dan informasi atas sumber daya manusianya, pengolompokkan umur di Kabupaten Bantaeng pada Tahun 2019 dapat dilihat dalam tabel berikut ini:

Tabel 4.2. Jumlah penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di Kabupaten Bantaeng Tahun 2019

Kelompok Umur Laki-laki Wanita Jumlah

0-4 8,021 8,084 16,105 5-9 8,827 8,598 17,425 10-14 8,821 8,779 17,600 15-19 7,706 7,693 15,399 20-24 7,763 8,193 15,956 25-29 8,010 8,827 16,837 30-34 7,098 7,778 14,876 35-39 6,574 7,578 14,152 40-44 6,114 7,101 13,215 45-49 5,957 6,368 12,325 50-54 4,907 5,095 10,002 55-59 3,408 3,999 74,07 60-64 2,680 3,020 57,00 65-69 1,868 2,283 41,51 70-74 1,272 1,794 30,66 75+ 1,354 2,056 34,10 Jumlah 90,380 97,246 187,626

Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Bantaeng, Tahun 2020

Tabel 4.2 menunjukkan jumlah penduduk di Kabupaten Bantaeng berdasarkan umur dan jenis kelamin sebesar 187,626 jiwa

(53)

pada Tahun 2019, dengan jumlah laki-laki sebesar 90,380 jiwa dan jumlah perempuan sebesar 97,246 jiwa.

B. Hasil Penelitian (Penyajian Data) 1. Deskripsi Variabel

a. Indeks Pembangunan Manusia

Indeks Pembangunan Manusia adalah salah satu indikator untuk menghitung kualitas pembangunan manusia dari hasil pertumbuhan ekonomi. Dalam mempercepat pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Bantaeng maka yang perlu diperhatikan pemerintah adalah permbangunan manusianya, tujuannnya agar setiap orang dapat mendapat peluang yang besar untuk hidup sehat, berpendidikan dan berketerampilan serta mendapat penghasilan yang diperlukan untuk hidup.

Untuk Kabupaten Bantaeng sendiri, telah dirangkum data mengenai Indeks Pembangunan Manusia sebagaimana tertera dalam Tabel 4.3.

Tabel 4.3 Indeks Pembangunan Manusia di Kabupaten Bantaeng Tahun 2015-2019

Tahun Indeks Pembangunan Manusia (%)

2015 66.20

2016 66.59

2017 67.27

2018 67.76

2019 68.30

(54)

Tabel 4.3 memperlihatkan bahwa Indeks Pembangunan Manusia di Kabupaten Bantaeng mengalami peningkatan dari tahun sejak tahun 2015 hingga 2019.

Angka Indeks Pembangunan Manusia tersebut merupakan angka rerata geometris dari tiga komponen utama, yaitu angka harapan hidup, pendidikan (rata-rata lama sekolah dan harapan lama sekolah), dan standar hidup layak.

Indeks Pembangunan Manusia di Kabupaten Bantaeng tersebut memberikan ukuran capaian pembangunan yang lebih komprehensif karena tidak hanya mengukur capaian ekonomi semata, tetapi juga mencakup esensi dasar kebahagiaan manusia tentang kehidupan yang sehat, berumur panjang, pintar, dan adanya kesempatan untuk memperoleh pengetahuan.

b. Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator makro untuk membuktikan kinerja perekonomian secara riil di suatu wilayah dan salah satu indikator kualitas kemakmuran suatu daerah maka dapat dilihat dari nilai PDRB per kapita.

Pencapaian pertumbuhan ekonomi sering menjadi harapan yang diinginkan setiap tahunnya oleh pemerintah di Kabupaten Bantaeng akibat dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi setiap tahunnya yakni tolak ukur keberhasilan dari suatu pembangunan. Selain dengan mendapatkan kualitas pertumbuhan yang tinggi, negara juga perlu mengawasi pembangunan yang telah dilakukan.

(55)

Tabel 4.4 Produk Domestik Regional Bruto Menurut Harga Konstan Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Bantaeng

Periode 2015-2019

Tahun PDRB (Milliar) Laju Pertumbuhan (%) 2015 4 073 059,72 6.65 2016 4 374 214,69 7.39 2017 4 694 158,30 7.31 2018 5 075 836,51 8.13 2019 5 621 523,48 10.07

Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Bantaeng, Tahun 2020

Salah satu indikator tingkat kejayaan suatu daerah bisa dilihat dari nilai PDRB per kapita, yang menjadi hasil bagi antara nilai tambah yang dihasilkan oleh semua aktivitas ekonomi dengan banyaknya penduduk. Oleh karena itu, besar kecilnya jumlah masyarakat akan mempengaruhi nilai PDRB per kapita, sebaliknya besar kecilnya nilai PDRB sangat terkait pada potensi sumber daya alam dan faktor produksi yang ada di daerah tersebut.

Berdasarkan tabel 4.4 tahun 2015 laju pertumbuhan ekonomi sebesar 6,64% dan 2 tahun berikutnya yakni 2017 mengalami kenaikan sebesar 7,31% dan pada tahun 2019 laju pertumbuhan ekonomi mengalami kenaikan yang sangat drastis yakni sebesar 10,75% dengan nilai PDRB 5 621 523,48. Perkembangan perekonomian akan membawa dampak pada peningkatan PDRB perkapita.

(56)

2. Analisis Data

Cara yang digunakan dalam mengkaji variabel independen yakni indeks pembangunan manusia yang mempengaruhi variabel dependen yaitu pertumbuhan ekonomi adalah dengan menggunakan teknik analisis Regresi sederhana dengan metode OLS melalui bantuan SPSS versi 25.

a) Uji Asumsi Klasik

Sebelum dilakukan uji Regresi linear sederhana maka perlu dilakukan beberapa uji diantaranya yaitu: uji normalitas, uji

homoskedastisitas, dan uji autokorelasi, yang masing dijelaskan sebagai berikut.

1) Normalitas

Uji Normalitas yakni untuk membuktikan bahwa variabel bebas dan variabel terikat atau keduanya berdistribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik yaitu distribusi data normal atau menghampiri normal. Hasil uji normalitas dapat dilihat sebagai gambar berikut:

(57)

Sumber: Output SPSS 25 Tahun 2020

Gambar 4.2 Hasil Uji Normalitas

Gambar 4.2 menunjukkan bahwa data berdistribusi normal karena bentuk grafik normal dan tidak melenceng ke kanan atau ke kiri. Titik (data) yang tersebar sekitar garis diagonal dan penyebaran titik tersebut mengikuti arah garis diagonal. Hal ini berarti bahwa model regresi dalam penelitian ini memenuhi asumsi normalitas bersumber pada analisis grafik normal probability plot.

2) Uji Heteroskedasitas

Pengujian ini untuk memeriksa bahwa dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians residual dari satu pemantauan ke pemantauan lainnya. Kriteria pemeriksaan yang dilakukan yaitu dengan memeriksa penyebaran titik data

(58)

menghambur dikeseluruhan gambar dan tidak berkumpul disatu titik saja.

S u m b e r

Sumber: Output SPSS 25 Tahun 2020

Gambar 4.3 Hasil Heteroskedasitas-Grafik Scatterplot

Hasil uji heteroskedasitas dari gambar 4.3 membuktikan bahwa grafik scatterplot tersebut, terlihat titik menghambur secara acak dan tidak membuat satu pola tertentu yang jelas, serta terhambur baik diatas maupun dibawah. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedasitas pada model regresi linear sederhana.

3) Autokorelasi

Uji Atutokorelasi merupakan uji yang digunakan untuk melihat sebuah model regresi linear ditemukan korelasi antara kekeliruan pengganggu pada periode t dengan kesalahan periode t sebelumnya.

Dasar pengambilan keputusan dalam uji runs test, yaitu sebagai berikut:

(59)

a. Jika nilai Asymp. Sig. (2-tailed) < dari 0,05 maka ditemukan gejala autokorelasi didalamnya.

b. Jika Asymp. Sig. (2-tailed) > dari 0,05 maka tidak ditemukan gejala autokorelasi didalamnya.

Tabel 4.5 Hasil Uji Autokorelasi

Runs Test

Unstandardized Residual

Test Valuea .16568

Cases < Test Value 2

Cases >= Test Value 3

Total Cases 5

Number of Runs 3

Z .000

Asymp. Sig. (2-tailed) 1.000 a. Median

Sumber: Output SPSS 25 Tahun 2020

Berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui nilai Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 1.000 > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa tidak ditemukan masalah atau gejala autokorelasi. Setelah pemeriksaan pemenuhan asumsi, maka selanjutnya penggunaan model regresi dapat dilanjutkan.

(60)

b) Analisis Regresi Linear Sederhana

Analisis regresi linear sederhana yaitu untuk mengamati variabel yang berpengaruh dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Hasil perhitungan terlihat dalam tabel berikut.

Tabel 4.6 Analisis Regresi Sederhana

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standar dized Coeffici ents T Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Toler ance VIF 1 (Cons tant) -85.684 26.148 -3.277 .047 IPM 1.392 .389 .900 3.580 .037 1.000 1.000 a. Dependent Variable: PE

Sumber: Output SPSS 25 Tahun 2020

Berdasarkan printout tersebut, maka dapat dibentuk persamaan regresi linier sederhana, yaitu :

Y = -85,684 + 1,392X

Dari tabel 4.6 dapat dilihat persamaan tersebut dapat di jelasla sebagai berikut:

a. Persamaan tersebut menunjukkan bahwa nilai konstanta sebesar -85,684, hal ini berarti apabila variabel indeks pembangunan manusia tidak mengalami perubahan atau tetap maka pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bantaeng sebesar -85,684 %.

(61)

b. Koefisien regresi variabel indeks pembangunan manusia (X) sebesar 1,392, hal ini mengandung arti bahwa setiap kenaikan indeks pembangunan manusia 1% maka pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bantaeng meningkat sebesar 1,392%.

c) Uji Statistik

1) Analisis Koefisien Determinasi (R² )

Untuk mengetahui keeratan hubungan (korelasi) kedua variabel yang diteliti atau diperhatikan yakni X (Indeks Pembangunan Manusia) dan Y (Pertumbuhan Ekonomi) maka dapat dilihat nilai koefisien korelasi tersebut dalam tabel berikut.

Tabel 4.7 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R² )

S

Sumber: Output SPSS 25 Tahun 2020

Dari tabel 4.7 menunjukkan bahwa nilai koefisien korelasi (R) sebesar 0,900, artinya terdapat hubungan yang kuat antara indeks pembangunan manusia dan pertumbuhan ekonomi di

Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estim ate Change Statistics Durbin-Watson R Square Chang e F Change df1 df2 Sig. F Change 1 .900a .810 .747 .662 .810 12.814 1 3 .037 1.919

a. Predictors: (Constant), IPM b. Dependent Variable: PE

(62)

diperoleh nilai koefisien determinasi r square sebesar 0,810%. Hal ini mengandung arti bahwa pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bantaeng sebesar 81,0% dipengaruhi oleh indeks pembangunan manusia dan sisanya sebesar 19,0% % di pengaruhi dari faktor-faktor lain yang tidak ada didalam penelitian ini.

2) Uji Parsial (Uji t)

Untuk menguji hipotesis yang diajukan dalam penelitian skripsi ini maka digunakan uji statistik t. Hipotesis yang dimaksud adalah :

Dasar pengambilan keputusan : 1. Berdasarkan nilai signifikasi (Sig.)

a. Jika nilai Signifikasi < Probabilitas 0,05 maka ada pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat atau hipotesis diterima.

b. Jika nilai signifikasi > probabilitas 0,05 maka tidak ada pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat atau hipotesis ditolak

2. Berdasarkan perbandingan nilai t_hitung dengan t_tabel a. Jika nilai t_hitung > t_tabel maka ada pengaruh

variabel bebas terhadap variabel terikat atau hipotesis diterima.

b. Jika nilai t_hitung < t_tabel maka tidak ada pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat atau hipotesis ditolak.

(63)

Tabel 4.8 Uji Parsial (Uji t) Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standar dized Coeffici ents T Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Toler ance VIF 1 (Cons tant) -85.684 26.148 -3.277 .047 IPM 1.392 .389 .900 3.580 .037 1.000 1.000 a. Dependent Variable: PE

Sumber: Output SPSS 25 Tahun 2020

t hitung :

(a/2 : n-k-l atau df residual) 5% (0.05)/2 = 5-1-1

0.025 = 3 t tabel = 3.182

Berdasarkan tabel 4.8 nilai signifikansi variabel indeks pembangunan manusia mempunyai angka signifikansi sebesar 0,037 lebih kecil dari 0,05 (0,37 < 0,05). Berdasarkan perbandingan nilai t-hitung dengan t tabel (3,580 > 3,182) maka dapat disimpulkan bawa hipotesis diterima. Hal tersebut dapat dinyatakan bahwa variabel indeks pembangunan manusia berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Bantaeng.

(64)

C. Pembahasan

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan dengan sejumlah tahapan pemeriksaan sebelumnya menyangkut data dan metode, maka dapat dijelaskan keterkaitan indeks pembangunan manusia dengan pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Bantaeng.

Pembangunan manusia merupakan sebuah proses pembangunan yang bertujuan agar mampu memiliki lebih banyak pilihan, khususnya dalam pendapatan, kesehatan, dan pendidikan. Salah satu tolok-ukurnya dapat dilihat melalui Indeks Pembangunan Manusia.

Diketahui bahwa modal manusia (human capital) merupakan salah satu faktor penting dalam pembangunan ekonomi. Adanya modal manusia yang berkualitas, kinerja ekonomi diyakini juga akan lebih baik, sesuai dengan yang dikatakan Mubyarto dalam Mailendra (2009) yaitu “social development is economic development”. Menurut Todaro (1998), sumber daya manusia dari suatu bangsa merupakan faktor paling menentukan karakter dan kecepatan pembangunan sosial dan ekonomi dari bangsa yang bersangkutan.

Hal tersebut menunjukkan bahwa sumber daya manusia adalah modal yang menjadi dasar dari kekayaan suatu daerah. Manusialah yang melahirkan agen-agen aktif yang akan mempertemukan modal, memanfaatkan sumber-sumber daya alam, membentuk berbagai macam organisasi sosial, ekonomi dan politik, serta melakukan pembangunan nasional. Di sisi lain, Lanjouw dalam Ginting, et al (2008) menyatakan pembangunan manusia di Indonesia adalah identik dengan pengurangan kemiskinan. Investasi di bidang pendidikan dan kesehatan akan lebih

Gambar

Tabel 1.1 Komponen-komponen Indeks Pembangunan Manusia  di Kabupaten BantaengTahun 2010-2018  Tahun  Indeks  Pembangunan  Manusia (IPM)  Angka  Harapan Hidup  Harapan Lama Sekolah  Rata-rata Lama Sekolah  Indeks  Daya Beli  2010  62.46  69.44  10.01  5.47
Tabel 2.1  Penelitian Terdahulu  No  Nama  Peneliti  Judul  penelitian  Teknik  Analisis  Hasil Penelitian  1
Gambar 2.1 Kerangka Konsep
Tabel 4.1. Luas Derah Menurut Kecamatan   di Kabupaten Bantaeng Tahun 2019
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan data yang diperoleh dari Media Ide » Blog Archive » Statistik Situs Porno.htm, 12% situs di dunia ini mengandung pornografi, 25% yang dicari melalui search engine adalah

Jarak tempat tinggal responden dari domisili penderita berhubungan signifikan dengan aktivitas pembakaran jerami atau rumput kering di area sekitar kandang pada malam

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul

Bangunan ini memiliki susunan atap seperti pada rumah limasan pokok yaitu mempunyai 4 buah sisi yang ditambahkan 4 buah emper yang mengelilingi bangunan tersebut dan mempunyai

Maka untuk keperluan analisa, manajemen harus tahu benar mengenai data: harga jual per unit, biaya variabel per unit, jumlahnya biaya tetap yang terdiri dari biaya tetap tunai

Makalah Ilmu Budaya Dasar yang diberi judul Peran Kebudayaan Dalam Membentuk Kepribadian ini, saya susun sebagai pelengkap tugas dan mempunyai tujuan untuk menambah wawasan

“Melihat yang demikian, para bhikkhu, murid suci yang terpelajar (sutavā ariyasāvaka) menjadi jijik terhadap mata, terhadap objek-mata, terhadap kontak-mata, terhadap perasaan

Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara self-regulation dengan perilaku makan sehat pada mahasiswa yang