KAJIAN KESEIMBANGAN AIR ANTARA KEBUTUHAN
DENGAN PEMANENAN AIR
DI KAMPUS UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA (UPI)
Oleh :
L.Wahyuni, D.Rohmat*), I.Setiawan *)
Departemen Pendidikan Geografi, Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Pendidikan Indonesia
Email :
Lieswahyuni190695@gmail.com, dederohmat64@gmail.com, iwan4671@gmail.com
ABSTRAK
Sebagai sebuah lembaga pendidikan UPI memiliki tanggung jawab untuk menjaga lingkungan, salah satunya adalah menjaga keseimbangan air di kampus. Untuk mencapai keseimbangan air tersebut diperlukan pengkajian keseimbangan antara kebutuhan dengan kemampuan panen air di Kampus UPI. Tujuan penelitian ini adalah menghitung kebutuhan air warga kampus UPI dalam hitungan per bulan, kemamampuan UPI dalam memanen air di wilayah kampus UPI dalam hitungan per bulan, pengurangan kemampuan pemanenan air akibat penutupan lahan oleh bangunan, mengkaji keseimbangan air antara pemakaian dan pemanenan di kampus UPI, dan merekomendasikan upaya menjaga keseimbangan air di wilayah kampus UPI. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan statistik sederhana untuk menghitung kebutuhan air, serta menggunakan beberapa metode untuk kajian hidrologi diantaranya adalah metode Thornthwaite, metode Hortons, dan metode FJ Mock. Hasil penelitian yang diperoleh adalah kampus UPI telah mampu memenuhi kebutuhan pemakaian air oleh warga kampus. Akan tetapi UPI belum mampu optimal dalam pemanenan air akibat pembangunan fasilitas kampus. Sehingga rekomendasi yang di ajukan oleh peneliti adalah pembuatan 962 biopori pada beberapa titik di kampus UPI.
Kata Kunci :
As an educational institution UPI has a responsibility to protect the environment, one of which is to maintain the water balance in the campus. To reach the water balance studies are necessary balance between the needs with the ability to harvest water in the Campus UPI. The purpose of this study is to calculate the water needs of UPI citizen in a month, calculate the reduction of water harvesting capability due to the closure of lan, examine the water balance between the usage and water harvesting at UPI, recommend efforts to maintain water balance at UPI. The Method that has been used in this research is simple statistics to measure the water needs and used several method for hidrology study such as Thornthwaite methode, Hortons methode, and FJ Mock methode. The results are UPI has been able to meet the needs of water usage. But UPI has not been able to optimaze in water harvesting as a result of the campus facilities construction . So the recommendation that is proposed by the researchers is making 962 biopori in some are at campus.
Sebagaimana kita ketahui bahwa jumah air di bumi hakitatnya adalah tetap. Namun, pada era globalisasi ini kuantitas air seolah berkurang. Hal tersebut diakibatkan oleh kebutuhan air masyarakat semakin hari semakin bertambah yang disebabkan oleh pertumbuhan penduduk yang terus meningka serta alih fungsi lahan untuk pemukiman maupun bangunan-bangunan lainnya, sehingga lahan resapan air semakin berkurang dan air semakin sulit untuk ditampung.
Untuk lebih mengoptimalkan dalam pengelolaan sumberdaya air salah satunya perlu dilakukan analisis keseimbangan air. Nasution dan Syaifullah (2005, hlm 235) menyatakan bahwa secara umum “neraca air (water belance) menyatakan hubungan antara aliran air yang masuk (input) dengan aliran air yang keluar (output) pada suatu daerah dalam waktu tertentu”.
Keseimbangan air disini adalah jumlah air yang dibutuhkan oleh manusia berbanding dengan jumlah panen air yang dihasilkan oleh wilayah tersebut. Artinya, jika di suatu daerah kebutuhan air lebih besar daripada pemanenan air, maka
sirkulasi air di daerah tersebut tidak seimbang. Sedangkan apabila kebutuhan air di suatu daerah sama dengan jumlah pemanenan air, maka sirkulasi air tersebut adalah seimbang. Selain kemampuan memanen air, salah satu yang perlu diperhatikan dalam keseimbangan air adalah delta zero run-off. Delta zero
run-off adalah bagaimana suatu
daerah dapat meminimalisir air hujan yang menjadi run-off untuk mengurangi dampak lingkungan yang diakibatkan oleh run-off
tersebut. Oleh karena itu, untuk mencapai keseimbangan air antara pemakaian dengan pemanenan air di masa mendatang diperlukan upaya pengkajian komponen-komponen kebutuhan air, serta efisiensi air.
Upaya pengelolaan tersebut tidak akan ada artinya jika tidak didukung oleh upaya bersama pada tingkat lokal
Sebagai sebuah lembaga pendidikan yang besar Universitas Pendidikan Indonesia juga memiliki tanggungjawab untuk menjaga keseimbangan air. Jumlah mahasiswa yang terus bertambah setiap tahunnya, serta pembangunan gedung-gedung baru menjadi faktor
utama bertambahnya kebutuhan air. Tiga tahun UPI sudah membangun 2 gedung baru, bangunan tersebut secara otomatis mengurangi ruang terbuka hijau yang berdampak terhadap penurunan kuantitas dan kualitas ketersediaan air di UPI. Bahkan untuk pemenuhan kebutuhan air warga kampusnya, UPI memasok air dari luar. Hal ini menimbulkan ketidakadilan atas pemanfaatan air untuk daerah yang berperan sebagai pemanen air untuk daerah lain seperti yang terjadi di kampus UPI ini. Data yang diperoleh dari Biro Aset dan Fasilitas UPI menghabiskan dana untuk PAM pada tahun 2014 rata rata sebesar Rp 41.763.209/bulan. Jumlah yang sangat tinggi jika di kali lipatkan menjadi tahunan.
Hal ini akan menjadi sebuah permasalahan di kemudian hari. Ketika kebutuhan warga kampus UPI tidak sebanding dengan kemampuan UPI dalam memanen air. Maka dari itu, Untuk mencapai keseimbangan air di kampus UPI diperlukan pengkajian pemanenan dan kebutuan air di kampus UPI. Pengkajian tersebut diharapkan dapat memberikan masukan dan pedoman pengelolaan air di kampus UPI,
sehingga UPI dapat mandiri dalam pengelolaan air untuk pemenuhan kebutuhan air warga kampus.
Berdasarkan permasalahan tersebut sebagai sebuah upaya untuk ikut berkontribusi dalam penyelesaian permasalahan tersebut maka peneliti akan melakukan penelitian yang berjudul “Kajian Keseimbangan Air antara Pemakaian dengan Pemanenan Air Kampus Universitas Pendidikan Indonesia Bandung”.
Sejumlah rumusan masalah disusun untuk menjawab masalah penelitian ini meliputi : (1) Bagaimana kebutuhan air warga kampus UPI dalam hitungan per bulan? (2) Bagaimana UPI mampu memanen air di wilayah kampus UPI dalam hitungan per bulan? (3) Berapa pengurangan kemampuan pemanenan air akibat penutupan lahan oleh bangunan? (4) Bagaimana keseimbangan air antara pemakaian dan pemanenan di kampus UPI? (5) Bagaimana upaya menjaga keseimbangan air di wilayah kampus UPI?
Berkaitan dengan rumusan masalah tersebut, maka tujuan dari penelitian ini yakni untuk : (1)
Menghitung kebutuhan air warga kampus UPI dalam hitungan per
bulan (2) Menghitung
kemamampuan UPI dalam memanen air di wilayah kampus UPI dalam hitungan per bulan (3) Menghitung
pengurangan kemampuan
pemanenan air akibat penutupan lahan oleh bangunan. (4) Mengkaji keseimbangan air antara pemakaian dan pemanenan di kampus UPI (5) Merekomendasikan upaya menjaga keseimbangan air di wilayah kampus UPI.
METODE
Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kampus utama Universitas Pendidikan Indonesia yang berada di Jalan Setiabudhi 229 Bandung. Secara geografis lokasi penelitian yaitu berada diantara 107° 35’ 11,93” BT sampai dengan 107° 35’ 47,5” BT dan 06° 51’ 25,36” LS sampai dengan 06° 51’ 54,3” LS. UPI memiliki 7 fakultas yang terdiri dari Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis (FPEB), Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni (FPBS), Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (FPIPS),
Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan (FPOK), Fakultas Pendidikan Teknik dan Kejuruan (FPTK), Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP), dan Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FPMIPA).
Berdasarkan data Direktorat Akademik UPI jumlah mahasiswa yang masuk ke UPI pada tahun 2010 yang tercatat masih aktif berjumlah 2.684 mahasiswa dan jumlah ini terus bertambah hingga pada tahun 2014 jumlah mahasiswa yang masuk dan tercatat masih aktif yaitu dengan jumlah 6.017 mahasiswa. Jumlah mahasiswa yang masih aktif dari tahun 2010 sampai 2014 yaitu sebanyak 24.282 mahasiswa.
Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penghitungan keseimbangan air empiris dan FJ Mock yang dikembangkan oleh Mock tahun 1965. Parameter yang digunakan untuk menghitung keseimbangan air adalah intensitas hujan, infiltrasi, perkolasi, evapotranspirasi potensial (ETP), evapotrasnpirasi actual (EA), surface
Data Penelitian
Data yang diperlukan untuk mendukung kegiatan penelitian, terdiri dari dua jenis data, yaitu : (1) data primer, terdiri data infiltrasi, perkolasi, dan pemakaian air. Data-data primer ini seluruhnya diperoleh melalui survey lapangan. (2) data sekunder, yakni data intensitas hujan untuk penghitungan run-off, data rata-rata suhu bulanan untuk perhitungan evapotranspirasi, kemudian digunakan untuk perhitungan FJ Mock.
Sampel Penelitian
Penentuan plot pengambilan sampel dilakukan dengan berpedoman pada kondisi topografi, ruang terbuka, dan saluran air. Berdasarkan hasil olah data maka sampel wilayah terdapat 10 plot untuk pengambilan data perkolasi.
Selain pengambilan data-data fisik tersebut, peneliti juga menyebarkan angket kepada warga kampus UPI sebanyak 150 responden untuk perhitungan jumlah pemakaian air.
Teknik analisis Data
Analisis data untuk menjawab seluruh rumusan masalah dalam
penelitian ini terdiri dari 3 tahap, yaitu :
1. Analisis pemanenan air terdiri dari :
a. Intensitas hujan menggunakan satu stasiun hujan yaitu stasiun hujan cemara. Pemilihan stasiun hujan cemara karena merupakan curah hujan terdekat di wilayah penelitian dan dapat mewakili seluruh wilayah penelitian.
b. Kapasitas Infiltrasi dan Perkolasi menggunakan rumus Horton sebagai berikut yang dikemukakan oleh Chay Asdak (2007, hlm 231).
F= fc + (fo-fc)e-kt . . . (1)
Keterangan:
f = kapasitas
infiltrasi/Perkolasi pada waktu tertentu (cm/menit)
fc = tingkat infiltrasi setelah konstan (cm/menit)
fo = tingkat infiltrasi awal (cm/menit)
e = 2,78 (ketetapan) k = 1/m log e (ketetapan) t = waktu konstan
c. (ETP) Analisis evapotranspirasi potensial yang digunakan peneliti adalah dengan metode Thornthwaite (Nugroho, Amien. 1989, hlm 27-38) Rumus ini berlaku untuk suhu udara rata-rata
bulanan (t <26,5 C), yaitu sebagai berikut.
ETP = 1,6 (10 t/I)a . . . (2)
Keterangan:
ETP = evaporasi potensial bulanan (cm/bulan)
t = suhu rata-rata bulanan (°C) I = akumulasi indeks panas dalam setahun, diperoleh dengan rumus: I= ∑ (𝒕 𝟓 𝟏,𝟓𝟏𝟒 𝟏𝟐 𝒊=𝑰 . . . (3) Keterangan: A = 0,000000675 I3 – 0,0000771 I2 + 0,01792 I + 0,49239
F = faktor koreksi terhadap panjang hari dari letak lintang
Kemudian hitung ETP terkoreksi dengan rumus:
ETP terkoreksi = ETP x F . . . (4)
2. Analisis Pemakaian Air
Analisis pemakaian air menggunakan rumus empiris sebagai berikut.
KB = P x W . . . (5)
KB = Kebutuhan air Kegiatan P = Jumlah Penggunaan Air Standar
W = Jumlah Warga Kampus UPI setiap persentasi
3. Analisis Keseimbangan Air dan Zero Delta Run-off
Analisis Keseimbangan air menggunkan metode FJ Mock. Saran yang digunakan untuk mengurangi surface run-off adalah pembuatan biopori yang akan disebar di beberapa titik di kampus UPI.
HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Fisik Lahan
UPI terletak pada ketinggian antara 930 m – 967,5 m dpl. Dengan ketinggian tersebut, keadaan suhu di kamus UPI cukup sejuk yaitu mencapai sekita 25° C. Keadaan tersebut didukung oleh keberadaan Ruang Terbuka Hijau yang masih cukup besar atau lebih dari 30 % luas lahan UPI. Kondisi ini membuat suhu udara di kampus cukup sejuk. Sementara itu, rerata tahunan curah hujan di Kampus UPI mencapai 2065 mm/tahun.
Kampus UPI memiliki konter bentuk lahan yang tidak datar. Titikterendah mencapai 930 m dpl dan tertinggi mencapai 967,5 m dpl. Dengan demikian, beda ketinggian antara titik tertinggi dan terendah mencapai 37, 5m. Secara umum kondisinya menanjak dari bagian
selatan kampus ke bagian utara kampus. Karena itu, seharusnya kampus UPI memiliki drainase yang baik atau tidak memungkinkan terjadinya genangan.
Kajian Hidrologi
1. Intensitas Hujan
Berikut adalah hasil perhitungan intensitas hujan kumulatif per satuan waktu. Dapat dilihat pada Gambar 1.
Sumber: Hasil Penelitian, 2015
Gambar 1 Intensitas Hujan
2. Infiltrasi
Menurut Chay Asdak (2007, hlm 228) infiltrasi adalah “proses aliran air (umumnya berasal dari curah hujan) masuk ke dalam tanah akibat gaya kapiler (gerakan air kea rah lateral) dan gravitasi (gerakan air ke arah vertical)”.
Berikut adalah grafik kapasitas infiltrasi yang telah dihitung dengan menggunakan rumus Horton dengan
rumus proyeksi sebagai berikut. (Lihat Gambar 2).
F= 0,0708 + (0,0792)2,178—0,037t . . . (7)
Sumber: Hasil Penelitian, 2015
Gambar 2 Kapasitas Infiltrasi
Hasil kapasitas infiltrai tersebut dikali dengan jumlah hari hujan dan luas lahan terbuka kampus UPI maka diketahui jumlah kapasitas infiltrasi pada setiap bulan. Kapasitas infiltrasi tertinggi adalah pada bulan desember yaitu mencapai 357,4 mm/bulan, sedangkan jumah kapasitas infiltrasi paling sedikit adalah pada bulan juli yaitu sebesar 28,3 mm/bulan.
3. Perkolasi
Hasil perhitungan kapasitas perkolasikeseluruhan dapat dilihat pada Tabel 1 berikut.
Tabel 1 Kapasitas Perkolasi
Bulan Hari Hujan Total
Januari 15 9321 Februari 20 13056 Maret 19 11869 April 15 9312 Mei 10 6208 Juni 4 2648 Juli 2 1004 Agustus 3 2100 September 7 4474 Oktober 12 7760 November 19 12417 Desember 20 12690 Rata-rata 92850
Sumber: Hasil Penelitian, 2015
4. Evapotranspirasi Potensial Nilai Evapotranspirasi potensial dapat dilihat pada Tabel 2 berikut.
Tabel 2 Evapotranspirasi Potensial
Sumber: Hasil Penelitian, 2015
5. Hasil Perhitungan FJ Mock (Infiltrasi dan Run-off)
Berdasarkan hasil perhitungan FJ Mock maka diperoleh nilai infiltrasi aktual dan run-off bulanan. Nilai infiltrasi yang paling besar
terjadi pada bulan desember dengan nilai infiltrasi aktual sebesar 79,050 mm/bulan. Sedangkan nilai infiltrasi terendah terjadi pada bulan agustus yaitu 0, karena tidak ada hujan pada bulan tersebut. Nilai infiltrasi aktual yang diperoleh dari hasil perhitungan FJ Mock ini selanjutnya akan menjadi nilai dasar untuk memperoleh kemampuan kampus UPI dalam memanen air.
Selain infiltrasi aktual yang diperoleh, dari perhitungan FJ Mock diperoleh pula besaran run-off setiap bulan. Nilai run-off pada setiap bulan cenderung tinggi, namun nilai
run-off paling tinggi terjadi pada
bulan mei dan desember, yaitu sebesar 205,812 mm/bulan dan 236,091 mm/bulan. Sedangkan nilai
run-off terendah terjadi pada bulan
agustus yaitu sebesar 36,582 mm/bulan.
Pemakaian Air
Linsley & Franzini (1985, hlm 96) mengatakan bahwa “langkah pertama dalam perencanaan suatu sistem penyediaan air adalah memperhitungkan kebutuhan air”. Maka dalam penelitian ini telah dilakukan perhitungan kebutuhan air di kampus UPI. Bulan t i I a ETP F ETP Terkoreksi Eto Jan 23.289 10.271 124.079 2.818 9.436 1.020 9.625 96.248 Feb 23.156 10.182 9.285 0.930 8.635 86.347 Mar 23.422 10.360 9.589 1.030 9.877 98.768 Apr 23.511 10.420 9.692 1.020 9.886 98.859 Mei 23.489 10.405 9.666 1.060 10.246 102.462 Jun 23.200 10.212 9.335 1.030 9.615 96.150 Jul 22.922 10.027 9.023 1.060 9.565 95.647 Agt 23.156 10.182 9.285 1.050 9.749 97.488 Sep 23.656 10.517 9.861 1.010 9.959 99.594 Okt 24.033 10.772 10.311 1.030 10.620 106.204 Nov 23.556 10.450 9.744 0.990 9.646 96.463 Des 23.300 10.279 9.449 1.020 9.638 96.377
Berdasarkan perhitungan yang dilakukan menurut jenis keperluan, maka dapat diketahui total kebutuhan air warga kampus UPI perbulan dengan menjumlahkan seluruh kebutuhan air setiap jenis keperluan, maka total kebutuhan air warga
kampus UPI/bulan
adalah5.896.156,8 liter air/bulan. Selain menghitung kebutuhan air setiap jenis pemakaian, kebutuhan air untuk sarana prasarana pemeliharaan fasilitas kampus juga perlu untuk dihitung, maka dari itu peneliti mengasumsikan bahwa kebutuhan air untuk pemeliharaan fasilitas kampus adalah 15% dari total kebutuhan air manusia setiap bulan, maka total kebutuhan adalah 5.896.156,8 liter
air/bulan.
Keseimbangan Air
Setelah diketahu nilai pemanenan air bulanan maka keseimbangan air dapat dihitung dengan membandinkan nilai kapasitas infiltrasi (liter/bulan) dengan pemakaian air warga kampus UPI setiap bulan (lihat tabel 4 dan gambar 2)
Tabel 4 Keseimbangan Air
Bulan Pemakaian (liter/bulan) Pemanenan (liter/bulan) Keseimbangan Air Januari 5,896,156.80 6,166,388 270,231.18 Februari 5,896,156.80 9,946,350 4,050,193.30 Maret 5,896,156.80 11,129,673 5,233,516.32 April 5,896,156.80 12,117,154 6,220,997.17 Mei 5,896,156.80 15,241,097 9,344,940.51 Juni 5,896,156.80 12,405,330 6,509,173.25 Juli 5,896,156.80 9,363,156 3,466,999.35 Agustus 5,896,156.80 0 (5,896,156.80) September 5,896,156.80 9,447,151 3,550,994.15 Oktober 5,896,156.80 11,531,183 5,635,026.23 November 5,896,156.80 16,080,981 10,184,824.49 Desember 5,896,156.80 17,512,136 11,615,979.46
Sumber: Hasil Penelitian, 2015
Sumber: Hasil Penelitian, 2015
Gambar 2 Keseimbangan Air
Berdasarkan Tabel 3 dapat diketahui bahwa hasil perhitungan keseimbangan air di kampus UPI menunjukan 11 bulan memiliki nilai pemanenan air lebih besar dibandingkan dengan pemakaian warga kampus UPI. Maka dalam 11 bulan tersebut UPI sudah memiliki keseimbangan dalam pengelolaan air. Sedangkan 1 bulan yang memiliki nilai pemakaian air lebih besar dibandingkan dengan pemanenan sudah ditabung pada bulan-bulan
sebelumnya yang memiliki nilai pemanenan lebih.
Sehingga secara keseluruhan keseimbangan air di UPI sudah baik. UPI sudah mampu tanggung jawab dalam memanen kembali air tersebut. Hanya saja tanggung jawab lingkungan yang diakibatkan oleh
run-off berlebihan harus segera di
atasi.
Upaya Zero Delta Run-off
Tindakan yang dapat dilakukan untuk mengurangi atau bahkan hinga delta zero run-off adalah menggunakan rekyasa pemanenan sederhana. Langkah yang dilakukan adalah menganalisis besaran run-off setiap bulan, kemampuan perkolasi setiap bulan, dan penentuan sebaran biopori sebagai upaya untuk zero delta run-off. Komponen tersebut dapat dijelaskan berikut.
1. Beban Run-off
Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan hasil beban run-off wilayah Kampus UPI dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5 Beban Run-off Bulan Infiltrasi (mm/bulan) Luas Terbangun (m2) Infiltrasi (liter/bulan) Januari 18.99446451 221531.148 4207865.53 Februari 30.63796742 221531.148 6787264.09 Maret 34.28298412 221531.148 7594748.83 April 37.32474375 221531.148 8268593.33 Mei 46.94749717 221531.148 10400332.9 Juni 38.21241906 221531.148 8465241.06 Juli 28.8415419 221531.148 6389299.89 Agustus 0 221531.148 0 September 29.10027299 221531.148 6446616.88 Oktober 35.51976419 221531.148 7868734.14 November 49.53461081 221531.148 10973459.2 Desember 53.94302986 221531.148 11950061.3 Total 89352217.2 Kapasitas Infiltrasi 92850.2346 Jumlah Biopori 962.326241
Sumber: Hasil Penelitian, 2015
2. Kapasitas Perkolasi
Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, maka nilai kapasitas perkolasi dapat dilihat pada Tabel 6 berikut.
Tabel 6 Kapasitas Perkolasi
Cathmen Kapasitas Perkolasi (mm/hari) Luas Bukaan Biopori (m2) Kapasitas Perkolasi (liter/hari) 1 10631.57901 0.07 744.2105306 2 10552.07764 738.6454351 3 8218.732327 575.3112629 4 5378.988328 376.529183 5 12689.35014 888.2545095 6 8605.714287 602.4000001 7 10850.85617 759.5599316 8 11396.67995 797.7675966 9 3402 238.14 10 9572.187912 670.0531538
3. Jumlah Biopori
Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan maka jumlah dan sebaran rekomendasi biopori dapat dilihat pada Tabel 7 dan Gambar 3 berikut.
Tabel 7 Jumlah Biopori Cathmen Luas m2 Jumlah Biopori
1 25959.03429 67 2 30566.48755 79 3 46674.50926 120 4 23986.18591 62 5 39384.46796 102 6 42901.89793 111 7 13496.5186 35 8 60396.27876 156 9 47545.38129 123 10 41790.45311 108
Sumber: Hasil Penelitian, 2015
Biopori dibuat pada lokasi-lokasi ada cathmen yang
mmeungkinkan untuk
pembuatannya. Tidak merusak lingkungan dan fasilitas kampus.
Sumber: Hasil Penelitian, 2015
KESIMPULAN
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, maka dapat diketahui bahwa UPI telah memiliki keseimbangan air antara pemakaian dengan pemanenan air. Hasil perhitungan keseimbangan air di kampus UPI menunjukan 11 bulan memiliki nilai pemanenan air lebih besar dibandingkan dengan pemakaian warga kampus UPI. Maka dalam 11 bulan tersebut UPI sudah memiliki keseimbangan dalam pengelolaan air. Sedangkan 1 bulan yang memiliki nilai pemakaian air lebih besar dibandingkan dengan pemanenan sudah ditabung pada bulan-bulan sebelumnya yang memiliki nilai pemanenan lebih. Akan tetapi UPI memiliki tanggungjawab lingkungan akibat pembangunan gedung-gedung yang menghilangkan banyak resapan air.
Maka dari itu untuk menjaga keseimbangan air Kampus UPI harus membuat sebuah rekayasa pemanenan air dengan pembuatan 962 biopori di beberapa titik di kampus UPI. Biopori disebar pada lokasi-lokasi dalam cathmen yang mungkin untuk pembuatan biopori.
DAFTAR PUSTAKA
Chay, Asdak. 2007. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai.
Linsley, Ray, K & Franzini, Joseph, B. 1985. Teknik Sumber Daya Air Jilid 2 Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga
Linsley, Ray, K & Franzini, Joseph, B. 1985. Teknik Sumber Daya Air Jilid 2 Edisi Keempat. Jakarta: Erlangga
Nasution & Dzalim, Syaifullah. 2005. Analisis Spasial Indeks Kekeringan Daerah Pantai Utara (Pantura) Jawa Barat. JAI. 1 (2) hlm 235-243.
Nugroho, Amien. 1989. Beberapa Teori dan Aplikasi Rumus Thornthwaite untuk Menghitung Cadangan Sumber Daya Air. Majalah Geografi Indonesia. 2(3) hlm 27-38.