• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tata Ibadah Lingkungan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Tata Ibadah Lingkungan"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Ibadah Lingkungan Minggu Trinitatis Page 1

Tata Ibadah Lingkungan

GKPI Jemaat Khusus Rawamangun

Jln. Belanak VI, No. 26 B. Kelurahan Jati, Pulo Gadung

Email: gkpi.rawamangun@yahoo.com

Minggu 2 Set. Trnitatis

1. Bernyanyi KJ. 242:1-2, “Muliakan Allah Bapa”

1. Muliakan Allah Bapa, muliakan PutraNya, muliakan Roh Penghibur, Ketiganya Yang Esa! Haleluya, puji Dia kini dan selamanya!

2. Muliakan Raja Kasih yang menjadi Penebus, yang membuat kita waris KerajaanNya terus. Haleluya, puji Dia, Anakdomba yang kudus!

2. Votum / Introitus

L : Kebaktian lingkungan ini dilaksanakan di dalam pengakuan, bahwa pertolongan kita adalah dalam nama Allah Bapa, Anak, dan Roh Kudus

J : Amin

L : Dalam kasih Ia telah menentukan kita dari semula oleh Tuhan Yesus Kristus untuk menjadi anak-anakNya

J : Sesuai dengan kerelaanNya, supaya terpujilah kasih karuniaNya yang mulia

L : Marilah kita berdoa ... Ya Allah Bapa kami di dalam Yesus Kristus, Engkau telah mencurahkan Roh Kudus, Penghibur dan Penolong kami, agar kami senantiasa dipelihara di dalam kebenaran firmanMu. Sungguh tak terselami betapa besar kasih dan anugerahMu kepada kami. Karena itu, kami memohon kepadaMu: Ajarlah kami senantiasa dan tuntunlah kami di jalanMu yang terang, supaya kami tidak tergelincir ke dalam dosa yang memperhamba kami. Lindungilah kami di bawah naungan kasihMu, supaya kami tetap berdiri teguh menghadapi berbagai pencobaan dan godaan. Kiranya kemuliaanMu memenuhi seluruh dunia ini, sekarang sampai selama-lamanya. Amin.

3. Bernyanyi KJ. 309:1, “Biar Kutumbuh Di BatangMu”

1. Biar „ku tumbuh di batangMu, ya Pokok Anggur yang benar, supaya Kau hidupkan daku menjadi ranting yang segar.

(2)

Ibadah Lingkungan Minggu Trinitatis Page 2 Jika Engkau beri berkat, aku berbuah yang lebat.

4. Epistel: 2SAMUEL 12:1-16

L : TUHAN mengutus Natan kepada Daud. Ia datang kepada Daud dan berkata kepadanya: "Ada dua orang dalam suatu kota: yang seorang kaya, yang lain miskin.

J : Si kaya mempunyai sangat banyak kambing domba dan lembu sapi;

L : si miskin tidak mempunyai apa-apa, selain dari seekor anak domba betina yang kecil, yang dibeli dan dipeliharanya. Anak domba itu menjadi besar padanya bersama-sama dengan anak-anaknya, makan dari suapnya dan minum dari pialanya dan tidur di pangkuannya, seperti seorang anak perempuan baginya. J : Pada suatu waktu orang kaya itu mendapat tamu; dan ia merasa

sayang mengambil seekor dari kambing dombanya atau lembunya untuk memasaknya bagi pengembara yang datang kepadanya itu. Jadi ia mengambil anak domba betina kepunyaan si miskin itu, dan memasaknya bagi orang yang datang kepadanya itu."

L : Lalu Daud menjadi sangat marah karena orang itu dan ia berkata kepada Natan: "Demi TUHAN yang hidup: orang yang melakukan itu harus dihukum mati.

J : Dan anak domba betina itu harus dibayar gantinya empat kali lipat, karena ia telah melakukan hal itu dan oleh karena ia tidak kenal belas kasihan."

L : Kemudian berkatalah Natan kepada Daud: "Engkaulah orang itu! Beginilah firman TUHAN, Allah Israel: Akulah yang mengurapi engkau menjadi raja atas Israel dan Akulah yang melepaskan engkau dari tangan Saul.

J : Telah Kuberikan isi rumah tuanmu kepadamu, dan isteri-isteri tuanmu ke dalam pangkuanmu. Aku telah memberikan kepadamu kaum Israel dan Yehuda; dan seandainya itu belum cukup, tentu Kutambah lagi ini dan itu kepadamu.

L : Mengapa engkau menghina TUHAN dengan melakukan apa yang jahat di mata-Nya? Uria, orang Het itu, kaubiarkan ditewaskan dengan pedang; isterinya kauambil menjadi isterimu, dan dia sendiri telah kaubiarkan dibunuh oleh pedang bani Amon.

J : Oleh sebab itu, pedang tidak akan menyingkir dari keturunanmu sampai selamanya, karena engkau telah menghina Aku dan mengambil isteri Uria, orang Het itu, untuk menjadi isterimu.

(3)

Ibadah Lingkungan Minggu Trinitatis Page 3 L : Beginilah firman TUHAN: Bahwasanya malapetaka akan Kutimpakan ke atasmu yang datang dari kaum keluargamu sendiri. Aku akan mengambil isteri-isterimu di depan matamu dan memberikannya kepada orang lain; orang itu akan tidur dengan isteri-isterimu di siang hari.

J : Sebab engkau telah melakukannya secara tersembunyi, tetapi Aku akan melakukan hal itu di depan seluruh Israel secara terang-terangan."

L : Lalu berkatalah Daud kepada Natan: "Aku sudah berdosa kepada TUHAN." Dan Natan berkata kepada Daud: "TUHAN telah menjauhkan dosamu itu: engkau tidak akan mati.

J : Walaupun demikian, karena engkau dengan perbuatan ini telah sangat menista TUHAN, pastilah anak yang lahir bagimu itu akan mati."

L : Kemudian pergilah Natan ke rumahnya. Dan TUHAN menulahi anak yang dilahirkan bekas isteri Uria bagi Daud, sehingga sakit. J : Lalu Daud memohon kepada Allah oleh karena anak itu, ia

berpuasa dengan tekun dan apabila ia masuk ke dalam, semalam-malaman itu ia berbaring di tanah.

L : Demikianlah pembacaan firman Tuhan ... Berbahagialah yang telah mendengar firman, yang menghayati, serta mengamalkannya.

J : Amin

5. Bernyanyi KJ. 207:1-2, “Ku Berseru Hai Dunia”

1. „Ku berseru, hai duia, “T‟lah bangkit Tuhanku!” Ia pun hadir s‟lamanya, tinggal bersamamu. 2. Hai kawanku, teruskanlah berita mulia,

yaitu kerajaanNya sekarang merekah.

6. Pendalaman Alkitab: KEJADIAN 2:8-15

7. Bernyanyi KJ. 58:1, “Maha Kasih Yang Ilahi”

1. Mahakasih yang ilahi, nikmat sorga, turunlah mendiami hati kami; Kau mahkota kurnia.

Yesus, Kau berlimpah rahmat, Sumber kasih yang besar! Datanglah membawa s‟lamat bagi kami yang gentar.

(4)

Ibadah Lingkungan Minggu Trinitatis Page 4

9. Bernyanyi KJ. 375:1, “Saya Mau Ikut Yesus”

Saya mau ikut Yesus, saya mau ikut Yesus sampai s‟lama-lamanya. Meskipun saya susah, menderita dalam dunia,

saya mau ikut Yesus sampai s‟lama-lamanya.

10. Nats Persembahan: IBRANI 13:15-16

11. Doa Persembahan + Ny. Pers., KJ. 350:1

1. O, berkati kami dan lindungi kami,

Tuhan, b‟rilah rahmatMu oleh sinar wajahMu!

14. Doa Bapa Kami

15. Berkat

(5)

Ibadah Lingkungan Minggu Trinitatis Page 5 Bahan Pendalaman Alkitab

MANUSIA PENGELOLA KEHIDUPAN

MENGGUGAH PIKIRAN

Semua manusia membutuhkan rasa aman, yaitu hidup yang tenang. Akibat hidup yang tidak tenang, kadang mengakibatkan traumatik atau merasa hidup di bawah ancaman. Hidup yang tenang adalah buah dari kehidupan yang diciptakan oleh manusia. Bila kita merasa ada ancaman sehingga hidup ini tidak tenang, maka ada sesuatu yang salah dalam kehidupan kita. Gejala-gejala seperti ini sudah sering kita alami saat ini. Sebagai contoh: betapa kita takut ketika berinteraksi dengan orang baru apalagi orang itu mendemonstrasikan kebaikan. Kita curiga, kebaikan itu hanya modus atas kejahatan yang akan terjadi. Bukan itu saja, sekarang ini seluruh tempat parkir selalu membuat peringatan agar kenderaan yang diparkir menggunakan kunci ganda. Itu mengindikasikan bahwa ada ancaman pencurian yang datang setiap saat, bahkan di luar kendali manusia. Kemudian, lihatlah toko elektronik di Glodok atau ITC Roxy Mas, betapa mudahnya kita menemukan penjual CCTV (Closed Circuit Television). Biasanya alat itu dibeli untuk kepentingan rumah tinggal, mengantisipasi andaikata ada tindakan pencurian. Itu seluruhnya akibat dari hidup yang mulai tidak tenang, merasakan ada ancaman dimana-mana. Persoalannya, dengan meningkatkan kewaspadaan, apakah rasa aman tercapai ? Saya yakin, TIDAK. Sebab meningkatnya kewaspadaan justru melahirkan rasa terhadap ancaman-ancaman berikutnya. Lalu apa yang dapat kita lakukan ?

PENJELASAN TEKS

Rasa aman merupakan keterkaitan antara HIDUP dan KEHIDUPAN. Ketika kita ingin HIDUP dalam rasa aman, maka KEHIDUPAN sebagai sebuah sistem harus dikelola untuk mendukung rasa aman. Kehidupan tidak sekedar apa yang dapat kita lakukan dalam hidup duniawi, tetapi kehidupan juga mencakup pada hubungan dengan Tuhan. Perikop ini menjelaskan betapa pentingnya peranana manusia (baca: kita) untuk merawat dan mengelola kehidupan.

Perikop ini memang berbicara tentang penciptaan semesta menurut Kejadian 2. Penempatan perikop ini bertepatan dengan Hari Lingkungan Hidup yang diperingati pada tanggal 5 Juni 2016 yang lalu. Setiap Hari Lingkungan Hidup, kita bersama-sama dengan elemen ciptaan lainnya merayakan betapa indahnya kehidupan yang diciptakan Tuhan. Keindahan itu dapat dilihat saat Tuhan menetapkan relasi antar ciptaan yang saling menguntungkan, sangat jauh dari sikap saling bermusuhan. Dengan

(6)

Ibadah Lingkungan Minggu Trinitatis Page 6 demikian, pada awal penciptaan ini, Tuhan menetapkan sebuah sistem Kehidupan yang mendukung setiap elemen ciptaan untuk hidup dalam harmoni. Hidup dalam harmoni inilah yang menciptakan rasa aman bagi manusia, juga bagi ciptaan lainnya. (Sebagai contoh: Pengalaman masyarakat Desa Silantom, Kecamatan Pangaribuan yang merasa terancam ketika seekor Harimau Sumatera masuk ke dalam kampung pada bulan Februari yang lalu diakibatkan rasa tidak aman. Harimau keluar dari habitatnya, yaitu Hutan, memasuki kampung akibat rasa tidak aman tinggal di hutan. Bukan hanya harimau saja yang merasa tidak aman, penduduk sendiri akhirnya merasa tidak aman ketika harimau masuk kampung sehingga atas bantuan pihak keamanan menembak mati harimau itu sendiri).

Contoh di atas menjelaskan kepada kita bahwa implikasi yang terjadi akibat dari rasa tidak aman sangat komplek. Antara yang satu akan berubah menjadi „monster‟ yang menakutkan terhadap yang lain. Atau, sesama manusia pun di benak kita berubah menjadi „monster‟ yang akan mencabut rasa aman dari diri kita. Nah, mari bayangkan apa yang terjadi bila sesama kita hidup saling mencurigai, antara yang satu dengan yang lain, saling menaklukkan menjadi cara instan bagi setiap orang untuk menghilangkan ancaman, bukan ?. Untuk itu, marilah kita melihat beberapa pesan melalui penjelasan perikop ini.

1. Tuhan Yang Menciptakan Kehidupan (Ayat 8-14)

Perikop ini memaparkan bahwa Tuhan memiliki inisiatif dalam proses penciptaan semesta ini. Proses penciptaan semesta tidak bisa dilihat dalam kerangka sebab-akibat; artinya, tidak ada yang menyebabkan sehingga Tuhan menciptakan semesta ini. Itu seluruhnya inisiatif Tuhan semata.

Penciptaan semesta ini dilaksanakan pada sebuah taman, yang disebut dengan Eden; dan disana terdapat berbagai Pohon, termasuk pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat (ayat 9). Kata „pohon‟ pada perikop ini tidak bisa dimaknai harafiah, yakni material belaka. Di dalam kata „pohon‟ yang terkandung, khususnya bila kita mengacu pada jejak-jejak pemikiran masyarakat semitis (Timur Tengah).

Pohon merupakan simbolisasi kehidupan; sebab dimana ada pohon disitu dapat dipastikan sudah ada kehidupan. Ini tidak bisa dilepaskan dari fakta geografis Timur Tengah yang didominasi oleh padang gurun. Di padang gurun tidak dapat ditemukan fakta yang mendukung kehidupan. Tetapi ada tempat-tempat tertentu di padang gurun yang mendukung kehidupan yaitu sumber air pada tempat tertentu (oase). Di sekitar sumber air ini akan tumbuh pohon-pohon. Dari kejauhan melihat pohon-pohon itu, berarti sudah ada kesimpulan bahwa di tempat itu ada kehidupan.

Perikop ini menjelaskan bahwa Tuhan „hanya‟ menciptakan pohon; atau perikop ini tidak menjelaskan penciptaan elemen ciptaan yang lain.

(7)

Ibadah Lingkungan Minggu Trinitatis Page 7 Meskipun demikian, kita harus membacanya jauh menusuk pada makna „pohon‟ seperti penjelasan di atas. Melalui perikop ini hendak diikrarkan bahwa Tuhan berinisiatif untuk menciptakan kehidupan yang menopang dan mendukung seluruh elemen ciptaan untuk hidup dalam harmoni. Lalu, perikop ini juga menjelaskan bahwa ada dua jenis pohon pengetahuan yang diciptakan, yaitu pengetahuan tentang yang baik dan pengetahuan tentang yang jahat. Nah, perikop ini menyadarkan kita bahwa pada awal penciptaan, Tuhan telah „menyandingkan‟ dua unsur dalam kehidupan, yaitu: baik dan jahat. Tuhan „membiarkan‟ keberadaan kehidupan yang baik dan yang jahat berdampingan. Tetapi antara keduanya tidak bisa dicampuradukkan (bnd. Roma 12:2), melainkan harus terpisah seturut dengan kekhasan masing-masing. Tentu, keberadaan kedua jenis kehidupan itu menekankan aspek pilihan, yakni pilihan masing-masing manusia. Pemahamannya adalah, bila manusia memilih kehidupan pengetahuan tentang yang baik, maka pilihan itu akan mendukung pada sistem kehidupan, sehingga kita semua hidup dalam harmoni. Ketika manusia dapat memilih pengetahuan yang baik, tidak mencampuradukkan dengan yang jahat, maka disanalah terdapat kebahagiaan. Sebab itulah, maka taman ini disebut dengan PARADAISO (tempat yang menjadi sumber kebahagiaan).

2. Manusia Yang Menata dan Mengelola Harmoni (ayat 15)

Ayat 15 ini merupakan tema dari Pendalaman Alkitab kita, yang merujuk pada perintah Tuhan kepada manusia itu, ‘... untuk mengusahakan dan memelihara taman itu’. Makna dua kata di atas perlu didalami. Pertama, kata „mengusahakan‟. Kata „mengusahakan‟ berasal dari bahasa Ibrani aw-bat. Kata ini lazim dipergunakan untuk menjelaskan aktivitas seorang hamba yang bekerja bagi tuannya, yaitu bekerja dalam konteks melayani. Seorang hamba tidak bekerja untuk dirinya sendiri, melainkan untuk k melayani tuannya. Pekerjaan yang dikerjakan oleh hamba bukanlah pekerjaannya sendiri, melainkan pekerjaan tuan. Hamba hanya mandataris (perantara) tuan untuk mengerjakan pekerjaan itu. Kalau kita menganalogikan kehidupan ini ibarat sebuah taman, maka kita bekerja dalam kehidupan ini dalam rangka melayani Tuhan sebagai pemilik taman (baca: kehidupan ini). Konsekuensinya ialah, seluruh aktifitas pekerjaan –dalam proses dan hasil- mesti mewujudkan hidup dalam harmoni.

Kedua, kata „memelihara‟. Kata „memelihara‟ diambil dari bahasa Ibrani shaw mar’, yang memiliki arti: „memagari‟, „menjaga‟, dan „melindungi‟. Kata „memelihara‟ berarti berkaitan erat dengan peranan manusia untuk menjaga (to protect) atau melindungi (to cover) kehidupan ini dari segala hal yang merusak. Makna kata „memelihara‟ ini menyiratkan attitude (sifat dan sikap) manusia yang tidak menerapkan standard ganda dalam hidupnya. Dalam peranan itu, manusia mesti memilih pohon tentang kebaikan agar dia dapat menjaga

(8)

Ibadah Lingkungan Minggu Trinitatis Page 8 kehidupan ini dari ancaman kejahatan yang dapat merusak. Artinya, attitude manusia bukanlah yang kompromis, melainkan berani membuat garis pembatas (b. Batak: „parbalohan‟).

PENUTUP

Perikop ini menjadi ajakan bagi seluruh umat manusia. Bukan hanya saya, atau kita yang berada di tempat ini; tetapi sesama manusia yang di luar sana juga terikat dengan pesan dalam perikop ini. Rasa aman hanya muncul bila masing-masing orang hidup dalam harmoni. Untuk hal ini dapat kita praktekkan dari hal-hal yang terkecil, yaitu: keluarga, lingkungan sekitar rumah, gereja, bangsa, bahkan dunia ini. Bayangkan, bila seluruh orang menerapkan hidup dalam harmoni menjadi spritualitas bagi dirinya, bukankah tanda-tanda Kerajaan Sorga sudah kita nyatakan di dunia ini; dimana dunia tempat kita tinggal (cth: rumah, lingkungan, gereja, bangsa, dsb) menjadi sumber kebahagiaan. Dalam rangka itulah, apa yang kita peroleh dari perikop ini, kiranya menjadi sumber spritualitas bagi kita. Dapatkah itu terjadi ? Semoga.

PERTANYAAN PENDALAMAN

1. Marilah kita bersama-sama meneliti fenomena hidup manusia saat ini, hal apa saja yang menjadi ancaman bagi kehidupan ini ?

2. Apa agenda hidup yang dapat kita lakukan untuk menjaga agar melalui hidup kita, kehidupan itu dapat terwujud ?

Referensi

Dokumen terkait

Darah adalah adalalah cairan yang ada pada manusia sebagai alat transportasi berfungsi untuk mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan

Pada pergeseran ke-2 karakter T pada patt dengan karakter spasi pada text tidak cocok, maka pergeseran berdasarkan nilai terbesar dari OH dan MH, pada rule MH nilai karakter T

(3) Dalam hal dugaan keracunan pangan bersumber dari pangan yang dikonsumsi di luar wilayah kerja dinas kesehatan kabupaten/kota sebagaimana dimaksud pada ayat (1) atau di

Bahan-bahan yang berhasil dikumpulkan selanjutnya,dianalisis dengan metode deskriptif analitis, artinya semua bahan hukum atau refrensi yuridis yang dikumpulkan kemudian

Sedangkan dengan obesitas mendapat kontribusi sumbangan zat gizi dari kelompok bahan energi, protein, karbohidrat .lemak dan pangan kacang-kacangan tidak berbeda

Bila aplikasi pengendali komputer jarak jauh (pengganti mouse dan keyboard, serta navigasi presentasi) ditambahkan dengan fitur kolaboratif (pembagian / sharing file kepada

Berdasarkan bahaya dan resiko longsorlahan dapat disimpulkan (a) tingkat bahaya longsorlahan rendah tersebar pada daerah yang memiliki topografi dataran dengan kemiringan lereng