• Tidak ada hasil yang ditemukan

Angka Kejadian Karsinoma Mammae Di Rumah Sakit Immanuel Bandung Periode Januari 2007-Desember 2009.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Angka Kejadian Karsinoma Mammae Di Rumah Sakit Immanuel Bandung Periode Januari 2007-Desember 2009."

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

iv

ABSTRAK

Angka Kejadian Karsinoma Mammae di Rumah Sakit Immanuel

Bandung Periode Januari 2007 – Desember 2009

Fifi, 2010. Pembimbing I: Laella Kinghua Liana, dr., Sp.PA, M.Kes Pembimbing II: Evi Yuniawati, dr., MKM

Karsinoma mammae adalah salah satu keganasan yang sering terjadi pada perempuan dengan angka kejadian yang semakin meningkat dari tahun ke tahun. Di Indonesia, karsinoma ini menempati urutan kedua setelah kanker serviks. Kurangnya kesadaran masyarakat untuk melakukan pemeriksaan penunjang rutin menyebabkan angka metastasis yang tinggi. Diagnosis dini dan penatalaksanaan awal yang tepat dapat memperbaiki prognosis dan meningkatkan angka harapan hidup lima tahun.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pola usia, jenis histopatologis dan lokasi tersering serta ada tidaknya metastasis saat pertama kali terdiagnosis karsinoma mammae.

Penelitian ini dilakukan secara deskriptif dengan pengambilan data secara retrospektif dengan kriteria yang meliputi usia, jenis histopatologis, lokasi, dan ada tidaknya metastasis.

Hasil penelitian menunjukkan insidensi tertinggi karsinoma mammae terjadi pada usia antara 41-50 tahun yaitu 43.4%, lokasi tersering adalah pada bagian superolateral mammae yaitu 26.5% pada mammae dextra dan 20.5% pada mammae sinistra, dan gambaran histopatologis terbanyak adalah karsinoma tipe duktal invasif (74.2%). 43.9% pasien yang pertama kali terdiagnosis karsinoma mammae telah mengalami metastasis ke organ lain seperti hepar, tulang, paru, pleura, peritonium dan otak.

Kesimpulan dari penelitian ini, usia 41-50 tahun merupakan usia tersering seorang perempuan menderita karsinoma mammae, dengan lokasi tersering terjadi pada mammae bagian superolateral dextra dan karsinoma duktal invasif sebagai jenis histopatologis yang terbanyak.

(2)

v

ABSTRACT

Prevalence of Breast Cancer in Immanuel Hospital Bandung

through January 2007 to Desember 2009

Fifi, 2010 1st Tutor: Laella Kinghua Liana, dr., Sp.PA, M.Kes

2nd Tutor: Evi Yuniawati, dr., MKM

Breast cancer occurs frequently in woman. In Indonesia, it is the second most common malignancy tumor after cervix cancer. The incidence of breast cancer was increased in this recent year and usually there was metastasis in the first time a patient was diagnosed. Early diagnosis and treatment is believed can improve the outcome and five year survival rate.

The aim of this research was to find out the prevalence of breast cancer in Immanuel Hospital Bandung and the distribution of it according to age group, histopatological type, tumor location, and the metastasis at the first time breast cancer was diagnosed when patient hospitalized.

This research was a descriptive retrospective study. The data was collected from the medical records of Immanuel Hospial Bandung through the year of 2007 to 2009.

The prevalence of breast cancer for age 41-50 years old are about 43.4%. Tumor location was 26.5% in the superolateral right breast and 74.2% histological type of breast cancer was ductal invasive.

From this research we can conclude that breast cancer patient who came to the Immanuel Hospital Bandung from January 2007 to Desember 2009 mostly are in the age group of 41-50 with right superolateral breast as the most frequent location. Ductal invasice cancer is predominant and generally they already had a metastasis.

(3)

vii DAFTAR ISI

SURAT PERNYATAAN... Error! Bookmark not defined. ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined.

ABSTRACT ... Error! Bookmark not defined.

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 1

1.3 Maksud dan Tujuan ... 2

1.4 Manfaat Penelitian ... 2

1.5 Metodologi ... .3

1.6 Lokasi dan Waktu Penelitian ... .3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 4

2.1 Kelenjar mammae ... 4

2.1.1 Definisi ... 4

2.1.2 Anatomi dan Histologi Kelenjar mamma ... 4

2.1.3 Fisiologi kelenjar mammae ... 6

2.1.4 Perkembangan dan Faktor Hormonal yang Berperan ... 7

2.2 Karsinoma mammae………... 8

2.2.1 Definisi………... .. 8

(4)

viii

2.2.3 Faktor Risiko Karsinoma mammae………... .. 9

2.2.4 Etiologi dan Patogenesis Karsinoma mammae……… 9

2.2.5 Morfologi Karsinoma mammae ... 11

2.2.5.1 Tanpa infiltrasi ... 12

2.2.5.2 Dengan infiltrasi ... 14

2.2.6 Gambaran klinik ... 17

2.2.7 Derajat dan Stadium ... 18

2.2.7.1 Klasifikasi TNM Karsinoma Mammae menurut American Joint Committee on Cancer (AJCC) 2002 ... 18

2.2.7.2 Pembagian Stadium Karsinoma mammae menurut American Joint Committee on Cancer (AJCC) 2002 ... 22

2.2.8 Prognosis karsinoma mammae ... 22

2.2.9 Pemeriksaan karsinoma mammae ... 25

2.2.9.1 Pemeriksaan Klinik Mammae ... 25

2.2.9.2 Pemeriksaan mammografi ... 25

2.2.9.3 Pemeriksaan ultrasonografi (USG) ... 25

2.2.9.4 Tumor marker... 25

2.2.9.5 Biopsi ... 25

2.2.10 Terapi karsinoma mammae ... 26

2.2.10.1 Pembedahan ... 26

2.2.10.2 Radioterapi ... 27

2.2.10.3 Terapi sistemik ... 27

2.2.10.3.1 Kemoterapi ... 27

2.2.10.3.2 Terapi hormonal ... 29

2.2.10.3.3 Terapi biologis ... 29

2.2.11 Komplikasi karsinoma mammae ... 29

(5)

ix

2.2.4 Etiologi dan Patogenesis Karsinoma mammae……… 9

2.2.5 Morfologi Karsinoma mammae ... 11

2.2.5.1 Tanpa infiltrasi ... 12

2.2.5.2 Dengan infiltrasi ... 14

2.2.6 Gambaran klinik ... 17

2.2.7 Derajat dan Stadium ... 18

2.2.7.1 Klasifikasi TNM Karsinoma Mammae menurut American Joint Committee on Cancer (AJCC) 2002 ... 18

2.2.7.2 Pembagian Stadium Karsinoma mammae menurut American Joint Committee on Cancer (AJCC) 2002 ... 22

2.2.8 Prognosis karsinoma mammae ... 22

2.2.9 Pemeriksaan karsinoma mammae ... 25

2.2.9.1 Pemeriksaan Klinik Mammae ... 25

2.2.9.2 Pemeriksaan mammografi ... 25

2.2.9.3 Pemeriksaan ultrasonografi (USG) ... 25

2.2.9.4 Tumor marker... 25

2.2.9.5 Biopsi ... 25

2.2.10 Terapi karsinoma mammae ... 26

2.2.10.1 Pembedahan ... 26

2.2.10.2 Radioterapi ... 27

2.2.10.3 Terapi sistemik ... 27

2.2.10.3.1 Kemoterapi ... 27

2.2.10.3.2 Terapi hormonal ... 29

2.2.10.3.3 Terapi biologis ... 29

2.2.11 Komplikasi karsinoma mammae ... 29

(6)

x BAB III

BAHAN, METODE DAN LOKASI PENELITIAN ... 31

3.1 Bentuk penelitian ... 31

3.2 Bahan penelitian ... 31

3.3 Pengambilan sampel... 31

3.4 Penyajian data ... 31

3.5 Lokasi dan tempat penelitian ... 31

3.6 Definisi Operasional... 32

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 32

4.1 Hasil dan Pembahasan Penelitian... 32

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 36

5.1 Kesimpulan ... 36

5.2 Saran ... 36

DAFTAR PUSTAKA ... 37

LAMPIRAN ... 39

(7)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Five year survival rate ... 23

Tabel 2.2 Tabel pilihan terapi karsinoma mammae ... 28

Tabel 2.3 Metastasis hematogen karsinoma mammae ... 29

Tabel 4.1.1 Distribusi kanker mammae berdasarkan usia periode 2007-2009 ... 32

Tabel 4.1.2 Disribusi kanker mammae berdasarkan lokasi tumor periode 2007-2009 ... 33

Tabel 4.1.3 Distibusi kanker mammae berdasarkan jenis histopatologis periode 2007-2009 ... 34

Tabel 4.1.4 Distribusi kanker mammae yang bermetastasis selama periode 2007-2009 ... 35

DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Potongan memanjang kelenjar mammae... 5

Gambar 2.2 Gambaran histologi kelenjar mammae ... 5

Gambar 2.3 Duktus carcinoma in situ ... 12

Gambar 2.4 Lobular carcinoma in situ ... 12

Gambar 2.5 Paget disease ... 13

Gambar 2.6 Karsinoma duktal invasif ... 14

Gambar 2.7 Karsinoma lobular invasif ... 15

Gambar 2.8 Karsinoma medulare ... 15

Gambar 2.9 Karsinoma koloid ... 16

Gambar 2.10 Karsinoma tubuler ... 17

(8)

40 LAMPIRAN

DATA PASIEN KARSINOMA MAMMAE DI RS IMMANUEL BANDUNG PERIODE 2007-2009

No Na ma

Usia Tipe histopatologis Lokasi tumor Metastasis

(9)

41 46 t 37 Intraduktal tipe komedo superolateral dextra -

47 t 58 ? superolateral ?

48 p 73 Intraduktal tipe komedo superolateral sinistra - 49 s 44 Intraduktal tipe komedo superolateral dextra - 50 e 46 duktal invasif superolateral dextra -

51 t 60 ? superolateral -

(10)

42

55 i 45 medullary superolateral sinistra -

56 n 46 ? tengah hepar

57 r 33 duktal invasif superolateral dextra - 58 i 51 duktal invasif inferolateral dextra - 59 a 41 Intraduktal tipe komedo inferolateral dextra - 60 s 34 duktal invasif inferolateral dextra -

61 s 42 lobular invasif inferolateral dextra -

62 a 47 - superomedial pleura

63 k 41 duktal invasif superolateral dextra - 64 s 44 Intraduktal tipe komedo superolateral sinistra -

65 k 54 - superolateral paru

(11)

42

RIWAYAT HIDUP

Nama : Fifi

NRP : 0710127

Agama : Katolik

Tempat/ tanggal lahir : Jambi, 16 Desember 1988 Alamat : Jl. Mr. Assaat no. 1, Jambi Riwayat pendidikan :

Tahun 1995 lulus TK Xaverius 1, Jambi

Tahun 2001 lulus SD Xaverius 1, Jambi

Tahun 2004 lulus SMP Xaverius 1, Jambi

Tahun 2007 lulus SMA Xaverius 1, Jambi

Tahun 2007- Sekarang Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha,

Bandung.

Tahun 2006 mengikuti Olympiade Kimia, berhasil meraih peringkat 5

se-provinsi Jambi.

Tahun 2007 mengadakan penelitian di bidang Kimia berjudul Development Model For Removal Total Iron In “Gambut Water For Drinking Water”

Tanggal 3-6 Juni 2008 mengikuti 15th International Student Congress of

Medical Sciences Groningen, The Netherland. Mempresentasikan hasil

penelitian di Indonesia berjudul “Maternal Smoking Habit Increases The Risk

of Low Birth Weight”

Tanggal 6-23 Juni 2008 mengikuti International Research Fellowship (IRF) di

University Medical Center Groningen (UMCG), Netherland.

(12)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di dunia maupun Indonesia, karsinoma mammae lebih sering ditemukan pada perempuan daripada laki-laki dengan insidensi tertinggi terjadi pada dekade keempat dan kelima (Robbins, 2007). Umumnya tumor atau benjolan yang ditemukan pada mammae dapat diraba, tidak selalu disertai rasa sakit, dan sebagian tidak berbahaya. Tumor yang berbahaya pada mammae salah satunya adalah karsinoma mammae (Adderly, 2003).

Karsinoma mammae merupakan tumor ganas yang paling sering terjadi pada seluruh perempuan di dunia (Adderly, 2003). Kanker ini juga sekaligus menjadi kanker kedua tersering setelah kanker serviks di Indonesia. Karsinoma mammae merupakan penyebab utama kematian akibat kanker pada perempuan (Robbins, 2007).

Angka kematian yang tinggi pada karsinoma mammae sebagian besar disebabkan karena kurangnya kesadaran untuk melakukan pemeriksaan rutin seperti ultrasonografi atau mammografi, sehingga perempuan berisiko tinggi disarankan melakukan deteksi dini untuk menegakkan diagnosis lebih awal dan memperbaiki prognosis.

(13)

2

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan hal-hal yang diuraikan di atas, maka yang dihadapi dalam mengidentifikasi insidensi karsinoma mammae periode 2007-2009 adalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah distribusi kasus karsinoma mammae menurut golongan usia.

2. Bagaimanakah distribusi kasus karsinoma mammae menurut lokasi tumor. 3. Bagaimanakah distribusi kasus karsinoma mammae menurut gambaran

histopatologis.

4. Bagaimanakah distribusi kasus karsinoma mammae yang telah bermetastasis.

1.3Maksud dan Tujuan

Ingin mengetahui bagaimanakah distribusi kasus karsinoma mammae menurut lokasi tumor, gambaran histopatologis, golongan usia, serta ada tidaknya metastasis sehingga dapat dilakukan berbagai usaha pencegahan seperti deteksi dini untuk memperbaiki prognosis.

1.4Manfaat Penelitian

(14)

3

1.5Metodologi

Metode yang dipergunakan dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini adalah survei deskriptif retrospektif pada rekam medis penderita karsinoma mammae di Rumah Sakit Immanuel Bandung dari tanggal 1 Januari 2007 – 31 Desember 2009. Data yang dinilai pada penelitian ini adalah usia, lokasi tumor, gambaran histopatologis, dan ada tidaknya metastasis.

1.6Lokasi dan Waktu Penelitian

(15)

37 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari data yang dikumpulkan dapat disimpulkan bahwa pederita karsinoma mammae yang berobat ke RS Immanuel Bandung pada periode Januari 2007- Desember 2009 terdapat sebanyak 83 kasus. Insidensi tertinggi pada golongan usia 41-50 tahun dengan tipe terbanyak adalah karsinoma duktal invasif dan lokasi tersering adalah mammae dextra kuadran superolateral. Sebagian besar penderita telah ditemukan berada pada stadium 4.

5.2 Saran

1. Perempuan dengan faktor risiko tinggi di antara 20-40 tahun disarankan untuk melakukan pemeriksaan payudara sendiri secara rutin setiap bulan dan melakukan pemeriksaan ultrasonografi setiap 3 tahun sekali.

2. Perempuan di atas usia 40 tahun dengan atau tanpa faktor risiko disarankan melakukan pemeriksaan mammografi secara rutin setiap tahun.

3. Melakukan pemeriksaan klinis ke dokter terutama apabila ditemukan tanda-tanda klinis yang mencurigakan pada pemeriksaan payudara sendiri atau mammografi sehingga diagnosis dapat ditegakkan pada stadium awal sehingga memperbaiki prognosis setelah terapi.

4. Penyuluhan melalui media cetak, elektronik dan seminar mengenai bahayanya karsinoma mammae.

(16)

38

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2010. histophatology carcinoma mammae. melalui emedicine.medscape.com

Anonim. 2009. histophatology carcinoma mammae. melalui www.studentconsult.com

Anonim. 2009. histophatology carcinoma mammae. melalui cancernetwork.com.

Anonim. 2010. histophatology carcinoma mammae. melalui

avemar.world-cancer.net.

Anonim. 2010. histopathology carcinoma mammae. melalui www.medscape.com Collaborative Group on Hormonal Factors in Breast Cancer. 2000. Collaborative

reanalysis of individual data on 53.297 women with breast cancer and 100.239 women without breast cancer from 54 epidemiological studies. Lancet 347: 1713–27.

Cotran RS, Kumar V, Collins T. 1999. In Robbins: Pathologic Basis of Disease, 6th ed. New York Sydney Tokyo: W.B. Saunders Com. 1093-1118.

Frank TS, Deffenbaugh AM, Reid JE et al. 2002. Clinical characteristics of individuals with germline mutations in BRCA1 and BRCA2: analysis of 10,000 individuals. J Clin Oncol 20: 1480–90.

Jemal A, Siegel R, Ward E et al. 2008. Cancer statistics. Cancer J Clin 58:71–96. John EM, Schwartz GG, Dreon DM et al. Vitamin D and breast cancer risk: the

NHANES I Epidemiologic follow-up study, 1975 to 1992. 1999. National Health and Nutrition Examination Survey. Cancer Epidemiol Biomarkers

Prev 8: 399–406.

(17)

39

Phillips DH, Garte S. 2008. Smoking and breast cancer: is there really a link?

Cancer Epidemiol Biomarkers Prev 17: 1–2.

Ries LAG, Eisner MP, Kosary CL, et al. 2005. SEER Cancer Statistic Review, 1975-2002. Bethesda, MD: National Cancer Institute.

Simon R, Zhang X. 2008. On the dynamics of breast tumor development in women carrying germline BRCA1 and BRCA2 mutations. Int J Cancer 122: 1916–17.

Sjamsuhidajat R. & De Jong W. 2005. Neoplasma dalam Buku ajar ilmu bedah. Jakarta: EGC. Hal.534-555.

Stevens RG, Rea MS. 2001. Light in the built environment: potential role of circadian disruption in endocrine disruption and breast cancer. Cancer Causes

Control; 12: 279–87.

Walsh T, King MC. 2007. Ten genes for inherited breast cancer. Cancer Cell 11: 103–5.

Williams P. 2007. Gray’s Anatomy. The anatomical basis of medicine and

surgery, p. 418-424. New York: Churchill Livingstone.

Referensi

Dokumen terkait

Micro teaching is one of the most widely used technique in teacher training program.. Many teacher training programs use it as one of the method to strengthen

Hal yang akan dilakukan dalam proses rebranding ini adalah membuat logo sebagai identitas diri dari Tjay Tat, kemasan, membuka booth di mall, dan juga membuat media

[r]

Selanjutnya, kebahagiaan juga dapat membantu permasalahan yang dialami oleh remaja karena kebahagiaan dapat menjadi anteseden stimulus berbagai keuntungan, contoh:

Hasil utama dari sistem ini berupa sebuah library java yang digunakan sebagai fungsi login pada sistem developer.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sistem

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN KESIAPAN BELAJAR MANDIRI PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1

“Setiap orang yang secara melawan hukum melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi yang dapat merugikan keuangan negara

Pasien ini disiapkan untuk dilakukan lobektomi, tapi dari temuan operasi didapatkan letak kista yang superfisial dan tidak melekat erat ke kelenjar tiroid, dimana