SKRIPSI
Oleh :
FAKHRUL NIM. 1220000181
PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI
FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS POTENSI UTAMA
MEDAN
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Komputer
“Saya akui karya ini adalah hasil kerja saya sendiri kecuali kutipan dan ringkasan yang masing-masing telah saya jelaskan sumbernya”.
Tanda tangan :
Nim : 1220000181
Nama Penulis : Fakhrul
ABSTRAK
Rabbits are mammals of the family Leporidae. At first the rabbits are wild animals that live and are found in areas of Africa to mainland Europe. Along with time and the change of the times, this adult rabbits are already widely found in almost every country with a wide range of varieties. Event classification of rabbits started since 1912 at which time the rabbits are classified in the order Lagomorpha are divided into two families, namely: Ochtonidae (kind of clever pika whistling) and Leporidae including types of rabbits and hares (http://www.ilmuternak.com / 2015/09 / how-pick-seed-rabbit-that-good) choose rabbit seedlings should be properly addressed. Because the seed plays a major role in determining the success rate of rabbits. For livestock requirements depend on the main purpose of the rabbit breeding. Topics of the discussion in this paper is about seed selection rabbits. The goal is to design a decision support system using SAW method that can provide guidance in making decisions for the determination of the rabbit right seed.
Keywords : Sistem Pendukung Keputusan Metode Simple Additive Wergthing
ABSTRAK
Kelinci merupakan hewan mamalia dari famili Leporidae. Pada mulanya kelinci merupakan hewan liar yang hidup dan banyak ditemukan di daerah Afrika sampai daratan Eropa. Seiring dengan waktu dan adanya perubahan zaman, dewasa ini kelinci sudah banyak ditemukan di hampir setiap negara dengan berbagai macam varietasnya. Kegiatan pengklasifikasian kelinci dimulai sejak tahun 1912 dimana pada saat itu kelinci diklasifikasikan dalam ordo Lagomorpha yang dibedakan menjadi dua famili yaitu: Ochtonidae (jenis pika yang pandai bersiul) dan Leporidae termasuk di dalamnya jenis kelinci dan terwelu (http://www.ilmuternak.com/2015/09/cara-memilih-bibit-kelinci-yang-baik) memilih bibit kelinci harus benar-benar diperhatikan. Karena bibit berperan besar dalam menentukan tingkat keberhasilan ternak kelinci. Untuk syarat ternak tergantung dari tujuan utama pemeliharaan kelinci tersebut. Topik pembahasan dalam skripsi ini adalah tentang pemilihan bibit kelinci. Tujuannya adalah merancang sistem pendukung keputusan menggunakan metode SAW yang dapat memberikan panduan dalam membuat keputusan untuk penentuan bibit kelinci yang tepat.
i
KATA PENGANTAR
Alhamdullillahhirobbil’alamin, puji dan syukur Penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayah Nya penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan baik dan tepat pada waktunya.
Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Pendidikan Strata Satu ( S1 ) Sistem Informasi di Universitas Potensi Utama Medan. Skripsi ini disusun dengan judul “Sistem Penunjang Keputusan Pemiihan Bibit Kelinci Menggunakan Metode SAW ( Simple Additive Weighting ) ”.
Dalam penyusun Skripsi dari awal hingga akhir penulis telah banyak mendapat bantuan, dukungan serta bimbingan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar - besarnya kepada :
1. Bapak Muhammad Rusdi Tanjung, S.Kom, M.Ds, selaku Dosen Pembimbing satu yang telah memberikan waktu dan saran-saran maupun kritikan sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Laporan ini sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan.
2. Bapak Evri Ekadiansyah, M.Kom selaku Dosen Pembimbing dua yang telah memberikan waktu dan saran-saran maupun kritikan sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Laporan ini sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan.
ii
4. Bapak Bob Subhan Riza, ST , M.Kom, selaku Ketua Yayasan Potensi Utama Medan.
5. Ibu Rika Rosnelly, SH., M.Kom, selaku Rektor Universitas Potensi Utama Medan.
6. Ibu Lili Tanti, M.Kom, selaku Wakil Rektor I Universita Potensi Utama. 7. Ibu Ratih Puspasari, M.Kom, selaku Dekan Fakultas Teknik Dan Ilmu
Komputer Universitas Potensi Utama.
8. Mas Ayoe Elhias Nst, M.kom, Selaku Ketua Program Studi Sistem Informasi Universitas Potensi Utama.
9. Seluruh Dosen, staff Karyawan dan KaryawatiUniversitas Potensi Utama Medan yang dengan ikhlas memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis.
10. Teristimewa untuk orangtua saya Bapak Sabaruddin, AL Ibu Fauziah dan abang saya Fadly, beserta adik saya Musyawir dan Fanni Dilla Sari, yang telah memberikan semangat, dan doanya selama penulis menjalani masa perkuliahan.
11. Dan tidak lupa kepada saudara ku yang selalu menghibur di jalanan dan di mana pun yaitu Byson Independent Medan yang sangat luar biasa.
12. Terima kasih kepada wali kelas saya pak Ahir Yugo Nugroho Harahap, M.Kom dan Seluruh teman-teman seperjuangan Sistem Informasi, khususnya anak kelas SI B Malam Stambuk 2012. dan teman setiaku di saat suka dan duka dalam satu kelas seperti Roby Kiswanda, Muclish Situmorang, Indra Permadi dan teman saya yang lainnya yang tidak bisa
iii
saya sebutkan namanya satu persatu untuk menyingkat waktu saya ucapkan terima kasih karena telah memberi dukungan dan semangat kepada penulis.
Dalam penulisan Skripsi ini penulis menyadari masih terdapat kekurangan serta kelemahan dan masih jauh dari sempurna, baik dalam isi maupun penyajian materi. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan serta kemajuan yang akan datang sangatlah penulis harapkan.
Akhirnya penulis berharap semoga Skripsi ini dapat diambil manfaatnya dan dapat digunakan sebagai mana mestinya.
Medan,25 Agustus 2016
Penulis,
iv
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB I. PENDAHULUAN ... 1
I.1. Latar belakang ... 1
I.2. Ruang Lingkup Permasalahan ... 4
I.2.1. Identifikasi Masalah ... 4
I.2.2. Perumusan Masalah ... 4
I.2.3. Batasan Masalah ... 4
I.3. Tujuan Dan Manfaat ... 5
1.3.1. Tujuan ... 5
I.3.2. Manfaat ... 5
I.4. Metodologi Penelitian ... 6
I.5. Keaslian Penelitian ... 8
I.6. Lokasi penelitian ... 10
v
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ... 11
II.1. Pengertian Sistem Pendukung Keputusan ... 11
II.1.1. Keuntungan Sistem Pendukung Keputusan ... 13
II.2. Konsep Dasar Multi Attribute Decision Making (MADM) ... 13
II.3. Pengertian Simple Additive Weighting (SAW) ... 16
II.3.1. Tahapan ... 17
II.3.2. Algoritma Penyelesaian ... 18
II.4. Kelinci ... 19
II.5. Pengertian Unified Modeling Language (UML) ... 20
II.5.1. Konsepsi Dasar UML ... 21
II.5.2. Tujuan UML ... 24
II.6. Pengertian Basis Data ... 25
II.6.1. Model Data ... 25
II.6.2. Hieraki Data Dalam Database ... 26
II.7. Pengertian Visual Basic ... 27
II.7.1. Ruang Lingkup Visual Basic ... 29
II.8. Pengenalan SQL Server Management Studio ... 31
BAB III. ANALISA DAN DESAIN SISTEM ... 32
III.1. Analisa Sistem ... 32
III.1.1. Analisa Masalah ... 32
vi
III.1.2.1 Kebutuhan Aplikasi ... 34
III.1.2.2. Kebutuhan Kinerja Sistem ... 34
III.2. Evaluasi Sistem Yang Berjalan ... 34
III.3. Desain Sistem ... 35
III.3.1. SAW ... 35
III.3.2. Desain Sistem Detail ... 37
III.3.2.1. Desain Input ... 37
III.3.2.2. Perancang Database ... 40
III.3.2.3. Use Case Diagram ... 42
III.3.2.4 Activity Diagram ... 44
III.3.2.5. Class Diagram ... 45
III.3.2.6. Sequence Diagram ... 47
III.3.3. Implementasi SAW ... 49
BAB IV. HASIL DAN UJI COBA ... 55
IV.1. Tampilan Hasil ... 55
IV.1.1. Tampilan Awal ... 55
IV.1.2. Tampilan Input Alternatif ... 56
IV.1.3. From Proses Hitung SAW ... 57
IV.1.4. From Login ... 57
IV.2. Pembahasan ... 58
IV.2.1. Uji Coba Program ... 59
vii
IV.3. Kekurangan dan Kelebihan Sistem ... 61
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
V.1. Kesimpulan ... 62 V.2. Saran ... 62
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar I.1. Waterfall ... 6
Gambar II.1. Visual Studio 2008 ... 28
Gambar III.1. Rangann Input From Login ... 38
Gambar III.2. Rancangan Input From Input Data Bibit ... 38
Gambar III.3. Rancangan Input From Pencarian Data Bibit ... 39
Gambar III.4. Rancangan Input From Input Kriteria ... 39
Gambar III.5. Rancangan Hasil Penilaian kriteria Akhir ... 40
Gambar III.6. Use Case Diagram Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Bibit Kelinci Terbaik Dengan Metode SAW .... 43
Gambar III.7. Activity Diagram From Input Data criteria ... 44
Gambar III.8. . Activity Diagram From Input Data Alternatif ... 45
Gambar III.9. Class Diagram Sistem Penunjang Keputusan Pemilihan Bibit Kelinci ... 46
Gambar III.10. Sequence Diagram Input Data ... 47
Gambar III.11. Sequence Diagram Update Data ... 48
Gambar III.12. Sequence Diagram Proses Data ... 48
Gambar III.13. Sequence Diagram Tampil Data ... 49
Gambar III.14. Bilangan Fuzzy untuk Bobot ... 50
Gambar III.IV.1. Tampilan Awal (home) ... 55
ix
Gambar III.IV.3 Form Penginputan Data Kriteria ... 56 Gambar III.IV.4. Form Proses Hitung SAW ... 57 Gambar III.IV.5. Form Login ... 58
x
DAFTAR TABEL
Tabel I.1. Keaslian Penelitian ... 8
Tabel II.1. Diagram Use Case ... 22
Tabel III.1. Admin ... 40
Tabel III.2. Bibit ... 41
Tabel III.3. Kriteria ... 41
Tabel III.4. Hasil Penilaian ... 42
Tabel III.5. Kriteria Berproduksi ... 51
Tabel III.6. Kriteria Usia Bibit ... 51
Tabel III.7. Kriteria Kesehatan... 51
Tabel III.8. Nilai setiap Alternatif pada setiap atribut setelah dikonfersikan berdasarkan bobot kriteria ... 52
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Listing Program
Lampiran 2 Surat Pengajuan Judul Skripsi Lampiran 3 Formulir Pendaftaran Judul Skripsi
Lampiran 4 Surat Pernyataan Kesediaan Pembimbing I Lampiran 5 Surat Pernyataan Kesediaan Pembimbing II Lampiran 6 Jadwal Bimbingan Skripsi Pembimbing I Lampiran 7 Jadwal Bimbingan Skripsi Pembimbing II Lampiran 8 Formulir Pendaftaran Seminar Hasil Skripsi Lampiran 9 Berita Acara Seminar Hasil Skripsi
BAB I
1
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Kelinci merupakan hewan mamalia dari famili Leporidae. Pada mulanya kelinci merupakan hewan liar yang hidup dan banyak ditemukan di daerah Afrika sampai daratan Eropa. Seiring dengan waktu dan adanya perubahan zaman, dewasa ini kelinci sudah banyak ditemukan di hampir setiap negara dengan berbagai macam varietasnya. Kegiatan pengklasifikasian kelinci dimulai sejak tahun 1912 dimana pada saat itu kelinci diklasifikasikan dalam ordo Lagomorpha yang dibedakan menjadi dua famili yaitu: Ochtonidae (jenis pika yang pandai bersiul) dan Leporidae termasuk di dalamnya jenis kelinci dan terwelu (http://www.ilmuternak.com/2015/09/cara-memilih-bibit-kelinci-yang-baik)
Memilih bibit kelinci harus benar-benar diperhatikan. Karena bibit berperan besar dalam menentukan tingkat keberhasilan ternak kelinci. Untuk syarat ternak tergantung dari tujuan utama pemeliharaan kelinci tersebut. Untuk tujuan jenis bulu maka jenis Angora, American Chinchilla dan Rex merupakan ternak yang cocok. Sedang untuk tujuan daging maka jenis Belgian, Californian, Flemish Giant, Havana, Himalayan dan New Zealand merupakan ternak yang cocok dipelihara. Sebagai acuan, Dalam pemilihan bibit yang baik harus mempertimbangkan hal seperti : Memilih bibit kelinci harus benar-benar diperhatikan. Karena bibit berperan besar dalam menentukan tingkat keberhasilan ternak kelinci. Untuk syarat ternak tergantung dari tujuan utama pemeliharaan
kelinci tersebut. Untuk tujuan jenis bulu maka jenis Angora, American Chinchilla dan Rex merupakan ternak yang cocok. Sedang untuk tujuan daging maka jenis Belgian, Californian, Flemish Giant, Havana, Himalayan dan New Zealand merupakan ternak yang cocok dipelihara. Sebagai acuan, Dalam pemilihan bibit yang baik harus mempertimbangkan hal seperti :
1. Kesehatan kelinci
Ciri-ciri tampilan tubuhnya, yaitu sehat, bentuk badan baik, kaki lurus tidak bengkok, telinga tegak, bulu mengkilap, mata bersinar. Hal ini sesuai menurut pendapat Manshur (2009), bahwa bibit kelinci yang baik, yaitu penampilan secara umum nampak tegap gerakannya gesit dan lincah, bulu halus mengkilap dan tidak rontok, pandangan mata nampak tajam, nafsu makan baik, bagian kaki tidak bengkok, tampil lurus tegap dan kokoh menyangga badan, ekor naik mengikuti arus tulang punggung
2. Kemampuan berproduksi
Ada kelinci yang dapat melahirkan 10 ekor atau bahkan lebih. Tetapi ada pula induk kelinci yang mampu melahirkan hanya 4 bahkan 2 ekor saja. Kecendrungan tersebut ada yang sifatnya memang keturunan atau karena faktor luar seperti kesehatan dan kondisi lingkungan. Ini semua ada sisi negatif dan positif. Induk kelinci yang melahirkan banyak anak belum tentu bagus karena semakin banyak anak, semakin banyak pula yang harus di perhatikan oleh sang induk. Tak heran jika terkadang ada beberapa anak yang mati akibat induk tidak bisa menyusui semua anaknya. Dan jika terlalu sedikit maka akan merugikan kita sendiri sebagai pemelihara. Suatu jumlah yang ideal yaitu induk dapat melahirkan
sekitar 8 anak saja sudah sangat bagus. Dengan jumlah demikian maka sang induk akan bisa memperhatikan semua anaknya.
3. Umur kelinci
Umur bibit kelinci yang baik dipelihara, yaitu sekitar umur 35 hari atau sudah berumur 60 hari. Anakan kelinci akan lepas sapih pada umur tersebut, karena pada umur dibawah 35 hari anak kelinci masih membutuhkan susu dari sang induk, dan juga hal ini untuk menghindari dari tinggakt kematian bibit (http://www.ilmuternak.com/2015/09/cara-memilih-bibit-kelinci-yang-baik)
Berdasarkan uraian di atas, penulis ingin mengetahui seberapa besar keberhasilan menentukan bibit kelinci yang sesuai untuk di budidayakan. Banyaknya jenis kelinci sehingga peternak sangat kesulitan untuk memilih bibit kelinci yang baik, apalagi peternak memiliki keterbatasan kemampuan memilih kelinci dengan cara melihat secara manual tanpa menggunakan system banyak peternak salah memilih bibit kelinci sehingga banyaknya kegagalan dalam membudidayakan kelinci diakibatkan keterbatasan kemampuan peternak. Hal ini yang membuat penulis merasa tertarik mengangkat topik tentang pemilihan bibit kelinci sehingga dari topik ini diharapkan sangat membantu peternak kelinci untuk memilih bibit kelinci.
. maka pada pembahasan ini penulis berinisiatif menggunakan metode SAW dan mengangkat sebuah judul “Sistem Penunjang Keputusan Pemilihan Bibit Kelinci Menggunakan Metode SAW(Simple Additive Weighting)”.
I.2. Ruang Lingkup Permasalahan I.2.1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang ada, penulis dapat mengidentifikasi masalah yang ada, yaitu
1. Keterbatasan kemampuan peternak kelinci untuk memilih bibit ikan lele. 2. Banyaknya jenis kelinci sehingga untuk memilih bibt kelinci sangat sulit.
I.2.2. Perumusan Masalah
Perumusan masalah yang ada pada penelitian ini yaitu
1. Bagaimana memilih bibit kelinci sesuai dengan criteria yang di budidayakan? 2. Bagaimana merancang sistem pendukung keputusan untuk pemilihan bibit
kelinci menggunakan metode SAW?
I.2.3. Batasan Masalah
Untuk membatasi cakupan masalah yang sangat luas, terbatasnya waktu, serta kemampuan yang terbatas, maka ruang lingkup pada pembahasan ini akan diberikan batasan masalah agar pembahasan tidak menyimpang dari judul. Dalam pembahasan ini akan diberikan batasan masalah yang akan di teliti:
1. Pembahasan hanya sebatas pemilihan bibit kelinci yang sesuai untuk di budidayakan.
2. Sistem yang di rancang hanya sebatas pemilihan bibit kelinci sesuai dengan keriteria yang sesuuai dengan dibudidayakan.
3. Bahasa pemrograman yang digunakan Microsoft Visual Studio 2010 dan database SQL Server Management Studio Express.
I.3. Tujuan dan Manfaat I.3.1. Tujuan
Adapun tujuan Proposal yang dilaksanakan oleh mahasiswa Universitas Potensi Utama adalah sebagai berikut:
1. Untuk membantu seoarang peternak untuk memilih bibit kelinci sesuai dengan kriteria yang di budidayakan.
2. Agar penulis dapat mengembangkan ilmu pengetahuan yang didapatnya sewaktu kuliah, yang sedikit banyak dapat diterapkan langsung dunia kerja nantinya.
I.3.2. Manfaat
Adapun manfaat yang diperoleh dari Proposal tersebut adalah sebagai berikut :
1. Diharapkan dapat memberikan informasi kepada peternak mengenai bibit kelinci yang sesuai dengan kertiteria yang di budidayakan.
2. Sebagai bahan kajian untuk penelitian yang relevan.
3. Penulis mendapatkan kesempatan untuk dapat menerapkan serta mengembangkan ilmu yang telah di peroleh di bangku kuliah.
I.4. Metodologi Penelitian
Didalam melakukan pengembangan sistem penulis menggunakan paradigma waterfall. Adapun metode waterfall mempunyai tahapan-tahapan sebagai berikut : Analisa Desain Sistem Penulisan Kode Program Pengujian Program Penerapan Program dan Pemeliharaan
Gambar I.1. Waterfall
1. Analisa sistem adalah untuk mengetahui syarat kemampuan atau kriteria yang harus dipenuhi oleh sistem agar keinginan pemakai sistem dapat terwujud dengan menggunakan metode sebagai berikut:
a. Studi lapangan
Merupakan teknik yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data dengan mengadakan penelitian langsung terhadap objek penelitian dan pengumpulan data melalui :
1). Wawancara
Adalah salah satu metode atau suatu cara yang digunakan untuk memperoleh data dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan dengan pihak yang terkait yang dapat memberikan informasi khususnya pada penulis. Dalam hal ini penulis melakukan wawancara kepada perternak kelinci.
2). Observasi/pengamatan
Adalah pengumpulan data dengan mengadakan peninjauan langsung, mengkaji dan menganalisa terhadap prosedur-prosedur pada peternak kelinci.
2. .Desain Sistem
Desain sistem ini dirancang dengan permodelan UML menggunakan Microsoft Visio yang digunakan untuk membuat desain sistem.
3. Penulisan Kode Program
Penulisan kode program menggunakan VB.Net dan SQL Server. Hal ini sangat memudahkan proses pasca perancangan kode program. Setelah pengkodean selesai maka akan dilakukan testing terhadap sistem yang telah dibuat tadi. Tujuan testing adalah menemukan kesalahan kesalahan terhadap sistem tersebut dan kemudian bisa diperbaiki.
4. Pengujian Program
Berisi langkah-langkah yang dilakukan dalam pembuatan sistem serta tahapan-tahapan pengujian yang dilakukan untuk masing masing blok sistem yang dirancang
a. Menganalisis apakah sistem pendukung keputusan ini sudah sesuai dengan kriteria.
b. Melakukan pengujian aplikasi sistem pendukung keputusan . c. Melakukan perawatan sistem pendukung keputusan..
5. Penerapan Program dan Pemeliharaan
Perangkat lunak yang merupakan suatu kegiatan untuk memelihara perangkat lunak yang sudah dibuat, pemeliharaan tersebut dilakukan agar keutuhan program dapat terjaga seperti validasi data, update data, dan integrasi data.
I.5. Keaslian Penelitian
Penelitian ini dibuat berdasarkan berdasarkan referensi dari penelitian sebelumnya. Perberdaan dengan penelitian sebelumnya adalah :
Tabel I.1. Keaslian Penelitian Nama : BENI IRAWAN
Tahun : 2009, TEknik Informatika,Universitas Dian Nusataworo
Judul : Sistem pendukung Keputusan Pemilihan Bibit Kelapa Sawit degan Metode SAW
Hasil : Penelitian dilakukan agar dapat mengambil keputusan dengan tepat.
Perbedaan : a. Penelitian Sebelumnya
- Sistem pendukung Keputusan Pemilihan Bibit Kelapa Sawit degan Metode SAW
- Bahasa Pemrograman visual studio. - Database SQL Server
- Sistem Pendukung Keputusan Untuk Pemilihan Bibit kelinci
Dengan Metode SAW (Simple Additive Weighting)
- Studi kasus Sistem pendukung Keputusan pemilihan bibit kelinci - Penelitian diimplementasikan kedalam bahasa pemrograman
pemrograman VB.net
- Model Perancangan Sistem menggunakan UML dan meliputi Use
Case Diagram, Class Diagram, Sequence Diagran dan Activity Diagram
I.6. Lokasi Peenelitian
Penelitian ini dilakukan di jalan Merak Jingga Medan
I.7. Sitematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan tugas akhir ini adalah sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab ini penulis menguraikan tentang Latar Belakang Masalah, Ruang Lingkup Permasalahan, Tujuan dan Manfaat, Metodologi Penelitian, keaslian penelitian, Lokasi Penelitian dan Sistematika Penulisan.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Dalam Bab ini penulis menguraikan tentang pengumpulan data. BAB III: ANALISA DAN PERANCANGAN
Dalam Bab ini penulis menguraikan masalah Perancangan dan pembuatan Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Bibit Kelinci Menggunakan Metode SAW(Simple Additive Weighting).
BAB IV: HASIL DAN UJI COBA
Dalam bab ini penulis akan menampilkan hasil dari tampilan Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Bibit Kelinci Menggunakan Metode SAW (Simple Additive Weighting)yang telah dirancang.
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini penulis akan merangkumkan hasil pembahasan dalam bab-bab sebelumnya yang nantinya akan dijadikan sebuah kesimpulan dari pemecahan masalah tersebut dan pada akhirnya penulis juga akan memberikan saran-saran yang diharapkan dapat membangun.
BAB II
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Pengertian Sistem Pendukung Keputusan
Sistem Pendukung Keputusan atau Decision Support System yang selanjutnya kita singkat dalam skripsi ini menjadi SPK, secara umum didefenisikan sebagai sebuah sistem yang mampu memberikan kemampuan baik, kemampuan pemecahan masalah, maupun kemampuan pengkomunikasian untuk masalah semi-terstruktur. Secara khusus, SPK didefinisikan sebagai sebuah sistem yang mendukung kerja seorang manajer dalam memecahkan masalah semi-terstruktur dengan cara memberikan informasi ataupun usulan menuju pada keputusan tertentu.
Menurut Alter dalam Kusrini (2007 : 15) Sistem Pendukung Keputusan atau Decision Support Sistem (DSS) “merupakan sistem informasi interaktif yang menyediakan informasi, pemodelan, dan pemanipulasian data. Dan sistem itu digunakan untuk membantu pengambilan keputusan dalam situasi yang semiterstruktur dan situasi yang tidak terstruktur, di mana tak seorang pun tahu secara pasti bagaimana keputusan seharusnya dibuat”.
Tujuan dari sistem pendukung keputusan antara lain :
1. Membantu pegawai dalam pengambil keputusan atas masalah semiterstruktur. 2. Memberikan dukungan atas pertimbangan pegawai dan bukannya
3. Meningkatkan efektifitas keputusan yang diambil pegawai lebih dari pada perbaikan efisiensinya.
4. Meningkatkan kecepatan komputasi, untuk melakukan banyak komputasi secara cepat dengan biaya yang rendah.
5. Peningkatan produktifitas, produktifitas biasa ditingkatkan menggunakan peralatan optimalisasi yang menentukan cara terbaik untuk menjalankan sebuah bisnis.
6. Memberikan dukungan kualitas. Komputer bisa meningkatkan kualitas keputusan yang dibuat. Dengan komputer menilai berbagai pengaruh secara cepat dan ekonomis.
7. Meningkatkan daya saing. Teknologi pengambil keputusan bisa menciptakan pemberdayaan dengan cara memperbolehkan seorang untuk membuat keputusan yang baik dan tepat.
8. Mengatasi keterbatasan kognitif dalam pemrosesan dan penyimpanan
Pembuatan keputusan merupakan fungsi utama seorang manajer atau administrator. Kegiatan pembuatan keputusan meliputi pengidentifikasian masalah, pencarian alternatif penyelesaian masalah, evaluasi dari alternatif-alternatif tersebut dan pemilihan alternatif-alternatif keputusan yang baik. Kemampuan seorang manajer dalam membuat keputusan dapat ditingkatkan apabila ia mengetahui dan menguasai teori dan teknik pembuatan keputusan. Dengan peningkatan kemampuan manajer dalam pembuatan keputusan diharapkan dapat ditingkatkan kualitas keputusan yang dibuatnya, dan hal ini tentu akan meningkatkan efesiensi kerja manajer yang bersangkutan.
II.1.1. Keuntungan Sistem Pendukung Keputusan
Dengan berbagai karakter khusus yang dimiliki Sistem Pendukung Keputusan, SPK (Sistem Pendukung Keputusan) dapat memberikan berbagai manfaat dan keuntungan. Keuntungan yang dapat diambil dari SPK adalah:
1. Mampu mendukung pencarian solusi dari masalah yang kompleks.
2. Respon cepat pada situasi yang tak diharapkan dalam kondisi yang berubah-ubah.
3. Mampu untuk menerapkan berbagai strategi yang berbeda pada konfigurasi berbeda secara cepat dan tepat.
4. Pandangan dan pembelajaran baru. 5. Mempasilisasi komunikasi.
6. Meningkatkan control manajement dan kinerja. 7. Menghemat biaya.
8. Keputusan lebih cepat.
9. Meningkatkan produktifitas analisis.
II.2. Konsep dasar Multi Attribute Decision Making (MADM)
MADM menyelesaikan masalah-masalah dalam ruang diskret. Oleh karena itu, pada MADM biasanya digunakan untuk melakukan penilaian atau seleksi terhadap beberapa alternatif dalam jumlah yang terbatas.
Menurut Rudolphi dalam Kusumadewi dkk. (2006 : 72), Pada dasarnya, proses MADM dilakukan melalui 3 tahap, yaitu penyusunan komponen-komponen situasi, analisis, dan sintesis informasi. Pada tahap penyusunan
komponen, komponen situasi, akan dibentuk tabel taksiran yang berisi identifikasi alternatif dan spesifikasi tujuan, kriteria dan atribut.
Multi Attribute Decision Making (MADM) adalah suatu metode yang digunakan untuk mencari alternatif otptimal dari sejumlah alternatif dengan kriteria tertentu. Tahap analisis dilakukan melalui 2 langkah. Pertama, mendatangkan taksiran dari besaran yang potensial, kemungkinan dan ketidakpastian yang berhubungan dengan dampak-dampak yang mungkin pada setiap alternatif. Kedua, meliputi pemilihan dari preferensi pengambil keputusan untuk setiap nilai, dan ketidak pedulian terhadap resiko yang timbul. Pada langkah pertama, beberapa metode menggunakan fungsi distribusi |pj(x)| yang menyatakan
probabilitas kumpulan atribut |ak| terhadap setiap alternatif |Ai|. Konsekuen juga
dapat ditentukan secara langsung dari agregasi sederhana yang dilakukan pada informasi terbaik yang tersedia. Demikian pula, ada beberapa cara untuk menentukan preferensi pengambil keputusan pada setiap konsekuen yang dapat dilakukan pada langkah kedua. Metode yang paling sederhana adalah untuk menurunkan bobot atribut dan kriteria adalah dengan fungsi utilitas atau penjumlahan terbobot.
Dalam Kusumadewi dkk. (2006 : 72), Zimermann menyatakan bahwa, secara umum, model multi attribute decision making dapat didefinisikan sebagai berikut:
Misalkan A = {ai | i = 1, …., n} adalah himpunan alternatif keputusan dan C = {cj
alternatif x0 yang memiliki derajat harapan tertinggi terhadap tujuan-tujuan yang relevan cj.
Namun sebagian besar pendekatan MADM dilakukan melalui 2 langkah, yaitu : pertama, melakukan agregasi terhadap keputusan-keputusan yang tanggap terhadap semua tujuan pada setiap alternatif. Sedangkan yang kedua, melakukan perankingan alternatif-alternatif keputusan tersebut berdasarkan hasil agregasi keputusan.
Dengan demikian, bisa dikatakan bahwa, masalah multi-attribute decision making (MADM) adalah mengevaluasi m alternatif Ai (i=1,2,….,m) terhadap
sekumpulan atribut atau kriteria Cj (j=1,2,….,n), dimana setiap atribut saling tidak
bergantung satu dengan yang lainnya. Matriks keputusan setiap alternatif terhadap setiap atribut x, diberikan sebagai:
Dimana xij merupakan rating kinerja alternatif ke-i terhadap atribut ke-j.
Nilai bobot yang menunjukkan tingkat kepentingan relatif setiap atribut, diberikan sebagai, w :
w = { w1, w2, ….,wn }
Rating kinerja (x), dan nilai bobot (w) merupakan nilai utama yang merepresentasikan preferensi absolut dari pengambil keputusan/ masalah MADM diakhiri dengan proses perangkingan untuk mendapatkan alternatif terbaik yang
x11 x12 …. x1n x21 x22 …. x2n …. …. …. …. …. …. …. …. xm1 xm2 …. xmn x =
diperoleh berdasarkan nilai keseluruhan preferensi yang diberikan (Yeh dalam Kusumadewi dkk. (2006 : 73).
Beberapa metode yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah MADM, antara lain sebagai berikut :
1. Simple Additive Weighting Method (SAW) 2. Weighted Product Model (WPM)
3. ELECTRE
4. Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution (TOPSIS) 5. Analytic Hierarchy Process (AHP)
II.3. Pengertian Simple Additive weighting (SAW)
Metode Simple Additive Weighting (SAW) sering juga dikenal dengan istilah penjumlahan terbobot, metode yang paling simpel dan masih banyak digunakan pada metode MADM, Konsep dasar metode SAW adalah mencari penjumlahan terbobot dari rating kinerja pada setiap alternatif pada semua atribut. Menurut (Fishburn, 1967) (MacCrimmon, 1968) dalam Kusumadewi dkk. (2006 : 74).
Metode SAW membutuhkan proses normalisasi matriks keputusan (X) ke suatu skala yang dapat diperbandingkan dengan semua rating alternatif yang ada. Metode SAW mengharuskan pembuat keputusan menentukan bobot bagi setiap atribut. Skor total untuk alternatif diperoleh dengan menjumlahkan seluruh hasil perkalian antara rating (yang dapat dibandingkan lintas atribut) dan bobot tiap
atribut. Rating tiap atribut haruslah bebas dimensi dalam arti telah melewati proses normalisasi matriks sebelumnya.
Pada metode SAW, ada kriteria yang dipersepsikan sebagai kriteria "benefit" dan "cost". Dimana kriteria "benefit" digunakan jika kriteria lebih baik ketika bernilai besar, sedangkan "cost" kriteria akan lebih baik ketika nilainya lebih kecil. Besar dan kecilnya nilai tersebut dilihat dari keterkaitannya dengan permasalahan yang diangkat.
II.3.1 Tahapan SAW
1. Menentukan kriteria-kriteria yang akan dijadikan acuan dalam pengambilan keputusan, yaitu .
2. Menentukan rating kecocokan setiap alternatif pada setiap kriteria. 3. Membuat matriks keputusan berdasarkan kriteria .
4. Normalisasi matriks berdasarkan persamaan yang disesuaikan dengan jenis atribut (atribut keuntungan ataupun atribut biaya) sehingga diperoleh matriks ternormalisasi R.
5. Hasil akhir diperoleh dari proses perankingan yaitu penjumlahan dari perkalian matriks ternormalisasi R dengan vektor bobot sehingga diperoleh nilai terbesar yang dipilih sebagai alternatif terbaik ( ) sebagai solusi.
Berikut formulasi yang digunakan melakukan normalisasi (Benefit) :
Keterangan :
= rating kinerja ternormalisasi dari alternatif pada atribut
i = 1,2,3,..., m
j = 1,2,3,...n
= nilai maksimum dari setiap baris dan kolom = nilai minimum dari setiap baris dan kolom
= baris dan kolom dari matriks Nilai preferensi untuk setiap alternatif :
Dimana : = Nilai akhir dari alternatif
= Bobot yang telah ditentukan = Normalisasi matriks
II.3.2 Algoritma Penyelesaian
Dalam penelitian ini menggunakan metode SAW, adapun langkah-langkah penyelesainya adalah :
1. Memberikan nilai setiap alternatif (cara menghitung nilai rating kerja ternormalisasi (rij) dari alternatif Ai pada setiap criteria (Cj) yang sudah ditentukan, dimana nilai i = 1,2,….m dan j = 1,2,….n.
2. Memberikan nilai bobot (W) yang juga didapat berdasarkan nilai crisp.
3. Melakukan normalisasi matriks dengan cara menghitung nilai rating kinerja ternormalisasi (rij) dari alternatif Ai pada atribut Cj berdasarkan persamaan yang disesuaikan dengan jenis atribut (atribut keuntungan / benefit =MAKSIMUM atau atribut biaya /cost = MINIMUM). Apabila berupa atribut keuntungan maka nilai crisp (Xij) dari setiap kolom atribut dibagi dengan nilai crisp Max (MAX Xij) dari tiap kolom, sedangkan untuk atribut biaya, nilai crisp MIN (MIN Xij) dari setiap kolom atribut dibagi dengan nilai crisp (Xij) setiap kolom.
4. Melakukan proses perangkingan alternatif (Vi) dengan cara mengalikan nilai bobot (Wi) dengan nilai rating kinerja ternormalisasi (rij).
II.4. Kelinci
Kelinci merupakan hewan mamalia dari famili Leporidae. Pada mulanya kelinci merupakan hewan liar yang hidup dan banyak ditemukan di daerah Afrika sampai daratan Eropa. Seiring dengan waktu dan adanya perubahan zaman, dewasa ini kelinci sudah banyak ditemukan di hampir setiap negara dengan berbagai macam varietasnya. Kegiatan pengklasifikasian kelinci dimulai sejak tahun 1912 dimana pada saat itu kelinci diklasifikasikan dalam ordo Lagomorpha yang dibedakan menjadi dua famili yaitu: Ochtonidae (jenis pika yang pandai bersiul) dan Leporidae termasuk di dalamnya jenis kelinci dan terwelu (ilmuternak/2015/09/cara-memilih-bibit-kelinci-yang-baik)
II.5. Pengertian Unified Modeling Language (UML)
Saat ini piranti lunak luas dan besar lingkupnya, sehingga tidak bisa dibuat asal-asalan. Kesuksesan suatu pemodelan piranti lunak ditentukan oleh tiga unsur, ketiga unsur itu adalah pemodelan (notation), proses (process) dan tool digunakan. Memahami notasi pemodelan tanpa mengetahui cara pemakaian yang sebenarnya akan membuat proyek gagal. Dan pemahaman terhadap pemodelan dan proses disempurnakan dengan penggunaan tool yang tepat.
Menurut Yuni Sugiarti (2013 : 34) Unified Modeling Language adalah sebuah "bahasa" yang telah menjadi standar dalam industri untuk visualisasi, merancang dan mendokumentasikan sistem piranti lunak. UML menawarkan sebuah standar untuk merancang model sebuah sistem.
Dengan menggunakan UML kita dapat membuat model untuk semua jenis aplikasi piranti lunak, dimana aplikasi tersebut dapat berjalan pada piranti keras, sistem operasi dan jaringan apapun, serta ditulis dalam bahasa pemrograman apapun. Tetapi karena UML juga menggunakan class dan operation dalam konsep dasarnya, maka ia lebih cocok untuk penulisan piranti lunak dalam bahasabahasa berorientasi objek seperti C++, Java, C# atau VB.NET. Walaupun demikian, UML tetap dapat digunakan untuk modeling aplikasi prosedural dalam VB atau C. Seperti bahasa-bahasa lainnya, UML mendefinisikan notasi dan syntax/semantik. Notasi UML merupakan sekumpulan bentuk khusus untuk menggambarkan berbagai diagram piranti lunak. Setiap bentuk memiliki makna tertentu, dan UML syntax mendefinisikan bagaimana bentuk-bentuk tersebut dapat dikombinasikan. Notasi UML terutama diturunkan dari 3 notasi yang telah ada sebelumnya: Grady
Booch OOD (Object-Oriented Design), Jim Rumbaugh OMT (Object Modeling Technique), dan Ivar Jacobson OOSE (Object-Oriented Software Engineering).
Sejarah UML sendiri cukup panjang. Sampai era tahun 1990 seperti kita ketahui puluhan metodologipemodelan berorientasi objek telah bermunculan di dunia. Diantaranya adalah:
a. metodologi booch b. metodologi coad c. metodologi OOSE d. metodologi OMT e. metodologi shlaer-mellor f. metodologi wirfs-brock
Masa itu terkenal dengan masa perang metodologi (method war) dalam pendesainan berorientasi objek. Masing-masing metodologi membawa notasi sendiri-sendiri,yang mengakibatkan timbul masalah baru apabila kita bekerjasama dengan group/perusahaan lainyang menggunakan metodologi yang berlainan.
II.5.1 Konsepsi Dasar UML
Dari berbagai penjelasan rumit yang terdapat di dokumen dan buku-buku UML. Abstraksi konsep dasar UML yang terdiri dari structural classification, dynamic behavior, dan model management, bisa kita pahami dengan mudah apabila kita melihat gambar diatas dari Diagrams. Main concepts bisa kita pandang sebagai iterm yang akan muncul pada saat kita membuatdiagram. Dan view adalah kategori dari diagaram tersebut. (ikc.dinus.ac.id)
Lalu darimana kita mulai untuk menguasai UML, sebenarnya cukup dua hal yang harus kitaperhatikan:
1. Menguasai pembuatan diagram UML.
2. Menguasai langkah-langkah dalam analisa dan pengembangan dengan UML. Tulisan ini pada intinya akan mengupas kedua hal tersebut.
Seperti juga tercantum pada gambar diatas UML mendefinisikan diagram-diagram sebagai berikut:
1. Use Case Diagram
Use case diagram menggambarkan fungsionalitas yang diharapkan dari sebuah sistem. Yang ditekankan adalah “apa” yang diperbuat sistem, dan bukan “bagaimana”. Sebuah use case merepresentasikan sebuah interaksi antara aktor dengan sistem. Use case merupakan sebuah pekerjaan tertentu, misalnya login ke sistem, meng-create sebuah daftar belanja, dan sebagainya.
Seorang/sebuah aktor adalah sebuah entitas manusia atau mesin yang berinteraksi dengan sistem untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan tertentu. Use case diagram dapat sangat membantu bila kita sedang menyusun requirement sebuah sistem, mengkomunikasikan rancangan dengan klien, dan merancang test case untuk semua feature yang ada pada sistem.
Tabel II.1 Diagram Use Case
NO GAMBAR NAMA KETERANGAN
1 Actor
Menspesifikasikan himpuan peran yang pengguna mainkan ketika berinteraksi dengan use case.
2 Dependency
Hubungan dimana perubahan yang terjadi pada suatu elemen mandiri (independent) akan mempengaruhi elemen yang bergantung padanya elemen yang tidak mandiri (independent).
3 Generalization
Hubungan dimana objek anak (descendent) berbagi perilaku dan struktur data dari objek yang ada di atasnya objek induk (ancestor).
4 Include Menspesifikasikan bahwa use case sumber
secara eksplisit.
5 Extend
Menspesifikasikan bahwa use case target memperluas perilaku dari use case sumber pada suatu titik yang diberikan.
6 Association Apa yang menghubungkan antara objek satu
dengan objek lainnya.
7 System Menspesifikasikan paket yang menampilkan
sistem secara terbatas.
8 Use Case
Deskripsi dari urutan aksi-aksi yang ditampilkan sistem yang menghasilkan suatu hasil yang terukur bagi suatu aktor
9 Collaboration
Interaksi aturan-aturan dan elemen lain yang bekerja sama untuk menyediakan prilaku yang lebih besar dari jumlah dan elemen-elemennya (sinergi).
10 Note
Elemen fisik yang eksis saat aplikasi dijalankan dan mencerminkan suatu sumber daya komputasi
II.5.2. Tujuan UML (Unified Modeling Language)
Adapun tujuan dari penggunaan UML (Unified Modeling Languarge) 1. Memberikan bahasa pemodelan yang bebas dari berbagai bahasa pemograman
dan proses rekayasa.
2. Menyatukan praktek – praktek terbaik yang dapat terdalam pemodelan.
3. Memberikan model yang siap pakai, bahasa pemodelan visual yang ekspresif untuk mengembangkan dan saling menukar model dengan mudah dan dimengerti secara umum.
4. UML bisa juga berfungsi sebagai sebuah (blue print) cetak biru karena sangat lengkap dan detail. Dengan cetak biru ini maka akan bisa diketahui informasi secara detaildan coding program atau bahkan membaca program dan menginterpretasikan kembali kedalam bentuk diagram ( reserve engineering ).
II.6. Pengertian Basis Data ( Database )
Basis data (database) merupakan suatu data yang terintegrasi, diorganisasikan, dan disimpan dalam suatu cara yang baik tergantung pada aspek desain dan aspek realnya.
Menurut Marlinda (2005 : 1) menyatakan bahwa “basis data adalah suatu susunan kumpulan data oprasional lengkap dari suatu organisasi/perusahaan yang terorganisir/dikelola dan disimpan secara terintegrasi dengan menggunakan metode tertentu menggunakan komputer sehingga mampu menggunakan metode tertentu menggunakan komputer sehingga mampu menyediakan informasi optimal yang diperlukan pemakainya”.
Menurut Sutabri (2005 : 161) menyatakan bahwa “database merupakan suatu kumpulan data terhubung (interrelated data) yang disimpan secara bersama-sama pada suatu media, tanpa mengatap satu bersama-sama lain tidak perlu suatu kerangkapan data (controlled redundancy) dengan cara tertentu sehingga mudah digunakan atau ditampilkan kembali”.
II.6.1 Model Data
Model data merupakan sejumlah konsep yang digunakan untuk membuat deskripsi struktur basis data, dengan deskripsi struktur basis data dapat ditemukan jenis data, hubungan dan konstrain data yang harus ditangani. Kebanyakan model data juga membuat spesifikasi untuk operasi dasar dalam pengaksesan dan pembaharuan data pada basis. Model data dapat duikelompokkan berdasarkan konsep pembuatan deskripsi struktur basis data, yaitu model data konseptual dan model data fisikal.
1. Model data konseptual
Menyajikan tentang bagaimana pemakai basis data memandang atau memperlakukan data. Dalam model data konseptual digunakan konsep entity, atribut dan hubungan.
2. Model data fisikal
Merupakan konsep bagaimana deskripsi detail data disimpan dalam komputer dengan menyajikan informasi tentang format rekaman, urutan rekaman dan jalur pengaksesan data. Informasi jalur pengaksesan dan merupakan struktur yang dapat membuat pencarian rekaman data lebih efisien.
II.6.2. Hierarki Data Dalam Database
Database merupakan salah satu komponen yang penting dalam sistem informasi, karena merupakan basis (dasar) dalam menyediakan informasi bagi para pemakai.
1. Bit
Bit merupakan bagian data terkecil, dapat berupa karakter numerik, huruf maupun karakter-karakter khusus yang membentuk suatu item data, dimana kumpulan karakter membentuk satu field.
2. Byte
Byte merupakan sistem binner yang terdiri atas dua macam nilai, yaitu 0 dan 1. Sistem binner merupakan dasar yang dapat digunakan untuk komunikasi antara manusia dan mesin.
3. Field
Suatu field menggambarkan suatu atribut record yang menunjukan suatu item dari data seperti nama, alamat, dimana kumpulan field membentuk suatu record.
4. Record
Suatu record menggambarkan satu kesatuan data yang sejenis, dimana kumpulan dari file-file membentuk database.
5. File
Suatu file menggambarkan kumpulan dari beberapa record yang dapat menampung data-data.
6. Database
Suatu database menggambar data yang saling berhubungan antara satu dengan yang lainnya.
II.7 Pengertian Visual Basic
Visual Basic.Net hanya merupakan salah satu aplikasi bahasa pemrograman yang dapat digunakan untuk membuat aplikasi komputer. Dalam hal ini kita sebaiknya memahami bahwa bahasa pemrogram hanya merupakan salah satu aspek dalam suatu aplikasi Windows.
Menurut Adi Nugroho (2010, h.50-63) Visual basic.Net adalah merupakan bahasa pemrograman aras tinggi (hight level programing language). Salah satu bahasa pemrograman yang dapat kita gunakan untuk membuat aplikasi komputer.
Pada dasarnya tampilan baru ini memudahkan menggunakan microsoft visual basic seperti di bawah ini :
Gambar.II.1 Visual Studio 2008
Melalui lembar ini dapat membuat aplikasi visual basic yang diperlukan. Sebelum membuat aplikasi baru, ada dua buah istilah yang diperlu diketahui dalam visual basic 2008:
1. Project untuk membukanya, pembaca cukup mengklik namanya. Dalam jendela kita juga membuat proyek yang baru denga mengklik link create yang ada dalam bagian bawah jendela project ini..
2. Suliton Explorer adalah jendela Suliton Explorer berkaitan dengan pengelolaan proyek perograman VB.NET yang sedang kita lakukan.
II.7.1 Ruang Lingkup Visual Basic
Setelah visual basic diaktifkan, maka akan muncul sebuah layar yang ada di bawah ini. Layar ini adalah layar utama dari Visual Basic yang nantinya akan berfungsi untuk merancang program aplikasi.
1. Control Menu
Control menu adalah menu yang digunakan untuk melakukan manipulasi jendela atau layar Visual Basic. Pada control menu ini dapat dilakukan perubahan ukuran, pemindahan jendela yang aktif. Untuk mengaktifkan control menu klik tombol mouse pada sudut sebelah kiri atas jendela. Kemudian akan muncul kotak dialog Control Menu dengan berbagai sub menu antara lain:
1) Restore : Mengubah ukuran jendela pada yang sebelumnya 2) Size : Mengubah ukuran jendela
3) Minimize : Meminimalkan ukuran jendela 4) Close : Untuk menutup jendela
2. Menu
Menu yang terdapat pada visual basic berisi perintah-perintah yang dapat melakukan perintah tertentu. Pada umumnya aplikasi windows memiliki model yang sama dengan format yang sama.
3. Toolbar
Toolbarr adalah salah satu bagian dari setiap jendela aplikasi yang dijalankan dengan sisten operasi windows. Dapat dikatakan selalu memiliki baris tool atau toolbar yang berisi tombol-tombol (icon) perintah. Pada menu visual basic biasanya selalu menampilkan toolbar standar dengan gambar berikut ini:
4. Form Windows
Form atau jendela form merupakan daerah kerja utama dari pembuatan program atau tempat perancangan aplikasi (Container). Pada daerah form inilah meletakkan dan menggambarkan objek interaktif seperti misalnya tombol-tombol, gambar, teks, garis, tabel, combo, checkbox dan tools lainnya.sehingga objek yang berada pada form tersebut akan ditampilkan pada layar windows jika program dijalankan. Form tersebut akan menjadi latar belakang atau tempat (container) dari objek dari sebuah program yang dijalankan.
5. Toolbox
Toolbox adalah fasilitas yang berisi objek atau kontrol untuk merancang pada jendela form. Secara default pada saat mengaktikan visual basic jendela toolbox akan ditampilkan pada sebelah kiri layar visual basic.
6. Project Explorer
Jendela ini merupakan kumpulan dari sejumlah aplikasi yang sering disebut dengan project. Sementara project itu sendiri memiliki banyak file seperti file form, modul, class dan lainnya.
7. Property Windows
Jendela ini adalah yang memiliki semua informasi tentang suatu objek yang terdapat pada visual basic. Properti merupakan suatu sifat dari objek dapat memiliki properti warna, ukuran, posisi, lebar, Jenis tipe dan sifat yang lainnya dan setiap objek tersebut memiliki properti yang saling berbeda-beda.
8. Code Window
Salah satu jendela yang terpenting dalan Visual Basic adalah jendela Code. Dimana jendela ini berfungsi untuk penulisan dari instruksi-instruksi program untuk pembuatan program. Fungsi dari setiap objek dapat ditambahkan melalui fasilitas jendela code ini.
II.8 Pengenalan SQL Server Management Studio
Dalam pemrograman basis data, salah satu bahasa yang harus kita kuasai adalah SQL. SQL bahasa komputer standar yang digunakan untuk berkomunikasi dengan sistem manajemen basis data (RDMS).
Menurut Ema Utami (2012 : 63) Structured Query Language (SQL) adalah bahasa yang banyak digunakan dalam berbagai produk database. SQL dibangun di laboratorium IBM-San Jose California sekitar akhir tahun 70-an. Pertama kali dikembangkan sebagai bahasa di produk database DB2 yang sampai
saat ini merupakan produk database andalan IBM. SQL sering di lafalkan dengan “sequel”. Saat ini organisasi standar America (ANSI) menetapkan standar bahasa SQL yaitu ANSI-92 standard. Masing-masing vendor database memiliki dialeknya sendiri sebagaian besar spesifikasinya mengacu pada standar ANSI tersebut dengan berbagai ekstensi tambahan. SQL Server menggunakan bahasa Transact-SQL dalam produknya, sedangkan Oracle menggunakan PL/SQL.
BAB III
32
BAB III
ANALISIS DAN DESAIN SISTEM
III.1. Analisis Sistem
Sistem pendukung keputusan pemilihan bibit kelinci ini diimplementasikan dengan menggunakan bahasa pemrograman Microsoft Visual studio. Net dalam perancangan antar muka dan pengaturan interaksi sistem. Sistem yang dirancang merupakan sebuah aplikasi sistem pendukung keputusan mengenai pemilihan bibit kelinci beserta jenis dan solusi awal untuk mengatasi masalah pemilihan bibit yang terbaik berdasarkan kebutuhan. Teori-teori yang disampaikan melalui aplikasi ini bersifat tahap demi tahap dimana teori disampaikan melalui sebuah layar dan user dapat melakukan penekanan tombol lanjut untuk melihat segala macam bibit kelinci, kebutuhan dan solusi yang ada.
III.1.1. Analisis Masalah
Pemecahan masalah tersebut dapat dilakukan dengan mengembangkan sistem yang dapat berperan sebagai seorang ahli peternakan. Dengan kata lain terjadi pemindahan atau proses pengolahan yang membangun dan mengoperasikan basis pengetahuan dari seorang ahli peternakan ke sebuah sistem komputer.
2. Dasar Pengetahuan
Dasar pengetahuan berisi pengetahuan untuk pemahaman, formulasi, dan penyelesaian masalah. Komponen ini disusun oleh dua elemen dasar yaitu fakta dan model.
3. Sumber Pengetahuan
Sumber pengetahuan merupakan proses untuk mengumpulkan data pengetahuan terhadap suatu masalah dari sumber pengetahuan (berasal dari seorang ahli peternakan atau media seperti majalah, buku, literatur, dll.) kedalam komputer. Sumber pengetahuan tersebut dijadikan dokumentasi untuk diolah, dipelajari dan diorganisasikan menjadi sumber pengetahuan. 4. Mekanisme dan Penalaran
Komponen ini mengandung mekanisme pola pikir dan penalaran yang digunakan oleh seorang ahli peternakan dalam menyelesaikan suatu masalah. Hal ini merupakan bagian dari Sistem pendukung keputusan yang melakukan penalaran mengenai informasi yang ada dalam dasar pengetahuan dan dalam workplace.
III.1.2. Identifikasi kebutuhan sistem
Dalam membangun suatu sistem diperlukan adanya analisis dan pemodelan terhadap kebutuhan sistem pendukung keputusan tersebut, sehingga pada pelaksanaannya sistem pendukung keputusan tersebut dapat menjalankan dengan baik sesuai dengan kebutuhannya. Oleh karena itu penelitian dilakukan beberapa analisis dan pemodelan kebutuhan kinerja sistem.
III.1.2.1. Kebutuhan aplikasi
Kebutuhan ini meliputi bagaimana sistem dapat menunjang penggunanya dalam mengakses sistem tersebut.
1. Bahasa pemrograman yang digunakan adalah Microsoft Visual Studio 2008. 2. Database yang digunakan adalah SQL Server 2008
III.1.2.2. Kebutuhan kinerja sistem
Sebuah aplikasi dirancang agar dapat menjalankan fungsinya dengan baik. Fasilitas yang disediakan adalah sebagai berikut :
1. Tampilan yang menjadi penghubung antara pemakai dengan sistem untuk mengakses informasi.
2. Pengetahuan ini merupakan fasilitas yang hanya dapat dilakukan oleh seorang ahli peternakan.
3. Jenis-jenis bibit kelinci akan memberikan solusi berdasarkan kebutuhan yang dimasukkan.
4. Sistem pendukung keputusan dapat memperbaiki pengetahuannya yang meliputi menambah, merubah, menghapus data pada sistem.
III.2. Evaluasi Sistem Yang Berjalan
Sistem Pendukung keputusan melakukan penalaran mengenai informasi yang ada dalam dasar pengetahuan dan dalam workplace, dan untuk menformulasikan kesimpulan, secara umum terdapat dua pendekatan yang digunakan dalam mekanisme untuk pengujian aturan yaitu dengan menggunakan metode Simple Additive Weighting Method (SAW) sering juga dikenal dengan
metode penjumlahan terbobot. Yang merupakan konsep dasar metode SAW, adalah mencari penjumlahan terbobot dari rating kinerja pada setiap alternatif dari semua atribut, metode SAW membutuhkan proses normalisasi matrik keputusan (x) ke suatu skala yang dapat diperbandingkan dengan dengan semua rating alternatif yang ada.
III.3. Desain Sistem
Komponen-komponen yang terdapat dalam Sistem Pendukung keputusan tersebut terdiri dari antarmuka pemakai, dasar pengetahuan : fakta dan model, sumber pengetahuan, mekanisme, workplace, fasilitas penjelasan, perbaikan pengetahuan.
III.3.1. SAW
Simple Additive Weighting Method (SAW) sering juga dikenal dengan metode penjumlahan terbobot. Konsep dasar metode SAW, adalah mencari penjumlahan terbobot dari rating kinerja pada setiap alternatif dari semua atribut, metode SAW membutuhkan proses normalisasi matrik keputusan (x) ke suatu skala yang dapat diperbandingkan dengan dengan semua rating alternatif yang ada. Langkah Penyelesaian SAW:
1. Menentukan alternatif, yaitu Ai.
2. Menentukan kriteria yang akan dijadikan acuan dalam pengambilan keputusan 3. Memberikan nilai rating kecocokan setiap alternatif pada setiap kriteria. 4. Menentukan bobot preferensi atau tingkat kepentingan (W) setiap kriteria.
5. Membuat tabel rating kecocokan dari setiap alternatif pada setiap kriteria. 6. Membuat matrik keputusan X yang dibentuk dari tabel rating kecocokan dari
setiap alternatif pada setiap kriteria. Nilai x setiap alternatif (Ai) pada setiap criteria (Cj) yang sudah ditentukan, dimana, i=1,2,…m dan j=1,2,…n.
7. Melakukan normalisasi matrik keputusan dengan cara menghitung nilai rating kinerja ternomalisasi (rij) dari alternatif Ai pada kriteria Cj.
Keterangan :
a. Dikatakan kriteria keuntungan apabila nilai xij memberikan keuntungan bagi pengambil keputusan, sebaliknya kriteria biaya apabila xij menimbulkan biaya bagi pengambil keputusan.
b. Apabila berupa kriteria keuntungan maka nilai xij dibagi dengan nilai Maxi(xij) dari setiap kolom, sedangkan untuk kriteria biaya, nilai Mini (xij) dari setiap kolom dibagi dengan nilai xij.
8. Hasil dari nilai rating kinerja ternomalisasi (rij) membentuk matrik ternormalisasi (R)
9. Hasil akhir nilai preferensi (Vi) diperoleh dari penjumlahan dari perkalian elemen baris matrik ternormalisasi (R) dengan bobot preferensi (W) yang bersesuaian eleman kolom matrik (W).
Hasil perhitungan nilai Vi yang lebih besar mengindikasikan bahwa alternatif Ai merupakan alternatif terbaik
III.3.2. Desain Sistem Detail
Desain sistem detail dari sistem pendukung keputusan pemilihan bibit kelinci menggunakan metode SAW ini adalah sebagai berikut:
III.3.2.1. Desain Input
Perancangan input merupakan masukan yang penulis rancang guna lebih memudahkan dalam entry data. Entry data yang dirancang akan lebih mudah dan cepat dan meminimalisir kesalahan penulisan dan memudahkan perubahan. Perancangan input tampilan yang dirancang adalah sebagai berikut :
1. Rancangan Input Form Login
Perancangan input form login berfungsi untuk verifikasi pengguna yang berhak menggunakan sistem. Adapun rancangan form login dapat dilihat pada gambar sebagai berikut :
Gambar III.1 Rancangan Input Form Login 2. Rancangan Input Bibit
Rancangan berfungsi sebagai tampilan yang digunakan untuk input data Bibit sebagai berikut :
Gambar III.2 Rancangan Form Menu Utama
Gambar III.3 Rancangan form data bibit
Gambar III.2 Rancangan Input Form input data bibit jenis bibit
usia
kesehatan berproduksi
3. Rancangan form pencarian data bibit
Perancangan form pencarian data bibit digunakan untuk menampilkan data bibit berdasarkan yang dicari oleh pengguna, sebagai berikut:
Gambar III.3 Rancangan Input Form pencarian data bibit 4. Rancangan form input kriteria
Perancangan form ini digunakan untuk menampilkan form input kriteria sekaligus menampilkan data kriteria yang sudah diinput, sebagai berikut :
Gambar III.4 Rancangan Input Form input kriteria Jenis bibit
5. Rancangan form hasil penilaian bibit
Perancangan form ini digunakan untuk melihat hasil penilaian akhir dari setiap jenis bibit, sebagai berikut :
Gambar III.5 Rancangan hasil penilaian kriteria akhir III.3.2.2. Perancangan Database
Perancangan struktur database adalah untuk menentukan file database yang digunakan seperti field, tipe data, ukuran data. Sistem ini dirancang dengan menggunakan database Microsoft SQL Server 2008. Berikut adalah desain database dan tabel dari sistem yang dirancang.
1. Tabel Admin
Nama Database : SPKkelinci.Mdf Nama Tabel : TabelAdmin
Tabel III.1 Tabel Admin
Nama Field Tipe Data Ukuran Keterangan
username Nchar 10 username
Password Nchar 10 Password
2. Tabel bibit
Nama Database : SPKkelinci.Mdf Nama Tabel : Tabelbibit Primary Key : kodebibit Foreign Key : -
Tabel III.2 Tabel bibit
3. Tabel kriteria
Nama Database : SPKkelinci.Mdf Nama Tabel : Tabelkriteria Primary Key : kodekriteria Foreign Key : -
Tabel III.3 Tabel kriteria
10. Tabel Hasil Penilaian
Nama Database : SPKkelinci.Mdf Nama Tabel : Tabelhasilpenilaian
Foreign Key : kodekriteria, kodepenilaian, kodebibit
Nama Field Tipe Data Ukuran Keterangan
* kodebibit Char 4 * kodebibit
Jenisbibit Varchar 70 Jenisbibit
Usiabibit Int Usiabibit
Kesehatanbibit Varchar 70 Kesehatanbibit
Berproduksibibit Varchar int berproduksi
Nama Field Tipe Data Ukuran Keterangan
*kodekriteria Char 4 *kodekriteria
Nama kriteria Varchar 70 Nama kriteria
Deskripsi Varchar 120 Deskripsi
Tabel III.4 Tabel hasil penilaian
III.3.2.4. Use Case Diagram
Dalam penyusunan suatu program diperlukan suatu model data yang berbentuk diagram yang dapat menjelaskan suatu alur proses sistem yang akan di bangun. Dalam penulisan skripsi ini penulis menggunakan metode UML yang dalam metode itu penulis menerapkan diagram Use Case. Maka digambarlah suatu bentuk diagram Use Case yang dapat dilihat pada gambar III.6 sebagai berikut :
Nama Field Tipe Data Ukuran Keterangan
Kodehasilpenilaian Char 4 Kodehasilpenilaian
Kodekriteria Char 4 Kodekriteria
Kodepenilaian Char 4 Kodepenlaian
Kodebibit Char 4 Kodebibit
Hasilpenilaian Float Hasipenilaian
Kriteria Char 23 Kriteria
Admin
>>
Gambar III.6 Use Case Diagram Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Bibit Kelinci Terbaik Dengan Metode SAW
Berdasarkan penjelasan gambar diatas adalah merupakan gambar use case diagram sistem pendukung keputusan pemilihan bibit kelinci terbaik dimana seorang admin dapat login sebagai admin yang diberikan kuasa penuh atas sistem yang dirancang dan selanjutnya seorang admin dapat menentukan data bobot kriteria, dan juga mengelola data alternatif yang sebelumnya telah di peroleh dari para petenak. Kemudian admin akan menguji menggunakan perhitungan saw untuk memperoleh hasil keputusan.
Login Admin Mengelola data bobot kriteria Menu utama admin Mengelola data alternatif <<include>> <<include>> Laporan hasil Keputusan alternatif <<include>> <<include>>
III.4.1. Activity Diagram
Activity diagram menggambarkan berbagai alir aktivitas dalam sistem yang sedang dirancang, bagaimana masing-masing alir berawal, decision yang mungkin terjadi, dan bagaimana mereka berakhir. Activity diagram juga dapat menggambarkan proses paralel yang mungkin terjadi pada beberapa eksekusi. 1. Activity Diagram Form Input Data Kriteria
Activity diagram form input data kriteria dapat dilihat pada gambar III.7 sebagai berikut :
Gambar III.7 Activity Diagram Form Input Data criteria Tambah Data
kriteria Isi Data kriteriat
Simpan Dat kriteria
Edit Data kriteria
edit Data kriteriat Update Datakritereia Lengkap Lengkap Hapus Data kriteria Hapus Datakriteria
2. Activity Diagram Form Input Data alternatif
Activity diagram form input data alternatif dapat dilihat pada gambar III.8 sebagai berikut :
III.3.2.6. Class Diagram
Class adalah sebuah spesifikasi yang jika diinstansiasi akan menghasilkan sebuah objek dan merupakan inti dari pengembangan dan desain berorientasi objek. Class menggambarkan keadaan (atribut/properti) suatu sistem, sekaligus menawarkan layanan untuk memanipulasi keadaan tersebut (metoda/fungsi), seperti gambar III.9 sebagai berikut :
Gambar III.8 Activity Diagram Form Input DaAlternatif Tambah Data
alternatif Isi Data alternatif
Simpan Data alternatif
Edit Data alternatif
edit Data alternatif Update Data alternatif Lengkap Lengkap Hapus Data alternatif Hapus Data alternatif
Gambar III.9 Class Diagram Sistem Penunjang Keputusan Pemilihan Bibit Kelinci
Pada gambar III.9 diatas merupakan gambar class diagram yang menjelaskan mengenai hubungan antara tabel satu dengan tabel yang lainnya hal ini diperlukan agar data yang diperlukan atau digunakan menjadi terintegrasi sehingga menghindari terjadinya redundansi yaitu data yang sama, pada gambar diatas menjelaskan bahwa tabel kriteria memiliki primary key pada salah satu entitynya yaitu “id kriteria“ dimana “idkriteria” pada tabel kriteria dihubungkan dengan “idkriteria” dengan status foreign key pada tabel alternatif, sehingga data kriteria yang ada pada tabel kriteria bisa digunakan oleh tabel alternatif dimana
Tabel Admin Username password Tabel Menu kriteria alternatif Penilaian Tabel kriteria Idkrieria reproduksi Usia bibit kesehatan Tabel alternatif Idalternatif Nama kelinci 1 Nama kelinci 2 Nama kelinci 3 Idkriteria Idalternatif Nama alternatif Nilaihitungan saw Tabel Penilaian
tabel kriteria sebagai tempat pangkalan data kriteria yang ada, selanjutnya sama halnya untuk hubungan primary key da foreign key pada tabel yang lain.
III.3.2.7. Sequence Diagram
Sequence Diagram menggambarkan perilaku pada sebuah skenario, diagram ini menunjukkan sejumlah contoh objek dan message (pesan) yang diletakkan diantara objek-objek ini di dalam use case, berikut gambar sequence diagram :
a. Sequence Diagram input Data (register, kriteria, alternatif)
Gambar III.10. Sequence Diagram Input Data
Admin
;Login ;Admin, user Page ;input data
Page New
Message Succes Sent (item) Login
b. Sequence update data (kriteria, alternatif)
Gambar III.11 Sequence Diagram Update Data
c. Sequence Proses Data (penilaian)
Gambar III.12. Sequence Diagram Proses Data
User
;Halaman utama Admin, user page
Update data
Open New
Message Succes
Sent item
Sent (new item ) Invalid
View (item)
User
login User, admin area Proses Data
Open New Message Succes Sent item Sent ( item ) Invalid View (item)
d. Sequence tampil data (kriteria, alternatif, hasil penilaian)
Gambar III.13. Sequence Diagram tampil data
III.3.3. Implementasi SAW A. Perancangan
1. Bobot
Dalam metode penelitian ini ada bobot dan kriteria yang dibutuhkan untuk menentukan bibit kelinci berkualitas.
Adapun kriterianya adalah: C1 = Berproduksi
C2 = Usia Bibit C3 = Kesehatan
Dari masing-masing ketentuan kriteria tersebut
maka dibuat suatu variabel-variabel. Dimana dari suatu variabel tersebut akan dirubah kedalam bilangan fuzzynya.
Adapun bilangan fuzzy dari bobot adalah : 1. Sangat Rendah ( SR ) = 0
User
;login ;admin / user area Tampil data
Open New
Sent item
View item Invalid