• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Bibit Kelapa Sawit Dengan Metode SAW (Simple Additive Weighting).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Bibit Kelapa Sawit Dengan Metode SAW (Simple Additive Weighting)."

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN BIBIT KELAPA

SAWIT DENGAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW)

Beni Irawan A11.2009.04893

Program Studi Teknik Informatika, Universitas Dian Nuswantoro email:Benny52@rocketmail.com

Abstrak

Dengan adanya sistem pendukung keputusan dapat meningkatkan kualitas sistem pendukung keputusan yang akan dibuat. Sebagai contoh, dalam pemilihan bibit kelapa sawit yang berkualitas baik yang digunakan untuk proses penanaman kelapa sawit dilahan baru. Pemilihan bibit kelapa sawit biasanya berdasarkan berbagaimacam keinginan tidak hanya melihat dari segi financial saja akan tetapi dari berbagai kriteria lain seperti cuaca yang sangat berpengaruh dalam proses pemilihan, dan lain – lain. Jika saja bibit kelapa sawit yang akan dipilih sudah sesuai dengan keinginan, maka sudah tentu bibit kelapa sawit tersebut akan menjadi factor pendukung yang baik. Sistem yang akan dibuat dalam untuk pengambilan keputusan ini adalah dengan menggunakan metode SAW (Simple Additive Weighting) Metode SAW dalah mencari penjumlahan terbobot dari rating kinerja pada setiap alternatif pada semua atribut. Metode SAW membutuhkan proses normalisasi matriks keputusan (X) ke suatu skala yang dapat diperbandingkan dengan semua rating alternatif yang ada. Laporan Tugas Akhir ini akan menguraikan sistem pendukung keputusan dalam proses pemilihan bibit kelapa sawit dengan kualitas baik dengan menggunakan SAW. Dsain sistem pendukung keputusan ini meliputi Data bibit berkualitas unggul.

Kata kunci : Sistem Pendukung Keputusan, Sawit, SAW, Normalisasi , Desain sistem sistem

Abstract

With the decision support systems can improve the quality of decision support systems that will be made. For example, in the selection of palm oil of good quality that are used to process oil palm cultivation Palm seed selection is usually based berbagaimacam desire not only see in terms of financial but from a variety of other criteria such as the weather was very influential in the electoral process, and others If only oil palm seedlings that will be selected are in accordance with the wishes,then of course the oil palm seedlings will be good support factor The system will be made in the decision-making for this is to use the method Simple Additive Weighting (SAW) used for the weighted sum of rating the performance of each alternative on all attributes SAW method requires the decision matrix normalization process to a scale that can be compared with existing alternatives all ratings The final report will describe a decision support system in the selection process of oil palm seedlings with good quality by using This decision support system design includes the data of superior quality seeds.

Keywords : Decision Support Systems, Palm, SAW, Normalization, system design system

1. PENDAHULUAN

Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) saat ini merupakan salah satu jenis tanaman perkebunan yang menduduki posisi penting disektor pertanian umumnya, dan sektor perkebunan khususnya, hal ini disebabkan karena dari sekian banyak tanaman yang menghasilkan minyak atau lemak, kelapa sawit yang menghasilkan nilai ekonomi terbesar per hektarnya didunia (Balai Informasi Pertanian, 1990). Melihat pentingnya tanaman kelapa sawit di masa ini dan masa yang akan datang, seiring dengan meningkatnya kebutuhan

penduduk dunia akan minyak sawit, maka perlu dipikirkan usaha peningkatan kualitas dan kuantitas produksi kelapasawit secara tepat agar sasaran yang diinginkan dapat tercapai. Salah satu diantaranya adalah pengendalian hama dan penyakit. (Balai Informasi Pertanian,1990).

(2)

umum ditanam diperkebunan komersial yaitu persilangan dura x pisifera (D x P) yang disebut tenera.

Pertumbuhan awal bibit merupakan periode kritis yang sangat menentukan keberhasilan tanaman dalam mencapai pertumbuhan yang baik, dipembibitan pertumbuhan dan figur bibit tersebut sangat ditentukan oleh kecambah yang ditanam,

Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut maka dalam penelitian ini akan dibuat sebuah Sistem Pendukung Keputusan yang dapat membantu pengelola perkebunan kelapa sawit dalam proses pemilihan bibit – bibit sawit yang berkualitas baik. Dengan dibuatnya sistem ini diharapkan dapat mempercepat dan mempermudah asisten dilapangan dalam mencari bibit kelapa sawit yang berkualitas baik.

2. TUJUAN DAN BATASAN MASALAH PENELITIAN

2.1 Dapat membatu pengelola perkebunan di Kalimantan dalam memberikan keputusan untuk memilih bibit kelapa sawit yang berkualitas baik.

2.2 Pembahasan pengembangan sistem akan dibatasi pada:

a. Membahas proses pemilihan bibit kelapa sawit yang berkualitas baik). b. Untuk penyelesaian permasalah di atas

terbut menggunakan metode SAW (SimpleAdditive Weighting)

c. Sistem ini menggunakan bahasa pemrograman Dehlpi7.0

3. TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Sistem Pendukung Keputusan Adalah sistem komputer yang mengolah data menjadi informasi untuk mengambil keputusan dari masalah semi-terstrukturn yang spesifik. Dengan demikian dapat ditarik satu definisi tentang SPK yaitu sebuah sistem berbasis komputer yang adaptif , fleksibel, dan interaktif yang digunakan untuk memecahkan masalah-masalah tidak terstruktur sehingga dapat meningkatkan nilai keputusan yang diambilTerstruktur, yaitu berhubungan dengan persoalan yang telah diketahui sebelumnya dengan penyelesaian standar aturan yang telah ditentukan.

Semi terstruktur, yaitu berhubungan dengan persoalan yang belum diketahui sebelumnya, dengan parameter yang sudah ada.

Tidak terstruktur, yaitu berhubungan dengan persoalan baru yang cukup pelik, karena banyaknya data yang belum diketahui.

3.2 Tujuan sistem pendukung keputusan

1. Membantu manager membuat keputusan untuk memecahkan masalah semi tersetruktur.

2. Mendukung penilaian manajer bukan mencoba menggantikannya.

3. Meningkatkan efektivitas pengambilan keputusan manager daripada efisiensinya. Tujuan dari Sistem Pendukung Keputusan ini untuk mengambil keputusan seefisien mungkin, juga terdapat manfaat utamanya adalah keputusan yang lebih baik

Meningkatkan efektivitas pengambilan keputusan manajer terhadap suatu pemecahan masalah.

Tujuan dari SPK selain untuk membuat proses pengambilan keputusan seefisien mungkin, juga terdapat manfaat utamanya adalah keputusan yang lebih baik.

3.3 Tahapan Proses Pengambilan

Keputusan

Merupakan suatu proses yang dilaksanakan pengambil keputusan berdasarkan pengetahuan dan informasi yang ada padanya pada saat tersebut dengan hrapan bahwa sesuatu akan terjadi.

1. Identifikasi masalah

2. Pemilihan metode pemecahan masalah 3. Pengumpulan data yang dibutuhkan untuk

melaksanakan model tersebut

4. Mengimplementasikan model tersrbut 5. Mengevaluasi sisi positif dari setiap

alternative yang ada

6. Melaksanakan solusi terpilih

3.4 Metode SAW

(3)

rating alternatif yang ada (Kusumadewi, 2006). Langkah Penyelesaian SAW:

1. Menentukan alternatif, yaitu Ai.

2. Menentukan kriteria yang akan dijadikan acuan dalam pengambilan keputusan, yaitu Cji

3. Memberikan nilai rating kecocokan setiap alternatif pada setiap kriteria.

4. Menentukan bobot preferensi atau tingkat kepentingan (W) setiap kriteria.

(3-1)

5. Membuat tabel rating kecocokan dari setiap alternatif pada setiap kriteria.

6. Membuat matrik keputusan X yang dibentuk dari tabel rating kecocokan dari setiap

7. Melakukan normalisasi matrik keputusan dengan cara menghitung nilai rating kinerja ternomalisasi (rij) dari alternatif Ai pada kriteria Cj.

Keterangan :

a. Dikatakan kriteria keuntungan apabila nilai xij memberikan keuntungan bagi pengambil keputusan, sebaliknya kriteria biaya apabila xij menimbulkan biaya bagi pengambil keputusan.

b. Apabila berupa kriteria keuntungan maka nilai xij dibagi dengan nilai Maxi(xij) dari setiap kolom, sedangkan untuk kriteria biaya, nilai Mini (xij) dari setiap kolom dibagi dengan nilai xij.

8. Hasil dari nilai rating kinerja ternomalisasi (rij) membentuk matrik ternormalisasi (R)

9. Hasil akhir nilai preferensi (Vi) diperoleh dari penjumlahan dari perkalian elemen

baris matrik ternormalisasi (R) dengan bobot preferensi (W) yang bersesuaian eleman kolom matrik (W).

Hasil perhitungan nilai Vi yang lebih besar mengindikasikan bahwa alternatif Ai merupakan alternatif terbaik (Kusumadewi, 2006).

4. METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam proses pengumpulan data adalah:

1. Wawancara

Metode Pengumpulan data dengan mengajukan pertanayaan pertanyaan kepada Bapak Isron. Selaku asisten lapangan perkebunana kelapa sawit PT.HSL.

3. Studi Kepustakaan

Merupakan metode yang dilakukan dengan cara mencari sumber dari buku-buku tentang Metode Simple Additive Weighting (SAW).

5. ANALISIS HASIL PENELITIAN

Data hasil penelitian yang telah diperoleh dan dikelompokkan menurut jenis sumber datanya, kemudian dianalisa lebih lanjut. Sebelum melakukan pembuatan sebuah aplikasi perangkat lunak, dilakukan suatu perancangan akan perangkat lunak tersebut

5.1 Model Penilaian Sistem Pendukung

Keputusan

Dalam melakukan evaluasi terhadap

prosedur bibit kelapa sawit perlu adanya suatu penilaian dalam menentukan nilai

disetiap aspek, dalam model ini

menggunakan pembobotan disetiap kriteria.

Masing-masing bobot tidak sama

tergantung dari sub penilaian yang ada, adapun skor yang diberikan dimulai dari 2 yang berarti sangat baik, 1 mempunyai kriteria baik dan 0 buruk.

1. Model Penilaian Aspek Daun

Tabel 1: Model penilaian aspek daun

No Faktor yang dinilai Nilai

1 Luas Daun dan Laju Produksi Daun 10 2 Umur Daun 15

(4)

a. Model Penilaian rata-rata frekuensi makan dalam sehari

Tabel 2: model penilaian luas dan laju produksi daun

Kriteria Bobot Luas Daun dan Laju Produksi Daun baik 2

Luas Daun dan Laju Produksi Daun cukup 1

Luas Daun dan Laju Produksi Daun buruk 0

Dalam perhitungan terhadap Luas Daun dan Laju Produksi Daun baik bobot1 = bobot * skor aspek daun.

b. Model penilaian dengan umur daun

Tabel 3:

Model penilaian umur daun

Kriteria Bobot Hubungan dengan umur daun baik 2

Hubungan dengan umur daun cukup 1

Hubungan dengan umur daun buruk 0

Dalam perhitungan terhadap Hubungan dengan umur daun bobot2 = bobot * skor aspek daun

Total nilai aspek character = bobot1 + bobot

2. Model penilaian hubungan dengan Pola susunan Daun

Tabel 4: Model penilaian hubungan dengan pola susunan daun

Kriteria Bobot

Hubungan dengan Pola susunan Daun baik 2

Hubungan dengan Pola susunan Daun cukup 1 Hubungan dengan Pola susunan Daun buruk 0

Dalam perhitungan terhadap Hubungan dengan pihak terkait bobot3 = bobot * skor aspek daun

Total nilai aspek character = bobot1 + bobot 2 + bobo3

a. Model Peneliian Aspek Batang

Tabel 5: Model penilaian aspek batang

No Faktor yang dinilai Nilai

1 Penebalan Batang 15

2 Pengecilan Batang 10

b. Model Penilaian Penebalan Batang

Tabel 6: Model penilaian penebalan batang

Kriteria Bobot

Kandungan air > 1,5 tahun 2

Kandungan air 2,5 tahun 1

Kandungan air < 4,5 tahun 0

Dalam perhitungan terhadap penebalan batang bobot1 = bobot * skor aspek batang.

c. Model Penilaian Pengecilan Batang

Tabel7:

Modelpenilaian pengecilan batang

Kriteria Bobot

Kandungan air > 3 tahun 2

Kandungan air 3,5 tahun 1

Kandungan air < 4 tahun 0

Dalam perhitungan terhadap pengecilan batang per tahun bobot2 = bobot * skor aspek batang Total nilai aspek capacity = bobot1 + bobot 2

d. Model Penilaian Aspek Akar

Tabel 8: Model penilaian aspek akar

No Faktor yang dinilai Nilai

1 Jenis akar primier 5

2 Jenis akar skunder 5

3 Jenis akar tersier 5 4 Jenis akar kuarterner 5

e. Model Penilaian Aspek Akar Primier

Tabel 9: Model penilaian akar premier

Umur akar (Tahun) Berat kering akar (kg/pohon)

Tabel 10: Model penilaian akar skunder

Umur akar

Dalam perhitungan terhadap penilaian akar skunder per tahun bobot2 = bobot * skor aspek akar skunder Total nilai aspek akar = bobot1 + bobot 2

3. Model Penilaian Aspek Akar Tersier dan kuarter

Tabel 11: Model penilaian akar tersier

Umur akar (Tahun) Berat kering akar

(kg/pohon)

(5)

1,5 Berat kering 1,2 2 2,5 Berat kering 1,8 1

4,5 Berat kering 4,9 0

Dalam perhitungan terhadap penilaian akar tersier dan kuarter per tahun bobot2 = bobot * skor aspek akar tersier dan skunder

Total nilai aspek akar = bobot1 + bobot 2

a. Model Penilaian seleksi bibit

Tabel 12: Model penilaian aspek bunga

No Faktor yang dinilai Nilai

1 Kelainan pada hibatus tanaman 5

2 Kelainan pada bentuk anak daun 3

3 Kelainan daya pertumbuhan 2

b. Model Kelainan pada hibatus tanaman.

Tabel 13: Model penilaian pada hibatus tanaman

Kriteria Bobot

Permukaan tajuk rata 2 – 3 bulan 2 Bibit tumbuh terkulai 6 bulan 1 Anak daun tidak membelah 0

Dalam perhitungan terhadap penilaian Kelainan pada hibatus tanaman bobot2 = bobot * skor aspek seleksi bibit Total nilai aspek seleksi bibit = bobot1 + bobot 2Total nilai aspek sandang = bobot1 + bobot 2.

4. Model kelainan pada bentuk anak daun

Tabel 14: Model penilaian pada bentuk anak daun

Kriteria Bobot

Sudut anak daun dan tulang tajam setelah 3 bulan

2

Anak daun pendek – pendek terjadi setelah sekitar 5 bulan

1

Anak daun tersusun sangat rapat terjadi setelah sekitar 5 bulan

0

Dalam perhitungan terhadap penilaian Kelainan pada bentuk anak daun

bobot2 = bobot * skor aspek seleksi bibit Total nilai aspek seleksi bibit = bobot1 + bobot 2

a. Model penilaian Kelainan daya pertumbuhan

Tabel 16: Model penilaian pada Kelainan daya pertumbuhan

Kriteria Bobot

Jika 1 bulan setelah perawatan dengan 2

perlaikan khusus

Jika 2 bulan setelah perawatan dengan perlaikan khusus

1

Jika 3 -4 bulan setelah perawatan dengan perlaikan khusus

0

.

Dalam perhitungan terhadap penilaian Kelainan daya pertumbuhan bobot2 = bobot * skor aspek seleksi bibitTotal nilai aspek seleksi bibit = bobot1 + bobot 2

0 – 49 maka bibit kelapa sawit di buang. Kemudian jika total nilai antara 50 – 100 maka bibit kelapa sawit akan diterima..

5.2 PERANCANGAN DATABASE

File master ini merupakan file yang terpenting dalam bangunan database, karena file ini berisi data utama bagi aplikasi yang bersangkutan. Data ini bersifat tetap dan jarang dilakukan perubahan. File master.

Tabel 4.16: Tabel sawit

Tabel 4.17: Tabel Bobot

Field name type size key Keterangan

Kode_Kriteria A 11 * Kode bobot

Deskripsi A 20 Nama bobot

Bobot N Nilai bobot

Tabel 4.17: Tabel pendataan sawit

Field name type size key Keterangan

KodeTanaman A 11 * Kode Tanaman

UsiaTanaman D 30 Usia Tanaman Field name type size key Keterangan

KodeTanaman A 11 * Kode Tanaman

UsiaTanaman A 30 Usia Tanaman

JenisSawit D Jenis Sawit

Berat A 10 Berat

(6)

JenisSawit N 30 Jenis Sawit

Berat A 10 Berat

Tinggi N 30 Tinggi

5.3 IMPLEMENTASI

1. Form Menu Utama

Gambar 1: Form Menu Utama

2. Form Pendataan Sawit

Gambar 2: Form Pendataan Sawit

3. Form Pendataan Kriteria

Gambar 3: Form Pendataan Kriteria

4. Form Penilaian

Gambar 4: Form Penilaian Sawit

5. Form Proses Akhir Penilaian

Gambar 5: Form Proses Penilaian

6. Form Cetak Hasil

(7)

6. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan , maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:

1. Dengan adanya sistem pendukung keputusan untuk pemilihan bibit kelapa sawit dapat membantu dalam proses seleksi bibit sawit yang nantinya akan ditanam dan perangkingan dari hasil test yang telah diolah dalam sistem tersebut. 2. Sistem pendukung keputusan pemilihan

bibit kelapa sawit diharapkan membantu dalam meningkatkan kualitas penilaian proses pemilihan bibit kelapa sawit dan mengurangi kesalahan – kesalahan yang dilakukan sebelum adanya sistem pendukung keputusan ini sehingga kualitas sawit perusahaan tetap sesuai dengan standar perusahaan.

3. Dengan berhasilnya dibuat sistem pendukung keputusan pemilihan bibit kelapa sawit ini ini berarti membuktikan bahwa metode saw yang diterapkan dalam sistem berhasil diimplementasikan dan telah dibuktikan pada saat tahap pengujian penelitian.

6.2 Saran

Untuk meningkatkan kinerja dan menyempurnakan sistem pendukung keputusan yang telah dibuat, dengan ini memberikan saran sebagai berikut:

1. Karena keterbatasan waktu dalam membangun sistem pendukung keputusan ini makadari itu tidak dapat membangun sistem ini secara lebih detail dan lengkap, salah satu contohnya seperti belum adanya fitur untuk menunjukkan grafik pemilihan bibit kelapa sawit setiap periodenya yang dapat digunakan untuk proses evaluasi dalam instansi. Sehingga diharapkan kedepannya dapat dilengkapi dan lebih dikembangkanlagi.

2. Diharapkan dibuatnya sistem pendukung keputusan lainnya sehingga proses pengambilan keputusan dalam perusahaan semakin mudah dan cepat.

3. Jika sistem pendukung keputusan ini kedepannya terbukti membantu perusahaan dan masyarakat untuk proses pemilihan bibit kelapa sawit.

7. DAFTAR PUSTAKA

[1] Kusumadewi, Sri, Sri Hartati, Agus Harjoko, Retantyo Wardoyo. Fuzzy Multi- Attribute Decision Making (Fuzzy MADM). Yogjakarta: Graha Ilmu, 2006

[2] Pahan, Iyung. 2011.kelapa sawit.Jakarta : Penebar Swadaya

[3] Sulistiyo, Heri(2010). Sistem Pendukung Keputusan Untuk Menentukan Penerimaan Beasiswa Di SMA Negeri 6 Pandeglang (Studi Kasus: Mahasiswa Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia) [Online]. Tersedia : http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/438/jbpt unikompp-gdl-herisulist-21892-17-20.jurn-a.pdf [22 Maret 2013]

[4] DR Eko Indraji, Richardus . manajemen

sistem informasi dan teknologi

infomasi.Jakarta : PT Elex Media Komputindo

[5] Wibowo, Henry et al. (2009). Sistem Pendukung Keputusan Untuk Menentukan

Penerimaan Beasiswa bank BRI

Menggunakan FMADM (Studi Kasu: Mahasiswa Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia). [Online].

Tersedia :

http://journal.uii.ac.id/index.php/Snati/artic le/viewFile/107/3/998/ [11 Maret 2013] [6] 2003pemrograman Borland dhelpi 7.0.

(8)

Gambar

Tabel 3:  Model penilaian umur daun
Tabel 13: Model penilaian pada hibatus tanaman
Gambar 1:  Form Menu Utama

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan permasalahan di atas penulis tertarik untuk mengkaji Daerah Aliran Sungai (DAS) Riam Kanan sebagai daerah penelitian untuk mengetahui kondisi hidrologi terutama

Sediaan 131 I-VCO yang disimpan dalam etanol absolut pada suhu 4 o C (dalam lemari es) dapat bertahan selama 4 hari dengan kemurnian radiokimia masih lebih besar dari 90%,

Kinerja Badan Nasional Pengelola Perbatasan dalam Renja BNPP Tahun 2016 merupakan pelaksanaan tugas dan fungsi yang difokuskan kepada penyelenggaraan penguatan fungsi

d. percaya dan takwa kepada Tuhan yang Maha Esa sesuai agama dan kepercayaannya 3. Anton dan Hasan adalah teman sekelas. Meskipun berbeda agama, keduanya tidak perna cekcok.

Hasil pengolahan data tersebut adalah komponen pasang surut dan data ketinggian atau DEM yang merupakan bahan untuk pembuatan Peta Potensi Genangan Banjir Rob di wilayah tersebut,

Sesuai azasnya, dengan diajukannya banding maka pelaksanaan isi putusan Pengadilan tingkat pertama belum dapat dilaksanakan, karena putusan tersebut belum mempunyai

Sedangkan untuk sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial terdapat empat komoditas unggulan dengan klinik kesehatan sebagai komoditas yang paling unggul di

Berdasarkan angka tersebut, dapat dikatakan bahwa sebagian besar masyarakat DKI Jakarta merasakan adanya peningkatan pendapatan bila dibandingkan dengan pendapatan yang