30
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN I Biau Pada Mata
Pelajaran IPA Melalui Metode Eksperimen
Gamar Sy. Adam
Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako
ABSTRAK
Gamar SY. Adam,2015. Meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN 1 Biau pada mata Pelajaran IPA Melalui Metode Eksperimen. Skripsi, Program Studi Pendidikan Sekolah Dasar, Program Sarjana ( S1) Kependidikan Bagi Guru Dalam Jabatan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Tadulako. Pembimbing ( I ) Dra. Hj. Mestawaty A.S.A, MP, Pembimbing (II). Dra. Lestari M.P. Alibasyah, M.P
Kata Kunci : Meningkatkan Hasil Belajar Pelajaran IPA, Metode Eksperimen. Permasalahan utama pada penelitian ini adalah rendahnya hasil belajar siswa kelas IV SDN 1 Biau pada mata pelajaran IPA. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa Kelas IV SDN 1 Biau pada mata pelajaran IPA dengan menggunakan metode Eksperimen. Jenis penelitian ini adalah ini adalah Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan dalam 2 siklus dimana setiap siklus terdiri dari 4 tahap perencenaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi dengan jumlah siswa 15 orang , terdiri 7 siswa laki-laki dan 8 siswa perempuan. Dari hasil belajar siswa pada tindakan siklus I pertemuan 1 diperoleh nilai rata-rata 47,2% dan pada pertemuan ke-2 diperoleh nilai rata-rata 75 %,dan pada hasil analisis evaluasi siklus I diperoleh nilai ketuntasan klasikal 73% dengan 11 siswa yang tuntas 4 siswa belum tuntas setelah dilaksanakan observasi siwa pada siklus II pertemuan 1diperoleh nilai rata-rata 83% dan pada pertemuan ke-2 diperoleh nilai rata-rata 97,2%. Dan pada hasil analisis evaluasi siklus II diperoleh ketuntasan klasikal mencapai 100%. Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen pada pelajaran IPA dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN 1 Biau.
I. PENDAHULUAN
31 Sedangkan menurut Syah (1995:2008), Metode eksperimen adalah metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan dan urutan melakukan kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pembelajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang diajarkan.
Menurut Rasyid (2008;67) Prinsip yang mendasari penilaian hasil belajar yaitu unutk memberikan harapan bagi siswa dan guru untuk dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. Kualitas dalam arti siswa menjadi pembelajaran yang efektif dan guru menjadi motivator yang baik. Dalam kaitan dengan itu, guru dan pembelajar dapat menjadikan informasi hasil penilaian sebagai dasar dalam menentukan langkah-langkah pemecahan masalah, sehingga mereka dapat memperbaiki dan meningkatkan hasil belajarnya.
Salah satu strategi guru dalam pembelajaran yang dapat mendorong siswa untuk meningkatkan hasil belajar siswa adalah dengan menerapkan metode eksperimen. metode ini adalah metode lama namun penerapannya belum maksimal digunakan oleh guru hususnya di SDN 1 Biau Kabupaten Buol Sesuai hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti saat PPLT 1 di Bulan November 2013, sehingga metode Eksperimen ini digunakan kembali agar proses belajar mengajar di sekolah tersebut bisa kembali digunakan guna mengefektikan proses pembelajaran di kelas IV SDN 1 Biau Kabupaten Buol.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan maka peneliti menerapkan metode eksperimen sebagai salah satu alternatif untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaraan IPA tentang materi sifat dan perubahan wujud benda dikelas IV SDN 1 Biau pada mata pelajara IPA Melalui metode eksperimen.
Berdasarkan fenomena diatas, maka Rumusan masalah dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut : “ Apakah metode eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA kususnya materi sifat dan perubahan
wujud benda di kelas IV SDN 1 Biau ? “.
II. METODE PENELITIAN
Desain dan subjek penelitian
32 Kemmis dan Mc Tanggart ( Dahlia, 2012:29). Tiap siklus dilakukan beberapa tahap yaitu 1) perencanaan tindakan, 2) Pelaksanaan tindakan, 3) Observasi dan 4) Refleksi, kemudian diulangi lagi dengan perencanaan berikutnya dan seterusnya sampai indicator pencapaian dalam penelitian ini tercapai.
Seting Dan Subyek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SDN 1 Biau, peneliti memilih lokasi tersebut sebagai subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV yang berjumlah 15 orang yang terdiri dari 7 siswa laki0laki dan 8 siswa perempuansehingga dapat disimpulkan populasi dan sampel penelitian ini berjumlah 15 orang.
Faktor yang akan diteliti
1) Faktor Siswa
Faktor siswa yaitu melihat aktifitas / kegiatan siswa dalam pembelajaran IPA khususnya pada saat mempelajari sifat dan perubahan wujud benda
2) Faktor Guru
Faktor guru yaitu melihat atau memperhatikan guru dalam menyajikan materi pembelajaran serta tekhnik yang digunakan guru dalam pembelajaran.
3) Faktor sumber pembelajaran
Faktor sumber pembelajaran yaitu melihat sumber atau bahan yang digunakan, apakah sudah dapat mendukung pelaksanaan model pembelajaran yang diterapkan.
Jenis dan Sumber Data
Dalam penelitian ini , data yang digunakan yaitu data Kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif seperti hasil tes awal dan tes akhir serta hasil tugas yang diperoleh siswa, sedangkan data kualitatif yaitu data diperoleh dari hasil observasi, hasil wawancara dan caatan terhadap siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung.
Teknik Pengumpulan Data
33 1) Data mengenai kondisi pelaksanaan pembelajaran diambil dengan menggunakan
Lembar Observasi.
2) Data mengenai hasil belajar Pelajaran IPA diambil dengan menggunakan tes.
Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dalam penelitian ini dilakukan pada setiap siklus dalam proses pembelajaran sampai pada akhir penelitian. Data kualitatif bersumber dari hasil observasi dianalisis dengan menggunakan rumus yang telah ditetapkan, sedangkan data kuantitatif bersumber dari hasil mengerjakan latihan-latihan melalui sebuah tes atau lembar kerja siswa.
Teknik yang digunakan dalam menganalisi data untuk menentukan persentase ketuntasan belajar siswa dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
a. Persentase daya serap individu
Analisa data untuk mengetahui daya serap masing-masing siswa digunakan rusmus sebagai berikut
DSI = Yx × 100 %
Keterangan : X = Skor yang diperoleh siswa Y = Skor maksimal Soal DSI = Daya Serap individu
Suatu kelas dapat dikatakan tuntas belajar secara individu jika presntase daya serap individu sekurang-kurangnya 70 % (SDN 1 Biau )
b. Ketentuan belajar klasikal
KBK =∑ 𝑁
∑ 𝑆 X 100 %
Keterangan : N = Jumlah siswa yang tuntas S = Jumlah siswa seluruhnya KBK = Ketuntasan belajar Klasikal
34 c. Daya Serap Klasikal
Analisa data untuk mengetahui daya serap klasikal atau daya serap seluruh sampel penelitian, maka digunakan rumus sebagai berikut :
DSK = ∑ ᴾ
∑ I X 100 %
Dengan : ᴾ = Skor total presentase ᴵ = Skor ideal seluruh siswa DSK = Daya serap klasikal
Suatu kelas dikatakan tuntas belajar jika presentasi daya serap kalasikal sekurang-kurangnya 65 %
Indikator Kinerja
Indikator yang dijadikan sebagai indicator keberhasilan dalam penelitian ini adalah indicator kuantitatifnya menunjukkan daya serap klasikal 65 % serta ketuntasan belajar klasikal rata-rata 80%, dan hasil observasi aktifitas guru dan siswa berada dalam kategori baik (Wardani, 2007:425).
III. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil pratindakan.
Dari hasil tes pratindakan diperoleh daya serap klasikal hasil belajar siswa 22%, setelah dilaksanakan tes awal pada pratindakan, langkah selanjutnya yaitu melaksanakan penelitian melalui proses belajar mengajar dikelas dengan menggunakan metode eksperimen.
Hasil Penelitian pada siklus I
Pembelajaran dilakukan pada hari Jum’at tanggal 10 bulan Oktober 2014 yang berlangsung pukul 07:30-09:00Wita.
Hasil Observasi Kegiatan Guru pada Siklus I
35
Hasil Observasi Kegiatan Siswa Siklus I
Berdasarkan hasil observasi aktifitas siswa pada siklus I pertemuan pertama pada halaman (22) diperoleh skor 17 dari skor maksimal 36 dan pada pertemuan kedua pada halaman (23) diperoleh skor 27 dari skor maksimal 36. Dari hasil pengolahan data dengan menggunakan persamaan diperoleh nilai rata-rata pertemuan pertama 47,2% dan pertemuan kedua adalah 75%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa, Dengan menggunakan penilaian taraf keberhasilan tindakan dapat diketahui bahwa aktifitas siswa pada pertemuan pertama berada pada kategori sangat kurang dan pada pertemuan kedua berada pada kategori cukup.
Hasil Evaluasi Kemampuan Siswa pada siklus I
Berdasarkan hasil evalusi pada table yang terdapat pada halaman (47) diperoleh skor masing-masing siawa. Perolehan tertinggi yaitu 10 dan skor terendah adalah 5. Perolehan skor tersebut dapat diuraikan sebagai berikut : siswa yang memperoleh skor 10 sebanyak 4 orang, yang memperoleh skor 9 sebanyak 2 orang, yang memperoleh skor 8 sebanyak 3 orang, yang memperoleh skor 7 sebanyak 2 orang, yang memperoleh skor 6 sebanyak 1 orang , yang memperoleh skor 5 sebanyak 3 orang. Dari skor tersebut akan dihitung nilai murni dan tingkat ketuntasan pada siklus ini berdasarkan rumus yang telah ditetapkan untuk mendapatkan nilai secara indifidu.
Nilai Individu dan Ketuntasan Siswa kelas IV SDN 1 Biau pada Siklus I
Berdasarkan nilai individu dan tingkat ketuntasan siswa kelas IV SDN 1 Biau pada mata pelajaran IPA diketahui bahwa nilai tertinggi yaitu 100 dan nilai terendah 50. Nilai individu tersebut dapat diuraikan sebagai berikut, siswa yang memperoleh niali 100 sebanyak 4 orang, siswa yang memperoleh nilai 90 sebanyak 2 orang, siswa yang mendapatkan nilai 80 sebanyak 3 orang, siswa yang mendapatkan nilai 70 sebanyak 2 orang, siswa yang mendapatkan nilai 60 sebanyak 1 orang, dan siswa yang mendapatkan nilai 5 sebanyak 3 orang. Dari hasil perolehan nilai individual tersebut dapat diketahui tingkat ketuntasan siswa pada siklus I, yang dapat diuraikan sebagai berikut yaitu siswa tuntas sebanyak 11 orang dengan persentase 73%, siswa tidak tuntas sebanyak 4 orang 27%.
Hasil Penelitian pada siklus II
36
Hasil Observasi Kegiatan Guru pada Siklus II
Berdasarkan data hasil observasi guru pertemuan pertama siklus II diperoleh skor 39 dari skor maksimal 44 dan pada pertemuan kedua pada halaman (30) diperoleh skor 43 dari skor maksimal 44. Dari hasil pengolahan data diperoleh hasil persentase pada pertemuan pertama adalah 88,6% dan pertemuan kedua 97,7 %.sehingga dapat disimpulkan dengan menggunakan kriteria taraf keberhasilan tindakan yang dapat diketahui rata-rata aktifitas guru dalam pelaksanaan tindakan siklus I berada dalam kategori baik pada pertemuan pertama dan kategori sangat baik pada pertemuan kedua.
Hasil Observasi Kegiatan Siswa Siklus II
Berdasarkan hasil observasi aktifitas siswa pada siklus I pertemuan pertama diperoleh skor 30 dari skor maksimal 36 dan pada pertemuan kedua Pada halaman (29) diperoleh skor 35 dari skor maksimal 36. Dari hasil pengolahan data dengan menggunakan persamaan diperoleh nilai rata-rata pertemuan pertama 83% dan pertemuan kedua adalah 97,2%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa, Dengan menggunakan penilaian taraf keberhasilan tindakan dapat diketahui bahwa aktifitas siswa pada pertemuan pertama berada pada kategori baik dan pada pertemuan kedua berada pada kategori sangat baik.
Hasil Evaluasi Kemampuan Siswa pada siklus II
Berdasarkan hasil evalusi pada tabel diperoleh skor masing-masing siawa. Perolehan tertinggi yaitu 10 dan skor terendah adalah 7. Perolehan skor tersebut dapat diuraikan sebagai berikut : siswa yang memperoleh skor 10 sebanyak 8 orang, yang memperoleh skor 9 sebanyak 3 orang, yang memperoleh skor 8 sebanyak 3 orang, yang memperoleh skor 7 sebanyak 1 orang, Dari skor tersebut akan dihitung nilai murni dan tingkat ketuntasan pada siklus ini berdasarkan rumus yang telah ditetapkan untuk mendapatkan nilai secara indifidu.
Nilai Individu dan Ketuntasan Siswa kelas IV SDN 1 Biau pada Siklus II
37 sebanyak 1 orang,. Dari hasil perolehan nilai individual tersebut dapat diketahui tingkat ketuntasan siswa pada siklus I, yang dapat diuraikan sebagai berikut yaitu siswa tuntas sebanyak 15 orang dengan persentase 100%.
Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis penelitian diatas sesuai dengan hasil observasi guru, observasi siswa, dan hasil tes kemampuan siswa dalam menggunakan metode eksperimen diketahui bahwa, pada siklus I persentase nilai rata-rata adalah 47,2% dan nilai rata-rata secara klasikal hanya mencapai 73%. Hal ini disebabkan karena banyaknya kekurangan-kekurangan pada guru dalam proses pembelajaran yang dapat terlihat pada lembar observasi guru yaitu hanya 24 komponen descriptoryang muncul sedang masih ada 18 deskriptor yang belum muncul atau belum terlaksanakan. Sedangkan pada lembar observasi siswa ada 17 deskriptor yang muncul atau dilaksanakan sedang ada 19 deskriptor yang belum muncul atau belum dilaksankaan.
Pada siklus II hasil tes akhir mengalami peningkatan 92%, dan nilai rata-rata secara klasikal 100%. Peningkatan kemampuan siswa dengan menggunakan metode eksperimen juga disebabkan meningkatnya skor perolehan pada tiap komponen dsekriptor pada lembar observasi kegiatan guru yaitu 39 komponen descriptor yang muncul dan 1 deskriptor yang belum muncul , pada lembar observasi siswa ada 35 deskriptor yang muncul, dapat dilihat peningkatan pembelajaran dari siklus I ke siklus II sehinggga tidak perlu dilanjutkan pada siklus berikutnya.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
38 ketuntasan siswa yaitu 100% dengan jumlah siswa yang tuntas 15 orang dari 15 siswa sebagai sampel penelitian.
Karena telah mencapai indicator keberhasilan yang telah ditetapkan dalam penelitaian ini maka tidak perlu lagi dilanjutkan pada siklus berikutnya.
Saran
Mengingat keterbatasan waktu dan biya dalam penelitian ini disarankan :
1. Untuk sekolah : kiranya dalam pembelajaran guru menerapkan metode eksperimen
2. Untuk instansi : kiranya pengelola pendidikan mengupayakan pelatihan bagi guru-guru menyangkut metode pembelajaran dengan menerapkan metode eksperimen 3. Untuk daerah : kiranya dapat memfasilitasi dan menunjang sekolah untuk
melaksanakan pembelajaran IPA di SD dengan metode eksperimen.
DAFTAR RUJUKAN
Rasyid Mansyur, (2008), Penilaian Hasil Belajar. Bandung, CV. Wacana Prima. Sudjana. (1991). Penelitian Hasil Proses Belajar, Pt. Remaja Rosda Karya
Bandung.
Sumiati, 2009, Strategi Pembelajaran Di SD, Yogyakarta Depdiknas Syah, 1995, Psikologi Pendidikan, PT. Remaja Rosda Karya Bandung.