• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan Metode Diskusi Kelompok Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ipa Kelas IV SDN 4 Kombo Kecamatan Dampal Selatankabupaten Tolitoli | Wahida | Jurnal Kreatif Tadulako Online 4060 13012 1 PB

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penerapan Metode Diskusi Kelompok Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ipa Kelas IV SDN 4 Kombo Kecamatan Dampal Selatankabupaten Tolitoli | Wahida | Jurnal Kreatif Tadulako Online 4060 13012 1 PB"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10 ISSN 2354-614X

133

Penerapan Metode Diskusi Kelompok Untuk Meningkatkan Hasil

Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ipa Kelas IV SDN 4 Kombo

Kecamatan Dampal Selatankabupaten Tolitoli

Wahida, Lestari, M.P. Alibasyah, dan Minarni Rama Jura

Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV pada mata pelajaran IPA materi gerak benda melalui penerapkan metode diskusi di SDN 4 Kombo. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 2 siklus. Setiap siklus terdiri dari 4 tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Subjek dari penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN 4 Kombo dengan jumlah siswa 20 orang. 12 orang siswa laki laki dan 8 orang siswa perempuan. Dari hasil tindakan pada siklus I nilai rata rata perolehan siswa adalah 58 serta ketuntasan belajar klasikal siswa 50%, hasil observasi kegiatan guru 60% dan hasil observasi kegiatan siswa 60% sedangkan pada siklus II nilai rata rata siswa 82,5 dengan ketuntasan belajar klasikal siswa 90%, hasil kegiatan observasi guru 90% dan hasil observasi kegiatan siswa 90%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan metode diskusi kelompok pada mata pelajaran IPA dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV di SDN 4 Kombo Kecamatan DampalSelatan Kabupaten Tolitoli.

Kata Kunci: Peningkatan Hasil Belajar IPA, dan Metode Diskusi Kelompok.

I. PENDAHULUAN

Pembelajaran di sekolah merupakan proses kegiataan terencana dan

teroganisir yang terdiri atas kegiatan belajar mengajar. Kegiatan ini bertujuan

untuk mengembangkan intelektual siswa. Guru dituntut untuk menyampaikan

segala macam pengetahuan dan pemahaman kepada anak didik. Hal ini

dimaksudkan untuk menjadikan anak didik sebagai generasi penerus yang cerdas,

terampil, dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, sehingga dapat

menyongsong masa depan yang lebih baik.

Sistem Pendidikan Nasional yang berfungsi mencerdaskan kehidupan

bangsa, merupakan tanggung jawab bersama antara guru, orang tua dan

pemerintah. Untuk mewujudkan semua itu guru dan orang tua memegang peranan

(2)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10 ISSN 2354-614X

134 Kemampuan siswa ditentukan oleh kualitas yang dimilikinya sedangkan

daya dorong dipengaruhi oleh sesuatu yang ada dalam diri seseorang dan hal-hal

lain diluar dirinya. Daya dorong yang ada dalam diri siswa, sering disebut motif.

Daya dorong tersebut harus dibangkitkan oleh orang-orang terdekat, karena hal

tersebut sangat mempengaruhi keberhasilan siswa. Oleh sebab itu, salah satu

faktor yang mendorong dalam peningkatan prestasi belejar siswa adalah motivasi.

Namun terkadang peran motivasi tersebut sering diabaikan oleh sebagian kepala

sekolah, guru, maupun orang tua siswa itu sendiri. (Depdiknas:2010).

Guru harus senantiasa menciptakan suasana belajar yang kondusif untuk

dapat mendorong keberhasilan belajar siswa. Pencapaian hasil ditentukan oleh

kompetensi atau kemampuan guru dalam mengelola interaksi belajar mengajar.

Kegiatan proses pembelajaran yang dilakukan harus sesuai dengan tujuan yang

hendak dicapai dan pencapaian tujuan pembelajaran melalui strategi

pembelajaran. Salah satu unsur dalam strategi pembelajaran adalah memilih dan

menetapkan metode pengajaran serta menggunakan suatu pendekatan yang tepat

dalam pembelajaran yaitu metode diskusi kelompok (Depdiknas: 2010).

Metode diskusi yang dimaksud adalah suatu metode yang dilakukun oleh

guru untuk memberikan umpan balik atau berkomunikasi secara langsung dengan

siswa, kenyataannya sekarang masih banyak guru yang belum menggunakan

metode diskusi secara maksimal.

Tujuan dari metode diskusi dalam proses belajar mengajar IPA yang

diterapkan oleh guru adalah upaya untuk membelajarkan siswa yaitu usaha untuk

memperoleh pengetahuan dan meningkatkan kemampuan berpikirnya. Pada

umumnya proses belajar mengajar, guru mengajukan beberapa pertanyaan kepada

siswa dan siswa diharapkan dapat memberikan jawaban. Cara guru mengajukan

pertanyaan mempunyai pengaruh dalam pencapaian hasil belajar dan peningkatan

cara berpikir siswa. Dengan metode tersebut maka secara langsung dapat

memberikan suatu dorongan kepada siswa untuk berani berbicara mengemukakan

argumentasinya. Seorang guru disekolah yang terampil menggunakan metode

(3)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10 ISSN 2354-614X

135 berfikir kritis, logis, sistimatis ketaraf yang lebih tinggi dalam belajar (Depdiknas:

2010).

Berdasarkan Hasil Observasi kelemahan yang ditemukan pada siswa Kelas

IV SDN 4 Kombo dalam memahami mata pelajaran IPA diakibatkan antara lain

karena penggunaan metode yang kurang tepat yaitu metode konvensional

sehingga nilai rata-rata siswa hanya mencapai 58,73. Nilai ini masih berada di

bawah nilai rata-rata KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang telah ditetapkan

disekolah tersebut untuk mata pelajaran IPA yakni lebih dari atau sama dengan

65.

Peneliti berkeinginan untuk melakukan suatu penelitian dengan tujuan

“untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA dengan

menggunakan metode diskusi kelompok di kelas IV SDN 4 Kombo”.

II. METODE PENELITIAN

Pelaksanaan penelitian ini, mengikuti model penelitian bersiklus yang

mengacu pada desain penelitian tindakan kelas yang dikemukakan oleh Kemmis

dan Mc Taggart dalam Suharsimi (2010:137) yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Penelitian ini dilaksanakan di SDN

4 Kombo. Subyek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV berjumlah 20

orang siswa, terdiri dari 12 orang siswa laki-laki dan 8 orang siswa perempuan

(4)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10 ISSN 2354-614X

136

Gambar 1. Diagram alur desain penelitian diadaptasi dari model Kemmis & Mc.

Taggart (Suharsimi: 2010, 137).

Rencana tindakan yaitu menyusun rencana yang akan dikembangkan di

dalam pembelajaran. Perencanaan ini disusun secara fleksibel untuk

mengantisipasi berbagai pengaruh yang timbul di lapangan, sehingga penelitian

dapat dilaksanakan secara efektif. Dalam kaitan ini, maka rencana penelitian

disusun secara reflektif dan kolaborasi antara peneliti dan guru kelas. Pelaksanaan

Tindakan, yaitu praktek pembelajaran nyata berdasarkan rencana tindakan yang

telah disusun bersama peneliti dan guru sebelumnya. Tindakan ini dimaksudkan

untuk memperbaiki keadaan atau kegiatan pembelajaran di kelas yang belum

sesuai dengan yang diharapkan. Observasi, tahap observasi adalah mengamati

seluruh proses tindakan dan pada saat selesai tindakan. Fokus observasi adalah

aktivitas guru dan siswa. Aktivitas guru dapat diamati mulai pada tahap

pembelajaran, saat pembelajaran, dan akhir pembelajaran. Kegiatan observasi

dilakukan secara kolaboratif antara guru dan teman sejawat. Refleksi dilakukan

untuk mengkaji dan merenungkan kembali informasi-informasi awal berkenaan

dengan adanya ketidaksesuaian dengan praktek pembelajaran. Refleksi dilakukan

berdasarkan hasil analisis data, baik observasi maupun data hasil evaluasi. Keterangan

0 : pra tindakan

1 : Rencana

2 : Pelaksanaan

3 : Observasi

4 : Refleksi

5 : Rencana

6 : Pelaksanaan

7 : Observasi

8 : Refleksi

a. : Siklus 1

(5)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10 ISSN 2354-614X

137 Refleksi ini dilakukan secara bersama (kolaboratif) antara peneliti, teman sejawat,

dan guru untuk menemukan bahan perbaikan untuk rencana tindakan selanjutnya.

Apabila kriteria yang ditetapkan tecapai, maka siklus tindakan dihentikan.

Sebaliknya, jika belum berhasil pada siklus tindakan tersebut, maka peneliti

mengulang siklus tindakan dengan memperbaiki kinerja pembelajaran pada

tindakan berikutnya sampai berhasil.

Dalam penelitian ini, analisis data dilakukan selama dan setelah penelitian,

pada saat refleksi dari setiap tindakan pembelajaran. Teknik yang digunakan

adalah teknik analisis data kualitatif yang dikembangkan oleh Miles dan

Huberman (1992), yang terdiri dari tiga tahap kegiatan yaitu: 1) mereduksi data,

2) menyajikan data, dan 3) menarik kesimpulan dan verifikasi.

Indikator keberhasilan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah apabila

hasil belajar siswa kelas IV SDN 4 Kombo selama proses pembelajaran

mengalami peningkatan. Hal ini akan ditandai dengan daya serap individu

minimal 65% dan ketuntasan belajar klasikal minimal 80% dari jumlah siswa

yang ada. Ketentuan ini sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang

diberlakukan di SDN 4 Kombo.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini didahului dengan wawancara singkat dengan kepala sekolah

SDN 4 Kombo Kecamatan Dampal Selatan, Kabupaten Tolitoli. Berdasarkan

hasil wawancara tersebut, maka diputuskan untuk menerapkan model

pembelajaran metode diskusi kelompok pada mata pelajaran IPA di kelas IV SDN

Kombo.

Selanjutnya dilaksanakan tes awal dengan maksud untuk mengetahui

kemampuan awal siswa dalam memahami materi pelajaran Ilmu Pengetahuan

Alam di kelas IV SDN Kombo. Kemampuan awal tersebut digunakan sebagai

patokan dalam pelaksanaan tindakan siklus I. Soal soal tes awal dibuat dari materi

yang berkaitan dengan materi yang akan diajarkan. Hasil tes awal menunjukkan

bahwa penguasaan siswa terhadap konsep Ilmu Pengetahuan Alam sebesar 50%,

(6)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10

dengan mengikuti skenario pembelajarandan rencana pembelajaran.Pelaksanaan

tindakan ini juga menggunakan lembar kerja siswa.

Hasil obsevasi aktifitas siswa dan guru, serta hasil analisis tes formatif

(7)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10 ISSN 2354-614X

139 menunjukan bahwa penerapan metode diskusi cukup efektif dilakukan untuk

meningkatkan kemampuan berpikir siswa sehingga berdampak hasil belajar siswa

yang lebih baik.

Hasil Belajar Siswa Siklus I

Setelah hasil pelaksanaan siklus I dengan menerapkan metode diskusi,

kegiatan selanjutnya memberikan tes formatif yang diberikan dalam bentuk tes

pilihan ganda dengan soal sebanyak 10 nomor. Lengkapnya dapat dilihat pada

Hasil analisis tes formatif siklus I dapat dilihat pada tabel dibawah

Tabel 2. Hasil Analisis Tes Formatif Siklus I

No Aspek Perolehan Hasil

1 Skor tertinggi 80

2 Skor terendah 30

3 Skor rata-rata 55

4 Jumlah seluruh siswa 20 orang

5 Banyak siswa yang tuntas 10 orang

6 Persentase Ketuntasan Klasikal 50%

7 Persentase Daya Serap klasikal 60%

Berdasarkan hasil analisis soal dalam tes formatif pada siklus I diperoleh

skor tertinggi 80, skor terendah 30 sehingga rata-rata nilai yang diperoleh siswa

adalah 60. Dari 20 siswa, yang tuntas sebanyak 10 orang siswa dengan persentase

ketuntasan klasikal 50% dan persentase daya serap klasikal 60%.

Refleksi Siklus I

Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa dan guru siklus I. Hasil tes

tindakan siklus I selanjutnya dilakukan evaluasi. Hasil evaluasi siklus I ini

digunakan sebagai acuan untuk merencanakan tindakan yang lebih efektif untuk

memperoleh hasil belajar yang lebih baik pada siklus berikutnya. Adapun hasil

evaluasi siklus I yaitu:

1. Dalam pemberian motivasi pada siswa, guru masih dikategorikan cukup

2. Siswa dalam mencari informasi baik dari buku maupun dari sumber lain masih

(8)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10 ISSN 2354-614X

140 3. Siswa dalam melakukan praktek dikategorikan masih kurang karena siswa

tidak memperhatikan penjelasan guru.

Hasil Siklus II

Perencanaan Tindakan Siklus II

Berdasarkian hasil refleksi siklus I, maka dilakukan tindakan siklus II

dengan perencanaan sebagai berikut:

1. Membuat skenario pembelajaran sesuai dengan penerapan metode diskusi.

2. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran dengan materi ajar gerak benda.

3. Membuat lembar observasi aktivitas siswa dan obsevasi akifitas guru

4. Membuat lembar kerja siswa.

5. Membuat tes diakhir tindakan siklus I.

Pelaksanaan Tindakan Siklus II

Tindakan siklus II dilaksanakan di SDN 4 Kombo dengan materi ajar

gerak benda. Pada pelaksanaan tindakan ini diterapkan metode diskusi dengan

mengikuti rencana pembelajaran. Selama pelaksanaan tindakan dilakukan

obsevasi terhadap aktifitas siswa dan guru. Observasi dilakukan observer dengan

cara mengamati kegiatan siswa dan guru dengan mengisi lembar observasi yang

telah disediakan.

Hasil Belajar Siswa Siklus II

Setelah selesai pelaksanaan tindakan siklus II dengan menerapkan metode

diskusi, kegiatan selanjutnya memberikan tes formatif yang merupakan akhir

siklus II. Soal dalam tes formatif yang diberikan dalam bentuk pilihan ganda,

dengan soal sebanyak 10 nomor. Hasil analisis tes formatif siklus II dapat dilihat

pada tabel 3

Tabel 3. Hasil Analisis Tes Formatif Siklus II

No Aspek Perolehan Hasil

6 Persentase Ketuntasan Klasikal 90%

(9)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10 ISSN 2354-614X

141 Berdasarkan hasil analisis tes formatif pada siklus II diperoleh skor

tertinngi 100, skor terendah 50, skor rata-rata diperoleh 82. Dari 20 siswa, siswa

yang tuntas sebanyak 18 orang dengan persentase ketuntasan klasikal 90% dan

persentase daya serap klasikal 82%.

Refleksi Siklus II

Berdasarkan data yang diperolah dari hasil obsevasi aktifitas siswa dan

guru, tes hasil siklus II, selanjutnya dilakukan evaluasi untuk mengetahui dampak

dari tindakan yang diberikan.

1. Dalam pemberian motivasi pada siswa sangat baik sehingga dapat menarik

minat dan perhatian siswa dengan menggunakan metode dengan lebih baik.

2. Siswa dalam mencari informasi baik dari buku maupun dari sumber lain sangat

baik, karena didukung adanya sarana prasarana yang disediakan oleh sekolah.

3. Siswa dalam melakukan praktek sangat baik, mengerjakan sesuai dengan

langkah-langkah yang dijelaskan oleh guru.

Pembahasan

Pada penerapan metode diskusi, siswa dihadapkan dengan kegiatan diskusi

yang dilakukan beberapa kelompok siswa yang mengacu pada langkah-langkah

diskusi yang sesuai dengan materi ajar baik pada siklus I dan siklus II kemudian

dari kegiatan diskusi tersebut siswa bertukar pikiran antar sesama teman

kelompok ataupun antar kelompok lain dengan cara mengajukan beberapa

pertanyaan dan tanggapan. Dari hasil diskusi tersebut, siswa mengisi LKS yang

dibagikan pada masing-masing siswa yang sesuai dengan materi ajar baik pada

siklus I maupun siklus II.

Berdasarkan hasil obervasi aktifitas siswa pada siklus I diperoleh skor

60% dikategorikan cukup. Hal ini disebabkan karena siswa belum terbiasa dengan

kegiatan pembelajaran menggunakan metode diskusi sehingga siswa masih

terlihat pasif dan belum berani untuk memberikan tanggapan ataupun pertanyaan

terhadap permasalahan yang mereka temukan pada saat kegiatan praktek

langsung. Berdasarkan hasil observasi aktifitas siswa pada siklus II skor perolehan

hasil pengamatan aktivitas sudah meningkat. Hal ini disebabkan karena sudah

(10)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10 ISSN 2354-614X

142 persentase nilai rata-rata aktifitas siswa sebesar 90%. Hal Ini berarti aktifitas

siswa berada dalam kategori sangat baik. Peningkatan aktifitas siswa dari siklus I

ke siklus II disebabkan karena siswa lebih termotivasi untuk berdiskusi baik

dalam mengajukan pertanyaan maupun dalam menaggapi setiap pertanyaan lebih

kritis dan lebih memahami cara berdiskusi.

Berdasarkan hasil observasi aktifitas guru pada siklus II diperoleh skor

60% dengan kategori cukup. Dan pada siklus II meningkat menjadi 90%. hal Ini

menunjukan terjadi kenaikan aktifitas guru dalam mengeloala pembelajaran.

Berdasarkan persentase nilai rata-rata aktifitas guru siklus I dan siklus II

menunjukan kenaikan yang cukup signifikan. Kenaikan aktifitas guru dari siklus I

ke siklus II disebabkan karena guru terus berusaha untuk meningkatkan metode

yang digunakan dalam proses pembelajaran sehingga siswa lebih aktif dalam

kegiatan pembelajaran ini merupakan inti dari model pembelajaran yang

diterapkan yaitu metode diskusi.

Berdasarkan hasil evaluasi pada siklus II yaitu guru membantu dan

membimbing siswa dalam kegiatan diskusi karena guru berperan sebagai

pembimbing dan fasilitator. Perlakuan ini memberikan dampak yang baik.

Sehingga meningkatnya persentase daya serap klasikal dan ketuntasan belajar

klasikal pada siklus II ini disebabkan karena siswa mampu menjawab beberapa

soal dari hasil diskusi walaupun masih ada 2 orang siswa yang belum mampu

menjawab tes formatif dengan benar hal ini dikategorikan sangat baik.

Menurut Moejino (2004:20) Metode diskusi adalah suatu cara penyajian

bahan pelajaran dimana guru memberi, kesempatan kepada para siswa

(kelompok-kelompok siswa) untuk mengadakan perbincangan ilmiah guna mengumpulkan

(11)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10 ISSN 2354-614X

143

Tabel 4. Hasil Tes Akhir Siswa

No Nama siswa

Dari hasil penelitian ini disimpulkan bahwa metode diskusi dapat

meningkatkan hasil belajar siswa pada pokok bahasan gerak benda di SDN 4

Kombo. Hal ini berdasarkan hasil penelitian pada siklus I nilai rata rata perolehan

siswa adalah 58 serta ketuntasan belajar klasikal siswa 50%, hasil observasi

kegiatan guru 60% dan hasil observasi kegiatan siswa 60% sedangkan pada siklus

II nilai rata rata siswa 82,5 dengan ketuntasan belajar klasikal siswa 90%, hasil

kegiatan observasi guru 90% dan hasil observasi kegiatan siswa 90%.

(12)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10 ISSN 2354-614X

144 pembelajaran dengan menerapkan metode diskusi dapat dijadikan salah

satu alternatif untuk meningkatkan pembelajaran baik pada mata pelajaran IPA

maupun pada mata pelajaran lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas. 2010. Mutu Pendidikan. Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta

Miles, Matthew dan Huberman, A. Michael. 1992. Analisis Data Kualitatif: Buku Sumber Tantang Metode-Metode Baru. Jakarta: UI Press.

Moejiono, 1994. Strategi Belajar Mengajar. Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan. Jakarta.

Gambar

Gambar 1. Diagram alur desain penelitian diadaptasi dari model Kemmis & Mc.
Tabel 1. Hasil Tes Awal
Tabel 2. Hasil Analisis Tes Formatif Siklus I
Tabel 4. Hasil Tes Akhir Siswa

Referensi

Dokumen terkait

Pada kesempatan ini penulis mencoba mempraktekkan langsung digital recording menggunakan komputer yang biasa digunakan oleh penulis, dengan software Cakewalk Pro Audio 9, dan

[r]

PKn. Metode penelitian yang digunakan adalah Kuasi Eksperimen karena pada penelitian ini subjek tidak dikelompokkan secara acak, tetapi peneliti menerima keadaan apa

Kopi Ateng yang dijual dalam bentuk kopi biji memiliki nilai tambah (value. added) berupa

[r]

 Jumlah penumpang domestik yang berangkat dari Sumatera Utara melalui Bandara Internasional Kuala Namu selama bulan September 2015 mencapai 244.811 orang, atau turun

Kelemahan bahan dari eternit atau asbes tidak tahan terhadap goncangan dan benturan sehingga harus berhati-hati dalam proses pemasangan plafon supaya tidak

Taksiran bawah dilakukan dengan caramenaksir hasil operasi hitung dengan membulatkan semua. suku dalam operasi hitung kedalam pembulatan tertentu yang ada dibawahnya, baik