• Tidak ada hasil yang ditemukan

Manajemen Wilayah Pesisir Secara Terpadu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Manajemen Wilayah Pesisir Secara Terpadu"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

PAPER

Manajemen Wilayah Pesisir Secara Terpadu di Negara Slovenia dan Indonesia

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Laut Terpadu

Oleh:

Arlin Dwi Noviasri NIM. 125080601111039

I03

PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN

JURUSAN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN DAN KELAUTAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT karena atas rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas Paper mata kuliah Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Laut Terpadu yang berjudul “Manajemen Wilayah Pesisir Secara Terpadu di Negara Slovenia dan Indonesia” dengan baik. Shalawat dan salam semoga tetap terlimpah pada junjungan Nabi besar Muhammad SAW, sebagai nabi terakhir pembawa rahmad seluruh alam semesta.

Dalam kesempatan ini, penulis menyampaikan terima kasih kepada Bapak Dr. H. Rudianto MA, selaku dosen pembimbing dan pengampu mata kuliah Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Laut Terpadu yang membimbing penulis dalam menyelesaikan paper ini yang mencakup bahasan tentang cara melakukan Harmonisasi dan Optimalisasi Perencanaan Terpadu dalam Pengelolaan Pesisir.

Pada paper ini penulis menyajikan bagaimana manajemen wilayah pesisir secara terpadu di Negara Slovenia dan Indonesia. Manajemen wilayah pesisir dilakukan dengan cara mitigasi bencana yang terjadi di wilayah pesisir Negara Indonesia.

Penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam penulisan paper ini. Oleh sebab itu, kritik dan saran yang membangun diharapkan oleh penulis demi kesempurnaan paper ini. Semoga paper ini dapat memberikan pengetahuan dan ilmu yang bermanfaat bagi para pembaca.

Malang, 23 September 2015

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...i

DAFTAR ISI...ii

DAFTAR GAMBAR...iii

DAFTAR TABEL...iv

1. PENDAHULUAN...1

1.1 Latar Belakang...1

2. ISI SUBSTANSI JURNAL...3

2.1 Ringkasan Jurnal Internasional...3

2.2 Ringkasan Jurnal Nasional...5

3. ANALISIS SITUASI...9

4. PENUTUP...11

4.1 Kesimpulan...11

4.2 Saran...11

(4)

DAFTAR GAMBAR

(5)

DAFTAR TABEL

(6)

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Negara Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki kekayaan sumberdaya hayati dalam wilayah pesisir lautnya. Wilayah pesisir laut menyediakan berbagai macam sumberdaya alam berupa sumber ikan, sumber bangunan dan lain-lain. Kekayaan sumberdaya ini tentunya dimanfaatkan oleh berbagai pihak untuk memperoleh keuntungan dalam pemanfaatannya. Pemanfaatan sumberdaya yang dimiliki wilayah pesisir laut Indonesia tentunya memberikan berbagai dampak dalam kehidupan manusia baik bersifat positif maupun negatif.

Wilayah pesisir di Indonesia sangat kaya akan sumberdaya alam dan jasa-jasa lingkungan yang disebut sumberdaya pesisir. Sumberdaya pesisir dan lautan, merupakan salah satu modal dasar pembangunan Indonesia yang sangat diharapkan saat ini. Memasuki masa kritis dan pemulihan ekonomi bangsa saat ini, pembangunan sumberdaya kelautan terus didorong untuk menjadi andalan bagi bangsa Indonesia untuk melakukan pemulihan ekonomi. Kekayaan sumberdaya pesisir tersebut mendorong pihak-pihak terkait (stakeholder) seperti instansi pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat untuk memanfaatkan dan mengadakan regulasinya (Diposaptono, 2003).

Peningkatan jumlah penduduk Indonesia memberikan pengaruh yang signifikan pada peningkatan pemanfaatan sumberdaya yang tersedia. Berkenaan dengan meningkatnya jumlah penduduk di wilayah peisisir dan menyebabkan semakin memburuknya ekosistem di darat maupun di laut pada wilayah pesisir Indonesia.

Peningkatan penggunaan wilayah pesisir dan laut, peningkatan urbanisasi dan penduduk, peningkatan kunjungan wisatawan, dan peningkatan jumlah kapal wisata dan transportasi maritim memerlukan perhatian khusus dalam pengelolaan lingkungan pesisir dan laut. Kerusakan ekosistem laut menyebabkan hilangnya keanekaragaman hayati, dan juga menurunkan stabilitas dan ketahanan ekosistem. Selanjutnya, hal ini mengakibatkan menurunnya kualitas hidup manusia di wilayah pesisir (Bricelj dan Irena, 2009).

Untuk mengurangi dampak negatif degradasi biofisik terhadap wilayah pesisir perlu dilakukan upaya berupa mitigasi. Mitigasi, yang merupakan proses mengupayakan berbagai tindakan prevemtif untuk meminimalkan dampak negatif bencana yang diantisipasi akan terjadi di masa datang di suatu daerah tertentu, merupakan investasi jangka panjang bagi kesejahteraan semua lapisan masyarakat (Diposaptono, 2003).

(7)

diperlukan sebuah konsep atau kerangka Pengelolaan Pesisir Terpadu (Integrated Coastal Management).

Pemanfaatan sumberdaya pesisir dan laut yang tidak memenuhi kaidah-kaidah pembangunan yang berkelanjutan secara signifikan mempengaruhi ekosistemnya. Kegiatan pembangunan yang ada di kawasan ini akan dapat mempengaruhi produktivitas sumberdaya akibat proses produksi dan residu, dimana pemanfaatan yang berbeda dari sumberdaya pesisir kerap menimbulkan konflik yang dapat berdampak timbal balik. Oleh karena itu pemanfaatan sumberdaya pesisir untuk tujuan pembangunan nasional akan dapat berhasil jika dikelola secara terpadu (Integrated Coastal Zone Management, ICZM).

(8)

2. ISI SUBSTANSI JURNAL

2.1 Ringkasan Jurnal Internasional

Pada jurnal yang berjudul “Integrated Coastal Zone Management (Case Study On The Slovenian Mediterranean)” yang ditulis oleh Bricelj dan Irena (2009) dimana penulis akan membahas mengenai manajemen wilayah pesisir secara terpadu. Pada jurnal internasional, menjelaskan mengenai manajemen pesisir terpadu di Negara Slovenia. Data keadaan lingkungan menunjukkan bahwa laut Slovenia tidak terlalu tercemar oleh bahan polutan. Perlindungan lingkungan laut dan pesisir diatur oleh politik, dimana terdapat tiga dokumen yang paling penting dalam usaha perlindungan laut dan pesisir, diantaranya The Water Directive, The Marine Strategy Framework Directive, and The Mediterranean Action Plan for Sea Protection.

The Water Directive, merupakan perlindungan, peningkatan dan pemulihan badan permukaan air dalam upaya mencapai keseimbangan ekologi. The Marine Strategy Framework Directive (2008/56 / EC) menetapkan bahwa perlu untuk menyediakan berikut: perlindungan dan pemulihan fungsi dan struktur dari sistem alam, ekologi alam, tidak ada peningkatan risiko munculnya efek berbahaya pada manusia dan ekosistem melalui tingkat pencemaran lingkungan, pemanfaatan berkelanjutan dari laut dan pengembangan kegiatan yang mempengaruhi kualitas dan mendorong manajemen yang bertanggung jawab pada masyarakat Eropa dan global.

Tujuan utama dari The Mediterranean Action Plan for Sea Protection adalah memastikan pengelolaan berkelanjutan kelautan alam dan sumber daya darat, integrasi lingkungan dalam pembangunan sosial-ekonomi dan kebijakan tata ruang dari Mediterania, perlindungan lingkungan laut dan pesisir melalui pencegahan polusi dan penurunan atau penghapusan emisi berbahaya ke laut, perlindungan alam dan bidang nilai ekologis dan budaya, memperkuat solidaritas antara negara-negara Mediterania dalam pengelolaan warisan bersama dan sumber daya untuk kesejahteraan sekarang dan generasi masa depan, serta memberikan kontribusi terhadap peningkatan kualitas hidup.

(9)

Gambar 1. Manajemen wilayah pesisir dan sumberdaya laut Dalam menangani masalah-masalah manajemen wilayah laut dan pesisir, menggunakan Pendekatan Ekosistem (Bricelj 2008). Pertama, melakukan analisis pengaruh individu berbagai kegiatan dan berusaha untuk mengevaluasi tekanan kumulatif mereka pada ekosistem. Selanjutnya mengevaluasi fungsi ekosistem dan batas lingkungan dengan tujuan yang ada, yaitu untuk memastikan ekosistem yang sehat dan tangguh. Tekanan dan dampak kegiatan manusia di wilayah pesisir dan laut dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Tekanan dan dampak kegiatan manusia di wilayah pesisir dan laut

Tekanan Dampak

Urbanisasi dan

pariwisata Konstruksi di wilayah pesisir, dampak musimanvariabel pada lingkungan, hilangnya habitat alami, penurunan keanekaragaman hayati, eutrofikasi, polusi dari pembuangan, kebisingan bawah air, peningkatan konsumsi air, perubahan transportasi sedimen, peningkatan jumlah sampah, pencemaran pantai dan laut dengan limbah mengambang, polusi mikrobiologi

Kecelakaan laut Polusi karena disengaja atau tidak disengaja, pencemaran limbah, kebisingan bawah air

Budidaya Penangkapan berlebih pada organisme laut sebagai makanan bagi spesies dibudidayakan, perubahan genetik, penyakit dan parasit, polusi, eutrofikasi

Perikanan Penangkapan berlebih pada ikan dan organisme laut lainnya, spesies ikan non-target, perusakan habitat demersal, perubahan struktur ekosistem

Perkembangan

(10)

infrastruktur polusi, peningkatan konsumsi air, perubahan transportasi sedimen, peningkatan jumlah sampah, peningkatan kekeruhan air, polusi panas

Pertanian Eutrofikasi, polusi, hilangnya habitat alami, penurunan

keanekaragaman hayati, salinasi,

peningkatan konsumsi air

Perubahan iklim Peningkatan probabilitas terjadinya banjir, peningkatan tingkat erosi, naiknya permukaan laut, perubahan struktur dan susunan spesies dan organisme, penurunan keanekaragaman hayati

Laut Slovenia merupakan sumber daya alam yang biasa dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan, seperti pariwisata, transportasi, produksi makanan dan lain-lain. Penyusunan peraturan, mengenai pembatasan penggunaan laut dan perairan pantai yang kemudian diimplementasikan melalui berbagai peraturan. Secara umum, hukum mengenai laut ini bertujuan untuk memungkinkan penggunaan umum oleh setiap orang untuk tingkat yang sama dan dalam kondisi yang sama.

Area untuk konservasi alam dan perlindungan warisan budaya yang dilindungi dari berbagai tindakan (misalnya, cagar alam, taman landscape, daerah arkeologi,). Contoh kawasan lindung yang lebih besar diantaranya Sečoveljske Soline Landscape Park, Strunjan Landscape Park, kualitas perairan. Kualitas air yang baik dan perlindungan lingkungan laut merupakan salah satu cara yang paling efektif dalam mempersiapkan manajemen berencana untuk daerah pesisir dengan kerjasama internasional. Hal ini melampaui pendekatan sektoral dan menjalin kerjasama dengan semua pihak yang berkepentingan. Langkah yang diambil dengan penyusunan program pengelolaan wilayah pesisir dalam kerangka proyek CAMP Slovenia yang meliputi Konsep pengembangan wilayah selatan Primorska dan penataan ruang dari zona pesisir, pengelolaan kawasan alam yang dilindungi, strategi regional untuk pengembangan pariwisata berkelanjutan, program regional untuk perlindungan lingkungan dan sensitivitas peta dari pantai Slovenia.

2.2 Ringkasan Jurnal Nasional

Pada jurnal yang “Mitigasi Bencana Alam di Wilayah Pesisir dalam Kerangka Pengeloalaan Wilayah Pesisir Terpadu di Indonesia” yang ditulis oleh Diposaptono (2003). Pada jurnal ini membahas mengenai pengelolaan pesisir secara terpadu dengan berdasarkan pada tiga aspek yaitu keseimbangan ekologis, pemanfaatan dan keseimbangan dalam pencegahan bencana (mitigasi).

(11)

sebelum terjadinya bencana yang dimaksudkan untuk mengantisipasi agar dampak yang ditimbulkan dapat dikurangi. Mitigasi bencana di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil dapat dilakukan secara struktural maupun secara non struktural. Secara struktural yaitu dengan melakukan upaya teknis, baik secara alami maupun buatan, seperti pembuatan breakwater dan penanaman mangrove untuk mitigasi tsunami. Mitigasi secara non struktural adalah upaya non teknis yang menyangkut penyesuaian dan pengaturan tentang kegiatan manusia agar sejalan dan sesuai dengan upaya mitigasi struktural maupun upaya lainnya. Mitigasi non struktural antara lain dengan membuat kebijakan tata guna lahan, kebijakan mengenai standarisasi bangunan tahan bencana dan lain-lain. Dalam usaha mengatasi masalah bencana, perlu dilakukan upaya mitigasi yang komprehensif yaitu kombinasi upaya struktur dan non struktur dan pelaksanannya harus melibatkan instansi terkait.

Gambar 2. Batas program pengelolaan wilayah pesisir dan lautan yang berlaku sekarang dan masa akan datang

Secara manajemen, konsep Pengelolaan Pesisir Terpadu (PPT) merupakan konsep pembangunan terpadu, yang melibatkan semua stakeholder (pemerintah, masyarakat, dan swasta) beserta kepentingannya di kawasan pesisir sehingga PPT mempresentasikan perubahan pendekatan pembangunan di kawasan pesisir dari reaksioner dan berorientasi pada masalah (problem oriented approach) menjadi terencana, bersifat pre-emptive, dan menggunakan pendekatan pengelolaan (management based approach).

(12)

diperlukan dalam keseimbangan pengelolaan pesisir terpadu dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Komponen yang diperlukan dalam keseimbangan pengelolaan pesisir

Hal-hal yang terkait dengan lingkungan dan kegiatan pemanfaatan sumberdaya pesisir dan laut yang perlu untuk dikelola dengan baik diantaranya (1). Lingkungan biofisik; (2). Habitat dan infrastruktur penting; (3). Aspek sosial ekonomi; (4). Aktivitas ekonomi, dan; (5). Bencana alam. Dari komponen-komponen tersebut, maka ada tiga tujuan utama dari pelaksanaan pengelolaan wilayah pesisir terpadu, yaitu (1). Melindungi integritas ekologi dari ekosistem pesisir; (2). Mencegah kelebihan material-material yang sifatnya merusak dan mencegah hilangnya sumberdaya akibat bencana ekstrim, dan; (3). Membantu dalam menentukan kelayakan kegiatan pembangunan dan pemanfaatan wilayah dan sumberdaya pesisir dan laut bagi kepentingan manusia.

Dari ketiga tujuan tersebut dapat disimpulkan tujuan akhir dari pelaksanaan pengelolaan pesisir terpadu adalah untuk memadukan aktivitas-aktivitas pembangunan dan upaya pengelolaan yang berbeda oleh pihak-pihak yang berbeda (masyarakat, pemerintah, dunia usaha, dan lain-lain) dalam rangka mencapai ketiga tujuan tersebut (ekologi, mitigasi/pencegahan bencana, dan pemanfaatan).

Manfaat program PPT ini dapat diperoleh berbagai tingkat pemerintahan mulai dari tingkat Nasional, Propinsi, dan Kabupaten/Kota, serta Desa, baik secara bersamaan atau terpisah. Pelaksanaan program-program yang konsisten sesuai dengan tujuan nasional dan daerah, akan memberikan manfaat langsung kepada masyarakat yang ikut berperan serta.

(13)

berbasis pada masyarakat, dan; (6). Mengembangkan kearifan lokal bagi kelestarian ekosistem pesisir.

Pengelolaan Pesisir Terpadu (PPT) memerlukan kerangka kerja yang masing-masing memiliki peranan dan hierarki tertentu. Unsur-unsur utama Pengelolaan Pesisir Terpadu terdiri dari 4 perencanaan, yaitu renecana strategis, rencana zonasi (pemintakan), rencana pengelolaan, dan rencana aksi. Kerangka kerja PPT disajikan pada Gambar 4, sebagai piramida hierarki yang terdiri dari empat unsur utama.

Gambar 4. Kerangka kerja Pengelolaan Pesisir Terpadu

Pada Gambar 4, unsur yang berada di bawah merupakan landasan bagi unsur di atasnya. Rencana Strategis PPT merupakan landasan teori pengintegrasian pelaksanaan rencana pengelolaan dari masing-masing sektor, pemerintah daerah, dunia usaha, dan masyarakat. Perpaduan unsur-unsur tersebut merupakan dasar yang komprehensif dan konsisten untuk alokasi sumberdaya dan ruang pemanfaatan, serta pengendalian sumberdaya pesisir yang dikelola oleh pemerintah daerah, dunia usaha, dan masyarakat. Dalam konteks pengelolaan pesisir terpadu, pada zona yang telah ditetapkan prioritas peruntukannya, maka pembangunan prasarana pendukung atau kegiatan-kegiatan lainnya harus mempunyai konsistensi dan sinergi dengan kegiatan yang ada.

(14)

3. ANALISIS SITUASI

Pengelolaan sumberdaya pesisir secara terpadu adalah suatu proses iteratif dan evolusioner untuk mewujudkan pembangunan kawasan pesisir secara optimal dan berkelanjutan. Tujuan akhir dari Integrated Coastal Zone Management (ICZM) bukan hanya untuk mengejar pertumbuhan ekonomi (economic growth) jangka pendek, melainkan juga menjamin pertumbuhan ekonomi yang dapat dinikmati secara adil dan proporsional oleh segenap pihak yang terlibat (stakeholders), dan memelihara daya dukung serta kualitas lingkungan pesisir, sehingga pembangunan dapat berlangsung secara lestari. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut maka unsur esensial dari ICZM adalah keterpaduan (integration) dan koordinasi (Rahmawaty, 2004).

Sesuai dengan tujuan dari ICZM, pada jurnal internasional membahas tentang pentingnya manajemen pesisir secara terpadu. Peningkatan penggunaan zona pesisir dan laut, peningkatan urbanisasi dan pertumbuhan penduduk, dan kegiatan transportasi laut yang terjadi di Negara Slovenia memerlukan perhatian khusus dalam pengelolaan lingkungan pesisir dan laut. Melemahnya ekosistem laut menyebabkan hilangnya keanekaragaman hayati, penurunan stabilitas ekosistem. Pentingnya manajemen pesisir zona terpadu yaitu memperhitungkan dampak yang terjadi pada wilayah pantai dan laut serta memberikan solusi perkembangan yang paling tepat. Penelitian yang dilakukan, berorientasi pada pengumpulan data tingkat pencemaran laut dan dampak dari polusi di lingkungan Laut Slovenia. Kelemahan dalam antar aspek. Pendekatan Pembangunan Pesisir Terpadu akan meningkatkan kerjasama antar stakeholder di wilayah pesisir dalam pembangunan sumberdayanya. Pengelolaan Pesisir Terpadu juga akan meminimalisasi permasalahan yang muncul melalui pembangunan yang menyeimbangkan antara kepentingan pemanfaatan di kawasan darat, pesisir, dan laut, kegiatan konservasi, dan mitigasi bencana. Untuk melindungi dan menjaga kelestariannya, maka upaya-upaya mitigasi harus ditinjau secara komprehensif dalam kerangka Pengelolaan Pesisir Terpadu.

(15)
(16)

4. PENUTUP 4.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang didapatkan dari analisis kedua jurnal yang telah dibahas adalah pada setiap negara memiliki tujuan yang sama yaitu mengelola kawasan pesisir secara terpadu untuk dapat dilakukan secara berkelanjutan. Apabila pada jurnal internasional memiliki tiga aspek penting dalam usaha perlindungan laut dan pesisir, diantaranya The Water Directive, The Marine Strategy Framework Directive, and The Mediterranean Action Plan for Sea Protection. Pada jurnal nasional memiliki terdapat tiga komponen yang diperlukan dalam keseimbangan pengelolaan pesisir diantaranya keseimbangan ekologis, keseimbangan pemanfaatan, dan keseimbangan dalam pencegahan bencana (mitigasi). Secara manajemen, konsep Pengelolaan Pesisir Terpadu (PPT) pada kedua jurnal memiliki pembahasan yang sama yaitu melibatkan semua stakeholder dalam konsep pengelolaan secara terpadu.

4.2 Saran

(17)

DAFTAR PUSTAKA

Bricelj, Mitja dan Irena, Rejec Brancelj. 2009. Integrated Coastal Zone Management (Case Study On The Slovenian Mediterranean). Jurnal NARSTVO NARAVE No.22, Hal: 47-62

Diposaptono, Subandono. 2003. Mitigasi Bencana Alam di Wilayah Pesisir dalam Kerangka Pengeloalaan Wilayah Pesisir Terpadu di Indonesia. Jurnal Alami, Vol.8, No.2, Hal: 1-8

Gambar

Gambar 1. Manajemen wilayah pesisir dan sumberdaya laut
Gambar 2. Batas program pengelolaan wilayah pesisir dan lautan
Gambar 3. Komponen yang diperlukan dalam keseimbanganpengelolaan pesisir
Gambar 4. Kerangka kerja Pengelolaan Pesisir Terpadu

Referensi

Dokumen terkait

Data pada tabel di atas menunjukkan bahwa tinggi atau rendahnya minat kasus untuk berinteraksi dengan anak lain di lingkungan sekitar rumahnya tidak dapat diatribusikan

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa laki-laki yang menikah dengan sesama etnis menunjukkan penyesuaian pernikahannya lebih tinggi dari laki-laki yang menikah dengan

1) tidak menyelesaikan studi sesuai dengan kualifikasi program yang tertera pada Surat Keputusan Penerima Beasiswa tanpa unsur kesengajaan. 2) mengundurkan diri setelah

Berdasarkan jumlah unit kapasitor yang sesuai dengan nilai total kapasitas kapasitor untuk memperbaiki faktor daya maka lebih efisien menggunakan metoda perhitungan

Menimbang, bahwa selanjutnya akan dipertimbangkan tentang alasan Banding Jaksa Penuntut Umum, sebagai berikut : bahwa tidak benar Putusan Majelis Hakim Pengadilan

Secara khusus, tujuan yang ingin dicapai adalah (1) untuk mengetahui miskonsepsi apa yang ada pada mahasiswa kaitannya dengan bilangan real, selanjutnya

Kinerja link yang efektif menyerap gempa ditunjukkan dengan kelelehan yang mampu membentuk sudut rotasi inelastik yang cukup besar pada link, dimana hal ini direncanakan terjadi

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan penerapan perilaku caring perawat dengan tingkat kecemasan pada anak usia sekolah yang dirawat di RS PKU Muhammadiyah