Analisis Tingkat Kesehatan Koperasi Pada Koperasi Simpan Pinjam “PRIKA” Kecamatan Labuan Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten
The Analysis Of Health Level Of Koperasi Simpan Pinjam District Labuan in 2013
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Jalan Raya Jakarta KM.4 PAkupatan Kota Serang-Banten 281254
Abstract: Koperasi Simpan Pinjam district Labuan was rising the members and their SHU from year to year untill 2013. It needs an evaluation to detect how actually the level of that cooperation. This research method used descriptive analysis. The Researcher didnt used population and example because it was reseach study case . To know the health level at level at Koperasi Simpan Pinjam PRIKA at 2014 grounded on KEP MEN20/per/M.KUKM/XI/2008. Cooperative is a business entity with a legal entity whose members are business oriented generate an added value that can be used for improving the welfare of its members. In addition, the cooperative movement as well as people-oriented economy to foster community participation in order to strengthen the structure of the national economy with economic democracy based on the principle of family. Many types of cooperatives are based on shared activities and economic interests of its members such as Credit Unions, Consumer Cooperative, Cooperative Production, Marketing Cooperatives and Cooperative Services
Keyword: aspects which are used for the assessment of cooperative health among other aspects of capital, cooperative management, business income, SHU, and finance, and co-operative identity.
seberapa benarnya tingkat kerjasama dua komponen tersebut. Metode penelitian ini menggunakan analisis deskriptif untuk mengetahui tingkat kesehatan di Koperasi Simpan Pinjam PRIKA tahun 2014. Menurut KEP MEN20 / per / M.KUKM / XI / 2008, koperasi merupakan badan usaha dengan badan hukum yang beranggotakan berorientasi bisnis menghasilkan nilai tambah yang dapat digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan anggotanya. Selain itu, gerakan koperasi serta ekonomi yang berorientasi untuk mendorong partisipasi masyarakat dalam rangka memperkuat struktur ekonomi nasional dengan demokrasi ekonomi berdasarkan asas kekeluargaan. Banyak jenis koperasi didasarkan pada kegiatan bersama dan kepentingan ekonomi anggotanya seperti Koperasi Simpan Pinjam, Koperasi Konsumen, Koperasi Produksi, Koperasi Pemasaran dan Koperasi Jasa.
Kata kunci : Aspek yang digunakan untuk penilaian kesehatan koperasi antara lain aspek permodalan, manajemen koperasi, pendapatan usaha, SHU, dan keuangan, dan identitas koperasi.
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah.
Koperasi merupakan salah satu badan usaha yang berbadan hukum dengan usaha yang beranggotakan orang-seorang yang berorientasi menghasilkan nilai tambah yang dapat dimanfaatkan bagi peningkatan kesejahteraan anggotanya. Selain itu, koperasi juga sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berorientasi untuk menumbuhkan partisipasi
masyarakat dalam upaya
Menurut Menteri Koperasi dan UKM (2008) mengemukakan bahwa: Koperasi Simpan Pinjam adalah koperasi yang melaksanakan kegiatan usahanya hanya menghimpun dana dan menyalurkannya melalui kegiatan usaha simpan pinjam. Dalam rangka untuk mengetahui apakah koperasi mengalami peningkatan ataupun penurunan pada kinerja Koperasi Simpan Pinjam, maka koperasi perlu meneliti untuk melaksanakan penilaian kesehatan koperasi. Menurut Keputusan Menteri Koperasi dan UKM No. 20/Per/M.KUKM/XI/2008 menyatakan kesehatan koperasi adalah kondisi atau keadaan koperasi yang dinyatakan sehat, cukup sehat, kurang sehat dan tidak sehat. Hal ini diperkuat bahwa, aspek yang digunakan untuk penilaian kesehatan koperasi antara lain aspek permodalan, manajemen koperasi , pendapatan usaha, SHU, dan bidang keuangan, dan jati diri koperasi. Alasan mendasar Koperasi Simpan Pinjam PRIKA Labuan dijadikan obyek dalam penelitian ini adalah karena dilihat dari kenyataan yang menunjukkan bahwa akhir-akhir ini perkembangan koperasi sebagai
sebuah badan usaha pengembangan ekonomi masyarakat kecil mengalami kemajuan terutama kajian-kajian yang dapat membantu pengelolaan usaha koperasi. Hal yang melatar belakangi permasalahan bahwa tingkat kesehatan
keuangan belum dilakukan
Pinjam PRIKA Labuan. Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik
Indonesia No.
20/Per/M.KUKM/XI/2008 tentang Pedoman Penilaian Kesehatan Koperasi Simpan pinjam dan unit Simpan pinjam Koperasi. Penilaian kesehatan koperasi digunakan untuk mengetahui seberapa sehatnya koperasi dalam melaksanakan usahanya. Agar penilaian tersebut didapatkan hasil yang valid serta dapat bermanfaat bagi pengambil keputusan untuk bisa melanjutkan usahanya agar lebih maju dan berkembang serta tujuan dari koperasi tersebut bisa tercapai dengan baik. Oleh karena itu, dalam penelitian ini ingin mengetahui bagaimana tingkat kesehatan Koperasi Simpan Pinjam PRIKA Kecamatan Labuan Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten.
Perumusan Masalah.
Kesehatan finansial suatu koperasi merupakan salah satu wujud
dari kinerja keseluruhan yang harus disikapi serius oleh koperasi tersebut. Untuk koperasi simpan pinjam uang,
kesehatan finansial akan
mempengaruhi tingkat kepercayaan masyarakat bahwa koperasi juga dapat dipercaya sebagai lembaga yang berfungsi sebagai perantara keuangan antara anggota peminjam dan anggota penyimpan. Berdasarkan pada uraian di atas maka, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1) Bagaimanakah tingkat kesehatan Koperasi Simpan Pinjam dilihat dari aspek permodalan PRIKA kecamatan Labuan pada tahun 2013? 2) Bagaimanakah tingkat
kesehatan Koperasi Simpan Pinjam PRIKA kecamatan Labuan dilihat dari aspek manajemen koperasi pada tahun 2013?
4) Bagaimanakah tingkat kesehatan Koperasi Simpan Pinjam PRIKA kecamatan Labuan dilihat dari aspek Sisa Hasil Usaha pada tahun (SHU) 2013?
5) Bagaimanakah tingkat kesehatan Koperasi Simpan Pinjam PRIKA kecamatan Labuan dilihat dari aspek bidang keuanganpada tahun 2013?
6) Bagaimanakah tingkat kesehatan Koperasi Simpan PRIKA kecamatan Labuan dilihat dari aspek jatidiri koperasi pada tahun 2013? Tujuan Penelitian.
Untuk mengetahui tingkat kesehatan koperasi dengan menilai tingkat kesehatan koperasi dilihat dari aspek permodalan, kegiatan usaha, pendapatan usaha, SHU, dan bidang keuangan di Koperasi Simpan Pinjam PRIKA Labuan tahun 2013.
TINJAUAN TEORITIS
Koperasi merupakan salah satu badan usaha yang berbadan hukum dengan usaha yang beranggotakan orang-seorang yang berorientasi menghasilkan nilai tambah yang dapat dimanfaatkan bagi peningkatan kesejahteraan anggotanya. Menurut Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah
Republik Indonesia No.
dimaksud dipergunakan untuk menetapkan predikat tingkat kesehatan Koperasi Simpan Pinjam /USP yang dibagi dalam empat golongan yaitu sehat, cukup sehat, kurang sehat, dan tidak sehat.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
- PROFIL KOPERASI PRIKA LABUAN
A. BIDANG ORGANISASI Dalam bidang organisasi hal-hal yang dapat kami laporkan diantaranya : 1. Nama, Tempat, dan
Legalitas Koperasi a. Nama koperasi :
koperasi simpan pinjam PRIKA b. Badan hokum :
Nomor :
4301/BH/PAD/KK/ X11/2005
Tanggal
:12 desember 2005
c. Alamat :
KP.Masjid desa Labuan Kecamatan
Labuan Kabupaten Pandeglang
d. Legalitas :
belum lengkap
2. Kepengurusan Sebagaimana
dimaklumi bahwa susunan pengurus koperasi simpan pinjam PRIKA Kecamatan Labuan adalah sebagai berikut :
Susunan pengurus :
- Ketua :
UCU SUMARJA
- Sekretaris :
ENONG SITI MARYAM
- Bendahara :
RIFA SEPTIANIE
3. Susunan Pengawas Susunan pengawas : - Ketua : ARTIM B SAMIN - Anggota : ARIP
- Anggota : HARUN 4. Keanggotaan
- Anggota penuh :
20 orang
- Calon anggota :
- Anggota yang dilayani : 20 orang
B. BIDANG USAHA 1. Kegiatan usaha
2. Realisasi kegiatan usaha
3. Pendapatan usaha 4. Sisa hasil usaha
C. BIDANG PERMODALAN 1. Modal sendiri
2. Modal luar
D. BIDANG KEUANGAN
Faktor-faktor yang dinilai dalam penilaian kesehatan koperasi menurut Kep. Men No. 20/Per/M.KUKM/XI/2008 adalah :
1. Permodalan.
Modal adalah perbandingan antara modal sendiri terhadap total asset. Modal sendiri atau modal yang menanggung risiko atau yang disebut modal ekuiti terdiri dari :
o Simpanan Pokok,
adalah sejumlah uang yang sama banyaknya yang wajib dibayarkan oleh anggota kepada koperasi pada saat
masuk menjadi
anggota. Simpanan Pokok tidak dapat diambil kembali selama yang bersangkutan masih menjadi anggota. o Simpanan Wajib, adalah
jumlah simpanan tertentu yang tidak harus sama yang wajib dibayar oleh anggota kepada koperasi dalam waktu dan kesempatan tertentu. Simpanan Wajib tidak dapat diambil kembali selama yang bersangkutan masih menjadi anggota. o Dana Cadangan, adalah
sejumlah uang yang
diperoleh dan
penyisihan sisa hasil usaha yang digunakan untuk memupuk modal sendiri dan untuk menutup kerugian
koperasim bila
diperlukan.
dari suatu badan atau orang perorangan kepada Koperasi Simpan Pinjam /USP.
2. Manajemen koperasi.
Pada dasarnya manajemen koperasi tidak jauh berbeda dengan manajemen perusahaan industri manufaktur, perdagangan, dan perusahaan non bank yang lain. Fungsi manajemen perusahaan berikut juga diterpkan dalam manajemen koperasi, termasuk untuk unit simpan pinjamnya :
- Menyusun rencana kerja jangka pendek dan panjang termasuk menentukan
sasaran usaha yang ingin dicapai pada masa yang akan datang.
- Menyusun struktur organisasi yang efektif dan efisien.
- Mengawasi pelaksanaan kegiatan bisnis
Secara ringkas ketiga fungsi manajemen diatas disebut kegiatan perencanaan, pengorganisasian, dan pengawasan (Planning, Organizing, and controlling). Pada manajemen
Unit simpan pinjam, pengelolaan Unit Simpan Pinjam harus dilakukan secara professional dengan prinsip pengelolaan yang sehat dan prinsip kehati-hatian. Pengelolaan kegiatan USP dapat dilakukan oleh pengurus atau pengelola, Pengelola diangkat oleh pengurus dan bertanggung jawab kepada pengurus. Pengelola dapat perorangan atau badan usaha, termasuk yang berbentuk badan usaha, termasuk badan hukum dengan sistem kerja keterkaitan dalam kontrak kerja.
3. Pendapatan Usaha
Pendapatan koperasi yang tiada lain adalah penerimaan koperasi atas kontribusi anggota koperasi bagi pengeluaran biaya-biaya operasional koperasi, dipergunakan oleh koperasi untuk membayar segal pengeluaran koperasi dalm rangka memutar roda organisasi koperasi agar mampu mencapai tujuan.
4. SHU
Pengertian sisa hasil usaha koperasi menurut ketentuan Pasal 45 UU No.25 Tahun 1992 (dalam Hadhikusuma 2000:105) adalah pendapatan koperasi yang diperoleh dalam satu tahun buku dikurangi dengan biaya-biaya, penyusutan, dan kewajiban lainnya termasuk pajak dalam tahun buku yang bersangkutan. SHU koperasi yang diterima oleh anggota bersumber dari dua kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh anggota sendiri (dalam Sitio dan Tamba, 2001:89), yaitu:
a. SHU atas jasa modal
Pembagian ini juga sekaligus mencerminkan anggota sebagai pemilik ataupun investor, karena jasa atas modalnya
(simpanan) tetap diterima dari anggota koperasinya sepanjang koperasi tersebut menghasilkan SHU pada tahun buku yang bersangkutan.
b. SHU atas jasa usaha
Jasa ini menjelaskan bahwa anggota koperasi selain pemilik juga sebagai pemakai atau pelanggan.
modal dan transaksi yang dilakukan oleh anggota tersebut terhadap usaha-usaha yang ada pada koperasi. Dengan artian semakin besar partisipasi modal dan transaksi yang dilakukan oleh anggota terhadap koperasi, maka semakin besar pula sisa hasil usaha yang akan diterima oleh anggota tersebut, dan juga sebaliknya.
Prinsip-prinsip pembagian SHU ( Sitio dan Tamba, 2001:91) sebagai berikut: - SHU yang dibagi adalah yang
bersumber dari anggota.
- SHU anggota adalah jasa dari modal dan transaksi usaha yang dilakukan anggota sendiri.
- Pembagian SHU anggota dilakukan secara transparan. - SHU anggota dibayar secara
tunai.
5. Bidang Keuangan (Manajemen keuangan dalam koperasi) Manajemen keuangan koperasi sebagai bagian dari manajemen koperasi sangat terkait dengan masalah kesejahteraan anggota. Hal itu sejalan dengan tujuan
normative manajemen
keuangan yaitu meningkatkan kemakmuran para pemilik. Dalam hal ini, manajemen keuangan koperasi bertujuan
untuk meningkatkan
kesehahteraan para anggota yang juga merupakan tujuan utama dari pendirian koperasi. Dengan kata lain, manajemen keuangan koperasi berperan andil dalam mewujudkan tujuan kesejahteraan anggota koperasi.
6. Jatidiri Koperasi. Jatidiri koperasi adalah penilaian untuk mengukur
Pinjam yang digunakan untuk menghitung rentabilitas adalah: a. Rasio partisipasi bruto. Rasio partisipasi bruto adalah tingkat kemampuan koperasi dalam melayani anggota, semakin tinggi/besar persentasenya semakin baik. Partisipasi bruto adalah kontribusi anggota kepada koperasi sebagai imbalan penyerahan jasa pada anggota yang mencakup beban pokok dan partisipasi bruto. b. Rasio promosi ekonomi anggota. Rasio ini mengukur
kemampuan koperasi
memberikan manfaat efisiensi partisipasi dan manfaat efisiensi biaya koperasi dengan simpanan pokok dan simpanan wajib, semakin tinggi persentasenya semakin baik.
Kerangka Teoritis. Penilaian tingkat kesehatan koperasi diperoleh berdasarkan landasan
teori dan dengan
memperhatikan penelitian-penelitian terdahulu. Kerangka teoretis ini menggambarkan
variable independennya adalah aspek permodalan, manajemen koperasi , pendapatan usaha, SHU, bidang keuangan, dan jati diri koperasi serta variable independennya adalah Tingkat Kesehatan Koperasi.
METODE PENELITIAN Pendekatan Penelitian. Penelitian ini dilakukan di Kegiatan Usaha Simpan Pinjam Di Koperasi Simpan Pinjam PRIKA. Alamat : Kp. MAsjid Desa Labuan Kec. Labuan Kab. Pandeglang Provinsi Banten
Jenis Penelitian. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu penelitian yang menjelaskan persoalan koperasi yang dipaparkan penulis (Indriantoro dan Supomo, 1999:26).
kinerja, kelayakan usaha, dan kelangsungan hidup dari koperasi tersebut. Pengukuran tingkat kesehatan koperasi diukur dari beberapa komponen KEP MEN No. 20/Per/M.KUKM/XI/2008 Cendrawasih Gubug tahunn 2011. Aspek permodalan dinilai dari dua rasio yaitu : a. Rasio modal sendiri terhadap total asset
b. Rasio modal sendiri terhadap pinjaman diberikan yang berisiko
c. Rasio kecukupan Modal sendiri
Rumus modal sendiri :
modal sendiri
pinjaman yang diberikan beresiko x 100%
Berikut ini merupakan
gambaran mengenai posisi
permodalan, baik modal sendiri,
maupun luar, dapat kami sajikan seperti tabel berikut :
Modal sendiri Koperasi Simpan Pinjam “PRIKA” Kecamatan Labuan
Kabupaten Pandeglang Provinsi
TABUNGAN
manajemen perusahaan berikut juga diterpkan dalam manajemen koperasi, termasuk untuk unit simpan pinjamnya :
o Menyusun rencana kerja jangka pendek dan panjang termasuk menentukan
sasaran usaha yang ingin dicapai pada masa yang akan datang. o Menyusun struktur
organisasi yang efektif dan efisien.
o Mengawasi
pelaksanaan kegiatan bisnis
Fungsi manajemen koperasi tersebut digunakan untuk mengatur aspek-aspek yang ada dalam koperasi. Aspek-aspek tersebut antara lain,
aspek permodalan, manajemen koperasi , pendapatan usaha, SHU, dan bidang keuangan, dan jati diri koperasi.
3. Pendapatan Usaha
Pendapatan koperasi bersumber dari selisih antara harga pelayanan koperasi dengan harga pokok barang atau jasa yang disediakan koperasi.
Pendapatan Usaha Koperasi Simpan Pinjam “PRIKA” Kecamatan Labuan
Kabupaten Pandeglang Provinsi
4. Sisa Hasil Usaha (SHU) Prinsip-prinsip pembagian SHU ( Sitio dan Tamba, 2001:91) sebagai berikut:
- SHU anggota adalah jasa dari usaha (SHU) Koperasi PRIKA Labuan pada tahun 2013 yaitu sebagai berikut. keuangan Koperasi Simpan Pinjam “PRIKA” Kecamatan
Labuan pada akhir tahun 2013 adalah sebagai berikut.
No .
Uraian Tahun 2013
1. Aktiva
6. Jatidiri Koperasi. Jatidiri koperasi adalah penilaian untuk mengukur
keberhasilan koperasi dalam mencapai tujuannya yaitu mempromosikan ekonomi anggota. Dalam hal penilaian tingkat kesehatan Unit Simpan Pinjam yang digunakan untuk menghitung rentabilitas adalah :
a. Rasio partisipasi bruto
b. Rasio promosi ekonomi anggota
Populasi dan Sampel. Populasi
adalah sekelompok orang,
Penelitian ini adalah penelitian studi kasus untuk Koperasi Simpan Pinjam PRIKA Labuan Tahun 2013.
Teknik Pengambilan Sampel. Penelitian ini tidak menggunakan teknik pengambilan sampel karena penelitian ini tidak meneliti populasi dan sampel. Penelitian ini adalah penelitian studi kasus untuk Koperasi Simpan Pinjam PRIKA Labuan Tahun 2013.
Jenis dan Sumber Data. Jenis data dalam penelitian ini adalah data dokumenter adalah jenis data penelitian yang memuat apa dan kapan suatu kejadian atau transaksi, serta siapa saja yang terlibat dalam suatu kejadian. Adapun sumber data yang diperoleh data sekunder yaitu data yang sudah diolah dan disajikan untuk pihak lain yang meliputi gambaran umum koperasi simpan pinjam, sejarah koperasi simpan pinjam, dan laporan keuangan masing-masing koperasi simpan pinjam Tahun 2013.
Teknik Pengumpulan Data. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan beberapa cara, antara lain :
a. Dokumentasi, dalam metode ini dilakukkan dengan menyalin dan mencatat
data yang diperlukan di Kegiatan Usaha Simpan Pinjam Di Koperasi Simpan Pinjam PRIKA Labuan.
b. Studi Pustaka, metode ini dimaksudkan untuk mendapatkan data yang tidak
terdapat dalam objek penelitian dengan mempelajari buku dan literatur yang berkaitan dengan penelitian ini.
KESIMPULAN DAN SARAN a. Kesimpulan
1. Tingkat kesehatan koperasi PRIKA Labuan cukup sehat 2. Peredaran uang simpan pinjam kurang berjalan dengan lancar
4. Pelayanan cukup baik dan dapat dirasakan manfaatnya oleh anggota dan nasabah 5. Masih ada anggota/nasabah
yang tidak disiplin dalam kewajibannya melunasi
kewajibannya baik
simpanan wajib, pokok dan piutangnya
b. Saran
1. Diharapkan kepada para anggota untuk dapat melaksanakan hak dan kewajiban secara seimbang 2. Peningkatan kemampuan
sumber daya manusia harus dipupuk dan dikembangkan dengan baik melalui penyuluhan untuk anggota maupun pada nasabah 3. Bagi anggota yang
diperkirakan sama sekali tidak dapat aktif hendaknya
dikeluarkan dari
keanggotaannya.
DAFTAR PUSTAKA
Darmawati, 2007. Analisis kinerja
Keuangan pada Koperasi Simpan Pinjam
Binaan Aceh Micro Finance(AMF) DI
Kota Lhoksumawe. Jurnal eksekutif,
volume 4, Nomor 3.
Indriantoro, Nur dan Bambang
Supomo. 1999. Metodologi Penelitian
Bisnis. BPFE : Yogyakarta.
Marriewaty, 2005. Pengaruh
Rasio Keuangan Terhadap Perubahan
Tingkat Kesehatan pada Perusahaan di
Industri Food And Beverage Yang
Terdaftar di BEI. Jurnal
eksekutif.
Peraturan Menteri Negara
Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah
Republik Indonesia No.