BAB II
5.1 Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota
Berdasarkan amanat Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan
Ruang, kabupaten/kota wajib menyusun Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten/Kota yang ditetapkan oleh Peraturan Daerah Kabupate n/kota. Dalam
penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya, beberapa yang perlu diperhatikan dari
RTRW Kabupaten/kota adalah sebagai berikut :
Penetapan kawasan strategis Kabupaten/Kota (KSK) 1.
Kawasan strategis wilayah kabupaten merupakan wilayah yang penataan r uangnya
diprioritaskan, karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup
kabupaten terhadap ekonomi, sosial, budaya dan lingkungan. Penentuan kawasan
strategis kabupaten lebih bersifat indikatif. Kawasan strategis kabupaten berfungsi
untuk mengembang kan, melestarikan, melindungi, dan mengkoordinasikan
keterpaduan pembangunan nilai srategis kawasan yang bersangkutan dalam
mendukung penataan ruang wilayah kota sebagai alokasi ruang untuk berbagai
kegiatan sosial ekonomi masyarakat dan kegiatan pelestari an lingkungan dalam
wilayah kabupaten yang dinilai mempunyai pengaruh sangat penting terhadap
wilayah kabupaten yang bersangkutan.
Kawasan yang berpotensi sebagai kawasan strategis
Strategis dari sudut pandang kepentingan ekonomi a.
Kawasan ekonomi yang ber potensi sebagai kawasan strategis di Kabupaten Empat
Lawang dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa jenis kegiatan, yaitu :
Kawasan Agropolitan, (berada di Ulu Musi) yang merupakan wilayah
pengembangan 3 sebagai pusat kota agro yang berfungsi sebagai pusa t
penghasil dan mendistribusikan pertanian dengan skala pelayanan kota dan
local. Dan berorientasi ekspor ke pasar luar wilayah, diantaranya : hasil
perkebunan (kopi, karet, durian dsb) sedangkan pertanian pangannya yaitu
padi. Sehingga bisa menciptakan br and image dari komoditi unggulan
pertaniannya yang menjadi ciri khas dari wilayah dan mempunyai daya saing
BAB V. KETERPADUAN STRATEGIS
PENGEMBANGAN
dengan produk sejenis dengan wilayah sekitarnya. Dan juga menciptakan
forward dan backward linkage yang dapat menimbulkan efek pengganda
(multiplier effect) dengan sektor – sektor lainnya seperti wisata dan industri.
Dengan begitu bisa mewujudkan kawasan agropolitan yang padu sesuai
dengan produk unggulan pertanian di Kabupaten Empat Lawang.
Kawasan Pariwisata, dengan mensinergikan pertanian dan pariwi sata
dengan pengembangan agrowisata seperti rencana pengembangan
agrowisata seperti rencana pengembangan agrowisata pertanian padi di
kecamatan Pasma Airkeruh, Talang Padang dan Ulu Musi. Dengan rencana
adanya jalan lintas penghubung untuk mempermudah akse s antar lintas
wisata terutama menghubungkan bagian wilayah utara (Tebing Tinggi) –
Tengah (Pendopo) – Selatan (Muara Pinang) – dan Barat (Ulu Musi).
Sehingga dapat mewujudkan tourime linkage yang atraktif dan menarik
dengan potensi alam, budaya, dan sejar ah yang berpotensi meningkatkan
pendapatan daerah.
Kawasan Jasa Perdagangan, dengan letak strategis yang menghubungkan
PKN Bengkulu dengan PKN Palembang atau PKW Lubuk Linggau dengan
PKW OKU berpotensi menangkap arus pergerakan orang/barang, sehingga
Kabupaten Empat Lawang (Tebing Tinggi dan Pendopo) dapat berfungsi
sebagai daerah pengembangan jasa dan perdagangan. Dan bisa
memainkan peran ‘Wilayah Perekonomian agropolitan’.
Kawasan Pertambangan (Tebing Tinggi dan Ulu Musi), Kabupaten
Empat Lawang memiliki potensi galian c yaitu batubara. Namun potensi
batubara tersebut belum menginjak tahap produksi / eksploitasi. Izin usaha
pertambangan yang dikeluarkan hanya sebatas SKIP peninjauan
lokasi/survey.
Kawasan jalan poros dan ‘Kota Baru’, masih rendahnya aksesibilitas antar
wilayah baik secara eksternal maupun internal di wilayah Kabupaten Empat
Lawang menyebabkan terhambatnya pembangunan ekonomi wilayah, dan
terkonsentrasinya pertumbuhan pada pusat – pusat perekonomian dan jalan
utama menyebabkan ketidakseimba ngan pembangunan wilayah.
Keberadaan itu harus di antisipasi dengan pengembangan pusat-pusat
Strategis dari sudut pandang kepentingan fungsi dan daya dukung b.
lingkungan hidup.
Kawasan Sungai dan pulau kecil, prinsip dasar skenario terhadap sungai
yaitu mempertahankan sungai sebagai ruang struktural, menghidupkan
kembali jalur sungai, memanfaatkan sungai dan pulau kecil sebagai ruang
terbuka hijau kota , penataan bangunan dengan memanfaatkan view
orientasi ke sungai/ air, pembuatan dermaga-dermaga rakyat untuk sarana
transportasi air yang terintegrasi ke darat, pembatasan perkembangan
rumah terhadap sungai, alokasi lahan untuk ruang hijau untuk pada
sepandan sungai yang masih memungkinkan (lebar 3 m – 15 m), pembuatan
jalan setelah ruang hijau sebagai jalan inpeksi dan menjaga kebersihan
sungai.
Kawasan Rawan Bencana, (Talang Padang, Ulu Musi dan Pasemah Air
keruh), Kabupaten Empat Lawang memiliki potensi kerawanan ben cana
yang harus diwaspadai berupa pergeseran strukt ur geologi (gempa bumi).
Berdasarkan kondisi jenis tanah di Kabupaten Empat Lawang sebagian
besar tersusun atas lapisan tanah yang masih muda dan mudah mengalami
erosi dimana tanah Alluvial, penyebaran jenis tanah ini terdapat di sepanjang
Sungai Air Linta ng, Sungai Musi, Sungai Air Keruh, dan Sungai Air Saling
dari punggung Bukit Barisan. Tanah Alluvial meliputi tanah-tanah yang
masih sering mengalami erosi dan tanah ini terbentuk akibat banjir. Jadi
karena Kabupaten Empat Lawang dikelilingi oleh sungai-su ngai sehingga
memiliki potensi kerawanan bencana banjir yang harus yang harus
diwaspadai dan karena hampir 50% penggunaan lahan di Kabupaten Empat
Lawang adalah Hutan, penggundulan hutan dan bahaya kebakaran juga
harus diwaspadai.
Kawasan Konservasi, Kabupaten Empat Lawang karena kebijakan
pemerintah pusat dan Kabupaten yang lebih memerankan hutan sebagai
hutan lindung. Bahkan berdasarkan Keppres 32/1990 akan
direkomendasikan dengan mempertahankan fungsi hutan dan
mengembalikan ke fungsi hutan lindung untuk kawasan yang telah berubah
pemanfaatan ruangnya. Dan pemerintah juga telah menetapkan kebijakan
hutan yang ada untuk kepentingan daerah dengan tidak mengabaikan
kelestarian lingkun gan. Sehingga kabupaten mempertahankan sungai
sebagai ruang struktural dan kawasan hutan lindung sebagai area
preservasi dan konservasi.
Tabel 5.1 Identifikasi Kawasan Strategis Kabupaten/Kota (KSK) berdasarkan
RTRW
KAWASAN STRATEGIS
KABUPATEN/KOTA
SUDUT KEPENTINGAN LOKASI/BATAS
KAWASAN
Kawasan Agropolitan Ekonomi Ulu Musi dan Sikap
Dalam
Kawasan Pariwisata Ekonomi Tebing Tinggi, Lintang
Kanan, Pasemah Air
Keruh
Kawasan Pertambangan
Batu Bara
Ekonomi Tebing Tinggi
Kawasan rencana Kota
Baru
Ekonomi Tebing Tinggi
Kawasan Hutan Lindung Kepentingan fungsi dan
daya dukung lingkungan
hidup
Tebing Tinggi, Talang
Padang, Ulu Musi,
Pasemah Air Keruh,
Pendopo, Lintang Kanan,
dan Muara Pinang
Kawasan daerah aliran
musi
Kepentingan fungsi dan
daya dukung lingkungan
hidup
Arahan pengembangan Struktur ruang dan Pola ruang 5.1.1
Arahan Pengembangan Struktur Ruang a.
Tebing tinggi sebagai ibukota Kabupaten Empat Lawang berperan sebagai Pusat
Kegiatan Lokal (PKL). Mengacu pada kebijakan pembangunan Kabupaten Empat
Lawang ya ng tertuang dalam RPJM, Tebing Tinggi berperan sebagai pusat
pemerintahan. Berdasarkan rencana struktur ruang, sistem pusat permukiman
kota lama yaitu Pendopo dan pada jenjang ber ikutnya terdapat pusat pelayanan
yang sekaligus menjadi pusat agropolitan yaitu Ulu Musi. Sedangkan ibukota
kecamatan lainnya diarahkan sebagai sub pusat pelayanan bagi wilayah kecamatan
masing-masing. Dengan demikian diharapkan tercipta suatu struktur rua ng yang
efektif dan efisien dimana Tebing Tinggi memiliki peran utama sebagai ibukota
kabupaten dan sekaligus pusat pemerintahan dan administrasi kewilayahan.
Dengan sendirinya Tebing Tinggi juga akan menjadi simpul pergerakan, pusat jasa
dan pelayanan pad a skala kabupaten. Namun secara khusus juga akan melayani
Kecamatan Pendopo sebagai daerah hinterland yang terletak pada satu cluster.
Agar struktur tersebut dapat terwujud dibutuhkan langkah-langkah sebagai berikut :
Pembangunan pusat pemerintahan di Tebing Tinggi yang terdiri dari :
Pembangunan infrastruktur kawasan perkantoran, pusat
perdagangan dan jasa, yang berupa sistem jaringan jalan, listrik,
drainase, air minum, dan telekomunikasi.
Pembangunan bangunan utama perkantoran, pusat perdagangan
dan bangunan pendukung kegiatan agropolitan
Pembangunan fasilitas sosial, ekonomi, dan budaya serta RTH untuk
mendukung fungsi pusat perkotaan dengan pelayanan skala
kabupaten.
Pembangunan Sub Pusat Agropolitan atau Pusat Pelayanan pada yaitu Ulu
Musi berupa :
Sub Terminal Agropolitan
Kawasan pertokoan/ruko
Perkantoran untuk jasa dan keuangan
Sub terminal penumpang
Permukiman perkotaaan
Industri agro
Workshop dan fasilitas pendukung kegiatan agropolitan
Pembangunan infrastruktur wilayah yang mendukung terbangunnya sistem
perkotaan dan agropolitan, yaitu :
Jalan kolektor yang menghubungkan pusat agropolitan Tebing Tinggi
dengan sub pusat agropolitan dan antar sub pusat agropolitan
Pembangunan sistem pengairan yang memanfaatkan adanya sungai-
sungai di Empat Lawang ber ikut dengan sistem jaringan irigasi untuk
padi-sawah.
Pembangunan infrastruktur strategis lainnya seperti jalan KA yang
akan menghubungkan kota-kota lainnya.
Pembangunan jaringan sumber daya energi di Ka bupaten Empat
Lawang seperti prasarana minyak bumi dan gas bumi, gas,
prasarana listrik
Pembangunan jaringan telekomunikasi di Kabupaten Empat Lawang
yang terdiri dari jaringan Terestrial dan Jaringan satelit.
Pembangunan fasilitas sosial ekonomi pada seti ap ibukota kecamatan (sub
pusat pelayanan) sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan.
Rencana Perwujudan Pola Ruang b.
Secara garis besar rencana pola ruang Kabupaten Empat Lawang terbagi
menjadi 3 kawasan utama yaitu kawasana lindung, kawasan pertanian
(perkebunan, kehutanan, dan pertanian padi-sawah) serta kawasan
pertambangan. Adapun rencana perwujudan ruang untuk masing-masing
kawasan sebagaimana yang dimaksud di atas adalah sebagai berikut :
Rencana Perwujudan Kawasan Lindung
Kawasan lindung setempat sep erti sempadan sungai, danau, waduk
dan lain-lain segera ditetapkan luasnya (lebar) secara definit dan
selanjutnya tidak diperkenankan mengeluarkan izin atau membangun
tanpa izin pada jalur/sempadan tersebut, terutama pada sempadan
sungai Musi, sungai Air L intang, Sungai Air Keruh, dan Sungai Air
Saling serta sumber-sumber mata air lainnya. Untuk kawasan
sumber mata air diperlukan penetapan batas radius kawasan
lindungnya, sehingga fungsinya menjadi optimal, mengingat semakin
menurunnya debit air sungai Musi , sungai Air Lintang, sungai Air
Keruh, dan sungai air Saling renca na perwujudan kawasan hutan
produksi adalah :
Fungsi hutan dikembalikan sesuai degan status kawasan yang telah
ditetapkan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku
seperti hutan produksi
Pengelolaan hutan dilakukan secara optimal sesuai peraturan yang
berlaku dengan berorientasi pada peningkatan kesejahteraan
Untuk menjaga kualitas dan kuantitas hutan, disekeliling kawasan
hutan dibangun sabuk pengaman (Green buffer zone) minimal
selebar 250 meter dengan tanaman keras yang mempunyai nilai
ekonomi dan dapat dimanfaatkan oleh penduduk stepat dengan
pendampingan dari pihak penanggungjawab pengelola hutan (Dinas
Kehutanan)
Untuk melakukan revitalisasi fungsi hutan an dalam rangka
meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat, dapat
dikembangkan pola pengelolaan hutan berbasis masyarakat
(pengelolaan hutan berbasis masyarakat PHBM)
Bagi pihak yang mendapat izin mengolah hutan sey ogyanya
melaksanakan kegiatananya sesuai peraturan yang berlaku
Pihak manapun tidak berhak melakukan alih fungsi hutan menjadi
fungsi lain, kecuali mendapat izin dari instansi terkait dan persetujuan
pemerintah Empat Lawang.
Rencana Perwujudan Kawasan Pertanian
Agropolitan berbasis perkebunan rakyat dan pariwisata
Hampir seluruh wilayah Empat Lawang akan dikembangkan
o
dengan pendekatan agropolitan dan oleh karena itu perlu
dilakukan penyusunan masterplan agropolitan dan
selanjutnya ditetapkan kawasan-kawasa n yang termasuk
dalam agropolitan tersebut.
Perumusan skenario atau pentahapan pembangunan
o
infrastruktur untuk mendukung kegiatan agropolitan berikut
dengan skenario investasinya.
Agar terdapat penguatan ekonomi kerakyatan serta
o
keberlanjutan usaha perkebu nan rakyat maka perkebunan
atas milik rakyat tidak dapat diubah menjadi milik peruahaan
kecuali menjadi miik negara sesuai ketentuan yang berlaku.
Areal agropolitan yang berada pada kawasan potensial
o
terkena bahaya alam, baik banjir, longsor dan lain-lain
seyogyanyan ditangani dengan pendekatan mitigasi termasuk
mengalokasikan arela untuk lindung setempat.
swasta
Berdasarkan kajian kesesuaian lahan dan fakta lapangan
o
perlu segera ditetapkan areal-ar eal yang diizinkan untuk
dkembangkan perkebunan swasta dengan komoditas
tanaman sawit
Pihak pengelola/pemilik izin setelah RTRW ini disahkan
o
seyogyanya melakukan penyusunan ulang masterplan
perkebunan dengan memenuhi kaidah-kaidah perencanaan
yang bersesua ian dengan UU Penataan Ruang 26/2007,
khususnyo terkait dengan kawasan lindung seperti empadan
sungai, kawasan potensial, terancam banjir, lahan dengan
kemiringan diatas 40%, dll.
Dalam rangka mendukung peningkatan produktivitas lahan
o
pihak swasta bersama pemerintah dan masyarakat setempat
seyogyanya menyediakan infrastruktur pendukung kegiatan
agropolitan perkebunan secara efektif dan optimal.
Perkebunan swasta dalam penataan kawasan perkebunan
o
harus memperhitungkan dan mengalokasikan lahan untuk
infrastruktur permukiman pekerja/karyawan pabrik (bila ada)
dan fasilitas penunjang lainnya sebagai syarat minimal suatu
agropolitan berbasis perkebunan swasta.
Rencana perwujudan kawasan agropolitan pertanian pangan (padi
sawah)
Setelah ditetapkan secara definif b atasan areal/kawasan
o
pertanian pangan, maka pada areal/lahan tersebut tidak
diperkenankan menerbitkan IMB dan melaksanakan
pembangunan bangunan.
Sawah irigasi teknis sesuai dengan SE Menteri Negara
o
Agraria/Kepala BPN No. 1850/1994 dan No.
410-1851/1994 tentang pencegahan penggunaan tanah sawah
beririgasi teknis untuk penggunaan Non pertanian dan
SE/KBAPPENAS No. 5334/MK/9/1994 tentang pelarangan
konversi lahan sawah irigasi teknis untuk Non Pertanian, tidak
diperkenankan untuk dialih fungsikan apalagi u ntuk
Bagi petani yang telah menggarap;mengolah sawah lebih dari
o
5 tahun sejak ditetapkannya Perda RTRW ini akan mendapat
berbagai insentif seperti IMB untuk pembangunan rumah/toko
diluar kawasan pertanian, beasiswa sekolah anak petani,
keringanan oajak tanah dan bangunan dan lain-lain.
Pengembangan kawasan agropolitan pertanian pangan harus
o
mendapat dukungan pengadaan infrastruktur yang memadai
dan penunjang lainnya seperti jalan produksi, mesi penggiling
padi (milling rice), irigasi teknis, trans portasi yang terjangkau,
tempat pemasaran (terminal agribisnis), dan lain-lain.
Sistem kawasan agropolitan meliputi kawasan lahan
o
pertanian (hinterland) kawasan permukiman, kawasan
pengolahan dan industri dan kawasan pusat prasarana dan
pelayanan umum lainnya.
Infrastruktur kawasan agropolitan terdiri dari sarana dan
o
prasarana penunjang subsistem agribisnis hulu (up stream)
untuk kelancaran mobilitas barang dari dan keluar kawasan
seperti : jalan antar desa/sentra produksi, air baku (irigasi),
dermaga/terminal dll, dan sarana dan prasarana penunjang
subsistem agribisnis hiir (down stream) seperti sarana
pengeringan, gudang penyimpanan, sarana pengolahan,
sarana pemasaran/perdagangan (pasar tradisional), terminak
kendaraan, terminal agribisnis, sarana promosi , pusat
informasi, BPR, KUB, balai pelatihan, penelitian, industri,
pengolahan limbah, pembangkit listrik, dll.
Rencana perwujudan kawasan pertambangan
Perlu penetapan secara hukum dan fisik batasan kawasan
pertambangan yang akan dieksplorasi/eksploitasi
Untuk pengelolaan pertambangan seyogyanya diperlukan adanya
kajian yang mendasar dan komprehensif yang merumuskan skenario
pengelolaan pertambangan dari hulu sampai hilir.
Kegiatan pengelolaan pertambangan (eksplorasi) harus mempunyai
dampak signifikan b agi peningkatan kesejahteraan (indeks
Kegiatan perambangan harus mempunyai tanggungjawab terhadap
kualitas lingkungan sec ara terukur dan memenuhi baku mutu
nasional dan internasional.
Kegiatan pertambangan harus mendapat dukungan i nfrastruktur
yang memadai dari pemerintah daerah sesuai dengan kemampuan
yang ada.
Tabel 5.2 Indikasi Program Perwujudan Struktur Ruang
(Bidang Cipta Karya)
N o
Usulan Program
Utama
Kegiatan Lokasi Instan
si
Tahun Pelaksanaan
1 Pembanguna
n Pusat Kegiatan Perkotaan
PKL Tebing Tinggi
RDTR Kec. Tebing 1.
Tinggi
Penyusunan zoning 2.
regulation pusat tebing tinggi RTBL kawasan 3.
perkotaan
Studi perencanaan 4.
RTH perkotaan tebing
Penataan kawasan 5.
sempadan sungai musi
Pembangunan 6.
kawasan rumah dinas Bupati Pembangunan 7.
kawasan pasar tebing
Pembangunan 8.
kawasan pulau emas
Pengembangan 9.
perkantoran pemerintah
Pembangunan 10.
terminal
Pembangunan 11.
jalan poros tebing pendopo
Pembangunan 12.
taman kota (public space)
Tebing Tinggi
Penyusunan zoning regulation pusat kota pendopo RTBL koridor jalan 3.
poros tebing – pendopo
Studi kelayakan 4.
dan pembangunan terminal type C Studi penataan dan 5.
lokasi reklame perkotaan pendopo Studi perencanaan 6.
RTH perkotaan pendopo
Pembangunan 7.
kawasan pasar pendopo
Pembangunan 8.
taman kota (public space) appeda Kab
PPK Ulu Musi 1. RDTR kec. Ulu Musi Penyusunan zoning 2.
regulation pusat kota ulu musi
Studi kelayakan dan 3.
pembangunan terminal tipe C studi masterplan 4.
kawasan agropolitan Ulu Musi
pembangunan Pusat 5.
kota
pembangunan pasar 6.
agropolitan Ulu Musi peningkatan dan 7.
penataan permukiman pedesaaan
Masterplan dan 1.
RDTRK Kota Baru Penyusunan zoning 2.
regulation pusat Kota Baru
Penyiapan KASIBA 3.
LISIBA
Pembangunan 4.
kawasan sport center dan fasilitas penunjang
2013 – 2025
5.
PPL Talang Padang
RDTR Kec. Talang 1.
Padang
Penyusunan zoning 2.
pusat permukiman Talang Padang Rencana dan 3.
Pembangunan pasar tradisional
Pengembangan 4.
Pusat Kota Pembangunan 5.
Public space
Talang Padang
RDTR Kec. Muara 1.
Pinang
Penyusunan zoning 2.
pusat permukiman Muara pinang
Pembangunan pusat 3.
kota
Pembangunan public 4.
PPL Lintang Kanan
RDTR Kecamatan 1.
Lintang Kanan Penyusunan zoning 2.
pusat permukiman Lintang kanan
Pembangunan pusat 3.
kota
Pembangunan public 4.
space
Lintang Kanan
PL Pasemah Air keruh
RDTR Kecamatan 1.
Lintang Kanan Penyusunan zoning 2.
pusat permukiman Lintang kanan Pembangunan 3.
pusat kota Pembangunan 4.
public space
Pasemah air keruh
2 Perwujudan
sistem jaringan prasarana transportasi Jalan Lingkungan
Pembangunan jalan lingkungan permukiman
Empat Lawang
PU CK Kab.
2011 – 2030
3 Perwujudan
prasarana penyehatan lingkungan
Pengelola 1.
an sampah
Penambahan TPS (8 1.
m2)
Peningkatan TPA 2.
Pembangunan 3.
sarana 3R
Semua 1.
desa Tebing 2.
IPAL perkotaan 1.
Rehabilitasi septic 2.
tank
Pendopo 1.
dan tebing tinggi
2012 -2020 2.
SPAM
3. SPAM Semua desa PDAM
dan PU CK Kab.
2014 – 2030
Pembuatan sumur komunal
Tabel 5.3 Indikasi Program Perwujudan Pola Ruang
(Bidang Cipta Karya)
N o
Usulan Program
Utama
Kegiatan Lokasi Instansi Tahun
Pelaksanaan
1 Perwujudan
Kawasan Lindung a Kawasan
perlindungan setempat
Sosialisasi kawasan 1.
sempadan sungai Relokasi bangunan 2.
dalam sempadan Rehabilitasi dan 3.
reboisasi kawasan sempadan
Pembangunan batas 4.
pengaman
Kabupaten Empat cagar budaya
Revitalisasi kawasan 1.
Pengembangan 2.
wisata budaya Renovasi bangunan 3.
bersejarah Pembangunan 4.
sarana dan prasarana
c Kawasan Rawan bencana
Pembangunan tanda 1.
batas kawasan Relokasi bangunan 2.
beresiko tinggi Evaluasi bangunan 3.
beresiko rendah – sedang
2 Perwujudan
kawasan budidaya
a HPT Pembangunan
prasarana jalan
Kab. Empat Lawang
PU Kab. 2014 – 2025
b Hutan
Rakyat
Pembangunan Prasarana Jalan
Kab. Empat Lawang
PU Kab. 2020 - 2030
c Permukiman
Perkotaan
Penyusunan profil 1.
perumahan dan permukiman
Penyusunan RPI2JM 2.
bidang Cipta Karya Pemetaan digitasi 3.
perkotaan
Sistem informasi 4.
database perkotaan Sistem informasi 5.
database IMB Peremajaan 6.
permukiman kumuh Revitalisasi kawasan 7.
perkotaan bersejarah Pembangunan 8.
infrastruktur pendukung
2014 -2020 3.
d Permukiman
Pedesaaan
Penyusunan profil 1.
perumahan dan permukiman
Penyusunan RPIJM 2.
bidang Cipta Karya Pemetaan digitasi 3.
perkotaan
Sistem informasi 4.
database IMB Peningkatan 5.
permukiman pedesaan Pembangunan 6.
infrastruktur pendukung
Arahan Umum Zonasi 5.1.2
Peraturan zonasi (zoning regulation) adalah ketentuan yang mengatur tentang
klasifikasi zona, pengaturan lebih lanjut mengenai pemanfaatan ruang, dan
prosedur pelaksanaan pembangunan. Fungsi utama peraturan zonasi antara
lain sebagai in strumen pengendalian pembangunan, peraturan zonasi yang
lengkap akan menjadi rujukan untuk perizinan, penerapan insentf/disentif dan
penertiban pemanfaatan ruang, sebagai pedoman penyusunan rencana
operasional, ketentuan dalam peraturan zonasi dapat menjad i jembatan dalam
penyusunan rencana tata ruang yang bersifat operasional, karena memuat
ketentuan tentang penjabaran rencana yang bersifat makro kedalam rencana
yang bersifat sub makro sampai pada rencana yang rinci, dan sebagai panduan
teknis pengembangan /pemanfaatan lahan, peraturan zonasi mencakup guna
lahan, intensitas pembangunan, tata bangunan, prasarana minimum dan
standar perencanaan.
Tujuan utama peraturan zonasi adalah untuk menjamin bahwa pembangunan
yang akan dilaksanakan dapat mencapai standar kualitas lokal minimum (health,
safety, dan welfare) dan melindungi atau menjamin agar pembangunan baru
tidak mengganggu penghuni atau pemanfaat ruang yang telah ada serta
memelihara lingkungan dan melestarikan kualitasnya.
Manfaat utama peraturan zonasi adalah untuk meminimalkan penggunaan lahan
yang tidak sesuai, meningkatkan pelayanan terhadap fasilitas yang bersifat
publik menjaga keseimbangan kehidupan masyarakat dan mendorong
TABEL 5.4. ARAHAN ZONASI DALAM RTRW KABUPATEN EMPAT LAWANGTAHUN 2010 – 2030
N
o Kategori Penggunaan Rencana Pola Ruang
Kawasan Lindung
Kawasan Budidaya berfungsi
Lindung
Kawasan Budidaya Pertanian Kawasan Budidaya Non Pertanian
Hutan Lindung
Hutan Bakau
Sempadan Pantai Sungai dan Mata
Air
HPT HPK
Tanama n Tahuna
n
Tanaman Lahan Basah
Tanaman Lahan Kering
Permukim an
Pertambangan
/ESDM Industri
Perdaga ngan dan Jasa
Peme rintah
an
Pendidik an
1 Kawasan Lindung
Hutan Lindung
a) I I X X X X X X X X X X X
Hutan Bakau
b) I I X X X X X X X X X X X
Sempadan Pantai Sungai dan c)
Mata Air
I I X X X X X X X X X X X
2 Kawasan Budidaya berfungsi Lindung
HPT
a) X X X I B B T B/T B/T B/T X B/T B/T
HPK
b) X X X I T T T X B/T X X X X
3 Kawasan Budidaya Pertanian
Tanaman Tahunan
a) X X X B T X X B/T B X X X X
Tanaman Lahan Basah
b) X X X B T X X B X X X X X
Tanaman Lahan Kering
c) X X X T T X X B B/T X X X X
4 Kawasan Budidaya Non
Pertanian
Perdagangan dan Jasa
Pemerintahan
e) X X X X X X X X B X B B T/B
Pendidikan
f) X X X X X X X X I X B T/B B
Sumber: Hasil Rencana
Ketentuan :
I : Penggunaan lahan atau kategori penggunaan lahan diizinkan sesuai dengan rencana pemanfaatan ruang kawasan utamanya
T: Penggunaan lahan dizinkan secara terbatas atau dibatasi. Pembatasan dapat berupa standar pembangunan minimum, pembatasan kegiatan, atau peraturan tambahan lainnya.
B : Penggunaan lahan memerlukan izin penggunaan bersyarat. Izin ini diperlukan untuk penggunaan-penggunaan yang memiliki potensi dampak penting terhadap kawasan sekitarnya/wilayah yang lebih luas.
Arahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 5.2
5.2.1 Visi Misi Tujuan dan Sasaran
Pernyataan Visi Pembangunan Kabupaten Empat Lawan g dalam jangka
menengah ini tidak terlepas dari janji Kepala dan Wakil Kepala Daerah terpilih saat
pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah langsung. Hal ini tidak terlepas dari kondisi
yang merupakan cita-cita sekaligus janji kepada masyarakat Kabupaten Empat Lawang
yang akan diciptakan dalam periode lima tahun ke depan. Pernyataan Visi Kabupaten
Empat Lawang Tahun 2013 – 2018 ini adalah sebagai berikut :
VISI
a.
VISI Kabupaten Empat Lawang Tahun 20 13 – 20 18 : Terwujudnya Ekonomi
Maju, Aman, Sehat dan sejahtera (EMASS).
Ringkas yang menggambarkan cita-cita pembangunan Kabupaten Empat Lawang
pembangunan dalam periode 2013-2018 yaitu ”Terwujudnya Ekonomi Maju, Aman,
Sehat dan sejahtera (EMASS) ”. Secara detail, Visi Kabupaten Kabupaten Empat
Lawang tersebut memiliki sejumlah arti yaitu:
Kabupaten Empat Lawang akan menjadi kabupaten dengan tingkat 1.
perekonomian yang maju pada tahun 201 8. Ekonomi Maju berarti semua
sektor akan berkembang secara komplementer (saling melengkapi satu sama
lain), didukung oleh pembangunan infrastruktur, sumberdaya manusia yang
berkualitas, tata pemerintah yang good governance serta pengelolaan
sumberdaya alam secara optimal dan ramah lingkungan.
Kabupaten Empat Lawang adalah kabupaten yang aman bagi masyarakat 2.
setempat maupun bagi setiap p endatang dari luar. Aman mengandung arti
kondisi dan situasi sosial politik Kabupaten Empat Lawang memberi dorongan
yang kondusif, serta mendukung proses pembangunan yang sedang dan akan
berlangsung di Kabupaten Empat Lawang. Aman juga berarti tingkat kejahatan
(ketertiban umum, penganiayaan, pembunuhan, penipuan, kesusilaan,
Kabupaten Empat Lawang akan menjadi kabupaten yang sehat. Sehat 3.
mengandung arti masyarakat Kabupaten Empat Lawang dalam kondisi baik
secara fisi k dan spritual, terpenuhi akan pelayanan kesehatan yang layak.
Sehat juga berarti Meningkatnya kesadaran masyarakat akan pola hidup bersih
dan sehat (PHBS) dan meningkatnya derajad kesehatan masyarakat . Kondisi
ini ditunjang dengan sarana, prasarana dan tenaga dokter serta medis terhadap
jumlah balita maupun penduduk secara memadai sesuai dengan standar
pelayanan minimal pelayanan kesehatan.
Kabupaten Empat Lawang akan menjadi kabupaten yang sejahtera. Sejahtera 4.
mengandung arti kondiisi masyarakat Kabupaten Empat Lawang yang mampu
memenuhi kebutuhan dasar nya (kebutuhan pangan, kesehatan, pendidikan,
pekerjaan, perumahan, air bersih, pertanahan, sumber daya alam dan
lingkungan, rasa aman dari prilaku atau ancaman tindak kekerasan dan hak
untuk berpartisifas i dalam kehidupan sosial politik, baik bagi perempuan
maupun laki-laki).
MISI KABUPATEN EMPAT LAWANG TAHUN 2013-2018 5.
Pernyataan Misi Pembangunan Kabupaten Empat Lawang Tahun 2008 – 2013
adalah sebagai berikut :
Meningkatkan Layanan Akses Infrastruktur; 1.
Meningkatkan Perekonomian Daerah dan Masyarakat; 2.
Meningkatkan Kesejahteraan Sosial dan Budaya; 3.
Meningkatkan Keamanan Daerah. 4.
TUJUAN DAN SASARAN 6.
Penetapan tujuan dan sasaran organisasi di dasarkan pada faktor-fak tor kunci
keberhasilan yang dilakukan setelah penetapan visi dan misi. Tujuan dan sasaran
dirumuskan dalam bentuk yang lebih tepat dan terarah dalam rangka mencapai visi
dan misi suatu organisasi.
Tujuan merupakan penjabaran atau implementasi dari pernyataan misi dan
tujuan adalah hasil akhir yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka 5 (lima)
tahun.
Misi Satu : Meningkatkan Layanan Akses Infrastruktur
Tujuan:
Meningkatkan pembangunan infrastruktur yang merata, berkelanjutan dan ramah
lingkungan berdasarkan RTRW;
MISI Kedua: Meningkatkan Perekonomian Daerah dan Masyarakat
Tujuan:
Meningkatkan taraf ekonomi masyarakat;
Meningkatkan pengembangan investasi daerah;
Membuka akses lapangan kerja/usaha;
Membuka akses pariwisata.
MISI Ketiga: Meningkatkan Kesejahteraan Sosial dan Budaya
Tujuan:
Meningkatkan derajat pendidikan masyarakat;
Meningkatkan derajat pendidikan masyarakat;
Mewujudkan lingkungan sosial yang agamis, berbudaya dan beretika;
Meningkatkan pemberdayaan dan kualitas sosial masyarakat;
Melaksanakan penyelenggaraan pemerintahan yang berkualitas;
Mewujudkan peningkatan kualitas pelayanan kepada penduduk dan masyarakat;
MISI Keempat: Meningkatkan Keamanan Daerah
Tujuan:
Menciptakan keamanan ketentraman dan ketertiban daerah.
Sasaran
Sasaran adalah penjabaran dari tujuan, yaitu sesuatu yang akan dicapai atau
dihasilkan oleh organisasi pemerintah dalam jangka waktu tahunan, semesteran,
diukur. Sasa ran ditetapkan dengan maksud agar perjalanan atau proses kegiatan
dalam mencapai tujuan dapat berlangsung secara fokus, efektif, dan efisien.
Meningkatkan Layanan Akses Infrastruktur 1.
Tujuan : Meningkatkan pembangunan infrastruktur yang merata, berkelanjutan
dan ramah lingkungan berdasarkan RTRW
Sasaran:
Tercapainya pemenuhan kebutuhan masyarakat terhadap infrastruktur
dasar yang layak;
Tercapainya pemenuhan kebutuhan masyarakat akan sanitasi;
Terpenuhinya kebutuhan masyarakat akan infrastruktur wilayah;
Meningkatnya pembangunan antar wilayah dan antar sektor dengan
berpedoman pada RTRW;
Meningkatnya layanan transportasi;
Meningkatnya layanan komunikasi dan informasi;
Meningkatkan Perekonomian Daerah dan Masyarakat
2.
Tujuan : Meningkatkan taraf ekonomi masyarakat
Sasaran:
Terpenuhinya kebutuhan pokok (pangan) masyarakat;
Meningkatnya daya saing sektor industri kecil menengah,ekonomi
kreatif dan UMKM;
Meningkatnya peran koperasi.
Tujuan : Meningkatkan pengembangan investasi daerah
Sasaran: Berkembangnya investasi daerah;
Tujuan : Membuka akses lapangan kerja/usaha;
Sasaran: Berkurangnya tingkat pengangguran;
Tujuan : Membuka akses pariwisata;
Sasaran: Tumbuhnya sektor pariwisata;
Tujuan : mewujudkan derajat kesehatan masyarakat
Sasaran:
Meningkatnya akses dan kualitas pelayanan kesehatan;
Menurunnya jumlah kematian yang disebabkan oleh masalah
kesehatan;
Meningkatnya kesadaran masyarakat akan pola hidup bersih dan sehat
(PHBS);
Menekan laju pertumbuhan penduduk.
Tujuan: Meningkatkan derajat pendidikan masyarakat
Sasaran : Meningkatnya pendidikan yang berkualitas secara merata.
Tujuan : Mewujudkan lingkungan sosial yang agamis, berbudaya dan beretika
Sasaran:
Terwujudnya kehidupan masyarakat yang agamis;
Terwujudnya masyarakat yang beretika dan berbudaya.
Tujuan : Meningkatkan pemberdayaan dan kualitas sosial masyarakat
Sasaran :
Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam pembangunan daerah;
Meningkatnya keseta raan gender,pemberdayaan perempuan dan
perlindungan anak.
Tujuan: Mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan yang berkualitas
Sasaran:
Tercapainya perencanaan dan pengendalian pembangunan daerah yang
parsipatif,aspiratif dan berkualitas ;
Meningkatnya kua litas sistem kelembagaan dan ketatalaksanaan
pemerintah daerah;
Meningkatnya kualitas sumber daya aparatur;
Meningkatnya kualitas pengelolaan keuangan daerah.
Tujuan : Mewujudkan peningkatan kualitas pelayanan kepada penduduk
Sasaran:
Meningkatnya pelayanan administrasi kependudukan
Meningkatnya pelayanan sosial kemasyarakatan
Meningkatkan Keamanan Daerah 4.
Tujuan : Menciptakan keamanan ketentraman dan ketertiban daerah
Sasaran:
Terwujudnya keamanan dilingkungan masyarakat;
Terbinanya wawasan kebangsaan masyarakat.
5.2.2 Strategi dan Arah Kebijakan
Strategi pembangunan daerah merupakan arahan yang disusun dalam rangka mencapai sasaran-sasaran yang sudah ditentukan. Strategi pembangunan daerah tentu saja merupakan reaksi atas hal-hal yang be rkembang dan menjadi sangat prioritas untuk disikapi oleh pemerintah daerah (dalam hal ini disebut isu strategis). Oleh karena itu, strategi yang dibuat akan sangat terkait dengan isu strategis dan sasaran-sasaran yang sudah ditentukan.
Dalam rangka menca pai tujuan dan sasaran pembangunan untuk mewujudkan visi dan misi yang telah ditetapkan, perlu perubahan secara mendasar, terencana dan terukur. Upaya pencapaian tersebut dijabarkan secara sistematis melalui perumusan strategi dan arah kebijakan yang berda sarkan isu strategis. Strategi dan arah kebijakan Pemerintah Kabupaten Empat Lawang adalah sebagai berikut :
STRATEGI 1.
Strategi pembangunan Kabupaten Kabupaten Empat Lawang Tahun 2013-2018 sebagai berikut:
Strategi mewujudkan misi satu Dalam upaya mewuju dkan Misi satu, yaitu a.
Meningkatkan Layanan Akses Infrastruktur
strategi pembangunan yang ditempuh adalah:
Meningkatkan kualitas dan kuantitas pembangunan infrastruktur dasar;
Meningkatkan pemeliharaan terhadap infrastruktur dasar yang ada;
Meningkatkan pembangunan infrastruktur sanitasi;
Meningkatkan pemeliharaan terhadap infrastruktur sanitasi;
Meningkatkan pembangunan jalan, jembatan dan infrastruktur wilayah
lainnya;
Meningkatkan pemeliharaan terhadap infrastruktur wilayah;
Meningkatkan perencanaan yang partisipatif untuk pelaksanaan penataan
Meningkatkan pengendalian pemanfaatan ruang;
Mengoptimalkan sosialisasi dan pengawasan penyelenggaraan penataan
ruang;
Meningkatkan kualitas sistem transportasi pedesaaan dan perkotaan;
Meningkatkan pemerataan layanan kominfo.
Strategi mewujudkan Misi dua Dalam upaya mewujudkan Misi dua, yaitu b.
Meningkatkan Perekonomian Daerah dan Masyarakat
strategi pembangunan yang ditempuh adalah:
Meningkatakan produktivitas sektor -sektor potensial;
Menjaga keseimbangan cadangan pangan;
Meningkatkan pembangunan sarana prasarana sektor -sektor potensial;
Meningkatkan peran tenaga penyuluh;
Meningkatkan kualitas produk IKM dan UMKM;
Meningkatkan produktivitas IKM,ekonomi kreatif dan UMKM;
Melaksanakan penataan sentra - industri dan PKL/asongan;
Penguatan permodalan dan manajemen pengelolaan;
Memperkuat kelembagaan koperasi;
Meningkatkan sosialisasi perkoperasian;
Menciptakan iklim yang kondusif bagi peningkatan investasi;
Meningkatkan peluang -peluang investasi;
Meningkatkan promosi daerah;
Meningkatkan ketepatan dan kecepatan layanan perijinan;
Membuka lapangan kerja;
Meningkatkan ketrampilan dan kompetensi pencari kerja
Memberikan simulan mengenai wirausaha bagi pencari kerja melalui
program pemerintah;
Mengekploitasi tempat - tempat wisata potensial;
Meningkatkan sarana prasarana pendukung pariwisata;
sarana prasarana pendukung pariwisata;
Meningkatkan promosi pariwisata daerah;
Strategi untuk mewujudkan Misi tiga Dalam upaya mewujudkan Misi tiga, c.
yaitu Meningkatkan Kesejahteraan Sosial dan Budaya;
strategi pembangunan yang ditempuh adalah:
Melengkapi sarana prasarana kesehatan,obat -obatan sesuai dengan
standar dan mudah diakses/dijangkau masyarakat;
Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan sesuai dengan SPM;
Mengendalikan penyakit menular maupun tidak menular melalui pelayanan
dan perhatian dibidang kesehatan;
Mengoptimalkan sosialisasi dan kampanye - kampanye kesehatan;
Meningkatkan sosialisasi dan pembinaan mengenai keluarga berencana dan
keluarga sejahtera;
Meningkatkan kualitas pelayanan pendidikan sesuai dengan standar
pelayanan minimal (SPM);
Meningkatkan kualitas,profesionalisme dan pemerataan penyebaran tenaga
pendidik;
Meningkatkan sarana prasana pendidikan;
Meningkatkan kegiatan/aktivitas keagamaan dimasyarakat;
Meningkatkan sarana prasarana pendukung;
Meningkatkan pemahaman masyarakat akan nilai - nilai etika,budaya dan
kesenian;
Meningkatkan sarana prasarana seni dan budaya;
Meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya berpartisipasi dalam
pembangunan.;
Menghilangkan ketimpangan gender,pemberdayaan perempuan dan
perlindungan anak dikalangan masyarakat;
Memperkuat sistem perencanaan dan pengendalian pembangunan daerah;
Peningkatan efektifitas, efisiensi dan transparansi pengelolaan internal
SKPD/unit kerja;
Menerapkan kepastian hukum dalam penyelenggaraan pemerintahan yang
baik;
Pengefektifan sistem pengawasan dan pengendalian internal;
Mengoptimalkan pelayanan kedinasan KDH WKDH serta anggota DPRD;
Peningkatan pengelolaan dokumen/arsip daerah;
Pengelolaan manajemen kepegawaian yang mengacu pada kebutuhan
pelayanan prima;
Peningkatan kapasitas SDM aparatur;
Peningkatan efektifitas dan efisiensi belanja daerah;
Peningkatan pendapatan daerah;
Peningkatan kualitas pelayanan administrasi kependudukan;
Meningkatkan fasilitasi layanan dibidang pertanahan
Meningkatkan layanan pengaduan masyarakat
Peningkatan layanan sosial kemasyarakatan;
Strategi untuk mewujudkan Misi Empat Dalam upaya mewujudkan Misi d.
Empat, yaitu Meningkatkan keamanan Daerah;
strategi pembangunan yang ditempuh adalah:
Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam menjaga
keamanan,ketentraman dan ketertiban daerah;
Meningkatkan fungsi aparat dalam menjaga keamanan;
Meningkatkan sarana prasarana pendukung keamanan;
ARAH KEBIJAKAN 2.
a. Arah kebijakan untuk mewujudkan Misi satu Arah kebijakan untuk mendukung terw ujudnya misi satu, yaitu Meningkatkan Layanan Akses Infrastruktur adalah:
Membangun infrastruktur dasar yang tepat guna dan sesuai SPM;
Prioritas pendanaan bagi pembangunan dan pemelliharaan infrastruktur
dasar;
Meningkatkan peran pemerintah,swasta dan mas yarakat dalam
pemeliharaan infrastruktur dasar;
Prioritas pendanaan bagi Pembangunan infrastruktur sanitasi;
Meningkatkan peran pemerintah,swasta dan masyarakat dalam
pemeliharaan infrastruktur sanitasi; Sinkronisasi program daerah dan pusat;
Alokasi pendanaan;
Meningkatkan perolehan dana - dana stimulan;
Meningkatkan peran pemerintah,swasta dan masyarakat dalam
pemeliharaan infrastruktur wilayah;
Sinkronisasi pembangunan antar wilayah dan antar sektor yang berpedoman
pada RTRW;
Meningkatkan peran seluruh sektor dalam pengendalian pemanfaatan ruang;
Penegakan Hukum bagi pelanggaran pemanfaatan ruang;
Meningkatkan pelayanan transportasi yang layak dan memadai;
Memenuhi kebutuhan kominfo bagi masyarakat;
Memperluas jangkauan promosi dan publikasi program pembangunan;
Arah kebijakan untuk mewujudkan Misi kedua Arah kebijakan untuk
b.
mendukung terwujudnya misi kedua, yaitu Meningkatkan Perekonomian Daerah dan Masyarakat adalah:
Peningkatan produktivitas sektor potensial melalui revitalisasi sektor -
sektor potensia;
Melakukan rehabilitasi untuk kelestarian lahan ;
Pemenuhan kebutuhan sarana prasarana sektor potensia ;
Meningkatkan Kapasitas dan kinerja penyuluh;
Meningkatkan daya dukung pemerintah daerah;
Regulasi yang mendukung iklim usaha;
Penyiapan lokasi bagi sentra industri dan PKL/asongan;
Peningkatan dukungan pemerintah dalam permodalan dan kelembagaan;
Meningkatkan daya dukung pemerintah daerah;
Meningkatkan keamanan,kenyamanan bagi investor;
Pembangunan akses peluang investasi dengan mengacu pada RTRW;
Mempublikasikan potensi dan kondisi daerah;
Meningkatkan kinerja pelayanan perijinan;
Membuka akses lapangan kerja melalui program - program pemerintah;
Memberikan pembekalan ketrampilan/kompetensi pencari kerja;
Menanamkan enterprenuership pada masyarakat;
Menciptakan iklim yang kondusif bagi pengembangan pariwisata daerah;
Membangun sarana prasarana penunjang ditempat -tempat wisata;
Meningkatkan peran pemerintah daerah dan stakeholder dalam promosi
paiwisata;
Arah kebijakan untuk mewujudkan Misi ketiga Arah kebijakan untuk
c.
mendukung terwujudnya misi ketiga, yaitu Meningkatkan Kesejahteraan Sosial dan Budaya adalah:
Peningkatan sarana/prasarana termasuk obat -obatan sesuai dengan standar;
Meningkatkan kinerja untuk mencapai kualitas pelayanan yang sesuai dengan
SPM;
Meningkatkan intensitas dalam pengendalian penyakit menular maupun tidak
menular melalui pelayanan dan perhatian dibidang kesehatan;
Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam sosialisasi dan kampanye -
kampanye kesehatan;
Membangun sarana prasarana olahraga yang berkualitas;
Mensosialisasikan budaya olahraga melalui even - even olahraga;
Membentuk wadah/organisasi keolahragaan daerah;
Peningkatan jumlah peserta keluarga berencana dan keluarga sejahtera;
Peningkatan pelayanan pendidikan usia dini yang berkualitas;
Peningkatan pelayanan pendidikan dasar yang berkualitas secara merata;
Peningkatan pelayanan pendidikan menengah yang berkualitas secara
merata;
Pemberian beasiswa bagi siswa berprestasi/kurang mampu;
Memberikan beasiswa bagi tenaga pendidik berprestasi;
Memberikan diklat /pelatihan khusus guna peningkatan profesionalisme dan
kompetensi tenaga pendidik;
Mengatur penempatan tenaga pendidik secara merata;
Menyediakan sarana prasarana pendidikan yang berkualitas;
Melengkapi sarana prasarana sekolah sesuai dengan standar kurikulum;
Meningkatkan kualitas dan kuantitas kegiatan keagamaan;
Meningkatkan sarana prasarana pendukung yang merata dan memadai;
Membentuk organisasi keagamaan;
Memberikan bantuan dana,beasiswa bagi masyarakat berprestasi;
Menumbuhkembangkan nilai -nilai etika, budaya dan kesenian berpedoman
pada kearifan lokal;
Meningkatkan peran masyarakat dalam memelihara fasilitas umum (fasum);
Meningkatkan kesetaraan gender,pemberdayaan perempuan dan
perlindungan anak secara merata;
Meningkatkan Koordinasi para pelaku pembangunan;
Peningkatan kompetensi dan profesionalitas SDM perencana;
Penelitian dan pengembangan perencanaan pembangunan daerah;
Pengembangan metode pengumpulan data dan informasi pembangunan;
Pemantauan, evaluasi kinerja pelaksanaan rencana pembangunan;
Meningkatkan kualitas pengelolaan kegiatan internal SKPD/unit kerja;
Mengoptimalkan pengkajian produk hukum daerah dan data hukum;
Sosialisasi produk hukum daerah kepada masyarakat;
Meningkatkan pembinaan dalam rangka pengendalian internal;
Mengembangkan Sistem Pengendalian Internal Pemerintah (SPIP) di seluruh
SKPD;
Mengoptimalkan fungsi kesekretariatan DPRD;
Meningkatkan pelayanan administrasi umum, kerumahtanggan, dan
keprotokolan pemerintah daerah;
Mengoptimalkan penyelamatan dan pelestarian dokumen/arsip daerah;
Meningkatkan pelayanan adminitrasi kepegawaian yang transparan, cepat,
tepat dan akuntabel;
Menyediakan regulasi bagi pengembangan manajemen kepegawaian dan
pengembangan pola karir;
Mengefektifkan penyelenggaraan diklat dan pengiriman tugas belajar;
Meningkatkan nasionalisme aparatur;
Meningkatkan jiwa enterpreneurship SDM aparatur;
Melaksanakan perencanaan penganggaran belanja berbasis kinerja;
Meningkatkan koordinasi dengan pemerintah pusat dan provinsi dalam rangka
meningkatkan pendapatan daerah;
Melaksanakan intensifikasi pendapatan asli daerah;
Meningkatkan kualitas kebijakan pengembangan pendapatan daerah;
Mengoptimalkan pemanfaatan aset daerah;
Menerapkan pelayanan prima pada pelayanan administrasi kependudukan
dan pencatatan sipil;
Fasilitasi layanan dibidang pertanahan;
Peningkatan kapasitas daerah dalam penanganan pengaduan masyarakat;
Peningkatan kesigapan pemerintah daerah dalam penanganan bencana
kebakaran;
Meningkatkan kesejahteraan sosial melalui pelayanan sosial kemasyarakatan;
Peningkatan layanan masyarakat berbasis wilayah kecamatan;
5.2.3 Agenda Pembangunan
Dalam mewujudkan visi dan misi pembangunan Kabupaten Empat Lawang 5 (Lima) agenda utama pembangunan Tahun 2013-2018 sebagai berikut:
Pemantapan dan pengembangan pembangunan infrastruktur Strategis; 2.
Percepatan pertumbuhan ekonomi daerah; 3.
Peningkatan kesejahteraan sosial dan pengembangan pariwisata; 4.
Perwujudan Kabupaten Emass. 5.
Kebijakan Umum Pembangunan
Kebijakan umum pembangunan daerah diarahkan untuk menghasilkan atau memperolehnya berbagai program yang paling efektif mencapai sasaran, selanjutnya adalah perumusan program pembangunan daerah menghasilkan rencana pembangunan dalam bentuk program prioritas dalam upaya pencapaian visi dan misi Kabupaten Empat Lawang sebagai berikut:
MISI I: MENINGKATKAN LAYANAN AKSES INFRASTRUKTUR Program Prioritas:
Urusan Pekerjaan Umum:
Program Pembangunan Jalan dan Jembatan; 1.
Program rehabilitasi/pemeliharaan Jalan dan Jembatan; 2.
Program inspeksi kondisi Jalan dan Jembatan; 3.
Program Pembangunan sistem informasi/data base jalan dan jembatan; 4.
Program peningkatan sarana dan prasarana kebinamargaan; 5.
Urusan Perumahan:
Program Pengembangan Perumahan; 1.
Program Lingkungan Sehat Perumahan; 2.
Program Peningkatan Kesiagaan dan Pencegahan Bahaya Kebakaran. 3.
Urusan Tata ruang
Program Perencanaan Tata Ruang; 1.
Program Pemanfaatan Ruang. 2.
MISI II: MENINGKATKAN PEREKONOMIAN DAERAH DAN MASYARAKAT
MISI III: MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN BUDAYA
Urusan Perencanaan Pembangunan :
Perencanaan Pembangunan; 1.
Program Perencanaan Pengembangan Wilayah Strategis dan cepat 2.
tumbuh;
Program Perencanaan Prasarana Wilayah dan Sumber daya alam; 3.
Program Perencanaan Pengembangan Kota-kota menengah dan besar; 4.
Program Perencanaan Pembangunan Ekonomi. 5.
Tabel 5.5
Penetapan Indikator Kinerja Daerah (Bidang Cipta Karya)
Terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan
Kabupaten Empat Lawang
MISI
TUJUAN
Sasaran
Strategi
Arah
Kebijakan
Indikator Kinerja sasaran
SKPD
Meningkatkan
Layanan
Akses
Infrastruktur
Meningkatkan
Layanan
Akses
Infrastruktur
Meningkatkan
pembangunan
infrastruktur
yang merata,
berkelanjutan
dan ramah
lingkungan
berdasarkan
RTRW
Tercapainya
pemenuhan
kebutuhan
masyarakat
terhadap
infrastruktur dasar
yang layak
Meningkatkan
kualitas dan
kuantitas
pembangunan
infrastruktur
dasar
Membangun
infrastruktur
dasar yang tepat
guna dan sesuai
SPM
Cakupan ketersediaan rumah
layak huni (SPM)
Pu CK
Cakupan lingkungan yang
sehat/aman yang didukung
oleh PSU (SPM)
Pu CK
Berkurangnya luasan
permukiman kumuh
dikawa
san perkotaan (SPM
Pu CK
Prioritas
pendanaan bagi
infrastruktur
dasar dan
sanitasi
Prosentase lingkungan
pemukiman kumuh
memenuhi kebutuhan pokok
minimal sehari -hari (SPM)
PUCK
PENGAIRAN
Tersedianya akses air minum
yang aman melalui Sistem
Penyediaa Air Minum dengan
jaringan perpipaan dan bukan
jaringan perpipaan terlindungi
dengan kebutuhan pokok
minimal 60 liter/orang/hari
(SPM)
PUCK
PENGAIRAN
Jumlah sarana prasarana air
bersih pedesaan
PUCK
Tersedianya irigasi untuk
pertanian rakyat pada sistem
irigasi yang sudah ada (SPM)
PUCK
Rasio Jaringan irigasi
PUCK
Tercapainya
pemenuhan
kebutuhan
masyarakat akan
sanitasi
Meningkatkan
pembangunan
sanitasi
Prioritas
pendanaan bagi
infrastruktur
dasar dan
sanitasi
Prosentase rumah tinggal
bersanitasi
PUCK
Prosentase penanganan
sampah
PUCK
tidak lebih
dari 2 kali setahun
(SPM)
PUCK
Tersedianya sistem air limbah
yang memadai (SPM)
PUCK
Tersedianya sistem air limbah
skala komunitas/kawasan/kota
(SPM)
PUCK
Meningkatkan
perolehan dana
stimulan
Proporsi talud/bronjong dalam
kondisi baik
PUCK
Meningkatnya
pembangunan
antar wilayah dan
antar sektor
dengan
berpedoman pada
RTRW
Sinkronisasi
pembangunan
antar wilayah
dan antar
sektor yang
berpedoman
pada RTRW
Meningkatkan
perencanaan
yang partisipatif
untuk
pelaksanaan
penataan ruang
yang
ber
kelanjutan
Tersedianya informasi
mengenai Rencana Tata
Ruang (RTR) wilayah
kabupaten/kota beserta
rencana rincinya melalui peta
analog dan peta digital (SPM)
PUCK
Meningkatkan
pengendalian
pemanfaatan
ruang
pemanfaatan ruang (SPM)
PUCK
Mengoptimalkan
sosialisasi dan
pengawasan
penyelenggaraan
penataan ruang
Terlaksananya tindakan awal
terhadap pengaduan
masyarakat tentang
pelanggaran dibidang
penataan ruang,dalam waktu
5 (lima ) hari kerja (SPM)
PUCK
Jumlah dokumen penataan
ruang tersusun
PUCK
Meningkatnya
pembangunan
antar wilayah dan
antar sektor
dengan
berpedoman pada
RTRW
Sinkronisasi
pembangunan
antar wilayah
dan antar
sektor yang
berpedoman
pada RTRW
Meningkatkan
perencanaan
yang partisipatif
untuk
pelaksanaan
penataan ruang
yang
berkelanjutan
Tersedianya informasi
mengenai Rencana Tata
Ruang (RTR) wilayah
kabupaten/kota beserta
rencana rincinya melalui peta
analog dan peta digital (SPM)
PUCK
Meningkatkan
pengendalian
pemanfaatan
ruang
pemanfaatan ruang (SPM)
PUCK
Mengoptimalkan
sosialisasi dan
pengawasan
penyelenggaraan
penataan ruang
Terlaksananya tindakan awal
terhadap pengaduan
masyarakat tentang
pelanggaran dibidang
penataan ruang,dalam waktu
5 (lima ) hari kerj
a (SPM)
PUCK
Jumlah dokumen penataan
Arahan Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung 5.3
Perda Gedung untuk Kabupaten Empat Lawang Baru akan disusun.
Arahan Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RI-SPAM) 5.4
Penyediaan air mi num merupakan salah satu kebutuhan dasar dan hak sosial
ekonomi masyarakat yang harus dipenuhi oleh Pemerintah, baik itu Pemerintah
Daerah maupun Pemerintah Pusat. Ketersediaan air minum merupakan salah
satu indikator penentu peningkatan kesejahteraan masy arakat, yang mana
diharapkan dengan ketersediaan air minum dapat meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat, dan dapat mendorong peningkatan produktivitas
masyarakat, sehingga dapat terjadi peningkatan pertumbuhan ekonomi
masyarakat. Oleh karena itu, penyed iaan sarana dan prasarana air minum
menjadi salah satu kunci dalam pengembangan ekonomi wilayah.
Sistem Penyediaan Air Minum yang selanjutnya disebut SPAM adalah satu
kesatuan sistem fisik (teknik) dan non fisik dari prasarana dan sarana air minum
(BAB I, Bagian Kesatu, Pasal 1, Poin 4 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
No.18/PRT/M 2007.
Tabel 1. Kondisi SPAM Di Kabupaten Empat Lawang
LOKASI / UNIT
KERJA Penduduk
Kapasitas Terpasang
(l/det)
Kemampuan
Pelayanan
Sumber Air
Baku
Sistem
Pengaliran
JUMLAH SAMBUNGAN
LAYANAN
Kec. Tebing
Tinggi 56.022 15.659 a.
Tebing
Tinggi 1 10 800 40 S. Seguring Perpompaan 1.364 0 1.364 Oper
asi
b.
Tebing
Tinggi 2 40 3200 160 S. Seguring Perpompaan
Padang
5
Kec. Lintang
Kanan 26.658 10.663
-Belu m ada SPA M
209.121 35.816 85 6.800 340 1.364 0 1.364
Sumber : PU Cipta Karya dan PDAM Kabupaten Empat Lawang, 2012
SPAM Perkotaan
1.
SPAM Kecamatan Muara Pinang
a.
Pada tabel 2 dapat dilihat hasil dari perhitungan kebutuhan air minum di Kecamatan
Muara Pinang sebagai berikut :
Tahun
2013
2017
2022
2027
2032
Kebutuhan (l/det)
8,00
9,00
10,00
11,00
13,00
Kapasitas Eksisting
20,00
20,00
20,00
20,00
20,00
Actual Per 5 Tahun
-12,00
-11,00
-10,00
-9,00
-7,00
Rencana Pentahapan SPAM Muara Pinangb.
SPAM Muara Pinang disusun untuk masa waktu 20 tahun, yaitu tahun 2013 - 2032.
Pentahapan serta target pelayanan Sistem SPAM Muara Pinang adalah sebagai
Tahap Pembangunan (2013 – 2032), target pelayanan 26 % dari kondisi eksisting
65 %, dengan Optimalisasi pengembangan jaringan perpipaan distribusi dan
penambahan Sambungan Rumah (SR) sebanyak 925 SR.
Untuk lebih jelasnya dari uraian diatas dapat dijabarkan dalam bentuk Grafik
Pentahapan Kapasitas Sistem SPAM untuk Kecamatan Muara Pinang Tahun 201
3-2032 seperti pada Gambar 4.2 sebagai berikut :
Gambar 1. Pentahapan Kapasitas Sistem SPAM Muara Pinang
SPAM Kecamatan Lintang Kanan
c.
Pada tabel 4 dapat dilihat hasil dari perhitungan kebutuhan air minum di Kecamatan
Rencana Pentahapan SPAM Lintang Kanan
d.
Sistem SPAM Lintang Kanan disusun untuk masa waktu 20 tahun, yaitu tahun 2013 -
Tahun
2013
2017
2022
2027
2032
Kebutuhan (l/det)
16,50
18,86
21,73
24,91
28,43
Kapasitas Eksisting
0,00
16,50
18,86
21,73
24,91
Actual Per 5 Tahun
16,50
2,37
2,87
3,18
3,52
Pengembangan IPA yang ada dengan memanfaatan sumber Sungai Nibung.
Sesuai dengan kebutuhan air hingga tahun 2032 sebesar 28 l/det. (30 l/det).
Untuk lebih jelasnya dari uraian diatas dapat dijabarkan dala m bentuk Grafik
Pentahapan Kapasitas Sistem SPAM untuk Kecamatan Lintang Kanan Tahun 201
3-2032 seperti pada Gambar 4.4 sebagai berikut :
Gambar 3. Pentahapan Kapasitas Sistem SPAM Lintang Kanan
Alternatif Terpilih Untuk memenuhi kebutuhan Adalah Menggunakan 1.
System Grafitasi dengan memakai Tahap Jangka Panjang ( 2013 – 2032 )
adalah Terdiri dari unit-unit SPAM sebagai berikut :
Air baku yang sumbernya dari
Sungai NibungUnit Intake
2.
Pipa transmisi 300 mm
3.
IPA kapasitas 30 Lps
4.
Reservoar Dengan Kapasitas 300 m3
5.
Pipa Distribusi
6.
Sambungan Rumah ( SR )
7.
SPAM Kecamatan Pendopo
e.
Pada tabel 4. 3 dapat dilihat hasil dari perhitungan kebutuhan air minum di Kecamatan
Tabel 5. Proyeksi Kebutuhan Air Minum Kecamatan Pendopo Tahun 2013-2032
.
V - 52
RPI2-JM Bidang Cipta Karya Empat Lawang 2014-2018
Tahun
2013
2017
2022
2027
2032
Kebutuhan (l/det)
3,52
4,02
4,63
5,31
6,06
Kecamatan Pendopo Tahun 2013-2032
Rencana Pentahapan SPAM Pendopo
f.
Sistem SPAM Pendopo disusun untuk masa waktu 20 tahun, yaitu tahun 2013 - 20 32.
Pengembangan IPA yang ada dengan memanfaatan sumber Sungai Air Deras.
Sesuai dengan kebutuhan air hingga tahun 2032 sebesar 6 l/det. (10 l/det).
Untuk lebih jelasnya dari uraian diatas dapat dijabarkan dalam bentuk Grafik
Pentahapan Kapasitas Sistem SPAM untuk Kecamatan Pendopo Tahun 201 3-2032
seperti pada Gambar 4.6 sebagai berikut :
Gambar 5. Pentahapan Kapasitas Sistem SPAM Pendopo
Alternatif Terpilih Untuk memenuhi kebutuhan Adalah g.
Menggunakan System Pompa dengan memakai Tahap Jangka Panjang
adalah Terdiri dari unit-unit SPAM sebagai berikut :
Air baku yang sumbernya dari
Sungai Air Deras1.
Unit Intake
2.
Pipa transmisi 100 mm
3.
IPA kapasitas 10 Lps
4.
Reservoar Dengan Kapasitas 100 m3
5.
Pipa Distribusi
6.
Sambungan Rumah ( SR )
7.
SPAM Kecamatan Ulu Musi
h.
Pada tabel 7 dapat dilihat hasil dari perhitungan kebutuhan air minum di Kecamatan Ulu
Tabel 8. Proyeksi Kebutuhan Air Minum Kecamatan Ulu Musi Tahun 2013-2032
.
Tahun
2013
2017
2022
2027
2032
Kebutuhan (l/det)
3,58
4,10
4,72
5,41
6,18
Kapasitas Eksisting
0,00
3,58
4,10
4,72
5,41
Actual Per 5 Tahun
3,58
0,51
0,62
0,69
0,76
Rencana Pentahapan SPAM Ulu Musi
i.
Sistem SPAM Pendopo disusun untuk masa waktu 20 tahun, yaitu tahun 2013 -
2032. target pelayanan Sistem SPAM Ulu Musi adalah sebagai berikut :
Sesuai dengan kebutuhan air hingga
Pengembangan IPA yang ada dengan memanfaatan sumber Sungai Air Betung.
tahun 2032 sebesar 6 l/det. (10 l/det).
Untuk lebih jelasnya dari uraian diatas dapat dijabarkan dalam bentuk Grafik
Pentahapan Kapasitas Sistem SPAM untuk Kecamatan Ulu Musi Tahun 201 3-2032
seperti pada Gambar 7 sebagai berikut :
Alternatif Terpilih Untuk memenuhi kebutuhan Adalah Menggunakan System
Pompa dengan memakai Tahap Jangka Panjang ( 2013 – 2032 )
adalah Terdiri dari unit-unit SPAM sebagai berikut :
Air baku yang sumbernya dari
Sungai Air Betung1.
Unit Intake
2.
Pipa transmisi 100 mm
3.
IPA kapasitas 10 Lps
4.
Reservoar Dengan Kapasitas 100 m3
5.
Pipa Distribusi
6.
Sambungan Rumah ( SR )
SPAM Tebing Tinggi
k.
Pada tabel dapat dilihat hasil dari perhitungan kebutuhan air minum di Kecamatan Tebing
Tabel 9. Proyeksi Kebutuhan Air Minum Kecamatan Tebing Tinggi Tahun 2013-2032
.
p
Tahun
2013
2017
2022
2027
2032
Kebutuhan (l/det)
24,22
27,70
31,92
39,02
41,75
Kapasitas Eksisting
50,00
50,00
50,00
50,00
50,00
Actual Per 5 Tahun
-25,78
-22,30
-18,08
-10,98
-8,25
Rencana Pentahapan SPAM Tebing Tinggil.
Sistem SPAM Tebing Tinggi disusun untuk masa waktu 20 tahun, yaitu tahun 2013 - 2032.
Pentahapan serta target pelayanan Sistem SPAM Tebing Tinggi adalah sebagai berikut :
Tahap Pembangunan (2013 – 2032), target pelayanan 26,8 % dari kondisi eksisting
65 %, dengan Optimalisasi pengembangan jaringan perpipaan distribusi dan
penambahan Sambungan Rumah (SR) sebanyak 596 SR.
Untuk lebih jelasnya dari uraian diatas da pat dijabarkan dalam bentuk Grafik
Pentahapan Kapasitas Sistem SPAM untuk Kecamatan Tebing Tinggi Tahun 201
3-2032 seperti pada Gambar 4.10 sebagai berikut :