• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V. KETERPADUAN STRATEGIS PENGEMBANGAN KABUPATENKOTA - DOCRPIJM 1503127062BAB V keterpaduan strategis pengembangan kab. empat lawang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB V. KETERPADUAN STRATEGIS PENGEMBANGAN KABUPATENKOTA - DOCRPIJM 1503127062BAB V keterpaduan strategis pengembangan kab. empat lawang"

Copied!
123
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

5.1 Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota

Berdasarkan amanat Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan

Ruang, kabupaten/kota wajib menyusun Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)

Kabupaten/Kota yang ditetapkan oleh Peraturan Daerah Kabupate n/kota. Dalam

penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya, beberapa yang perlu diperhatikan dari

RTRW Kabupaten/kota adalah sebagai berikut :

Penetapan kawasan strategis Kabupaten/Kota (KSK) 1.

Kawasan strategis wilayah kabupaten merupakan wilayah yang penataan r uangnya

diprioritaskan, karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup

kabupaten terhadap ekonomi, sosial, budaya dan lingkungan. Penentuan kawasan

strategis kabupaten lebih bersifat indikatif. Kawasan strategis kabupaten berfungsi

untuk mengembang kan, melestarikan, melindungi, dan mengkoordinasikan

keterpaduan pembangunan nilai srategis kawasan yang bersangkutan dalam

mendukung penataan ruang wilayah kota sebagai alokasi ruang untuk berbagai

kegiatan sosial ekonomi masyarakat dan kegiatan pelestari an lingkungan dalam

wilayah kabupaten yang dinilai mempunyai pengaruh sangat penting terhadap

wilayah kabupaten yang bersangkutan.

Kawasan yang berpotensi sebagai kawasan strategis

Strategis dari sudut pandang kepentingan ekonomi a.

Kawasan ekonomi yang ber potensi sebagai kawasan strategis di Kabupaten Empat

Lawang dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa jenis kegiatan, yaitu :

Kawasan Agropolitan, (berada di Ulu Musi) yang merupakan wilayah 

pengembangan 3 sebagai pusat kota agro yang berfungsi sebagai pusa t

penghasil dan mendistribusikan pertanian dengan skala pelayanan kota dan

local. Dan berorientasi ekspor ke pasar luar wilayah, diantaranya : hasil

perkebunan (kopi, karet, durian dsb) sedangkan pertanian pangannya yaitu

padi. Sehingga bisa menciptakan br and image dari komoditi unggulan

pertaniannya yang menjadi ciri khas dari wilayah dan mempunyai daya saing

BAB V. KETERPADUAN STRATEGIS

PENGEMBANGAN

(2)

dengan produk sejenis dengan wilayah sekitarnya. Dan juga menciptakan

forward dan backward linkage yang dapat menimbulkan efek pengganda

(multiplier effect) dengan sektor – sektor lainnya seperti wisata dan industri.

Dengan begitu bisa mewujudkan kawasan agropolitan yang padu sesuai

dengan produk unggulan pertanian di Kabupaten Empat Lawang.

Kawasan Pariwisata, dengan mensinergikan pertanian dan pariwi sata 

dengan pengembangan agrowisata seperti rencana pengembangan

agrowisata seperti rencana pengembangan agrowisata pertanian padi di

kecamatan Pasma Airkeruh, Talang Padang dan Ulu Musi. Dengan rencana

adanya jalan lintas penghubung untuk mempermudah akse s antar lintas

wisata terutama menghubungkan bagian wilayah utara (Tebing Tinggi) –

Tengah (Pendopo) – Selatan (Muara Pinang) – dan Barat (Ulu Musi).

Sehingga dapat mewujudkan tourime linkage yang atraktif dan menarik

dengan potensi alam, budaya, dan sejar ah yang berpotensi meningkatkan

pendapatan daerah.

Kawasan Jasa Perdagangan, dengan letak strategis yang menghubungkan 

PKN Bengkulu dengan PKN Palembang atau PKW Lubuk Linggau dengan

PKW OKU berpotensi menangkap arus pergerakan orang/barang, sehingga

Kabupaten Empat Lawang (Tebing Tinggi dan Pendopo) dapat berfungsi

sebagai daerah pengembangan jasa dan perdagangan. Dan bisa

memainkan peran ‘Wilayah Perekonomian agropolitan’.

Kawasan Pertambangan (Tebing Tinggi dan Ulu Musi), Kabupaten 

Empat Lawang memiliki potensi galian c yaitu batubara. Namun potensi

batubara tersebut belum menginjak tahap produksi / eksploitasi. Izin usaha

pertambangan yang dikeluarkan hanya sebatas SKIP peninjauan

lokasi/survey.

Kawasan jalan poros dan ‘Kota Baru’, masih rendahnya aksesibilitas antar 

wilayah baik secara eksternal maupun internal di wilayah Kabupaten Empat

Lawang menyebabkan terhambatnya pembangunan ekonomi wilayah, dan

terkonsentrasinya pertumbuhan pada pusat – pusat perekonomian dan jalan

utama menyebabkan ketidakseimba ngan pembangunan wilayah.

Keberadaan itu harus di antisipasi dengan pengembangan pusat-pusat

(3)

Strategis dari sudut pandang kepentingan fungsi dan daya dukung b.

lingkungan hidup.

Kawasan Sungai dan pulau kecil, prinsip dasar skenario terhadap sungai 

yaitu mempertahankan sungai sebagai ruang struktural, menghidupkan

kembali jalur sungai, memanfaatkan sungai dan pulau kecil sebagai ruang

terbuka hijau kota , penataan bangunan dengan memanfaatkan view

orientasi ke sungai/ air, pembuatan dermaga-dermaga rakyat untuk sarana

transportasi air yang terintegrasi ke darat, pembatasan perkembangan

rumah terhadap sungai, alokasi lahan untuk ruang hijau untuk pada

sepandan sungai yang masih memungkinkan (lebar 3 m – 15 m), pembuatan

jalan setelah ruang hijau sebagai jalan inpeksi dan menjaga kebersihan

sungai.

Kawasan Rawan Bencana, (Talang Padang, Ulu Musi dan Pasemah Air 

keruh), Kabupaten Empat Lawang memiliki potensi kerawanan ben cana

yang harus diwaspadai berupa pergeseran strukt ur geologi (gempa bumi).

Berdasarkan kondisi jenis tanah di Kabupaten Empat Lawang sebagian

besar tersusun atas lapisan tanah yang masih muda dan mudah mengalami

erosi dimana tanah Alluvial, penyebaran jenis tanah ini terdapat di sepanjang

Sungai Air Linta ng, Sungai Musi, Sungai Air Keruh, dan Sungai Air Saling

dari punggung Bukit Barisan. Tanah Alluvial meliputi tanah-tanah yang

masih sering mengalami erosi dan tanah ini terbentuk akibat banjir. Jadi

karena Kabupaten Empat Lawang dikelilingi oleh sungai-su ngai sehingga

memiliki potensi kerawanan bencana banjir yang harus yang harus

diwaspadai dan karena hampir 50% penggunaan lahan di Kabupaten Empat

Lawang adalah Hutan, penggundulan hutan dan bahaya kebakaran juga

harus diwaspadai.

Kawasan Konservasi, Kabupaten Empat Lawang karena kebijakan 

pemerintah pusat dan Kabupaten yang lebih memerankan hutan sebagai

hutan lindung. Bahkan berdasarkan Keppres 32/1990 akan

direkomendasikan dengan mempertahankan fungsi hutan dan

mengembalikan ke fungsi hutan lindung untuk kawasan yang telah berubah

pemanfaatan ruangnya. Dan pemerintah juga telah menetapkan kebijakan

(4)

hutan yang ada untuk kepentingan daerah dengan tidak mengabaikan

kelestarian lingkun gan. Sehingga kabupaten mempertahankan sungai

sebagai ruang struktural dan kawasan hutan lindung sebagai area

preservasi dan konservasi.

Tabel 5.1 Identifikasi Kawasan Strategis Kabupaten/Kota (KSK) berdasarkan

RTRW

KAWASAN STRATEGIS

KABUPATEN/KOTA

SUDUT KEPENTINGAN LOKASI/BATAS

KAWASAN

Kawasan Agropolitan Ekonomi Ulu Musi dan Sikap

Dalam

Kawasan Pariwisata Ekonomi Tebing Tinggi, Lintang

Kanan, Pasemah Air

Keruh

Kawasan Pertambangan

Batu Bara

Ekonomi Tebing Tinggi

Kawasan rencana Kota

Baru

Ekonomi Tebing Tinggi

Kawasan Hutan Lindung Kepentingan fungsi dan

daya dukung lingkungan

hidup

Tebing Tinggi, Talang

Padang, Ulu Musi,

Pasemah Air Keruh,

Pendopo, Lintang Kanan,

dan Muara Pinang

Kawasan daerah aliran

musi

Kepentingan fungsi dan

daya dukung lingkungan

hidup

Arahan pengembangan Struktur ruang dan Pola ruang 5.1.1

Arahan Pengembangan Struktur Ruang a.

Tebing tinggi sebagai ibukota Kabupaten Empat Lawang berperan sebagai Pusat

Kegiatan Lokal (PKL). Mengacu pada kebijakan pembangunan Kabupaten Empat

Lawang ya ng tertuang dalam RPJM, Tebing Tinggi berperan sebagai pusat

pemerintahan. Berdasarkan rencana struktur ruang, sistem pusat permukiman

(5)

kota lama yaitu Pendopo dan pada jenjang ber ikutnya terdapat pusat pelayanan

yang sekaligus menjadi pusat agropolitan yaitu Ulu Musi. Sedangkan ibukota

kecamatan lainnya diarahkan sebagai sub pusat pelayanan bagi wilayah kecamatan

masing-masing. Dengan demikian diharapkan tercipta suatu struktur rua ng yang

efektif dan efisien dimana Tebing Tinggi memiliki peran utama sebagai ibukota

kabupaten dan sekaligus pusat pemerintahan dan administrasi kewilayahan.

Dengan sendirinya Tebing Tinggi juga akan menjadi simpul pergerakan, pusat jasa

dan pelayanan pad a skala kabupaten. Namun secara khusus juga akan melayani

Kecamatan Pendopo sebagai daerah hinterland yang terletak pada satu cluster.

Agar struktur tersebut dapat terwujud dibutuhkan langkah-langkah sebagai berikut :

Pembangunan pusat pemerintahan di Tebing Tinggi yang terdiri dari : 

Pembangunan infrastruktur kawasan perkantoran, pusat 

perdagangan dan jasa, yang berupa sistem jaringan jalan, listrik,

drainase, air minum, dan telekomunikasi.

Pembangunan bangunan utama perkantoran, pusat perdagangan 

dan bangunan pendukung kegiatan agropolitan

Pembangunan fasilitas sosial, ekonomi, dan budaya serta RTH untuk 

mendukung fungsi pusat perkotaan dengan pelayanan skala

kabupaten.

Pembangunan Sub Pusat Agropolitan atau Pusat Pelayanan pada yaitu Ulu 

Musi berupa :

Sub Terminal Agropolitan 

Kawasan pertokoan/ruko 

Perkantoran untuk jasa dan keuangan 

Sub terminal penumpang 

Permukiman perkotaaan 

Industri agro 

Workshop dan fasilitas pendukung kegiatan agropolitan 

Pembangunan infrastruktur wilayah yang mendukung terbangunnya sistem 

perkotaan dan agropolitan, yaitu :

Jalan kolektor yang menghubungkan pusat agropolitan Tebing Tinggi 

dengan sub pusat agropolitan dan antar sub pusat agropolitan

Pembangunan sistem pengairan yang memanfaatkan adanya sungai-

sungai di Empat Lawang ber ikut dengan sistem jaringan irigasi untuk

(6)

padi-sawah.

Pembangunan infrastruktur strategis lainnya seperti jalan KA yang 

akan menghubungkan kota-kota lainnya.

Pembangunan jaringan sumber daya energi di Ka bupaten Empat 

Lawang seperti prasarana minyak bumi dan gas bumi, gas,

prasarana listrik

Pembangunan jaringan telekomunikasi di Kabupaten Empat Lawang 

yang terdiri dari jaringan Terestrial dan Jaringan satelit.

Pembangunan fasilitas sosial ekonomi pada seti ap ibukota kecamatan (sub 

pusat pelayanan) sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan.

Rencana Perwujudan Pola Ruang b.

Secara garis besar rencana pola ruang Kabupaten Empat Lawang terbagi

menjadi 3 kawasan utama yaitu kawasana lindung, kawasan pertanian

(perkebunan, kehutanan, dan pertanian padi-sawah) serta kawasan

pertambangan. Adapun rencana perwujudan ruang untuk masing-masing

kawasan sebagaimana yang dimaksud di atas adalah sebagai berikut :

Rencana Perwujudan Kawasan Lindung 

Kawasan lindung setempat sep erti sempadan sungai, danau, waduk 

dan lain-lain segera ditetapkan luasnya (lebar) secara definit dan

selanjutnya tidak diperkenankan mengeluarkan izin atau membangun

tanpa izin pada jalur/sempadan tersebut, terutama pada sempadan

sungai Musi, sungai Air L intang, Sungai Air Keruh, dan Sungai Air

Saling serta sumber-sumber mata air lainnya. Untuk kawasan

sumber mata air diperlukan penetapan batas radius kawasan

lindungnya, sehingga fungsinya menjadi optimal, mengingat semakin

menurunnya debit air sungai Musi , sungai Air Lintang, sungai Air

Keruh, dan sungai air Saling renca na perwujudan kawasan hutan

produksi adalah :

Fungsi hutan dikembalikan sesuai degan status kawasan yang telah 

ditetapkan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku

seperti hutan produksi

Pengelolaan hutan dilakukan secara optimal sesuai peraturan yang 

berlaku dengan berorientasi pada peningkatan kesejahteraan

(7)

Untuk menjaga kualitas dan kuantitas hutan, disekeliling kawasan 

hutan dibangun sabuk pengaman (Green buffer zone) minimal

selebar 250 meter dengan tanaman keras yang mempunyai nilai

ekonomi dan dapat dimanfaatkan oleh penduduk stepat dengan

pendampingan dari pihak penanggungjawab pengelola hutan (Dinas

Kehutanan)

Untuk melakukan revitalisasi fungsi hutan an dalam rangka 

meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat, dapat

dikembangkan pola pengelolaan hutan berbasis masyarakat

(pengelolaan hutan berbasis masyarakat PHBM)

Bagi pihak yang mendapat izin mengolah hutan sey ogyanya 

melaksanakan kegiatananya sesuai peraturan yang berlaku

Pihak manapun tidak berhak melakukan alih fungsi hutan menjadi 

fungsi lain, kecuali mendapat izin dari instansi terkait dan persetujuan

pemerintah Empat Lawang.

Rencana Perwujudan Kawasan Pertanian 

Agropolitan berbasis perkebunan rakyat dan pariwisata 

Hampir seluruh wilayah Empat Lawang akan dikembangkan

o

dengan pendekatan agropolitan dan oleh karena itu perlu

dilakukan penyusunan masterplan agropolitan dan

selanjutnya ditetapkan kawasan-kawasa n yang termasuk

dalam agropolitan tersebut.

Perumusan skenario atau pentahapan pembangunan

o

infrastruktur untuk mendukung kegiatan agropolitan berikut

dengan skenario investasinya.

Agar terdapat penguatan ekonomi kerakyatan serta

o

keberlanjutan usaha perkebu nan rakyat maka perkebunan

atas milik rakyat tidak dapat diubah menjadi milik peruahaan

kecuali menjadi miik negara sesuai ketentuan yang berlaku.

Areal agropolitan yang berada pada kawasan potensial

o

terkena bahaya alam, baik banjir, longsor dan lain-lain

seyogyanyan ditangani dengan pendekatan mitigasi termasuk

mengalokasikan arela untuk lindung setempat.

(8)

swasta

Berdasarkan kajian kesesuaian lahan dan fakta lapangan

o

perlu segera ditetapkan areal-ar eal yang diizinkan untuk

dkembangkan perkebunan swasta dengan komoditas

tanaman sawit

Pihak pengelola/pemilik izin setelah RTRW ini disahkan

o

seyogyanya melakukan penyusunan ulang masterplan

perkebunan dengan memenuhi kaidah-kaidah perencanaan

yang bersesua ian dengan UU Penataan Ruang 26/2007,

khususnyo terkait dengan kawasan lindung seperti empadan

sungai, kawasan potensial, terancam banjir, lahan dengan

kemiringan diatas 40%, dll.

Dalam rangka mendukung peningkatan produktivitas lahan

o

pihak swasta bersama pemerintah dan masyarakat setempat

seyogyanya menyediakan infrastruktur pendukung kegiatan

agropolitan perkebunan secara efektif dan optimal.

Perkebunan swasta dalam penataan kawasan perkebunan

o

harus memperhitungkan dan mengalokasikan lahan untuk

infrastruktur permukiman pekerja/karyawan pabrik (bila ada)

dan fasilitas penunjang lainnya sebagai syarat minimal suatu

agropolitan berbasis perkebunan swasta.

Rencana perwujudan kawasan agropolitan pertanian pangan (padi 

sawah)

Setelah ditetapkan secara definif b atasan areal/kawasan

o

pertanian pangan, maka pada areal/lahan tersebut tidak

diperkenankan menerbitkan IMB dan melaksanakan

pembangunan bangunan.

Sawah irigasi teknis sesuai dengan SE Menteri Negara

o

Agraria/Kepala BPN No. 1850/1994 dan No.

410-1851/1994 tentang pencegahan penggunaan tanah sawah

beririgasi teknis untuk penggunaan Non pertanian dan

SE/KBAPPENAS No. 5334/MK/9/1994 tentang pelarangan

konversi lahan sawah irigasi teknis untuk Non Pertanian, tidak

diperkenankan untuk dialih fungsikan apalagi u ntuk

(9)

Bagi petani yang telah menggarap;mengolah sawah lebih dari

o

5 tahun sejak ditetapkannya Perda RTRW ini akan mendapat

berbagai insentif seperti IMB untuk pembangunan rumah/toko

diluar kawasan pertanian, beasiswa sekolah anak petani,

keringanan oajak tanah dan bangunan dan lain-lain.

Pengembangan kawasan agropolitan pertanian pangan harus

o

mendapat dukungan pengadaan infrastruktur yang memadai

dan penunjang lainnya seperti jalan produksi, mesi penggiling

padi (milling rice), irigasi teknis, trans portasi yang terjangkau,

tempat pemasaran (terminal agribisnis), dan lain-lain.

Sistem kawasan agropolitan meliputi kawasan lahan

o

pertanian (hinterland) kawasan permukiman, kawasan

pengolahan dan industri dan kawasan pusat prasarana dan

pelayanan umum lainnya.

Infrastruktur kawasan agropolitan terdiri dari sarana dan

o

prasarana penunjang subsistem agribisnis hulu (up stream)

untuk kelancaran mobilitas barang dari dan keluar kawasan

seperti : jalan antar desa/sentra produksi, air baku (irigasi),

dermaga/terminal dll, dan sarana dan prasarana penunjang

subsistem agribisnis hiir (down stream) seperti sarana

pengeringan, gudang penyimpanan, sarana pengolahan,

sarana pemasaran/perdagangan (pasar tradisional), terminak

kendaraan, terminal agribisnis, sarana promosi , pusat

informasi, BPR, KUB, balai pelatihan, penelitian, industri,

pengolahan limbah, pembangkit listrik, dll.

Rencana perwujudan kawasan pertambangan 

Perlu penetapan secara hukum dan fisik batasan kawasan 

pertambangan yang akan dieksplorasi/eksploitasi

Untuk pengelolaan pertambangan seyogyanya diperlukan adanya 

kajian yang mendasar dan komprehensif yang merumuskan skenario

pengelolaan pertambangan dari hulu sampai hilir.

Kegiatan pengelolaan pertambangan (eksplorasi) harus mempunyai 

dampak signifikan b agi peningkatan kesejahteraan (indeks

(10)

Kegiatan perambangan harus mempunyai tanggungjawab terhadap 

kualitas lingkungan sec ara terukur dan memenuhi baku mutu

nasional dan internasional.

Kegiatan pertambangan harus mendapat dukungan i nfrastruktur 

yang memadai dari pemerintah daerah sesuai dengan kemampuan

yang ada.

Tabel 5.2 Indikasi Program Perwujudan Struktur Ruang

(Bidang Cipta Karya)

N o

Usulan Program

Utama

Kegiatan Lokasi Instan

si

Tahun Pelaksanaan

1 Pembanguna

n Pusat Kegiatan Perkotaan

PKL Tebing Tinggi

RDTR Kec. Tebing 1.

Tinggi

Penyusunan zoning 2.

regulation pusat tebing tinggi RTBL kawasan 3.

perkotaan

Studi perencanaan 4.

RTH perkotaan tebing

Penataan kawasan 5.

sempadan sungai musi

Pembangunan 6.

kawasan rumah dinas Bupati Pembangunan 7.

kawasan pasar tebing

Pembangunan 8.

kawasan pulau emas

Pengembangan 9.

perkantoran pemerintah

Pembangunan 10.

terminal

Pembangunan 11.

jalan poros tebing pendopo

Pembangunan 12.

taman kota (public space)

Tebing Tinggi

(11)

Penyusunan zoning regulation pusat kota pendopo RTBL koridor jalan 3.

poros tebing – pendopo

Studi kelayakan 4.

dan pembangunan terminal type C Studi penataan dan 5.

lokasi reklame perkotaan pendopo Studi perencanaan 6.

RTH perkotaan pendopo

Pembangunan 7.

kawasan pasar pendopo

Pembangunan 8.

taman kota (public space) appeda Kab

PPK Ulu Musi 1. RDTR kec. Ulu Musi Penyusunan zoning 2.

regulation pusat kota ulu musi

Studi kelayakan dan 3.

pembangunan terminal tipe C studi masterplan 4.

kawasan agropolitan Ulu Musi

pembangunan Pusat 5.

kota

pembangunan pasar 6.

agropolitan Ulu Musi peningkatan dan 7.

penataan permukiman pedesaaan

Masterplan dan 1.

RDTRK Kota Baru Penyusunan zoning 2.

regulation pusat Kota Baru

Penyiapan KASIBA 3.

LISIBA

Pembangunan 4.

kawasan sport center dan fasilitas penunjang

(12)

2013 – 2025

5.

PPL Talang Padang

RDTR Kec. Talang 1.

Padang

Penyusunan zoning 2.

pusat permukiman Talang Padang Rencana dan 3.

Pembangunan pasar tradisional

Pengembangan 4.

Pusat Kota Pembangunan 5.

Public space

Talang Padang

RDTR Kec. Muara 1.

Pinang

Penyusunan zoning 2.

pusat permukiman Muara pinang

Pembangunan pusat 3.

kota

Pembangunan public 4.

PPL Lintang Kanan

RDTR Kecamatan 1.

Lintang Kanan Penyusunan zoning 2.

pusat permukiman Lintang kanan

Pembangunan pusat 3.

kota

Pembangunan public 4.

space

Lintang Kanan

PL Pasemah Air keruh

RDTR Kecamatan 1.

Lintang Kanan Penyusunan zoning 2.

pusat permukiman Lintang kanan Pembangunan 3.

pusat kota Pembangunan 4.

public space

Pasemah air keruh

2 Perwujudan

sistem jaringan prasarana transportasi Jalan Lingkungan

Pembangunan jalan lingkungan permukiman

Empat Lawang

PU CK Kab.

2011 – 2030

3 Perwujudan

(13)

prasarana penyehatan lingkungan

Pengelola 1.

an sampah

Penambahan TPS (8 1.

m2)

Peningkatan TPA 2.

Pembangunan 3.

sarana 3R

Semua 1.

desa Tebing 2.

IPAL perkotaan 1.

Rehabilitasi septic 2.

tank

Pendopo 1.

dan tebing tinggi

2012 -2020 2.

SPAM

3. SPAM Semua desa PDAM

dan PU CK Kab.

2014 – 2030

Pembuatan sumur komunal

Tabel 5.3 Indikasi Program Perwujudan Pola Ruang

(Bidang Cipta Karya)

N o

Usulan Program

Utama

Kegiatan Lokasi Instansi Tahun

Pelaksanaan

1 Perwujudan

Kawasan Lindung a Kawasan

perlindungan setempat

Sosialisasi kawasan 1.

sempadan sungai Relokasi bangunan 2.

dalam sempadan Rehabilitasi dan 3.

reboisasi kawasan sempadan

Pembangunan batas 4.

pengaman

Kabupaten Empat cagar budaya

Revitalisasi kawasan 1.

Pengembangan 2.

wisata budaya Renovasi bangunan 3.

bersejarah Pembangunan 4.

sarana dan prasarana

(14)

c Kawasan Rawan bencana

Pembangunan tanda 1.

batas kawasan Relokasi bangunan 2.

beresiko tinggi Evaluasi bangunan 3.

beresiko rendah – sedang

2 Perwujudan

kawasan budidaya

a HPT Pembangunan

prasarana jalan

Kab. Empat Lawang

PU Kab. 2014 – 2025

b Hutan

Rakyat

Pembangunan Prasarana Jalan

Kab. Empat Lawang

PU Kab. 2020 - 2030

c Permukiman

Perkotaan

Penyusunan profil 1.

perumahan dan permukiman

Penyusunan RPI2JM 2.

bidang Cipta Karya Pemetaan digitasi 3.

perkotaan

Sistem informasi 4.

database perkotaan Sistem informasi 5.

database IMB Peremajaan 6.

permukiman kumuh Revitalisasi kawasan 7.

perkotaan bersejarah Pembangunan 8.

infrastruktur pendukung

2014 -2020 3.

d Permukiman

Pedesaaan

Penyusunan profil 1.

perumahan dan permukiman

Penyusunan RPIJM 2.

bidang Cipta Karya Pemetaan digitasi 3.

perkotaan

Sistem informasi 4.

database IMB Peningkatan 5.

permukiman pedesaan Pembangunan 6.

infrastruktur pendukung

(15)

Arahan Umum Zonasi 5.1.2

Peraturan zonasi (zoning regulation) adalah ketentuan yang mengatur tentang

klasifikasi zona, pengaturan lebih lanjut mengenai pemanfaatan ruang, dan

prosedur pelaksanaan pembangunan. Fungsi utama peraturan zonasi antara

lain sebagai in strumen pengendalian pembangunan, peraturan zonasi yang

lengkap akan menjadi rujukan untuk perizinan, penerapan insentf/disentif dan

penertiban pemanfaatan ruang, sebagai pedoman penyusunan rencana

operasional, ketentuan dalam peraturan zonasi dapat menjad i jembatan dalam

penyusunan rencana tata ruang yang bersifat operasional, karena memuat

ketentuan tentang penjabaran rencana yang bersifat makro kedalam rencana

yang bersifat sub makro sampai pada rencana yang rinci, dan sebagai panduan

teknis pengembangan /pemanfaatan lahan, peraturan zonasi mencakup guna

lahan, intensitas pembangunan, tata bangunan, prasarana minimum dan

standar perencanaan.

Tujuan utama peraturan zonasi adalah untuk menjamin bahwa pembangunan

yang akan dilaksanakan dapat mencapai standar kualitas lokal minimum (health,

safety, dan welfare) dan melindungi atau menjamin agar pembangunan baru

tidak mengganggu penghuni atau pemanfaat ruang yang telah ada serta

memelihara lingkungan dan melestarikan kualitasnya.

Manfaat utama peraturan zonasi adalah untuk meminimalkan penggunaan lahan

yang tidak sesuai, meningkatkan pelayanan terhadap fasilitas yang bersifat

publik menjaga keseimbangan kehidupan masyarakat dan mendorong

(16)
(17)

TABEL 5.4. ARAHAN ZONASI DALAM RTRW KABUPATEN EMPAT LAWANGTAHUN 2010 – 2030

N

o Kategori Penggunaan Rencana Pola Ruang

Kawasan Lindung

Kawasan Budidaya berfungsi

Lindung

Kawasan Budidaya Pertanian Kawasan Budidaya Non Pertanian

Hutan Lindung

Hutan Bakau

Sempadan Pantai Sungai dan Mata

Air

HPT HPK

Tanama n Tahuna

n

Tanaman Lahan Basah

Tanaman Lahan Kering

Permukim an

Pertambangan

/ESDM Industri

Perdaga ngan dan Jasa

Peme rintah

an

Pendidik an

1 Kawasan Lindung

Hutan Lindung

a) I I X X X X X X X X X X X

Hutan Bakau

b) I I X X X X X X X X X X X

Sempadan Pantai Sungai dan c)

Mata Air

I I X X X X X X X X X X X

2 Kawasan Budidaya berfungsi Lindung

HPT

a) X X X I B B T B/T B/T B/T X B/T B/T

HPK

b) X X X I T T T X B/T X X X X

3 Kawasan Budidaya Pertanian

Tanaman Tahunan

a) X X X B T X X B/T B X X X X

Tanaman Lahan Basah

b) X X X B T X X B X X X X X

Tanaman Lahan Kering

c) X X X T T X X B B/T X X X X

4 Kawasan Budidaya Non

Pertanian

Perdagangan dan Jasa

(18)

Pemerintahan

e) X X X X X X X X B X B B T/B

Pendidikan

f) X X X X X X X X I X B T/B B

Sumber: Hasil Rencana

Ketentuan :

I : Penggunaan lahan atau kategori penggunaan lahan diizinkan sesuai dengan rencana pemanfaatan ruang kawasan utamanya

T: Penggunaan lahan dizinkan secara terbatas atau dibatasi. Pembatasan dapat berupa standar pembangunan minimum, pembatasan kegiatan, atau peraturan tambahan lainnya.

B : Penggunaan lahan memerlukan izin penggunaan bersyarat. Izin ini diperlukan untuk penggunaan-penggunaan yang memiliki potensi dampak penting terhadap kawasan sekitarnya/wilayah yang lebih luas.

(19)

Arahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 5.2

5.2.1 Visi Misi Tujuan dan Sasaran

Pernyataan Visi Pembangunan Kabupaten Empat Lawan g dalam jangka

menengah ini tidak terlepas dari janji Kepala dan Wakil Kepala Daerah terpilih saat

pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah langsung. Hal ini tidak terlepas dari kondisi

yang merupakan cita-cita sekaligus janji kepada masyarakat Kabupaten Empat Lawang

yang akan diciptakan dalam periode lima tahun ke depan. Pernyataan Visi Kabupaten

Empat Lawang Tahun 2013 – 2018 ini adalah sebagai berikut :

VISI

a.

VISI Kabupaten Empat Lawang Tahun 20 13 – 20 18 : Terwujudnya Ekonomi

Maju, Aman, Sehat dan sejahtera (EMASS).

Ringkas yang menggambarkan cita-cita pembangunan Kabupaten Empat Lawang

pembangunan dalam periode 2013-2018 yaitu ”Terwujudnya Ekonomi Maju, Aman,

Sehat dan sejahtera (EMASS) ”. Secara detail, Visi Kabupaten Kabupaten Empat

Lawang tersebut memiliki sejumlah arti yaitu:

Kabupaten Empat Lawang akan menjadi kabupaten dengan tingkat 1.

perekonomian yang maju pada tahun 201 8. Ekonomi Maju berarti semua

sektor akan berkembang secara komplementer (saling melengkapi satu sama

lain), didukung oleh pembangunan infrastruktur, sumberdaya manusia yang

berkualitas, tata pemerintah yang good governance serta pengelolaan

sumberdaya alam secara optimal dan ramah lingkungan.

Kabupaten Empat Lawang adalah kabupaten yang aman bagi masyarakat 2.

setempat maupun bagi setiap p endatang dari luar. Aman mengandung arti

kondisi dan situasi sosial politik Kabupaten Empat Lawang memberi dorongan

yang kondusif, serta mendukung proses pembangunan yang sedang dan akan

berlangsung di Kabupaten Empat Lawang. Aman juga berarti tingkat kejahatan

(ketertiban umum, penganiayaan, pembunuhan, penipuan, kesusilaan,

(20)

Kabupaten Empat Lawang akan menjadi kabupaten yang sehat. Sehat 3.

mengandung arti masyarakat Kabupaten Empat Lawang dalam kondisi baik

secara fisi k dan spritual, terpenuhi akan pelayanan kesehatan yang layak.

Sehat juga berarti Meningkatnya kesadaran masyarakat akan pola hidup bersih

dan sehat (PHBS) dan meningkatnya derajad kesehatan masyarakat . Kondisi

ini ditunjang dengan sarana, prasarana dan tenaga dokter serta medis terhadap

jumlah balita maupun penduduk secara memadai sesuai dengan standar

pelayanan minimal pelayanan kesehatan.

Kabupaten Empat Lawang akan menjadi kabupaten yang sejahtera. Sejahtera 4.

mengandung arti kondiisi masyarakat Kabupaten Empat Lawang yang mampu

memenuhi kebutuhan dasar nya (kebutuhan pangan, kesehatan, pendidikan,

pekerjaan, perumahan, air bersih, pertanahan, sumber daya alam dan

lingkungan, rasa aman dari prilaku atau ancaman tindak kekerasan dan hak

untuk berpartisifas i dalam kehidupan sosial politik, baik bagi perempuan

maupun laki-laki).

MISI KABUPATEN EMPAT LAWANG TAHUN 2013-2018 5.

Pernyataan Misi Pembangunan Kabupaten Empat Lawang Tahun 2008 – 2013

adalah sebagai berikut :

Meningkatkan Layanan Akses Infrastruktur; 1.

Meningkatkan Perekonomian Daerah dan Masyarakat; 2.

Meningkatkan Kesejahteraan Sosial dan Budaya; 3.

Meningkatkan Keamanan Daerah. 4.

TUJUAN DAN SASARAN 6.

Penetapan tujuan dan sasaran organisasi di dasarkan pada faktor-fak tor kunci

keberhasilan yang dilakukan setelah penetapan visi dan misi. Tujuan dan sasaran

dirumuskan dalam bentuk yang lebih tepat dan terarah dalam rangka mencapai visi

dan misi suatu organisasi.

(21)

Tujuan merupakan penjabaran atau implementasi dari pernyataan misi dan

tujuan adalah hasil akhir yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka 5 (lima)

tahun.

Misi Satu : Meningkatkan Layanan Akses Infrastruktur

Tujuan:

Meningkatkan pembangunan infrastruktur yang merata, berkelanjutan dan ramah

lingkungan berdasarkan RTRW;

MISI Kedua: Meningkatkan Perekonomian Daerah dan Masyarakat

Tujuan:

Meningkatkan taraf ekonomi masyarakat; 

Meningkatkan pengembangan investasi daerah; 

Membuka akses lapangan kerja/usaha; 

Membuka akses pariwisata. 

MISI Ketiga: Meningkatkan Kesejahteraan Sosial dan Budaya

Tujuan:

Meningkatkan derajat pendidikan masyarakat; 

Meningkatkan derajat pendidikan masyarakat; 

Mewujudkan lingkungan sosial yang agamis, berbudaya dan beretika; 

Meningkatkan pemberdayaan dan kualitas sosial masyarakat; 

Melaksanakan penyelenggaraan pemerintahan yang berkualitas; 

Mewujudkan peningkatan kualitas pelayanan kepada penduduk dan masyarakat; 

MISI Keempat: Meningkatkan Keamanan Daerah

Tujuan:

Menciptakan keamanan ketentraman dan ketertiban daerah.

Sasaran 

Sasaran adalah penjabaran dari tujuan, yaitu sesuatu yang akan dicapai atau

dihasilkan oleh organisasi pemerintah dalam jangka waktu tahunan, semesteran,

(22)

diukur. Sasa ran ditetapkan dengan maksud agar perjalanan atau proses kegiatan

dalam mencapai tujuan dapat berlangsung secara fokus, efektif, dan efisien.

Meningkatkan Layanan Akses Infrastruktur 1.

Tujuan : Meningkatkan pembangunan infrastruktur yang merata, berkelanjutan

dan ramah lingkungan berdasarkan RTRW

Sasaran:

Tercapainya pemenuhan kebutuhan masyarakat terhadap infrastruktur 

dasar yang layak;

Tercapainya pemenuhan kebutuhan masyarakat akan sanitasi; 

Terpenuhinya kebutuhan masyarakat akan infrastruktur wilayah; 

Meningkatnya pembangunan antar wilayah dan antar sektor dengan 

berpedoman pada RTRW;

Meningkatnya layanan transportasi; 

Meningkatnya layanan komunikasi dan informasi; 

Meningkatkan Perekonomian Daerah dan Masyarakat

2.

Tujuan : Meningkatkan taraf ekonomi masyarakat

Sasaran:

Terpenuhinya kebutuhan pokok (pangan) masyarakat; 

Meningkatnya daya saing sektor industri kecil menengah,ekonomi 

kreatif dan UMKM;

Meningkatnya peran koperasi. 

Tujuan : Meningkatkan pengembangan investasi daerah

Sasaran: Berkembangnya investasi daerah;

Tujuan : Membuka akses lapangan kerja/usaha;

Sasaran: Berkurangnya tingkat pengangguran;

Tujuan : Membuka akses pariwisata;

Sasaran: Tumbuhnya sektor pariwisata;

(23)

Tujuan : mewujudkan derajat kesehatan masyarakat

Sasaran:

Meningkatnya akses dan kualitas pelayanan kesehatan; 

Menurunnya jumlah kematian yang disebabkan oleh masalah 

kesehatan;

Meningkatnya kesadaran masyarakat akan pola hidup bersih dan sehat 

(PHBS);

Menekan laju pertumbuhan penduduk. 

Tujuan: Meningkatkan derajat pendidikan masyarakat

Sasaran : Meningkatnya pendidikan yang berkualitas secara merata.

Tujuan : Mewujudkan lingkungan sosial yang agamis, berbudaya dan beretika

Sasaran:

Terwujudnya kehidupan masyarakat yang agamis; 

Terwujudnya masyarakat yang beretika dan berbudaya. 

Tujuan : Meningkatkan pemberdayaan dan kualitas sosial masyarakat

Sasaran :

Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam pembangunan daerah; 

Meningkatnya keseta raan gender,pemberdayaan perempuan dan 

perlindungan anak.

Tujuan: Mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan yang berkualitas

Sasaran:

Tercapainya perencanaan dan pengendalian pembangunan daerah yang 

parsipatif,aspiratif dan berkualitas ;

Meningkatnya kua litas sistem kelembagaan dan ketatalaksanaan 

pemerintah daerah;

Meningkatnya kualitas sumber daya aparatur; 

Meningkatnya kualitas pengelolaan keuangan daerah. 

Tujuan : Mewujudkan peningkatan kualitas pelayanan kepada penduduk

(24)

Sasaran:

Meningkatnya pelayanan administrasi kependudukan 

Meningkatnya pelayanan sosial kemasyarakatan 

Meningkatkan Keamanan Daerah 4.

Tujuan : Menciptakan keamanan ketentraman dan ketertiban daerah

Sasaran:

Terwujudnya keamanan dilingkungan masyarakat; 

Terbinanya wawasan kebangsaan masyarakat. 

5.2.2 Strategi dan Arah Kebijakan

Strategi pembangunan daerah merupakan arahan yang disusun dalam rangka mencapai sasaran-sasaran yang sudah ditentukan. Strategi pembangunan daerah tentu saja merupakan reaksi atas hal-hal yang be rkembang dan menjadi sangat prioritas untuk disikapi oleh pemerintah daerah (dalam hal ini disebut isu strategis). Oleh karena itu, strategi yang dibuat akan sangat terkait dengan isu strategis dan sasaran-sasaran yang sudah ditentukan.

Dalam rangka menca pai tujuan dan sasaran pembangunan untuk mewujudkan visi dan misi yang telah ditetapkan, perlu perubahan secara mendasar, terencana dan terukur. Upaya pencapaian tersebut dijabarkan secara sistematis melalui perumusan strategi dan arah kebijakan yang berda sarkan isu strategis. Strategi dan arah kebijakan Pemerintah Kabupaten Empat Lawang adalah sebagai berikut :

STRATEGI 1.

Strategi pembangunan Kabupaten Kabupaten Empat Lawang Tahun 2013-2018 sebagai berikut:

Strategi mewujudkan misi satu Dalam upaya mewuju dkan Misi satu, yaitu a.

Meningkatkan Layanan Akses Infrastruktur

strategi pembangunan yang ditempuh adalah:

Meningkatkan kualitas dan kuantitas pembangunan infrastruktur dasar; 

Meningkatkan pemeliharaan terhadap infrastruktur dasar yang ada; 

Meningkatkan pembangunan infrastruktur sanitasi; 

Meningkatkan pemeliharaan terhadap infrastruktur sanitasi; 

Meningkatkan pembangunan jalan, jembatan dan infrastruktur wilayah 

lainnya;

Meningkatkan pemeliharaan terhadap infrastruktur wilayah; 

Meningkatkan perencanaan yang partisipatif untuk pelaksanaan penataan 

(25)

Meningkatkan pengendalian pemanfaatan ruang; 

Mengoptimalkan sosialisasi dan pengawasan penyelenggaraan penataan 

ruang;

Meningkatkan kualitas sistem transportasi pedesaaan dan perkotaan; 

Meningkatkan pemerataan layanan kominfo. 

Strategi mewujudkan Misi dua Dalam upaya mewujudkan Misi dua, yaitu b.

Meningkatkan Perekonomian Daerah dan Masyarakat

strategi pembangunan yang ditempuh adalah:

Meningkatakan produktivitas sektor -sektor potensial; 

Menjaga keseimbangan cadangan pangan; 

Meningkatkan pembangunan sarana prasarana sektor -sektor potensial; 

Meningkatkan peran tenaga penyuluh; 

Meningkatkan kualitas produk IKM dan UMKM; 

Meningkatkan produktivitas IKM,ekonomi kreatif dan UMKM; 

Melaksanakan penataan sentra - industri dan PKL/asongan; 

Penguatan permodalan dan manajemen pengelolaan; 

Memperkuat kelembagaan koperasi; 

Meningkatkan sosialisasi perkoperasian; 

Menciptakan iklim yang kondusif bagi peningkatan investasi; 

Meningkatkan peluang -peluang investasi; 

Meningkatkan promosi daerah; 

Meningkatkan ketepatan dan kecepatan layanan perijinan; 

Membuka lapangan kerja; 

Meningkatkan ketrampilan dan kompetensi pencari kerja 

Memberikan simulan mengenai wirausaha bagi pencari kerja melalui 

program pemerintah;

Mengekploitasi tempat - tempat wisata potensial; 

Meningkatkan sarana prasarana pendukung pariwisata; 

sarana prasarana pendukung pariwisata; 

Meningkatkan promosi pariwisata daerah; 

Strategi untuk mewujudkan Misi tiga Dalam upaya mewujudkan Misi tiga, c.

yaitu Meningkatkan Kesejahteraan Sosial dan Budaya;

strategi pembangunan yang ditempuh adalah:

Melengkapi sarana prasarana kesehatan,obat -obatan sesuai dengan 

standar dan mudah diakses/dijangkau masyarakat;

Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan sesuai dengan SPM; 

Mengendalikan penyakit menular maupun tidak menular melalui pelayanan 

dan perhatian dibidang kesehatan;

Mengoptimalkan sosialisasi dan kampanye - kampanye kesehatan; 

(26)

Meningkatkan sosialisasi dan pembinaan mengenai keluarga berencana dan 

keluarga sejahtera;

Meningkatkan kualitas pelayanan pendidikan sesuai dengan standar 

pelayanan minimal (SPM);

Meningkatkan kualitas,profesionalisme dan pemerataan penyebaran tenaga 

pendidik;

Meningkatkan sarana prasana pendidikan; 

Meningkatkan kegiatan/aktivitas keagamaan dimasyarakat; 

Meningkatkan sarana prasarana pendukung; 

Meningkatkan pemahaman masyarakat akan nilai - nilai etika,budaya dan 

kesenian;

Meningkatkan sarana prasarana seni dan budaya; 

Meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya berpartisipasi dalam 

pembangunan.;

Menghilangkan ketimpangan gender,pemberdayaan perempuan dan 

perlindungan anak dikalangan masyarakat;

Memperkuat sistem perencanaan dan pengendalian pembangunan daerah; 

Peningkatan efektifitas, efisiensi dan transparansi pengelolaan internal 

SKPD/unit kerja;

Menerapkan kepastian hukum dalam penyelenggaraan pemerintahan yang 

baik;

Pengefektifan sistem pengawasan dan pengendalian internal; 

Mengoptimalkan pelayanan kedinasan KDH WKDH serta anggota DPRD; 

Peningkatan pengelolaan dokumen/arsip daerah; 

Pengelolaan manajemen kepegawaian yang mengacu pada kebutuhan 

pelayanan prima;

Peningkatan kapasitas SDM aparatur; 

Peningkatan efektifitas dan efisiensi belanja daerah; 

Peningkatan pendapatan daerah; 

Peningkatan kualitas pelayanan administrasi kependudukan; 

Meningkatkan fasilitasi layanan dibidang pertanahan 

Meningkatkan layanan pengaduan masyarakat 

Peningkatan layanan sosial kemasyarakatan; 

Strategi untuk mewujudkan Misi Empat Dalam upaya mewujudkan Misi d.

Empat, yaitu Meningkatkan keamanan Daerah;

strategi pembangunan yang ditempuh adalah:

Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam menjaga 

keamanan,ketentraman dan ketertiban daerah;

Meningkatkan fungsi aparat dalam menjaga keamanan; 

Meningkatkan sarana prasarana pendukung keamanan; 

(27)

ARAH KEBIJAKAN 2.

a. Arah kebijakan untuk mewujudkan Misi satu Arah kebijakan untuk mendukung terw ujudnya misi satu, yaitu Meningkatkan Layanan Akses Infrastruktur adalah:

Membangun infrastruktur dasar yang tepat guna dan sesuai SPM; 

Prioritas pendanaan bagi pembangunan dan pemelliharaan infrastruktur 

dasar;

Meningkatkan peran pemerintah,swasta dan mas yarakat dalam 

pemeliharaan infrastruktur dasar;

Prioritas pendanaan bagi Pembangunan infrastruktur sanitasi; 

Meningkatkan peran pemerintah,swasta dan masyarakat dalam 

pemeliharaan infrastruktur sanitasi; Sinkronisasi program daerah dan pusat; 

Alokasi pendanaan; 

Meningkatkan perolehan dana - dana stimulan; 

Meningkatkan peran pemerintah,swasta dan masyarakat dalam 

pemeliharaan infrastruktur wilayah;

Sinkronisasi pembangunan antar wilayah dan antar sektor yang berpedoman 

pada RTRW;

Meningkatkan peran seluruh sektor dalam pengendalian pemanfaatan ruang; 

Penegakan Hukum bagi pelanggaran pemanfaatan ruang; 

Meningkatkan pelayanan transportasi yang layak dan memadai; 

Memenuhi kebutuhan kominfo bagi masyarakat; 

Memperluas jangkauan promosi dan publikasi program pembangunan; 

Arah kebijakan untuk mewujudkan Misi kedua Arah kebijakan untuk

b.

mendukung terwujudnya misi kedua, yaitu Meningkatkan Perekonomian Daerah dan Masyarakat adalah:

Peningkatan produktivitas sektor potensial melalui revitalisasi sektor - 

sektor potensia;

Melakukan rehabilitasi untuk kelestarian lahan ; 

Pemenuhan kebutuhan sarana prasarana sektor potensia ; 

Meningkatkan Kapasitas dan kinerja penyuluh; 

Meningkatkan daya dukung pemerintah daerah; 

Regulasi yang mendukung iklim usaha; 

Penyiapan lokasi bagi sentra industri dan PKL/asongan; 

Peningkatan dukungan pemerintah dalam permodalan dan kelembagaan; 

Meningkatkan daya dukung pemerintah daerah; 

(28)

Meningkatkan keamanan,kenyamanan bagi investor; 

Pembangunan akses peluang investasi dengan mengacu pada RTRW; 

Mempublikasikan potensi dan kondisi daerah; 

Meningkatkan kinerja pelayanan perijinan; 

Membuka akses lapangan kerja melalui program - program pemerintah; 

Memberikan pembekalan ketrampilan/kompetensi pencari kerja; 

Menanamkan enterprenuership pada masyarakat; 

Menciptakan iklim yang kondusif bagi pengembangan pariwisata daerah; 

Membangun sarana prasarana penunjang ditempat -tempat wisata; 

Meningkatkan peran pemerintah daerah dan stakeholder dalam promosi 

paiwisata;

Arah kebijakan untuk mewujudkan Misi ketiga Arah kebijakan untuk

c.

mendukung terwujudnya misi ketiga, yaitu Meningkatkan Kesejahteraan Sosial dan Budaya adalah:

Peningkatan sarana/prasarana termasuk obat -obatan sesuai dengan standar; 

Meningkatkan kinerja untuk mencapai kualitas pelayanan yang sesuai dengan 

SPM;

Meningkatkan intensitas dalam pengendalian penyakit menular maupun tidak 

menular melalui pelayanan dan perhatian dibidang kesehatan;

Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam sosialisasi dan kampanye - 

kampanye kesehatan;

Membangun sarana prasarana olahraga yang berkualitas; 

Mensosialisasikan budaya olahraga melalui even - even olahraga; 

Membentuk wadah/organisasi keolahragaan daerah; 

Peningkatan jumlah peserta keluarga berencana dan keluarga sejahtera; 

Peningkatan pelayanan pendidikan usia dini yang berkualitas; 

Peningkatan pelayanan pendidikan dasar yang berkualitas secara merata; 

Peningkatan pelayanan pendidikan menengah yang berkualitas secara 

merata;

Pemberian beasiswa bagi siswa berprestasi/kurang mampu; 

Memberikan beasiswa bagi tenaga pendidik berprestasi; 

Memberikan diklat /pelatihan khusus guna peningkatan profesionalisme dan 

kompetensi tenaga pendidik;

Mengatur penempatan tenaga pendidik secara merata; 

Menyediakan sarana prasarana pendidikan yang berkualitas; 

Melengkapi sarana prasarana sekolah sesuai dengan standar kurikulum; 

Meningkatkan kualitas dan kuantitas kegiatan keagamaan; 

Meningkatkan sarana prasarana pendukung yang merata dan memadai; 

Membentuk organisasi keagamaan; 

Memberikan bantuan dana,beasiswa bagi masyarakat berprestasi; 

Menumbuhkembangkan nilai -nilai etika, budaya dan kesenian berpedoman 

pada kearifan lokal;

(29)

Meningkatkan peran masyarakat dalam memelihara fasilitas umum (fasum); 

Meningkatkan kesetaraan gender,pemberdayaan perempuan dan 

perlindungan anak secara merata;

Meningkatkan Koordinasi para pelaku pembangunan; 

Peningkatan kompetensi dan profesionalitas SDM perencana; 

Penelitian dan pengembangan perencanaan pembangunan daerah; 

Pengembangan metode pengumpulan data dan informasi pembangunan; 

Pemantauan, evaluasi kinerja pelaksanaan rencana pembangunan; 

Meningkatkan kualitas pengelolaan kegiatan internal SKPD/unit kerja; 

Mengoptimalkan pengkajian produk hukum daerah dan data hukum; 

Sosialisasi produk hukum daerah kepada masyarakat; 

Meningkatkan pembinaan dalam rangka pengendalian internal; 

Mengembangkan Sistem Pengendalian Internal Pemerintah (SPIP) di seluruh 

SKPD;

Mengoptimalkan fungsi kesekretariatan DPRD; 

Meningkatkan pelayanan administrasi umum, kerumahtanggan, dan 

keprotokolan pemerintah daerah;

Mengoptimalkan penyelamatan dan pelestarian dokumen/arsip daerah; 

Meningkatkan pelayanan adminitrasi kepegawaian yang transparan, cepat, 

tepat dan akuntabel;

Menyediakan regulasi bagi pengembangan manajemen kepegawaian dan 

pengembangan pola karir;

Mengefektifkan penyelenggaraan diklat dan pengiriman tugas belajar; 

Meningkatkan nasionalisme aparatur; 

Meningkatkan jiwa enterpreneurship SDM aparatur; 

Melaksanakan perencanaan penganggaran belanja berbasis kinerja; 

Meningkatkan koordinasi dengan pemerintah pusat dan provinsi dalam rangka 

meningkatkan pendapatan daerah;

Melaksanakan intensifikasi pendapatan asli daerah; 

Meningkatkan kualitas kebijakan pengembangan pendapatan daerah; 

Mengoptimalkan pemanfaatan aset daerah; 

Menerapkan pelayanan prima pada pelayanan administrasi kependudukan 

dan pencatatan sipil;

Fasilitasi layanan dibidang pertanahan; 

Peningkatan kapasitas daerah dalam penanganan pengaduan masyarakat; 

Peningkatan kesigapan pemerintah daerah dalam penanganan bencana 

kebakaran;

Meningkatkan kesejahteraan sosial melalui pelayanan sosial kemasyarakatan; 

Peningkatan layanan masyarakat berbasis wilayah kecamatan; 

5.2.3 Agenda Pembangunan

Dalam mewujudkan visi dan misi pembangunan Kabupaten Empat Lawang 5 (Lima) agenda utama pembangunan Tahun 2013-2018 sebagai berikut:

(30)

Pemantapan dan pengembangan pembangunan infrastruktur Strategis; 2.

Percepatan pertumbuhan ekonomi daerah; 3.

Peningkatan kesejahteraan sosial dan pengembangan pariwisata; 4.

Perwujudan Kabupaten Emass. 5.

Kebijakan Umum Pembangunan

Kebijakan umum pembangunan daerah diarahkan untuk menghasilkan atau memperolehnya berbagai program yang paling efektif mencapai sasaran, selanjutnya adalah perumusan program pembangunan daerah menghasilkan rencana pembangunan dalam bentuk program prioritas dalam upaya pencapaian visi dan misi Kabupaten Empat Lawang sebagai berikut:

MISI I: MENINGKATKAN LAYANAN AKSES INFRASTRUKTUR Program Prioritas:

Urusan Pekerjaan Umum:

Program Pembangunan Jalan dan Jembatan; 1.

Program rehabilitasi/pemeliharaan Jalan dan Jembatan; 2.

Program inspeksi kondisi Jalan dan Jembatan; 3.

Program Pembangunan sistem informasi/data base jalan dan jembatan; 4.

Program peningkatan sarana dan prasarana kebinamargaan; 5.

Urusan Perumahan:

Program Pengembangan Perumahan; 1.

Program Lingkungan Sehat Perumahan; 2.

Program Peningkatan Kesiagaan dan Pencegahan Bahaya Kebakaran. 3.

Urusan Tata ruang

Program Perencanaan Tata Ruang; 1.

Program Pemanfaatan Ruang. 2.

MISI II: MENINGKATKAN PEREKONOMIAN DAERAH DAN MASYARAKAT

MISI III: MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN BUDAYA

Urusan Perencanaan Pembangunan :

Perencanaan Pembangunan; 1.

Program Perencanaan Pengembangan Wilayah Strategis dan cepat 2.

tumbuh;

Program Perencanaan Prasarana Wilayah dan Sumber daya alam; 3.

Program Perencanaan Pengembangan Kota-kota menengah dan besar; 4.

Program Perencanaan Pembangunan Ekonomi. 5.

(31)

Tabel 5.5

Penetapan Indikator Kinerja Daerah (Bidang Cipta Karya)

Terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan

Kabupaten Empat Lawang

MISI

TUJUAN

Sasaran

Strategi

Arah

Kebijakan

Indikator Kinerja sasaran

SKPD

Meningkatkan

Layanan

Akses

Infrastruktur

Meningkatkan

Layanan

Akses

Infrastruktur

Meningkatkan

pembangunan

infrastruktur

yang merata,

berkelanjutan

dan ramah

lingkungan

berdasarkan

RTRW

Tercapainya

pemenuhan

kebutuhan

masyarakat

terhadap

infrastruktur dasar

yang layak

Meningkatkan

kualitas dan

kuantitas

pembangunan

infrastruktur

dasar

Membangun

infrastruktur

dasar yang tepat

guna dan sesuai

SPM

Cakupan ketersediaan rumah

layak huni (SPM)

Pu CK

Cakupan lingkungan yang

sehat/aman yang didukung

oleh PSU (SPM)

Pu CK

Berkurangnya luasan

permukiman kumuh

dikawa

san perkotaan (SPM

Pu CK

Prioritas

pendanaan bagi

infrastruktur

dasar dan

sanitasi

Prosentase lingkungan

pemukiman kumuh

(32)

memenuhi kebutuhan pokok

minimal sehari -hari (SPM)

PUCK

PENGAIRAN

Tersedianya akses air minum

yang aman melalui Sistem

Penyediaa Air Minum dengan

jaringan perpipaan dan bukan

jaringan perpipaan terlindungi

dengan kebutuhan pokok

minimal 60 liter/orang/hari

(SPM)

PUCK

PENGAIRAN

Jumlah sarana prasarana air

bersih pedesaan

PUCK

Tersedianya irigasi untuk

pertanian rakyat pada sistem

irigasi yang sudah ada (SPM)

PUCK

Rasio Jaringan irigasi

PUCK

Tercapainya

pemenuhan

kebutuhan

masyarakat akan

sanitasi

Meningkatkan

pembangunan

sanitasi

Prioritas

pendanaan bagi

infrastruktur

dasar dan

sanitasi

Prosentase rumah tinggal

bersanitasi

PUCK

Prosentase penanganan

sampah

PUCK

(33)

tidak lebih

dari 2 kali setahun

(SPM)

PUCK

Tersedianya sistem air limbah

yang memadai (SPM)

PUCK

Tersedianya sistem air limbah

skala komunitas/kawasan/kota

(SPM)

PUCK

Meningkatkan

perolehan dana

stimulan

Proporsi talud/bronjong dalam

kondisi baik

PUCK

Meningkatnya

pembangunan

antar wilayah dan

antar sektor

dengan

berpedoman pada

RTRW

Sinkronisasi

pembangunan

antar wilayah

dan antar

sektor yang

berpedoman

pada RTRW

Meningkatkan

perencanaan

yang partisipatif

untuk

pelaksanaan

penataan ruang

yang

ber

kelanjutan

Tersedianya informasi

mengenai Rencana Tata

Ruang (RTR) wilayah

kabupaten/kota beserta

rencana rincinya melalui peta

analog dan peta digital (SPM)

PUCK

Meningkatkan

pengendalian

pemanfaatan

(34)

ruang

pemanfaatan ruang (SPM)

PUCK

Mengoptimalkan

sosialisasi dan

pengawasan

penyelenggaraan

penataan ruang

Terlaksananya tindakan awal

terhadap pengaduan

masyarakat tentang

pelanggaran dibidang

penataan ruang,dalam waktu

5 (lima ) hari kerja (SPM)

PUCK

Jumlah dokumen penataan

ruang tersusun

PUCK

Meningkatnya

pembangunan

antar wilayah dan

antar sektor

dengan

berpedoman pada

RTRW

Sinkronisasi

pembangunan

antar wilayah

dan antar

sektor yang

berpedoman

pada RTRW

Meningkatkan

perencanaan

yang partisipatif

untuk

pelaksanaan

penataan ruang

yang

berkelanjutan

Tersedianya informasi

mengenai Rencana Tata

Ruang (RTR) wilayah

kabupaten/kota beserta

rencana rincinya melalui peta

analog dan peta digital (SPM)

PUCK

Meningkatkan

pengendalian

pemanfaatan

(35)

ruang

pemanfaatan ruang (SPM)

PUCK

Mengoptimalkan

sosialisasi dan

pengawasan

penyelenggaraan

penataan ruang

Terlaksananya tindakan awal

terhadap pengaduan

masyarakat tentang

pelanggaran dibidang

penataan ruang,dalam waktu

5 (lima ) hari kerj

a (SPM)

PUCK

Jumlah dokumen penataan

(36)

Arahan Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung 5.3

Perda Gedung untuk Kabupaten Empat Lawang Baru akan disusun.

Arahan Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RI-SPAM) 5.4

Penyediaan air mi num merupakan salah satu kebutuhan dasar dan hak sosial

ekonomi masyarakat yang harus dipenuhi oleh Pemerintah, baik itu Pemerintah

Daerah maupun Pemerintah Pusat. Ketersediaan air minum merupakan salah

satu indikator penentu peningkatan kesejahteraan masy arakat, yang mana

diharapkan dengan ketersediaan air minum dapat meningkatkan derajat

kesehatan masyarakat, dan dapat mendorong peningkatan produktivitas

masyarakat, sehingga dapat terjadi peningkatan pertumbuhan ekonomi

masyarakat. Oleh karena itu, penyed iaan sarana dan prasarana air minum

menjadi salah satu kunci dalam pengembangan ekonomi wilayah.

Sistem Penyediaan Air Minum yang selanjutnya disebut SPAM adalah satu

kesatuan sistem fisik (teknik) dan non fisik dari prasarana dan sarana air minum

(BAB I, Bagian Kesatu, Pasal 1, Poin 4 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum

No.18/PRT/M 2007.

Tabel 1. Kondisi SPAM Di Kabupaten Empat Lawang

(37)

LOKASI / UNIT

KERJA Penduduk

Kapasitas Terpasang

(l/det)

Kemampuan

Pelayanan

Sumber Air

Baku

Sistem

Pengaliran

JUMLAH SAMBUNGAN

LAYANAN

Kec. Tebing

Tinggi 56.022 15.659 a.

Tebing

Tinggi 1 10 800 40 S. Seguring Perpompaan 1.364 0 1.364 Oper

asi

b.

Tebing

Tinggi 2 40 3200 160 S. Seguring Perpompaan

Padang

(38)

5

Kec. Lintang

Kanan 26.658 10.663

-Belu m ada SPA M

209.121 35.816 85 6.800 340 1.364 0 1.364

Sumber : PU Cipta Karya dan PDAM Kabupaten Empat Lawang, 2012

SPAM Perkotaan

1.

SPAM Kecamatan Muara Pinang

a.

Pada tabel 2 dapat dilihat hasil dari perhitungan kebutuhan air minum di Kecamatan

Muara Pinang sebagai berikut :

(39)
(40)

Tahun

2013

2017

2022

2027

2032

Kebutuhan (l/det)

8,00

9,00

10,00

11,00

13,00

Kapasitas Eksisting

20,00

20,00

20,00

20,00

20,00

Actual Per 5 Tahun

-12,00

-11,00

-10,00

-9,00

-7,00

Rencana Pentahapan SPAM Muara Pinang

b.

SPAM Muara Pinang disusun untuk masa waktu 20 tahun, yaitu tahun 2013 - 2032.

Pentahapan serta target pelayanan Sistem SPAM Muara Pinang adalah sebagai

(41)

Tahap Pembangunan (2013 – 2032), target pelayanan 26 % dari kondisi eksisting

65 %, dengan Optimalisasi pengembangan jaringan perpipaan distribusi dan

penambahan Sambungan Rumah (SR) sebanyak 925 SR.

Untuk lebih jelasnya dari uraian diatas dapat dijabarkan dalam bentuk Grafik

Pentahapan Kapasitas Sistem SPAM untuk Kecamatan Muara Pinang Tahun 201

3-2032 seperti pada Gambar 4.2 sebagai berikut :

Gambar 1. Pentahapan Kapasitas Sistem SPAM Muara Pinang

(42)

SPAM Kecamatan Lintang Kanan

c.

Pada tabel 4 dapat dilihat hasil dari perhitungan kebutuhan air minum di Kecamatan

(43)
(44)
(45)

Rencana Pentahapan SPAM Lintang Kanan

d.

Sistem SPAM Lintang Kanan disusun untuk masa waktu 20 tahun, yaitu tahun 2013 -

(46)

Tahun

2013

2017

2022

2027

2032

Kebutuhan (l/det)

16,50

18,86

21,73

24,91

28,43

Kapasitas Eksisting

0,00

16,50

18,86

21,73

24,91

Actual Per 5 Tahun

16,50

2,37

2,87

3,18

3,52

Pengembangan IPA yang ada dengan memanfaatan sumber Sungai Nibung.

Sesuai dengan kebutuhan air hingga tahun 2032 sebesar 28 l/det. (30 l/det).

Untuk lebih jelasnya dari uraian diatas dapat dijabarkan dala m bentuk Grafik

Pentahapan Kapasitas Sistem SPAM untuk Kecamatan Lintang Kanan Tahun 201

3-2032 seperti pada Gambar 4.4 sebagai berikut :

Gambar 3. Pentahapan Kapasitas Sistem SPAM Lintang Kanan

(47)

Alternatif Terpilih Untuk memenuhi kebutuhan Adalah Menggunakan 1.

System Grafitasi dengan memakai Tahap Jangka Panjang ( 2013 – 2032 )

adalah Terdiri dari unit-unit SPAM sebagai berikut :

Air baku yang sumbernya dari

Sungai Nibung

(48)

Unit Intake

2.

Pipa transmisi 300 mm

3.

IPA kapasitas 30 Lps

4.

Reservoar Dengan Kapasitas 300 m3

5.

Pipa Distribusi

6.

Sambungan Rumah ( SR )

7.

(49)
(50)

SPAM Kecamatan Pendopo

e.

Pada tabel 4. 3 dapat dilihat hasil dari perhitungan kebutuhan air minum di Kecamatan

(51)

Tabel 5. Proyeksi Kebutuhan Air Minum Kecamatan Pendopo Tahun 2013-2032

.

(52)

V - 52

RPI2-JM Bidang Cipta Karya Empat Lawang 2014-2018

Tahun

2013

2017

2022

2027

2032

Kebutuhan (l/det)

3,52

4,02

4,63

5,31

6,06

Kecamatan Pendopo Tahun 2013-2032

Rencana Pentahapan SPAM Pendopo

f.

Sistem SPAM Pendopo disusun untuk masa waktu 20 tahun, yaitu tahun 2013 - 20 32.

(53)

Pengembangan IPA yang ada dengan memanfaatan sumber Sungai Air Deras.

Sesuai dengan kebutuhan air hingga tahun 2032 sebesar 6 l/det. (10 l/det).

Untuk lebih jelasnya dari uraian diatas dapat dijabarkan dalam bentuk Grafik

Pentahapan Kapasitas Sistem SPAM untuk Kecamatan Pendopo Tahun 201 3-2032

seperti pada Gambar 4.6 sebagai berikut :

Gambar 5. Pentahapan Kapasitas Sistem SPAM Pendopo

(54)

Alternatif Terpilih Untuk memenuhi kebutuhan Adalah g.

Menggunakan System Pompa dengan memakai Tahap Jangka Panjang

(55)

adalah Terdiri dari unit-unit SPAM sebagai berikut :

Air baku yang sumbernya dari

Sungai Air Deras

1.

Unit Intake

2.

Pipa transmisi 100 mm

3.

IPA kapasitas 10 Lps

4.

Reservoar Dengan Kapasitas 100 m3

5.

Pipa Distribusi

6.

Sambungan Rumah ( SR )

7.

(56)
(57)

SPAM Kecamatan Ulu Musi

h.

Pada tabel 7 dapat dilihat hasil dari perhitungan kebutuhan air minum di Kecamatan Ulu

(58)

Tabel 8. Proyeksi Kebutuhan Air Minum Kecamatan Ulu Musi Tahun 2013-2032

.

(59)
(60)

Tahun

2013

2017

2022

2027

2032

Kebutuhan (l/det)

3,58

4,10

4,72

5,41

6,18

Kapasitas Eksisting

0,00

3,58

4,10

4,72

5,41

Actual Per 5 Tahun

3,58

0,51

0,62

0,69

0,76

Rencana Pentahapan SPAM Ulu Musi

i.

Sistem SPAM Pendopo disusun untuk masa waktu 20 tahun, yaitu tahun 2013 -

2032. target pelayanan Sistem SPAM Ulu Musi adalah sebagai berikut :

Sesuai dengan kebutuhan air hingga

Pengembangan IPA yang ada dengan memanfaatan sumber Sungai Air Betung.

tahun 2032 sebesar 6 l/det. (10 l/det).

Untuk lebih jelasnya dari uraian diatas dapat dijabarkan dalam bentuk Grafik

Pentahapan Kapasitas Sistem SPAM untuk Kecamatan Ulu Musi Tahun 201 3-2032

seperti pada Gambar 7 sebagai berikut :

(61)
(62)
(63)

Alternatif Terpilih Untuk memenuhi kebutuhan Adalah Menggunakan System

Pompa dengan memakai Tahap Jangka Panjang ( 2013 – 2032 )

adalah Terdiri dari unit-unit SPAM sebagai berikut :

Air baku yang sumbernya dari

Sungai Air Betung

1.

Unit Intake

2.

Pipa transmisi 100 mm

3.

IPA kapasitas 10 Lps

4.

Reservoar Dengan Kapasitas 100 m3

5.

Pipa Distribusi

6.

Sambungan Rumah ( SR )

(64)
(65)
(66)

SPAM Tebing Tinggi

k.

Pada tabel dapat dilihat hasil dari perhitungan kebutuhan air minum di Kecamatan Tebing

(67)

Tabel 9. Proyeksi Kebutuhan Air Minum Kecamatan Tebing Tinggi Tahun 2013-2032

.

p

(68)
(69)

Tahun

2013

2017

2022

2027

2032

Kebutuhan (l/det)

24,22

27,70

31,92

39,02

41,75

Kapasitas Eksisting

50,00

50,00

50,00

50,00

50,00

Actual Per 5 Tahun

-25,78

-22,30

-18,08

-10,98

-8,25

Rencana Pentahapan SPAM Tebing Tinggi

l.

Sistem SPAM Tebing Tinggi disusun untuk masa waktu 20 tahun, yaitu tahun 2013 - 2032.

Pentahapan serta target pelayanan Sistem SPAM Tebing Tinggi adalah sebagai berikut :

Tahap Pembangunan (2013 – 2032), target pelayanan 26,8 % dari kondisi eksisting

65 %, dengan Optimalisasi pengembangan jaringan perpipaan distribusi dan

penambahan Sambungan Rumah (SR) sebanyak 596 SR.

Untuk lebih jelasnya dari uraian diatas da pat dijabarkan dalam bentuk Grafik

Pentahapan Kapasitas Sistem SPAM untuk Kecamatan Tebing Tinggi Tahun 201

3-2032 seperti pada Gambar 4.10 sebagai berikut :

(70)

Gambar

Tabel 5.2 Indikasi Program Perwujudan Struktur Ruang
Tabel 5.3 Indikasi Program Perwujudan Pola Ruang
TABEL 5.4. ARAHAN ZONASI DALAM RTRW KABUPATEN EMPAT LAWANGTAHUN 2010 – 2030
Tabel 5.5Penetapan Indikator Kinerja Daerah (Bidang Cipta Karya)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ibu nifas yang mempunyai pengetahuan tinggi dan segera ikut menjadi akseptor KB dalam waktu 40 hari sebanyak

Dengan diketahuinya kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal materi bangun ruang sisi datar kubus dan balok maka dalam melaksanakan kegiatan belajar

Pada penelitian ini terdapat dua peraturan perundangan yang dikhususkan untuk diteliti, yaitu PP 6/2007 jo PP 3/2008 tentang Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan

Rencana Induk Kewirausahaan Nasional adalah pedoman bagi pemerintah dan wirausaha dalam perencanaan dan pembangunan kewirausahaan nasional yang disusun untuk jangka waktu tertentu

RA NU Ibtidaul Falah Desa Samirejo, merupakan salah satu lembaga pendidikan Raudlotul Athfal yang berbasis Islam modern yang peneliti pilih karena terdapat

Lengan robot didesain agar dapat mengikuti gerak sesuai dengan gerakan yang dilakukan oleh gerakan lengan manusia, input pengontrol dibuat dengan potensiometer untuk

Karakteristik briket yang dibuat dari cangkang kelapa sawit menggunakan ukuran partikel 60 mesh dengan perekat pati singkong telah memenuhi persyaratan kualitas SNI

tinggi yang membutuhkan modulasi dan kontrol keterampilan yang lebih rutin atau mendasar. Pemecahan masalah dalam bagian metode belajar adalah cara mengajar yang