• Tidak ada hasil yang ditemukan

Air Rebusan Daun Sirih Untuk Meningkatka

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Air Rebusan Daun Sirih Untuk Meningkatka"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Air Rebusan Daun Sirih (Piper Betle Linn) sebagai Antiseptik pada Uterus Sapi Betina Post Partus

untuk Meningkatkan Reproduktivitas dan Produktivitas

Sekar Sulistiyo1a, Fadly Akbar Parinduri2b, Ratih Dewi Purnama Sari3c, dan Andriyanto4d

1,2,3

Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor, Jalan Agatis Kampus IPB Dramaga,Bogor 16680 Indonesia a

E-mail: sekarsulistiyo@yahoo.co.id, bE-mail: fadlyduri@gmail.com, cEmail: ratihdewi17@gmail.com 4

Departemen Anatomi, Fisiologi, dan Farmakologi, Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor, Jalan Agatis Kampus IPB Dramaga,Bogor 16680 Indonesia

d

Email: andrifartok@gmail.com

ABSTRAK

Sektor peternakan sapi merupakan peluang usaha yang menjanjikan bagi sebagian masyarakat. Akan tetapi terdapat permasalahan kesehatan sapi yang dapat menurunkan nilai produktivitas sapi. Salah satu contoh masalah dalam peternak rakyat adalah gangguan pada saluran reproduksi sapi betina yaitu pembusukan uterus post partus. Pembusukan tersebut terjadi karena adanya infeksi bakteri pada uterus oleh sisa dari plasenta yang belum keluar. Plasenta yang belum keluar tersebut membusuk ketika tingkat kebersihan vagina dari sapi tidak terjaga. Hal ini dapat menimbulkan infeksi maupun peradangan yang nantinya menurunkan nafsu makan sapi serta penurunan reproduktivitas dan produktivitas sapi. Pemberian air rebusan daun sirih ke dalam uterus sapi melalui lubang vagina merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kesehatan dan produktivitas alat reproduksi sapi karena terdapat kandungan antiseptik. Daun sirih mengandung 4,2% minyak atsiri yang sebagian besar terdiri dari betephenol yang merupakan isomer Euganol allypyrocatechine, Cineol methil euganol, Caryophyllen (siskuiterpen), kavikol, kavibekol, estragol, dan terpinen. Pemberian air rebusan daun sirih pada uterus secara langsung dapat membersihkan sisa-sisa plasenta dan mengobati infeksi dalam uterus akibat bakteri. Uterus yang bersih akan merangsang dinding uterus untuk menghasilkan hormon prostaglandin yang berfungsi membersihkan dan menyuburkan kembali sistem reproduksi sapi. Penerapan pemberian air rebusan daun sirih ke dalam uterus sapi post partus sangat mudah dan murah untuk dilaksanakan. Namun hal ini belum dikenal masyarakat. Penelitian dan studi lapang penulis di kecamatan Getasan kabupaten Semarang, Jawa Tengah menunjukkan hasil yang sangat efektif dan sudah mulai berjalan di daerah tersebut.

Kata Kunci: Sirih, Reproduksi, Produktivitas

PENDAHULUAN Latar belakang

Peternakan sapi merupakan bisnis yang menjanjikan di kalangan masyarakat Indonesia. Hal ini dikarenakan beternak sapi dapat dilakukan dengan relatif mudah. Tidak seperti halnya di bidang teknologi dan informasi. Akan tetapi, sistem peternakan di Indonesia masih memprihatinkan. Peternakan sapi di Indonesai saat ini masih didominasi oleh peternakan rakyat. Dikutip dari antarjateng.com, Prof. Muladno yang merupakan Dirjen Peternakan Kementerian Pertanian Indonesia mengatakan bahwa kondisi peternakan di Indonesia saat ini sangat memprihatinkan. Peternak hanya memiliki dua sampai tiga ekor sapi dengan berbagai keterbatasan seperti akses lemah dan pengetahuan teknologi lemah.. Hingga saat ini, di Indonesia jumlah sapi tidak seimbang dengan jumlah yang dibutuhkan. Total populasi sapi nasional yang ada hanya 16 juta ekor sapi, termasuk di dalamnya sapi impor dan sapi betina.Beberapa faktor yang menghambat sektor peternakan dalam negeri adalah

bibit ternak dan gangguan reproduksi. Penelitian tentang pembibitan telah banyak dilakukan, namun belum disosialisasikan dengan baik.Kegagalan tersebut terjadi karena komunikasi yang tidak baik antara Badan Litbang dan perguruan tinggi. Selain itu, peternak tidak memiliki insentif dalam mengadopsi teknologi baru yang disertai peningkatan biaya. Faktor lainnya adalah tingginya angka kematian dan pemotongan sapi yang tidak diimbangi dengan angka kelahiran yang memadai. Gangguan reproduksi post partus adalah salah satu sebab rendahnya produktivitas sapi di Indonesia. Oleh karena itu, penanggulangan dan penanganan penyakit dan gangguan postpartus perlu mendapatkan perhatian serius dari semua pihak karena pada dasarnya penyakit dapat mengubah proses produksi dan menimbulkan kerugian akibat penyakti menular.

(2)

sebagai obat-obatan tradisional. Daun sirih dipercaya mampu mengobati berbagai jenis penyakit, seperti penyakit kulit, sakit gigi dan mulut, hidung berdarah, abses, penyakit lambung dan ginjal, dan penyakit saluran kelamin karena kandungan antiseptik di dalamnya.

Berdasarkan latar belakang di atas, menjadikan penulis tertarik untuk menggagas suatu metode penggunaan air rebusan daun sirih untuk meminimalisir terjadinya infeksi saluran reproduksi sapi betina post partus untuk meningkatkan produktivitas dan reproduktivitas.

Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari uraian tersebut adalah semakin menurunnya tingkat produktivitas dan reproduktivitas sapi betina post partus akibat infeksi bakteri pada saluran reproduksi sebagai akibat kurangnya perawatan sapi oleh peternak.

Tujuan

Tujuan dari pembuatan karya ilmiah ini adalah untuk meningkatkan produktivitas dan reproduktivitas sapi melalui penggunaan air rebusan daun sirih untuk sapi post partus pada saluran reproduksi.

TINJAUAN PUSTAKA Gangguan Reproduksi

Keberhasilan dalam menangani penyakit pada ternak merupakan kunci keberhasilan suatu peternakan. Penyakit-penyakit pada ternak dapat disebabkan oleh parasit, jamur, virus, dan bakteri[1]. Gangguan reproduksi hewan terutamapada sapi perah disebabkan oleh faktor manajemen dan penanganan ternak, faktor makanan, lingkungan, faktor genetik dan fungsi hormonal serta faktor kecelakaan/traumatik. Gangguan reproduksi yang umum terjadi pada sapi diantaranya endometritis, distokia, abortus, hipofungsi ovari, korpus luteum persisten dan sistik ovari [2].

Gangguan reproduksi yang tidak ditangani dan diatasi dengan baik dapat menyebabkan kerugian ekonomi yang cukup besar secara langsung maupun tidak langsung. Beberapa faktor terpenting penyebab dari gangguan reproduksi adalah endometritis dan faktor kecelakaan atau traumatik. Kejadian tersebut di antaranya adalah abortus dan distokia [3]. Kejadian-kejadian tersebut dapat menyebabkan kurang suburnya ternak penderita bila tidak ditangani dengan serius.

Endometritis merupakan peradangan pada endometrium (dinding rahim). Uterus (rahim) sapi biasanya terkontaminasi dengan berbagai mikroorganisme (bakteri) selama masa puerpurium

(masa nifas). Gejalanya meliputi: leleran berwarna jernih keputihan sampai purulen (kekuningan) yang berlebihan, uterus mengalami pembesaran (peningkatan ukuran). Penderita bisa nampak sehat, walaupun dengan leleran vulva purulen dan dalam uterusnya tertimbun cairan. Pengaruh endometritis terhadap fertilitas (pembuahan) adalah dalam jangka pendek, menurunkan kesuburan, Calving Interval dan S/C naik, sedangkan jangka panjang menyebabkan sterilitas (kemajiran) karena terjadi perubahan saluran reproduksi. Faktor predisposisi (pendukung) terjadinya endometritis adalah distokia, retensi plasenta, musim,kelahiran kembar, infeksi bakteri serta penyakit metabolit [4].

Distokia merupakan keadaan hewan sulit lahir dari keadaan normal. Distokia umumnya disebabkan faktor maternal yang terlalu besar, posisi fetus abnormal dilatasi serviks yang tidak sempurna, terjadinya inersia uterus (kondisi uterus yang tidak kontraksi atau karena kelelahan), terjadinya torsio uterus, fetus yang kembar, dan fetus yang abnormal. Penarikan paksa merupakan penanganan pada kasus ini. Metode ini rawan terjadi perlukaan dan infeksi pada dinding saluran kelamin betina sehingga dianjurkan untuk memberikan antibiotik [5].

Abortus adalah pengeluaran fetus sebelum akhir masa kebuntingan dengan fetus yang belum sanggup hidup, sedangkan kelahiran prematur adalah pengeluaran fetus sebelum masa akhir kebuntingan dengan fetus yang sanggup hidup sendiri di luar tubuh induk [6]. Kejadian ini pula rawan terjadi infeksi daerah organa genetalia ternak sapi yang disebabkan oleh mikroorganisme yang dapat hidup dari sisa-sisa plasenta yang tidak dapat keluar dengan sempurna. Hal ini juga dapat terjadi pada kasus retensio sekundinae. Berdasarkan hal tersebut, perlu diberikan antibiotik pada saluran kelamin betina untuk mencegah terjadinya infeksi yang dapat menurunkan produktivitas ternak.

Daun Sirih

(3)

Sirih berkembang baik di daerah dengan curah hujan tahunan 2250-4750 mm dan biasa dibudidayakan pada ketinggian sampai dengan 900 m [7]. Daun sirih berwarna hijau kekuningan sampai hijau gelap dengan bagian atas yang mengkilap dan bentuk daun seperti hati [7].Sirih merupakan tanaman botani komersial yang paling menjanjikan karena memiliki banyak nilai-nilai terapeutik. Daun sirih memiliki potensi besar untuk bertindak sebagai antioksidan alami dan sebagai antimikroba yang memiliki spektrum yang luas terhadap berbagai strain bakteri. Contonhnya, Bacillus cereus, Enterococcus faecalis, Listeria monocytogenes, Micrococcus luteus, Staphylococcus aureus, Aeromonas hydrophila, Escherichia coli, Pseudomonas aeruginosa, Salmonella Enteritidis,Streptococcus mutans, Streptococcus pyogenes,Enterococcus faecium, Actinomycetes viscosus, Streptococcus sanguis, Fusobacterium nucleatum, dan Prevotella intermedia [7]. Daun sirih (Piper betle) dapat digunakan sebagai antibakteri karena mengandung 4.2 % minyak atsiri yang sebagian besar terdiri dari betepenol yang merupakan isomer dari Euganol allypyrocatechine, Cineol methyl euganol, Caryophillen (siskuiterpen), kavikol, kavibekol, estragol, dan terpinan [8]. Daun sirih juga memiliki aktivitas sebagai antijamur dan antiprotozoal terhadap pathogen yang dapat menyebabkan tifus, kolera, TBC dan lain-lain. Ekstrak daun sirih juga menunjukkan aktivitas gastroprotektif dengan meningkatkan produksi mukus dan menurunkan produksi asam lambung [7].

Tabel 1. Nutritional composition of fresh betel leaf

No Komposisi Persentase Kandungan

1 Air 85-90%

8 Asam nikotinik 0.63-0.89 mg/100g

9 Vitamin C 0.005-0.01%

20 Minyak Esensial 0.08-0.2%

21 Energi 44 kkal/100g

Sumber: Guha P. 2006. Betel leaf: the neglected green gold of India.

Daun sirih juga mengandung antioksidan, antifungi, antiulcergenic, antiplatelet, antidiabetic, immunomodulatory, antileshmanial, antimoebic,

anti-inflammatory, antifilarial and antimicrobial, antifertility, antihyperglycemic, antidermatophytic, antinapecative, and radioprotective properties [9]. Daun sirih memiliki aktivitas biologi seperti aktivitas sebagai antimikroba, aktivitas gastroprotective, antioksidan, antidiabetic, radio protective activity, memiliki efek terhadap sistem kardiovaskular atau platelet inhibition activity, antifertility, cholinomimetic effect, hepato-protective activity, oral care agent, and neuropharmacological profile[7].

Berdasarkan beberapa penelitian menunjukkan komponen minyak atsiri mempunyai aktivitas antibakteriyaitu dapat menghambat atau membunuh pertumbuhan bakteri patogen [10]. Air rebusan sirih dapat digunakan sebagai obat batuk maupun sebagai bakteriosid terutama Haemophylus influenzae, Staphylococcus aureus, dan Streptococcus haemoliticus [11]. Pada uji antibakteri dengan metode dilusi air rebusan daun sirih jawa dapat menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus dalam konsentrasi 60% [12].

Minyak atsiri daun sirih (Piper betel) dari Srilanka mempunyai nilai KHM yaitu sebesar 5,00 x

103μg/mL terhadap bakteri Staphylococusaureus,

1,00 x 104 μg/mL terhadap bakteri Staphylococus

epidermidis, 1,00 x 104 μg/mL terhadap bakteri Pseudomonas aeruginosa, 3,12 x 102μg/mL terhadap bakteri Escherichia coli, 2,50 x 103μg/mL terhadap Streptococcus yogenes [13]. Minyak atsiri daun sirih pada konsentrasi 50%, 25%, 12,5% dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus epidermidis dan Streptococcus agalactiae, tetapi hanya dapat menghambat bakteri Staphylococcus aureus pada konsentrasi 25% dan 50% [14]. Ekstrak etanol sirih merah mempunyai kemampuan antibakteri terhadap bakteri gram positif dan bakteri gram negatif khususnya terhadapStaphylococcus aureus dengan KHM 25% dan Escherichia coli dengan KHM 6,25% [15].

Secara umum daun sirih mengandung minyak atsiri 1-4,2% yang terdiri dari hidroksikavikol, kavikol, kavibetol, metal eugenol, karvakol, terpena, seskuiterpena, fenilpropana, tannin, enzim diastasae 0,8- 1,8%, enzim katalase, gula, pati, vitamin A, B dan C [16]. Sebesar 82,8% komponen penyusun minyak atsiri daun sirih terdiri dari senyawa-senyawa fenol, dan hanya 18,2% merupakan senyawa bukan fenol [17]. Senyawa anti bakteri dapat bersifat bakterisidal, fungisidal, maupun germisidal [18].

METODE PENELITIAN

(4)

Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Penelitian dilakukan dengan memberikan edukasi kepada peternak tentang deteksi masa estrus dan edukasi perawatan kandungan postpartus.

Daun sirih yang digunakan untuk penelitian adalah jenis daun sirih hijau yang dapat dengan mudah didapat peternak.. Pengolahan daun sirih dilakukan dengan perebusan 15-20 lembar daun sirih bersama 6-8 liter air. Perebusan dilakukan selama 1 jam. Hasil rebusan disaring dan didiamkan selama 24 jam.

Dosis pemberian adalah 3-4 liter per perlakuan. Perlakuan dilakukan selama 2 minggu. Frekuensi perlakuan adalah 2 kali perhari. Perlakuan dilakukan dengan cara memasukkan secara langsung ke dalam saluran reproduksi sapi dengan menggunakan botol atau selang.Pada sapi yang sudah terlambat penanganan dapat diberikan perlakuan 4 kali sehari untuk perawatan luka lama.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gangguan reproduksi pada sapi postpartum pada umumnya kurang diperhatikan oleh masyarakat peternak. Keadaan ini tampak dari produktivitas sapi yang cenderung menurun tiap tahunnya. partum menyebabkan pemulihan perlukaan kandungan semakin lama, bahkan dapat menyebabkan infeksi bakteri yang dapat mengakibatkan terjadi kegagalan inseminasi buatan. Hal ini terjadi karena bibit tidak dapat tertanam pada saluran reproduksi betina yang tidak sehat

.

Pada dasarnya daun sirih sudah digunakan untuk berbagai kasus, seperti digunakkan untuk mencegah terjadinya infeksi yang dapat menyebabkan mastitis Perawatan saluran reproduksi menggunakan air rebusan daun sirih digunakan pada kasus sapi yang terlambat deteksi masa estrus. Keterlambatan deteksi birahi menyebabkan kebuntingan dan kelahiran terjadi dalam 2 sampai 3 tahun sekali. Permasalahan ini terjadi karena sapi tidak mendapatkan penanganan yang baik pada saat pasca kelahiran. Kebanyakan masyarakat peternak lebih memerhatikan kondisi pedet dibanding induk sapi, padahal induk sapi membutuhkan perawatan pasca kelahiran selayaknya manusia. Hal ini dikarenakan proses kelahiran pasti meninggalkan trauma dan perlukaan pada saluran reproduksi sapi.

Ketiadaan penanganan yang tepat pada sapi post Pemberian air rebusan daun sirih secara rutin 2 kali sehari menunjukkan hasil yang positif. Saluran reproduksi betina, terutama uterus mengalami pemulihan sehingga organ kembali normal dan sehat. Kondisi saluran reproduksi yang sehat memberikan dampak yang positif pula bagi tingkat

reproduktivitas sapi. Saluran reproduksi yang sehat menyebabkan persentasi keberhasilan inseminasi buatan meningkat. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan kebuntingan pada sapi.

Pada umumnya gangguan reproduksi seperti endometritis disebabkan oleh bakteri. Bakteri yang sering ditemukan dalam kasus endometritis saluran reproduksi sapi betina adalah Sthaphylococcus, Streptococcus, dan E. coli. Efek pemberian air rebusan daun sirih adalah pencegahan terjadinya infeksi bakteri pada perlukaan dan trauma pasca kelahiran sapi bunting. Daun sirih memiliki potensi besar untuk bertindak sebagai antioksidan alami dan sebagai antimikroba yang memiliki spektrum yang luas terhadap berbagai strain bakteri. Contonhnya, Bacillus cereus, Enterococcus faecalis, Listeria monocytogenes, Micrococcus luteus, Staphylococcus aureus, Aeromonas hydrophila, Escherichia coli, Pseudomonas aeruginosa, Salmonella Enteritidis,Streptococcus mutans, Streptococcus pyogenes,Enterococcus faecium, Actinomycetes viscosus, Streptococcus sanguis, Fusobacterium nucleatum, dan Prevotella intermedia [7].

Hasil pengamatan menunjukkan bahwa nafsu makan indukan sapi post partus meningkat. Selain itu juga tidak terjadi pembusukan pada saluran reproduksi sapi. Setelah jarak waktu kawin dilaksanakan, IB mudah berhasil dan jarak bunting tepat waktu. Hal tersebut karena sudah bersihnya kembali saluran reproduksi sapi, dan hormon prostaglandin sudah disekresikan. Saluran reproduksi yang telah bersih secara otomatis produksi hormon seperti FSH, estrogen, LH dapat berlangsung secara teratur dan normal.

KESIMPULAN

Pemberian air rebusan daun sirih memberikan mampu meningkatkan reproduktivitas sapi. Air rebusan sirih mampu menghambat dan mencegah pertumbuhan bakteri pathogen yang dapat menginfeksi uterus. Keberhasilan program pemberian air rebusan daun sirih ditentukan oleh keteraturan dalam pemberian air rebusan daun sirih pada saluran reproduksi sapi.

UCAPAN TERIMAKASIH

(5)

DAFTAR PUSTAKA

1. Subronto. 1989. Ilmu Penyakit Ternak Yogyakarta (ID) : Universitas Gadjah Mada press

2. Achjadi K. 2013. Manajemen Kesehatan Reproduksi dan Biosekuriti. Makalah Pertemuan Swasembada Persusuan di Indonesia. Yogyakarta. Juni 2013

3. Norafizah BM. 2014. Gangguan Produksi Pada Sapi Perah dan Upaya Penanggulangannya (Studi kasus di BPPT-SP Bunikasih, Cianjur, Jawa Barat) [Skripsi]. Bogor(ID) : Institut Pertanian Bogor

4. Ratnawati D, Pratiwi WC, Lukman AS. 2007. Petunjuk Teknis Penanganan Gangguan Reproduksi Pada Sapi Potong. Pasuruan (ID) : Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan

5. Whittier WD, Currin NM, Currin JF, Hall B. 2009. Calving Emergences in beef cattle : identification and prevention. Di dalam Virgina Cooperation Extension Publication. Pp : 400-18

6. Toelihere MR. 1985. Ilmu Kebidanan Pada Ternak dan Kerbau. Jakarta (ID) : Universitas Indonesia Press.

7. Pradhan D, Suri KA, Pradhan DK, Biswasroy P.

2013. Golden heart of the nature: Piper betle L. Journal of Pharmacognosy and Phytochemistry. 1(6): 147-167

8. Sastroamidjojo S. 1997. Obat Asli Indonesia. Jakarta (ID) : Dian Rakyat

9. Sripradha S. 2014. Betel leaf – the green gold. J. Pharm. Sci. & Res. 6(1): 36-37

10. Yuksel, K, Uçan, Sait U, Kartal M, Altun M.L, Aslan S, Sayar E, and Ceyhan T. 2006, GC-MS Analysis and Antibacterial Activity of Cultivated Satureja cuneifolia Ten Essential Oil, Turkey Journal Chemitry, vol. 30, pp. 253 – 259.

11. Mursito B. 2002. Ramuan Tradisional Untuk Penyakit Malaria. Jakarta (ID) : PT. Penebar Swadaya

12. Irmasari A.2002. Perbandingan Daya Antibakteri Antara Gerusan Daun Sirih Hitam, Sirih Jawa Dengan Oksitetrasiklin Terhadap Staphylococcus aureus Secara In Vitro. Surabaya (ID) : Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga

13. Arambawela L, Kumaratunga KGA, and Dias K. 2005. Studies on Piper Betle of Srilanka. Journal of the National Science Foundation of Sri Lanka. Vol. 33 (2). Pp : 133-139

14. Poeloengan dan Soeripto. 1998. Pengaruh Putih Telur Terhadap Pertumbuhan Gram Positif Dan Gram Negatif Secara In Vitro. Media kedokteran Hewan Institute Pertanian Bogor. Bogor (ID) : Institut Pertanian Bogor

15. Juliantina FR, Citra DA, Nirwani B, Nurmasitoh T, and Bowo ET. 2009. Manfaat Sirih Merah (Piper crocatum) Sebagai Agen Antibakterial Terhadap Bakteri Gram Positif dan Gram Negatif. Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Indonesia. Vol. 1. Pp : 11-21

16. Rostiana O, Rosita SM, dan Sitepu D. 1991. Keanekaragaman genotipa sirih (Piper betle Linn) asal dan penyebaran. Di dalam :Warta Tumbuhan Obat Indonesia. Vol I (1) : 16-18

17. Koesmiati, S. 1966. Daun sirih (Piper betle Linn) sebagai desinfektan[Skripsi].Bandung(ID) : InstitutTeknologi Bandung

Gambar

Tabel 1. Nutritional composition of fresh betel leaf

Referensi

Dokumen terkait

Dari uraian di atas dapat peneliti paparkan bahwa pembelajaran menggunakan pendekatan kontekstual yang dilakukan dengan cara pemberian tugas rumah kemudian tanpa

Pemberian pre test pada saat penelitian berlangsung menggunakan instrumen yang telah mendapat validasi dari validator instrumen. Pemberia pre test bertujuan

(a). Jika energi kinetik dapat dikompensasikan seluruhnya, maka kerja yang statik + tinggi angkat akibat kecepatan atau,.. Apabila 40% dari energi kinetik tidak dapat

Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memaksimalkan potensi yang ada di Desa Cikarawang yaitu limbah kulit jambu dan daun ubi jalar untuk dijadikan pupuk cair serta

This international seminar on Language Maintenance and Shift V (LAMAS V for short) is a continuation of the previous LAMAS seminars conducted annually by the

Kadar ammonia pada air baku telah melebihi ambang batas standart kualitas air berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.82 Tgl 14 Desember 2001 tentang Air Baku

Hal tersebut dikarenakan masyarakat Mojo memiliki keyakinan bahwa hari Raya Idul Fitri merupakan hari yang suci, maka dari itu di hari yang suci masyarakat mempersembahkan

Visoko radioaktivni odpadki ali VRAO K tej vrsti radioaktivnih odpadkov uvrščamo izrabljeno jedrsko gradivo IJG Mele, 2013, vendar le takrat, ko ga ne nameravamo več predelati