• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sejarah Perkembangan Filsafat Hukum tata

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Sejarah Perkembangan Filsafat Hukum tata "

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Sejarah Perkembangan Filsafat Hukum A. Masa Yunani

a. Solon

Solon dari Athena, pada tahun 594 SM solon yang sudah menjadi anggota dari “Majelis Tujuh Orang Bijaksana” dipilih dengan suara mutlak untuk menjadi archont, yang kurang lebih adalah pejabat eksekutif tertinggi. Tugas pertama yang harus dilaksanakannya adalah menegakkan ketertiban di Athena.

(2)

dewan tertinggi yang disebut Aroepagos, yang dengan demikian berfungsi sebagai mahkamah agung.

Modernisasi yang dipelopori oleh solon kemudian dilanjutkan oleh Kleisthenes pada tahun 507 SM. Kleistenes mencoba untuk melaksanakan demokrasi secara ‘murni dan konsekuen’ dengan setiap tahun menyelenggarakan pemilihan umum untk memilih warga polis untuk menjadi anggota dari Aropagos. Kleithenes berupaya untuk melaksanakan asas yang menempatkan setiap orang pada kedudukan yang sama untuk membuat undang-undang secara sangat konsekuen. Meskipun demikian, segera menjadi nyata bahwa obsesi dari kleithenes itu tidaklah realistis, dan tidak lama kemudian Athena terombang ambing lagi dalam kekisruhan.1

b. Sokrates

Menurut Socrates, kebahagiaan dalam hidup yang baik (eudomania) hanya dapat dicapai lewat prinsip yang logis, yaitu prinsip yang sesuai dengan logos.

Menurut Socrates, tujuan hidup manusia adalah eudaimonia. Meskipun demikian, baginya kebahagiaan itu bukanlah sembarang kenahagiaan, melainkan hrus merupakan manivestasi dari kebaikan yang bersemayan dalam diri manusia yang mampu memahami dirinya sendiri.2

1 Budiono Kusumohamidjojo, filsafat hukum, (Jakarta: PT Gramedia Widiasarana idonesia, 2004), hlm 28.

(3)

Tokoh pemikir Sokrates (470-399 SM), yang kemudian diikuti oleh plato (427-347 SM), dan Aristoteles (384-322 SM).

Sokrates lahir di Athena. Sejak kecil ia banyak bergaul dengan semua orang. Ia disukai karena keluhuran budi dan sifat humorisnya. Pada massa itu di kota polis Athena telah banyak berdatangan orang-orang sofis, dengan tokoh-tokohnya antara lain pitagoras 441 SM), gorgias (480-380 SM), dan prodikos. Kaum sofis menyangkal adanya alam atau keberadaan manusia di alam semesta seperti zaman filsuf alam, tetapi sudah bergeser kepada pertanyaan tentang bagaimana manusia dapat hidup dengan baik dalam masyarakat (khususnya dalam polis), agar tercapai keadilan dan kemakmuran.3

Karena diutamakannya prinsip kebenaran dan kebaikan, yang kadang-kadang menentang adat kebiasaan, ia dituduh merosotkan kehidupan moral orang dan dijatuhi hukuman mati, akhirnya hukuman mati itu terlaksananya juga, sebab ia enggan meninggalkan kota Athena yang dicintainya.4

Menurut Moh.Hatta, sokrates sunngguhnya bukanlah seorang filsuf, tetapi pemikir. Ia tidak pernah mengajarkan filsafat. Baginya filsafat bukanlah isi, bukan hasil,bukan ajaran yang bersandarkan dogma, melainkan fungsi yang hidup. Filsafat Sokrates senantiasa berusaha mencari hakikat kebenaran

c. Plato

3 Teguh Prasetio dan Abdul Halim Barkatullah,filsafa,teori,dan ilmu hukum,(Jakarta:PT Raja Grafindo,2012),hlm 28.

(4)

Socrates menjadi tokoh sejarah berkat muridnya, Plato dari Athena. Pada tahun 387 SM dia mendirikan sekolahnya yang disebut Akademia dengn tujuan untuk mengembangkan studi filsafat dengan fokus pada bidang politik. Kedua bukunya, Politeia (negara) serta nomoi sepenuhnya menggarap masalah-masalah sosial politik. Bersama dengan politikos (negarawan), ketiga buku itu merupakan setengah bagian dari keseluruhan kepustakaan yang dihasilkan oleh Plato selama hidupnya. Ajaran Plato juga diuraikan dalam berbagai bentuk dialog, beberapa

diantaranya yang terkemuka adalah

‘Gorgias’,’Phaidon’,’apologeia’, dan ‘Kriton’. Seluruh pemikiran Plato mengenai filsafat, politik, dan hukum didirikan di atas ajaran yang dikenal sebagai ‘Idealisme Plato’. Ajaran itu menjelaskan bahwa disamping dunia nyata yang dihadapi manusia, sebenarnya juga terdapat dunia ideal yang berpangkal dalam gagasan manusia tentang kebaikan. Gagasan Plato mengenai dua dunia itu dikenal sebagai ‘Dualisme Plato’ atau juga ‘Ideallisme’. Dalam visi Plato, dunia yang ideal itu dicapai melalui teori, dan teori itulah yang diuraikan plato dalam berbagai karya tulisnya.

(5)

pemerintah terbentuk oleh beberapa orang kita akan memperoleh aristokrasi artinya adalah yang terbaik. Jika pemerintah dijalankan demi kehormatan, maka yang terselenggara adalah timokratein. Sedangkan massa yang miskin yang berkuasa melalui jalan hukum akan membuat negara diperintah oleh demokrasi. Pemerintah yang dicapai tidak melalui jalan hukum: tirani jika pemerintah dipegang oleh satu orang saja, oligarki jika pemerintah dikuasai oleh sekelompok orang, dan okhlokrasi jika pemerintah yang memiliki peranan politik penting di Yunani.

Dasar ajaran Plato adalah budi yang baik. Budi adalah tahu, orang yang berpengetahuan dengan sendirinya berbudi baik. Pengetahuan tersebut diperoleh melalui dialektika (kerena itu plato menamakannya pengetahuan dengan pengetian), yang kemudian menemukan tingkat yang lebih tinggi dari pada sekadar pengetahuan, yang disebut budi itu tadi. Menurut Plato, filasafat tidak lain adalah: ilmu yang berminat mencapai kebenaran yang asli.

Dalam pandangan Plato, tujuan hidup adalah menacapai kesenangan hidup. Kesenangan hidup itu bukanlah memuaskan nafsu didunia ini. Kesengan hidup diperoleh dengan pengetahuan yang tepat tentang nilai barng-barang yang dituju. Di bawah cahaya idea kebaikan, orang harus mencapai terlaksananya keadilan dalam pergaulan hidup. Apa yang baik bagi perorangan, aka baik pula bagi masyarakat. Antara kepentingan perorangan dan masyarakat, tidak boleh ada pertentangan. Pemikiran Plato diteruskan oleh salah seorang muridnya Aristoteles.

d. Aristoteles

(6)

Di Athena, Aristoteles juga membuka sekolah baru yang disebutnya lukeion. Tradisi menulis buku seperti Plato juga diteruskan oleh Aristoteles, sehingga pada massa itu lahirlah karya-karya baru yang membahas berbagai masalah. Tidak mengherankan pula, berkat pemikiran cemerlang Aristoteles ini, muncul berbagai cabang filsafat yang baru. Menurutnya, filsafat adalah ilmu yang meliputi kebenaran, yang terkandung di dalamnya ilmu-ilmu metafisika, logika,retorika,etika,ekonomi,politik, dan estetika.6

Aristoteles berasal dari stageira. Ayahnya adalah dokter pribadi dari Amyntas, raja makedonia. Pada usia 17 tahun ia menjadi murid Plato di akademeia untuk kurang lebih 20 tahun lamanya. Setelah kematian Plato pada tahun 347 SM, dia mengembara ke timur, untuk akhirnya menjadi guru dari Alexander, putra Amyntas, yang kemudian menjadi Alexander Agung. Pada tahun 335 SM, Aristoteles kembali lagi ke Athena dan mendirikan sekolah filsafatnya “Lykeion” . Aristoteles meninggalkan sejumlah buku penting yang menjadi pegangan bagi perkembangan dari berbagai ilmu pengetahuan hingga berabad-abad kemudian. Tentang filsafat ditulisnya buku-buku yang meletakkan dasar bagi pembagian ilmu filsafat: Logika, Physika, Metaphysika, dan tentang etik diwariskannya

Ethica Nikomacheia.pikiran-pikirannya tentang negara dan hukum ditulisnya dalam politika.

Dasar dari filsafat Aristoteles bertolak dari postulat yang sama seperti yang dipegang oleh Plato, yaitu manusia mempunyai tujuan hidup yang inheren padanya secara alamiah, yang disebut entelecheia. Entelecheia itu

(7)

adalah kebaikan tertinggi yang merupakan tujuan dari segala politika.

Walau demikian, kebaikan tertinggi sebagai tujuan hidup itu hanya dapat dicapai dalam kebersamaan dengan manusia lain, dan karena itu hanya dapat di capai dalam polis. Karena itu, kata Aristoteles: Anthropos physei politikon zoon (dari alamnya manusia adalah makhuk politik). Polis tidak mencita-citakan sembarang hidup bagi warganya melainkan hidup yang baik.

Terobosan lain dilakukan oleh Aristoteles bagi pemikiran mengenai hukum. Yang pertama adalah konsekuensi lebih jauh dari pembedaan antara pinsip materi dan prinsip bentuk. Kedua, Aristoteles membedakan hukum alam dari hukum positif. Menurut Aristoteles hukum alam berlaku tetap dan disegala tempat, sementara hukum positif sepenuhnya tergantung dari keputusan akal manusia. Ketiga, keadilan (dikaiosyne) adalah keadilan yang menghukum dan keadilan yang membagi.7

e. Kaum Stoa

(8)

Abad pertengahan dimulai setelah keruntuhan kerajaan Romawi pada abad ke-5 M. dikatakan sebagai abad pertengahan karena zaman ini berada ditengah-tengah dua zaman, yaitu zaman kuno dan zaman modern.

Abad pertengahan ini sejalan dengan berkembangnya periode filsafat yang disebut Skolastik, yaitu masa keemasan agama Kristen dieropa.

Filsafat kaum Skolastik merupakan pertemuan antara pemikiran Aristoteles (yang hidup kembali melalui filsuf-filsuf islam dan Yahudi) dan imam kristiani. Pertemuan ini menemukan banyak filsuf penting. Mereka sebagian besar berasal dari kedua ordo baru, yang lahir dalam abad pertengahan, yaitu para dominikan dan fransiskan.

Filsafat mereka disebut Skolastik ( dari kata latin Scholasticus yang berarti guru) karena dalam periode ini sekolah diajarkan dalam sekolah-sekolah biara dan Universitas-universitas menurut suatu kurikulum yang tetap dan yang bersifat internasional. Tokoh-tokoh Skolastik antara lain Albertus Magnus alias Albert Agung (1206-1280), Joannes Fidanza alias Bonaventura (1221-1257), Thomas Aquinas (1225-1274), dan Yohanus Duns Scotus (1266-1308). Tema-tema pokok dari ajaran mereka adalah hubungan antara iman dan akal budi, adanya dan hakikat tuhan, Antropologi,etika,dan politik. Selain nama-nama di atas, dapat disebutkan pula nama Boethius (480-524) yang merupakan filsuf pertama Skolastik.9

a. Wahyu sebagai Doktrin

Aurelius Augustinus yang bertumpu pada ajaran kitab injil tentang tuhan sebagai pencipta alam semesta menjadi pendukung teoritis dari Stelsel kekuasaan gereja dalam kehidupan manusia. Kepercayaan adalah jalan pengetahuan, ungkap Augustinus. Augustinus mengajarkan bahwa proses alam semesta berlangsung menurut rencana tuhan. Rencana itulah yang disebut sebagai hukum abadi. Hukum abadi itu dibaca oleh batin manusia sebagai hukum alam yang menerangkan apa yang pantas maupun yag tidak pantas menerangkan apa yang adil dan yang tidak adil.

(9)

Daftar pustaka

Prasetyo, Teguh. 2012. filsafat,teori,dan ilmu hukum. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada

Referensi

Dokumen terkait

Kemampuan kepala sekolah dalam menciptakan budaya dan iklim sekolah yang kondusif dan inovatif bagi pembelajaran peserta didik, sebanyak 88% (58 orang) kepala sekolah dianggap

Untuk melihat 7 3 % , klik tab 7 3 pada halaman Data Akademis yang berada di bagian atas. Riwayat Akademik dibagi menjadi 3 bagian yaitu Laporan per Term seperti Gambar 19, Laporan

Pada tafsir Jalalayn menjelaskan bahwa (Dan Dialah yang menurunkan air hujan dari langit, lalu Kami tumbuhkan) dalam ayat ini terkandung iltifat dari orang yang ketiga menjadi

(MJC) Himatika FMIPA Universitas Negeri Semarang periode 2012, mengenai pelaksanaan kegiatan Pelatihan Rutin Design Grafis, kami bermaksud

Pemberian asam humat mampu meningkatkan ketersediaan hara NPK, mengubah aktivitas enzim sukrase, urease dan fosfatase dan meningkatkan metabolisme zat dalam tanah serta

 Ekspansi ini diharapkan dapat mendukung target penjualan CSAP pada tahun 2018 yang diharapkan naik 14% menjadi Rp11 triliun dibandingkan dengan tahun lalu.. Penjualan dari

Pada usia remaja yang mengalami proses masa transisi perubahan dari bentuk tubuh hingga perkembangan kognitif, remaja putri juga rentan merasa bahwa di dalam sebuah lingkungan

Puji syukur kepada Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI