• Tidak ada hasil yang ditemukan

DRAFT PETUNJUK PENULISAN TUGAS AKHIR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "DRAFT PETUNJUK PENULISAN TUGAS AKHIR"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kurikulum merupakan salah satu komponen penting dalam proses pendidikan. Pada Tahun Ajaran 2017/2018 ini Program Studi (Prodi) Diploma III Keperawatan Lawang Poltekkes Kemenkes Malang menerapkan kurikulum yang disusun atas dasar Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) tahun 2015 yang telah dikembangkan sesuai dengan Visi Misi serta Renstra Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang tahun 2015-2019 dan Visi Misi serta Renstra Prodi D-III Keperawatan Lawang Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Lawang tahun 2015-2019.

Berdasarkan Permendikbud RI no 49 tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi pada pasal 14 ayat 6 dinyatakan bahwa penelitian diwajibkan untuk program pendidikan diploma 4 (empat) keatas. Dengan memperhatikan landasan tersebut maka mahasiswa D-III keperawatan diwajibkan untuk menyusun Tugas Akhir (TA) yaitu Karya Tulis Ilmiah (KTI). Penulisan KTI ini merupakan syarat untuk menyelesaikan Program Studi Diploma III Keperawatan. KTI yang diterapkan untuk mahasiswa D-III Keperawatan adalah studi kasus. Melalui studi kasus ini, diharapkan dapat memberikan pengalaman bagi mahasiswa untuk berfikir kritis dalam mendeskripsikan masalah, mengatasi masalah, menganalisis permasalahan, dan mengambil kesimpulan serta mengemukakan saran/rekomendasi sebagai alternative pemecahan dari permasalahan yang ada di lapangan.

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Buku Panduan ini disusun untuk memberikan pedoman kepada Pembimbing dan mahasiswa D-III Keperawatan Lawang Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Malang dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah Studi Kasus.

1.2.2 Tujuan Khusus

a. Pembimbing dan mahasiswa memahami KTI Studi Kasus.

b. Pembimbing dan mahasiswa memahami ketentuan penyusunan KTI Studi Kasus. c. Pembimbing dan mahasiswa memahami teknik penulisan KTI Studi Kasus.

(2)

BAB 2

KETENTUAN TUGAS AKHIR

PROGRAM DIPLOMA III KEPERAWATAN

Pada bagian ini diuraikan tentang ketentuan tugas akhir program diploma III keperawatan dan alur penyusunan/langkah-langkah proses pelaksanaan KTI.

2.1 Tugas Akhir Program Diploma III Keperawatan

Tugas akhir (TA) program Diploma III seperti yang tertera pada pasal 25 Peraturan akademik Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang tahun 2015, adalah karya ilmiah mahasiswa dalam bentuk desain, studi kasus dan pemecahan masalah keprofesian. Adapun pendekatan penulisan TA disusun berdasarkan kaidah metodologi ilmiah yang baku di jurusan masing-masing.

Dengan memperhatikan Permendikbud RI no 49 tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi pada pasal 14 ayat 6, Kurikulum Diploma III Keperawatan Indonesia yang diterbitkan oleh Asosiasi Pendidikan Diploma III Keperawatan Indonesia (AIPDiKI), Peraturan akademik Politeknik Kesehatan Kemenkes Lawang tahun 2015, Panduan Penyusunan KTI Studi Kasus Program Studi Diploma III Keperawatan oleh Asosiasi Pendidikan Diploma III Keperawatan Indonesia (AIPDiKI) Regional 6 Jawa Timur serta keputusan rapat akademik dosen Prodi Diploma III Keperawatan Lawang tanggal 15 September 2016, maka Program Studi Diploma III Keperawatan Lawang menetapkan bahwa TA mahasiswa Program Studi Diploma III Keperawatan Lawang untuk tahun akademik 2016/2017 adalah Karya Tulis Ilmiah (KTI) Studi Kasus.

Adapun bentuk KTI Studi Kasus bagi mahasiswa Diploma III Keperawatan Lawang Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Malang menggunakan jenis pendekatan “Studi kasus dengan pendekatan riset deskriptif”. Penjelasan terperinci tentang studi kasus dengan pendekatan riset deskriptif disampaikan pada bab selanjutnya buku panduan ini.

2.2 Pembimbingan

Adapun pembimbingan TA berupa KTI Studi Kasus untuk mahasiswa Program Studi Diploma III Keperawatan Lawang mengacu pada Peraturan Akademik Politeknik Kesehatan Kemenkes Lawang tahun 2015 pasal 25, sebagai berikut:

(3)

2. TA dibimbing sedikitnya oleh 1 (satu) orang pembimbing yang memiliki keahlian untuk itu. 3. Pembimbing I (selanjutnya disebut Pembimbing Utama) adalah dosen program studi yang

memiliki keahlian sesuai topik TA mahasiswa.

4. Pembimbing I sekurang-kurangnya memiliki Jabatan akademik Asisten Ahli dan bergelar Magister (S2).

5. Jika diperlukan dan memungkinkan, diperbolehkan adanya Pembimbing II (selanjutnya disebut Pembimbing Pendamping), yaitu dosen yang berkeahlian khusus di bidang kajiannya yang relevan.

6. Ujian TA dilaksanakan apabila telah memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh Jurusan/Program Studi.

7. Penguji TA diprioritaskan kepada dosen dengan jabatan fungsional menurut bidang keahlian yang sesuai dengan bidang tugas akhir yang diuji.

2.3 Langkah-Langkah Proses Penyusunan KTI

Langkah-langkah proses penyusunan KTI sebagai berikut:

1. Langkah Pertama (Pengusulan Topik dan Pembimbing):

Mahasiswa mengajukan topik/judul awal penelitian sesuai dengan peminatannya diajukan kepada Koordinator Karya Tulis Ilmiah yang telah ditentukan, dengan menggunakan form 1a pengajuan judul, dapat dilihat pada lampiran 1. Selanjutnya setiap mahasiswa akan diberikan Dosen Pembimbing yang sesuai dengan judul KTI. Dosen pembimbing terdiri dari pembimbing utama dan pembimbing pendamping yang ditentukan berdasarkan persyaratan yang berlaku di Poltekkes Kemenkes Lawang. Kemudian mahasiswa meminta kesediaan dosen untuk membimbing dengan mengajukan formulir kesediaan membimbing (Form 1b) untuk selanjutnya diterbitkan SK Direktur.

2. Langkah Kedua (Penyusunan Proposal):

(4)

3. Langkah Ketiga (Pelaksanaan Penelitian):

Sebelum pelaksanaan pengambilan data, mahasiswa harus mengurus surat ijin penelitian dan ethical clearance bila perlu. Untuk mengurus surat ijin caranya: menyerahkan proposal penelitian yang telah disetujui penguji kepada administrasi akademik sebanyak 3 eksemplar (untuk: lahan tempat penelitian, administrasi akademik dan mahasiswa) dan mengisi form 5 (Permohonan Ijin/Ethical Clearance penelitian). Mahasiswa diperkenankan melakukan pengumpulan data untuk penelitian setelah memenuhi syarat-syarat administrative, serta sepengetahuan dari kedua pembimbing. Hasil penelitian dinyatakan memenuhi syarat untuk diujikan jika telah melalui proses bimbingan dan dinyatakan layak untuk dipertahankan di hadapan penguji oleh kedua pembimbing. Kelayakan dibuktikan dengan lembar proses konsultasi (form 2: Lembar Konsultasi).

4. Langkah Keempat (Ujian Sidang Hasil KTI):

Mahasiswa mengajukan ujian hasil penelitian sebagai Ujian sidang KTI dengan mengisi form 6 (Lembar Pengajuan Ujian KTI) kepada ketiga Penguji. Form 6 yang telah ditanda tangani Penguji diserahkan kepada penanggungjawab KTI dan sarana prasarana Prodi untuk menyiapkan sarana KTI. KTI dapat dilaksanakan jika mahasiswa telah memenuhi syarat-syarat administratif dan akademis. Ujian sidang KTI dinyatakan lulus atau tidak lulus. Jika ada revisi mahasiswa diberikan kesempatan memperbaiki KTI selama 1 minggu (form 4: Lembar Revisi). Jika dinyatakan tidak lulus KTI maka mahasiswa harus mengulang langkah ketiga sampai dinyatakan layak untuk ujian ulang oleh kedua pembimbing.

KTI yang sudah diperbaiki dimintakan persetujuan penguji (Lembar Persetujuan) dan disahkan oleh ketiga penguji mengetahui Ketua Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Lawang (Lembar Pengesahan). KTI digandakan dengan ketentuan sebagai berikut:

 3 buah CD lengkap (untuk Penguji)

 1 buah CD format jurnal (untuk perpustakaan)

 3 buah buku jilid hard cover (untuk lahan, perpustakaan, Prodi)

Penyerahan KTI dibuktikan dengan pengisian form 7 (Lembar Penyerahan KTI).

(5)

Pelaksanaan penelitian dan bimbingan penelitian (form 2)

Pengajuan topik (judul KTI) dan Kesediaan Pembimbing (form 1)

Koordinator KTI

Penerbitan SK Pembimbing (Direktur)

Proses bimbingan proposal (form 2)

Pengajuan ujian proposal (form 3)

Pelaksanaan ujian proposal

Pengajuan ujian sidang KTI (form 6)

Administrasi

akademik Sarana prasarana

Pelaksanaan ujian KTI

Tidak Lulus ujian sidang Lulus ujian sidang

Perbaikan Maksimal 2 Minggu (form 4)

Disetujui dan disahkan oleh : Tim Penguji

Ketua Jurusan

Penyerahan KTI: Digandakan (soft copy/CD dan hard copy/ fisik) sesuai kebutuhan :

CD 3 (Pembimbing lengkap) CD format jurnal (perpus)

Fisik 3 (lahan, perpustakaan, Prodi)

(6)

BAB 3

KARYA TULIS ILMIAH STUDI KASUS

3.1 Pengertian KTI Studi Kasus

KTI studi kasus adalah suatu karya ilmiah yang berupa paparan suatu fokus studi atau hasil penerapan proses asuhan keperawatan kepada klien yang dilaksanakan secara ideal sesuai dengan teori dan berisi pembahasan dan kesenjangan yang terjadi di lapangan.

Penyusunan KTI dilaksanakan melalui:

a. Studi lapangan (field research) untuk memperolah data primer, yaitu data yang diperoleh mahasiswa secara langsung dari sumber data, baik melalui pengamatan (observation), wawancara (interview) maupun hasil pengukuran langsung lainnya. Data diambil dari sumber lapangan (klien/kelompok/keluarga/masyarakat)

b. Studi kepustakaan (Library Research) digunakan untuk memperoleh teori-teori dan atau sebagai bahan rujukan untuk melengkapi data sekunder yang relevan dan mutakhir dengan permasalahan.

3.2 Ruang Lingkup KTI Studi Kasus

Studi kasus bagi mahasiswa Diploma III Keperawatan Lawang Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Lawang menggunakan studi kasus dengan pendekatan riset deskriptif. Desain KTI studi kasus ini dikembangkan dari kajian bidang ilmu keperawatan sesuai dengan area capaian pembelajaran Diploma III Keperawatan. Adapun masalah yang dijadikan studi kasus dikaitkan dengan masalah keperawatan terutama adalah kebutuhan dasar manusia yang menjadi fokus dalam asuhan keperawatan. Tema fokus studi dalam keperawatan meliputi:

1. Keperawatan Medikal Bedah 2. Keperawatan Anak

3. Keperawatan Maternitas 4. Keperawatan Jiwa 5. Keperawatan Komunitas 6. Keperawatan Keluarga 7. Keperawatan Gerontik

8. Keperawatan Gawat Darurat dan Kritis

3.3 Studi Kasus Dengan Pendekatan Riset Deskriptif

(7)

bersifat faktual. Penelitian ini juga dimaksudkan untuk memotret fenomena individual, situasi atau kelompok tertentu yang terjadi.

Penelitian studi kasus adalah penelitian yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

a. Merupakan rancangan penelitian yang mencakup pengkajian satu unit penelitian secara intensif, misal satu pasien, keluarga, kelompok, komunitas atau Institusi. Meskipun jumlah subyek cenderung sedikit, jumlah variabel yang diteliti sangat luas (Nursalam, 2003).

b. Unit yang menjadi kasus secara mendalam dianalisis baik dari segi yang berhubungan dengan keadaan kasus itu sendiri, faktor-faktor yang mempengaruhi, kejadian-kejadian khusus yang muncul sehubungan dengan kasus, maupun tindakan dan reaksi kasus terhadap suatu perlakuan atau pemaparan tertentu (Notoatmodjo,S., 2005).

c. Meskipun hanya berbentuk unit tunggal, namun dianalisis secara mendalam serta menggunakan berbagai teknik secara integratif (Notoatmodjo,S., 2005)

(8)

BAB 4

PETUNJUK PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH

STUDI KASUS DENGAN PENDEKATAN RISET DESKRIPTIF

4.1 Kerangka Penulisan Karya Tulis Ilmiah

Kerangka penulisan proposal maupun Karya Tulis Ilmiah Studi Kasus dengan pendekatan penelitian deskriptif terdiri dari: 1) Bagian Awal, 2) Bagian Inti dan 3) Bagian Akhir.

4.1.1 Kerangka Penulisan Proposal KTI Studi Kasus BAGIAN AWAL

Bagian awal Proposal KTI Studi Kasus memuat hal sebagai berikut:

1)

Halaman Sampul Depan

2)

Halaman Sampul Dalam

3)

Halaman Persetujuan

4)

Halaman Daftar Isi 5) Halaman Daftar Lampiran 6) Halaman Daftar Tabel (jika ada) 7) Halaman Daftar Gambar (jika ada)

8)

Daftar Arti Lambang, Singkatan dan Istilah (jika ada)

BAGIAN INTI

Bagian inti Proposal KTI Studi Kasus memuat hal sebagai berikut: BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah 1.2 Rumusan Masalah 1.3 Tujuan

1.4 Manfaat 1.4.1 Teoritis 1.4.2 Praktis

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Teori Dasar yang relevan (dapat terdiri dari beberapa sub bab yang relevan dengan topik penelitian)

(9)

3.2 Subyek Penelitian 3.3 Lokasi & Waktu Penelitian

3.4 Fokus studi dan Definisi Operasional Fokus Studi 3.5 Metode Pengumpulan Data

3.6 Analisis Data dan Penyajian Data 3.7 Etika Penelitian

BAGIAN AKHIR

Bagian akhir Proposal KTI Studi Kasus memuat hal sebagai berikut: 1. Daftar Pustaka

2. Lampiran

1) Jadwal Kegiatan

2) Informasi & Pernyataan Persetujuan (Informed Consent) 3) Instrumen Penelitian

4) PanduanTindakan /SOP, dst

4.1.1 Kerangka Penulisan KTI (Pelaporan Hasil Studi Kasus) BAGIAN AWAL

Bagian awal KTI Studi Kasus memuat hal sebagai berikut: 1) Halaman Sampul Depan

2) Halaman Sampul Dalam dan Prasyarat Gelar 3) Halaman Pernyataan Keaslian

4) Halaman Persetujuan

5) Halaman Pengesahan Penguji 6) Halaman Kata Pengantar

7) Halaman Abstrak (Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris) 8) Halaman Daftar Isi

9) Halaman Daftar Lampiran 10) Halaman Daftar Tabel (jika ada) 11) Halaman Daftar Gambar (jika ada)

12) Daftar Arti Lambang, Singkatan dan Istilah (jika ada)

BAGIAN INTI

Bagian inti KTI Studi Kasus memuat hal sebagai berikut: BAB 1: PENDAHULUAN

(10)

1.4 Manfaat

1.4.1 Teoritis 1.4.2 Praktis

BAB 2: TINJAUAN PUSTAKA

Teori Dasar yang relevan (dapat terdiri atas sub-sub bab sesuai dengan topik penelitian)

BAB 3 METODE STUDI KASUS 3.1 Desain/Rancangan 3.2 Subyek Penelitian 3.3 Lokasi & Waktu Penelitian

3.4 Fokus studi dan Definisi Operasional Fokus Studi 3.5 Metode Pengumpulan Data

3.6 Analisis Data dan Penyajian Data 3.7 Etika Penelitian

BAB 4: HASIL STUDI KASUS DAN PEMBAHASAN

4.1

Hasil Studi Kasus

4.1.1 Gambaran Lokasi Penelitian 4.1.2 Karakteristik Subyek Penelitian 4.1.3 Data Fokus Studi

4.2 Pembahasan

4.3

Keterbatasan Studi Kasus

BAB 5: KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

5.2 Saran

BAGIAN AKHIR

Bagian akhir KTI Studi Kasus memuat hal sebagai berikut: 1. Daftar Pustaka

2. Lampiran

1) Jadwal Kegiatan

2) Surat Ijin Penelitian dari lahan

3) Informasi & Pernyataan Persetujuan (Informed Consent)

4) Instrumen Penelitian 5) PanduanTindakan /SOP

(11)

4.2

Petunjuk penulisan Studi Kasus

Pada bagian ini diuraikan tentang penjelasan serta contoh-contoh penulisan Proposal maupun Laporan KTI Studi Kasus dengan pendekatan Deskriptif.

4.2.1 Bagian Awal

a. Halaman Sampul Depan

Halaman Sampul Depan merupakan sampul dari Karya Tulis Ilmiah yang memuat hal berikut secara berurutan :

1) Judul Karya Tulis Ilmiah Studi Kasus

2) Nama Lengkap Penulis (Mahasiswa), tanpa kata “oleh” 3) NIM (Nomor Induk Mahasiswa)

4) Logo Institusi (Politeknik Kesehatan Kemenkes Lawang, Jurusan Keperawatan) 5) Tahun Penulisan Laporan

Judul diketik dalam huruf capital (font 12 Times New Roman), dengan spasi tunggal harus singkat, tepat, informatif (jumlah kata dalam Judul berkisar 5 sampai 20 kata). Apabila judul tidak dapat dibuat menjadi judul yang singkat, maka dapat dibuat Sub Judul di bawah Judul Pokok dengan huruf kecil dalam kurung ( ) dan merupakan kalimat penjelasan.

Halaman sampul depan dicetak di atas hard cover berwarna kuning kunyit.

Judul hendaknya yang berkaitan dengan fokus studi keperawatan atau masalah keperawatan yang dialami oleh klien pada seluruh kelompok umur, yang dihadapi perawat pada berbagai tatanan layanan kesehatan maupun di keluarga, kelompok, komunitas maupun masyarakat.

Contoh judul-judul studi kasus dengan pendekatan riset deskriptif: 1. Pengalaman psikologis ibu dalam merawat anak autis di …. 2. Pengelolaan stres pada lanjut usia yang mengalami hipertensi di…. 3. Stigma yang dialami keluarga gangguan jiwa di….

4. Perubahan tingkat nyeri antara sebelum dan sesudah diberikan tindakan keperawatan…… pada klien….. di…..

5. Kemampuan ibu primípara dalam perawatan tali pusat bayi sebelum dan sesudah diberikan pelatihan tentang….. di…..

6. Peran keluarga dalam perawatan anggota keluarga yang menderita stroke di….. 7. Dukungan keluarga dalam pengobatan antituberkulosis pada klien tuberkulosis di….. 8. Ketaatan menjalani diit ….. pada klien….. di….

(12)

Judul tersebut dapat diberikan kata “Gambaran” diawal kalimat judul.

b. Halaman Sampul Dalam

Halaman Sampul Dalam memiliki kemiripan dengan Sampul Halaman Depan. Perbedaannya adalah:

1) Di bawah Judul ditulis prasyarat: Karya Tulis Ilmiah Studi Kasus ini disusun sebagai salah satu persyaratan menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III Keperawatan Lawang Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang.

2) Dicetak di atas kertas putih yang sama dengan kertas naskah KTI.

c. Pernyataan Keaslian Tulisan (untuk hasil KTI)

Pernyataan keaslian tulisan berisi ungkapan penulis bahwa Karya Tulis Ilmiah Studi Kasus yang ditulisnya bukan merupakan pengambilan tulisan atau pikiran orang lain yang diaku sebagai tulisan atau pemikirannya sendiri. Pengambilalihan karya orang lain untuk diaku sebagai karya sendiri merupakan tindak kecurangan yang lazim disebut plagiat.

d. Lembar Persetujuan dan Pengesahan Terdiri dari 2 (dua) halaman:

1)

Lembar pertama adalah Lembar Persetujuan Pembimbing Karya Tulis Ilmiah Studi Kasus. Hal-hal yang dicantumkan adalah: 1). Karya Tulis Ilmiah Studi Kasus oleh...ini telah disetujui untuk diuji; 2). Nama lengkap dan NIM Mahasiswa; 3) Nama lengkap beserta gelar Pembimbing I dan Pembimbing II dan Tanda Tangan; 4) Tempat, tanggal, bulan, dan tahun disetujui Pembimbing.

2)

Lembar kedua adalah Lembar Pengesahan Proposal dan Lembar Pengesahan Karya Tulis Ilmiah. Lembar pengesahan ini baru diberikan setelah ada penyempurnaan isi oleh mahasiswa yang bersangkutan sesuai dengan saran-saran yang diberikan oleh para Penguji pada saat Ujian Sidang proposal maupun KTI. Pada lembar ini terdapat tanggal, bulan, tahun dilaksanakan ujian; nama lengkap, NIP, dan tanda tangan dari masing-masing Penguji. Mengetahui Ketua Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Lawang.

e. Kata Pengantar

Di dalam halaman Kata Pengantar dicantumkan ucapan terima kasih penulis yang ditujukan kepada orang-orang, lembaga, organisasi dan/atau pihak-pihak lain yang telah banyak membantu dalam mempersiapkan, melaksanakan dan menyelesaikan penulisan Karya Tulis Ilmiah Studi Kasus.

(13)

teks dicantumkan kata “Penulis” tanpa menyebut nama terang, dan ditempatkan di pojok kanan bawah.

f. Abstrak

Abstrak hanya untuk hasil Karya Tulis Ilmiah. Pada bagian awal dan terpisah dari teks Abstrak, dicantumkan Judul Karya Tulis Ilmiah secara lengkap (termasuk sub judul) yang diketik dengan huruf kecil kecuali huruf-huruf pertama dari masing-masing kata dan bukan kata penghubung. Nama Penulis Karya Tulis Ilmiah dicantumkan di bawah judul, diikuti dengan tahun lulus Ujian Karya Tulis Ilmiah yang diketik dalam tanda kurung. Di bawah nama dituliskan nama Program Studi (tidak boleh disingkat), nama Jurusan dan nama Lembaga. Kemudian dicantumkan nama Dosen Pembimbing Utama dan Pendamping lengkap dengan gelar akademiknya.

Dalam abstrak dicantumkan kata kunci yang ditempatkan di bawah nama dosen pembimbing. Jumlah kata kunci ini sekitar lima kata. Kata kunci diperlukan untuk komputerisasi sistem informasi ilmiah. Dengan kata kunci, kita bisa menemukan judul-judul karya tulis beserta abstraknya dengan mudah.

Di dalam teks abstrak disajikan secara padat inti sari Karya Tulis Ilmiah yang mencakup latar belakang, tujuan penelitian, metode yang digunakan, hasil-hasil yang diperoleh, kesimpulan yang dapat ditarik, dan saran yang diajukan.

Teks Abstrak diketik dengan spasi tunggal (satu spasi) dan panjangnya tidak lebih dari 200 kata, merupakan satu paragraf ditulis dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris.

g. Daftar Isi

Daftar Isi merupakan petunjuk bagi pembaca tentang topik tertentu dalam Karya Tulis Ilmiah dan nomor halaman. Daftar Isi memuat judul besar (bab), judul kecil (sub bab atau sub-sub bab) diketik dengan spasi tunggal jika lebih dari satu baris. Disertai nomor halamannya.

h. Daftar Lampiran

Daftar lampiran memuat nomor urut lampiran, judul lampiran, nomor halaman letak lampiran. Judul lampiran yang memerlukan lebih dari 2 baris diketik dengan spasi tunggal, antara Judul lampiran yang satu dengan judul lampiran yang lain diberi jarak 2 spasi.

i. Daftar Tabel

(14)

j. Daftar Gambar

Daftar gambar memuat nomor urut gambar, judul gambar, nomor halaman letak gambar. Judul gambar yang memerlukan lebih dari 2 baris diketik dengan spasi tunggal, antara Judul gambar yang satu dengan judul gambar yang lain diberi jarak 2 spasi.

k. Daftar Istilah dan Singkatan

Daftar istilah dan singkatan memuat beberapa arti lambang singkatan dan istilah yang banyak digunakan pada naskah Karya Tulis Ilmiah.

4.2.2 BAGIAN INTI

Bagian Inti dari Karya Tulis Ilmiah sebagai berikut:

a. BAB 1: PENDAHULUAN

Pada Bab Pendahuluan memuat:

1) Latar Belakang

Latar Belakang berisi uraian tentang (1) apa yang menjadi perhatian atau masalah studi kasus, (2) alasan mengapa masalah itu dianggap penting, (3) masalah tersebut didukung oleh fakta empiris (pemikiran induktif) termasuk hasil-hasil penelitian terdahulu, sehingga dapat mempertegas bahwa masalah tersebut perlu diteliti dengan pendekatan studi kasus, namun pada penelitian studi kasus, diperbolehkan tanpa data yang berupa angka-angka kejadian di lapangan (studi pendahuluan). (4) harapan dari peneliti tentang pentingnya dilakukan penelitian, (5) kesenjangan-kesenjangan yang ditemukan yang nantinya akan memunculkan pertanyaan penelitian. Latar belakang ditulis mulai dari hal-hal yang umum dan selanjutnya pada hal-hal yang khusus yang akan dijadikan fokus studi.

2) Rumusan Masalah

Perumusan masalah merupakan upaya untuk menyatakan secara tersurat pertanyaan-pertanyaan yang ingin dicarikan jawabannya. Dapat juga dikatakan bahwa perumusan masalah merupakan pernyataan secara lengkap dan terinci mengenai ruang lingkup masalah/fokus studi yang akan diteliti berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah.

Rumusan masalah disusun secara singkat, padat dan jelas, dituangkan dalam bentuk kalimat tanya. Rumusan masalah studi kasus hanya 1 (satu) saja.

Contoh Rumusan Masalah:

(15)

3) Tujuan

Tujuan penelitian mengungkapkan tentang sasaran yang ingin dicapai dengan penelitian terhadap masalah yang telah dikemukakan pada bagian sebelumnya. Rumusan tujuan penelitian dituangkan dalam bentuk kalimat pernyataan secara jelas, tegas, tidak bermakna ganda dan konsisten dengan rumusan masalah.

Rumusan tujuan studi kasus hanya berupa 1 (satu) rumusan saja.

Contoh Tujuan Studi Kasus:

Mendeskripsikan peran keluarga dalam perawatan stoma pada klien carcinoma

colon di rumah.

.

4) Manfaat

Manfaat memuat uraian tentang implikasi temuan penelitian studi kasus yang meliputi: (a) Manfaat teoritis, yang ditujukan untuk pengembangan ilmu keperawatan

(b) Manfaat praktis, yang ditujukan untuk perawat, Institusi pelayanan kesehatan, Institusi Pendidikan, dan klien

b. BAB 2: TINJAUAN PUSTAKA

Pada Bab Tinjauan Pustaka ditekankan pada penulisan teori-teori yang diuraikan secara sistematis dan relevan dengan fokus studi, dapat berisi tentang konsep kebutuhan dasar manusia terkait dengan judul, konsep penyakit, penatalaksanaan dsb.

Contoh Sub Judul Bab 2:

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1 Perilaku Kesehatan

2.1.1.1 Pengertian Perilaku Kesehatan

2.1.1.2

Faktor-Faktor yang Berpengaruh terhadap Perilaku

2.1.1.3 Komponen Perilaku Kesehatan

Dan seterusnya

2.1.2 HIV/AIDS

2.1.2.1

Penyebab HIV/AIDS

(16)

c. BAB 3: METODE STUDI KASUS

Pada Bab ini diuraikan tentang metode yang diterapkan mahasiswa dalam studi kasus yang akan dilaksanakan.

1) Desain/Rancangan Studi Kasus

KTI ini adalah penelitian deskriptif studi kasus (case study research). Jelaskanlah tentang apa yang akan dilakukan dikaitkan dengan judul KTI studi kasus yang akan dilaksanakan.

2) Subyek Penelitian

Untuk studi kasus subyek penelitian adalah satu atau lebih klien (individu, keluarga atau masyarakat) yang diamati secara mendalam. Penentuan subyek lebih mengarah pada teknik non random, misalnya: purposive sampling, snowball sampling. Perlu dijelaskan kriteria inklusi dan eksklusi subyek penelitian.

3) Lokasi & Waktu Penelitian

Dijelaskan tentang tempat atau lokasi studi kasus, khususnya pada setting lokasi perlu dijelaskan secara detail letak dan kondisi layanan kesehatan/keluarga/komunitas. Waktu penelitian perlu diuraikan mulai dari awal pendekatan ke klien, intervensi studi kasus (jika ada) dan waktu pengambilan datanya (minimal waktu 3 hari)

4) Fokus Studi

Fokus Studi adalah kajian utama dari masalah yang akan dijadikan titik acuan kegiatan studi kasus.

Contoh Fokus Studi:

Pengelolaan stres pada lanjut usia yang mengalami hipertensi

5) Definisi Operasional

Pada bagian ini berisi tentang penjelasan/definisi tentang fokus studi yang dirumuskan secara operasional yang akan digunakan pada penelitian ini dan bukan merupakan definisi konseptual berdasarkan literatur.

6) Pengumpulan Data

(17)

a. Biofisiologis (Pengukuran yang berorientasi pada dimensi fisiologis manusia, baik invivo maupun invitro)

b. Lembar observasi (terstruktur dan tidak terstruktur)

Observasi dapat dilaksanakan dengan menggunakan beberapa model instrumen, antara lain:

 Catatan Anecdotal: mencatat gejala-gejala khusus atau luar biasa menurut urutan kejadian

 Catatan Berkala: mencatat gejala secara berurutan menurut waktu namun tidak terus menerus

 Daftar Cek List: menggunakan daftar yang memuat nama observe disertai jenis gejala yang diamati

c. Wawancara (terstruktur dan tidak terstruktur)

d. Kuesioner (pengumpulan data secara formal untuk menjawab pertanyaan tertulis) e. Skala

Dalam melakukan pengumpulan data, peneliti harus cermat, intensif dan komprehensif sehingga didapatkan data yang akurat. Pengumpulan data dilakukan menggunakan instrumen pengumpul data yang ditetapkan. Metode yang dapat digunakan dalam studi kasus antara lain:

1) Observasi berpartisipasi

2) Wawancara terstruktur dan tidak terstruktur 3) Tes /pengukuran: misalnya nyeri, tingkat cemas

4) Metode dokumentasi, misalnya dari data sekunder catatan perawatan klien.

Pada studi kasus, pengumpulan datanya dapat menggunakan berbagai instrument dan berbagai metode untuk mendapatkan data secara mendalam. Perlu dijelaskan secara rinci waktu-waktu pengumpulan data, terutama pada kasus yang diikuti perkembangannya dari waktu ke waktu setelah periode tertentu dari pemberian tindakan keperawatan.

7) Analisis Data dan Penyajian Data

Pada studi kasus, data diolah menggunakan aturan-aturan yang disesuaikan dengan pendekatan studi kasus. Pada umumnya, jenis pengolahan datanya secara naratif bersumber dari fokus studi dan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.

Penyajian data disesuaikan dengan desain penelitian deskriptif studi kasus yaitu: a. Data disajikan secara tekstual/narasi dan dapat disertai dengan cuplikan

ungkapan verbal dari subyek penelitian yang merupakan data pendukungnya. b. Gambar-gambar untuk melengkapi tampilan visual fokus studi, misalnya kondisi

phlebitis sebelum dan sesudah perawatan luka.

(18)

8) Etika Penelitian

Peneliti harus mematuhi etika dalam melaksanakan suatu penelitian yang meliputi: informed consent (persetujuan responden setelah diberikan penjelasan), anonimity (tanpa nama) dan confidentiality (kerahasiaan). Jika penelitian studi kasus ini dianggap dapat membahayakan keselamatan subyek penelitian, maka peneliti harus melakukan uji etik pada Komisi Etik Penelitian Kesehatan untuk mendapatkan ethical approval/ethical clearance.

d. BAB 4: HASIL STUDI KASUS DAN PEMBAHASAN

Bagian ini terdiri dari 2 bagian utama yaitu, bagian pertama: berisikan tentang uraian hasil yang diperoleh dari studi kasus. Bagian kedua: memuat uraian tentang pembahasan atas temuan-temuan penelitian/studi kasus yang telah dikemukakan pada bagian pertama dan keterkaitannya dengan teori. Bagian ini juga dilengkapi dengan keterbatasan dari penelitian yang dilaksanakan

1) Hasil Studi Kasus

Pada bagian ini menguraikan paparan data yang diperoleh sesuai dengan fokus studi, dengan merujuk pada rumusan masalah atau tujuan dilaksanakannya studi kasus. Deskripsi data hasil penelitian tentang fokus studi dilaporkan sebagai hasil penelitian yang telah diolah.

Isi dari hasil studi kasus memuat tentang:

a. Gambaran umum situasi lingkungan dilaksanakannya penelitian (Ruang Rawat Inap, Poliklinik, Masyarakat) dan setting lokasi atau kondisi latar pelaksanaan studi kasus atau tempat dimana subyek penelitian berada secara detail.

b. Pemaparan tentang subyek penelitian, meliputi identitas responden secara umum c. Pemaparan tentang fokus studi, yaitu deskripsi fokus studi sesuai tujuan yang harus

dipaparkan secara mendalam atau intensif dari seluruh instrumen penelitian dan metoda yang dilaksanakan yang didapatkan dari subyek penelitian maupun sumber-sumber lain yang dapat dipertanggung jawabkan (perawat atau anggota keluarga yang terkait). Dideskripsikan juga perkembangan tentang fokus studi yang dipaparkan dari waktu ke waktu secara detail atau mendalam jika desain yang digunakan adalah observasional.

(19)

2) Pembahasan

Pembahasan atas temuan-temuan hasil studi kasus yang telah dikemukakan, mempunyai arti penting bagi keseluruhan kegiatan penelitian.

Adapun tujuan pembahasan adalah: menjawab masalah studi kasus dengan merujuk pada tujuan yang hendak dapat dicapai. Pembahasan menjelaskan dan mengintegrasikan keterkaitan temuan-temuan dalam studi kasus dengan teori yang mendasarinya dalam Bab 2. Pembahasan akan menjadi lebih menarik dan relevan jika di dalamnya dicantumkan juga temuan-temuan orang lain yang sudah lebih dulu melakukan penelitian dan mendukung hasil studi kasus yang disajikan. Dapat juga dicantumkan hasil penelitian orang lain yang berbeda sehingga peneliti mampu memberikan penjelasan teoritis.

3) Keterbatasan

Pada bagian ini berisi uraian tentang hal-hal yang mempengaruhi hasil studi kasus. Keterbatasan studi kasus, meliputi aspek teoritis, metodologis maupun hal-hal yang menghambat jalannya penelitian.

e. BAB 5: KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bagian ini memuat 2 (dua) hal pokok, yaitu kesimpulan dan saran.

1) Kesimpulan

Isi dari kesimpulan ialah yang terkait langsung dengan rumusan masalah dan tujuan studi kasus. Dengan kata lain, kesimpulan studi kasus terikat secara substansif terhadap temuan-temuan yang mengacu pada tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Kesimpulan dapat juga ditarik dari hasil pembahasan, namun yang benar-benar relevan dan mampu memperkaya temuan hasil studi kasus yang diperoleh.

2) Saran

Saran yang diajukan hendaknya selalu bersumber dari temuan, pembahasan dan kesimpulan studi kasus. Dengan demikian saran tersebut tidak keluar dari batas-batas lingkup dan implikasi studi kasus yang telah dilaksanakan. Saran yang baik nampak dari rumusannya yang bersifat rinci dan operasional. Artinya, jika orang lain hendak melaksanakan saran itu, seseorang tidak mengalami kesulitan dalam menafsirkan atau mengaplikasikannya. Disamping itu, saran yang diajukan hendaknya telah spesifik dan dapat ditujukan kepada pihak yang terkait.

4.2.3 BAGIAN AKHIR

(20)

1) Daftar Pustaka

Bahan pustaka yang dimasukkan dalam daftar pustaka harus sudah disebutkan dalam teks Karya Tulis Ilmiah Studi Kasus. Artinya, bahan pustaka yang hanya dipakai sebagai bahan bacaan tetapi tidak dirujuk dalam teks karya tulis ilmiah tidak boleh dimasukkan dalam daftar pustaka. Sebaliknya, semua bahan pustaka yang disebutkan dalam batang tubuh Karya Tulis Ilmiah harus dicantumkan dalam daftar pustaka. Tatacara penulisan daftar pustaka dengan menggunakan Mendeley.

2) Lampiran-Lampiran

(21)

BAB 5

TEKNIK PENULISAN

6.1 Bahasa dan Tanda Baca 6.1.1 Bahasa

Bahasa yang digunakan adalah Bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai dengan ejaan yang disempurnakan/EYD (Keputusan Mendikbud, Nomor: 0543a/U/487, tanggal 9 September 1987). Bila menggunakan istilah atau kata asing yang belum ada istilah atau kata yang tepat dalam Bahasa Indonesia, maka untuk penulisannya memperhatikan tata cara penulisan bahasa asing.

6.1.2 Penulisan Tanda Baca

Beberapa kaidah penting yang perlu diperhatikan:

Titik (.), koma (,), titik koma (;), tanda seru (!), tanda tanya (?), dan tanda persen (%) diketik rapat dengan huruf yang mendahuluinya.

Contoh:

Sampel dipilih secara acak.

Data dianalisis dengan teknik korelasi, Jumlahnya sekitar 20%.

Benarkah hal itu? Hal itu tidak benar! …………. sebagai berikut:

………. dengan teori; kemudian …………..

Tanda kutip (“………”) dan tanda kurung () diketik rapat dengan huruf dari kata atau frasa yang diapit.

Contoh:

Kelima kelompok “sepadan”.

(22)

Tanda hubung (-), tanda pisah (--), dan garis miring (/) diketik rapat dengan huruf yang mendahului dan mengikutinya.

Contoh:

Tidak berbelit-belit. Dia tidak/belum mengaku.

Tanda sama dengan (=), lebih besar (>), lebih kecil (<), tambah (+), kurang (-), kali (x), dan bagi (:) diketik dengan spasi satu ketukan sebelum dan sesudahnya.

Contoh:

p = 0,05 a : b = d p > 0,01

Akan tetapi, tanda bagi (:) yang dipakai untuk memisahkan tahun penerbitan dengan nomor halaman pada rujukan diketik rapat dengan angka yang mendahului dan mengikutinya. Contoh:

Sadono (1980: 10) menyatakan ………

6.2 Bahan Yang Digunakan a. Sampul

Untuk sampul luar ditetapkan dengan menggunakan Hard Cover dengan warna kuning kunyit.

b. Kertas yang digunakan

Kertas yang digunakan adalah kertas HVS 80 gram ukuran A4 warna putih.

c. Tiap Bab diberi pembatas dengan kertas dorslag dengan warna sesuai warna sampul luar yang tertera Logo Institusi di dalamnya.

6.3 Sistematika Penulisan Karya Tulis Ilmiah

a. Penulisan Judul Bab pada Peringkat 1 ditulis dengan huruf besar semua, Bold dan diletakkan di tengah (Judul Bab).

b. Peringkat 2 ditandai dengan angka dua digit yang dipisahkan oleh titik, tetapi tidak diakhiri dengan titik, dan dimulai dari tepi kiri. Judul Sub Bab ditulis dengan huruf besar dan kecil dengan huruf tebal (bold).

(23)

d. Peringkat 4 ditandai dengan angka 4 digit yang dipisahkan dengan titik, tetapi tidak diakhiri dengan titik, dan dimulai dari tepi kiri. Judul Sub Bab ini ditulis dengan huruf besar dan kecil dengan huruf tebal (bold).

e. Peringkat 5 ditandai dengan angka 5 digit yang dipisahkan dengan titik, tetapi tidak diakhiri dengan titik, dan dimulai dari tepi kiri. Judul Sub Bab ini ditulis dengan huruf besar dan kecil dengan huruf tebal (bold).

f. Butir uraian atau contoh dibedakan atas butir hierarkis (seperti urutan kegiatan dan jadwal) dan butir nonhierarkis (seperti contoh-contoh yang memiliki kedudukan setara). Butir hierarkis dinyatakan dengan angka dan huruf dalam kurung seperti (1) dan (a); sedangkan butir nonhierarkis dinyatakan dengan bullet seperti  dan .

Baris pertama pada setiap paragraf baru dimulai 1,2 cm dari tepi kiri. Baris selanjutnya dimulai dari tepi kiri (lurus dengan digit pertama).

Contoh:

BAB 3

METODE STUDI KASUS

………. ………. ………. 3.1 Rancangan Penelitian

………. ………

3.2 Subyek Penelitian 3.2.1 Kriteria Inklusi

………. ………

3.2.2 Kriteria Eksklusi

………. ………

3.3 Fokus studi dan Definisi Operasional

(24)

6.4 Pengetikan 6.4.1 Lay Out

Atas : 3 Cm dari tepi kertas Kiri : 4 Cm dari tepi kertas Bawah : 3 Cm dari tepi kertas Kanan : 3 Cm dari tepi kertas

6.4.2 Cara Pengetikan

a. Pengetikan hanya dilakukan pada satu muka kertas, tidak boleh bolak balik. b. Jenis huruf: Times New Roman.

c. Ukuran huruf standart (cw 12 untuk komputer). d. Tinta warna hitam.

6.4.3 Spasi

a. Jarak antara baris yang satu dengan baris berikutnya: 2 spasi.

b. Jarak antara Penunjuk Bab (BAB 1) dengan Tajuk Bab (PENDAHULUAN) adalah 2 spasi. c. Jarak antara Tajuk Bab (Judul Bab) dengan teks pertama, atau antara tajuk Bab dengan

Tajuk Anak Bab adalah 4 spasi.

d. Jarak antara Tajuk Kanan Anak Bab dengan baris pertama teks adalah 2 spasi, dan alinea diketik menjorok ke dalam 5 ketukan.

e. Jarak antara baris akhir teks dengan Tajuk Anak Bab berikutnya 4 spasi. f. Jarak antara teks dengan tabel, gambar, grafik, diagram atau judulnya: 3 spasi. g. Jarak antara alinea satu dengan alinea lain 2 spasi.

h. Penunjuk Bab dan Tajuk selalu dimulai halaman baru.

6.4.4 Nomor Halaman

Tata cara penulisan nomor halaman mengikuti aturan sebagai berikut:

a. Nomor halaman untuk bagian awal Praktika Akhir (sebelum Bab Pendahuluan) diberi nomor urut dengan menggunakan huruf Romawi kecil (i, ii, iii, iv dan seterusnya) yang ditulis pada bagian bawah tengah dengan jarak 4 (empat) spasi di bawah teks.

b. Lembar halaman sampul dalam tetap dihitung tetapi tidak diberi nomor halaman.

c. Halaman yang memuat Pendahuluan sampai dengan lembar terakhir dari Lampiran diberi nomor urut dengan angka Arab (1, 2, 3, 4 dan seterusnya).

d. Nomor halaman pada halaman dengan Judul Bab, ditulis di bawah tengah dengan jarak 2 Cm dari tepi bawah.

e. Semua nomor halaman selain Judul Bab, diketik pada sudut kanan atas dengan jarak 3 Cm dari tepi kanan dan 1,5 Cm dari tepi atas.

6.4.5 Penulisan Rujukan dan Istilah Asing Kutipan

(25)

b. Kutipan ditulis dengan jarak tepi kiri, dimulai pada ketukan ke-6.

c. Kutipan ditulis dengan jarak 1 (satu) spasi, tanpa tanda petik (“).Nama penulis dapat ditulis secara terpadu dalam teks sebelumnya atau di akhir teks disertai dengan tahun dan nomor halaman di dalam kurung.

Contoh:

Smith (1990: 276) menarik kesimpulan sebagai berikut:

The ‘placebo effect’, which had been verified in previous studies, dissappeared when behaviors were studied in this manner. Furthermore, the behaviors were never exhibited again, even when real drugs were administered. Earlier studies were clearly premature in attributing the results to a placebo effect.

d. Kutipan yang berisi kurang dari 40 kata ditulis di antara tanda kutip (“……….”) sebagai bagian yang terpadu dalam teks utama, dan diikuti nama penulis, tahun dan nomor halaman. Nama penulis dapat ditulis secara terpadu dalam teks diikuti dengan tahun dan nomor halaman di dalam kurung atau nama penulis, tahun dan nomor halaman jadi satu dalam kurung di akhir teks.

Contoh:

Soebronto (1990: 123) menyimpulkan “ada hubungan yang erat antara faktor sosial ekonomi dengan kemajuan belajar”.

atau,

Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah “ada hubungan yang erat antara faktor sosial ekonomi dengan kemajuan belajar” (Soebronto 1990: 123).

e. Jika ada tanda kutip dalam kutipan, digunakan tanda kutip tunggal (’...’) Contoh:

Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah “terdapat kecenderungan semakin banyak ‘campur tangan’ pimpinan perusahaan semakin rendah tingkat partisipasi karyawan di daerah perkotaan” (Soewignyo, 1991: 101)

f. Jika ada sebagian kutipan berupa kata-kata yang dihilangkan, maka kata-kata yang dihilangkan diganti dengan tiga titik.

Contoh:

(26)

g. Jika ada sebagian kutipan berupa kalimat yang dihilangkan, maka kalimat yang dihilangkan diganti dengan empat titik.

Contoh:

”Gerak manipulatif adalah ketrampilan yang memerlukan koordinasi antara mata, tangan atau bagian tubuh lain.... yang termasuk gerak manipulatif antara lain adalah menangkap bola, menendang bola dan menggambar” (Asim, 995: 315)

h. Jika kutipan dari suatu sumber berada dalam sumber lain atau dikutip tidak dari sumber primer melainkan dari sumber skunder, penulisan rujukan sesuai dengan pengarang asli (sumber primer) disertai tahun rujukan diikuti dengan kata ”dalam ” sumber skunder disertai tahun rujukan.

Contoh:

... Terdapat lima hierarki kebutuhan manusia (Maslow, 1989) dalam Kelliat (2004).

i. Istilah atau kata asing yang belum ada istilah atau kata dalam bahasa Indonesia dicetak miring.

j. Kutipan tidak langsung atau yang dikemukakan dengan bahasa penulis sendiri ditulis tanpa tanda kutip dan terpadu dalam teks. Nama penulis, tahun dan nomor halaman ditulis diawal atau di akhir teks.

6.4.6 Penulisan Tabel dan Gambar (Peta dan Grafik)

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penulisan tabel dan gambar (peta dan grafik), yaitu:

a. Tabel diberi nomor urut dengan angka Arab (menunjukkan Bab tempat tabel) dan diikuti dengan angka Arab (menunjukkan nomor urut tabel).

b. Contoh: Tabel 4.2 (tabel ini berada di Bab IV dan merupakan Tabel kedua).

c. Tabel diberi Judul di atas tabel dengan jarak 1 (satu) spasi. Jarak antara Judul Tabel dengan Tabel 2 (dua) spasi. Jika judul tabel lebih dari satu baris, baris kedua dan seterusnya ditulis sejajar dengan huruf awal judul dengan jarak satu spasi.

d. Judul tabel dan grafik berisi tentang topik, tempat dan tahun ditulis dengan huruf besar pada awal kata kecuali kata penghubung.

e. Judul tabel diletakkan di atas tabel. Judul gambar diletakkan di bawah gambar dengan jarak 1 (satu) spasi.

f. Bila tabel atau gambar yang disajikan diambil atau dikutip dari suatu sumber tertentu, maka sumber tabel ditulis di bawah tabel atau gambar dengan jarak 1 (satu) spasi dengan huruf yang lebih kecil.

(27)

halaman sebelumnya dan setengahnya pada halaman berikutnya dengan menyertakan kepala tabel.

h. Gambar diberi nomor urut dengan angka Arab (menunjukkan Bab tempat gambar) dan diikuti dengan angka Arab (menunjukkan nomor urut gambar). Contoh: Gambar 4.2 (gambar ini berada di Bab 4 dan merupakan gambar kedua).

6.4.7 Penulisan Daftar Pustaka

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penulisan daftar pustaka, yaitu:

a. Setiap Kepustakaan ditulis dengan jarak 1 (satu) spasi, dan jarak antara kepustakaan satu dengan yang berikutnya adalah 2 (dua) spasi.

b. Urutan kepustakaan disusun menurut abjad.

c. Huruf pertama dari baris pertama setiap kepustakaan ditulis tepat pada garis batas kiri, tanpa indensi. Untuk baris berikutnya, huruf pertama ditulis pada ketukan ke lima atau ke enam. Yang penting konsisten dalam penggunaannya.

d. Penulisan daftar pustaka ada beberapa macam cara.  Rujukan dari Buku dan monografi

Urutan penulisan kepustakaan sebagai berikut: nama penulis, tahun penulisan, judul buku atau tulisan, data publikasi (volume atau edisi, tempat penerbitan, badan penerbitan). Data penerbit dimulai dengan tempat penerbitan dengan diikuti tanda titik ganda. Judul buku atau tulisan dicetak miring.

Contoh :

Arikunto, S. 1994. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Wong, DL. and Whaley, LF. 1995. Nursing Care of Infant and Children. United States of America: Clarinda Company.

Rujukan dari Artikel di Majalah, Buletin, Journal dan Penerbitan berkala lain Urutan penulisan kepustakaan sebagai berikut: nama penulis, tahun penulisan, judul tulisan, data publikasi (volume, nomor, halaman). Nama majalah, buletin, journal dan penerbitan berkala dicetak miring.

Contoh:

Manan, C. 1994. Penatalaksanaan Penyakit Saluran Cerna. Majalah Kesehatan Masyarakat, Tahun XXII, Nomor 5,: 293-295

(28)

Jika tidak ada pengarangya, nama majalah, koran, penerbitan berkala ditulis di bagian awal, kemudian tahun, tanggal dan bulan, kemudian judul ditulis dengan huruf besar-kecil dicetak dengan huruf miring diikuti dengan nomor halaman.

Contoh:

Jawa Pos. 1995, 22 April. Wanita Kelas bawah Lebih Mandiri, Hlm.3.

Rujukan dari Dokumen Resmi Pemerintah yang Diterbitkan Tanpa Penerbit, Pengarang dan Lembaga

Judul atau nama dokumen ditulis di bagian awal dengan cetak miring diikuti dengan tahun peneribitan, kota dan nama penerbit.

Contoh:

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional. 1990. Jakarta: Diperbanyak oleh PT Armas Duta Jaya

Penerbitan Lembaga

Urutan penulisan kepustakaan sebagai berikut: nama lembaga, tahun, judul karangan, nama tempat penerbitan dan nama lembaga tertinggi yang bertanggungjawab atas penerbitan karangan tersebut

Contoh:

R.I., Depkes. 1989. Beberapa Segi Pemeliharaan – Perawatan Bayi dan Anak. Jakarta: Ditjen Yankes.

Skripsi, Tesis dan Disertasi

Urutan penulisan kepustakaan sebagai berikut: nama penulis, tahun penulisan, judul (skripsi, tesis atau disertasi), kata ‘skripsi, tesis atau disertasi’, tempat penerbitan, universitas atau institut. Kata ‘skripsi, tesis atau disertasi’ dapat dicetak miring.

Contoh :

Wigiati, T. 1994. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Tingkat Keaktifan Kader Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Gedangan Kecamatan Gedangan Kabupaten Sidoarjo. Skripsi. Surabaya: Universitas Airlangga.

Rahardjo, Tri Budi W. 1989. Hubungan Erosi Gigi dengan Kebiasaan Makan Pempek di Palembang Sumatera Selatan. Disertasi. Surabaya: Universitas Airlangga.  Makalah yang Disajikan dalam Seminar, Penataran atau Lokakarya

(29)

Contoh:

Karim, Z. 1987. Tatakota di Negara-negara Berkembang. Makalah disajikan dalam Seminar Tatakota, BAPPEDA Jawa Timur, Surabaya, 1-2 September.

Rujukan Berupa Karya Terjemahan

Nama pengarang asli ditulis paling depan, diikuti tahun penerbitan karya asli jika tidak ada tahun ditulis tanpa tahun, judul terjemahan dengan huruf miring, nama penerjemah, tahun terjemahan, nama tempat penerbitan dan nama penerbit terjemahan.

Contoh:

Ary, D., Jacobs, L.C., dan Razavieh, A. Tanpa Tahun. Pengantar Penelitian Pendidikan. Terjemahan oleh Arief Furchan, 1982. Surabaya: Usaha Nasional

Internet berupa Karya Individual

Nama penulis ditulis seperti rujukan dari bahan cetak, diikuti secara berturut-turut oleh tahun, judul karya tersebut (dicetak miring) dengan diberi keterangan dalam kurung (Online), dan diakhiri dengan alamat sumber rujukan tersebut disertai dengan keterangan kapan diakses, di antara tanda kurung.

Contoh:

Hitchcock, S., Carr, L. & Hall, W. 1996. A Survey of STM Online Journals, 1990-95: The

Calm before the Storm, (Online),

(http://journal.ecs.soton.ac.uk/survey/survey.html, diakses 12 Juni 1996)  Internet berupa Artikel dari Jurnal

(30)

Contoh:

Kumaidi. 1998. Pengukuran Bekal Awal Belajar dan Pengembangan Tesnya. Jurnal Ilmu Pendidikan, (Online), Jilid 5, No. 4, (http://www.malang.ac.id, diakses 20 Januari 2000)

 Penulisan nama

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penulisan nama pengarang atau penulis dalam penulisan daftar pustaka, yaitu:

(a) Tidak perlu mencantumkan gelar akademis dari penulis seperti: Prof., Dr., dr., MPH., SKp., SKM., M.Kes., M.Kep., dan sebagainya.

(b) Apabila nama penulis atau pengarang lebih dari 3 (tiga) orang, maka semua nama Pengarang atau Penulis tersebut harus ditulis. Perhatikan cara penulisan nama penulis ke dua dan ke tiga.

Contoh:

Santoso, W., Susanto, H. & Hamzah, A. Kast, F.E., James, E.R. & Weibel, R.

(c) Untuk kumpulan karangan, cukup hanya mencantumkan nama editornya dan dibelakang nama editor ditambahkan ‘(ed)’.

Contoh:

Letheridge, S. & Cannon, C.R. (eds). 1980. Bilingual Education: Teaching English as a Second Language. New York: Praeger.

(d) Nama utama penulis ditentukan pada digit terakhir dari nama penulis tersebut. Contoh:

Ari Rasad ditulis Rasad, A.

Sugianto Hadi Saputro ditulis Saputro, S.H.

(e) Bila penulis mempunyai nama dengan kata sandang, maka penulisan namanya sesuai dengan aslinya.

Contoh:

RR. Kardjati ditulis RR Kardjati

(31)

BAB 6

EVALUASI KARYA TULIS ILMIAH

7.1 Ujian Proposal

Ujian Proposal dilaksanakan setelah mahasiswa melalui proses bimbingan dan proposal dinyatakan layak untuk diuji. Tim Penguji 3 orang terdiri dari: Ketua Penguji dan 2 Anggota Penguji (pada saat Ujian Proposal Pembimbing bertindak sebagai Penguji). Proses ujian dipimpin oleh Ketua Penguji. Ketua Penguji ditetapkan sesuai ketetapan Direktur Poltekkes Kemenkes Malang.

Aspek yang dievaluasi adalah sistematika dan cara penulisan, isi tulisan, penyajian dan responsi. Sistematika penulisan meliputi: kerangka penulisan, kesinambungan antar alinea, antar Bab KTI. Cara Penulisan meliputi: penggunaan bahasa, susunan kalimat, pengetikan, penulisan kutipan, penulisan sumber bacaan/daftar pustaka. Aspek isi tulisan, meliputi keseluruhan bagian inti KTI mulai dari pendahuluan, tinjauan pustaka dan metode penelitian secara lengkap. Pada proses penyajian, yang dinilai adalah ketepatan waktu, kejelasan, penggunaan media dan penampilan. Kemampuan mempertanggung jawabkan proposal dinilai dalam aspek responsi yang meliputi: ketepatan menjawab, kemampuan mengemukakan argumentasi, penguasaan dan penampilan selama tanya jawab berlangsung (format penilaian ujian proposal terlampir).

Proses Ujian berlangsung selama 1 jam, dengan rincian: 10 menit untuk penyajian, 45 menit tanya jawab oleh 3 penguji (masing-masing 15 menit), dan 5 menit terakhir untuk penentuan Hasil Ujian Proposal.

7.2 Ujian Sidang

Ujian Sidang dilaksanakan setelah mahasiswa melalui proses pengambilan data, bimbingan penulisan hasil serta telah dinyatakan layak untuk diuji oleh pembimbing. Tim Penguji 3 orang terdiri dari: Ketua Penguji dan 2 Anggota Penguji (pada saat Ujian Proposal Pembimbing bertindak sebagai Penguji). Proses Ujian dipimpin oleh Ketua Penguji. Ketua Penguji ditetapkan sesuai ketetapan Direktur Poltekkes Kemenkes Malang. Penguji Proposal sama dengan Penguji Hasil, apabila Penguji sedang Tugas Belajar maka Penguji dapat diganti Penguji lain yang ditunjuk oleh Ketua Jurusan.

(32)

Proses ujian berlangsung selama 1 jam, dengan rincian : 10 menit untuk penyajian, 45 menit tanya jawab oleh 3 Penguji (masing-masing 15 menit), dan 5 menit terakhir untuk penentuan Hasil Ujian Sidang.

Disamping itu penilaian ujian proposal dan ujian sidang, juga diberikan penilaian untuk proses pembimbingan mulai sejak awal penulisan proposal sampai penyusunan hasil penelitian oleh kedua orang pembimbing.

7.3 Penilaian Hasil Evaluasi Karya Tulis Ilmiah

Skala penilaian akhir sebagai pengukuran hasil belajar mahasiswa didasarkan pada SK Menkes RI No. HK-03.2.4.444.1 tentang Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Pendidikan Politeknik Kesehatan Depkes RI, sebagai berikut:

Angka Absolut Angka Mutu Huruf Mutu

80 – 100 4,00 A

75 – 79 3,70

A-72 – 74 3,30 B+

68 – 71 3,00 B

64 – 67 2,70

B-61 – 63 2,30 C+

58 – 60 2,00 C

52 – 57 1,70

C-41 – 51 1,00 D

0 – 40 0,00 E

Mahasiswa dinyatakan lulus Ujian KTI apabila memperoleh nilai sekurang-kurangnya mendapatkan angka 68-71 (angka mutu 2,70) atau (huruf mutu B)

(33)

DAFTAR PUSTAKA

Danim, S. 1997, Metode Penelitian Ilmu-ilmu Perilaku, Jakarta: Bumi Aksara

Danim S.2003. Riset Keperawatan Sejarah dan Metodologi, Jakarta: EGC

Depkes. 2006. Kurikulum D-III Keperawatan. Jakarta: Badan Pengembangan dan pemberdayaan SDM Kesehatan Pusdiknakes.

Dyah Widodo. 2016. Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah. Poltekkes Kemenkes Malang

IKIP Malang, 1996. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah: Skripsi, Tesis, Desertasi, Artikel Ilmiah, Makalah dan Laporan Penelitian, Edisi ke-tiga. Malang: Satgas Operasional Pendidikan dan Pengajaran

Keeraf. G.1980. Tata Bahasa Indonesia, Jakarta: Nusa Indah.

Kuntoro. 2004. Aplikasi Statistik Dalam Berbagai Jenis Penelitian. Makalah yang diseminarkan di Poltekkes Depkes Malang tanggal 24 Juli 2004

Kurikulum Diploma III Keperawatan, 2014, AIPDiKI

Notoadmojo, S. 1994. Pengantar Dasar-dasar Perilaku Kesehatan. Jakarta: UI Press. Notoatmojo, S., 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Nursalam dkk, 2014, Panduan Penyusunan Karya Tulis Ilmiah: Studi Kasus Program Studi D-III Keperawatan, AIPViKI Regional 6 Jawa Timur

Nursalam. 2003. Konsep & Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Peraturan Akademik Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang, 2015

(34)

Referensi

Dokumen terkait

Grup telah menyajikan kembali laporan keuangan konsolidasian pada tanggal dan untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2013 karena adanya penyajian kembali laporan

Konektor yang digunakan untuk menghubungkan Motor Servo dengan Vcc, Ground dan signal input yang dihubungkan ke Basic Stamp BS2P40.. Kabel menghubungkan Vcc, Ground dan

Bonang adalah alat musik yang terbuat dari bahan logam perunggu yang dimainkan dengan cara dipukul dengan menggunakan alat bantu pemukul, bentuk Bonang

Penulisan tugas akhir karya seni ini bertujuan untuk mendeskripsikan konsep, tema, proses visualisasi, dan bentuk lukisan dengan judul Aktivitas Petani Sabagai Objek

; 112,13%, namun penilaian terhadap kinerja pendapatan pada dasarnya tidak cukup hanya melihat apakah realisasi pendapatan daerah telah melampaui target anggaran,

Oligosakarida yang bertautan glikosidik dengan gugus –OH atau –NH 2 protein dapat menjadi penanda biokimia di permukaan sel. Contohnya, antigen golongan-darah manusia..

Diharapkan melalui penelitian ini, para pembelajar bahasa Jepang dapat lebih menyenangi dalam memahami dan mendalami keigo dengan menggunakan anime sebagai objek

Proses dari produksi hewan transgenik terdiri atas beberapa tahapan secara ringkas yaitu identifikasi gen yang diinginkan (gen target), isolasi gen target, amplifikasi gen