• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRAKTIKUM FUNDAMENTAL OF MOLECUL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "LAPORAN PRAKTIKUM FUNDAMENTAL OF MOLECUL"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM

FUNDAMENTAL OF MOLECULAR BIOLOGY

Cutting DNA dan Electroforesis

Disusun oleh:

Tiara Krisnani Muguri

472016017

PROGRAM STUDI GIZI

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

(2)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar belakang

Dalam ilmu biologi melekular, aktivitas memotong DNA adalah salah satu kegiatan

yang sering dilakukan. Pemotongan DNA dapat menggunakan enzim endonuklease yang

sering dilakukan dalam teknik biologi molekuler dengan menggunakan DNA sebagai

bahan kajian.

Enzim endonuklease yang memutus ikatan fosfodiester pada DNA dikelompokakan

kedalam nuklease. Enzim nuklease dibagi menjadi dua yakni eksonuklease yang memutus ikatan fosfodiester mulai dari ujung rantai DNA dan endonuklease yang memutus ikatan fosfodiester pada bagian dalam rantai DNA.Enzim endonuklease restriksi

mengkatalisis pemotongan DNA pada bagian dalam rantai DNA yang ditandai dengan

adanya urutan nukleotida (4-6 bp) yang khas.Urutan nukleotida yang dikenali oleh enzim

tersebut sering disebut sebagai urutan palindromic, yakni urutan yang apabila dibaca dari kiri ke kanan sama dengan urutan kalau dibaca dari kanan ke kiri, misalnya 5’AATT 3’ dan 3’TTAA 5’.

Ada berbagai jenis endonuklease restriksi yang berhasil diisolasi dan dapat dibeli

secara komersial, antara lain: EcoR I, Hind III, BamH 1, Sal 1 dan lain-lain. Enzim

tersebut umumnya bekerja optimal pada suhu 37°C dan dalam buffer dengan pH

optimum.

(3)

DNA yang akan diputus ikatan fosfodiesternya oleh enzim tersebut harus memiliki

urutan yang khas yang dikenali oleh enzim yang digunakan. Untuk mengetahui enzim

tersebut bekerja secara baik, maka diperlukan sampel kontrol positif (DNA yang jelas

mengandung daerah restriksi untuk enzim yang digunakan) dan kontrol negatif (DNA

yang tidak diberi enzim yang akan diuji dengan sampel kita).

Apabila yang digunakan sebagai sampel DNA adalah DNA genom maka pemberian

endonuklease restriksi akan menyebabkan fragmen DNA yang ukurannya bervariasi. Jika

yang digunakan DNA plasmid (ukurannya jauh lebih kecil) yang memiliki daerah yang

mampu dikenali endonuklease restriksi maka akan didapatkan sejumlah fragmen DNA

tergantung dari banyaknya daerah restriksi pada DNA plasmid tersebut.

Sebagai contoh DNA yang dipotong adalah DNA plasmid (pGAS102) dan tumbuhan.

Enzim yang mampu memotong untaian DNA pGAS102 dan DNA tumbuhan adalah

enzim nuklease. Atau disebut deoksiribonuklease atau Dnase. Salah satu enzim yang

dipakai untuk memotong DNA tersebut adalah enzim restriksi nuklease. Enzim ini

mampu memotong DNA pada urutan yang spesifik. Dalam kegiatan praktikum ini

digunakan enzim restriksi endonuklease berupa BamHI yang merupakan enzim restriksi

tipe II. Enzim restriksi tipe II hanya memiliki aktivitas restriksi dengan kofaktor berupa

Mg2+, sementara aktivitas metilasi dilakukan oleh enzim metilase.

Enzim BamHI ini memiliki kofaktor berupa ion Mg2+, sehingga dalam prosedur

praktikum restriksi plasmid diberi MgCl. Kation bivalen Mg2+ dari MgCl tersebut

berfungsi dalam proses pemotongan plasmid yang dibutuhkan untuk meningkatkan

aktivitas enzim restriksi. Adapun kinerja enzim BamHI tersebut mampu memotong ikatan

fosfodiester pada urutan DNA pada sisi:

5′ G↓G-A-T-C-C 3′ 3′ C-C-T-A-G↑G 5′

Enzim restriksi tersebut mampu mengenali urutan nukleotida yang sama (G-G),

sehingga BamHI disebut juga sebagai isoschizomer. Hasil potongan oleh enzim BamHI berupa formasi 5′–PO4– dan 3′–OH yang bagian terminalnya berbentuk asimetris atau sticky ends. Enzim BamHI bekerja dengan cara melakukan scanning sekuens non-spesifik

di sepanjang DNA dengan cara meluncur (sliding), setelah itu ketika enzim tersebut menemukan sekuens spesifik berupa 5′ G-G-A-T-C-C 3′ maka akan berupa konformasinyan dan sisi katatiliknya bekerja untuk memotong ikatan fosfodiester antara

(4)

Pada tahap pemotongan plasmid pGAS102 dan genom tumbuhan, selain diberi enzim

restriksi BamHI juga diberi buffer yang terdiri dari 500mM Tris-HCl pH 7.5, 100mM

MgCl2, 10mM Dithiothreitol (DTT), dan 100mM NaCl. Buffer Tris-HCl digunakan

untuk mempertahankan keoptimalan pH enzim. Hal ini dikarenakan Tris-HCl merupakan

buffer dengan rentang pH 7-9 yang secara tipikal mampu mempertahankan keadaan

fisiologis seperti dalam sel .

Kombinasi Tris-HCl dan NaCl akan mengaktifkan kinerja enzim endonuklease.

Selain itu, adanya MgCl2 seperti yang dijelaskan sebelumnya mampu memberikan

konstribusi ion bivalen berupa Mg2+ yang bertindak sebagai kofaktor enzim BamHI yang

bertujuan agar meningkatkan kinerja enzim tersebut .

Adapun fungsi ¬Dithiothreitol (DTT) selain sebagai buffer, DTT juga memiliki fungsi

sebagai penstabil terhadap oksidasi oleh udara atau antioksidan yang bertujuan agar DNA

tidak mengalami kerusakan oksidatif selam proses restriksi (Tamam, 2016).

1.2Tujuan Praktikum

Praktikum kali ini bertujuan agar mahasiswa mampu menjalankan tahapan-tahapan

cutting DNA dengan benar dan mampu memotong DNA genom dan/atau DNA lamda

menggunakan enzim restriksi. Selain itu praktikan juga mampu menjalankan

tahapan-tahapan elektroforesis dengan baik, dan mampu membaca dan mengidentifikasi

(5)

BAB II

MATERI DAN METODOLOGI

2.1Waktu dan Tempat

Praktikum dilaksanakan pada hari Kamis, 20 Juli 2017 dan Kamis, 27 Juli 2017,

pukul 10.00 – 13.00 WIB di Laboratorium Biologi Molekular, Fakultas Kedokteran dan

Ilmu Kesehatan, Universitas Kristen Satya Wacana.

2.2 Alat dan Bahan 2.2.1 Cutting DNA

Peralatan yang digunakan dalam praktikum ini adalah Microtube (tabung ependorf 0,5 μl), rak tabung ependorf, micropipet, tip, water bath, box ice, vortex, dan spidol. Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah sampel DNA (genom &

lamda), Enzim restriksi (EcoRV, XhoI, SMAI, NoteI), buffer, aquades, dan ice.

2.2.2 Electroforesis

Peralatan yang digunakan dalam praktikum ini adalah alat elektroforesis (tray/cetakan

gel, sisir, tangki, power suplly), beaker glass, gelas ukur, neraca analitik, hotplate, gel

doc (UV transiluminator), mikropipet dan tip, dan kertas parafilm. Bahan-bahan yang

digunakan dalam praktikum ini adalah Sampel DNA, DNA marker, agarose, larutan

buffer TAE (tris-base, EDTA, aseta glacial), aquades, loading dye, dan larutan ETBR.

2.3Metode

2.3.1 Cutting DNA

Disiapkan microtube steril kemudian diberi label sesuai sampel yang akan dipotong dan enzim pemotongannya. Selanjutnya dimasukkan 4 μl sampel DNA ke dalam microtube. Lalu ditambahkan 2 μl buffer 1x yang disesuaikan dengan enzim yang digunakan. Ditambahkan 1 μl enzim restriksi. Kemudian ditambahkan aquades sampai volume total mencapai 20 μl. Larutan diinkubasi di waterbath dengan suhu 36oC selama 2 jam. Setelah selesai microtube disimpan di dalam kulkas dengan suhu

(6)

2.3.2 Electroforesis

i. Larutan Buffer TAE 1x

Dibuat 500 ml larutan TAE 1x menggunakan stok larutan TAE 50x. Lalu diambil Buffer TAE 50x sebanyak 10 ml dan diencerkan dengan aquades sampai

volume 500 ml. Buffer TAE dipakai sebagai perendam agarose gel dan juga sebagai

penghantar arus listrik saat running electroforesis.

ii. Buat Agarose gel

Dibuat agarose gel dengan konsentrasi 0,8% dengan pelarut menggunakan

Buffer TAE 1x di atas dengan volume total 80 ml. Kemudian timbang agarose

sebanyak 0,64 gr dalam eaker glass 100 ml. Lalu ditambahkan larutan TAE 1x

sampai volume 80 ml. Dipanaskan larutan agarose menggunakan hotplate dengan

magnetic stirrer sampai larutan berubah menjadi bening (jernih). Setelah itu,

disiapkan wadah pencetak gel agarose, pastikan bagian tutup samping dan sistem

pencetak sumur telah terpasang dengan benar. Terakhir, larutan agarose dituang ke

wadah penectak gel, lalu ditunggu sampai gel mengeras. Tutup samping dan sisiran

dilepaskan secara perlahan dan hati-hati jangan sampai merusak gel dan sumurnya.

iii. Setting alat dan persiapan sampel

Wadah dan agarose gel diletakkan secara perlahan dan hati-hati ke dalam

chamber alat elektroforesis. Lalu dituang larutan TAE 1x ke dalam chamber

secara perlahan sampai menutupi permukaan gel agarose, lebih kurang 2-3 ml di

atas permukaan agarose gel atau sesuai garis petunjuk pada chamber. Kemudian,

siapkan sampel DNA hasil isolasi dan loading dye dalam box ice, termasuk DNA

marker yang akan digunakan. Informasi DNA marker yang digunakan dicatat

untuk kebutuhan identifikasi. Disiapkan 10 μl sampel yang merupakan campuran

sampel DNA dan loading dye dengan perbandingan 4 DNA berbanding 1 loading dye. Selanjutnya, diambil loading dye 2 μl lalu ditempatkan pada kertas parafilm, kemudian diambil 8 μl sampel DNA dan di campurkan dengan loading dye sampai tercampur merata. Setelah itu masukkan sampel ke dalam sumuran pada

agarose gel dengan hati-hati jangan sampai ujung tip merusak sumur atau sampel

(7)

iv. Running

Semua sampel DNA dan DNA marker harus dipastikan telah siap dalam

sumuran dan kode sampel dan nomor sumuran telah tercatat. Kemudian, dipasang

penutup alat elektroforesis dan kabel power dari power suplly pada electroda

masing-masing. Terakhir, dihidupkan power suply dan diatur tegangan lebih

kurang 40 – 50 volt dan arus listrik lebih kurang 180 mA. Setelah semua siap, di

running selama lebih kurang 1 jam.

v. Deteksi dan Identifikasi

Selesai running, diambil agarose gel dan dipindahakn ke dalam wadah

perendaman did alam lemari asam. Lalu dituang larutan ETBR ke dalam wadah

perendaman sampai seluruh gel terendam. Didiamkan selama lebih kurang 20

menit. Setelah itu, diambil agarose del dan dimasukkan ke dalam gel doc untuk

proses visualisasi dengan bantuan sinar UV. Dokumentasikan hasil visualisasi.

Selanjutnya, agarose gel yang sudah selesai digunakan dipindahkan ke dalam

beaker glass lalu dipanaskan di hotplate sampai larut kembali. Larutan dibuang ke

dalam botol limbah yang sudah diberi label. Terakhir, gambar hasil dokumentasi

(8)

BAB III

HASIL

3.1 Gambar hasil Cutting DNA

Ke

Keterangan :

Sumur Tipe DNA Enzim restriksi Hasil Elektroforesis

4 Lamda Sal I -

5 Genom Sal I -

6 Lamda Sal I -

7 Genom Sal I -

8 Lamda Sal I -

9 Lamda Sal I -

10 Genom Xho I Terpotong

11 Lamda Xho I -

(9)

BAB IV

PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini dilakukan dua tahap percobaan yaitu cutting DNA dan

elektroforesis. Cutting DNA atau pemotongan DNA adalah proses pemotongan DNA baik itu

DNA genom ataupun lamda dengan menggunakan enzim restriksi. Enzim restriksi / enzim

endonuklease sendiri adalah salah satu enzim yang banyak digunakan dalam bidan rekayasa

genetika, karena mampu memotong ADN atau ARN pada posisi tertentu. Karena

kemampuannya ini endonuklease dijuluki ‘gunting Biologi.

Pada tahun 1960, Werner Arber & Hamilton Smith menemukan enzim dari mikroba

yang dapat memotong DNA utas ganda. Enzim tersebut sekarang dikenal dengan enzim

restriksi endonuklease atau sering disebut endonuklease. Enzim tersebut mengenal dan

memotong DNA pada sekuen spesifik yang panjang 4 sampai dengan 6 pasang basa nitrogen.

Secara alami, bakteri menghasilkan enzim restriksi untuk memotong dan menghancurkan

menghancurkan DNA virus yang menginfeksinya. Sampai saat ini sudah banyak jenis enzim

restriksi yang telah ditemukan dan diisolasi dari berbagai spesies bakteri. Nama setiap enzim

restriksi diawali dengan tiga huruf yang menyatakan nama bakteri yang menghasilkan enzim

tersebut. Setiap enzim restriksi mengenal sekuens tertentu dan mampu memotong bagian

yang khas pada DNA. Bagian pada DNA yang dikenai aksi pemotongan oleh enzim restriksi

ini dinamakan sekuens pengenal. Suatu sekuens pengenal sebenarnya adalah sejumlah urutan

basa nitrogen tertentu yang oleh enzim restriksi dikenali sebagai tempat atau bagian yang

akan dipotongnya (Isahi, 2011).

Salah satu contoh enzim retriksi adalah enzim EcoRI yang telah diisolasi pertama kali

oleh Herbert Boyer pada tahun 1969 dari bakteri Escherichia coli. Enzim EcorI memotong

DNA pada bagian yang urutan basanya GAATTC karena bagian inilah sekuen pengenal bagi

EcoRI. Pada sekuens pengenal tersebut, Enzim EcoRI memotongnya bagian atau situs antara

G (guanin) dan A (adenin). Pada DNA utas ganda, sekuen GAATTC ini akan berpasangan

dengan pasangan sekuen yang sama tetapi berlawanan arah. Jadi pasangan GAATTC adalah

CTTAAG. Pada pasangan sekuen ini enzim EcoRI ini memotong bagian antara A dan G.

Sebagai akibatnya, potongan-potongan atau fragmen-fragmen DNA utas ganda yang

dihasilkan akan memliki ujung berutas tunggal. Ujung seperti ini yang dikenal dengan

(10)

Kemampuan memotong DNA pada sisi spesifik menjadi tonggak penting dalam

pengembangan manipulasi DNA saat ini. Penamaan enzim restriksi didasarkan pada sistem

sederhana yang diusulkan oleh Smith and Nathans. Nama enzim (seperti BamHI, EcoRI)

menunjukkan asal enzim, tetapi tidak menunjukkan informasi sekuen pengenal. Sisi

pengenalan enzim restriksi pada umumnya adalah urutan basa nitrogen dengan panjang 4, 5,

atau 6 pasang basa nitrogen seperti AGCT (untuk AluI), GAATTC (untuk EcoRI), dan lain

sebagainya. Masing-masing enzim restriksi memotong urutan basa nitrogen pada sisi spesifik.

Dua enzim berbeda dapat mempunya urutan pengenalan yang sama, tetapi memotong DNA

pada titik berbeda di dalam urutan basa tersebut (Isahi, 2011).

Dalam praktikum ini juga digunakan dua tipe DNA yaitu DNA genom dan DNA

lamda. DNA genom yaitu seluruh DNA yang ada pada suatu organisme (makhluk hidup),

baik yang berfungsi atau yang tidak, baik yang ada di inti sel, mitokondria, atau kloroplas.

Atau dengan kata lain DNA genom adalah DNA mentah yang masih memiliki komponen

lengkap seperti promoter gen, bagian exon, dan bagian intron (Biotektanaman, 2009). DNA

lamda adalah kebalikan dari DNA genom yaitu DNA yang tidak utuh lagi.

Selain cutting DNA terdapat tahap kedua yaitu elektroforesis. Elektroforesis gel

agarose adalah teknik pemisahan DNA dengan memanfaatkan perbedaan laju pergerakannya

di dalam medan listrik dengan menggunakan gel agarose sebagai medium penyangga.

Agarose merupakan suatu fraksi dari agar-agar yang merupakan polimer netral dan sedikit

mengandung sulfat. Agarose dikenal sebagai fraksi pembentuk gel dari agar-agar, dimana

sifat-sifat gel yang dihasilkanya mendekati sifat-sifat gel yang ideal untuk keperluan bidang

bioteknologi. Agarose diekstrak dari rumput laut yang merupakan polimer yang komponen

monomer utamnya adalah D-galaktosa dan 3,6-anhidro-L-galaktosa. Keuntungan

menggunakan gel agarose adalah mempunyai kapasitas yang besar, mampu memisahkan

fragmen DNA dengan panjang antara 50 pb sampai 50.000 pb, mudah, cepat dalam

pembuatatannya, dan fragmen DNA yang diperoleh dari hasil pemisahannya dapat diperoleh

kembali untuk tujuan tertentu dalam keadaan tidak rusak (Setiadi, 2014) .

Agarose murni terbentuk bubuk dan tidak larut dalam air (maupun Buffer) pada suhu

kamar namun larut pada air mendidih oleh karena itu untuk memurnikan gel agarose

digunakan microwave untuk melarutkan agarose dalam Buffer seperti yang dilakukan dalam

praktikum elektroforesis kali ini. Agarose mengalami polimerase. Polimer gula berikatan

silang satu sama lain dan menyebabkan perubahan dari larutan gel menjadi larutan dalam air

mendidih semakin padat gel yang akan terbentuk. Larutan tersebut harus ditunggu sampai

(11)

penyaringan, semakin besar fragmen DNA semakin mudah terjerat dalam matriks dan

migrasinya menjadi lambat sedangkan fragmen yang kecil akan semakin sulit terjerat dan

akan bergerak lebih cepat pada laju proporsional sesuai dengan ukurannya. Dari hasil

praktikum adanya DNA yang menunjukkan adanya pergerakan DNA karena pada saat arus

listrik diaplikasikan pada gel molekul yang bermuatan negatif akan menuju elektroda positif

dan molekul bermuatan positif akan menuju elektroda yang bermuatan negatif, jadi ia

bergerak menuju ke muatan positif. Yang perlu diperhatikan adalah pemberian arus listrik

pada gel agarose tidak bisa sembarangan karena jika terlalu besar, dapat mengakibatkan

panas yang akan mengubah bentuk pita DNA (Setiadi, 2014).

Dari gambar hasil elektroforesis diperoleh hasil yaitu pada sumur 10 (Genom+XhoI)

dan sumur 12 (DNA marker) yang terpotong. Marker adalah segmen DNA yang spesifik dan

telah diketahui ukurannya. Marker berfungsi untuk mengetahui ukuran DNA hasil

apmlifikasi. Marker DNA yang terdapat dalam gel elektroforesis berfungsi sebagai penanda

posisi molekul DNA yang bermigrasi untuk menentukan perkiraan ukuran basa-basanya

(Martin, 1996). Hasil yang tidak terbaca ini diakibatkan karena kurangnya ketelitian saat

memasukkan sampel kedalam sumur, dan hasilnya juga tergantung dengan keberadaan DNA

sendiri semakin besar molekul DNA maka akan semakin lambat pergerakannya sehingga

pada saat pembacaan hasil elektroforesis DNA yang muatannya kecil lebih jelas

dibandingkan dengan DNA yang bermuatan besar, hasil elektroforesi juga tergantung pada

tegangan listrik yang digunakan semakin besar kuat arus maka kecepatan running pada DNA

akan semakin cepat, selain itu proses elektroforesis juga tergantung pada keberadaan buffer

yang digunakan, semakin tinggi konsenterasi buffer maka akan menghambat proses motilitas

DNA dan konsentrasi gel agarose juga berpengaruh terhadap hasil elektroforesis karena

semakin tinggi konsentrasi gel agarose maka pori-pori gel yang terbentuk akan semakin kecil

sehingga sulit untuk ditembus DNA hal ini dapat berpengaruh pada motilitas DNA.

Pada beberapa sumur juga terjadi pemotongan hanya saja hasilnya sangat kecil

sehingga tidak telalu kelihatan. Berdasarkan hasil yang di dapat terlihat ada dua pita yang

terbentuk, satu pita berada diatas dan satu pita berada di bawah. Pita yang berada diatas

disebut vector karena ukurannya lebih besar dan yang di bawah disebut insert, hal itu terjadi

karena adanya perbedaan berat diantara vektor dan insert. Namun dalam foto terlihat ada

beberapa sumur yang hanya memiliki satu pita DNA, hal itu dapat disebabkan oleh kesalahan

teknis yang dilakukan praktikan. Hal ini juga dapat disebabkan kemungkinan terjadi pada

saat proses pengambilan plasmid, ketika proses pelisisan membran oleh EDTA.

(12)

atau terbawa, tetapi juga ikutnya DNA genom yang ukurannya lebih besar dibandingkan

(13)

BAB V

KESIMPULAN

Cutting DNA atau pemotongan DNA adalah proses pemotongan DNA baik itu DNA

genom ataupun lamda dengan menggunakan enzim restriksi. Enzim restriksi / enzim

endonuklease sendiri adalah salah satu enzim yang banyak digunakan dalam bidang rekayasa

genetika, karena mampu memotong ADN atau ARN pada posisi tertentu. Karena kemampuannya ini endonuklease dijuluki ‘gunting Biologi. Dari gambar hasil elektroforesis diperoleh hasil yaitu pada sumur 10 (Genom+XhoI) dan sumur 12 (DNA marker) yang

terpotong. Ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya kegagalan pada praktikum kali

ini selain dari kelalaian praktikan, diantaranya adalah faktor tegangan listrik pada saat proses

(14)

DAFTAR PUSTAKA

Biotektanaman. 2009. DNA Genomik. Diperoleh pada Senin 31 Juli 2017, dari

https://biotektanaman.wordpress.com/2009/06/22/dna-genomik-apakah-itu/

Isahi. 2011. Mengenal Enzim Endonuklease. Diperoleh pada Senin 31 Juli 2017, dari

http://biologimediacentre.com/mengenal-enzim-endonuklease/

Martin, R. 1996. Gel electrophoresis: nucleid acids. Bios scientific Publisher, Oxford.

Pariama, Sesha. 2017. Laporan Praktikum 4 Cutting DNA. Diperoleh pada Senin 31 Juli

2017, dari https://www.academia.edu/30170783/laporan_4_cutting_dna.docx

Setiadi, Eko, dkk. 2014. Elektroforesis pada Gel Agarose. Diperoleh pada Senin 31 Juli

2017, dari https://www.academia.edu/12162613/Proses_Elekroforesis_DNA

Tamam, Badrut. 2016. Bagaimana Cara Memotong DNA. Diperoleh pada Senin 31 Juli

2017, dari http://www.generasibiologi.com/2016/03/bagaima-cara-memotong-dna.html

Gambar

Gambar 1. Sekuens Palindromik.

Referensi

Dokumen terkait

Perintah untuk menampilkan output “Luas bujur sangkar dengan sisi=” lalu memanggil nilai yang telah di inputkan oleh user ke dalam atribut ‘sisi’ dari objek ‘bujur2’,

Tanda-tanda mereka bahwa mereka yang berkuasa sekarang ini bukan merupakan pilihan rakyat adalah mereka yang tidak memiliki watak pemimpin sejati yang disebut dalam

Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Sang Hyang Widhi Wasa, karena atas berkat dan rahmat-Nya lah saya dapat menyelesaikan laporan Seminar Tugas Akhir ini dengan judul “

The minimum expected count is 9,18.. Computed only for a

Adalah orang yang tidak mendapatkan pengangkatan formal sebagai pemimpin, namun karena ia memiliki sejumlah kualitas unggul, dia mencapai kedudukan sebagai orng yang

Dengan kata lain, pelanggaran dilakukan karena penutur atau lawan tutur tidak mengikuti prinsip kerja sama seperti yang disebutkan Gunarwan, (2007:227) bahwa

Berdasarkan hasl penga - matan, pemberian angket dan penilaian ten- tang pengusaan vokal pada siklus 1, dapat diulas sebagai berikut: (1) berdasarkan ang- ket minat yang

Kawasan lindung lainnya di Kabupaten Donggala meliputi kawasan terumbu karang dan padang lamun. Kawasan ini merupakan bagian dari ekosistem Laut dan