• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Efektifitas Model Pembelajaran Examples Non Examples dengan Model Pembelajaran Picture and Picture Kelas 5 SD Negeri Gunung Tumpeng 02 dan SD Negeri Rowoboni 01 terhadap Hasil Belajar IPA Semes

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Efektifitas Model Pembelajaran Examples Non Examples dengan Model Pembelajaran Picture and Picture Kelas 5 SD Negeri Gunung Tumpeng 02 dan SD Negeri Rowoboni 01 terhadap Hasil Belajar IPA Semes"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

7 2.1.1 Model Pembelajaran

2.1.1.1Pengertian Model Pembelajaran

Joyce & Weil (dalam Rusman, 2011: 133), berpendapat bahwa model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas atau yang lain. Model pembelajaran dapat dijadikan pola pilihan, artinya para guru boleh memilih model pembelajaran yang sesuai dan efisien untuk mencapai tujuan pendidikan.

Model adalah bentuk representasi akurat sebagai proses aktual yang memungkinkan seseorang atau sekelompok orang mencoba bertindak berdasarkan model itu (Mills dalam Suprijono, 2012: 45). Pemilihan model yang tepat perlu memperhatikan tujuan pengajaran.

Model pembelajaran merupakan landasan praktik pembelajaran hasil penurunan teori psikologi pendidikan dan teori belajar yang dirancang berdasarkan analisis terhadap implementasi kurikulum dan implikasinya pada tingkat operasional di kelas (Suprijono, 2012: 46). Fungsi model pembelajaran yaitu guru dapat membantu peserta didik mendapat informasi, ide keterampilan, cara berpikir dan mengekspresikan ide. Sehinga model pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu rencana atau pola yang digunakan dalam mangatur materi pelajaran dan memberi petunjuk kepada pengajar di kelas.

(2)

didik mendapat informasi, ide keterampilan, cara berpikir dan mengekspresikan ide.

2.1.1.2Pengertian Model Pembelajaran Examples Non Examples

Menurut Buehl (Depdiknas, 2007: 219) menyatakan Examples Non Examples adalah taktik yang dapat digunakan untuk mengajarkan definisi konsep. Taktik ini bertujuan untuk mempersiapkan siswa secara cepat Dengan menggunakan 2 hal yang terdiri dari examples dan non examples dari suatu definisi dengan konsep yang ada. Examples memberikan gambaran akan sesuatu yang menjadi contoh akan suatu materi yang sedang dibahas, sedangkan non examples memberikan gambaran akan sesuatu yang bukanlah contoh dari suatu materi yang sedang dibahas.

Afrisanti Lusita (2011: 83) menegemukakan bahwa model pembelajaran Examples Non Examples adalah metode belajar yang menggunakan contoh-contoh. Contoh-contoh dapat dari kasus atau gambar yang relevan dengan kompetensi dasar.

Suyatno (2009: 73) menyatakan bahwa .Examples Non Examples merupakan model pembelajaran dengan mempersiapkan gambar, diagram atau table sesuai materi bahan ajar dan kompetensi. Sajian gambar ditempel atau memakai OHP/LCD, dengan petunjuk guru siswa mencermati gambar, lalu diskusi kelompok tentang sajian gambar tadi, persentasi hasil kelompok, bimbingan penyimpulan, evaluasi, dan refleksi.

Selanjutnya Slavin (Chotimah, 2007: 1) dijelaskan bahwa Examples Non Examples adalah model pembelajaran yang menggunakan contoh-contoh. Contoh-contoh dapat diperoleh dari kasus atau gambar yang relevan dengan kompetensi dasar.

(3)

gambaran akan sesuatu yang bukanlah contoh dari suatu materi yang sedang dibahas.

2.1.1.3Langkah-langkah Model Examples Non Examples

Menurut Agus Suprijono (2012: 125) langkah–langkah model pembelajaran Examples Non Examples diantaranya:

1. Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran. Gambar yang digunakan tentunya merupakan gambar yang relevan dengan materi yang dibahas sesuai dengan Kompetensi Dasar.

2. Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan melalui LCD atau OHP, jika ada dapat pula menggunakan proyektor. Pada tahapan ini guru juga dapat meminta bantuan siswa untuk mempersiapkan gambar yang telah dibuat dan sekaligus pembentukan kelompok siswa. 3. Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada siswa untuk

memperhatikan/menganalisis gambar. Biarkan siswa melihat dan menelaah gambar yang disajikan secara seksama, agar detil gambar dapat difahami oleh siswa. Selain itu, guru juga memberikan deskripsi jelas tentang gambar yang sedang diamati siswa.

4. Melalui diskusi kelompok 2-3 orang siswa, hasil diskusi dari analisis gambar tersebut dicatat pada kertas. Kertas yang digunakan akan lebih baik jika disediakan oleh guru.

5. Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya. Siswa dilatih untuk menjelaskan hasil diskusi mereka melalui perwakilan kelompok masing-masing.

6. Mulai dari komentar/hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan materi sesuai tujuan yang ingin dicapai. Setelah memahami hasil dari analisa yang dilakukan siswa, maka guru mulai menjelaskan materi sesuai tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

(4)

Sedangkan menurut Afrisanti Lusita (2011: 83), langkah-langkah yang dilakukan dalam pembelajaran Examples Non Examples adalah:

1. Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran.

2. Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan lewat OHP. 3. Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan kepada siswa untuk

memperhatikan/menganalisa gambar.

4. Melalui diskusi kelompok 2-3 orang siswa, hasil diskusi dari analisa gambar tersebut dicatat pada kertas.

5. Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya.

6. Mulai dari komentar dan hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan materi sesuai tujuan yang ingin dicapai

Ahli lain yaitu Hosnan (2014: 256) menyatakan bahwa langkah-langkah pembelajaran dalam model Examples Non Examples adalah sebagai berikut:

1. Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran.

2. Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan melalui OHP. 3. Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada siswa untuk

memperhatikan/menganalisis gambar

4. Melalui diskusi kelompok 2-3 orang siswa, hasil diskusi dari analisis gambar tersebut dicatat pada kertas.

5.Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya.

6. Mulai dari komentar/hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.

7. Kesimpulan/rangkuman.

(5)

dengan materi dan tujuan pembelajaran yang akan di ajarkan. Pada tahap pelaksanaan meliputi ketrampilan siswa dalam menganalisis sebuah konsep dengan menggunakan media gambar. Langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan model Examples Non Examples dengan terstruktur dan terencana sebagai berikut:

Tabel 2.1

Langkah-langkah Model Pembelajaran Examples Non Examples

No. Langkah-langkah oleh guru

Penjelasan 1. Guru mempersiapkan

gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran.

Di langkah ini guru diharapkan untuk menyiapkan gambar yang sesuai tujuan mata pelajaran yang bersangkutan. Hal ini dimaksudkan agar tujuan pembelajaran dapat dicapai.

2. Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan melalui OHP/LCD.

Langkah kedua ini, guru menyajikan gambar yang telah dipersiapkan dengan memanfaatkan media yang ada di sekolah. Media OHP dapat diganti dengan proyektor LCD atau media yang lain yang terdapat di sekolah dan sesuai dengan perkembangan teknologi yang ada.

3. Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada

siswa untuk

memperhatikan/menganalisis gambar

Pada langkah ini, guru memberikan beberapa petunjuk berupa penjelasan singkat tentang gambar yang telah disajikan. Hal ini bertujuan untuk membantu atau memancing siswa untuk dapat menganalisis gambar.

4. Melalui diskusi kelompok 2-3 orang siswa, hasil diskusi dari analisis gambar tersebut dicatat pada kertas.

(6)

No. Langkah-langkah oleh

Guru meminta perwakilan kelompok untuk membacakan hasil diskusinya. Hal ini dilakukan untuk melatih keberanian siswa dalam mengungkapkan pendapat dan berbagi hasil diskusi.

6. Mulai dari komentar/hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.

Setelah siswa membacakan hasil diskusinya, guru memberikan komentar dan meluruskan hal-hal yang masih keliru atau tidak sesuai dengan KD, kemudian menjelaskan materi sesuai dengan KD

7. Kesimpulan/rangkuman. Di akhir pembelajaran, guru bersama siswa mengambil kesimpulan sebagai penguatan materi pelajaran.

2.1.1.4Kelebihan Model Pembelajaran Examples Non Examples

Menurut Buehl (Depdiknas, 2007: 219) mengemukakan keuntungan metode Example Non Example antara lain:

1. Siswa berangkat dari satu definisi yang selanjutnya digunakan untuk memperluas pemahaman konsepnya dengan lebih mendalam dan lebih kompleks.

2. Siswa terlibat dalam satu proses discovery (penemuan), yang mendorong mereka untuk membangun konsep secara progresif melalui pengalaman dari example dan non example

3. Siswa diberi sesuatu yang berlawanan untuk mengeksplorasi karakteristik dari suatu konsep dengan mempertimbangkan bagian non example yang dimungkinkan masih terdapat beberapa bagian yang merupakan suatu karakter dari konsep yang telah dipaparkan pada bagian example.

Sedangkan menurut Afrisanti Lusita ( 2011: 83), keunggulan model Examples Non Examples adalah:

1. Siswa lebih kritis dalam menganalisa gambar.

(7)

3. Siswa diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya.

Dari kedua pendapat ahli diatas, dapat dikaji model Examples Non Examples memiliki keunggulan sebagai berikut:

1. Siswa lebih kritis dalam menganalisa gambar.

2. Siswa mengetahui aplikasi dari materi berupa contoh gambar.

3. Siswa diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya melalui diskusi dan pemamparan hasil diskusi di depan kelas.

4. Siswa terlibat dalam satu proses discovery (penemuan).

5. Siswa terlibat aktif, dapat bekerja sama, dan berinteraksi dengan siswa lain melali diskusi.

2.1.1.5Kelemahan Model Pembelajaran Examples Non Examples

Menurut Afrisanti Lusita (2011: 83) ada dua kelemahan dalam menggunakan model Examples Non Examples, diantaranya :

1. Tidak semua materi dapat disajikan dalam bentuk gambar. 2. Memakan waktu yang banyak.

Kiranawati (2007) menyatakan bahwa kekurangan-kekurangan dari metode Examples Non Examples, yaitu tidak semua materi dapat disajikan dalam bentuk gambar dan membutuhkan waktu yang lama untuk penerapannya.

Sedangkan menurut Buehl (Depdiknas , 2007:219), kekurangan dari model Examples Non Examples adalah tidak semua maeri dapat disajikan dalam bentuk gambar, dan penggunaan model Examples Non Examples memerlukan waktu yang banyak.

Dari pendapat tiga ahi diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa kekurangan dari penerapan model Examples Non Examples adalah tidak semua materi dapat disajikan dalam bentuk gambar, dan penggunaan model Examples Non Examples memerlukan waktu yang banyak.

2.1.1.6Pengertian Model Pembelajaran Picture And Picture

(8)

menyenangkan. Pembelajaran ini mengandalkan gambar sebagai media dalam proses pembelajaran. Gambar-gambar ini menjadi faktor utama dalam proses pembelajaran.

Model pembelajaran Picture and Picture adalah suatu model belajar yang menggunakan gambar dan dipasangkan/diurutkan menjadi urutan logis. Model Pembelajaran ini mengandalkan gambar sebagai media dalam proses pembelajaran. Gambar-gambar ini menjadi faktor utama dalam proses pembelajaran. Sehingga sebelum proses pembelajaran guru sudah menyiapkan gambar yang akan ditampilkan baik dalam bentuk kartu dalam ukuran besar.( afniafandi, 2013)

Menurut Suprijono (2009: 129), model pembelajaram Picture and Picture adalah suatu metode yang menggunakan gambar dan dipasangkan atau diurutkan menjadi bentuk dan urutan yang logis.

Dari uraian di atas, model pembelajaran Picture and Picture adalah suatu model belajar yang menggunakan gambar dan dipasangkan/diurutkan menjadi urutan logis. Model Pembelajaran ini mengandalkan gambar sebagai media dalam proses pembelajaran. Gambar-gambar ini menjadi faktor utama dalam proses pembelajaran. Gambar-gambar tersebut dapat menjadikan pembelajaran berlangsung secara aktif, inovatif, kreatif, dan menyenangkan.

2.1.1.7Langkah-langkah Model Pembelajaran Picture And Picture

Langkah-langkah dari pelaksanaan model pembelajaran Picture and Picture menurut Istarani (2011: 7) adalah:

(9)

2. Memberikan materi pengantar sebelum kegiatan. Penyajian materi sebagai pengantar sesuatu yang sangat penting, dari sini guru memberikan momentum permulaan pembelajaran. Kesuksesan dalam proses pembelajaran dapat dimulai dari sini. Karena guru dapat memberikan motivasi yang menarik perhatian siswa yang selama ini belum siap. Dengan motivasi dan teknik yang baik dalam pemberian materi akan menarik minat siswa untuk belajar lebih jauh tentang materi yang dipelajari.

3. Guru menyediakan gambar-gambar yang akan digunakan (berkaitan dengan materi). Dalam proses penyajian materi, guru mengajar siswa ikut terlibat aktif dalam proses pembelajaran dengan mengamati setiap gambar yang ditunjukan oleh guru atau oleh temannya. Dengan Picture atau gambar kita akan menghemat energy kita dan siswa akan lebih mudah memahami materi yang diajarkan. Dalam perkembangan selanjutnya sebagai guru dapat memodifikasikan gambar atau mengganti gambar dengan video atau demontrasi yang kegiatan tertentu.

4. Guru menunjuk siswa secara bergilir untuk mengurutkan atau memasangkan gambar-gambar yang ada. Di langkah ini guru harus dapat melakukan inovasi, karena penunjukan secara langsung kadang kurang efektif dan siswa merasa terhukum. Salah satu cara adalah dengan undian, sehingga siswa merasa memang harus menjalankan tugas yang harus diberikan.

5. Gambar-gambar yang sudah ada diminta oleh siswa untuk diurutkan, dibuat, atau di modifikasi. Guru memberikan pertanyaan mengenai alasan siswa dalam menentukan urutan gambar. Setelah itu ajaklah siswa menemukan rumus, tinggi, jalan cerita, atau tuntutan KD dengan indikator yang akan dicapai. Ajaklah sebanyak-banyaknya peran siswa dan teman yang lain untuk membantu sehingga proses diskusi dalam PBM semakin menarik.

(10)

tersebut penting dalam pencapaian KD dan indikator yang telah ditetapkan. Pastikan bahwa siswa telah menguasai indikator yang telah ditetapkan.

7. Guru menyampaikan kesimpulan. Di akhir pembelajaran, guru bersama siswa mengambil kesimpulan sebagai penguatan materi pelajaran.

Langkah-langkah Picture And Picture dalam Hosnan (2014: 256) adalah: 1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.

2. Menyajikan materi sebagai pengantar.

3. Guru menunjukkan/memperlihatkan gambar-gambar kegiatan berkaitan dengan materi.

4.Guru menunjuk/memanggil siswa secara bergantian memasang/mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis. 5. Guru menanyakan alasan/dasar pemikiran urutan gambar tersebut. 6. Dari alasan/urutan gambar tersebut guru memulai menanamkan

konsep/materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai. 7. Kesimpulan/rangkuman.

Begitupun langkah-langkah Picture And Picture dalam Suprijono (2012: 125-126) adalah:

1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai. 2. Menyajikan materi sebagai pengantar.

3. Guru menunjukkan/memperlihatkan gambar-gambar kegiatan berkaitan dengan materi.

4. Guru menunjuk/memanggil siswa secara bergantian memasang/mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis. 5. Guru menanyakan alasan/dasar pemikiran urutan gambar tersebut. 6. Dari alasan/urutan gambar tersebut guru memulai menanamkan

konsep/materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai. 7. Kesimpulan/rangkuman.

(11)

Tabel 2.2

Langkah-langkah Model Pembelajaran Picture And Picture

No. Langkah-langkah oleh guru

Penjelasan 1. Guru menyampaikan

tujuan pembelajaran atau kompetensi yang ingin dicapai.

Di langkah ini guru diharapkan untuk menyampaikan apakah yang menjadi Kompetensi Dasar mata pelajaran yang bersangkutan. Dengan demikian maka siswa dapat mengukur sampai sejauh mana yang harus dikuasainya. Disamping itu guru juga harus menyampaikan indikator-indikator ketercapaian KD, sehingga sampai dimana KKM yang telah ditetapkan dapat dicapai oleh peserta didik. 2. Memberikan materi

pengantar sebelum kegiatan.

Penyajian materi sebagai pengantar sesuatu yang sangat penting, dari sini guru memberikan momentum permulaan pembelajaran. Kesuksesan dalam proses pembelajaran dapat dimulai dari sini. Karena guru dapat memberikan motivasi yang menarik perhatian siswa yang selama ini belum siap. Dengan motivasi dan teknik yang baik dalam pemberian materi akan menarik minat siswa untuk belajar lebih jauh tentang materi yang dipelajari.

3. Guru menyediakan gambar-gambar yang

akan digunakan

(berkaitan dengan materi).

Dalam proses penyajian materi, guru mengajar siswa ikut terlibat aktif dalam proses pembelajaran dengan mengamati setiap gambar yang ditunjukan oleh guru atau oleh temannya. Dengan Picture atau gambar kita akan menghemat energi kita dan siswa akan lebih mudah memahami materi yang diajarkan. 4. Guru menunjuk siswa

secara bergilir untuk mengurutkan atau memasangkan gambar-gambar yang ada.

(12)

No. Langkah-langkah oleh guru

Penjelasan 5. Gambar-gambar yang

sudah ada diminta oleh siswa untuk diurutkan, dibuat, atau di modifikasi.

Guru memberikan pertanyaan mengenai alasan siswa dalam menentukan urutan gambar. Setelah itu ajaklah siswa menemukan rumus, tinggi, jalan cerita, atau tuntutan KD dengan indikator yang akan dicapai. Ajaklah sebanyak-banyaknya peran siswa dan teman yang lain untuk membantu sehingga proses diskusi dalam PBM semakin menarik.

6. Dari alasan tersebut guru akan mengembangkan materi dan menanamkan konsep materi yang

sesuai dengan

kompetensi yang ingin dicapai.

Dalam proses diskusi dan pembacaan gambar ini guru harus memberikan penekanan-penekanan pada hal ini dicapai dengan meminta siswa lain untuk mengulangi, menuliskan atau bentuk lain dengan tujuan siswa mengetahui bahwa hal tersebut penting dalam pencapaian KD dan indikator yang telah ditetapkan. Pastikan bahwa siswa telah menguasai indikator yang telah ditetapkan.

7. Guru menyampaikan kesimpulan.

Di akhir pembelajaran, guru bersama siswa mengambil kesimpulan sebagai penguatan materi pelajaran.

2.1.1.8 Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Picture and Picture Menurut Istarani (2011: 8) kelebihan metode Picture and Picture adalah sebagai berikut:

1. Materi yang diajarkan lebih terarah karena pada awal pembelajaran guru menjelaskan kompetensi yang harus dicapai dan materi secara singkat terlebih dahulu.

2. Siswa lebih cepat menangkap materi ajar karena guru menunjukkan gambar-gambar mengenai materi yang dipelajari.

3. Dapat meningkatkan daya nalar atau daya pikir siswa karena siswa disuruh guru untuk menganalisa gambar yang ada.

4. Dapat meningkatkan tanggung jawab siswa, sebab guru menanyakan alasan siswa mengurutkan gambar.

(13)

Sedangkan menurut Hamdani (2011: 89) kelebihan model Picture and Picture adalah sebagai berikut:

1. Guru lebih mengetahui kemampuan masing-masing siswa. 2. Melatih berpikir logis dan sistematis.

3. Membantu siswa belajar berpikir berdasarkan sudut pandang suatu subjek bahasan dengan memberikan kebebasan siswa dalam praktik berpikir.

4. Mengembangkan motivasi untuk belajar yang baik.

5. Siswa dilibatkan dalam perencanaan dan pengelolaan kelas.

Menurut Istarani (2011: 8) kelemahan metode Picture and Picture adalah sebagai berikut:

1. Sulit menemukan gambar-gambar yang bagus dan berkualitas serta sesuai dengan materi pelajaran.

2. Sulit menemukan gambar-gambar yang sesuai dengan daya nalar atau kompetensi siswa yang dimiliki.

3. Baik guru ataupun siswa kurang terbiasa dalam menggunakan gambar sebagai bahan utama dalam membahas suatu materi pelajaran.

4. Tidak tersedianya dana khusu untuk menemukan atau mengadakan gambar-gambar yang diinginkan.

Sedangkan menurut Hamdani (2011: 90) kelemahan model Picture and Picture adalah sebagai berikut:

1. Memakan banyak waktu. 2. Banyak siswa yang pasif.

3. Guru khawatir bahwa akan terjadi kekacauan di kelas.

4. Banyak siswa tidak senang apabila sisuru bekerja sama dengan yang lain.

5. Dibutuhkan dukungan fasilitas, alat dan biaya yang cukup memadai. Dari uraian di atas, maka dapat dikaji bahwa model pembelajaran Picture and Picture memiliki kelebihan:

(14)

3. Dapat meningkatkan tanggung jawab siswa. 4. Pembelajaran lebih berkesan.

5. Guru lebih mengetahui kemampuan masing-masing siswa. 6. Melatih berpikir logis dan sistematis.

7. Mengembangkan motivasi untuk belajar yang baik.

8. Siswa dilibatkan dalam perencanaan dan pengelolaan kelas. Kelemahan yang dimiliki model pembelajaran Picture and Picture 1. Sulit menemukan gambar-gambar yang bagus dan berkualitas serta

sesuai dengan materi pelajaran.

2. Sulit menemukan gambar-gambar yang sesuai dengan daya nalar atau kompetensi siswa yang dimiliki.

3. Baik guru ataupun siswa kurang terbiasa dalam menggunakan gambar sebagai bahan utama dalam membahas suatu materi pelajaran.

4. Memakan banyak waktu. 5. Banyak siswa yang pasif.

6. Guru khawatir bahwa akan terjadi kekacauan di kelas.

7. Banyak siswa tidak senang apabila diminta bekerja sama dengan yang lain.

8. Dibutuhkan dukungan fasilitas, alat dan biaya yang cukup memadai. 2.1.2 Hasil Belajar

2.1.3.1Pengertian Belajar

Belajar menurut Gagne (Suprijono 2012: 2) adalah perubahan disposisi atau kemampuan yang dicapai seseorang melalui aktivitas. Perubahan disposisi tersebut bukan diperoleh langsung dari proses pertumbuhan seseorang secara alamiah. Definisi belajar berikutnya adalah dari Travers. Travers (Suprijono 2012: 2) berpendapat belajar adalah proses menghasilkan penyesuaian tingkah laku.

(15)

dan penemuan tadi. Setelah terjadi perubahan dan menemukan sesuatu yang baru, maka akan timbul sesuatu kecakapan yang bermanfaat bagi hidupnya. Howard L. Kingskey (Hosnan 2014: 3) mengatakan, learning is the process by which behavior (in broader sence) is originated or changed through practice r training (belajar adalah proses di mana tingkah laku (dalam arti luas) ditimbulkan atau diubah melalui praktik atau latihan).

Ahli berikutnya, Harold Sprears (Suprijono 2012: 2) mendefinisikan belajar adalah mengamati, membaca meniru, mencoba sesuatu, mendengar dan mengikuti arah tertentu. Kemudian Geoch (Suprijono 2012: 2) mendefinisikan belajar adalah perubahan performance sebagai hasil latihan. Belajar adalah perubahan perilaku yang bersifat permanen sebagai hasil dari pengalaman. Hal itu diungkapkan Morgan (Suprijono 2012: 3).

Menurut Jackson dalam Rusman (2011: 252) belajar merupakan proses membangun pengetahuan melalui transformasi pengalaman, sedangkan pembelajaran merupakan upaya yang sistematis dan sistematis dalam menata lingkungan belajar guna menumbuhkan dan mengembangkan belajar peserta didik. Proses belajar itu sendiri bersifat individual dan kontekstual, artinya proses belajar tersebut terjadi dalam diri individu sesuai dengan perkembangannya dan lingkungannya. Proses belajar merupakan indikator berhasil tidaknya pembelajaran. Jadi belajar merupakan usaha seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi dan pengalamannya dengan lingkungan belajarnya. Perubahan perilaku yang dihasilkan dari interaksi dan pengalamannya dengan lingkungan belajarnya itu bersifat permanen.

2.1.3.2Pengertian Hasil Belajar

(16)

materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu.

Secara sederhana, yang dimaksud dengan hasil belajar siswa adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Karena belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu benuk perubahan perilaku yang relatif menetap. Dalam kegiatan pembelajaran biasanya guru menetapkan tujuan belajar. Anak yang berhasil dalam belajar adalah yang berhasil mencapai tujuan-tujuan pembelajaran (Susanto, 2013: 5).

Menurut Sudjana (2010: 22), hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajar. Suprijono (2012: 7) menyatakan bahwa hasil belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja. Artinya, hasil pembelajaran yang dikategorisasi oleh para ahli pendidikan sebagaimana tersebut di atas tidak dilihat secara fragmentaris atau terpisah, melainkan komprehensif.

Ahli lain yaitu Bloom (Suprijono, 2012: 6-7), hasil belajar mencakup kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Domain kognitif adalah knowledge (pengetahuan, ingatan), comprehension (pemahaman, menjelaskan, meringkas, contoh), application (menerapkan), analysis (menguraikan, menentukan hubungan), synthesis (mengorganisasikan, merencanakan, membentuk bangunan baru), dan evaluation (menilai). Domain afektif adalah receiving (sikap menerima), responding (memberikan respon), valuing (nilai), organization (organisasi), characterization (karakterisasi). Domain psikomotor meliputi initiatory, pre-routine, dan rountinized. Psikomotor juga mencakup keterampilan produktif, teknik, fisik, sosial, manajerial, dan, intelektual. Sementara, menurut Lindgren (Suprijono, 2012: 7) hasil belajar meliputi kecakapan informasi, pengertian, dan sikap.

(17)

2.1.3 IPA

2.1.3.1Hakikat IPA

Menurut Wahyana dalam Trianto (2012: 136), IPA adalah suatu kumpulan pengetahuan tersusun secara sistematik, dan dalam penggunaannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam. Perkembangannya tidak hanya ditandai oleh adanya kumpulan fakta, tetapi oleh adanya metode ilmiah dan sikap ilmiah. Sedangkan Kardi dan Nur dalam Trianto (2012:136), IPA adalah ilmu tentang dunia zat, baik makhluk hidup maupun benda mati yang diamati. Trianto (2012:136) berpendapat bahwa IPA adalah suatu kumpulan teori yang sistematis, penerapannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam, lahir dan berkembang melalui metode ilmiah seperti observasi dan eksperimen serta menuntut sikap ilmiah seperti rasa ingin tahu, terbuka, jujur, dan sebagainya.

Dari beberapa definisi IPA diatas, maka dapat dikaji bahwa IPA adalah kumpulan pengetahuan yang lahir dan berkembang dari hasil observasi dan eksperimen terhadap alam yang menuntut sikap ilmiah.

2.1.3.2Tujuan Pembelajaran IPA

Menurut BSNP (2006: 484) mata pelajaran IPA di SD/MI bertujuan agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut:

1. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya; 2. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA

yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari; 3. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang

adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat;

4. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan;

5. Meningkatkan kesadaran untuk berperanserta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam;

(18)

7. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs.

2.1.3.3Ruang Lingkup IPA

Adapun ruang lingkup bahan kajian IPA di SD menurut BSNP (2006: 485) meliputi aspek-aspek sebagai berikut:

1. Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan;

2. Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat dan gas; 3. Energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik,

cahaya dan pesawat sederhana;

4. Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda langit lainnya.

Berdasarkan uraian di atas dapat di simpulkan bahwa ruang lingkup IPA di SD adalah mahkluk hidup dan proses kehidupan, benda/materi, energi dan perubahannya, serta bumi dan alam semesta.

2.1.3.4 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang Diteliti

Materi IPA kelas 5 yang akan diteliti dalam penelitian ini terangkup dalam SK dan KD. Berikut adalah SK dan KD yang akan diteliti:

Tabel 2.3 SK dan KD yang Digunakan dalam Penelitian Standar Kompetensi (SK) Kompetensi Dasar (KD)

1. Mengidentifikasi fungsi organ tubuh manusia dan hewan

(19)

2.2 Kajian Penelitian yang Relevan

Hasil Penelitian terdahulu yang menjadi acuan dalam penelitian ini

adalah penelitian dengan judul “Perbedaan Pembelajaran Examples Non Examples

dengan Picture and Picture terhadap Hasil Belajar Biologi pada Materi Sistem

Gerak Tumbuhan Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Ngemplak Tahun Ajaran

2012/2013” oleh Setyaningrum (2013). Kesimpulan dari penelitian tersebut

adalah Hasil nilai rata-rata postest siswa menggunakan pembelajaran Picture and

Picture sebesar (76,72±8,391) lebih tinggi dari pada menggunakan pembelajaran Examples non Examples sebesar (68,38±9,493) dan konvensional sebesar (63,44±9,831). Hasil uji hipotesis bahwa terlihat nilai Fhitung (16,283) lebih besar dari Ftabel (3,09). Nilai Ftabel diperoleh dari nilai taraf signifikansi 5% (df=2,93) yaitu sebesar (3,09), maka H0 ditolak berarti terdapat perbedaan yang signifikan antara ketiga pembelajaran yang diterapkan antara pembelajaran Examples non Examples, Picture and Picture dan konvensional. Hasil uji lanjut anova perbandingan pembelajaran Examples non Examples dan Picture and Picture 0,001 < 0,05, maka H0 ditolak, jadi terdapat perbedaan. Perbandingan pembelajaran Examples non Examples dan kontrol 0,036 < 0,05, maka H0 ditolak, jadi terdapat perbedaan. Perbandingan pembelajaran Picture and Picture dan kontrol 0,000 < 0,05, maka H0 ditolak, jadi terdapat perbedaan. Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini yaitu ada perbedaan antara penggunaan pembelajaran Examples non Examples, Picture and Picture dan konvensional denagn pembelajaran Picture and Picture lebih baik dari pada pembelajaran Examples non Examples dan konvensional.

(20)

berikut: (1) ada perbedaan hasil belajar IPA antara penerapan strategi Picture and Picture berbasis gambar kartun dan strategi Example Non Example pada siswa kelas IV MI Muhammadiyah Bloran, (2) strategi Picture and Picture berbasis gambar kartun memberikan pengaruh lebih besar terhadap hasil belajar siswa dibandingkan dengan strategi Example Non Example.

Penelitian ketiga dilakukan oleh Widihastuti (2014) dengan judul “Studi

Komparasi Penggunaan Strategi Pembelajaran Examples Non Examples dan Picture and Picture terhadap Hasil Belajar IPA di Kelas IV SD Muhammadiyah 16 Karangasem Tahun Ajaran 2013/2014”. Hasil penelitian tersebut menyatakan tidak terdapat perbedaan antara penggunaan strategi Examples non Examples dengan strategi Picture and Picture terhadap hasil belajar IPA kelas IV SD Muhammadiyah 16 Karangasem Surakarta. Hasil uji t thitung < ttabel yaitu 0,954> 2,000. Rata-rata nilai hasil belajar strategi Examples non Examples adalah 78,75 dan rata-rata nilai hasil belajar IPA strategi Picture and Picture adalah 81,56 Jadi, strategi Examples non Examples dengan strategi Picture and Picture tidak ada yang lebih baik, dikarenakan H0 diterima. Sehingga mematahkan kedua hipotesa kerja yang ditunjukkan dengan H1.

2.3 Kerangka Pikir

(21)

Examples memiliki langkah-langkah yang bertujuan untuk menunjukkan gambar yang sesuai dengan materi dan gambar yang tidak sesuai dengan materi, sehingga siswa dapat membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Jika dikaitkan dengan materi yang akan diteliti, maka model pembelajaran Examples Non Examples diharapkan dapat membuat siswa membedakan proses daur air yang benar dan yang salah. Model ini, dimulai dari teknik memperlihatkan gambar yang merupakan contoh daur air yang benar dan gambar yang merupakan contoh daur air yang salah, kemudian siswa memberikan alasan sebagai dasar pemilihan gambar atau bagan daur air yang mereka anggap benar. Penerapan model pembelajaran ini dapat mendorong siswa untuk berpikir kritis karena siswa terlibat dalam satu proses discovery, selain itu siswa berani berpendapat untuk menganalisa gambar dan memberikan pembelajaran yang lebih berkesan untuk siswa.

Sedangkan model pebelajaran Picture and Picture memiliki langkah-langkah yang bertujuan untuk mengurutkan gambar-gambar secara logis. Materi yang akan diteliti yaitu tentang daur air dirasa tepat menggunakan model Picture and Picture karena siswa dapat belajar untuk berpikir logis mengurutkan proses daur air. Model ini, dimulai dari teknik memperlihatkan gambar-gambar yang relevan dengan materi yang diajarkan dalam penelitian ini adalah daur air untuk diurutkan dengan benar. Penerapan model pembelajaran ini dapat mendorong siswa untuk berani berpendapat untuk menganalisa gambar yang telah diurutkan sehingga mengembangkan cara berpikir dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi dan memberikan pembelajaran yang lebih berkesan untuk siswa. Agar tidak terlihat monoton tiap personal mengurutkan gambar, model ini bisa divariasi dengan menunjuk siswa secara acak melalui undian sehingga siswa memang harus menjalankan tugasnya.

(22)

Non Examples dan Picture and Picture untuk mengetahui perbedaan efektifitas antara model pembelajaran Examples Non Examples dan model pembelajaran Picture and Picture ditinjau dari hasil belajar IPA kelas 5 SD semester 2 tahun ajaran 2014/2015. Adapun bagan kerangka pikir sebagai berikut:

2.1 Bagan Kerangka Pikir

Kondisi Awal Kelas Kontrol

Pretest

Kelas Eksperimen

Model Picture and Picture

Model Examples Non Examples

Posttest

(23)

2.4 Hipotesis

Hipotesis ini digunakan untuk memberikan jawaban sementara terhadap rumusan masalah. Hipotesis bersifat sementara sehingga perlu diuji kebenarannya. Berdasarkan kaitan antara masalah yang dirumuskan dengan teori yang dikemukakan maka dapat dirimuskan hipotesis dalam penelitian ini adalah ada perbedaan efektifitas antara model pembelajaran Examples Non Examples dan model pembelajaran Picture and Picture ditinjau dari hasil belajar IPA kelas 5 SD semester 1 tahun ajaran 2015/2016. Hipotesis statistik dapat dirimuskan sebagai berikut:

1. H0 : μ1 = μ2 artinya tidak terdapat perbedaan efektifitas yang signifikan antara model pembelajaran Examples Non Examples dan model pembelajaran Picture and Picture ditinjau dari hasil belajar IPA kelas 5 SD semester 1 tahun ajaran 2015/2016.

2. Ha : μ1 ≠ μ2 artinya terdapat perbedaan efektifitas yang signifikan antara model pembelajaran Examples Non Examples dan model pembelajaran Picture and Picture ditinjau dari hasil belajar IPA kelas 5 SD semester 1 tahun ajaran 2015/2016.

Pengambilan keputusan hipotesis berdasarkan signifikansi adalah sebagai berikut:

Gambar

gambar-gambar
gambar-gambar
gambar yang akan ditampilkan baik dalam bentuk kartu dalam ukuran besar.(
gambar-gambar
+3

Referensi

Dokumen terkait

Abstrak : Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui adakah pengaruh dari Kualitas Peyanan, produk, serta harga terhadap Kepuasan Konsumen.Pendekatan dalam penelitian

Dari makalah yang telah disusun, maka dapat disampaikan beberapasimpulan, antaralain: Media transmisi adalah media yang menghubungkan antara pengirim danpenerima informasi

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh hasil dan kadar bioetanol dari tongkol jagung dengan yield dan kadar yang optimal ( Zea mays L.) ditinjau dari nisbah

Circuit Switching atau dalam bahasa Indonesia disebut sambungan sirkuit menurut wikipedia.com adalah jaringan yang mengalokasikan sebuah sirkuit (atau kanal) yang dedicated di

Alternatif strategi yang muncul dari matriks TOWS adalah memperluas pangsa pasar yang dimiliki, mengambil alih perusahaan pesaing yang dapat memberikan kontrihusi, dan

berdasarkan wadiah, yaitu: (1) dana yang disimpan pada bank adalah

Hasil ini sesuai penelitian yang dilakukan oleh Leontiades &amp; Tezek (1980) yang menunjukkan bahwa semakin yakin manajemen perencanaan strategis dapat menghasilkan kinerja

Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan maka dapat disimpulkan yaitu, Kemampuan motorik halus anak sebelum dan sesudah menggunakan metode pemberian tugas di