• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERKEMBANGAN PEMBELAJARAN DAN PESERTA DIDIK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PERKEMBANGAN PEMBELAJARAN DAN PESERTA DIDIK"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Memahami peserta didik, merupakan sikap yang harus dimiliki dan dilakukan guru, agar guru dapat mengetahui aspirasi / tuntutan peserta didik yang bisa dijadikan bahan pertimbangan dalam penyusunan program yang tepat bagi peserta didik, sehingga kegiatan pembelajaran pun akan dapat memenuhi kebutuhan, minat mereka dan tepat berdasarkan dengan perkembangan mereka.

Beberapa dasar pertimbangan perlunya ” memahami peserta didik ” sebagai berikut :

1) Dasar pertimbangan psikologis,

Bahwa suatu kegiatan akan menarik dan berhasil apabila sesuai dengan minat, bakat, kemampuan, keinginan, dan tuntutan peserta didik.

2) Dasar pertimbangan sosiologi

Bahwa secara naluri manusia akan merasa ikut serta memiliki dan aktif mengikuti kegiatan yang ada.

B. Rumusan Masalah

1) Apa pengertian peserta didik? 2) Apa saja kebutuhan peserta didik?

3) Bagaimana karakteristik perkembangan peserta didik ? 4) Seberapa pentingkah memahami peserta didik?

C. TUJUAN

1) Untuk memenuhi tugas kuliah perkembangan peserta didik 2) Untuk mengetetahui pengertian peserta didik

3) Untuk mengetahui kebutuhan peserta didik 4) Untuk mengetahui karakteristik peserta didik

(2)

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengetian Peserta Didik

Dalam perspektif pedagogis, peserta didik diartikan sebagai sejenis makhluk homo educantum’, makhluk yang menghajatkan pendidikan. Dalam pengertian ini, peserta didik dipandang sebagai manusia yang memiliki potensi sehingga dibutuhkan binaan dan bimbingan untuk mengatualisasikannya agar ia dapat menjadi manusia susila yang cakap.

Dalam perspektif psikologis, peserta didik adalah individu yang sedang berada dalam proses pertumbuhan dan perkembangan, baik fisik maupun psikis menurut fitrahnya masing-masing. Sebagai individu yang tengah tumbuh dan berkembang, peserta didik memerlukan bimbingan dan pengarahan yang konsisten menuju ke arah titk optimal kemampuan fitrahnya.1

Dalam perspektif Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 pasal 1 ayat 4, “peserta didik diartikan sebagai anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan dirinya melalui proses pendidikan pada jalur jenjang dan jenis pendidikan tertentu.”

Berdasarkan beberapa definisi tentang peserta didik yang disebutkan di atas dapat disimpulkan bahwa peserta didik individu yang memiliki sejumlah karakteristik, diantaranya:

1) Peserta didik adalah individu yang memiliki potensi fisik dan psikis yang khas, sehingga ia merupakan insan yang unik.

2) Peserta didik adalah individu yang sedang berkembang. Artinya peserta didik tengah mengalami perubahan-perubahan dalam dirinya secara wajar, baik yang ditujukan kepada diri sendiri maupun yang diarahkan pada penyesuaian dengan lingkungannya.

(3)

3) Peserta didik adalah individu yang membutuhkan bimbingan individual dan perlakuan manusiawi.

4) Peserta didik adalah individu yang memiliki kemampuan untuk mandiri.2

B. Kebutuhan Peserta Didik

Tingkah laku individu merupakan perwujudan dari dorongan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.Kebutuhan-kebutuhan ini merupakan inti kodrat manusia.Dengan demikian, dapat dipahami bahwa kegiatan sekolah pada prinsipnya juga merupakan manifestasi pemenuhan kebutuhan-kebutuhan individu tersebut. Oleh sebab itu, seorang guru perlu mengenal dan memahami tingkat kebutuhan peserta didiknya,

Sehingga dapat membantu dan memenuhi kebutuhan-kebutuhan mereka melalui berbagai aktivitas kependidikan, termasuk aktivitas pembelajaran. Di samping itu, dengan mengenal kebutuhan-kebutuhan peserta didik, guru dapat memberikan pelajaran setepat mungkin, sesuai dengan kebutuhan peserta didiknya.

Berikut ini disebutkan beberapa kebutuhan peserta didik yang perlu mendapat perhatian dari guru, di antaranya:

1) Kebutuhan jasmaniah

Sesuai dengan teori kebutuhan menurut Maslow, kebutuhan jasmaniah merupakan kebutuhan dasar setiap manusia yang bersifat instinktif dan tidak dipengaruhi oleh lingkungan dan pendidikan. Kebutuhan-kebutuhan jasmaniah peserta didik yang perlu mendapat perhatian dari guru di sekolah antara lain: makan, minum, pakaian, oksigen, istirahat, kesehatan jasmani, gerak-gerak jasmani, serta terhindar dari berbagai ancaman. Apabila kebutuhan jasmaniah ini tidak terpenuhi, di samping mempengaruhi pembentukan pribadi dan perkembangn psikososial peserta didik, juga akan sangat berpengaruh terhadap proses belajar mengajar di sekolah.

2 Desmita, Psikologi Perkembangan Peserta Didik.(Bandung:Rosdakarya.2009)

(4)

Untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan jasmaniah peserta didik ini, sekolah melakukan upaya-upaya seperti:

a) Memberikan pemahaman terhadap peserta didik tentang pentingnya pola hidup sehat dan teratur

b) Menanamkan kesadaran kepada peserta didik untuk mengonsumsi makanan-makanan yang mengandung gizi dan vitamin tinggi

c) Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk beristirahat d) Memberikan pendidikan jasmani dan latihan-latihan fisik

seperti olahraga.

e) Menyediakan berbagai sarana di lingkungan sekolah yang memungkinkan peserta didik dapat bergerak bebas, bermain, berolahraga, dan sebagainya

f) Merancang bangunan sekolah sedemikian rupa dengan mempe rhatikan pencahayaan, sirkulasi udara, suhu, dan dan sebagainya, yang memungkinkan peserta didik dapat belajar dengan nyaman

g) Mengatur tempat duduk peserta didik di dalam kelas sesuai dengan kondisi fisik mereka masing-masing.

2) Kebutuhan akan rasa aman

(5)

3) Kebutuhan akan kasih sayang

Semua peserta didik sangat membutuhkan kasih sayang, baik dari orangtua, guru, teman-teman sekolah, dan dari orang-orang yang berada di sekitarnya. Peserta didik yang mendapatkan kasih sayang akan senang, betah, dan bahagia berada di dalam kelas, serta memiliki motivasi untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Sebaliknya, peserta didik yang merasa kurang mendapatkan kasih sayang akan merasa terisolasi, rendah diri, merasa tidak nyaman, sedih, gelisah, bahkan mungkin akan mengalami kesulitan belajar, serta memicu munculnya tingkah laku maladaptif. Kondisi demikian pada gilirannya akan melemahkan motivasi belajar mereka.

4) Kebutuhan akan penghargaan

Kebutuhan akan penghargaan terlihat dari kecenderungan peserta didik untuk diakui dan diperlakukan sebagai orang yang berharga diri. Mereka ingin memiliki sesuatu, ingin dikenal dan ingin diakui keberadaaannya di tengah-tengah orang lain. Mereka yang dihargai akan merasa bangga dengan dirinya dan gembira, pandangan dan sikap mereka terhadap dirinya dan orang lain akanpositif. Sebaliknya, apabila peserta didik merasa diremehkan, kurang diperhatikan, atau tidak kurang mendapat tanggapan yang positif atas sesuatu yang dikerjakannya, maka sikapnya terhadap dirinya dan lingkungannya menjadi negatif.3

Oleh sebab itu, untuk menumbuhkan rasa berharga di kalangan peserta didik, guru dituntut untuk:

a. Menghargai anak sebagai pribadi yang utuh b. Menghargai pendapat dan pilihan siswa

c. Menerima kondisi siswa apa adanya serta menempatkan mereka dalam kelompok secara tepat berdasarkan pilihan masing-masing, tanpa adanya paksaan dari guru.

3 Semiawan,Conny,R.Perkembangan dan Belajar Peserta Didik.( Jakarta:

(6)

d. Dalam proses pembelajaran, guru harus menunjukkan kemampuan secara maksimal dan penuh percaya diri di hadapan peserta didiknya

e. Secara terus-menerus guru harus mengembangkan konsep diri siswa yang positif, menyadarkan siswa akan kelebihan dan kekurangan yang dimiliknya

f. Memberikan penilaian terhadap siswa secara objektif berdasarkan pertimbangan kuantitatif dan kualitatif. Artinya, guru harus mampu menilai perkembangan diri peserta didik secara menyeluruh dan bersifat psikologis, tidak semata-mata bersifat matematis

5) Kebutuhan akan rasa bebas

Peserta didik juga memiliki kebutuhan untuk merasa bebas, terhindar dari kungkungan-kungkungan dan ikatan-ikatan tertentu. Peserta didik yang merasa tidak bebas mengungkapkan apa yang terasa dalam hatinya atau tidak bebas melakukan apa yang diinginkan nya, akan mengalami frustasi, merasa tertekan, konflik dan sebagainya Oleh sebab itu, guru harus memberikan kebebasan kepada peserta didi k dalam batas-batas kewajaran dan tidak membahayakan. Mereka haru s diberi kesempatan dan bantuan secara memadai untuk mendapatkan kebebasan.

6) Kebutuhan akan rasa sukses

(7)

kecilnya, baik berupa ungkapan verbal maupun melalui ungkapan non-verbal.

Penghargaan yang tulus dari seorang guru akan menumbuhkan perasaan sukses dalam diri siswa, serta dapat mengembangkan sikap dan motivasi yang tinggi untuk terus berjuang mencapai kesuksesan. Kalaupun terdapat peserta didik yang gagal tetap perlu diberi penghargaan atas segala kemauan, semangat, dan keberaniannya dalam melakukan suatu aktivitas. Guru harus menghindari komentar-komentar ynag bernada negative atau menampakkan sikap tidak puas terhadap mereka yang gagal. Komentar-komentar negatif atau sikap tidak puas guru akan membuat peserta didik kehilangan kepercayaan diri, merasa tidak berharga dan putus asa.

7) Kebutuhan akan agama

Sejak lahir, manusia telah membutuhkan agama.Yang dimaksud agama dalam kehidupan adalah iman yang diyakini oleh pikiran, diresapkan oleh perasaan dan dilaksanakan dalam tindakan, perbuatan, perkataan dan sikap.

(8)

Remaja dalam perkembangannya akan menemui banyak hal yang dilarang oleh ajaran agama yang dianutnya. Hal ini akan menjadikan pertentangan antara pengetahuan dan keyakinan yang diperoleh dengan praktek masyarakat di lingkungannya. Oleh sebab itu pada situasi yang demikian ini peranan orangtua, guru maupun ulama sangat diperlukan.4

C. Karakteristik Perkembangan Peserta didik (Usia Remaja—SMA) Masa remaja (12-21 tahun) merupakan masa peralihan antara masa kehidupan anak-anak dan masa kehidupan orang yang dewasa.Masa remaja sering dikenal denga masa pencarian jati diri (ego identity). Masa remaja ditandai dengan sejumlah karakteristik penting, yaitu:

1) Mencapai hubungan yang matang dengan teman sebaya

2) Dapat menerima dan belajar peran sosial sebagai pria atau wanita dewasa yang menjunjung tinggi oleh masyarakat

3) Menerima keadaan fisik dan mampu menggunakannya secara efektif

4) Mencapai kemandirian emosional dari orangtua dan orang dewasa lainnya

5) Memilih dan mempersiapkan karier di masa depan sesuai dengan minat dan kemampuannya

6) Mengembangkan sikap positif terhadap pernikahan, hidup berkeluarga dan memiliki anak

7) Mengembangkan keterampilan intelektual dan konsep-konsep yang diperlukan sebagai warga Negara

8) Mencapai tingkah laku yang bertanggung jawab secara sosial 9) Memperoleh seperangkat nilai dan sistem etika sebagai

pedoman dalam bertingkah laku

10) Mengembangkan wawasan keagamaan dan meningkatkan religiusitas

4 Panut Panuju. Psikologi remaja. (Yogyakarta: Tiara Wacana.2005)

(9)

Berbagai karakteristik perkembangan masa remaja tersebut menuntut adanya pelayanan pendidikan yang mampu memenuhi kebutuhannya. Hal ini dapat dilakukan guru, di antaranya:

1) Memberikan pengetahuan dan pemahaman tentang kesehatan reproduksi, bahaya penyimpangan seksual dan penyalahgunaan narkotika

2) Membantu siswa mengembangkan sikap apresiatif terhadap postur tubuh atau kondisi dirinya

3) Menyediakan fasilitas yang memungkinkan siswa mengembang kan keterampilan yang sesuai dengan minat dan bakatnya, seperti sarana olahraga, kesenian, dan sebagainya

4) Memberikan pelatihan untuk mengembangkan keterampilan memecahkan masalah dan mengambil keputusan

5) Melatih siswa mengembangkan resiliensi, kemampuan bertahan dalam kondisi sulit dan penuh godaan

6) Menerapkan model pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk berpikir kritis, reflektif, dan positif

7) Membantu siswa mengembangkan etos kerja yang tinggi dan sikap wiraswasta

8) Memupuk semangat keberagaman siswa melalui pembelajaran agama terbuka dan lebih toleran

9) Menjalin hubungan yang harmonis dengan siswa, dan bersedia mendengarkan segala keluhan dan problem yang dihadapinya.5

5 Siti Rahayu H,psikologi perkembangan.(Yogyakarta:Gadjah Mada University

(10)

Memahami cara belajar anak adalah kunci pokok untuk menunjang keberhasilan anak. Sebaliknya, jika cara belajar anak tidak dipahami, maka hasilnya akan kurang maksimal. Secara umum, cara belajar adalah bagaimana seseorang menangkap, mengerti, memproses, mengungkapkan, dan mengingat suatu informasi. Jadi seorang Guru harus memahami cara belajar masing-masing anak,karena setiap anak memiliki cara belajar yang berbeda-beda.

A. Macam-Macam Gaya Belajar

Para ahli mengelompokkan tipe pembelajar kedalam 3 kelompok utama, yaitu:

a. Pembelajar tipe Auditori (pendengaran) atau auditory learner Para pembelajar auditori adalah pendengar yang baik, mereka cenderung dapat menyerap informasi lebih efisien melalui pendengaran sehingga merupakan kelompok yang paling mengambil manfaat dari teknik mengajar konvensional yaitu teknik ceramah. Bila diminta, pembelajar tipe ini mudah menjelaskan secara lisan suatu ceramah/pidato yang didengarnya. Diperkirakan di dunia, populasi orang tipe auditori mencapai 30%.

Ciri-ciri pembelajar tipe auditori antara lain: 1) Suka laporan lisan.

2) Suka berbicara.

3) Bagus dalam menjelaskan sesuatu secara lisan atau mempresentasikan secara lisan.

4) Mudah mengingat nama orang.

5) Bagus dalam tata bahasa dan bahasa asing. 6 ) Membaca perlahan-lahan.

7) Mudah menirukan ucapan orang dengan baik. 8) Tidak bisa diam untuk waktu yang lama. 9) Suka bertindak dan berada di panggung.

(11)

11) Suka membaca keras untuk diri sendiri. 12) Tidak takut berbicara di dalam kelas. Kelemahan pembelajar auditori antara lain:

1) Kurang baik dalam membaca

2) Kurang dapat mengingat apa yang dibacanya bila tidak disuarakan.

3) Kurang baik dalam menulis karangan.

b. Pembelajar tipe Visual (penglihatan) atau visual learner

Para pembelajar tipe visual cenderung lebih berhasil dalam pembelajaran yang menggunakan sesuatu yang dapat dilihat. Artinya, informasi lebih mudah ditangkap bila ada bukti-bukti yang dapat dilihat, misalnya gambar, foto, peta, diagram, grafik. Di seluruh dunia, populasi orang dengan tipe ini diperkirakan mencapai 65%.

Ciri-ciri pembelajar visual antara lain:

1) Sering duduk di kursi deretan depan ketika mengikuti pelajaran.

2) Bagus dalam mengeja (spelling).

3) Perlu berpikir sebentar (tidak langsung bereaksi) dalam memahami apa yang baru didengarnya.

4) Menyukai warna-warna dan mode. 5) Mimpi berwarna.

6) Mudah mengerti dan menyukai grafik-grafik. 7) Mudah mempelajari bahasa isyarat.

8) Suka menggunakan bahasa tubuh.

9) Dapat duduk tenang di tengah situasi yang ribut tanpa merasa terganggu.

10) Berbakat dalam menulis.

(12)

Kelemahan pembelajar visual antara lain:

1) Kurang baik dalam menangkap pesan-pesan lisan.

2) Kurang suka berlama-lama mendengarkan orang berbicara. 3) Mudah melupakan nama orang.

4) Lambat mendengarkan dan merespon pembicaraan orang (sebenarnya hal ini bisa juga merupakan kelebihan tipe ini. c. Pembelajar Tipe kinestetik/taktil atau kinesthetic/tactile learner

Para pembelajar tipe ini cenderung lebih berhasil dalam pembelajaran bila dia mengalami, bertindak, mempraktekkan, bergerak, menyentuh dan menggunakan jari-jari (motorik halus) untuk mengingat dan membangun konsentrasi. Diperkirakan di dunia ada sekitar 5% populasi orang bertipe kinestetik/taktil. Ciri-ciri pembelajar tipe kinestetik antara lain:

1) Bagus dalam bidang olahraga.

2) Cenderung frustrasi dan gelisah bila harus duduk mendengarkan kuliah untuk jangka waktu yang lama, oleh karena itu mereka sering mengambil break (istirahat) saat kuliah sedang berlangsung.

3) Mengunyah permen ketika mendengarkan kuliah. 4) Kurang bagus dalam mengeja (spelling)

5) Tidak memiliki tulisan tangan yang besar. 6) Menyukai kerja di laboratorium sains. 7) Suka belajar sambil mendengar musik. 8) Suka buku-buku dan film petualangan. 9) Suka bermain peran.

10) Membangun/membuat ‘model’, diorama dan proyek. 11) Menyukai seni bela diri dan seni tari.

12) Koordinasi mata dengan tangan sangat bagus.

(13)

B. Cara Guru Membelajarkan Peserta Didik

Guru merupakan orang tua sekaligus pendidik di dalam sekolah. Seorang guru harus memahami gaya belajar anak. Seorang guru harus mampu menciptakan strategi-strategi belajar sesuai dengan gaya belajar peserta didiknya.

1. Anak Visual:

a. Gunakan materi visual seperti, gambar-gambar, diagram dan peta.

b. Gunakan warna untuk menghilite hal-hal penting. c. Ajak anak untuk membaca buku-buku berilustrasi. d. Gunakan multi-media seperti komputer dan video.

. e. Ajak anak untuk mencoba mengilustrasikan ide-idenya ke dalam gambar.

2. Anak Auditori:

a. Ajak anak untuk ikut berpartisipasi dalam diskusi baik di dalam kelas maupun di dalam keluarga.

b. Dorong anak untuk membaca materi pelajaran dengan keras. c. Gunakan musik untuk mengajarkan anak.

d. Diskusikan ide dengan anak secara verbal.

e. Biarkan anak merekam materi pelajarannya ke dalam kaset. 3. Anak Taktil/Kinestetik:

a. Dalam kegiatan belajar, jangan terlalu banyak memberikan materi, sesekali berikan.

b. Ajak anak untuk belajar sambil mengeksplorasi lingkungannya (contohnya: ajak dia baca sambil bersepeda, gunakan obyek sesungguhnya untuk belajar konsep baru). c. Gunakan warna terang untuk menghilite hal-hal penting

dalam bacaan.

(14)

D. Pentingnya Memahami Peserta Didik

Pentingnya Pemahaman Guru Mengenai Peserta Didik diantaranya adalah: 1) Dengan memahami peserta didik, seorang guru akan dapat

memberikan harapan yang realistis terhadap anak dan remaja. Ini adalah penting, karena jika terlalu banyak yang diharapkan pada anak usia tertentu, anak mungkin akan mengembangkan perasaan tidak mampu jika ia tidak mencapai standar yang ditetapkan orangtua dan guru. Sebaliknya, jika terlalu sedikit yang diharapkan dari mereka, mereka akan kehilangan rangsangan untuk lebih mengembangkan kemampuannya.

2) Dengan memahami peserta didik, Guru akan lebih mudah dalam memberikan respons yang tepat terhadap perilaku tertentu seorang anak.

3) Dengan memahami peserta didik, Guru akan lebih mudah dalam mengenali kapan perkembangan normal yang sesungguhnya dimulai, sehingga guru dapat mempersiapkan anak menghadapi perubahan yang akan terjadi pada tubuh, perhatian dan perilakunya.

4) Dengan memahami peserta didik, Guru akan lebih mudah dalam memberikan bimbingan belajar yang tepat pada peserta didik.

(15)

A. KESIMPULAN

Pada proses memahami peserta didik penting kiranya memahami kebutuhan peserta didik juga perkembangan peserta didik terlebih dahulu, sehingga peserta didik dapat mengembangkan diri pribadi seutuhnya baik fisik, intelektual, emosi, sosial dan spiritual sebagai individu dan sebagai anggota masyarakat.

Guru merupakan orang tua sekaligus pendidik di dalam sekolah. Seorang guru harus memahami gaya belajar anak. Seorang guru harus mampu menciptakan strategi-strategi belajar sesuai dengan gaya belajar peserta didiknya.

Selain itu guru juga harus memahami kebutuhan peserta didik yaitu: kebutuhan jasmani,kebutuhan rasa aman, kebutuhan akan rasa sayang, kebutuhan akan penghargaan, kebutuhan akan rasa sukses, kebutuhan akan agama, kebutuhan akan rasa bebas.

B. SARAN

Dari beberapa uraian diatas tentunya banyak sekali kesalahan dan kekurangan. Semua itu dikarenakan keterbatasan penulis. Untuk itu, demi kemajuan bersama kami mengharap kritik dan sarannya yang bersifat membangun untuk lebih sempurna

DAFTAR KEPUSTAKAAN

(16)

http://warnadunia.com/psikologi-anak/memahami-peserta-didik-7529/s-37t.html.

Semiawan,Conny R.1999.Perkembangan dan Belajar Peserta Didik. Jakarta: Depdikbud.

Siti,Rahayu H.2006.Psikologi Perkembangan.Yogyakarta:Gadjah Mada University Press.

Syamsu Yusuf,dkk.2011. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta:Raja Grafindo Persada.

Referensi

Dokumen terkait

Dalam hal sisa masa jabatan Kepala Desa yang berhenti lebih dari 1 (satu) tahun karena diberhentikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 59 ayat (1) huruf a dan huruf b serta

Untuk mencegah timbulnya masalah di kemudian hari, pihak kreditor sebaiknya lebih berhati-hati dalam menganalisa dan menetapkan jaminan milik pihak ketiga sebagai jaminan utang

Dalam penelitian ini untuk menurunkan keluhan muskuloskeletal dilakukan evaluasi dan analisis ergonomi terhadap fasilitas kerja pengeringan ikan melalui rekayasa teknik yaitu

8 Para guru seenaknya memberikan materi pelajaran yang tidak sesuai dengan yang dituliskan di silabus, sehingga menyulitkan kami siswa asal Papua untuk

Kopetensi berdasarkan penjelasan yang disampaikan oleh guru kelas B1 RA Mazroatul Ulum Pringtulis Nalaumsari Jepara, Ibu Nur Jannah, bahwasanya dalam pembelajaran

Manfaat penelitian ini adalah dapat dijadikan sumber acuan bagi penelitian lebih lanjut mengenai pelat timbal bekas tutup instalasi listrik pada atap rumah

Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk menentukan sistem antrian yang terjadi di Zahra Loundry Semarang, menentukan waktu tunggu barang kategori kilat dan biasa

menyusun requirement sebuah sistem, mengkomunikasikan rancangan dengan klien, dan merancang test case untuk semua feature yang ada pada sistem.Sebuah use case dapat