• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perkembangan fisik peserta dan didik

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Perkembangan fisik peserta dan didik"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

“PERKEMBANGAN FISIK PESERTA DIDIK”

OLEH:

IRA RAHAYU

E1D012028

DEPARTEMEN PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

▸ Baca selengkapnya: laporan perkembangan peserta didik tk

(2)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perkembangan fisik merupakan salah satu aspek perkembangan peserta didik yang sangat penting dan mempengaruhi aspek-aspek perkembangan lainnya. Perkembangan fisik atau yang disebut juga pertumbuhan biologis merupakan salah satu aspek penting dari perkembangan individu. Siefert dan Hoffnung, 1994, mengatakan bahwa perkembangan fisik meliputi perubahan-perubahan dalam tubuh (seperti: pertumbuhan otak, system saraf, organ-organ indrawi, pertambahan tinggi dan berat badan, hormon, dan lain-lain), dan perubahan-perubahan dalam cara-cara individu untuk menggunakan tubuhnya (seperti: perkembangan keterampilan motorik dan perkembangan seksual), serta perubahan dalam kemampuan fisik (seperti: penurunan fungsi jantung, pengelihatan dan sebagainya).

Bagi anak-anak usia sekolah dan remaja, pertumbuhan dan perkembangan fisik yang optimal adalah sangat penting, sebab pertumbuhan atau perkembangan fisik anak secara langsung atau tidak langsung akan mempengaruhi perilakunya sehari-hari. Secara langsung, pertumbuhan fisik anak akan menentukan keterampilan anak dalam bergerak. Sedangkan secara tidak langsung, pertumbuhan atau perkembangan fisik akan mempengaruhi cara anak memandang dirinya sendiri dan orang lain.

(3)

1.2. Tujuan Penulisan

(4)

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Karateristik Perkembangan Fisik Peserta Didik

Awal masuk kelas satu sekolah dasar merupakan peristiwa penting bagi sebagian anak karena masuknya anak ke sekolah dasar tentu akan membawa akibat pada perubahan besar dalam kehidupannya terutama pada pola perubahan dalam sikap, nilai, dan perilaku. Usia sekolah dasar merupakan periode pertumbuhan fisik yang lambat dan relatif seragam sampai mulai terjadi perubahan-perubahan pubertas, kira-kira 2 tahun menjelang anak menjadi matang secara seksual. Karena itu, masa petumbuhan ini sering juga disebut sebagai “periode tenang” sebelum masa remaja dimana pertumbuhan akan menjadi lebih cepat. Meskipun “masa tenang”, tetapi hal ini tidak berarti bahwa masa ini tidak terjadi proses pertumbuhan fisik yang berarti.

2.1.1 Perkembangan Fisik Pada Masa Pertengahan dan Akhir Anak-anak

Sampai dengan usia sekitar 6 tahun terlihat bahwa badan anak bagian atas berkembang lebih lambat daripada bagian bawah. Anggota-anggota badan relatif masih pendek, kepala dan perut relatif masih besar. Selama masa akhir anak-anak, tinggi pertumbuhan sekitar 5 hingga 6 % dan berat bertambah sekitar 10 % setiap tahun. Pada usia ini juga tinggi rata-rata anak adalah 46 inci dengan berat 22,5 kg. kemudian pada usia 12 tahun tinggi anak menacapai 60 inci dan berat 40 hingga 42,5 kg (Mussen, Conger & Kagan, 1969).

(5)

kuat daripada anak perempuan karena jumlah perbedaan sel-sel otot. Pada saat yang sama, gemuk bayi berkurang (Santrock, 1995).

Pertumbuhan fisik selama masa ini, di samping meberikan kemampuan bagi anak-anak untuk berpartisipasi dalam berbagai aktivitas baru, tetapi juga dapat menimbulkan permasalahan-permasalahan dan kesulitan-kesulitan secara fisik dan psikologis bagi mereka (Siefert & Hoffnung, 1994).

Anak-anak terlihat lebih cepat berlari dan makin pandai meloncat. Anak juga mampu menjaga keseimbangan badannya dan penguasaan badan, seperti membungkuk, melakukan bermacam-macam latihan seperti olah raga. Hal tersebut tidak terlepas karena perkembangan motorik anak yang terus berkembang seiring dengan bertambahnya berat dan kekuatan badan.

2.1.2 Perkembangan Fisik Pada Masa Remaja (Perubahan Pubertas)

Secara etimologi pubertas berasal dari bahasa Latin “pubescere”, yang berarti mendapat rambut kemaluan. Masa ini adalah masa awal dimana terjadinya pematangan seksual. Masa puber sering tidak mempunyai tempat yang jelas karena sulit membedakan masa puber dengan masa remaja karena masa puber sering dijadikan sebagai pertanda awal seseorang memasuki masa remaja. Ketika seorang anak mengalami pubertas, berarti dia dianggap sudah memasuki masa remaja, yakni masa transisi dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. Pada masa pubertas inilah dimana terjadi perubahan-perubahan besar dan dramatis dalam perkembangan seorang anak, baik dalam pertumbuhan/perkembangan fisik, kognitif, maupun dalam perkembangan psikososial anak.

(6)

perubahan-perubahan tersebut dapat dikelempokokan dalam dua kategori, yaitu perubahan yang berhubungan dengan pertumbuhan fisik dan perubahan yang berhubungan dengan perkembangan karakteristik seksual.

Kategori pertama terjadi dalam pertumbuhan pada tinggi dan berat badan. Tinggi rata-rata anak laki-laki dan perempuan pada usia 12 tahun adalah sekitar 59 atau 60 inci. Untuk anak perempuan, tingkat pertumbuhan tertinggi terjadi pada usia sekitar 11 atau 12 tahun dan untuk anak laki-laki terjadi 2 tahun kemudian. Dalam tahun tersebut, tinggi anak perempuan bertambah sekitar 3 inci dan tinggi anak laki-laki bertambah lebih dari 4 inci. Pada usia 18 tahun, rata-rata tinggi remaja lelaki adalah 68 inci dan tinggi remaja perempuan hanya 64 inci (Zigler & Stevenson, 1993). Pertambahan berat badan juga merupakan percepatan pertumbuhan badan yang terjadi sekitar 13 kg bagi anak laki-laki dan 10 kg bagi anak perempuan (Malina, 1990). Pertumbuhan berat badan lebih sedikit dapat diramalkan dibandingkan dengan pertumbuhan tinggi badan karena berat badan lebih mudah dipengaruhi seperti melalui diet, latihan, dan gaya hidup lainnya.

Kategori kedua terjadi dalam perubahan yang berhubungan dengan perkembangan karakteristik seksual. Terdapat dua bagian yang berbeda pada perkembangan karakteristik seksual dan masing-masing mempunyai ciri-ciri tersendiri.

(7)

mengandung dan melahirkan anak. Menstruasi pertama pada seorang gadis didahului oleh sejumlah perubahan lain, seperti payudara yang membesar, munculnya rambut di daerah sekitar kelamin, dan pembesaran pinggul dan bahu. Ketika pertumbuhan mencapai puncaknya, maka ovarium, uterus, vagina, labia, dan klitoris berkembang pesat (Malina, 1990).

Perubahan secara seksual yang kedua bisa disebut sebagai perubahan ciri-ciri seks sekunder atau yang artinya tidak berhubungan langsung dengan proses reproduksi melainkan berhubungan dengan tanda-tanda jasmaniah yang membedakan antara laki-laki dan perempuan. Tanda-tanda ini muncul sebgai konsekuensi dari berfungsinya hormone-hormon yang disebutkan pada ciri-ciri seks primer. Pada laki-laki terlihat tumbuh kumis dan janggut, jakun, bahu dan dada melebar, suara berat, tumbuh bulu di ketiak, di dada, dan di kaki dan di lengan, dan di sekitar kemaluan, serta otot-otot menjadi kuat. Sedangkan pada perempuan terlihat payudara dan pinggul membesar, suara menjadi halus, tumbuh bulu di ketiak dan di sekitar kemaluan.

2.2. Isu-Isu dalam Perkembangan Fisik: Nature dan Nurture

“Nature” dan “Nurture” merupakan isu dasar yang menjadi perdebatan sengit dalam perkembangan psikologi perkembangan. “Nature” dapat diartikan sebagai sifat khas seseorang yang dibawa sejak kecil atau yang diwarisi sebagai sifat pembawaan. Sedangkan “Nurture” dapat diartikan sebagai faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi individu sejak dari masa pembuahan sampai selanjutnya (Chaplin, 2002).

Pertanyaan seperti “yang mana yang lebih penting”, akan selalu sampai pada jalan buntu. Anne Anastasi bahkan menegaskan bahwa yang terpenting adalah “bagaimanakah”, bukan memperdebatkan “yang manakah”. Karena menurut Anastasi pertanyaan “bagaimanakah” menunjukan yang saling mempengaruhi antara nature dan nurture, dan yang meliputi dasar-dasar pertanyaan Anastasi bahwa:

1. Nature dan Nurture keduanya menjadi sumber timbulnya setiap perkembangan tingkah laku.

(8)

3. Interaksi dapat dikonseptualisasi sebagai suatu bentuk dari interelasi yang majemuk, yaitu suatu hubungan yang terjadi mempengaruhi hubungan-hubungan lain yang akan terjadi.

Untuk mengetahui lebih jauh pengaruh faktor nature dan nurture bagi perkembangan fisik, bagaimana mekanisme atau instruksi-instruksi genetik menetukan karateristik fisik dan kecakapannya, dan sejauh mana faktor-faktor lingkungan dapat mempengaruhi bagaimana mekanisme genetik tersebut dijalankan. Berdasarkan dasar-dasar genetik perkembangan fisik bila dilihat secara fisik, kode genetik warisan dibawa oleh agen biokimiawi yang bernama gen dan kromosom (Santrock, 1996). Lain hal dengan interaksi hereditas dan lingkungan dalam perkembangan fisik yang memiliki maksud bahwa orang tua tidak hanya member gen sebagai cetak tiru biologis bagi perkembangan anak, melainkan juag berperan penting dalam menentukan jenis lingkungan yang akan dihadapi keturunannya.

2.3. Implikasi Genetik dan Lingkungan terhadap Pendidikan

Kekuatan dan kelemahan dari pengaruh genetic ini dalah penting untuk dipahami. Pemahaman tentang dampak faktor-faktor lingkungan terhadap perkembangan anak, akan memberi pendidik suatu pertimbangan yang optimis tentang potensi-potensi yang penting untuk ditumbuhkembangankan dalam diri peserta didik. Seorang guru perlu untuk memahami perbedaab sifat-sifat setiap peserta didik.

2.4. Perkembangan Otak

(9)

BAB III

KESIMPULAN

3.1. Kesimpulan

Referensi

Dokumen terkait

Bila jarak kota A ke kota B hendak ditempuh dengan kecepatan rata- rata 60 km/jam, maka waktu yang diperlukan Budi menempuh jarak tersebut adalah ….. Jika kecepatan rata-rata bis 60

Menurut Sitiatava (2013: 86) inkuiri merupakan suatu proses untuk memperoleh informasi melalui observasi atau eksperimen untuk memecahkan suatu masalah

Manfaat penelitian ini adalah dapat dijadikan sumber acuan bagi penelitian lebih lanjut mengenai pelat timbal bekas tutup instalasi listrik pada atap rumah

Keuntungan menggunakan metode magnetik adalah dapat mendeteksi letak dan batas litologi dari analisis anomali medan magnet dan diperkuat dengan data gradient vertikal

Pada umumnya orang awam hanya akrab dengan satu cabang matematika elementer yang disebut aritmetika atau ilmu hitung yang secara informal dapat didefinisikan sebagai ilmu

[r]

Pasien biasanya terpengaruh oleh penolakannya sehingga dia tidak memperhatikan fakta-fakta yang mungkin sedang dijelaskan kepadanya, ia malahan dapat menekan apa yang telah ia

Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk menentukan sistem antrian yang terjadi di Zahra Loundry Semarang, menentukan waktu tunggu barang kategori kilat dan biasa