BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANGPeserta didik memiliki perbedaan satu sama lain, karakteristik yang terdapat pada anak usia Sekolah Dasar (SD) sangat berbeda dengan karakteristik yang terdapat pada anak usia Sekolah Menengah Pertama (SMP) maupun Sekolah Menengah Atas (SMA).
Peserta didik memiliki perbedaan dalam minat, kemampuan, kesenangan, pengalaman, dan cara belajar. Anak usia SD masih memasuki tahap perkembangan yang sangat pesat. Berbagai otot dan tulang mengalami penguatan sehingga anak cenderung aktif dalam melakukan kegiatan fisik seperti bergerak, berlari, bermain dan tidak pernah diam ditempat. Hakikatnya, pemikiran anak SD sedang mengalami pertumbuhan sangat cepat. Pada usia 6 sampai 12 tahun lebih sering berada di sekolah dan lingkungan sekitar. Sejalan dengan hal tersebut anak usia SD masuk dalam kelompok sebaya untuk lebih berinteraksi yang menuntut ketrampilan dan gerak fisik.
Sedangkan, pada anak usia Sekolah Menengah mengalami perubahan yang cepat, memang tidak bisa dihindarkan bahwa tingkah laku sebagian remaja mengalami ketidaktentuan saat mereka mencari kedudukan dan identitas. Para remaja bukan lagi kanak-kanak,tetapi juga belum menjadi orang dewasa. Mereka cenderung dan bersifat lebih sensitif karena peranannya belum tegas. Ia mengalami pertentangan nilai-nilai dan harapan-harapan yang akibatnya lebih mempersulit dirinya yang sekaligus mengubah peranannya
teman sebaya.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana karateristik anak usia SD, Sekolah Menengah? 2. Apa faktor yang mempengaruhi perkembangan anak?
1.3 TUJUAN DAN MANFAAT
Tujuan dan manfaat dari observasi ini yaitu:
1. Untuk menambah wawasan tentang karakteristik pada anak usia SD, Sekolah Menengah.
2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan objek.
BAB II
JUDUL DAN KAJIAN TEORI
2.2 JUDUL :
Perkembangan Anak Usia Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah.
2.3 KAJIAN TEORI :
Menurut Susilo Windradini (1995:2) menyatakan bahwa proses pertumbuhan dan perkembangan harus berjalan seiring dan merupakan proses yang tidak dapat berdiri sendiri, tetapi dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu (1) hereditas, (2) lingkungan, (3) kematangan fisik dan psikis, (4) serta aktifitas anak sebagai subjek bebas yang punya otoritas untuk membuat pilihan, menerima, atau menoloak, serta memiliki emosi.
Hurlock (1997) perkembangan adalah serangkaian perubahan progresif yang terjadi sebagai akibat dari proses kematangan dan pengalaman dan terdiri atas serangkaian perubahan yang bersifat kealitatif dan kuantitatif.
Sedangkan, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia perkembangan adalah suatu perubahan menjadi bertambah sempurna dalam hal pikiranatau akal, pengetahuan, dan lain sebagainya.
Dari berbagai pendapat diatas dapat disimpulkan, bahwa perkembangan adalah proses suatu perubahan dan memunculkan sifat-sifat baru yang bertambah sempurna.
Menurut Piaget (1970), periode yang dimulai pada usia 12 sampai 18 tahun, yaitu sama dengan usia siswa SMP/SMA. Pada usia ini, yang berkembang pada siswa adalah kemampuan berfikir secara simbolis dan bisa memahami sesuatu secara bermakna tanpa memerlukan objek yang konkret atau bahkan objek yang visual.
perhatian karena sifat-sifat khasnya dan perannya yang menentukan dalam kehidupan individu dalam masyarakat orang dewasa.
BAB III
PEMBAHASAN
Terjadinya perkembangan pada individu dapat diketahui berdasarkan karakteristik tertentu yang dialaminya. Yaitu dalam karakteristik-karakteristik yang terdapat pada anak tersebut. Peserta didik memiliki perbedaan satu sama lain, karakteristik yang terdapat pada anak usia Sekolah Dasar (SD) sangat berbeda dengan karakteristik yang terdapat pada anak usia Sekolah Menengah Pertama (SMP) maupun Sekolah Menengah Atas (SMA).
3.1 KARATERISTIK ANAK
3.1.1 Karateristik Anak Usia SD
Masa anak akhir (late childhood) berlangsung dalam usia 6-12 tahun atau setara dengan anak SD. Masa ini disebut pula sebagai masa bermain, dengan ciri-ciri memiliki dorongan untuk keluar rumah dan memasuki kelompok sebaya, keadaan fisik yang memungkinkan akan memasuki dunia permainan dan memiliki dorongan mental untuk memasuki dunia konsep, logika, simbol dan sebagainya..
a. Ciri-Ciri Anak Usia Sekolah Dasar 1. Anak SD Senang Bermain
Hal ini dipicu karena anak SD baru mengenal teman sebayanya dan keinginan untuk lebih mengenal lingkungan dan hal-hal baru. 2. Anak SD Senang Bergerak
Orang dewasa dapat duduk berjam‐jam, sedangkan anak SD dapat duduk dengan tenang paling lama sekitar 30 menit.
3. Anak SD Senang Bekerja dan Berkelompok
Anak senang bekerja dalam kelompok maksudnya sebagai seorang manusia,
bermain. Dalam kelompok tersebut anak dapat belajar memenuhi aturan aturan kelompok, belajar setia kawan, belajar tidak tergantung pada diterimanya dilingkungan, belajar menerimanya tanggung jawab, belajar bersaing dengan orang lain secara sehat (sportif), mempelajarai olah raga, belajar keadilan dan demokrasi. 4. Senang Merasakan atau Melakukan Secara Langsung
Ditinjau dari teori perkembangan kognitif anak SD memasuki tahap operasional konkret. Dari apa yang dipelajari di sekolah, ia belajar menghubungkan konsep konsep baru dengan konsep-konsep lama. Jadi dalam pemahaman anak SD semua materi atau pengetahuan yang diperoleh harus dibuktikan dan dilaksanakan sendiri agar mereka bisa paham dengan konsep awal yang diberikan. Berdasarkan pengalaman ini, siswa membentuk konsep-konsep tentang angka, ruang, waktu, fungsi-fungsi badan, pera jenis kelamin, moral, dan sebagainya.
5. Anak Cengeng dan Manja
Pada umur anak SD, anak masih cengeng dan manja. Mereka selalu ingin diperhatikan dan dituruti semua keinginannya mereka masih belum mandiri dan harus selalu dibimbing.
6. Sulit Memahami Isi Pembicaraan Orang Lain
Pada masa SD anak masih sulit memahami apa yang orang lain bicarakan. Mereka sering bertanya apa yang dimaksudnya.
7. Senang Diperhatikan
Di dalam suatu interaksi sosial anak biasanya mencari perhatian
teman atau
gurunya mereka senang apabila orang lain memperhatikannya, dengan berbagai cara dilakukan agar orang memperhatikannya. 8. Senang Meniru
stabil, maka perkembangan emosi anak cenderung stabil atau karateristik emosi anak itu dapat dilihat pada tabel berikut:
Karateristik Emosi yang Stabil (Sehat)
Karateristik Emosi yang Tidak Stabil (Tidak Sehat)
1.Menunjukkan wajah yang ceria.
1.Menunjukkan wajah yang murung.
2.Mau bergaul dengan teman secara baik.
2.Mudah tersinggung
3.Bergairah dalam belajar 3.Tidak mau bergaul dengan orang lain.
4.Dapat berkonsentrasi dalam belajar.
4.Suka marah-marah
5.Bersikap respek (menghargai) terhadap diri sendiri dan orang lain.
5.Suka mengganggu teman
b. Perkembangan Berbagai Aspek pada Anak Sekolah Dasar
1) Pertumbuhan fisik
Anak usia SD masih memasuki tahap perkembangan yang sangat pesat. Berbagai otot dan tulang mengalami penguatan sehingga anak cenderung aktif dalam melakukan kegiatan fisik seperti bergerak, berlari, bermain dan tidak pernah diam ditempat. tetapi untuk kelas akhir merupakan pertumbuhan yang lambat dan relatif seragam sampai terjadi perubahan pubertas.
Ketergantungan dan kelekatan anak-anak pada orang tua sudah berkurang karena mereka sudah memiliki dunia dan kesibukan sendiri. Berkurangnya ketergantungan anak-anak pada orang tua disebabkan telah berkembangnya keterampilan mereka, yaitu :
a) Keterampilan menolong diri sendiri
b) Keterampilan menolong orang lain
c) Keretampilan bersekolah
d) Keterampilan bermain
Sekelompok Anak Usia SD Sedang Bermain
Sumber: http://www.google.com
3) Perkembangan intelektual
Anak usia SD sudah dapat mereaksi rangsangan intelektual, atau melaksanakan tugas-tugas belajar yang menuntut kemampuan intelektual atau kemampuan kognitif, seperti membaca, menulis, dan berhitung.
4) Perkembangan kemampuan berbahasa
Anak Usia SD di mana individu mengalamai perkembangan yang pesat dalam mengenal dan menguasai perbendaharaan kata yang mendasari kemampuan membaca dan berkomunikasi.
a) Mampu berkomunikasi dengan orang lain.
b) Mampu menyatakan isi hatinya (pereasaannya).
d) Mampu mengembangkan kepribadiannya, seperti dalam hal menyatakan sikap dan keyakinannya.
3.1.2 Karakteristik Anak Usia Sekolah Menengah
Masa remaja, menurut Mappiare (1982), berlangsung antara usia 12 tahun sampai dengan 21 tahun bagi wanita 13 tahun sampai 22 tahun bagi pria. Rentang usia remaja ini dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu 12/13 tahun sampai 17/18 tahun adalah remaja awal, dan usia 17/18 tahun sampai 21/22 tahun adalah remaja akhir. Menurut hukum di Amerika Serikat saat ini, individu dianggap telah dewasa apabila telah mencapai usia 18 tahun, dan bukan 21 tahun seperti ketentuan sebelumnya Hurlock, (1991). Pada usia ini, umumnya anak
sedang duduk di bangku sekolah menengah.
Pengertian dasar Sarlito Wirawan Sarwono, (2002:8) tentang istilah adolescence hanyalah pertumbuhan kearah pematangan. Masa ini adalah periode antara permulaan pubertas dengan kedewasaan yang secara kasar antara 14-21 tahun.
Banyak buku pendidikan dan psikologi yang mendifinisikan adolescence dengan menunjuk kepada periode yang penuh dengan tekanan dan ketegangan (strees dan train), suatu periode dimana individu belum menjadi sesuatu.Generalisasi semacam ini tentu saja memiliki keterbatasan karena tidak semua remaja mengalami tekanan dan ketegangan.
individu-individu yang sedang mengalami serangkaian tugas perkembangan yang khusus.
a. Ciri-Ciri Anak Usia Sekolah Menengah 1. Masa pencarian identitas diri
Pada periode ini, konformitas terhadap kelompok sebaya memiliki peran penting bagi remaja. Mereka mencoba mencari identitas diri dengan berpakaian, berbicara dan berperilaku sebisa mungkin sama dengan kelompoknya.
2. Masa periode yang paling penting.
Masa remaja ini memiliki karakterisitik yang khas jika menengah hal yang penting dalam proses sosialisasinya adalah hubungan dengan teman sebaya, baik sejenis maupun lawan jenis.
c. Transisi dalam agama. Sering terjadi remaja yang kurang rajin melaksanakan ibadah seperti pada masa kanak-kanak. Hal tersebut bukan karena melunturnya kepercayaan terhadap agama, tetapi timbul keraguan remaja terhadap agama yang dianutnya sebagai akibat perkembangan berfikirnya yang mulai kritis.
memahami ciri tersebut sebagai ciri yang wajar pada remaja. e. Transisi dalam moralitas. Pada masa remaja terjadi peralihan moralitas dari moralitas anak ke moralitas remaja yang meliputi perubahan sikap dan nilai-nilai yang mendasari pembentukan konsep moralnya. Sehingga sesuai dengan moralitas dewasa serta mampu mengendalikan tingkah lakunya sendiri.
4. Masa remaja sebagai usia yang menimbulkan ketakutan.
Adanya anggapan bahwa remaja sebagai masa yang tidak rapi tidak dapat dipercaya dan merusak. Hal ini menimbulkan ketakutan pada remaja jika bersama orang dewasa. Karena hal ini sudah melekat pada sebagian besar orang dewasa pada umumnya.
5. Masa remaja sebagai masa yang tidak realistik
Remaja mempunyai pandangan bahwa dunia sebagai sesuai keinginannya dan tidak sebagai mana kenyataanya, oleh karena hal tersebut remaja meninggi emosinya apabila gagal dan disakiti hatinya. Remaja lambat laun akan mengerti secara rasional dan realistik sesuai bertambahnya pengalamannya.
6. Masa remaja adalah periode perubahan.
Perubahan yang terjadi pada periode ini berlangsung secara cepat, peubahan fisik yang cepat membawa konsekuensi terjadinya perubahan sikap dan perilaku yang juga cepat.
Perbedaan Perubahan Anak Usia SMP Dan SMA Sebagai Berikut:
2. Proporsi ukuran tinggi dan
3. Munculnya ciri – ciri sekunder (tumbuh bulu pada pada wanita dan polusi pada pria pertama kali).
5. Aktif dalam berbagai jenis cabang permainan yang
7. Masa remaja merupakan masa bermasalah.
anoreksia, bulimia, dan juga ketergantungan pada minuman keras dan obat-obat terlarang.
b. Perkembangan Berbagai Aspek pada Anak Usia Sekolah Menengah
1. Perkembangan fisik
Dengan terjadinya perubahan yang sangat cepat pada masa pubertas, baik itu perubahan pada proporsi tubuh maupun berkembangan ciri-ciri seks sekunder, individu yang berada pada fase remaja secara biologis mulai menunjukkan tanda-tanda sebagai orang dewasa. Itulah sebabnya dikatakan bahwa masa remaja merupakan masa peralihan dari anak menjadi orang dewasa.
2. Perkembangan perilaku seksual
Perilaku seksual adalah perilaku yang yang muncul karena dorongan seksual. Bentuk perilaku seksual bermacam-macam mulai dari rasa tertarik pada lawan jenis, bergandengan tangan, berpelukan, bercumbu, petting sampai berhubungan seks. Perkembangan perilaku seks merupakan konsekuensi logis dari perkembangan ciri-ciri seks primer dan sekunder. Masalah akan timbul jika para remaja tidak bisa mengendalikan dorongan seksualnya sehingga perilaku yang terjadi tidak sesuai dengan norma. Pencegahan terjadinya masalah dapat dilakukan dengan pendidikan seks, termasuk di dalamnya pendidikan tentang kesehatan reproduksi.
3. Perkembangan intelektual
Karakteristik perkembangan intelektual remaja digambarkan oleh Keating (Syamsu Yusuf, 2004 : 195 - 196) sebagai berikut.
sendiri di sini dan sekarang (here and now), cara berpikir remaja berkaiatan erat dengan dunia kemungkinan (world of possibilities).
b.) Melalui kemampuannya untuk menguji hipotesis, muncul kemampuan nalar secara ilmiah.
c.) Mampu memikirkan masa depan dan membuat perencanaan dan mengeksplorasi berbagai kemungkinan untuk mencapainya.
d.) Mampu menyadari aktivitas kognitifnya dan mekanisme yang membuat proses kognitif tersebut efisien atau tidak efisien.
e.) Cakrawala berpikirnya semakin luas.
4. Perkembangan emosi
Perkembangan emosi individu dipengaruhi oleh kematangan dan proses belajar. Melalui kematangan berbagai jenis perasaan atau emosi yang semula bersifat potensial menjadi aktual. Dan melalui proses belajar, individu dapat menghayati berbagai perasaan, bagaimana mengekspresikan, serta mengendalikan perasaan-perasaan tersebut. Masa remaja merupakan masa dimana terjadi kematangan pada berbagai aspek, termasuk emosionalitas. Intensifnya proses belajar yang dilakukan pada masa tersebut tentunya juga mempengaruhi perkembangan emosi mereka.
3.2 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN Pada umumnya anak memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan normal yang merupakan hasil interaksi banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas tumbuh kembang anak antara lain:
Ras/etnik atau bangsa : Anak yang dilahirkan dari ras/bangsa
Amerika, maka ia tidak memilki faktor herediter ras/bangsa Indonesia atau sebaliknya
Keluarga: Ada kecenderungan keluarga yang memiliki postur
tubuh tinggi, pendek, gemuk atau kurus
Umur : Kecepatan pertumbuhan yang pesat adalah masa prenatal, tahun pertama kehidupan dan masa remaja.
Jenis kelamin : fungsi reproduksi pada anak perempuan
berkembang lebih cepat daripada laki-laki.. Tetapi setelah melewati masa pubertas, pertumbuhan anak laki-laki akan lebih cepat
Genetik : adalah bawaan anak yaitu potensi anak yang akan menjadi ciri khasnya. Ada beberapa kelainan genetik yang berpengaruh pada tumbuh kembang anak seperti kerdil.
Kelainan kromosom : Kelainan kromosom umumnya disertai dengan kegagalan pertumbuhan seperti pada sindroma Down’s dan sindroma Turner’s.
2. Faktor Luar
Gizi : Nutrisi ibu hamil terutama dalam trisemester akhir
kehamilan akan mempengaruhi pertumbuhan janin
Mekanis : Posisi fetus yang abnormal bisa menyebabkan kongenital seperti club foot
Toksi/zat kimia : beberapa obat-obatan dapat menyebabkan
kelainan kongenital.
Radiasi Paparan radium dan sinar rontgen dapat kelainan pada
janin seperti deformitas anggota gerak
Kelainan imunologi : Adanya perbedaan golongan darah antara
janin dan ibu sehingga ibu membentuk antibodi terhadap sel darah merah janin, kemudian melalui plasenta masuk dalam peredaran darah janin dan akan menyebabkan hemolisis yang selanjutnya mengakibatkan kerusakan jaringan otak
Psikologi ibu : Kehamilan yang tidak diinginkan, perlakukan salah/
kekerasan mental pada ibu hamil dan lain-lain
3. Faktor Persalinan Dan Pasca Salin
Komplikasi persalinan pada bayi seperti trauma kepala, asfiksia dapat menyebabkan kerusakan jaringan otak
Gizi : untuk tumbuh kembang bayi, diperlukan zat makanan yang adekuat
Penyakit kronis/kelainan kongenital : tuberkolosis, anemia,
kelainan jantung bawaan mengakibatkan retardasi pertumbuhan jasmani
Lingkukan fisis dan kimia : Lingkungan sebagai tempat anak hidup
berfungsi sebagai penyedia kebutuhan dasar anak. Sanitasi lingkungan yang kurang baik, kurangnnya sinar matahari, paparan sinar radioaktif, zat kimia tertentu mempunya dampak yang negatif terhadap pertumbuhan anak.
4. Psikologis
Hubungan anak dengan orang sekitarnya. Seorang anak yang tidak dikehendaki oleh orang tuanya atau anak yang selalu merasa tertetkan, akan mengalami hambatan di dalam pertumbuhan dan perkembangannya
Kemisikinan selalu berkaitan dengan kekurangan makanan, kesehatan lingkungan yang jelek dan ketidaktahuan, akan menghambat pertumbuhan anak.
6. Lingkungan Pengasuhan
Pada lingkungan pengasuhan, interaksi ibu anak sangat mempengaruhi tumbuh kembang anak
7. Stimulasi
Pertumbuhan memerlukan rangsang/stimulasi khususnya dalam keluarga, misalnya penyediaan alat mainan, sosialisasi anak, keterlibatan ibu dan anggota keluarga lain terhadap kegiatan anak.
8. Obat-Obatan
Pemakaian kortikosteroid jangka lama akan menghambat pertumbuhan, demikian halnya dengan pemakaian obat perangsang terhadap susunan saraf yang menyebabkan terhambatnya produksi hormon pertumbuhan.
9. Faktor Teman Sebaya
Makin bertambah umur, si anak makin memperoleh kesempatan lebih luas untuk mengadakan hubungan-hubungan dengan teman-teman sebayanya, sekalipun dalam kenyataannya perbedaan-perbedaan umur yang relatif besar tidak menjadi sebab tidak adanya kemungkinan melakukan hubungan-hubungan dalam suasana bermain.
10. Keragaman Budaya
lingkungan tempat tinggal mereka. Pada masa-masa perkembangan, seorang anak didik sangat mudah dipengaruhi oleh budaya-budaya yang berkembangan di masyarakat, baik budaya yang membawa ke arah prilaku yang positif maupun budaya yang akan membawa ke arah prilaku yang negatif. Contohnya budaya pakaian orang barat sudah banyak merambat di Indonesia.
11. Media Massa
Media massa adalah faktor lingkungan yang dapat merubah atau mempengaruhi prilaku masyarakat melalui proses-proses. Media massa juga sangat besar pengaruhnya bagi perkembangan seseorang, dengan adanya media massa, seorang anak dapat mengalami masa pertumbuhan dan perkembangan dengan pesat. Media massa dapat merubah prilaku seseorang ke arah positif dan negatif. Contoh alat komunikasi atau Gadget sudah berkembang pesat, terutama pada aplikasi media sosial, yang akan memudahkan anak untuk mencari informasi-informasi.
3.3 BAHAYA YANG TERJADI PADA SAAT MASA ANAK USIA SEKOLAH MENENGAH
Seiring dengan perkembangan yang sangat cepat dapat berakibat pada masa remaja yang tidak dapat menyesuaikan diri secara baik, sering menimbulkan bahaya-bahaya yang muncul pada masa anak sekolah menengah
A. Bahaya Psikologis
a. Konsep diri yang kurang baik
b. Rendahnya prestasi
Pertumbuhan fisik yang cepat sering menyababkan tenaga menjadi lemah. Kondisi ini mengakibatkan anak puber ingin bekerja sesegera mungkin dan cepat jenuh pada setiap aktivitas yang dikerjakan sendiri. Sehingga tidak bertanggung jawab, dalam menyepelekan tugas –tugas sekolah dengan lebih memilih bersenang – senang dalam mendapat dukungan sosial.
c. Perilaku menyimpang saat proses kematangan seksual
THOMAS berpendapat, " Anak ini tidak saja berbeda dari teman-temannya sehingga mudah diasingkan, tetapi dia juga mengalami kesulitan dalam kegiatan akademik, sosial, dan fisik yang tidak dapat memenuhi kebutuhan dan kemampuannya yang unik. Pengalaman ini hanya akan semakin memperbesar perasaan berbeda.”
B. Bahaya Fisik
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Dari makalah yang kami tulis dapat disimpulkan bahwa perkembangan anak usia sekolah dan sekolah menengah (SMP/SMA) mempunyai perbedaan karakteristik anak, dan factor-faktor yang mempengaruhi perkembangannya. Anak usia SD masih memasuki tahap perkembangan yang sangat pesat. Berbagai otot dan tulang mengalami penguatan sehingga anak cenderung aktif dalam melakukan kegiatan fisik seperti bergerak, berlari, bermain dan tidak pernah diam ditempat. tetapi untuk kelas akhir merupakan pertumbuhan yang lambat dan relatif seragam sampai terjadi perubahan pubertas. Dan pada saat menginjak usia Sekolah Menengah atau tengah terjadi perubahan pubertas anak kembali terjadi perkembangan yang cepat terutama perubahan proporsi tubuh maupun berkembangan ciri-ciri seks sekunder.
4.2 SARAN
DAFTAR PUSTAKA
Hartinah, Sitti. 2010. Pengembangan Peserta Didik. Bandung: PT Refika Aditama
Kuntjojo. 2010. Perkembangan Peserta Didik. Kediri: Universitas Nusantara PGRI Kediri
Supriadi, Oding. 2010. Perkembangan Peserta Didik. Yogyakarta: Kurnia Kalam Semesta
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/tmp/Karakteristik%20Siswa%20SD.pdf
http://www.sman2mpa.sch.id/2014/06/perkembangan-peserta-didik-dari-sd-smp.html