Materi 2 : K3 WI. berbagai jenis peralatan , termasuk peralatan kerja las (PKK & KKL)
* Per.02/MEN/1982, tentang kualifikasi juru las ditempat kerja
* Peraturan lain yang berhubungan dengan pekerjaan las , misalnya Peraturan Bejana tekan dan pesawat uap.
Tujuan :
1. Melindungi setiap tenaga kerja dan orang lain yang berada ditempat kerja
2. Menjamin keselamatan alat-alat produksi sejak tahap perencanaan , pembuatan dan pemakaian / pemeliharaan
3. Menciptakan tempat kerja dan iklim kerja yang aman bebas dari kecelakaan dan sakit akibat kerja
4. K3 Sumber bahaya perlu diidentifikasi , klasifikasi dan penentuan potensi bahayanya terhadap tenaga kerja , peralatan dan lingkungan kerja
5. Tenaga kerja perlu diberi APD sesuai kebutuhan
6. Tenaga kerja perlu dibina tentang sumber bahaya , tempat berbahaya dan cara menanggulanginya
U.U No.4 tahun 1982 , tentang lingkungan hidup
U.U ini adalah pokok-pokok pengelolaan Lingkungan Hidup dan analisa dampak lingkungan terutama pencemaran lingkungan yang diakibatkan bahan kimia , gas dsb. PP.No,11 tahun 1975 , tentang keselamatan kerja produksi
Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.01 tahun 1982 , tentang Bejana Tekan Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.02 tahun 1982 , tentang klasifikasi juru las Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.05 tahun 1982 , tentang K3 Peswat angkat dan angkut
1. Umum : Melindungi seluruh tenaga kerja ditempat kerja melalui penciptaan tempat kerja yang aman , sehat dan serasi
2. Khusus :
a. Mencegah dan mengurangi jumlah kecelakaan , kebakaran , peledakan , pencemaran lingkungan dan penyakit akibat kerja
b. Meningkatkan dan memelihara drajat kesehatan dan gizi tenaga kerja yang tinginya baik pisik , mental maupun sosial.
c. Mengamankan alat , bahan dan usaha berproduksi serta mengamankan tempat kerja d. Meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja
Bahaya yang terjadi pada pekerjaan dapat menimbulkan penderitaan dan kerugian secara ekonomis
UNTUK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA à SEMUA PROSEDUR KERJA YANG TELAH DITETAPKAN HARUS DIPATUHI
YANG SERING TERJADI :
- DIABAIKAN KARENA LALAI
- KETIDAK PEDULIAN
- KURANG / TIDAK MEMAHAMI PROSEDUR KERJA
BAGI PENGUSAHA K3 BERARTI WAJIB MENUNJUKKAN DAN MENJELASKAN TENTANG :
- KONDISI DAN BAHAYA YANG DAPAT TIMBUL DITEMPAT KERJA - MENYEDIAKAN PENGAMANAN DAN PELINDUNG DIRI
- MEMBERITAHUKAN CARA DAN SIKAP KERJA YANG AMAN DALAM MELAKSANAKAN PEKERJAANNYA.
K3 ADALAH UPAYA PERLINDUNGAN AGAR TENAGA KERJA DAN ORANG LAIN DITEMPAT KERJA SELALU SELAMAT DAN SEHAT SERTA AGAR SETIAP SUMBER PRODUKSI DPAT DIGUNAKAN SECARA AMAN DAN EFISIEN
UNTUK MENJAGA DAN TERHINDAR DARI KECELAKAAN DAN PENYAKIT AKIBAT KERJA, TELAH DITERBITKAN BERBAGAI UNDANG-UNDANG, PERATURAN PEMERINTAH, PERATURAN MENTERI DAN SKB
UNDANG-UNDANG :
1. UU NO. 14 TAHUN 1969 TENTANG KETENTUAN POKOK MENGENAI TENAGA KERJA
SETIAP TENAGA KERJA BERHAK MENDAPAT PERLINDUNGAN ATAS KESELAMATAN, KESEHATAN KESUSILAAN, PEMELIHARAAN MORAL KERJA SERTA PERLAKUAN YANG SESUAI DENGAN MARTABAT MANUSIA DAN MORAL AGAMA (PASAL 9)
PEMERINTAH MEMBINA PERLINDUNGAN KERJA YANG MENCAKUP NORMA KESELAMATAN KERJA NORMA KESEHATAN KERJA DAN HIGIENE
PERUSAHAAN, NORMA KERJA SERTA MEMBERI GANTI KERUGIAN, PERAWATAN DAN REHABILITASI DALAM HAL KECELAKAAN KERJA (PASAL 10)
2. UU NO.1 TAHUN 1970 TENTANG KESELAMATAN KERJA à MENGATUR LINGKUP K3 DISEMUA TEMPAT KERJA, SYARAT KESELAMATAN KERJA, PENGAWASAN K3, KEWAJIBAN DAN HAK TENAGA KERJA, KEWAJIBAN PENGAWAS TENTANG KECELAKAN SERTA PERLU ADANYA PEMBINAAN K3 DAN PEMBENTUKAN PANITIA PEMBINA K3 (P2K3)
TEMPAT KERJA IALAH TIAP RUANGAN ATAU LAPANGAN TERTUTUP ATAU TERBUKA, BERGERAK ATAU TETAP,
TERMASUK TEMPAT KERJA IALAH SEMUA RUANGAN , LAPANGAN, HALAMAN DAN SEKELILINGNYA YANG MERUPAKAN BAGIAN-BAGIAN ATAU YANG BERHUBUNGAN DENGAN TEMPAT KERJA TERSEBUT; SUMBER-SUMBER BAHAYA MELIPUTI:
1. KEADAAN MESIN-MESIN, PESAWAT-PESAWAT, ALAT-ALAT KERJA SERTA PERALATAN LAINNYA , BAHAN-BAHAN
2. LINGKUNGAN 3. SIFAT PEKERJAAN. 4. CARA KERJA. 5. PROSES PRODUKSI.
SYARAT KESELAMATAN KERJA (PASAL 3 UU NO. 1 TAHUN 1970)
a. MENCEGAH DAN MENGURANGI KECELAKAAN
b. MENCEGAH, MENGURANGI DAN MEMADAMKAN KEBAKARAN c. MENCEGAH DAN MENGURANGI BAHAYA KEBAKARAN
d. MEMBERI KESEMPATAN UNTUK PENYELAMATAN DIRI SAAT KEBAKARAN ATAU KEJADIAN LAIN YANG BERBAHAYA
e. MEMBERI PERTOLONGAN PADA KECELAKAAN
f. MEMBERI ALAT PERLINDUNGAN BAGI PEKERJA (APD) g. MENCEGAH DAN MENGENDALIKAN TIMBUL DAN
MENYEBARLUASNYA SUHU, KELEMBABAN, DEBU, KOTORAN, ASAP DAN HEMBUSAN
h. MENCEGAH DAN MENGENDALIKAN TIMBULNYA PENYAKIT AKIBAT KERJA , BAIK PISIK MAUPUN PSIKIS, KERACUNAN, INFEKSI, DAN PENULARAN
i. MEMPEROLEH PENERANGAN YANG CUKUP DAN SESUAI.
j. MENYELENGGARAKAN SUHU DAN LEMBAB UDARA YANG BAIK. k. MENYELENGGARAKAN PENYEGARAN UDARA YANG CUKUP l. MEMELIHARA KEBERSIHAN, KESEHATAN DAN KETERTIBAN
m. MEMPEROLEH KESERASIAN ANTARA TENAGA KERJA, ALAT KERJA, LINGKUNGAN, CARA DAN PROSES KERJANYA.
n. MENGAMANKAN DAN MEMPERLANCAR PEKERJAAN BONGKAR MUAT, PERLAKUAN DAN PENYIMPANAN BARANG
o. MENGAMANKAN DAN MEMELIHARA SEGALA JENIS BANGUNAN p. MENCEGAH TERKENA ALIRAN LISTRIK
q. MENYESUAIKAN DAN MENYEMPURNAKAN PENGAMANAN PADA PEKERJAAN YANG BERBAHAYA.
KEWAJIBAN DAN HAK TENAGA KERJA
a. MEMBERIKAN KETERANGAN YANG BENAR BILA DIMINTA OLEH PEGAWAI PENGAWAS
b. MEMAKAI APD YANG DIWAJIBKAN
c. MEMENUHI DAN MENTAATI SYARAT K3 YANG DIWAJIBKAN
d. MEMINTA PENGURUS MELAKSANAKAN SEMUA SYARAT K3 YANG DIWAJIBKAN
e. KEBERATAN UNTUK BEKERJA APABILA SYARAT K3 DAN ALAT PERLINDUNGAN YANG WAJIB DIGUNAKAN DIRAGUKAN
KEWAJIBAN PENGUSAHA/ PENGURUS
a. SECARA TERTULIS MEMASANG SEMUA SYARAT KESELAMATAN KERJA YANG DIWAJIBKAN DITEMPAT KERJA
b. MEMASANG GAMBAR-GAMBAR KESELAMATAN KERJA
c. MENYEDIAKAN APD YANG DIWAJIBKAN SECARA CUMA-CUMA UNDANG-UNDANG NO. 23 TAHUN 1992 TENTANG KESEHATAN
TERDIRI DARI 12 BAB DAN 90 PASAL
SETIAP ORANG BERHAK MEMPEROLEH DERAJAT KESEHATAN YANG OPTIMAL DAN SETIAP ORANG BERKEWAJIBAN UNTUK IKUT SERTA DALAM PEMELIHARAAN DAN MENINGKATKAN DERAJAT KESEHATAN PERORANGAN, KELUARGA DAN LINGKUNGAN.
DARI 15 UPAYA KESEHATAN SALAH SATUNYA ADALAH UPAYA KESEHATAN KERJA
PASAL 23 UU NO. 23 TAHUN 1992 DINYATAKAN :
- KESEHATAN KERJA DISELENGGARAKAN UNTUK MEWUJUDKAN PRODUKTIVITAS KERJA YANG OPTIMAL
- KESEHATAN KERJA MELIPUTI PELAYANAN KESEHATAN KERJA, PENCEGAHAN PENYAKIT AKIBAT KERJA DAN SYARAT
- KESEHATAN KERJA.
- SETIAP TEMPAT KERJA WAJIB MENYELENGGARAKAN KESEHATAN
KERJA
- KETENTUAN MENGENAI KESEHATAN KERJA DIATUR DENGAN PERATURAN PEMERINTAH.
-Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(1).Setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas : a. keselamatan dan kesehatan kerja;
b. moral dan kesusilaan; dan
c. perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai agama;
(2) Untuk melindungi keselamatan pekerja/buruh guna mewujudkan produktivitas kerja yang optimal diselenggarakan upaya keselamatan dan kesehatan kerja
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dilaksanakan
Pasal 87
(1) Setiap perusahaan wajib menerapkan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang terintegrasi dengan sistem manajemen perusahaan
(2) Ketentuan mengenai penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Pemerintah
Pasal 190
Menteri atau pejabat yang ditunjuk mengenai sanksi administratif atas pelanggaran ketentuan-ketentuan sebagaimana diatur dalam Pasal 5, Pasal 6, Pasal 15, Pasal 25, Pasal 38 ayat (2), Pasal 45 ayat (1), pasal 47 ayat (1), Pasal 48, Pasal 87, Pasal 106, Pasal 126 ayat (3), dan Pasal 160 ayat (1) dan ayat (2) Undang-undang ini serta peraturan
Pasal 190
(2) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa : a. teguran;
g. penghentian sementara ssebagian atau seluruh alat produksi; h. pencabutan ijin.
(3) Ketentuan mengenai sanksi administratif sebagaimana dimaksud ayat (1) dan ayat (2) diatur lebih lanjut oleh Menteri
UU NO. 1 TAHUN 1970 TENTANG KESELAMATAN KERJA Pasal 12 – Hak dan Kewajiban TK
a. Memberi keterangan yang benar (peg. Pengawas dan ahli K3) b. Memakai APD
c. Memenuhi dan mentaati semua syarat-syarat K3
d. Meminta kepada pengurus agar dilaksanakan syarat-syarat K3
e. Menyatakan keberatan kerja bila syarat-syarat K3 tidak dipenuhi dan APD yang wajib diragukan
Pasal 13 – Kewajiban memasuki tempat kerja
Barangsiapa akan memasuki suatu tempat kerja diwajibkan mentaati K3 dan APD
Pasal 14 – Kewajiban pengurus
a. Menempatkan syarat-syarat K3 di tempat kerja (UU No. 1/1970 dan peraturan pelaksananya)
b. Memasang poster K3 dan bahan pembinaan K3 c. Menyediakan APD secara cuma-cuma
TUJUAN
Tenaga kerja berhak mendapatkan perlindungan atas keselamatan dalam pekerjaannya
Orang lain yang berada di tempat kerja perlu dinjamin keselamatannya
Sumber-sumber produksi dapat dipakai secara aman dan efisien
Untuk melaksanakan tujuan ini dapat dilakukan melalui :
1. Kampanye 2. Pemasyarakatan 3. Pembudayaan
4. Kesadaran dan kedisiplinan
K3 MIGAS : Menggunakan teknologi tinggi , resiko tinggi (mis.kebakaran)
a. Eksplorasi : kegiatan paling awal dalam perminyakan (survey,pengeboran) à
untuk memastikan bahwa didaerah tersebut terkandung minyak dan gas yang secara ekonomis dapat diproduksi
b. Produksi : kegiatan mengangkat dan menyalurkan minyak dan gas bumi kepermukaan disuatu sumur Migas dan mengalirkan kesuatu unit stasiun pengumpul / stasiun produksi untuk diproses
c. Pengolahan : kegiatan pemrosesan atau pengolahan minyak mentah atau BBM, Bahan Dasar Pelumas dll
Disemua kegiatan ini bisa terjadi kecelakaan / gangguan. Disebabkan oleh : - kesalahan disain
- kesalahan operasi - kegagalan peralatan
Perlu diatur , melalui U.U ; PP dan Peraturan Pelaksanaan
U,U No.1 tahun 1970 dan dijabarkan melalui PP.No.19 tahun 1973, Pengaturan dan Pengawasan Keselamatan Kerja dalam bidang pertambangan pengawasannya oleh Menteri Pertambangan.
Menteri Pertambangan mengeluarkan peraturan untuk pelaksanaan Pengawasan keselamatan kerja suatu instalasi dan peralatan :
• Permen Pertambangan dan Energi No.05/PM/Pertamb/1977,ttg kewajiban memiliki sertifikat kelayakankonstruksi untuk Platform Migas didaerah lepas pantai
• Permen Pertambangan dan Energi No.06/P0746/M.PE/1991,ttg Pemeriksaan keselamatan kerja atas instalasi peralatan dan teknis yang dipergunakandalam pertambangan migas dan pengusahaan sumberdaya Panas bumi
• Permen Pertambangan dan Energi No.300 K/M.E/1995 ,ttg Keselamatan kerja pipa penyalur Migas
Instalasi , peralatan dan teknis yang dipergunakan dalam kegiatan pertambangan Migas, antara lain :
Keselamatan kerja pada instalasi tersebut diatas diperiksa pada saat : - Instalasi atau peralatan dibuat - secara berkala
- Instalasi atau peralatan dipasang - setiap saat (bila dianggap perlu) Apa yang menjadi acuan pemeriksaannya ?
• Las konstruksi è AWS D1.1 • Bejana bertekanan è ASME IX • Pipa penyalur è API 1104 • Elektrode è AWS
• Dll
Bahaya : Suatu kondisi yang mempunyai potensi untuk menimbulkan sesuatu yang merugikan
-> dapat mencederai manusia
-> merusak peralatan atau struktur yang menimbulkan kerugian -> merusak lingkungan
• Bahan atau material
Mengenal bahaya :
Tujuan : Untuk mencapai keselamatan kerja , untuk itu perlu dikenali jenis-jenis bahaya, sifat-sifatnya à diidentifikasi untuk mengambil langkah-langkah pencegahan;.
Produk yg dikerjakan Langkah-langkah kerja
- Identifikasi jenis bahaya yang potensial bisa terjadi (dari pelaksana dan/atau dari lingkungan)
- Lakukan langkah-langkah pencegahan Bahaya Mekanis :
a. Bahaya pergerakan benda : - gerak lurus,meluncur maupun getaran - gerak putar
- gerak angkut (naik turun) - gerak melayang
b. Bahaya benda diam : - bahaya ketinggian (beda elevasi) - bahaya konstruksi
- bahaya pemasangan/instalasi - bahaya kerusakan sarana
- bahay peralatan yang tajam,kasar,tumpul,licin dll
Kecelakaan (accident) : suatu kejadian yang tidak direncanakan,tidak terkontrol dan tidak dikehendaki yang datang dari luar tubuh manusia dan dapat menimbulkan penderitaan
Perlu diperhatikan :
a. Dapat terjadi setiap saat
b. Tidak memilih cara tertentu untuk terjadi c. Selalu menimbulkan kerugian
• Sedang à kehilangan hari kerja tetapi tdk sampai menimbulkan cacat jasmani atau rohani yg dapat menggangu kerja
• Berat à kehilangan hari kerja dan menimbulkan cacat jasmani dan atau rohani yang dapat menggangu kerja
• Mati
Usaha pencegahan kecelakaan
Pemilik perusahaan dan pekerja wajib melakukan usaha-usaha pencegahan kecelakaan èSeluruh karyawan dan pimpinan perusahaan harus memiliki komitmen yang tinggi untuk mengatasi setiap bahaya yang berpotensi terjadi tanpa menunggu bahaya tersebut sempat menimbulkan insiden baru diatasi.
Bagaimana peran welding inspector (?) :
à WI bertanggung jawab terhadap pemeriksaan mutu hasil las
à WI harus mengidentifikasi semua bahaya yang dapat timbul pada pekerjaan pengelasan
à WI menerapkan aturan keselamatan kerja pada pekerjaan pengelasan
WI perlu mengenal penyebab bahaya yang dapat terjadi pada Jasa Industri Pengelasan Kimia api : suatu reaksi kimia yang diikuti oleh pengeluaran cahaya dan panas.
à ada sumber panas , ada bahan bakar , ada oksigen (dari udara)/segitiga api
Sumber panas : - reaksi kimia - arus listrik
- proses mekanik(gesekan,kompressi) - dll
Tentukan langkah-langkah pencegahan timbulnya api * merancang perlindungan diri dan instalasi * menyiapkan alat pemadam api
Kebakaran : akibat yang ditimbulkan oleh api
Klasifikasinya (NFPA = National Fire Protection Association) :
1, Klas A : Bahan bakar bila terbakar akan meninggalkan arang dan debu 2. Klas B : Bahan bakar lunak dan cair
3. Klas C : Bahan bakar gas 4. Klas D : Bahan bakar logam
è Diakui oleh Indonesia melalui Permen Tenaga Kerja dan Transmigrasi 04/mendokumentasikan/1980.
Media pemadam api dan teknik pemadamannya
a. Media pemadam cair : air,busa kimia,busa mekanik b. Media pemadam gas : N2 , CO2
c. Media pemadam padat : dry chemical , dry powder
d. Memisahkan hubungan antara uap bahan bakar dengan oksigen (smothering) e. Mendinginkan bahan bakar sehingga tidak menghasilkan gas untuk proses
pembakaran (cooling)
f. Memutuskan suplai bahan bakar (starvation) g. Memutuskan rantai reaksi (mis.O2 , OH)
Bahaya pengelasan dan pengendaliannya (secara umum).
Menurut CAN/CSA W 117.2-M87 : Safety in welding , cutting and allied processes à
bahaya pada pengelasan dibedakan berdasarkan proses pengelasannya, namun secara umum bahaya dapat dibedakan karena sifat pekerjaannya , seperti : operasi mesin,shok karena listrik,api (terbakar),radiasi (dari arc), asap (fume), bising dan bahaya yang tersembunyi :
- Bekerja dengan menggunakan alat yang tidak biasa dia pergunakan - Bekerja pada lingkungan yang terbatas (tertutup,tangki)
- Sambungan listrik atau gas yang kurang baik - Logam panas tanpa tanda,dll
Bahaya Listrik.
Arus listrik à Amper • Tegangan à Volt
Apa yang harus dilakukan apabila terjadi accident tersengat arus listrik.
1. Tarik korban dengan menggunakan insolator 2. Putus aliran listrik
Tindakan yang harus diperhatikan agar terhindar dari bahaya tersengat aus listrik
1. Penyambungan listrik oleh yang ahli listrik 2. Kabel listrik jangan terkelupas
3. Kabel tersambung dengan baik
4. Ukuran kabel disesuaikan dengan kapasitas arus yang akan digunakan 5. Hindari dari kebasahan/lembab
AC lebih berbahaya dari DC
Density arus tinggi à bahaya yang ditimbulkan tinggi Longitudinal current lebih berbahaya dari Transversal current
2. Radiasi.
à Ultrafiolet dan infrared è mengakibatkan luka bakar, kerusakan kulit dan mata Besarnya radiasi ini tergantung Jenis proses las yang digunakan.
Menghindari
1. Jaga jarak
2. Gunakan APD yang memadai
3.Debu/asap lasà dihasilkan oleh pembakaran elektrode, benda las , flux dan kotoran lainnya jumlahnya tergantung dari proses las yang digunakan serta jenis elektroda
Menghindari è sirkulasi udara yang baik / ventilasi
Gas à - Gas yang digunakan untuk pengelasan , pemotongan (O2 ; CO ; asitilin ; H2 - Gas yang ditimbulkan selama pengelasan(NO2 ; HCl ; CO2 dll)
1. Mengurangi daya serap oksigen pada saat bernafas 2. Sesak nafas,pusing
3. Merusak saraf 4. Merusak mata
Penyebab Kecelakaan Radiasi
Kondisi tidak aman (unsafe condition) Kerusakan pada alat pengukur radiasi
Rancangan dinding ruang sinar-X tidak memenuhi syarat Tidak tersedia sistem pengaman peralatan sumber
Kegagalan peralatan
Tidak tersedia prosedur keselamatan kerja
Tindakan tidak aman (unsafe act)
Tidak mengikuti prosedur keselamatan radiasi
Kurang pengetahuan/ keterampilan tentangcara kerja alat atau sifat bahan yg digunakan Salah menghitung
Bekerja dalam keadaan letih/ lesu Memiliki cacat tubuh yang tidak tampak
Pencegahan & Penanggulangan Kecelakaan Radiasi
A. Pencegahan Kecelakaan:
1. Pengurangan Tingkat Bahaya Radiasi
a) Pilih sumber radiasi yang tepat
a) Gunakan aktivitas sumber sesuai dengan keperluan
a) Pilih cara kerja yang aman dan praktis
a) Pilih dan periksa peralatan yang akan digunakan
2. Pengendalian Bahaya Radiasi
3 prinsip dasar proteksi radiasi : • jarak
• waktu
• penahan radiasi
3. Penyediaan sumber daya
a. Pelatihan keselamatan radiasi b. Sarana
Nilai Batas Dosis (NBD)
• penerimaan dosis yang tidak boleh dilampaui dalam setahun
• penyinaran eksternal maupun internal
• tidak untuk penyinaran medis dan penyinaran alam
Nilai Batas Dosis (lanjutan) 1. Pekerja radiasi
Seluruh tubuh : 50 mSv
Wanita usia subur 13 mSv 13 minggu pada abdomen
Wanita hamil 10 mSv pada janin (sejak mengandung hingga bayi lahir)
Penyinaran lokal :
- Nilai batas dosis ekivalen efektif (berdasarkan faktor bobot jaringan) 50 mSv pertahun.
- Dosis rata-rata pada organ 500 mSv (50 rem)
untuk : kulit, tangan, lengan, kaki & tungkai dan 150mSv (15 rem) untuk lensa mata
1. Mengetahui, memahami, melaksanakan ketentuan keselamatan radiasi
2. Memanfaatkan peralatan keselamatan radiasi, bertindak hati-hati & bekerja secara aman
3. Melaporkan kecelakaan radiasi pada PPR 4. Melapor gangguan kesehatan karena radiasi
Peralatan proteksi Radiasi
PIN harus menyediakan & mengusahakan perlengkapan keselamatan radiasi dan alat ukur radiasi yang mempunyai unjuk kerja baik, yang dinyatakan dengan pemeriksaan dan pengujian oleh tenaga ahli atau instansi lain yang berwenang.
Langkah-langkah Penggunaan Surveimeter
1. Periksa Sertifikat Kalibrasi
Tanggal kalibrasi
Faktor Kalibrasi 2. Periksa baterai
Suara/bunyi .è bising
Tingkat kebisingan tergantung proses las yang digunakan GTAW : 50 -60 dB SMAW : 62 – 82 dB FCAW : 50 – 86 dB Air Carbon Arc : 96 – 116 dB Oxyfuel : < 70 dB GMAW : 70 – 82 dB
Flame gouging : 80 – 90 dB Flame cutting : 88 – 95 dB
Carbon arc gouging : 110 – 120 dB Hammering in a vessel : 120 – 135 dB
Density kebisingan dapat diterima telinga max. 85 dB
Gunakan alat proteksi kebisingan
Bahaya lain
- Material panas è gunakan baju pelindung panas
- Percikan api è bila mengenai bahan yang mudah terbakar dapat menimbulkan kebakaran
Hal-hal pokok yang perlu diperhatikan dalam keselamatan kerja las :
1. WPS/PQR
2. Pengujian radiographi harus dilaksanakan oleh perusahaan yang mempunyai ijin khusus pekerjaan radiographi, memiliki AR dan OR yang bersertifikat Batan 3. Pengujian mekanik harus dilakukan oleh laboratorium yang diakreditasi oleh
DSN
4. Sertifikat juru/operator las
Harus kompeten ditinjau dari segi Skill,Knowledge dan Atitute terhadap perkerjaan las.
Kualified yang dibuktikan melalui tes kualifikasi : * mengelas tes kupon menurut WPS
* pengujian radiographi terhadap tes kupon * pengujian mekanik terhadap tes kupon 5. Masa berlaku sertifikat juru las terbatas
Jenis-jenis pekerjaan las dan bahayanya :
Pengelasan dapat digunakan dengan : a. Gas
b. Listrik
Macam-macam bahaya yang dapat terjadi pada pengelasan : a. Kebakaran
Akibat dari bahaya yang dapat terjadi oleh pekerjaan las a. Terbakar
b. Sesak pernafasan/paru-paru c. Sakit mata/buta
d. Cacat permanen e. Kematian
Pencegahan kecelakaan kerja pengelasan :
a. Memahami teknik dan cara pencegahan kecelakaan b. Mengetahui dan mematuhi peraturan keselamatan kerja
Beberapa contoh pekerjaan pengelasan dan aturannya …..(Migas)
* Mengelas pipa yang masih dalam pemakaian.
Peraturan umum : - dapat menggunakan las karbit atau las listrik
- juru las harus berpengalaman dan diawasi oleh ahli las
* Pipa hantaran yang dipergunakan untuk mengangkut bahan cair yang dapat terbakar . Peraturan umum : - tekanan pada pipa diatur serendah mungkin tetapi tidak lebih rendah dari 1 atm dan cairan tetap mengalir
- Panas masukan las diatur secukupnya
- Bagian-bagian yang bocor harus terlebih dahulu ditutup sehingga tidak mempengaruhi terhadap proses pengelasan
* Pipa penghantar yang digunakan untuk mengalirkan gas-gas yang dapat terbakar. Peraturan umum : - Tekanan gas pada pipa tidak boleh < 1 atm (sedikit lebih tinggi) - perhatikan ketebalan karat (tidak boleh terlalu tebal)
* Pengerjaan tanki apung.
Peraturan umum : - tanki apung adalah tanki yang tertutup dan diisi dengan udara yang dipergunakan untuk mengapungkan muatan diatas maupun didalam air atau untuk mengangkat.
- tersedia topeng gas zat asam - tersedia tali pengaman pekerja las
- tersedia lampu penerangan yang tidak menimbulkan peledakan akibat gas didalamnya
- tersedia blower untuk mensuplai udara bersih selama melakukan pekerjaan pengelasan
Tindakan-tindakan yang perlu dilakukan agar terhindar dari 1kecelakaan .
1. Cahaya dan sinar :
meliputi cahaya tampak (dapat dilihat), sinar ultra fiolet , sinar infra merah. - Sinar ultra fiolet berpengaruh reaksi kimia dalam tubuh à mata terasa berat seolah-olah kenasukan benda asing
- Cahaya tampak à mata terasa lelah dan sakit
- Sinar infra merah à lebih berbahaya ,tidak terlihat, tidak terasa dan dapat Membuat kelopak mata bengkak,/ menjadi rabun
* Pelindung mata (gogel)è melindungi mata dari pancaran sinar ultra fiolet dan infra merah
Syarat : - mempunyai daya penerus yang tepat terhadap cahaya tampak - mampu menahan cahaya dan sinar yang berbahaya
- mempunyai sifat-sifat yang tidak melelahkan mata - tahan lama dan mempunyai sifat yang mudah berubah - memberikan rasa nyaman kepada sipemakai
Kriteria penggunaan gogel (JIS T8141-1970) :
No.warna Jenis pengelasan/pemotongan
dengan listrik Pengelasan / pemotongan dengan gas 1.7 Untuk sinar bias atau sinar
samping Ü䦋㌌㏒䦋낈ᖺ琰茞ᓀ䦋
2.5 䦋㌌㏒䦋낈ᖺ琰茞ᓀ䦋Ü Untuk cahaya rendah 5 Arc < 30 amp Untuk cahaya sedang 7 Arc (30 -75) amp Untuk cahaya kuat
9 Arc (75 – 200) Amp 䦋㌌㏒䦋낈ᖺ琰茞ᓀ䦋
Ü
12 Arc (200 – 400) amp 䦋㌌㏒䦋낈ᖺ琰茞ᓀ䦋 Ü
14 Arc > 400 amp 䦋㌌㏒䦋낈ᖺ琰茞ᓀ䦋
Ü
• Bahaya yang ditimbulkan listrik è berupa kejutan
Besar kejutan yang dapat ditimbulkan listrik tergantung besar arus dan keadaan manusia yang dapat diperkirakan sbb :
a. Arus 1 mA à menimbulkan kejutan kecil / tidak membahayakan b. Arus 5 mA à memberikan stimulasi yang cukup tinggi pada otot dan
menimbulkan rasa sakit
c. Arus 10 mA à menyebabkan rasa sakit yang hebat
d. Arus 20 mA menyebabkan pengerutan pada otot sehingga orang yang terkena tidak dapat melepaskan diri tanpa bantuan orang lain
e. Arus 50 mA à sangat berbahaya
f. Arus 100 mA à mengakibatkan kematian
Pencegahan bahaya listrik.
a. Gunakan mesin dengan tegangan kedua (secondary voltage) yang rendah
contoh dengan(secondary voltage) yang rendah, maka besar arus yang melalui badan manusia :
E I = arus yg mengalir ke badan I =--- E = tegangan kedua (95 V)
R2 = tahanan badan manusia (500 – 100) R3 = tahanan antara kaki dan tanah (3000)
è I = 2 mA : tidak berbahaya
catatan : bila sedang berkeringat akan naik 12 X bila dalam keadaan basah akan naik 25 X
b. Gunakan pemegang elektroda berisolator à (JIS 09302 – 1976)
Diklasifikasikan sbb :
Klasifikasi
Penggunaan
ØE (mm) Luas penampang.kabel Waktu
kerja (%)
Arus (amp) Tegangan (V)
100 70 100 25 1,2 – 3,2 22
200 70 200 30 2,0 – 5,0 38
300 70 300 30 3,2 – 6,4 50
400 70 400 30 4,0 – 8,0 60
Tindakan pencegahan kecelakaan waktu mengelas (umum).
1. Semua benda yang dialiri lisrik (arus) harus dianggap bertegangan 2. Harus tersedia peralatan pemutus arus didekat tempat kerja
3. Harus tersedia petunjuk cara menyelamatkan juru las yang mendapat bahaya dan segera melakukan pertolongan pertama
4.Semua bagian yang dialiri listrik yang berhubungan langsung dengan juru las terisolasi dengan baik.