• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tafsir tentang kewajiban suami istri

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Tafsir tentang kewajiban suami istri"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

KEWAJIBAN SUAMI ISTRI

(Analisa Q. S. Al-Baqarah ayat 223)

Oleh: Shinta Nurani (mahasiswi STAIN Pekalongan)

A. Ayat dan Arti

ْْمُتْئ ِ

ْْْش ىّنأأ ْمُكأث ْرْْْأح اوُتْأْْْأف ْمُكّل ُث ْرْْْأح ْمُكُؤآ أ

ْْْسِن

مُكّنأأ اوُْْْمألْعاأو أهْْْللا اوُْْْقّتاأو ْمُك ِ

ْْْسُفنأل اوُمّدْْْأقأو

ْأنيِنِمْؤُمْلا ِر ّشأبأو ُهوُقألّم

.

Artinya:

“Istri-istrimu adalah ladang tempat kamu bercocok tanam, maka datangilah ladang tempat bercocok-tanammu itu bagaimana saja kamu kehendaki. Dan kerjakanlah (amal yang baik) untuk dirimu. Bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa kamu kelak akan menemui-Nya. Dan sampaikanlah kabar

gembira orang-orang yang beriman”.1

B. Asbab Nuzul

Adapun asbab al-nuzul dari Q.S. Al-Baqarah ayat 223 adalah sebagai berikut:2

Imam Bukhari, Imam Muslim, Abu Daud, dan at-Tirmidzi meriwayatkan dari Jabir, dia berkata, “Orang-orang Yahudi berkata bahwa jika seorang menggauli istrinya dari arah belakang maka anaknya akan bermata juling”.

1 Yayasan Penyelenggara Penerjemah Al-Qur’an Departemen Agama RI,

Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta: Cahaya Qur’an, 2006), hlm. 35.

2 Jalaluddin al-Suyuthi, Lubabun Nuquul fi Assbaabin Nuzuul, terj. Tim

(2)

Maka turunlah firman Allah, “Istri-istrimu adalah ladang bagimu, maka datangilah ladangmu itu kapan saja dengan cara yang kamu sukai....”.

Imam Ahmad dan at-Tirmidzi meriwayatkan dari Ibnu Abbas, dia berkata, “Pada suatu hari, Umar mendatangi Rasulullah, lalu berkata, “Celaka saya wahai Rasulullah! Rasulullah pun bertanya, “Apa yang membuatmu celaka?, Umar berkata, “Semalam saya mendatangi istri saya dari arah belakang. Namun Rasulullah tidak menjawab. Lalu Allah menurunkan ayat,

“Istri-istrimu adalah ladang bagimu, maka datangilah ladangmu itu kapan saja dengan cara yang kamu sukai....”.

Rasulullah bersabda:

َةَضْيَحْلاَو َرُبّدلا ِقّتاَو ْْرِبْدَاَو ْلِبْقَأ

“Gaulilah istrimu dari arah depan atau dari arah belakang, dan hindari menjima’i istri pada arah duburnya dan ketika dia haidh.”

Ibnu Jarir, Abu Ya’la dan Ibnu Mardawaih meriwayatkan dari jalur Zaid bin Aslam dari Atha’ bin Yassar dari Abu Sa’id al-Khudri bahwa seseorang menjima’ istrinya dari arah belakang. Maka, orang-orang pun menyalahkannya karena hal itu. Lalu turunlah firman Allah,

“Istri-istrimu adalah ladang bagimu, maka datangilah ladangmu itu kapan saja dengan cara yang kamu sukai....”.

Al-Bukhari juga meriwayatkan dari Ibnu Umar, dia berkata, “Ayat ini turun pada saat menjima’ istri dari arah belakang”.

At-Thabari meriwayatkan di dalam al-Mu’jamul-Ausaath dengan sanad yang jayyid dari Ibnu Umar, dia berkata, “Ayat, ‘Istri-istrimu adalah ladang bagimu, maka datangilah ladangmu itu kapan saja dengan cara yang kamu

sukai....’, turun pada Rasulullah sebagai keringanan untuk menjima’ istri dari

(3)

At-Thabari juga meriwayatkan dari Ibnu Umar bahwa pada zaman Rasulullah ada seorang lelaki yang menjima’ istrinya dari arah belakang. Orang-orang pun mencela hal itu. Maka Allah menurunkan firman-Nya,

“Istri-istrimu adalah ladang bagimu, maka datangilah ladangmu itu kapan saja dengan cara yang kamu sukai....”.

Abu Daud dan al-Hakim meriwayatkan dari Ibnu Abbas, dia berkata, “Sesungguhnya bukan yang dikatakan Ibnu Umar semoga Allah mengampuninya dan para sahabat lainnya (tentang sebab turunnya ayat ini). Akan tetapi dahulu orang-orang Anshar, penduduk perkampungan ini adalah penyembah berhala. Mereka hidup berdampingan dengan perkampungan orang-orang Yahudi. Orang-orang Yahudi itu merasa mempunyai keutamaan ilmu melebihi orang-orang Anshar. Kemudian, orang-orang Anshar banyak yang meniru kebiasaan orang-orang Yahudi tersebut.

Di antara kebiasaan orang-orang Yahudi atau para ahli kitab tersebut adalah menjima’ dari arah samping dan dengan itu si wanita lebih tertutupi. Orang-orang Anshar pun banyak yang menirunya. Sedangkan orang-orang Quraisy menjima’ istri mereka dalam keadaan terlentang. Ketika orang-orang muhajirin datang ke Madinah, salah seorang dari mereka menikahi seorang wanita dari Anshar. Lalu dia menjima’nya seperti cara orang-orang Quraisy ketika menjima’ istrinya. Sang istri pun menyalahkannya dan dia berkata, “Kami hanya dijima’ dari samping”. Lalu mereka mendiamkan masalah itu. Namun, kemudian Rsulullah mendengar hal itu. Maka turunlah firman Allah,

“Istri-istrimu adalah ladang bagimu, maka datangilah ladangmu itu kapan saja dengan cara yang kamu sukai....”.

Maksudnya, gaulilah istrimu baik dari arah depan, dari arah belakang, atau pun dengan keadaan terlentang, selama pada kemaluannya.

(4)

tentang sebab turunnya ayat ini yang diriwayatkan dari Abu Sa’id tidak sampai kepada Ibnu Abbas. Sedangkan yang sampai kepadanya adalah yang diriwayatkan dari Ibnu Umar, maka dia pun menyalahkan Ibnu Umar tentang sebab turunnya ayat itu.”

C. Penjelasan Tafsir

ْمُتْئ ِ

ْْش ىّنأأ ْمُكأث ْرْْأح اوُتْأْْأف ْمُكّل ُث ْرْْأح ْمُكُؤآ أْْسِن

Firman Allah, “Istri-istrimu adalah tanah tempat bercocok tanam,” yakni tempat bertanam anak. Pandanglah istrimu sebagai dirimu sendiri. Adakah diri sendiri akan disakiti? Sebab istrimu adalah sawah ladang tempat kamu menyebar benih.3“Maka datangilah tempat bercocok tanammu itu bagaimana

saja kamu kehendaki”, sehingga tidak ada dosa bagi suami untuk mendatangi

istrinya dengan cara apapun yang disukai, baik dengan berhadapan atau membelakangi, asalkan dalam cara yang satu yaitu di farji, jika hal ini dilakukan untuk mendapatkan keturunan dan melakukannya pada tempat yang sebenarnya.4

Syariat agama tidak bermaksud memberatkan hati dan melarang suami istri untuk menikmati kelezatan dalam bercocok tanam ini. Sebaliknya, syariat justru ingin mendatangkan kebaikan dan manfaat bagi manusia serta tidak menghendaki kerusakan pada manusia dengan meletakkan sesuatu tidak pada tempatnya, sebagaimana yang ditetapkan dalam beberapa hadis seperti hadis yang melarang menggauli wanita melalui duburnya (sodomi). Imam Ahmad meriwayatkan dengan sanadnya dari Abu Hurairah, dari Nabi SAW, beliau bersabda:

ّنإ

يِذّلا

(دمحأ هاور) ِهْيَلِإ ُ ّا ُْرُظْنَي َل اَهِرُبُد يِف ُهَتَأَرْمِإ يِتْأَي

“Orang yang menyetubuhi istrinya pada duburnya tidak akan diperhatikan

Allah SWT.” (HR Ahmad).

(5)

Mu’ammar bin Isa meriwayatkan dari Malik bahwa sodomi itu haram. Abu Bakar bin Ziad an-Naisaburi meriwayatkan dengan sanadnya yang sampai kepada Israil bin Rawah. Saya bertanya kepada Malik bin Anas, “Bagaimana pendapat Anda mengenai orang yang menggauli dubur istrinya?” Dia menjawab, “Kalian bangsa Arab. Tiada ladang kecuali untuk menanam. Janganlah kamu melampaui farji.” Saya berkata: “Hai Abu Abdullah, sesungguhnya mereka mengatakan bahwa Anda membolehkan sodomi.” Abu Abdullah berkata, “Mereka berdusta dengan mengatasnamakan kami.” Inilah pandangan yang kokoh dan juga merupakan pendapat Abu Hanifah, Syafi’i, Ahmad bin Hanbal, dan sejawatnya satu golongan. Tabi’in dan kaum Salaf lainnya juga sangat mengingkari sodomi.5

Ditegaskan kembali bahwa karena istri adalah ladang tempat bercocok tanam, maka datangilah, garaplah tanah tempat bercocok tanam kamu. Datangi

ia kapan dan dari mana saja, asal sasarannya ke arah yang tepat, bukan ke arah

lain yang berfungsi mengeluarkan najis dan kotoran (dubur). Hal ini karena sperma adalah sesuatu yang suci dan menumpahkannya pun harus suci dan bertujuan memelihara diri dari terjerumus dosa. Berdoalah ketika melakukannya. Ciptakanlah suasana kerohanian agar benih yang diharapkan lahir, tumbuh, dan berkembang dengan disertai oleh nilai-nilai suci.6

Kemudian, penegasan ayat ini bahwa istri adalah ladang, tempat bercocok tanam yang berfungsi untuk menerima benih. Jika demikian, jangan salahkan istri jika dia melahirkan anak perempuan, sedang suami menginginkan anak laki-laki. Hal ini karena dua kromosom yang merupakan faktor kelamin yang terdapat pada wanita sebagai pasangan homolog (XX) dan pada laki-laki sebagai pasangan yang tidak homolog (XY). Jika X pada jantan (laki-laki) bertemu dengan X yang ada pada wanita, maka anak yang lahir perempuan, sedangkan jika X bertemu dengan Y maka anak yang lahir laki-laki. Disini

5 Muhammad Nasib ar-Rifa’i, Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir, Terj. Syihabuddin, (Jakarta: Gema Insani, 2006), hlm. 362-364.

(6)

terlihat jelas bahwa wanita hanya ladang yang menerima benih sedang suami adalah petani yang menabur.

Para suami yang menjadi petani, perhatikanlah istrimu, jangan tinggalkan ia sendirian, hindarkan darinya gangguan, berikan ia segala yang sesuai guna menyiapkan pertumbuhan dan perkembangan janin yang akan dikandungnya. Bila tiba saatnya mengandung, maka beri perhatian lebih besar, kemudian setelah melahirkan, peliharalah anakmu hingga dewasa agar dapat bermanfaat untuk orang tuanya, keluarga, bahkan kemanusiaan. Itulah kesan-kesan yang dikandung oleh penanaman istri sebagai ladang tempat bercocok tanam.7

أهللا اوُقّتاأو ْمُكِسُفن

أ ل اوُمّدأقأو

Firman Allah, “Berbuatlah

untuk dirimu”, yakni kerjakanlah berbagai bentuk ketaatan disertai

meninggalkan semua perbuatan haram yang dilarang-Nya. Ibnu Jarir meriwayatkan dari Ibnu Abbas ihwal ayat “Berbuatlah untuk dirimu” dan ucapkanlah bismillahi at-tasmiah ketika hendak berjima. Dalam Shahih

al-Bukhari dikatakan dari Ibnu Abbas, dia berkata bahwa Rasulullah SAW

bersabda:

اَْْم َناَطْي ّْْشلا ِبّنَجَو ، َناَطْي ّْْشلا اَنْبّنَج ّمُهللَا ،ا ِمْسِب :َلاَق ُهَلْهَأ َيِتْأَي ْنَأ َداَرَأ اَذِإ ْمُكَدَحَأ ّنَأ ْوَل

(يراخبلا هاور) .اًدَبَأ ُناَطْيّشلا ُهّرُضَي ْمَل َكِلَذ يِف ٌدَلَو اَمُهَنْيَب ْرّدَقُي ْنِإ ُهّنِإَف ،اَنَتْقَزَر

“Apabila salah seorang diantara kamu hendak mendatangi istrinya, maka ucapkanlah: ‘Dengan nama Allah, Ya Allah, jauhkanlah kami dari setan dan jauhkanlah setan dari apa yang Engkau anugerahkan kepada kami. Jika hubungan itu ditakdirkan mempunyai anak, maka ia tidak akan diganggu oleh

setan selamanya.” (HR. Bukhari).8

Apa yang dianugerahkan kepada diri kita adalah sesuatu yang jelas mendatangkan manfaat bagi kehidupan kita sejak awalnya. Tidak ada sesuatu yang lebih bermanfaat bagi manusia untuk masa depannya, melebihi seorang anak yang berbakti kepadanya, dan memberikan manfaat untuk agama serta dunianya, sebagaimana yang dijelaskan oleh hadis Nabi SAW yang berbunyi:

7Ibid, hlm. 480-481.

(7)

ِهِت ْوَم َدْعَب ُهُعَفْنَي يِذّلا ِء ْرَمْلا ِلَمَع ْنِم َحِلاّصلا َدَلَوْلا ّنِإ

“Sesungguhnya anak yang saleh adalah hasil perbuatan manusia yang akan

mendatangkan menfaat baginya setelah matinya”.9

Seorang anak tidak akan bisa menjadi demikian, kecuali apabila kedua orang tuanya mendidik dan mengasuhnya dengan baik serta mengarahkannya untuk menjadi manusia yang berakhlak mulia. Oleh karena itu, pandai-memilih pasangan. Hal ini berarti sejak masih mencari pasangan, selalu diperingatkan bahwa carilah dari keluarga orang yang beriman beragama, dari keluarga yang subur, yang biasanya melahirkan banyak anak, sebab sawah ladang adalah mengharap menyebar benih dan mengambil hasil, beranak, dan bercucu berketurunan.

Bagi para suami, dibutuhkan seorang wanita pilihan yang bisa menyayangi anaknya dalam ikut mengemban tugas suaminya mendidik anaknya dengan akhlak dan perbuatan yang baik sehingga menjadi contoh yang baik bagi anaknya. Sebab, seorang anak yang sedang dalam masa pertumbuhan, ia akan selalu memperhatikan gerak-gerik dan semua tingkah laku ibunya, kemudia ia berusaha untuk menirunya. Jika ia memiliki akhlak yang baik, maka anaknya akan tumbuh dengan akhlak yang baik pula, dan ia akan memiliki sifat-sifat yang terpuji. Sebagaimana seorang petani yang hendak menyemaikan bibit, maka ia memilih tanah subur yang bisa mendatangkan hasil yang baik dan banyak. Tanah yang subur juga harus diatur masa dan musim tanamnya. Jangan menanam benih setiap saat, jangan paksa ia berproduksi setiap saat. Wahai para suami, pilih waktu yang tepat, atur masa kehamilan, jangan setiap tahun panen karena ini akan merusak ladang.10

Adanya syahwat faraj (kelamin) ditakdirkan Tuhan pada manusia bukanlah untuk asal melepaskan syahwat saja, melainkan ialah untuk melangsungkan keturunan manusia. Siapapun bisa menanam benih di sawah apabila kita mau.

(8)

Tentu saja ketika musim panas terik orang tidak menanam benihnya, karena itu hanya membuang-buang benih dan merusak sawah: “Oleh sebab itu ditekankan pada sambungan ayat: “Dan bertakwalah kepada Allah,” sehingga mani tidak dibuang-buang seketika istri berkain kotor”.11

Firman Allah Wattaqullah artinya takutlah kepada Allah, janganlah suami menyalahgunakan kedudukan wanita sebagai ladang kalian dengan mendatangi mereka pada saat mereka sedang dalam keadaan haid atau mendatangi mereka pada tempat yang tidak semestinya atau memilih wanita yang buruk akhlak sebagai istri yang akan merusak pendidikan anak-anaknya karena kurangnya perhatian atau karena memberikan contoh yang tidak baik kepada mereka.

Dan kedepankanlah hubungan seks dengan tujuan kemaslahatan untuk diri

sendiridi dunia dan di akhirat, bukan semata-mata untuk melampiaskan nafsu,

serta bertakwalah kepada Allah dalam hubungan suami istri, bahkan dalam

segala hal. Jangan menduga Allah tidak mengetahui keadaan kamu serta segala sesuatu yang dirahasiakan.

Ayat ini juga merupakan ancaman terhadap orang-orang yang melanggar

perintah-Nya:

ُهوُقألّم مُكّن

أأ اوُمألْعاأو

Ketahuilah bahwa kamu kelak

akan menemui-Nya. Jika demikian, jangan sembunyikan sesuatu terhadap pasangan yang seharusnya ia ketahui. Di sisi lain, jangan membongkar rahasia rumah tangga yang seharusnya dirahasiakan. Kalaupun ada cekcok selesaikan di dalam, jangan selesaikan melalui orang lain kecuali kalau terpaksa. Allah kelak akan menyelesaikannya, karena kelak kamu semua akan menemui-Nya.12

Ketahuilah bahwasanya manusia akan menjumpai Allah kelak untuk mempertanggungjawabkan bagaimana caranya membangun rumah tangga, apakah hanya semata-mata karena hawa nafsu ataukah benar-benar hendak menegakkan kebahagiaan.13 Ketahuilah bahwa kelak Allah akan menghisabmu selaras

11 Hamka, Op. Cit., hlm. 262.

(9)

dengan seluruh amalmu14 dan membalas amal perbuatan siapapun yang

melanggar dan menentang perintah-Nya dengan siksaan yang sangat pedih.15

أنيِنِمْؤُمْلا ِر ّشأبأو

Dan Sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang beriman” dan

imannya mengantar mereka mematuhi tuntunan-tuntunan ini16 mereka taat kepada

Allah dalam segala perkara yang diperintahkan kepada mereka dan meninggalkan segala yang dilarang-Nya.17

Berikanlah kabar gembira kepada kaum Mukmin yang telah menaati batasan-batasan agama dan mengikuti petunjuk Tuhan mereka dalam masalah mendatangi wanita dan mendidik anak-anaknya bahwa mereka akan mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akhirat. Barangsiapa memilih untuk dirinya istri yang saleh dan berlaku baik dalam mendidik anak-anak yang dianugerahkan oleh Allah kepadanya, maka ia merasa bahagia dengan keadannya, keluarganya, dan anak-anaknya.18 Beberapa ayat dalam

Alquran juga menguatkan bahwa suami-istri dan anak-anaknya yang sama taatnya kepada Allah akan dipertemukan dan diserumahkan juga akhirnya kelak di dalam surga jannatun na’im.19

Adapun orang-orang yang memburu kepuasan nafsu syahwatnya, ia telah menyimpang dari hukum-hukum yang telah disyariatkan oleh Allah terhadap hamba-Nya. Ia tidak akan selamat dari malapetaka di dunia dan akhirat nanti. Kebahagiaan yang sesungguhnya adalah melengkapi diri dengan iman yang benar dan akhlak yang utama, berhati tenang dalam kondisi apapun dan menyerahkan segala sesuatu kepada Allah setelah berusaha sekuat tenaga dan mempersiapkan bekal sebanyak-banyaknya.20

14 Muhammad Nasib ar-Rifa’i, Op. Cit., hlm. 364. 15 Ahmad Mustafa Al-Maraghi, Op. Cit., hlm. 275. 16 M. Quraish Shihab, Op. Cit., hlm. 482.

17 Muhammad Nasib ar-Rifa’i, Op. Cit., hlm. 364. 18 Ahmad Mustafa Al-Maraghi, Op. Cit., hlm. 275. 19 Hamka, Op. Cit., hlm. 262.

(10)

Jadi, ayat ini datang sebagai penjelasan yang menerangkan hikmah

pen-tasyri’-an menggauli wanita untuk menjaga kelestarian jenis manusia melalui

kelahiran. Itulah hikmah yang terkandung di dalamnya dan bukan sekedar untuk memperoleh kelezatan semata-mata. Oleh karena itu, suami dilarang mendatangi wanita haid sebab dalam kondisi seperti itu seorang istri belum siap untuk menerima penyemaian bibit. Suami juga dilarang mendatangi wanita tidak pada tempat yang dapat melahirkan keturunan. Selain itu, ayat ini turun untuk menolak anggapan orang-orang Yahudi yang mengatakan bahwa

Barangsiapa yang mencampuri istrinya pada kemaluannya tetapi dari arah

belakang pinggulnya maka anaknya akan lahir bermata juling”.21

D. Kesimpulan dan Analisa

Surat Al-Baqarah ayat 223 yang sedang dikaji ini mengqiaskan istri dengan ladang, karena ada kesamaan dibolehkan bagi pemiliknya (suaminya) untuk mendatanginya kapan saja, dari arah mana saja baik depan, belakang, ataupun terlentang, dan dengan cara bagaimanapun juga, dengan syarat hanya ditempatnya (farji) bukan sodomi, dan bukan pada waktu yang dilarang (seperti ketika haid dan nifas).

Jika ditinjau dari perspektif ilmu kedokteran tentang kesehatan alat kelamin, bersenggama dengan dubur (sodomi) itu mempunyai implikasi (pengaruh) yang serius terhadap munculnya penyakit berbahaya bagi tubuh. Hal ini karena anus atau dubur memang tidak dipersiapkan untuk menerima masuknya benda asing dari luar. Anus berperan sebagai tempat lewatnya feses atau kotoran, sehingga anus bisa menjadi sumber infeksi yang mengakibatkan penyakit. Selain itu karena anus atau dubur tidak siap untuk menerima masuknya benda dari luar maka jika masuknya benda tersebut dilakukan secara paksa dan tanpa diberikan lubricant (pelumas) maka akan menyebabkan dinding anus dan bagian poros usus (rektum) rentan untuk luka. Berikut ini gambaran dari organ dalam yang rentan untuk terluka yaitu:

(11)

Anal seks (sodomi) memliki kelebihan dalam menimbulkan bahaya sebagai berikut:22

a. Anus tidak menghasilkan cairan pelicin seperti vagina saat terangsang sampai penis memasuki anus karena itu orang yang disodomi akan merasa sakit. Jika hal ini terjadi berulang-ulang maka otot-otot dubur yang mengatur buang besar akan hancur dan kehilangan daya elastisitasnya. Akibatnya orang sulit mengendalikan buang air besar.

b. Jika kerusakan mencapai bagian atas (rektum) bisa terjadi pendarahan besar. Akibatnya pelaku sodomi akan terancam infeksi yang akan menjalar ke usus besar dan organ tubuh lainnya.

c. Bersetubuh lewat dubur (analseks) terbukti berbahaya karena anus merupakan tempat berkumpulnya bakteri. Bila ada sedikit saja luka pada penis dikhawatirkan akan terjadi infeksi.

Ada beberapa dampak yang bisa terjadi bila seseorang melakukan aktifitas anal seks. Hal paling sederhana adalah timbulnya iritasi baik pada anus maupun penis, karena begitu banyak kuman di daerah anus, iritasi yang terjadi bisa menjadi pintu masuk terjadinya infeksi. Berbagai penyakit infeksi karena hubungan seksual (sexually transmitted disease/STD) mudah ditularkan melalui hubungan anal sex (sodomi) ini. Berbagai penyakit STD tersebut antara lain HIV, herpez simplex, hepatitis B, hepatitis C, dan human papiloma

22 Andik Wijaya, 55 Masalah Seksual yang Ingin Anda Ketahui Tapi “Tabu”

(12)

virus (HPV) yang jika terjadi peradangan akan menyebabkan kanker anus dan kanker penis. Selain itu infeksi bakteri yang bisa terjadi antara lain gonorea,

klamidia, syphilis, dan shigelosis. Seseorang dengan infeksi bakteri ini akan

mengalami diare yang berdarah dan berlendir, mengalami luka-luka terinfeksi bahkan timbul bisul, dan radang di seputar dubur serta poros usus (rektum).

Hasil penelitian menyebutkan sekitar 60% pelaku sodomi yang selain mengeluh bahwa di sekitar anus terasa sakit, juga menderita kencing nanah (Gonnorhea). Selain itu terhitung 80% laki-laki pelaku sodomi menderita sipilis (Syphilis), dan sepertiga dari laki-laki pelaku sodomi terjangkit HSV (Herpes Simplex Virus). Di samping hasil penelitian tersebut, terdapat juga hasil penelitian dari Dr. Dennis Osmond, University of California, San Fransisco, yang dilansir di The Journal of The American Medica Association edisi 9 Januari 2002, menyatakan seks oral ditengarai merupakan jalur penularan utama penyakit Kaposi’s Sarcoma, yaitu sejenis kanker kulit yang amat ganas yang sering kali terdapat pada pasien yang mengidap penyakit HIV/AIDS. Adapun penyebabnya adalah sejenis virus yang diberi nama Kaposi’s Sarcoma associated Herpes Virus (KSHV), yaitu virus yang gemar tinggal di saliva (air liur).23

Jelaslah bahwa ayat ini dapat digunakan sebagai dalil atas haramnya berjima' pada bagian belakang (dubur) selain karena Allah tidak membolehkan mencampuri wanita kecuali dari bagian yang menjadi tempat bersenggama juga karena faktor kesehatan tubuh terutama kesehatan organ reproduksi. Di samping itu, ayat ini turun untuk menolak anggapan orang-orang Yahudi yang menyatakan “Barangsiapa yang mencampuri istrinya pada kemaluannya tetapi dari arah belakang pinggulnya maka anaknya akan lahir bermata juling”.

Selanjutnya, berkenaan bahwa seorang istri adalah ladang tempat bercocok tanam bagi suaminya. Hal ini berarti istri adalah tempat untuk

(13)

menanam benih yang diharapkan lahir keturunannya. Bagi para suami, jangan pernah menyalahkan istrinya jika jenis kelamin anak yang tidak sesuai dengan keinginannya. Dalam hal ini, faktor penentu dari kromosom jenis kelamin itu dari pihak laki-laki. Secara genetika, dua kromosom yang merupakan faktor kelamin pada wanita sebagai pasangan homolog (XX) dan pada laki-laki sebagai pasangan yang tidak homolog (XY). Jika X pada laki-laki bertemu dengan X yang ada pada wanita, maka anak yang lahir perempuan, sedangkan jika X bertemu dengan Y maka lahir anak laki-laki. Adapun ilustrasinya sebagai berikut:

Kemudian, sebagai seorang pemilik ladang pasti sangat mengharapkan ketika menanam tanamannya mendapatkan hasil yang berkualitas dan bermutu tinggi, demikian juga hendaknya seorang suami ketika menanamkan benihnya ia pasti berharap agar mendapatkan keturunan yang baik, berkualitas, berakhlak mulia, dan bermanfaat bagi orang tua, keluarga, serta kemanusiaan. Oleh karena itu, pandai-pandailah memilih istri, memilih waktu yang tepat untuk berproduksi, mengatur masa kehamilan, dan yang terpenting adalah berdoa ketika melakukannya.

Kedepankanlah hubungan seks dengan tujuan kemaslahatan untuk diri

sendiridi dunia dan di akhirat, bukan semata-mata untuk melampiaskan nafsu,

serta bertakwalah kepada Allah dalam hubungan suami istri bahkan dalam

(14)

kebahagiaan hakiki. Ketahuilah, Allah pasti akan menghisab manusia selaras dengan seluruh amalnya dan terdapat kabar gembira kepada kaum Mukmin yang telah menaati batasan-batasan agama dan mengikuti petunjuk-Nya dalam masalah mendatangi wanita dan mendidik anak-anaknya bahwa mereka akan mendapatkan kebahagiaan duniawi maupun ukhrawi.

E. Daftar Pustaka

Al-Mahalli, Imam Jalaluddin dan Imam Jalaluddin Al-Suyuthi. 2012. Tafsir

Jalalain. Diterjemahkan oleh: Bahrun Abubakar. Bandung: Sinar Baru

Algesindo.

Al-Maraghi, Ahmad Mustafa. 1993. Tafsir al-Maraghi Jilid II. Diterjemahkan oleh: K. Anshori Umar Sitanggal. Semarang: PT Karya Toha Putra.

Al-Suyuthi, Jalaluddin. 2008. Lubabun Nuquul fii Assbaabin Nuzuul.

Diterjemahkan oleh: Tim Abdul Hayyie. Jakarta: Gema Insani.

Ar-Rifa’i, Muhammad Nasib. 2006. Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir.

Diterjemahkan oleh:. Syihabuddin. Jakarta: Gema Insani. Hamka. 2004. Tafsir al-Azhar Juz II. Jakarta: Pustaka Panjimas.

Shihab, M. Quraish. 2002. Tafsir al-Mishbah Vol. 1. Jakarta: Lentera Hati.

Wijaya, Andik. 2004. 55 Masalah Seksual yang Ingin Anda Ketahui Tapi

“Tabu” untuk Ditanyakan. Jakarta: PT Gramedia.

Yayasan Penyelenggara Penerjemah Al-Qur’an Departemen Agama RI. 2006.

Referensi

Dokumen terkait

tambah, gedung-gedung dan kebutuhan bangunan di lingkungan kampus bukit besar ikut mengalami penambahan fasilitas.Dan dengan peresmian universitas sriwijaya men- jadi

Berdasarkan pembahasan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa secara umum kondisi keuangan sudah cukup baik. 1) Debt to total asset ratio dari tahun 2017 sampai

Hasil akhir dari pengomposan ini merupakan bahan yang sangat dibutuhkan untuk kepentingan tanah- tanah pertanian di Indonesia, sebagai upaya untuk memperbaiki sifa

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh musim terhadap terhadap komposisi jenis, struktur komunitas dan faktor lingkungan perairan yang pengaruhi

Terdapat kesesuaian sangat baik pada hasil uji sensitivitas antibiotik terhadap H.influenzae pada media ACD, ACM, ACMC dengan HTM. Media Uji Sensitivitas

Faktor ancaman dari faktor strategik eksternal yang mempengaruhi peningkatan ketahanan pangan di Kabupaten Situbondo memiliki total skor sebesar 1,293 dengan faktor

Keragaman kupu-kupu paling tinggi ditemukan di Cagar Alam Pattunuang yang diikuti dengan Taman Wisata Bantimurung dan Cagar Alam Leang-leang.. Kupu-kupu Catopsilia

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi dengan judul “APLIKASI PEMBELAJARAN GAME IQRO’ DAN GHORIB PADA PERANGKAT ANDROID” yang dibuat untuk memenuhi