• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEWAJIBAN SUAMI TERHADAP ISTERI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KEWAJIBAN SUAMI TERHADAP ISTERI"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

KEWAJIBAN SUAMI TERHADAP ISTERI

(Hak Isteri Atas Suami) Ust. Kamalludin, SE

ABSTRAK

“Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. sebab itu Maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka). wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya[meninggalkan rumah tanpa izin suami], Maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. kemudian jika mereka mentaatimu, Maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha besar.” (QS.An-Nisa ayat : 34).

Dalam firman Allah SWT diatas terkandung makna bahwa kaum lelaki ditakdirkan menjadi seorang pemimpin terhadap wanita, serta bagaimana kewajiban seorang pemimpin (suami) tehadap yang dipimpin (isterinya). Ayat diatas juga bermakna bagaimana cara memperlakukan seorang isteri bila dia taat atupun membangkang(nusyuz).

Kalau dalam ayat diatas ada kata pukullah maka itu

jalan keluar yang terakhir bila seorang isteri melakukan

pembangkangan, tapi belum juga sadar atas kesalahannya

(2)

padahal sudah dilakukan pisah ranjang. Namun demikan makna pukullan yang dilakukan seorang suami terhadap isteri tersebut dalam sebuah tafsir dikatakan pukulan yang tidak melukai jadi bukan asal sembarang pukul.

Nabi Muhammad SAW bersabda : “Masing-masing kalian adalah pemimpin dan akan ditanya tentang kepemimpinannya. Seorang imam (penguasa) yang diikuti oleh orang banyak adalah pemimpin dan akan ditanya kepemimpinannya. Seorang laki-laki (suami) adalah pemimpin atas penghuni rumahnya dan ia akan ditanya tentang kepemimpinannya. Seorang hamba adalah pemimpin dalam harta tuannya dan ia akan ditanya tentang kepemimpinannya. Seorang isteri adalah pemimpin dalam rumah suaminya dan ia akan ditanya tentang kepemimpinanya. Ingatlah masing-masing dari kalian adalah pemimpin dan akan ditanya tentang kepemimpinannya.”

Kadangkala seseorang tidak cukup hanya menjalankan ibadah sholat, puasa, dan Zakat saja, bagi seorang laki-laki yang sudah berumah tangga juga harus tahu hak dan kewajibannya sebagai seorang suami, karena hal itu akan dimintai pertanggungjawabannya oleh Alllah Swt. Berikut kami kutip dari perkataan Al-Faqih Abu Laints As-Samargandi dalam kitabnya Yanbihul Ghafilin juga kitab Uqudulijain karya Syekh Muhammad Bin Umar An-Nawawi .Beberapa kewajiban suami terhadap isteri adalah sebagai berikut :

1. Suami harus mengerjakannya dibalik tabir (didalam rumah) dan tidak membiarkan isterinya keluar, karena isteri itu merupakan aurat, dan keluarnya dihadapan orang banyak menyebabkan dosa dan merusak kesopanan.

Karena isteri juga merupakan aurat maka jika keluar

rumah selain harus izin suaminya juga hendaknya

(3)

cara berpakaian menutup auratnya dan dapat menjaga diri. Pada malam Nabi Muhammad Saw diisra‟kan ke langit, beliau melihat kaum wanita dalam keadaan mendapat siksaan yang hebat. Diantaranya Seorang wanita yang memakan tubuhnya sendiri sedang api dinyalakan dari bawahnya, kata Nabi Saw hal itu terjadi karena wanita tersebut dulu waktu hidupnya berhias untuk laki-laki lain dan menggunjing orang. Kemudian ada wanita yang digantung, lalu kedua kakinya diikat bersama kedua tangannya pada ubun-ubunnya, sementara dia dikuasai oleh ular-ular dan ketunggeng-ketunggeng. Kata Nabi Saw „Hal itu terjadi karena wanita yang keluar rumahnya tanpa izin suami dan tidak mandi haid dan nifas.(Durratun Nashihin).

2. Suami harus mengajari ilmu pengetahuan yang wajib diketahui oleh isterinya seperti cara berwudlu,shalat, puasa.

Sebagaimana dikatakan oleh syaikh “Athiyah, “Suami hendaknya mengajar isterinya apa yang menjadi kebutuhan agamanya, dari hukum-hukum bersuci seperti mandi haid, janabat, wudlu dan tayammum.

Jika suami dapat mengajar isterinya sendiri, maka

isteri tidak boleh keluar rumah untuk bertanya kepada

orang-orang alim atau ulama. Jika suami tidak dapat

mengajar isteri karena tidak tahu lantaran dangkalnya

pengetahuan ilmu agamanya, maka sebagai gantinya

dialah (suami) yang harus bertanya kepada ulama,

lalu menerangkan jawaban orang yang memberi fatwa

itu kepada isterinya. Jika suami tidak sanggup

bertanya kepada orang alim, maka isteri boleh keluar,

bahkan wajib keluar, dan suami berdosa kalau

melarangnya. Jika isteri telah mengetahui kewajiban-

(4)

kewajibannya, maka ia tidak boleh keluar rumah mendatangi pengajian kecuali dengan izin dan ridho dari suaminya.

Kenapa pengetahuan ini menjadi wajib untuk diketahui karena Allah SWT berfirman dalam surat At-Tahrim ayat 6 yang berbunyi :“Hai orang-orang beriman, peliharalah diri dan keluargamu dari api neraka …..”

Maksudnya orang-orang yang telah menyatakan beriman, wajib memelihara diri dan keluarganya, yaitu isteri, anak-anak dan siapa saja yang disebut keluarga agar tidak masuk neraka. Abdullah bin Abbas memberikan komentar atas pengertian ayat tersebut,

“Kamu semua hendaknya mengajar keluargamu dalam urusan syariat-syariat Islam.”

Dizaman sekarang pendidikan agama dinomor sekian

…sementara orang tua sibuk mencari harta dunia, sehingga akibatnya kalau kita lihat banyak tawuran terjadi yang melibatkan remaja yang masih sekolah, pergaulan bebas remaja putra dan putri, terus belum lama ini kita dengar dampak negative dari kemajuan teknolgi dimana anak pelajar sekolah dibawa kabur oleh cowoknya yang baru saja dikenal lewat Facebook. Mungkin masih banyak lagi problema rumah tangga yang terjadi. Hal ini tidak akan terjadi bilamana pendidikan agama dirumatangga tertanam kuat terutama kepada Isteri dan anak-anaknya.

3.Suami berkewajiban memberi nafkah istrinya sesuai

kemampuannya, usaha dan kekuatannya. Makanan

yang diberikan kepada keluarganya haruslah makanan

yang halal, karena daging yang tumbuh dari makanan

yang haram akan cair dengan api neraka. Jadi jika

seorang suami sayang terhadap keluarganya, maka

dia tidak akan memberi makan kepada keluarganya

dengan makanan yang haram atau diperoleh dengan

(5)

cara yang haram, misalnya uang dari hasil korupsi, mencuri atau membohongi orang, dlsb. karena hal itu akan menjerumuskan keluraganya (istri dan anak- anaknya) dibakar kedalam api neraka.

Nabi Saw bersabda : “Hak wanita atas suaminya ialah bahwa suami memberikan konsumsi pangan kepada istri apabila dia mengkonsumsi bahan pangan.

Disamping itu memberikan pakaian apabila dia berpakaian. Dan janganlah suami itu memukul bagian wajah istri, mengumpatnya serta menghindarinya kecuali didalam rumah.” (HR.Thabrani dan Hakim dari Mu‟awiyah bin Haidah).

Hal lain yang harus diperhatikan suami ialah bahwa isteri tidak berhak mendapatkan penghinaan dari suami. Sebab Nabi Muhammad Saw dengan tegas melarang untuk mengumpat isteri, yaitu denga melontarkan kata-kata yang tidak disukainya seperti mengatakan “dasar wanita jelek”.

4. Tidak boleh menganiayanya, karena isteri merupakan amanat baginya. Firman Allah Swt dalam surat An- Nisa ayat 19 “ Dan bergaulah dengan mereka (wanita) secara patut.” Sedangkan dalam hadist Nabi Saw bersabda :“Sesungguhnya orang-orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah mereka yang paling baik akhlak dan paling lembut sikapnya kepada keluarganya.” (HR. Turmudzi dan Hakim dari Aisyah r.a)

5. Bila timbul perasaan yang tidak baik hendaklah bersabar dan anggaplah sebagai peringatan baginya, jangan sampai terjadi yang lebih berbahaya dari apa yang telah terjadi.

Diceritakan bahwa ada seorang datang kepada

Sayidina Umar bin Khaththab r.a. untuk mengadukan

keadaan isterinya. Ketika seorang itu tiba didepan

(6)

pintu sayidina Umar, ia mendengar Ummu Kaltsum isteri Umar sedang ribut dengan Umar. Mendengar hal tersebut seseorang tadi berbalik pulang, namun belum jauh meninggalkan rumah Umar bin khaththab r.a, beliau memanggil orang tersebut dan menanyakan apa maksud kedatangannya. Orang itu berkata, sebenarnya saya ingin mengadu kepadamu perihal keadaan isteriku, akan tetapi karena mendengar hal serupa dalam rumah tanggamu, maka saya kembali .”

Umar r.a. berkata, “Kita harus memaafkannya karena ia mempunyai hak yang harus kita laksanakan.

Pertama: ia merupakan penghalang bagiku dari api neraka, dimana hatiku merasa tenteram dan jauh dari hal yang haram. Kedua: ia menjadi penjaga rumah ketika aku pergi dan ia pula menjaga hartaku. Ketiga:

ia menjadi tukang cuci pakaianku. Keempat, ia menjadi ibu bagi anak-anakku. Kelima: ia menjadi tukang masak makananku.” Orang itu lalu berkata,”Isteriku juga begitu, maka apa yang engkau maafkan atasnya, saya juga memaafkannya.”

Diriwayatkan dari Rasulullah Saw bahwa beliau bersabda :“Siapa yang sabar menghadapi kerendahan pekerti isterinya, maka Allah Swt akan memberikan pahala sebesar apa yang diberikan kepada Nabi Ayub a.s.

sehubungan dengan cobaan beliau.” Didalam hadist diatas

disebutkan sesuai pahala Nabi Ayub, hal ini dikarenakan

Nabi Ayub terkenal sebagai seorang yang menderita. Pada

waktu terserang penyakit yang hebat dan diderita selama

bertahun-tahun, serta dijauhi oleh orang-orang didesanya,

kecuali istrinya yang bernama Rahmah yang setia

mendampinginya. Disamping penyakit yang dideritanya

harta bendanya juga habis serta anak-anaknya meninggal

dunia Beliau selalu bersabar hati menghadapi cobaan ini

dan tetap menjalankan ibadah. Wallahu‟alam bisawab.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan tidak bahwa terdapat perbedaan yang nyata (P>0,05) terhadap fenomena kelenturan fenotipik dalam sifat-sifat reproduksi (umur dewasa kelamin,

Atas dasar latar belakang yang dikemukakan di atas, pertanyaan utama yang muncul adalah: “Bagaimana diversifikasi kurikulum di bumi Nusantara tercinta ini diwujudkan?”. Apabila

Telah dikemukakan bahwa teori atribusi untuk mengembangkan penjelasan dari cara-cara kita menilai orang secara berlainan, bergantung pada makna apa yang kita hubungkan kesuatu

Mereka yang kebutuhannya terpenuhi oleh toko kain setempat dan yang mungkin tidak bersedia atau tidak bisa melakukan perjalanan melintasi negara bagian

Populasi dalam penelitian ini berupa unsur budaya yang ada pada teks sumber (Bsu) pada strategi penerjemahan kultural kitab Min Mukhallafātin Al-Nisā’ karya Abdul Aziz

Siswa memberikan respon positif terhadap pembelajaran pada konsep sistem pernapasan, siswa juga memberikan repon positif terhadap penilaian keterampilan kolaborasi

agresif, tindakan yang menyakitkan dan hanya memperlihatkan sedikit pertahanan melawan penyerangnya (Olweus, dalam Moutappa dkk, 2004). Korban bullying menunjukkan fungsi sosial

Analisis prospektif merupakan analisis yang dilakukan untuk mengeksplorasi kemungkinan- kemungkinan yang akan muncul di masa mendatang, sehingga dapat dipersiapkan tindakan