• Tidak ada hasil yang ditemukan

Proposal Skripsi Sistem Akuntansi Keuang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Proposal Skripsi Sistem Akuntansi Keuang"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada penelitian ini, peneliti akan melakukan sebuah penelitian mengenai terjemahan kultural dalam kitab Min Mukhallafātin Al-Nisā’ karya Abdul Aziz bin Muhammad bin Abdullah Al Sadhan. Peneliti memilih terjemahan kultural, karena dari sekian banyaknya penelitian yang dilakukan pada jenjang sarjana strata satu (S1), cukup jarang menyinggung penerjemahan kultural. Dalam menerjemahkan kita tidak akan pernah terlepas dari budaya penulis. Maka dari itu dalam penelitian ini, peneliti akan menjelaskan bagaimana kita bisa mengetahui unsur budaya yang terkandung dalam budaya penulis yang ditransferkan ke dalam budaya sang penterjemah.

Proses menerjemahkan tidak akan pernah terlepas dari budaya penulis. Jika penerjemahan berpretensi dapat memecahkan problem komunikasi antara dua pihak yang sama-sama tidak memahami bahasa masing-masing, wajar jika suatu terjemahan yang beredar dalam masyarakat dikenai penilaian.

(2)

mengingat kebudayaan tidak selalu bisa diterjemahkan ke dalam bahasa sasaran dengan baik. Oleh karenanya peneliti tertarik melakukan studi mengenai penerjemahan kultural tersebut, dengan menjadikan buku berjudul Min Mukhallafātun An-Nisā’ karya Abdul Aziz bin Muhammad bin Abdullah Al Sadhan sebagai korpus pada penelitian skripsi ini.

Peneliti tertarik menggunakan buku Min Mukhallafātin Al-Nisā’ karya Abdul Aziz bin Muhammad bin Abdullah Al Sadhan ini sebagai korpus data karena di dalamnya terdapat berbagai macam budaya, baik secara perkata, prasa, atau pun kalimat.

Transmisi pengetahuan dari Timur Tengah di Indonesia sekarang ini memang melalui berbagai transmisi. Salah satu jalur transmisi yang paling domain sejak paruh kedua abad kedua puluh adalah jalur penerjemahan buku-buku Timur Tengah berbahasa Arab. Namun demikian, fenomena penerjemahan buku berbahasa Arab di Indonesia tidak berlangsung secara linear, artinya ragam atau metode penerjemahan, bahasa sasaran yang digunakan, tema buku yang diterjemahkan, penerbit buku terjemahan maupun distribusi dan sasaran pembaca buku terjemahan menunjukkan pergeseran waktu ke waktu. Pergeseran-pergeseran tersebut tentu menarik untuk diteliti secara mendalam guna mengetahui bagaimana esensi dinamika intelektualisme Islam di Indonesia yang tercermin dalam kegiatan penerjemahan buku berbahasa Arab berlangsung selama paruh kedua abad kedua puluh.1

(3)

Dalam masyarakat modern penerjemahan tidak lagi dipandang hanya sebagai proses pengalihan makna kata-kata dari satu bahasa kebahasa lainya, tetapi telah berkembang menjadi sarana informasi, ide dan nilai-nilai kultural untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan budaya. Tanpa penerjemahan, yang secara umum didefinisikan sebagai upaya mengungkapkan kembali pesan yang terkandung dalam bahasa sumber (Bsa) ke dalam bahasa sasaran (Bsa).

Bahasa merupakan bagian dari kebudayaan dan keduanya mempunyai hubungan yang sangat erat, sehingga tidak dapat dipisahkan. Bahasa dan budaya merupakan dua hal yang sangat penting dalam penerjemahan. Penerjemahan adalah proses pengalihan pesan dari bahasa sumber (Bsa) kedalam bahasa sasaran (Bsu). Maksud “proses” disini adalah proses pengambilan keputusan dalam komunikasi interlingual lintas dua bahsa yang berbeda.2

Selain itu pula, agar penerjemahan bisa mentrasnformasikan pesan yang dipahaminya dari Tsu ke dalam benak pembaca, seorang penerjemah harus mempunyai faktor-faktor keterbacaan, di antaranya: seorang penerjemah harus bisa menyampaikan ide dan pesan pada Tsu secara tegas dan tidak bertele-tele dalam Tsu. Seorang penerjemah juga harus bisa menyampaikan ide dan pesan pada Tsu dengan bahasa yang populer atau lazim. Ia harus berani mengkonversikan arti kata-kata tertentu yang sebetulnya sudah tidak popular lagi dalam penggunaan Bsa.3 Sama halnya seperti yang dikemukakan oleh Peter Newmark, “rendering the meaning of a text into another language in the way that

2 Mangatur Nababan, Kompetisi dan Dampaknya pada Kualitas Terjemahan, (www.uns.ac.id/cp/p/penelitian.php) di akses pada tanggal 12 Oktober 2016.

3 Moch. Syarif Hidayatullah, Tarjim Al-An: Cara Mudah Menerjemahkan Arab

(4)

the author intended the text”4 (mengalihkan makna suatu teks ke dalam bahasa

lain sesuai dengan apa yang dimaksud oleh penulis).

Selain itu, di berbagai belahan dunia sekarang ini penerjemahan kembali mendapat perhatian, terutama karena arus dan ledakan informasi yang disebabkan oleh globalisasi. Seiring dengan ledakan ini, lahirlah kode etik, tata cara menerjemahkan dan sebagainya. Terjemahan pun kini menjadi salah satu cara untuk mendapatkan segala sumber informasi dan ilmu pengetahuan.

Dalam menerjemahkan bahasa asing, misalnya bahasa Arab, seorang penerjemah akan menemukan pelbagai permasalahan. Seperti kesulitan dalam memilihkan padanan kata, kesesuaian diksi, ideologi penulis, estetika bahasa dan lain sebagainya.

Buku yang berjudul Min Mukhallafātin Al-Nisā’ yang artinya “Pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh Perempuan” karya Abdul Aziz bin Muhammad bin Adullah Al Sadhan ini menggunakan strategi pernerjemahan secara kultural, karena bahasa dan budaya saling berkaitan.5 Pada kenyataannya, bahasa yang digunakan oleh penulis teks sumber seringkali memiliki kekhasan budaya yang berbeda dengan budaya yang dimiliki oleh penerjemah. Oleh karena itu strategi yang digunakan dalam menerjemahkan kitab tersebut ialah strategi penerjemahan kultural, agar pesan yang dimaksud dalam isi buku tersebut dapat

4 Peter Newmark, A Text Book of Translation, (New York: Sanghai Foreign Language Education Press 1988) h. 5.

5Abdul Chaer dan Leonie Agustina, Sosiolinguistik, Perkenalan Awal, (Jakarta: Rineka

(5)

mudah dipahami oleh banyak orang, serta sebagai khazanah keilmuan di pelbagai dunia pendidikan dan keIslaman.

B. Batasan dan Rumusan Masalah

Agar pokok permasalahan tidak meluas peneliti perlu memberikan batasan dan perumusan masalah yang akan dikaji. Dalam penelitian ini penulis hanya akan meneliti terkait metode terjemahan kultural, strategi serta unsur budaya yang akan digunakan pada buku Min Mukhallafātin Al-Nisā’ karya Abdul Aziz bin Muhammad bin Adullah Al Sadhan. Adapun perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana konsep terjemahan kultural pada kitab Min Mukhallafātin Al-Nisā’ karya Abdul Aziz bin Muhammad bin Adullah Al Sadhan? 2. Bagaimana proses terjemahan kultural dalam kitab Min Mukhallafātin

Al-Nisā’ karya Abdul Aziz bin Muhammad bin Adullah Al Sadhan? 3. Bagaimana strategi penerjemahan kultural yang digunakan dalam

menerjemahkan kitab Min Mukhallafātin Al-Nisā’ karya Abdul Aziz bin Muhammad bin Adullah Al Sadhan?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

1. Menguraikan konsep terjemahan kultural pada buku Min Mukhallafātin Al-Nisā’ karya Abdul Aziz bin Muhammad bin Adullah Al Sadhan.

2. Menjelaskan proses terjemahan pada kitab Min Mukhallafātin Al-Nisā’

(6)

3. Menjelaskan strategi penerjemahan kultural, sehingga menghasilkan hasil terjemahan yang sesuai dengan budaya penulis.

D. Manfaat Penelitian

Sebuah penelitian yang dilakukan harus memberikan beberapa manfaat, baik secara teoritis maupun secara praktis.

Secara teoritis, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan khazanah keilmuan mengenai teori penerjemahan, khususnya pada strategi penerjemahan kultural dalam dunia penerjemah. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan informasi serta sumbangan dalam perkembangan ilmu penerjemahan yang dapat dibaca atau dipelajari bagi yang membutuhkannya, serta untuk dikembangkan lebih lanjut dalam pembelajaran atau penelitian.

Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi teori mengenai penerjemahan kultural yang dapat digunakan untuk tulisan fiksi mau pun nonfiksi, terutama dalam memahami konsep penerjemahannya. Adapun manfaat penelitian ini, jika dilihat dari objek yang berbeda-beda, diantaranya adalah:

1. Peneliti: mengaplikasikannya dengan membuat jurnal yang bisa dijadikan sebagai khazanah keilmuan.

2. Mahasiswa: membantu pemahaman mahasiswa tentang teori penerjemahan dalam kajian terjemahan kultural dalam memahami budaya penulis pada budaya Arab.

(7)

4. Peneliti lainnya: Dijadikan acuan atau referensi untuk mengadakan penelitiannya selanjutnya.

5. Masyarakat: Dijadikan sebagai khazanah keilmuan bagi masyarakat khususnya bagi kaum perempuan dalam berprilaku.

E. Penelitian Terdahulu

Dalam hal ini, peneliti akan mencantumkan sumber literatur yang berisi pendapat para ahli bahasa, penterjemah dan peneliti terdahulu yang berkaitan dengan strategi penerjemahan. Sejumlah penelitian yang telah dilakukan akan dijadikan accuan dan perbandingan oleh peneliti untuk mempermudah penelitian di bidang yang sama. Berikut pustaka yang akan ditinjau:

Pertama, Penerjemahan Dokumen Resmi Arab –Indonesia (Studi Kritik Gramatikal Terjemahan Penerjemah Resmi Al-Hadi) disusun oleh Yuyun Yuningsih UIN Suarif Hidayatullah Jakarta Fakultas Adab dan Humaniora jurusan Tarjamah tahun 2010. Pada penelitian ini peneliti meneliti suatu terjemahan dokumen dalam segi gramatikal dengan melihat beberapa kesalahan yang terdapat dalam terjemahan tersebut menggunakan strategi penerjemahan bahasa Arab ke dalam bahasa Indonesia dalam dokumen resmi. Perbedaan yang terdapat pada penelitian yang peneliti lakukan ialah bahwa peneliti menggunakan strategi penerjemahan dari aspek kulturalnya, sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Yuyun yakni strategi penerjemahan dari aspek gramatikalnya.

(8)

strategi penerjemahan al-Quran dengan studi kasus terjemahan ayat yang mengandung isim maushul ( ام dan نم) dan min bayaniyyah. Sedangkan penelitian yang saya lakukan ialah hanya memfokuskan terhadap strategi penerjemahan dengan melihat dari segi unsur budaya yang terkandung dalam korpus data peneliti.

Ketiga, Benny Hoedoro Hoed dalam bukunya yang berjudul

“Penerjemahan dan Kebudayaan” mengemukakan bahwa faktor kebudayaan terdapat dalam kendalam penerjemahan, di anatara problema tersebut ialah:

a. Dalam penerjemahan dan penjurubahasaan adalah perbedaan sistem dan struktur antara bahasa sumber (Bsu), dan bahasa sasaran (Bsa). b. Problema pemahaman teks pada konteks tempat teks itu diproduksikan

(faktor penulis) dan ditafsirkan (faktor pembaca/penrejemah). c. Tidak ada dua budaya yang sama.

d. Bagaimana menilai terjemahan sebagai solusi problem komunikasi. e. Kendala kualitas dan kendala sosial dalam dunia penerjemahan di

Indonesia.

(9)

menemukan unsur budaya yang terkandung dalam kitab Min Mukhallafātin Al-Nisā’.

Kelima, pada penelitian ini berjudul “Strategi Penerjemahan Bahasa Indonesia Ke Dalam Bahasa Arab Pada Teks Kemasan Produk Makanan Ringan.” Pada penelitian ini mengenai analisis strategi penerjemahan pada teks kemasan produk, dari bahasa Indonesia ke dalam bahasa Arab. Seorang penerjemah tidak hanya dituntut untuk dapat menerjemahkan dari bahasa asing ke dalam bahasa sendiri, tetapi juga dituntut untuk dapat menerjemahkan dari bahasa sendiri ke dalam bahasa asing. Perbedaan yang terdapat dalam kajian terdahulu pada skripsi tersebut ialah bahwa penelitian yang peneliti lakukan memfokuskan kajian peneliyian dengan strategi penelitian kepada korpus data sebuah kitab yang berjudul Min Mukhallafātin Al-Nisā’.

(10)

F. Kerangka Teori

Secara khusus, penelitian ini ditujukan untuk mengkaji tentang teori dan strategi menerjemahkan dalam buku Mukhallafatun An-Nisâ karya Abdul Aziz bin Muhammad bin Adullah As Sadhan.

Teori penerjemahan yang digunakan ialah teori yang dikemukakan oleh Newmark yaitu “rendering the meaning of a text into another language in the way that the author intended the text” ‘mengalihkan makna suatu teks ke dalam bahasa lain sesuai dengan apa yang dimaksud oleh penulis’.6

Secara umum, penerjemahan adalah proses memindahkan makna yang telah diungkapkan dalam bahasa sumber ke bahasa target dengan ekuivalen yang sedekat-dekatnya dan sewajarnya. Secara singkat dikatakan bahwa proses menerjemahkan adalah memindahkan pesan teks bahasa sumber ke bahasa target, bukan memindahkan struktur bahasanya.7

Strategi yang digunakan dalam menerjemahkan buku ini ialah strategi penerjemahan kultural. Meurut Newmark Budaya adalah a way of life and it’s manifestations that are peculiar to a community that uses a particular language

as it’s mean of expression. Jadi, budaya menurut Newmark aldalah sebuah jalan hidup yang menggambarkan sebuah perkumpulan tertentu. Selain itu, budaya juga mempunyai keunikan masing-masing dan juga menggunakan bahasa sebagai alat untuk mengeskpresikannya.

6 Frans Sayogie, Penerjemahan Bahasa Inggris ke dalam Bahasa Indonesia, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah 2008) h. 7.

(11)

Hidayatullah berpendapat ada tiga aspek penerjemahan kultural yaitu: adaptasi, pemadanan berkonteks, dan pemadanan bercatatan.8 Akan tetapi, strategi penerjemahan yang dilakukan oleh peneliti adalah:

Pertama, penerjemahan dengan menggunakan kata yang lebih umum. Strategi ini adalah strategi yang paling umum yang dipakai oleh penerjemah untuk mencari padanan dari berbagai macam kata yang tidak memiliki padanan langsung.

Kedua, penerjemahan dengan menggunakan kata yang lebih netral. Strategi ini digunakan untuk mengurangi kesan negatif yang ditimbulkan oleh kata dalam bahasa sumber, yang dikarenakan oleh makna yang dimiliki oleh kata dalam bahasa sumber tersebut.

Ketiga, penerjemahan dengan menggunakan pengganti kebudayaan. Strategi penerjemahan ini adalah dengan mengganti konsep kebudayaan pada bahasa sumber dengan konsep kebudayaan pada bahasa sumber dengan memiliki makna yang menyerupai dalam bahasa sumber tersebut.

Keempat, penerjemahan dengan menggunakan kata serapan atau kata serapan yang disertai dengan penjelasan. Strategi ini sering digunakan dalam menerjemahkan kata yang berhubungan dengan kebudayaan, konsep modern dan kata yang tidak jelas maknanya.

Kelima, penerjemahan dengan parafrasa. Startegi ini digunakan ketika konsep yang diungkapkan dalam bahasa sumber memiliki makna kamus dalam bahasa sasaran, tetapi memiliki bentuk yang berbeda, dan frekuensi kemunculan

(12)

kata tersebut lebih sering dalam bahasa sumber. Penerjemahan dengan parafrasa ini dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan menggunakan kata-kata yang berbeda atau menggunakan kalimat untuk mengungkapkan makna kata yang terdapat dalam bahasa sumber.9

G. Metodologi Peneltian 1. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif-deskriptif. Penelitian kualitatif merupakan aktivitas atau proses memahami hakikat fenomena dengan latar alamiah, dengan berporos pada data deskriptif yang disediakan untuk dianalisis sehingga menghasilkan pemahaman yang holistik berdasarkan perspektif partisipan yang sesuai dengan konteksnya.10 Sedangkan deskriptif yaitu penelitian berdasarkan pengalaman sendiri atau orang lain yang berusaha membuktikan hipotesis dengan coba dan ralat (trial and error).11

2. Fokus Penelitian

Fokus penelitian ini adalah mengumpulkan terjemahan kultural yang terdaoat pada kitab Min Mukhallafātin Al-Nisā’ dari bahasa Arab ke dalam bahasa Indonesia. Hal-hal yang diasumsikan dapat menjadi objek penelitian dalam buku Min Mukhallafātin Al-Nisā’ adalah mendeskripsikan metode penerjemahan kultural yang digunakan saat

9 Moch. Syarif Hidayatullah, Seluk-Beluk Penerjemahan Arab-Indonesia, (Tangerang Selatan: Al-Kitabah 2014) h. 95-96.

(13)

menerjemahkan buku Min Mukhallafātin Al-Nisā’ dari bahasa Arab ke dalam bahasa Indonesia.

3. Sumber Data

Sumber data ini diperoleh dari kitab berbahasa Arab yang berjudul

Min Mukhallafātin Al-Nisā’ karya Abdul Aziz bin Muhammad bin Adullah Al Sadhan yang akan diterjemahkan oleh peneliti, karena di dalamnya banyak memuat teks yang sarat akan unsur-unsur budaya pada penerjemahan sebagai objek penelitian. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kultural. Populasi dalam penelitian ini berupa unsur budaya yang ada pada teks sumber (Bsu) pada strategi penerjemahan kultural kitab Min Mukhallafātin Al-Nisā’ karya Abdul Aziz bin Muhammad bin Adullah Al Sadhan, sample dalam penelitian ini adalah kata yang mengandung unsur budaya pada kitab tersebut.

4. Teknik Pemerolehan dan Pengumpulan Data

Sebagai data utama yang akan diterjemahkan, peneliti menentukan pilihannya pada kitab Min Mukhallafātin Al-Nisā’. Seperti yang telah disebutkan pada bab pertama, bahwa kitab Min Mukhallafātin Al-Nisā’ ini merupakan buku berbahasa Arab fusha. Sebelum menjatuhkan pilihan pada buku ini, peneliti telah mengadakan komparasi dengan dua buku berbahasa Arab lainnya. Namun, pada akhirnya peneliti memilih buku

(14)

ini sangat penting kedudukannya bagi penulis, karena hal ini merupakan langkah utama yang harus dilakukan dalam sebuah penelitian, terutama penelitian penerjemahan kultural. Hal ini senada dengan yang disampaikan oleh Sudaryanto pada bukunya yang berjudul Metode Penelitian Linguistik Kedua: Metode dan Aneka Tehnik Pengumpulan Data yang menyatakan bahwa seorang linguis yang ingin meneliti bahasa harus mengawali penelitiannya dengan pengumpulan data tertentu.12

Dalam kegiatan ini penelitian akan mengolah data menjadi sebuah klasifikasi berdasarkan kebutuhan penelitiannya setelah melalui proses mencari data, pemerolehan dan pengumpulan data dan menentukan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, yaitu;

Langkah pertama yang akan dilakukan oleh peneliti adalah menerjemahkan kitab Min Mukhallafātin Al-Nisā’ sampai selesai. Langkah ini peneliti lakukan untuk memahami isi dari kitab tersebut secara utuh dan memperhatikan unsur budaya yang ada di dalamnya. Langkah kedua adalah mengumpulkan data berdasarkan batasan ruang lingkup penelitian yang sudah dikemukakan. Langkah ketiga, peneliti mengklasifikasikan atau menulis serta menyusun data tersebut menjadi transkripsi nahkah yang rapih berdasarkan konsep yang sesuai untuk kepentingan penelitian. Kegiatan ini senada dengan yang disampaikan oleh sudaryanto yang menyebutkan bahwa tahapan strategi pengumpulan data biasanya diakhiri dengan sebuah transkripsi.

(15)

Kemudian, data yang telah ditranskripsikan menjadi sebuah naskah terjemahan dalam Bahasa Indonesia. Selanjutnya peneliti menelaah kembali transkripsi nahkah terjemahan tersebut yang telah dibuat berdasarkan sumber data dengan tujuan untuk menemukan sejumlah unsur budaya terkandung dalam kitab tersebut. Setelah melakukan kegiatan ini, peneliti melakukan wawancara kepada dua informan terhadap penutur yang pernah tinggal di tanah Arab dan penutur yang sangat dekat dengan budaya Arab akan tetapi bukan Asli orang Arab. Kemudian peneliti akan menemukan sejumlah data yang nantinya akan diolah kembali.

(16)

5. Metode Analisis Data

Suatu penelitian tertentu, berdasarkan teknik pendekatannya dapat dikaji melalui 2 cara yakni melalui metode penelitian kualitatif dan metode penelitian kuantitatif. Sesuai dengan permasalahan dan tujuan penelitian yang telah diuraikan, maka penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang tidak didesain atau dirancang menggunakan prosedur-prosedur statistik.13

Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif. Penulis mencari data berupa pustaka dan menyaring serta memilih data-data yang ada untuk mendukung hasil penelitian.

(17)

Setelah mendapatkan data, penulis mengolah dan menganalisis data serta menarik kesimpulan untuk menjawab permasalahan yang ada.

Sudaryanto menerangkan bahwa istilah deskriptif bahwa penelitian yang dilakukan semata-mata hanya didasarkan pada fakta atau fenomena yang ada, sehingga hasilnya adalah varian bahasa yang mempunyai sifat pemaparan apa adanya. Dengan demikian, hasil analisisnya akan berbentuk deskripsi fenomena unsur budaya yang terkandung dalam hasil terjemahan kitab Min Mukhallafātin Al-Nisā’.14 Dan dalam bentuk Glosarium.

Pada tahap ini, peneliti mulai menempatkan sejumlah teori pada beberapa data yang telah dipilih. Selanjutnya, penulis akan menganalisis data-data tersebut. Dalam tahapan ini juga penulis akan melihat unsur budaya pada data dan disesuaikan dengan strategi penerjemahan kultural yang telah ditentukan. Kegiatan analisis ini akan dilakukan oleh penulis dengan menggunakan metode penelitian deskriptif. Pada tahap analisis ini peneliti akan menjelaskan tahap analisis pada penelitian terjemaahan kultural, yang kemudian, setelah mengklasifikasikan data yang sesuai, penulis akan menjelaskan unsur budaya apa saja yang ada pada buku tersebut. Lebih lanjut, dapat dilihat pada bagan di bawah ini:

14Sudaryanto, Metode Linguistik Bagian Kedua: Metode dan Aneka Tehnik Pengumpulan

(18)

Bagan di atas dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Setelah peneliti menerjemahkan (mentransfer) bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran dengan menerjemahkannya secara harfiah dan kemudian mengklasifikasikannya sesuai kategori unsur budaya. b. Pada proses analisis (pemahaman) bahasa sumber dianalisis menurut

hubungan gramatikal dengan makna kata, kombinasi kata, makna tekstual dan bahkan secara kontekstual, sehingga ketika mentransfer kedalam bahasa sasaran dapat sesuai dengan maksud yang terkandung di dalam bahasa sumber dan penyampaiannya pun sesuai. Hal ini merupakan proses transformasi balik.

(19)

tadi dan diolah oleh penerjemah ke dalam pikirannya kemudian dipindahkan dari Bsu ke dalam Bsa yang sepadanan.

d. Pada tahap dan evaluasi ini, didapatkannya hasil terjemahan di Bsa, hasil itu di evaluasi dan di cocokkan kembali dengan teks aslinya. Jika dirasa masih kurang padan, maka dilakukanlah revisi, hingga mendapatkan kata yang sesuai.

Secara teknis skripsi ini berpedoman pada buku pedoman penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis dan Disertasi) yang diterbitkan oleh CeQDa (Central for Quality Development and Assurance) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2007.

H. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan skripsi ini terdiri dari lima Bab, agar penulisan tidak keluar dari pembahasan yang telah dicantumkan, oleh karena itu peneliti akan memaparkannya sebagai berikut:

Bab I adalah pendahuluan. Bagian pendahuluan ini berisi satu bab tersendiri yang terdiri dari enam sub-bab, yang meliputi latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, penelitian terdahulu, metodologi penelitian dan sistematika penulisan.

(20)

dan konteks sosial budaya. Sub-bab yang keempat yaitu mengenai strategi penerjemahan kultural (budaya).

Bab III akan memaparkan korpus penelitian. Bagian ini akan membahas sekilas tentang kitab dan penulis, mendeskripsikan tentang biografi Abdul Aziz bib Muhammad bin Abdullah Al Sadhan.

Bab IV merupakan uraian tentang analisis data dan pembahasannya dengan menggunakan hasil temuan. Serta pokok penelitian korpus data yang peneliti peroleh dalam analisis berdasarkan konsep penerjemahan serta tahap strategi menerjemahkan secara kultural yang digunakan untuk kepentingan pada penelitian ini. kemudian mengetahui unsur budaya yang terkandung dalam penelitian ini.

Referensi

Dokumen terkait

Sebagai salah satu contoh sinkretisme yang diyakini dapat dilihat saat pelaksanaan upacara ritual Ider Bumi yaitu pelaksanaannya tepat pada hari raya Idul Fitri yang

Masalah yang hendak diselesaikan melalui kegiatan penelitian ini adalah apakah pembelajaran dengan aplikasi media CD Interaktif MIYAKU dapat meningkatkan minat siswa kelas III

Hal ini disebabkan oleh sistem percabangan rhizomnya di dalam tanah menjalar kemudian pada beberapa buku rhizomnya tumbuh batang muda ke permukaan tanah dan selanjutnya

Tetapi jika auditor bekerja untuk klien dalam jangka waktu yang lama, dan ukuran klien yang di audit itu besar, maka sangat memungkinkan

Dengan demikian metode reading text merupakan suatu cara atau alat yang dapat digunakan dalam mengadakan proses pembelajaran agar tujuan yang hendak dicapai dari

PENGERTIAN ISLAM SEBAGAI AGAMA RAHMATAN LIL’ALAMIN Islam adalah agama rahmatan lil ‘alamin artinya Islam merupakan agama yang membawa rahmat dan kesejahteraan bagi semua seluruh

waktu, tenaga dan memberikan saran serta masukan dalam menyelesaikan..