Mengenal Teks Cerpen: Definisi, Ciri
dan Struktur
24 September 2014 by abitadya 10 Komentar
Cerpen adalah salah satu jenis teks sastra yang tak asing bagi kita. Meski demikian namun kita masih sering bingung jika ditanya mengenai hakikat cerpen. Sering kali di dalam kelas saya bertanya kepada teman-teman peserta didik mengenai apa yang mereka ketahui mengenai cerpen namun jawaban mereka masih singkat yakni cerita pendek. Demikian pula ketika ditanya
mengenai ciri bahasa, kaidah, dan struktur yang terdapat di dalamnya biasanya mereka diam.
Merujuk pada kegalauan tersebut, muncul sebuah pertanyaan. Apa sebenarnya cerpen itu? Apabila merujuk pada redaksi definisi yang terdapat pada beberapa buku teks cerpen dapat dimaknai sebagai sebuah karya prosa fiksi yang dapat selesai dibaca sekali duduk dan ceritanya membangkitkan efek tertentu dalam diri pembacanya (Sayuti, 2000:8). Cerita pendek atau yang lebih dikenal dengan cerpen adalah karangan pendek yang berbentuk prosa. Sebuah cerpen mengisahkan sepenggal kehidupan tokoh yang penuh pertikaian, peristiwa, dan pengalaman. Tokoh dalam cerpen tidak mengalami perubahan nasib (Depdiknas, 2014:6).
Cerita pendek, sesuai dengan namanya, memperlihatkan cirri bahasa yang serba pendek, baik peristiwa yang diungkapkan, isi cerita, jumlah pelaku, dan jumlah kata yang digunakan (Priyanti, 2013:5). Adapun ciri-ciri sebuah cerpen adalah sebagai berikut.
1. Bentuk tulisan singkat, padat, dan lebih pendek daripada novel. 2. Tulisan kurang dari 10.000 kata.
3. Sumber cerita dari kehidupan sehari-hari, baik pengalaman sendiri maupun orang lain. 4. Tidak melukiskan seluruh kehidupan pelakunya karena mengangkat masalah tunggal atau
sarinya saja.
5. Habis dibaca sekali duduk dan hanya mengisahkan sesuatu yang berarti bagi pelakunya. 6. Tokoh-tokohnya dilukiskan mengalami konflik sampai pada penyelesaiannya.
7. Penggunaan kata-katanya sangat ekonomis dan mudah dikenal masyarakat. 8. Meninggalkan kesan mendalam dan efek pada perasaan pembaca.
9. Menceritakan satu kejadian dari terjadinya perkembangan jiwa dan krisis, tetapi tidak sampai menimbulkan perubahan nasib.
10. Beralur tunggal dan lurus.
11. Penokohannya sangat sederhana, singkat, dan tidak mendalam.
Gambar 1: Bagan Struktur Teks Cerpen
1. Tahapan abstrak merupakan ringkasan atau inti cerita. Abstrak pada sebuah teks cerita pendek bersifat opsional. Artinya sebuah teks cerpen bisa saja tidak melalui tahapan ini. 2. Tahapan orientasi merupakan struktur yang berisi pengenalan tokoh dan latar cerita.
Pengenalan tokoh berkaitan dengan pengenalan perlaku (terutama pelaku utama) yang meliputi apa yang dialami. Pengenalan latar berkaitan dengan waktu, ruang, dan suasana terjadinya peristiwa dalam cerpen. Latar digunakan pengarang untuk menghidupkan cerita dan meyakinkan pembaca. Dengan kata lain, latar merupakan sarana
pengekspresian watak, baik secara fisik maupun psikis.
3. Komplikasi muncul diakibatkan oleh munculnya konflik. Pada tahap ini ditandai dengan reaksi pelaku dalam cerpen terhadap konflik. tahapan penjalinan konflik dimulai dari munculnya konflik, peningkatan konflik, hingga konflik memuncak (klimaks).
4. Tahap evaluasi ditandai dengan adanya konflik yang mulai diarahkan pada
pemecahannya. Setelah konflik mencapai puncaknya tokoh (penulis) akan mengupayakan solusi bagi pemecahan konflik sehingga mulai tampak penyelesaiannya.
5. Resolusi adalah suatu keadaan di mana konflik terpecahkan dan menemukan
penyelesaiannya. Pada tahapan ini ditandai dengan upaya pengarang yang mengungkakan solusi dari berbagai konflik yang dialami tokoh.
6. Koda adalah bagian akhir sebuah cerita pendek yang diberikan oleh pengarang yang menyuarakan pesan moral sebagai tanggapan terhadap konflik yang terjadi. Ada juga yang menyebut koda dengan istilah reorientasi. Koda merupakan nilai-nilai atau pelajaran yang dapat dipetik oleh pembaca dari sebuah teks. Sama halnya dengan tahapan abstrak, koda ini bersifat opsional.
Ciri bahasa teks cerpen sebagai berikut
1. Menggunakan penggambaran waktu lampau
2. Mencantumkan Penyebutan tokoh (nama, kata ganti, julukan, dan sebutan) 3. Menggunakan Kata-kata yang menggambarkan latar
4. Memuat kata-kata yang mendiskripsikan pelaku, penampilan fisik, dan kepribadiannya. 5. Memuat kata-kata yang merujuk pada peristiwa yang dialami pelaku.
6. Menunjukan sudut pandang pengarang.
Sumber Pustaka:
Depdikbud. 2014. Bahasa Indonesia ekspresi diri dan akademik. Jakarta: Depdiknas
Priyatni, Endah Tri dan Titik Harsiati. 2013. Bahasa dan Sastra Indonesia SMA.MA Kelas XI. Jakarta: Bumi Aksara
Sayuti. Suminto A. 2000. Berkenalan dengan Prosa. Yogyakarta: Gama Media
1. Cermatilah penggalan cerpen berjudul “Juru Masak” karya Damhuri Muhammad pada buku pegangan siswa Bahasa Indonesia Ekspresi Diri hal 7-11.
2. Cermatilah data analisis struktur pada tabel di bawah ini! 3. Bagilah kelasmu menjadi beberapa kelompok!
No Struktur
Teks Fungsi Tiap Struktur Teks
1 Abstrak
Pada tahapan ini, pengarang memberikan ringkasan atau inti cerita yang akan dikembangkannya menjadi rangkaian peristiwa yang dialami tokoh imajinasinya. Damhuri Muhammad menggambarkan seorang juru masak bernama Makaji yang sangat terkenal di kampungnya. Tanpa campur tangan dalam meracik bumbu masakan, sebuah perhelatan akan dinilai tidak sukses karena tidak berhasil
menyuguhkan para tamunya makanan lezat. Begitulah pentingnya kehadiran Makaji dalam dunia masak-memasak di kampong itu, sehingga tidak ada yang bisa
menggantikannya.
2 Orientasi
Pada tahapan orientasi, pengarang menceritakan latar berkaitan dengan waktu, ruang, dan suasana yang terjadi dalam sebuah peristiwa dalam cerpen. Latar digunakan penulis untuk menghidupkan sebuah cerita dan meyakinkan pembaca. Dengan kata lain, latar ini mengekspresikan watak, baik secara psikis maupun fisik.
3 Komplikasi
Tahapan ini berisi urutan kejadian, dan setiap kejadian-kejadian itu hanya dihubungkan secara sebab akibat. Peristiwa satu disebabkan atau menyebabkan terjadinya peristiwa yang lain. Pada cerpen juru masak, Damhuri Muhammad menceritakan Azrial pergi merantau karena ia dihina oleh kelluarga Ronggogeni. Maka dari itu dia merantau untuk merintis kariernya dan menjadi orang sukses.
4 Evaluasi
Pada tahapan ini, konflik yang biasanya muncul pada setiap kejadian yang terdapat dalam komplikasi bisa diarahlkan/diatur menuju ke tahapan selanjutnya. Sehingga komplikasi tersebut bisa terlihat tahap-tahap penyelesaiannya dari konflik yang muncul tersebut. Dalam cerpen “Juru Masak” ketika Azrial ingin melupakan Renggogeni, ia kemudian hengkang dari kampung dengan membawa luka hati.
5 Resolusi
Pada tahapan ini, resolusi menerangkan tentang sebuah solusi dari konflik yang terjadi.Damhuri Muhammad menggambarkan seorang yang bernama Azrial. Azrial adalah seorang anak juru masak yang bekerja sebagaitukang cuci piring di rumah makan Jakarta. Namun, karena kerja keras dan kegigihannya, sekarang Azrial menjadi orang Lareh Panjang yang sukses dengan mempunyai enam rumah makan dan dua puluh empat anak buah.
6 Koda
Pada tahapan terakhir ini, koda berfungsi untuk menerangkan akhir dari cerita sebuah cerpen. Pada cerpen karangan Damhuru Muhammad ini, Azrial sekarang telah sukses, dan dia berkeinginan mengajak ayahnya (Makaji) untuk tinggal bersamanya di Jakarta dan menghabiskan masa tuanya disana dengan Azrial.
Menurut Hendy (1991:184): Cerpen adalah kisahan pendek yang mengandung kisahan tunggal.
Menurut J.S. Badudu (1975:53): Cerpen adalah cerita yang menjurus dan konsentrasi berpusat pada satu peristiwa, yaitu peristiwa yang menumbuhkan peristiwa itu sendiri.
Ciri-ciri cerpen antara lain; singkat, padu, memiliki unsur utama berupa adegan, tokoh, dan gerak, bahasanya tajam, serta menarik perhatian. Unsur-unsur intrinsik dalam cerpen, antara lain sebagai berikut:
Tema: Ide atau gagasan pokok yang menjadi persoalan dalam sebuah cerpen.
Plot atau alur: Hubungan cerita dari awal sampai akhir dari cerpen secara runtut sehingga menimbulkan cerpen yang runtut. Alur bisa berupa maju, mundur atau maju mundur.
Penokohan atau perwatakan: Penokohan adalah karakteristik watak pelaku dalam cerpen.
Latar atau setting: Latar tempat, latar waktu, dan latar suasana dalam sebuah cerpen.
Sudut pandang: cara pengarang menceritakan tokoh-tokohnya dalam suatu cerpen.
Diksi: Cara pengarang cerpen menggunakan bahasa atau pilihan kata yang tepat, indah dan mudah dipahami.
Amanat atau Pesan: Pesan moral yang hendak disampaikan pengarang cerpen kepada pembaca melalu cerpen tersebut.
Sekian uraian tentang Pengertian Cerpen Menurut para Ahli, semoga bermanfaat.
Referensi:
Kusmayadi, Ismail dkk. 2007. Think Smart Bahasa Indonesia untuk Kelas XII SMA/MA. Bandung: Grafindo Media Pratama.
PENGERTIAN CERPEN
memiliki alur tunggal. Secara sederhana,pengertian cerpen adalah cerita yang membatasi diri dalam membahas salah satu unsur fksi dalam aspeknya yang terkecil.Pengertian cerpen lainnya diberikan oleh dua orang ahli sastra yakni Hendy dan J.S Badudu. Seperti apa pengertian cerpen menurut mereka? Berikut ini defenisinya:
Pengertian Cerpen Menurut Hendy (1991:184): Cerpen adalah kisahan pendek yang mengandung kisahan tunggal.
Pengertian Cerpen Menurut J.S. Badudu (1975:53): Cerpen adalah cerita yang menjurus dan konsentrasi berpusat pada satu peristiwa, yaitu peristiwa yang menumbuhkan peristiwa itu sendiri.
Menurut Edgar Allan Poe, Jassin (1961:72) cerpen adalah sebuah cerita yang selesai dibaca dalam sekali duduk, kira-kira berkisar antara setengah sampai dua jam. Sebuah cerpen merupakan prosa fksi dengan jumlah kata berkisar antara 750-10.000 kata.
Pengertian cerpen atau cerita pendek adalah sebuah karangan yang menceritakan tentang suatu alur cerita yang memiliki tokoh cerita dan situasi cerita terbatas. Sebuah cerpen biasanya akan langsung mengarah ke topik utama cerita karena memang alur ceritanya cuma sekali dan langsung tamat.
a. Tema, yakni ide pokok menjadi basic pengembangan cerita pendek. Tema satu cerita mensegala masalah, baik itu berbentuk problem kemanusiaan, kekuasaan, kasih sayang, kecemburuan dan seterusnya. Untuk tahu tema satu cerita, dibutuhkan apresiasi menyeluruh pada beragam unsur karangan itu. Mungkin temanya itu dititipkan pada unsur penokohan, alur, maupun pada latar.
b. Plot atau alur, yakni rangkaian momen yang direka serta dijalin dengan seksama hingga menggerakkan jalur cerita melewati perjumpaan klimaks serta penyelesaian.
c. Penokohan serta perwatakan yakni cerita pengarang menggambarkan serta
mengembangkan watak beberapa pelaku yang ada didalam karyanya.
d. Seting atau latar yakni area serta waktu berlangsungnya cerita. Latar ini bermanfaat untuk memperkuat tema, menuntun watak tokoh, serta membangun situasi cerita. Latar terdiri atas latar area, waktu serta sosial.
e. Sudut pandang yakni posisi pengarang saat membawakan cerita.
f. Amanat, yakni pesan yang ingin disampaikan pengarang melewati karyanya pada pembaca atau pendengar. Pesan dapat berbentuk harapan, anjuran, kritik dan seterusnya.
Adapun didalam menuliskan sebuah cerpen ada beberapa teknik yang dapat diterapkan yakni:
1. Paragraf pertama yang mengesankan
melantur pada perihal yang klise terlebih apabila lantas terkesan menggurui. Perihal tersebut pastinya cuma menyebabkan kebosanan serta rasa apatis untuk pembacanya.
2. Menggali suasana
Melukiskan satu latar terkadang membutuhkan detil yang agak apik serta kreatif. Penggambaran situasi yang biasa-biasa serta telah dikenal umum tak lagi menarik untuk pembaca. Bila akan melukiskan situasi kota jakarta dengan gedung-gedung yang tinggi, kesemerawutan jalan raya, serta keramain kotanya, penggambaran itu tidaklah menarik dikarenakan penggambaran tersebut bukan hanya adalah perihal yang baru. Walau demikian, apabila melukiskan situasi kota jakarta kaitkannya pada situasi hati tokoh ceritanya penggambaran itu lebih menyentuh pembacanya.
3. Menggunakan kata-kata efektif
Kata-kata efsien yaitu kata-kata yang segera berikan kesan pada pembacanya. Gunakan kata-kata efsien, pembaca diinginkan bisa lebih mudah menangkap maksud dari tiap-tiap sisi cerita sampai tamat. Tak hanya menggunakan kata-kata efsien pengarang juga dituntut untuk mempunyai kekayaan kosakata serta style bhs supaya cerita yang dibuatnya bisa mengalir dengan lancer serta tidak kering dan menjemukan.
4. Menggerakkan tokoh ( ciri-ciri )
Didalam cerita senantiasa ada tokoh. Tokoh-tokoh yang ada selalu bergerak dengan fsik atau psikis sampai terlukis kehidupan yang sama juga dengan kehidupan sehari-hari.
5. Konsentrasi cerita
Didalam cerita pendek, semua wujud mesti fokus pada satu masalah pokok.
Cerita mesti diakhiri jika masalah telah dikira selesai. Kecenderungan cerita-cerita mutkhir yaitu sentakan akhir yang bikin pembaca ternganga serta penasaran. Yang jelas, teks cerita pendek telah berakhir sebagaimana dikehendaki pengarangnya.
Referensi:
Kusmayadi, Ismail dkk. 2007. Think Smart Bahasa Indonesia untuk Kelas XII
SMA/MA.Bandung: Grafndo Media Pratama.
http://www.pengertianahli.com/2013/10/pengertian-cerpen-menurut-para-ahli.html
https://www.google.com/search?
q=pengertian+cerpen+menurut+para+ahli&ie=utf-8&oe=utf-8&aq=t&rls=org.mozilla:en-US:ofcial&client=frefoe-a&gwsgrd=ssl
https://abitadya.wordpress.com/2014/09/24/mengenal-teks-cerpen-defnisi-ciri-dan-struktur/