commit to user
i
EXPORT COSTING AND PRICING PADA PT BATIK DANAR HADI DI SURAKARTA
Tugas Akhir
Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Persyaratan
Guna Mencapai Gelar Ahli Madya Pada Program Studi Diploma III
Bisnis Internasional Fakultas Ekonomi
Universitas Sebelas Maret
Surakarta
Oleh :
Handoyo
F3107024
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEBALAS MARET
SURAKARTA
commit to user
ii ABSTRAK
EXPORT COSTING AND PRICING PADA PT BATIK DANAR HADI DI SURAKARTA
HANDOYO F3107024
Tujuan penulisan Tugas Akhir ini adalah untuk mengetahui komponen biaya ekspor dan penetapan harga jual ekspor yang dikeluarkan oleh PT Batik Danar Hadi dan incoterm yang digunakan dalam kegiatan ekspor.Metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus, yaitu mengambil satu obyek tertentu untuk dianalisa secara mendalam dengan memfokuskan pada satu masalah. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer dikumpulkan melalui wawancara dan observasi secara langsung dengan devisi ekspor PT Batik Danar Hadi, sedangkan data sekunder diperoleh dari buku bacaan atau artikel yang ada kaitannya dengan pokok pembahasan dalam menyusun tugas akhir.
Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa komponen biaya-biaya ekspor yang dikeluarkan PT Batik Danar Hadi terdiri dari : Biaya Pengadaan (purchasing cost), Biaya Pemasaran dan Administrasi Umum (marketing and admin cost), Biaya Pengelolaan (handling charges), Pungutan-pungutan Negara (export taxes), Jasa Pihak Ketiga (third party services), Biaya Pengapalan (freight cost) dan Biaya Asuransi (insurance cost). Dan cara penentuan harga jual produk ekspor yang digunakan PT Batik Danar Hadi adalah dengan cara Cost-Plus Mark Up (Seller’s Market Price) yaitu penentuan harga jual ekspor yang ditetapkan atas dasar : Harga Pokok + Profit = Harga Jual. Hambatan-hambatan yang dihadapi PT Batik Danar Hadi dalam penentuan harga jual antara lain : Kurs nilai rupiah terhadap dolar yang tidak menentu menjadi faktor diluar kontrol perusahaan yang berakibat kesulitan dalam penentuan harga jual ekspor. Kenaikan biaya bahan pembantu yang mengakibatkan ongkos penyangga naik yang kadang menjadikan
profit berkurang. PT Batik Danar Hadi menggunakan term FOB (Free On Board)
karena resiko yang ditanggung oleh PT batik Danar Hadi akan lebih rendah dan dengan resiko yang minim diharapkan profit yang diperoleh PT Batik Danar Hadi akan meningkat.
Saran yang dapat diberikan berdasarkan penelitian ini antara lain dalam menentukan komponen biaya ekspor lebih detail lagi, misalnya biaya bahan pembantu akan lebih jelas jika biaya-biaya yang dikeluarkan diterangkan secara detail yang akan mempengaruhi ongkos penyangga sehingga penentuan biayanya akan seimbang dan tidak rugi. Untuk menghadapi permasalahan karena produk
tidak sesuai dengan permintaan/kesepakatan dengan buyer sebaiknya
memasukkan komponen biaya rejection rate dalam perhitungan biaya dan penentuan harga jual ekspor, sehingga perusahaan tidak mengalami kerugian. Untuk mengatasi hambatan PT Batik Danar Hadi dalam penentuan harga jual ekspor hendaknya perusahaan mengadakan kesepakatan tambahan tentang nilai kurs yang dipakai, sehingga akan meminimalisir adanya fluktuasi rate.
commit to user
iii ABSTRACT
EXPORT COSTING AND PRICING IN PT BATIK DANAR HADI IN SURAKARTA
HANDOYO F3107024
The objective of this final project is to find out the component of export costing and pricing released by PT Batik Danar Hadi and incoterm used in export activity. The research method used was case study, that is, to take a certain object to be analyzed profoundly by focusing on one problem. The data used were primary and secondary data. Primary data was collected through interview and direct observation with export division of PT Batik Danar Hadi, while the secondary data was obtained from reading book or article relevant to the subject matter in writing the final project.
From the result of research, it can be concluded that the component of export costing released by PT Batik Danar Hadi consists of: purchasing cost, marketing and administration cost, handling charges, export taxes, third party services, freight cost, and insurance cost. The pricing method used in PT Batik Danar Hadi was Cost-Plus Mark Up (Seller’s Market Price), that is, the determination of export price determined based on: base price + profit = sale price. The obstacles the PT Batik Danar Hadi faces in pricing include: fluctuated foreign exchange rate becomes the factor beyond the company’s control leading to the difficulty of determining export pricing, the increased supporting material cost leading to the increase in supporting cost that sometimes make the profit decreases. PT Batik Danar Hadi employed FOB (Free On Board) term because the risk assumed by PT Batik Danar Hadi will be lower and with the minimum risk it is expected that the profit the PT Batik Danar Hadi achieves will increase.
The recommendations that can be given based on the research include: in determining the component of export cost in more detail, for example, the supporting material cost, it will be clearer when the cost expended is explained in detail that will affect the supporting cost so that the pricing will be balanced and profitable. In order to deal with problem because the product is not consistent with the buyer’s demand/agreement, the rejection cost component should be included into the export costing and pricing, so that the company will not be lost. In order to cope with the obstacles, PT Batik Danar Hadi in export pricing, the company should make additional agreement about the foreign exchange rate used, so that it will minimize the fluctuation rate.
commit to user
commit to user
v
HALAMAN PENGESAHAN
Telah disetujui dan diterima baik oleh tim penguji
Tugas Akhir Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta
Guna melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat
Untuk memperoleh gelar Ahli Madya Bisnis Internasional
Surakarta, Februari 2011
1. Drs. Hari Murti, M.Si (………..)
NIP. 131 409 791 Penguji
2. Izza Mafruhah, SE. M.si (………..)
commit to user
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
“Kegagalan merupakan hal yang sudah biasa untuk menuju suatu
keberhasilan.”
(Penulis)
”Makna manusia bukan pada apa yang telah dicapai, melainkan
pada apa yang akan dicapai.”
(Khalil Gibran)
”They can because they think they can.”
(Virgil)
Sebuah karya kecil dari penulis ini dipersembahkan untuk :
© Allah SWT yang selalu melimpahkan
rahmat, karunia, dan hidayahNya.
© Bapak dan Ibuku yang tercinta.
© Pacarku ndhutz.
© Teman-teman D3 Bisnis Internasional’07.
© Almamaterku.
commit to user
vii
KATA PENGANTAR
Dengan memenjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat
dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan
judul “ EXPORT COSTING AND PRICING PADA PT. BATIK DANAR HADI
DI SURAKARTA”.
Tujuan dari penulisan tugas akhir ini adalah untuk melengkapi dan
memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar Ahli Madya Bisnis Internasional
pada Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. Semoga tugas akhir
ini bermanfaat bagi masyarakat pembaca pada umumnya serta pihak-pihak yang
berkepentingan dengan tugas akhir ini.
Dengan segala kerendahan hati penulis ingin menyampaikan rasa terima
kasih kepada pihak-pihak yamg telah membantu, megarahkan, dan memberikan
motivasi bagi penulis sehingga tersusunya tugas akhir ini sampai selesai.
1. Bapak Prof. Dr. Bambang Sutopo, M.Com.Ak selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Bapak Drs. Hari Murti, M.Si selaku ketua Program Diploma III Bisnis
Internasional Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Ibu Izza Mafruhah, SE, M.Si selaku dosen pembimbing yang telah
berkenan memberikan waktu dan bimbingannya dalam penyelesaian
tugas akhir ini.
4. Bapak M. Burhani, SH selaku manajer PT Batik Danar Hadi divisi
ekspor yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan pengarahan
commit to user
viii
5. Ibu Siti selaku bagian personalia PT Batik Danar Hadi yang telah
berkenan memberikan ijin megang kerja dan penelitian untuk penulisan
laporan tugas akhir ini.
6. Seluruh staff dan karyawan program Diploma III Fakultas Ekonomi
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
7. Bapak dan Ibu tercinta yang telah memberikan dukungan, doa, telah
menjaga dan mendidik dengan penuh kasih sayang.
8. Ndhutz dan keluarga yang selalu memberikan pengertian, kesabaran,
dan kasih sayang. Terima kasih atas dorongan untuk menyelasaikan
tugas akhir ini.
9. Semua teman-teman Bisnis Internasional A dan B angkatan 2007.
10. Semua pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan tugas akhir
ini yang tidak bisa disebutkan satu per satu, terima kasih banyak
semuanya.
Dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari bahwa dalam
penulisan Tugas Akhir masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran
sangat diharapkan dari berbagai pihak kesempurnaan penulisan Tugas Akhir ini.
Surakarta, Februari 2011
Penulis
commit to user
ix DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
ABSTRACT IN INDONESIA... ii
ABSTRACT IN ENGLISH ... iii
HALAMAN PERSETUJUAN ... iv
HALAMAN PENGESAHAN... v
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... vi
KATA PENGANTAR... vii
DAFTAR ISI... ix
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR GAMBAR... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ... xv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 5
C. Tujuan Penelitian... 5
D. Manfaat Penelitian... 6
E. Metode Penelitian... 7
BAB II LANDASAN TEORI A. Ekspor 1. Pengertian Ekspor ... 10
2. Syarat-syarat Ekspor ... 10
commit to user
x B. Biaya
1. Pengertian Biaya……..……….…………12
2. Penggolongan Biaya…...……….……….13
C. Komponen Biaya Ekspor 1. Komponen Biaya Ekspor……….………..…...…28
D. Penentuan Harga Jual Ekspor 1. Pengertian Harga Jual... 20
2. Metode Penentuan Harga Pokok ... 20
3. Tujuan Menghitung Harga Pokok ... 21
4. Komponen Harga Pokok Ekspor... 21
5. Metode Penentuan Harga Jual Ekspor... 23
E. Incoterm 2000 1. Incoterm 2000 ... 26
BAB III DISKRIPSI OBYEK PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Obyek Penelitian 1. Sejarah dan Perkembangan PT Batik Danar Hadi ... 32
2. Lokaasi Perusahaan ... 34
3. Struktur Organisasi Perusahaan ... 35
4. Produksi ... 41
5. Pemasaran ... 50
6. Volume Penjualan... 51
commit to user
xi
2. Menentukan harga jual ekspor yang digunakan oleh PT
Batik Danar Hadi ... 55
3. Incoterm yang digunakan oleh PT Batik Danar Hadi dalam
melaksanakan ekspor ... 69
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ... 72
B. Saran ... 73
DAFTAR PUSTAKA
commit to user
xii
DAFTAR TABEL
TABEL Halaman
3.1 Volume Penjualan Ekspor Tahun 2009...52
3.2 Nama dan Pelabuhan muat Tahun 2010...55
3.3 Perhitungan Biaya Bahan Baku Untuk Produk Batik Spray 40’s...56
3.4 Perhitungan Biaya Penyangga Untuk Produk Batik Spray 40’s...56
3.5 Perhitungan Biaya CMT Untuk Produk Batik Spray 40’s………..57
3.6 Perhitungan Biaya Bahan Baku Untuk Produk Batik Stamp 40’s………..60
3.7 Perhitungan Biaya Penyangga Untuk Produk Batik Stamp 40’s…………60
3.8 Perhitungan Biaya CMT Untuk Produk Batik Stamp 40’s…………...…..61
3.9 Perhitungan Biaya Bahan Baku Untuk Produk Batik Spray 50’s………...63
3.10 Perhitungan Biaya Penyangga Untuk Produk Batik Spray 50’s……...…63
3.11 Perhitungan Biaya CMT Untuk Produk Batik Spray 50’s………64
3.12 Perhitungan Biaya Bahan Baku Untuk Produk Batik Stamp 50’s………66
3.13 Perhitungan Biaya Penyangga Untuk Produk Batik Stamp 50’s………..66
commit to user
xiii
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR Halaman
3.1 Struktur Organisasi PT Batik Danar Hadi...36
3.2 Struktur Organisasi PT Batik Danar Hadi Devisi Ekspor...40
3.3 Proses Produksi Batik...49
commit to user
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
1. Surat Pernyataan
2. Surat Keterangan Magang
3. Print out E-mail
4. Invoice
5. Packing List
6. B/L (Bill of Lading)
7. PEB (Pemberitahuan Ekspor Barang)
commit to user BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kemajuan teknologi, komunikasi, dan informasi mendorong
berlangsungnya globalisasi dunia dengan cepat dan dinamis. Globalisasi
tersebut akan membawa perubahan dalam berbagai bidang kehidupan seperti
bidang ekonomi, sosial, dan budaya. Khususnya feomena ekonomi
mempunyai implikasi yang luar biasa terhadap tatanan kerja sama dan
persaingan bisnis serta peranan pemerintah di berbagai penjuru dunia. Selain
itu kegiatan ekonomi, perdagangan, dan investasi menjadi lebih begitu
transparan dan mudah melewati batas geografis suatu negara.
Perekonomian dunia semakin hari semakin meluas, hal tersebut terbukti
dengan berdirinya Asean Free Trade Area (AFTA) pada tahun 2003. Dengan
diberlakukannya pasar bebas ASEAN (AFTA) akan muncul peluang bagi
dunia usaha. Perdagangan internasional yang sering disebut kegiatan ekspor
impor terjadi karena kebutuhan akan barang yang tidak terdapat pada suatu
negara dan negara tersebut dapat memperoleh barang yang lebih murah
harganya dan lebih baik mutunya dari negara lain.
Kegiatan ekspor mempunyai nilai ekonomi yang penting bagi
perkembangan industri maupun pemerintah. Manfaat yang diperoleh dari
adanya perdagangan internasional bagi suatu negara akan mendorong negara
tersebut untuk memacu transaksi ekspor keluar negeri sehingga dapat
meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan pendapatan negara.
commit to user
Transaksi ekspor sangat penting bagi negara Indonesia yaitu untuk
menambah cadangan devisa dan untuk mengurangi tingkat pengangguran
karena banyaknya lapangan pekerjaan untuk meningkatkan produktivitas
dalam ekspor.
Di dalam melakukan ekspor, setiap eksportir harus dapat menetapkan
dengan teliti berapa harga prouksi yang diekspor tersebut. Agar harga produk
yang diekspor tersebut tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah sehingga
dapat bersaing diperdagangan internasional. Maka didalam melakukan ekspor
seorang eksportir harus memahami dan mampu mengendalikan harga jual
dengan mengendalikan biaya, volume penjualan dengan mempertimbangkan
kesepakatan eksportir dengan buyerdi luar negeri. Dengan begitu eksportir
akan mampu menghadapi pesaing dalam upaya memasuki pasar ekspor
dengan memperoleh tingkat keuntungan yang dijadikan sasaran usaha. Jika
perusahaan menginginkan untuk tetap eksis, perusahaan membutuhkan
manajemen yang dapat bekerja dengan baik dalam rangka mencapai tujuan
yang telah ditetapkan.
Pada dasarnya setiap perusahaan mempunyai tujuan yang berbeda-beda.
Namun salah satu tujuan yang ingin dicapai oleh setiap perusahaan adalah
memperoleh laba atau keuntungan. Tujuan ini dapat dicapai apabila
perusahaan dapat melakukan penjualan sesuai dengan yang sudah
direncanakan.
Perubahan teknologi yang semakin pesat menyebabkan arus
informasipun semakin cepat sampai kepada masyarakat, sehingga masyarakat
commit to user
harganya murah tetapi mutunya baik. Keadaan ini memaksa para produsen
untuk melihat kembali strategi-strategi dan kebijakan-kebijakan bisnis
mereka, apakah masih sesuai dengan keadaan saat ini atau tidak.
Kebijakan-kebijakan ini tidak terlepas dari Kebijakan-kebijakan-Kebijakan-kebijakan perusahaan dalam
menentukan produk.
Kebijakan mengenai harga jual suatu produk sangatlah panting. Karena
harga jual akan langsung berpengaruh terhadap besarnya volume penjualan
dan laba yang ingin dicapai perusahaan. Bila harga jual yang ditawarkan
dianggap wajar atau bahkan lebih rendah dibanding harga yang ditawarkan
oleh perusahaan sejenis, pembeli akan menerima harga tersebut dan akan
memutuskan untuk membeli produk perusahaan. Begitu pula sebaliknya, jika
harga jual yang ditawarkan lebih tinggi dari harga yang ditawarkan oleh
perusahaan lain sejenis, pembeli akan memilih membeli di perusahaan lain
yang harganya lebih rendah. Hal ini akan mempengaruhi volume penjualan
dan laba perusahaan.
Umumnya harga jual suatu produk sudah terbentuk dipasar karena
pertimbangan permintaan dan penawaran dipasar tersebut. Oleh karena itu
untuk memasuki pasar tertentu faktor yang perlu dipertimbangkan adalah
biaya penuh produk atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan yang
memungkinkan perusahaan untuk memasuki pasar tersebut, dengan harga jual
yang terbentuk berdasarkan perbandingan harga yang terbentuk dipasar
dengan biaya penuh produk atau jasa, manajer sebagai penentu harga akan
commit to user
1. Jika biaya penuh produk atau jasa perusahaan melebihi harga jual yang
terbentuk dipasar tertentu, perusahaan tidak mungkin memesuki pasar
tersebut karena akan rugi.
2. Jika biaya penuh produk atau jasa perusahaan ditutup dengan harga jual
ysng terbentuk dipasar, namun harga jual tersebut belum mampu
manghasilkan laba yang memadai jika dibandingkan dengan investasi,
maka perusahaan tidak mungkin memasuki pasar tersebut.
3. Jika kemungkinan 1 dan 2 akan dihadapi, peruasahaan dapat merancang
program untuk mengubah proses produksi dan kegiatan pemasaran agar
biaya penuh untuk memproduksi dan memasarkan produk dan jasa, yang
dengan harga jual tertentu terbentuk dipasar, perudahaan akan mampu
menutup seluruh biaya panuh dan mampu mengahsilkan laba yang
sepadan dengan investasi.
Di dalam melaksanakan ekspor PT. Batik Danar Hadi harus
memperhatikan dengan teliti harga produk yang akan diekspor, karena hal
tersebut akan menentukan laba yang akan diperoleh perusahaan. Yaitu dengan
mengendalikan biaya, volume penjualan serta memperhatikan incoterm yang
disepakati oleh PT. Batik Danar Hadi dengan buyer.
Maka berdasarkan uraian diatas, penulis ingin mengetahui dan
mempelajari tentang export costing and pricing yang dilakukan oleh PT. Batik
Danar Hadi di Surakarta sehingga mengangkat pokok permasalahan dalam
penelitiannya yang berjudul, ”EXPORT COSTING AND PRICING PADA
commit to user B. Perumusan Masalah
Perumusan masalah dalam penelitian ini dimaksudkan untuk dijadikan
pedoman bagi penulis untuk melakukan penelitian secara cermat dan tepat
sesuai dengan prinsip-prinsip suatu penelitian yang ilmiah. Dengan
perumusan masalah yang diharapkan dapat mengetahui obyek-obyek yang
diteliti, serta bertujuan agar tulisan dan ruang lingkup penelitian uraiannya
terbatas dan terarah pada hal-hal yang ada hubungannyadengan masalah yang
diteliti.
Untuk memudahkan pembahasan masalah dan pemahannya, maka
penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut :
1. Komponen biaya ekspor apa saja yang dikeluarkan oleh PT. Batik Danar
Hadi dalam transaksi perdagangan internasional ?
2. Bagaimana penentuan harga jual ekspor yang ditetapkan oleh PT. Batik
Danar Hadi dalam transaksi perdagangan internasional ?
3. Incoterm apa yang dipakai oleh PT Batik Danar Hadi dalam transaksi
perdagangan internasional ?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan agar penelitian tersebut dapat
memberikan manfaat sesuai apa yang dikehendaki. Adapun tujuan penelitian
ini adalah :
1. Untuk mengetahui komponen biaya ekspor yang dikeluarkan PT. Batik
Danar Hadi di Surakarta.
commit to user
3. Untuk mengetahui incoterm yang digunakan PT Batik Danar Hadi di
Surakarta.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan harapan akan mempunyai kegunaan
sebagai berikut :
1. Bagi PT. Batik Danar Hadi
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan masukan bagi perusahaan
mengenai hal-hal yang berhubungan dengan aktivitas ekspor khususnya
dalam menentukan harga jual ekspor yang dapat digunakan sebagai salah
satu bahan evaluasi bagi perusahaan dalam meningkatkan ekspor dan
mengembangkan usaha.
2. Bagi Pemerintah
Penelitian ini dapat dijadikan dasar dalam pembuatan kebijakan yang
berkaitan dengan ekspor. Dengan adanya kebijakan tersebut diharapkan
dapat membewa angin segar bagi para eksportir dan lebih mendorong
kegiatan ekspor.
3. Bagi Mahasiswa dan Pembaca lainnya
Merupakan tambaan referensi bacaan dan informasi khususnya bagi
mahasiswa jurusan Bisnis Internasional yang sedang menyusun Tugas
Akhir dengan pokok permasalahan yang sama.
4. Bagi Masyarakat Umum
Memberikan informasi kepada masyarakat umum mengenai export costing
commit to user E. Metode Penelitian
Suatu penelitian pada dasarnya adalah bagian mencari, mendapatkan
data untuk selanjutnya dilakukan penyusunan dalam bentuk laporan hasil
penelitian. Supaya proses tersebut dapat berjalan lancar serta hasilnya dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah, maka diperlukan metode panelitian.
Metode penelitian mengemukakan secara tertulis tata kerja dari suatu
penelitian. Metode penelitian terdiri dari :
1. Ruang Lingkup Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian Tugas Akhir ini adalah metode
diskripsi analisis mengenai export costing and pricing pada PT. Batik
Danar Hadi. Waktu penelitian selama 1 (satu) bulan, mulai tanggal 8
Februari – 8 Maret 2010. Lokasi di PT. Batik Danar Hadi yang beralamat
di Jl. Slamet Riyadi 205 Solo.
2. Jenis dan Alat apengumpulan Data
a. Jenis Data
1) Data Primer
Yaitu data yang diperoleh langsung dari sumbernya. Data ini
diperoleh dengan wawancara langsung pada bagian ekspor dan
staff atau karyawan PT. Batik Danar Hadi di Surakarta
2) Data Sekunder
Yaitu data pendukung yang diperoleh dari sumber lain yang
berkaitan dengan penelitian. Data ini diperoleh dari buku maupun
commit to user
b. Metode Pengumpulan Data
1) Wawancara
Merupakan teknik pengumpulan data dengan cara tanya jawab
secara langsung atau tidak langsung yang dilaksanakan dengan
tatap muka dengan pihak perusahaan PT. Batik Danar Hadi di
Surakarta.
Contoh : penulis bertanya secara langsung kepada karyawan
tentang data perusahaan dan kegiatan ekspor yang dilakukan
seperti komponen bieya ekspor, harga jual, incoterm, dan lain-lain.
2) Studi Pustaka
Merupakan teknik pengumpulan data dengan cara mempelajari
buku atau referensi yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.
Contoh : penulis mencari referensi untuk dipelajari dan dijadikan
pedoman dalam menulis tugas akhir.
3) Observasi
Dalam penelitian ini, penulis melihat sacara langsung mengenai
kegiatan yang dilakukan oleh PT. Batik Danar Hadi di Surakarta.
Contoh : penulis secara langsung melihat ke lapangan kegiatan
ekspor yang dilakukan oleh PT. Batik Danar Hadi di Surakarta.
3. Sumber Data
a. Sumber Data Primer
Yaitu data yang diperoleh langsung dari sumbernya. Data ini diperoleh
dengan cara wawancara langsung pada PT. Batik Danar Hadi yaitu
commit to user
b. Sumber Data Sekunder
Yaitu data pendukung yang diperoleh dari sumber lain yang berkaitan
dengan penelitian. Data ini penulis peroleh dari buku maupun sumber
commit to user BAB II
LANDASAN TEORI
A. EKSPOR
1. Pengertian Ekspor
Ekspor adalah upaya melakukan penjualan komoditi yang kita miliki
kepada bangsa lain atau negara asing, dengan mengharapkan pembayaran
dalam valuta asing, serta melakukan komunikasi dengan memakai bahasa
asing (Amir, Ms, 2004). Sedangkan menurut Benry (1989), ekspor adalah
perdagangan dengan mengeluarkan barang dari dalam ke luar pabean
Indonesia dengan memenuhi ketentuan yang berlaku (Benry, Punan,
1989).
Ekspor adalah suatu transaksi yang sederhana tidak lebih dari
membeli dan menjual barang antara pengusaha-pengusaha yang bertempat
tinggal di negara-negara yang berbeda (Roselyn, 1989).
Berdasarkan beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa
ekspor adalah suatu kegiatan mengeluarkan barang dari daerah pabean
Indonesia, sedangkan eksportir adalah pengusaha atau perorangan yang
melakukan kegiatan ekspor.
2. Syarat – syarat Ekspor
Dalam melaksanakan kegiatan ekspor ada beberapa syarat yang
harus dimiliki oleh sebuah perusahaan. Setiap perusahaan yang akan
commit to user
a. Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP) dari Deperindag atau ijin usaha
dari departemen teknis lainnya.
b. Tanda Daftar Perusahaan (TDP).
Persyaratan memperoleh SIUP dan TDP adalah :
1) Memiliki Akte (atau pengesahan surat keterangan notaris)
2) Menyarahkan foto copy KTP dan foto
3) Menyerahkan surat keterangan domisili
4) Menyerahkan SK WNI, ganti nama (warga asing)
5) Menyerahkan TDP
Tanda Daftar Perusahaan (TDP) adalah daftar cacatan resmi yang
diadakan menurut atau berdasarkan undang-undang dan atau
peraturan-peraturan pelaksanaannya, dan memuat hal-hal yang
wajib didaftarkan oleh setiap perusahaan serta disahkan oleh
pejabat yang berwenang dari kantor pendaftaran perusahaan
(undang-undang republik Indonesia no 3 tahun 1982 tentang wajib
daftar perusahaan pasal 1).
Syarat-syarat TDP antara lain :
a) Memiliki akte pendirian perusahaan
b) Melampirkan KTP semua pengurus
c) Melampirkan daftar pemegang saham
d) Melampirkan foto copy keterangan domisili
commit to user 3. Tujuan Kegiatan Ekspor
Kegiatan ekspor mempunyai beberapa tujuan diantara lain (Amir, MS,
2004) :
a. Mencari laba perusahaan melalui perluasan pasar serta memperoleh
harga jual yang lebih baik (optimalisasi laba).
b. Membuka pasar baru diluar negeri sebagai perluasan dari pasar
domestik. Dengan demikian komoditi yang diproduksi mempunyai
pasar yang luas, tidak hanya sekesar pasar dalam negeri, tetapi juga
mempu melayani konsumen dari mancanegara.
c. Memanfaatkan kelebihan kapasitas terpasang (installed capacity – idle
capacity – excess capacity), sehingga tercapai kapasitas optimum
dalam berproduksi, yang dapat menekan biaya umum perusahaan
(overhead cost).
d. Membiasakan diri bersaing dipasar internasional, sehingga terlatih
dalam persaingan yang ketat dan terhindar dari sebutan ”jago
kandang”, apalagi menghadapi era globalisasi.
B. BIAYA
1. Pengertian Biaya
Menurut Robert T. Sprouse dan Maurice Moonitz biaya dapat
diartikan sebagai nilai tukar, pengeluaran, pangorbanan untuk
memperoleh manfaat (Robert T. Sprouse dan Maurice Moonitz, 1962:25).
Istilah biaya umumnya digunakan untuk pengorbanan manfaat ekonomis
commit to user
Menurut Supriyono, biaya adalah harga perolehan yang dikorbankan
atau digunakan dalam rangka memperoleh penghasilan (revenues) dan
akan dipakai sebagai pengurangan penghasilan (Supriyono, 1994:16).
2. Penggolongan Biaya
Penggolongan biaya adalah proses pengelompokan secara sistematis
atas keseluruhan elemen yang ada kedalam golongan-golongan tertentu
yang lebih diringkas untuk dapat memberikan informasi yang lebih
penting.
Penggolongan biaya yang sering dilakukan adalah (Supriyono, 1994:18) :
a. Penggolongan biaya sesuai dengan fungsi pokok dari
kegiatan/aktivitas perusahaan.
Fungsi pokok dari kegiatan perusahaan dapat digolongkan kedalam :
1) Fungsi produksi
Yaitu fungsi yang berhubungan dengan kegiatan pengolahan
bahan baku menjadi produk yang siap untuk dijual.
2) Fungsi penawaran
Yaitu fungsi yang berhubungan dengan kegiatan penjualan produk
jadi yang siap untuk dijual dengan cara yang memuaskan pembeli
dan dapat memperolah laba sesuai yang diinginkan perusahaan
sampai dengan pengumpulan kas dari hasil penjualan.
3) Fungsi administrasi
Adalah fungsi yang berhubungan dengan kegiatan penentuan
kebijaksanaan, pengarahan, dan pengawasan kegiatan perusahaan
commit to user 4) Fungsi keuangan
Yaitu fungsi yang berhubungan dengan kegiatan keuangan atau
penyediaan dana yang diperlukan perusahaan.
Atas dasar fungsi tersebut diatas, biaya dapat dikelompokan
menjadi :
a) Biaya produksi
Yaitu biaya yang berhubugan dengan fungsi produksi atau
kegiatan pengolahan bahan baku menjadi produk jadi.
Biaya produksi dapat digolongkan kedalam :
(1) Biaya bahan baku
Bahan baku menurut Carter dan Usry (2006) adalah
semua bahan yang membentuk bagian integral dari
barang jadi dan dapat dimasukan secara eksplisit dalam
perhitungan biaya produk (harga pokok produksi).
(2) Biaya tenaga kerja langsung
Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja
yangmelakukan konversi bahan baku langsung menjadi
produk jadi dan dapat dibebankan secara layak kedalam
produk tertuntu (Certer dan Usry, 2006)
Biaya tenaga kerja langsung adalah pembayaran kepada
pekerja yang dihitung berdasarkan tarif jam kerja/tarif
per unit hasil produksi (Hanggana, 2006:35)
Contoh biaya kerja langsung adalah gaji dan upah yang
commit to user (3) Biaya overhead pabrik
Biaya overhead pabrik adalah unsur biaya produksi
selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung
yang dikeluarkan selama proses produksi (Carter dan
Usry, 2006)
Biaya overhead pabrik merupakan biaya yang paling
kompek dan tidak dapat diidentifikasikan pada produk
jadi, maka pengumpulan biaya overhead pabrik baru
dapat dilaksanakan pada akhir periode (Hanggana,
2006:43).
Jadi yang termasuk dalam klasifikasi overhead pabrik
antara lain adalah bahan tidak langsung, upah tidak
langsung, penyusutan mesin dan peralatan pabrik,
penyusutan gudang pabrik, pajak bumi dan bangunan
(PBB) untuk gedung pabrik, biaya pemeliharaan
mesin-mesin dan peralatan pabrik, dan biaya listrik untuk
penerangan dan pembangkit tenaga pabrik.
(4) Biaya tenaga kerja tidak langsung
Biaya tenaga kerja tidak langsung adalah biaya tenaga
kerja pabrik yang upahnyatidak dapat diperhitungkan
secara langsung kepada produk atau pesanan tertentu.
Biaya ini terdiri dari upah, tunjangan dan biaya
commit to user b) Biaya non produksi
Yaitu semua yang tidak berhubungan dengan fungsi produksi
atau kegiatan pengolahan bahan baku menjadi produk selesai.
Pada prinsipnya biaya non produksi digolongkan menjadi 2
kategori, yaitu :
(1) Biaya pemasaran atau penjualan
Meliputi semua biaya yang dikeluarkan untuk
mendapatkan pesanan pelanggan atau menyerahkan
produk jadi ke tangan pelanggan.
(2) Biaya umum dan administrasi
Yaitu semua biaya yang berhubungan dengan fungsi
umum dan administrasi. Biaya initerjadi dalam rangka
penentuan kebijakan pengarahan, dan pengawasan
kegiatan perusahaan secara keseluruhan.
b. Penggolongan biaya sesuai dengan tendensi perubahannya terhadap
aktivitas atau kegiatan. Dapat dikelompokan menjadi :
1) Biaya Tetap
Biaya tetap mempunyai karakteristik sabagai berikut :
a) Jumlah totalnya tetap konstan tidak dipengaruhi oleh
perudahan volume kegiatan atau aktiviatas sampai dengan
tingkatan tertentu.
b) Biaya satuan akan perubahan berbanding terbalik dengan
commit to user
semakin rendah biaya satuan, semakin rendah volume kegiatan
semakin tinggi biaya satuan.
2) Biaya Variabel
Biaya variabel mempunyai karakteristik sebagai berikut :
a) Jumlah totalnya akan berubah sebanding dengan perubahan
volume kegiatan. Semakin besar volume kegiatan semakin
tinggi jumlah total biaya variabel, semakin rendah volume
kegiatan semakin rendah jumlah total biaya variabel.
b) Biaya satuan tidak dipengaruhi oleh perubahan volume
kegiatan, jadi biaya satuan konstan.
3) Biaya Semi Variabel
Biaya semi variabel mempunyai karakteristik sebagai berikut :
a) Jumlah totalnya akan berubah sesuaia dengan perubahan
volume kegiatan, tetapi sifat perubahan tidak seimbang.
Semakin tinggi volume kagiatan semakin besar jumlah biaya
totalnya, semakin rendah volume kegiatan semakin rendah
biaya variabel, tetapi perubahannya tidak seimbang.
b) Biaya satuan akan berubah terbalik dihubungkan dengan
perubahan volume kegiatan tetapi sifatnya tidak seimbang,
sampai dengan tingkatan tertentu semakin tinggi volume
kegiatan semakin rendah biaya satuan, semakin rendah volume
kegiatan semakin tinggi biaya satuan.
c. Penggolongan biaya sesuai dengan objek atau pusat biaya yang
commit to user
Penggolongan biaya berdasarkan objek atau pusat biaya, biaya dibagi
menjadi :
1) Biaya langsung
Biaya langsung adalah biaya yang terjadinya atau manfaatnya
dapat diidentifikasi kepada objek atau pusat biaya tertentu.
2) Biaya Tidak Langsung
Biaya tidak langsung adalah biaya yang terjadinya atau
manfaatnya tidak dapat diidentifikasi pada objek atau pusat biaya
tertentu, atau biaya yang manfaatnya dinikmati oleh beberapa
objek atau pusat biaya.
C. KOMPONEN BIAYA EKSPOR
Komponen biaya ekspor adalah seluruh biaya yang dibutuhkan dari
membeli bahan baku, biaya produksi, biaya pemasaran, overhead, biaya
bunga, biaya bank, biaya transportasi, pajak-pajak, biaya administrasi, biaya
sertifikasi, biaya pengapalan dan biaya asuransi. Bagian-bagian dari biaya
tersebut apabila dijumlahkan merupakan total pengeluaran yang menjadi
landasan bagi perhitungan harga pokok. Untuk lebih jelasnya adalah sebagai
berikut (Amir Ms, 2004:109) :
1. Biaya pengadaan (Purchasing Cost)
Yang termasuk dalam biaya ini adalah biaya langsung bahan baku, bahan
pembantu, dan upah. Biaya tidak langsung karyawan dan pabrik yang
biaya-commit to user
biaya tersebut dijumlahkan, maka akan diketahui harga pokok penjualan
(HPP) atau biaya pengadaan tersebut.
2. Biaya Pemasaran dan Administrasi Umum (Marketing and Admin Cost)
Biaya pemasaran adalah biaya-biaya yang terjadi dengan adanya aktivitas
pemasaran bagian ekspor, dalam kurun waktu tertentu.
3. Biaya Bank (Bank Charge)
Biaya yang berasal dari bank yang dibebankan ke perusahaan akibat dari
penggunaan jasa bank oleh perusahaan. Biaya bank yang dikenakan ini
tidak sama satu dengan yang lain.
4. Biaya Bunga (Interest)
Biaya bunga atau yang disebut interest atau cost of money, jangka waktu
pembebanannya dihitung sejak mulai dilakukannya pembelian bahan baku
sampai dengan penerimaan pembayaran dari pembeli. Besarnya bunga
dihitung berdasarkan bunga pinjaman yangberlaku pada waktu itu.
5. Biaya Pengelolaan (Handling Charges)
Yang dimaksud dengan biaya pengelolaan adalah seluruh biaya yang
dibutuhkan pada proses pengiriman barang ekspor. Hal ini meliputi biaya
administrasi, biaya pembuatan dokumen pengapalan, biaya sertifikasi,
biaya bank, biaya trucking dari pabrik ke pelabuhan, dan lain-lain.
6. Pungutan-pungutan Negara (Export Taxes)
Pajak ekspor dikenakan oleh pemerintah untuk ekspor barang tertentu dan
commit to user 7. Jasa Pihak Ketiga (Third Party Services)
Biaya yang dikeluarkan apabila kita menggunakan jasa pihak ketiga dalam
melakukan penjualan ekspor. Jasa pihak ketiga ini dibutuhkan antara lain
adalah untuk membantu proses pemasaran atau distribusi.
8. Biaya Pengapalan (Freight Cost)
Biaya yang dibutuhkan untuk mengirim barang dari pelabuhan muat ke
pelabuhan tujuan. Besarnya biaya ini tergantung pada besarnya ukuran
container 20”/40” yang digunakan. Dan jarak pelabuhan tujuan dari
pelabuhan muat. Informasi ini dapat diperoleh di perusahaan-perusahaan
EMKL setempat.
9. Biaya Asuransi (Insurance Cost)
Beberapa perusahaan buyer diluar negeri lebih suka mengansuransikan
barangnya untuk mengurangi resiko kehilangan atau kerusakan selama
proses pengapalan. Besarnya harga asuransi tergantung pada jenis
pertanggungjawaban yang diinginkan dan jenis komoditi yang
dipertanggungjawabkan.
D. PENENTUAN HARGA JUAL EKSPOR
1. Pengetian Harga Jual
Harga jual adalah jumlah moneter yang dikorbankan oleh suatu unit
usaha kepada para pembeli atau pelanggan atas barang atau jasa yang
dijual atau disewakan (Supriyono, 1991:32).
Harga jual biasanya dibuat berulang-ulang karena harga jual
commit to user
harga jual tersebut dimaksudkan agar harga jual yang baru dapat
mencerminkan biaya saat ini atau bahkan biaya masa depan, kondisi pasar,
reaksi persaingan, laba dan return yang diinginkan, dan lain-lain.
2. Metode Penentuan Harga Pokok
Yang dimaksud dengan harga pokok adalah seluruh biaya yang
dikeluarkan untuk memproduksi sebuah barang. Metode penetuan harga
pokok produksi adalah cara memperhitungkan unsur-unsur biaya kedalam
harga pokok produksi, terdapat dua pendekatan, yaitu :
a. Full Costing
Merupakan metode penentuan harga pokok yang memperhitungkan
semua unsur biaya produksi kedalam harga pokok produksi, yang
terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya
overhead pabrik, baik biaya variabel atau tetap.
b. Variable Costing
Merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang hanya
memperhitungkan biaya variabel kedalam harga pokok produksi, yang
terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya
overhead pabrik variabel.
3. Tujuan Menghitung Harga Pokok
Adapun tujuan menghitung harga pokok adalah (Amir, MS, 2004) :
a. Sebagai dasar menghitung harga jual.
b. Sebagai dasar untuk merencanakan anggaran pembiayaan.
c. Sebagai menilai efisiensi perusahaan.
commit to user 4. Komponen Harga Pokok Ekspor
Komponen biaya ekspor merupakan semua biaya/cost yang
dikeluarkan oleh eksportir dalam kegiatan ekspor. Komponen biaya ekpor
pada dasarnya dibagi menjadi 4 kelompok, yaitu :
a. Komponen biaya pengadaan (Proucurement Cost)
1) Biaya produksi (production cost)
a) Biaya bahan baku
b) Biaya bahan pembantu
c) Upah karyawan
2) Biaya pembelian barang (buying in cost)
b. Komponen biaya pengelolaan (Handling Charges)
1) Biaya pengepakan
a) Bahan pengepek
b) Upah pengepak
c) Ongkos printing/brandmark atau trademark
2) Upah pemindahan dari dalam gudang ke pintu gudang
3) Pembuatan dokumen pengapalan
4) Fumigasi
5) Courier
6) Ongkos angkut dari gudang ekspor sampai ke :
a) Sisi kapal (along side ship)
b) Terminal peti kemas (countainer yard)
c) Dermaga peti kemas (countainer freight station)
commit to user a) Sisi kapal (along side ship)
b) Countainer yard (FCL)
c) Countainer freight station (LCL)
8) Ongkos muat barang ke atas kapal
c. Pungutan-pungutan Negara (Export Taxes)
a) Pajak Ekspor dan Pajak Ekspor Tambahan (PE/PET)
b) Bea statistik
c) Bea barang dan lain-lain
d) Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
d. Jasa-jasa Pihak Ketiga (Third Party Services)
1) Biaya jasa transpotasi (EMKL/EMKU)
2) Biaya bank (bank charges)
3) Biaya bunga (interest)
4) Premi asuransi (insurance premium)
5) Biaya surveyor (inspection certificate)
6) Biaya sertifikasi mutu (quality certificate)
7) Biaya surat keterangan negara asal (certificate of origin)
8) Biaya sertifikat kesehatan (veterinary certificate/health certificate)
9) Biaya karantina tanaman (phytosanitary certificate)
10) Biaya sertifikat timbangan (weight certificate)
11) Biaya sertifikat lainnya
5. Metode Penentuan Harga Jual Ekspor
Metode penentuan harga jual ekspor sangatlah bervariasi, hal itu
commit to user
serta politik dagang yang diterapkan oleh pengekspor maupun pengimpor.
Terdapat empat metode dalam menentukan harga jual ekspor, yaitu (Amir,
MS, 2004) :
a. Cost Plus Mark Up (Seller’s Market Price)
Yaitu harga jual untuk ekspor ditetapkan atas dasar perhitungan total
biaya (penjumlahan dari biaya pengadaan, pengelolaan,
pungutan-pungutan negara dan jasa-jasa pihak ketiga) ditambah dengan
presentase laba (profit) yang diinginkan.
Contoh :
Biaya pengadaan Rp 10.000,00
Biaya pengelolaan Rp 2.000,00
Pungutan negara Rp 1.000,00
Jasa pihak ketiga Rp 500,00
Total biaya Rp 13.500,00
Mark up 10% Rp 1.350,00
Harga jual ekspor Rp 14.850,00
Kalkulasi biaya dan penentuan harga jual seperti ini dapat disebut
dangan istilah pola progresif, biasanya dipakai untuk komoditi yang
mempunyai pasaran yang kuat dalam pasar internasional. Berapa pun
harga yang ditentukan eksportir akan tetap diterima oleh pembeli atau
importer. Disebut dengan kondisi “ Seller’s Market” .
commit to user
b. Subsidized Price
Yaitu harga jual ekspor yang didasarkan atas perhitungan total biaya
dikurangi dangan komponen biaya-biaya tertentu, misalnya sebagian
dari biaya overhead, atau dibebaskan dari bea masuk impor (draw
back system). Subsidi seperti ini dapat dikatakan sebagai subsidi tidak
langsung. Selain itu dikenal pula subsidi langsung misalnya kredit
ekspor berbunga rendah, pemakaian bahan baker atau energi
bersubsidi separti tenaga listrik. Tujuan pemberian keringanan atau
pembebasan biaya seperti ini adalah untuk menekan harga pokok
pengadaan, sehingga mempertinggi daya saing di pasar internasional.
c. Current Market Price (Buyer’s Price)
Adalah penetapan harga jual ekspor atau harga penawaran ekspor
disesuaikan dengan harga jual di pasar internasional pada saat itu, atau
harga yang disanggupi oleh pembeli. Besarnya laba tergantung dari
selisih antara harga pasar yang berlaku dikurangi dengan total biaya.
Penentuan harga jual seperti ini didasarkan pada asumsi bahwa
pembeli mempunyai posisi yang kuat di pasar internasional sedangkan
penjual pada posisi yang lemah, sehingga eksportir harus
menyesuaikan dengan harga yang ditentukan oleh pembeli atau
penetapan harga yang terjadi di bursa komoditi yang bersangkutan
dalam pasar internasional. Intinya penjual harus tunduk pada
ketentuan harga yang ditetapkan oleh pembeli (buyer’s market).
commit to user
d. Dumping (Market Penetration Price)
Yaitu harga jual yang ditetapkan lebih rendah dari harga jual komoditi
yang sama untuk pasar dalam negeri. Hal ini dimungkinkan bila dalam
negeri produsen komoditi memegang monopoli dalam pasar, sehingga
dapat menjual komoditi itu dengan harga yang tinggi di dalam negeri
dan harga yang wajar untuk pasar di luar negeri. Mungkin juga
menjual untuk paasr ekspor dengan harga yang lebih rendah untuk
tujuan penetrasi (memasuki) pasar ekspor yang baru. Cara ini biasanya
dipakai untuk penjualan jangka pendek.
Market penetration price adalah penetapan harga suatu produk dengan
harga dibawah harga pasar, dengan maksud untuk mendapatkan
market share yang sebesar-besarnya.
E. INCOTERM 2000
Incoterm (International Commercial Terms) adalah peraturan, standar
dan variasi yang merupakan kodifikasi dari peraturan internasional untuk
keseragaman interpretasi pasal-pasal kontrak dalam perdagangan internasional
(Makalah PPEI, 2009:1).
Tujuan incoterm adalah untuk menyediakan seperangkat peraturan
internasional agar tidak terjadi kesalahan dalam mengartikan istilah-istilah
umum yang dipergunakan dalam perdagangan internasional dan tidak terjadi
(mis) interpretasi di negara-negara yang berbeda. Ruang lingkupnya terbatas
pada materi yang berkenaan dengan penyerahan barang dalam kontrak jual
commit to user
Berdasarkan persyaratan dalam penyertaan barang, incoterm 2000
dibagi 4 kelompok, yaitu :
1. Kelompok ”E” Term.
Penjual menyerahkan barang ditempatnya sendiri. Hanya terdapat satu
term untuk kelompok ini, yaitu :
EXW (Ex Works) dengan persyaratan sebagai berikut :
a. Penjual hanya menyediakan barang ditempatnya (gudang atau pabrik),
penjualan prangko gudang.
b. Pembeli harus mengatur pengangkutannya, berarti menanggung biaya
dan resiko termasuk izin ekspor.
c. Tanggung jawab penjual minimum karena pembeli membeli barang di
gudang penjual (cash and carry).
d. Bagi pembeli cara ini kurang menyenangkan kerena seolah-olah
semua biaya dan resiko ditanggung oleh pembeli.
e. Syarat ini jangan dipakai apabila pembeli tidak mengurus formalitas
ekspor, baik secara langsung atau tidak langsung.
2. Kelompok “F” Term
Penjual menyerahkan berang ditempat yang ditunjuk oleh pembeli.
Terdapat tiga term untuk kelompok ini, yaitu :
a. FAS (Free Alongside Ship)
1) Kewajiban penjual untuk menyerahkan barangnya “ Cleared for
Export” di sisi kapal, atau tongkang di pelabuhan muat.
2) Pembeli menanggung biaya dan resiko hilang atau kerusakan yang
commit to user
3) Penjual memberitahukan kedatangan barang dan menyerahkan
dokumen-dokumen penyerahan yang diperlukan.
b. FOB (Free On Board)
1) Penjua menyerahkan barangnya sampai di atas kapal ” Clean On
Board” .
2) Pembeli mengurus angkutan, membayar freight, dan menanggung
asuransi.
3) Resiko pindah dari penjual ke pembeli setelah barang melewati
pagar.
4) Keuntungan penjual :
(a). Pelabuhan pemuatan di negeri sendiri, dimana penjual sudah
mengenal kondisi, peraturan perpajakan, dan pabean.
(b). Menghindari fluktuasi freight rate dan valuta asing.
c. FCA (Free Carrier)
1) Untuk memenuhi persyaratan dari transportasi modern seperti
multi modal transport, container, roll on atau roll off dengan trailer
dan ferry.
2) Mirip FOB hanya disini penjual menyerahkan barang ditempat
yang ditunjuk pembeli dalam keadaan “ Clear For Export” .
3) Disebut juga “ Free Carriage Name Point” . Ditempat (titik)
tersebut tanggung jawab penjual berakhir.
4) Penjual tidak menanggung asuransi.
3. Kelompok “C” Term
commit to user
1) Pihak penjual menanggung biaya sampai kapal yang memuat
barang merapat di pelabuhan tujuan.
2) Penjual menanggung biaya freight sampai tempat tujuan yang
ditunjuk buyer.
3) Resiko kehilangan atau kerusakan dipindahkan ke penjual mulai
saat barang melewati pagar kapal.
4) Menguntungkan penjual bila eksportir besar dapat memilih term
yang lebih beik dari pengangkut.
5) Dapat menguntungkan pembeli karena penjual dapat mengurusi
angkutannya dan menghindari fluktuasi rate.
b. CIF (Cost Insurance and Freight)
1) Sama dengan CFR hanya ditambah penjual menanggung asuransi.
2) Penjual mengapalkan barang dalam keadaan “ Clear For Export” .
c. CPT (Carriage Paid To)
1) Kewajiban penjual sama dengan CFR membayar freight hingga ke
tempat tujuan, tapi resiko kerusakan barang pindah ke pembeli.
2) Penjual menyerahkan barangnya “ Clear For Export” , carrier
maksudnya dalam hal ini semua orang yang menandatangani
kontrak angkutan dan melaksanakannya dengan multi modal
transport.
c. CIP (Carriage and Insurance Paid To)
Kewajiban penjual menyiapkan barangnya “ Clear For Export” ,
commit to user
4. Kelompok “D” Term
Penjual menanggung semua biaya dan resiko yang diperlukan atau
timbul dalam pengangkutan.
a. DAF (Delivery At Frontier)
1) Angkutan yang digunakan kereta api atau truk (land transport).
2) Kewajiban penjual menyerahkan barang sampai batas negara
sebelum batas pabean dengan menyerahkan dokumen-dokumen
yang diperlukan untuk custom clearance.
3) Terjadi di daratan Eropa.
b. DES (Delivery Ex Ship)
1) Penjual menyerahkan barang ke pembeli di atas kapal pelabuhan
tujuan, atas biaya dan resiko penjual.
2) Pembeli menerima penyerahan barang dari kapal, menanggung
biaya bongkar, izin import, bea masuk, pajak, dan biaya lain-lain.
3) Penjual tidak bertanggung jawab atas asuransi.
c. DEQ (Delivery Ex Quay)
1) Kewajiban penjual adalah mengangkut barangnya dan
menyerahkan barang tersebut kepada pembeli di pelabuhan tujuan.
2) Penjual menanggung biaya angkutan dan resiko yang terjadi.
3) Izin impor menjadi tanggung jawab pihak pembeli.
d. DDU (Delivered Duty Unpaid)
1) Kewajiban penjual menyerahkan barangnya sampai pelabuhan
commit to user
2) Menanggung biaya pembongkaran sampai di darat ” Unclear For
Import” .
3) Kewajiban pembeli menerima barangnya dalam keadaan ” Unclear
For Import” .
4) Izin impor, biaya asuransi dan biaya lain yang mungkin muncul
sebagai biaya impor, cukai dan pajak dari negara pihak pembeli
menjadi tanggung jawab pihak pembeli.
e. DDP (Delivery Duty Paid)
1) Kewajiban pihak penjual adalah maksimum, penjual menyerahkan
barangnya sampai pelabuhan tujuan dengan menanggung semua
biaya impor di negara pembeli.
2) Penjual menerima barangnya di pelabuhan bongkar “ Clear For
Import” .
Pada setiap transaksi, terikat ada paling sedikitnya 2 belah pihak
yang terlibat dam masing-masing mempunyai kepentingan yang
berbeda, yang setiap sanggup berubah atau diubah. Untuk
mengamankan resiko kerja dari suatu transaksi terhadap kerugian
perlu adanya kesepakatan, sanksi memegang jaminan. Bisnis atau
transaksi luar negeri atau dalam negeri sama-sama berpeluang untuk
timbulnya sengketa, sehingga lebih aman bila disepakati dengan
commit to user BAB III
DISKRIPSI OBYEK PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Obyek Penelitian
1. Sejarah dan Perkembangan PT Batik Danar Hadi Surakarta
PT Batik Danar Hadi Surakarta didirikan pada tahun 1976 yang
diprakarsai oleh Bapak R.H. Santoso. Nama Danar Hadi diambil dari
nama istri Bapak R.H. Santoso, yaitu Ibu Hj. Danarsih dan nama orang tua
Ibu Danarsih, yaitu Bapak Hadi Priyono.
Pada awalnya PT Batik Danar Hadi merupakan perusahaan yang
berbentuk perseorangan dan bersifat home industry dimana perusahaan
hanya menyediakan bahan baku serta pengolahannya, dan para buruh
mengerjakan di rumah masing-masing. Para buruh pabrik sebagian berasal
dan bertempat tinggal di sekitar pabrik, adapun produksi utama
perusahaan hanya batik tulis.
Berkat keuletan, pengalaman, keahlian dan jiwa wiraswsta yang
dimiliki Bapak R.H. Santoso selama dua dasawarsa perusahaan ini
mengalami perkembangan yang sangat pesat. Hal ini ditandai dengan
adanya peningkatan jumlah permintaan dari tahun ke tahun.
Perkembangan tersebut didukung oleh adanya kemudahan perusahaan
dalam mendapatkan bahan baku. PT Batik Danar Hadi terkenal dengan
motif dan warna yang masih tradisional. Tetapi setelah dua dasawarsa
perusahaan mengalami kemrosotan, dikarenakan semakin banyak
berkembangnya industri tekstil dan konveksi yang merupakan saingan
commit to user
perusahaan, sehingga perusahaan sulit untuk mendapatkan mori sebagai
bahan baku industri batik. Oleh karena itu perusahaan berupaya
meningkatkan kualitas produk dengan menciptakan motif-motif baru dan
warna yang menyimpang dari motif dan warna tradisional.
Berkat sifat dan sikap yang dimiliki pimpinan perusahaan, baik
dalam mendesain produk maupu mengelola perusahaan sangat berperan
penting dalam perkembangan perusahaan. Dengan adanya motif dan corak
batik yang mengikuti selera konsumen dan mode yang sedang digemari,
permintaan akan produk batik meningkat sehingga perusahaan dapat
meningkatkan omset penjualan sedikit demi sedikit.
Dengan semakin berkembangnya perusahaan, maka pada tahun 1984
PT. Batik Danar Hadi beralih yang semula perusahaan perseorangan
menjadi perusahaan yang berbadan hukum dan memperoleh ijin resmi dari
pemerintah (HO, SIUP, Ijin Industri), yang kemudian bernama PT. Batik
Danar Hadi dengan akta notaris sebagai berikut :
Nomor : 17
Tangal : 11 Desember 1984
Nama Notaris : Maria Theresia Budi Santoso, SH
Nomor Akte : Akte Menteri Kehakiman No. 02-
5355NT011TH85, tanggal 24 Agustus 1986.
Adapun maksud dan tujuan dari perubahan perusahaan adalah untuk
memproduksi batik, tekstil, konveksi, serta perdagangan internasional.
Bidang usaha yang telah dijalankan selama ini adalah industri dan
commit to user
cabangnya. Ijin yang telah diperolah antara lain Surat Ijin Usaha
Perdagangan (SIUP) No. 69/ PBI/ 11.21/ 85, tanggal 24 Juli 1985.
Selama berdiri pimpinan perusahaan sampai sekarang belum
berubah, yaitu masih Bapak R.H. Santoso. PT Batik Danar Hadi
merupakan jenis PT tertutup, yaitu saham-saham perusahaan yang dimiliki
tidak diperjual belikan kepada pihak luar. Saham-saham tersebut dimiliki
oleh Bapak R.H. Santoso, Ny. Danarsih Santoso, Diah Kusuma Sari,
Diana Kusuma Dewati, Dian Kusuma Hadi, Dewanto Kusuma Wibowo,
Ibu Dra. Mariam Sampoerna dan Bapak Suhendro, B.sc. Tanggung jawab
atas perusahaan ini dipegang oleh direksi yang susunan pimpinan pada
waktu berdiri sampai sekarang belum mengalami perubahan.
2. Lokasi Perusahaan
Salah satu unsur yang paling penting dalam mendirikan perusahaan
adalah menentukan lokasi perusahaan. Lokasi perusahaan disini adalah
tempat kegiatan perusahaan dalam menjalankan operasi produksi dan
aktivitas admnistrasinya. Pemilihan lokasi yang tepat dapat memberikan
keuntungan bagi perusahaan. Karena dalam menentukan lokasi harus
memperhatikan beberapa faktor, yaitu :
a. Lingkungan masyarakat
b. Tenaga kerja
c. Sumber alam
d. Transportasi
e. Pasar
commit to user
Lokasi perusahaan PT Batik Danar Hadi beralamatkan di Jl. Dr.
Rajiman 164 Solo, 57151, telp. (0271)644126, fax. (0271)634876 yang
merupakan head office dan export office sendiri beralamatkan di Jl. Slamet
Riyadi 205 Solo, 57151, telp. (0271)633835, 654134, fax. (0271)633835.
Head office dari mulai berdiri perusahaan ini ada dua bangunan, yaitu satu
untuk berlangsungnya proses produksi yang berada dibagian belakang dan
untuk batik atau show room yang berada dibagian depan. Sedangkan
bangunan yang satu lagi digunakan untuk kantor yang terdiri dari empat
lantai. Lantai pertama diganakan untuk bagian urusan umum dan
penerimaan bahan jadi, lantai kedua untuk bagian pemasaran, lantai ketiga
untuk bagian personalia dan keuangan, lantai keempat untuk bagian
keuangan.
3. Struktur Organisasi Perusahaan
Struktur organisasi adalah suatu kerangka yang menunjukkan
hubungan antara jabatan maupun bidang kerja yang satu dengan yang
lainnya, sehingga akan tampak mengenai hubungan kerjanya. Struktur
organisasi yang baik dan teratur dapat membawa keuntungan dalam
pelaksanaan pekerjaan. Dari struktur organisasi inilah dapat diketahui
tenang kedudukan, tanggung jawab, wewenang, tugas dan kewajiban
masing-masing personil. Adapun bentuk struktur organisasi yang
ditetapkan oleh PT Batik Danar Hadi adalah struktur organisasi
fungsional. Untuk mengetahui lebih jelas bentuk struktur organisasi pada
commit to user
struktur organisasi divisi ekspor dapat ditunjukkan pada gambar 3.2
berikut ini.
Gambar 3.1
STRUKTUR ORGANISASI PT BATIK DANAR HADI SURAKARTA
Sumber : PT Batik Danar Hadi Surakarta
Dewan
Komisaris Asisten Direktur
commit to user
Adapun tugas dan tanggung jawab dari masing-masing fungsi PT
Batik Danar Hadi Surakarta adalah sebagai berikut :
a. Dewan Komisaris
Bertugas merencanakan dan mengawasi pelaksanaan tujuan perusahaan
berdasarkan kebijakan yang telah ditetapkan.
b. Direktur Utama
Pimpinan perusahaan bertanggung jawab atas kelangsungan hidup
perusahaan dan menjaga kelancaran dan mengawasi seluruh aktivitas
perusahaan.
Beberapa tugas dari Direktur Utama adalah :
1) Memimpin rapat direksi dan mengkoordinasikan rencana yang telah
dibuat.
2) Mengusahakan keuntungan seoptimal mungkin dengan
merencanakan, mengkoordinasi, dan mengawasi kegiatan
perusahaan.
3) Mempertanggung jawabkan hasil kegiatan perusahaan kepada
Dewan Komisaris.
c. Wakil Direktur Utama
Bertugas membantu Direktur Utama dalam melaksanakan tugasnya.
d. Direktur Pengelola
Bertugas untuk mengelola fungsi manajemen agar berlangsung sesuai
commit to user e. Seksi Desain dan Seleksi Motif
Seksi desain bertugas menciptakan berbagai motif batik yang diinginkan
sesuai kehendak pasar dan tim motif bertugas menyeleksi motif yang
dibuat oleh seksi desain.
f. Asisten Direktur Utama Bidang Keuangan dan Manajemen
Sebagai pendamping dan pengawas segala aktivitas manajemen
perusahaan yang dilaporkan kepada Direktur Utama dengan
memberikan laporan mengenai keuangan atau manajemen.
g. EDP (Electronic Data Processing)
Bertugas membantu pekerjaan dari setiap bagian dengan menciptakan
analisis system dari masing-masing bagian, kemudian dilanjutkan
dengan pembuatan program dengan persetujuan Direktur Utama.
h. Manajer Pengadaan Bahan Baku
Bertugas terhadap persediaan dan pemeliharaan bahan baku, bahan
penolong, serta pengeluaran barang yang dibutuhkan oleh bagian
produksi.
i. Manajer Produksi
Bertugas dan bertanggung jawab terhadap pelaksanaan proses produksi,
menjaga kualitas dan kuantitas hasil produksi serta melaporkan hasil
produksi dan mendistribusikannya ke bagian pemasaran.
j. Manajer Pemasaran
Bertugas dan bertanggung jawab dalam memasarkan, menawarkan dan
commit to user
k. Manajer Keuangan
Bertugas menerima, menyimpan dan mengeluarkan uang untuk
keperluan perusahaan serta bertanggung jawab terhadap masalah
keuangan perusahaan dan pembuatan laporan keuangan.
l. Manajer Akuntansi
Bertugas dan bertanggung jawab terhadap penganalisaan keuangan
perusahaan, pelaporan data keuangan dan pembukuan perusahaan.
m. Manajer Umum
Bertugas mengatur segala sesuatu yang berhubungan dengan kebutuhan
kantor.
n. Manajer Personalia
Bertugas menentukan jumlah dan mutu karyawan yang dibutuhkan,
menyeleksi calon karyawan yang akan diterima, menentukan besarnya
gaji karyawan yang disesuaikan dengan klasifikasi tenaga kerja,
mengatur kenaikan gaji berdasarkan penilaian yang dilakukan, memberi
kesejahteraan dan jaminan sosial serta fasilitas yang dibutuhkan
karyawan.
o. Manajer Konveksi
Bertugas membuat atau merancang pola-pola busana yang up to date
dan memadukan warna yang sesuai.
p. Manajer Pembelian
Bertugas dan bertanggung jawab dalam mengurusi pembelian alat dan
commit to user
pemasok, memantau dan memeriksa barang-barang yang baru datang
dari pemasok.
Gambar 3.2
Struktur Organisasi PT Batik Danar Hadi Surakarta Divisi Ekspor
Sumber : PT Batik Danar Hadi Surakarta
Gudang Barang jadi, Bahan baku
dan Packing
Gudang Kemasan dan Aksesoris
Penerimaan Luar
Pelaksana packing Seksi Palaksana
Quality Control
Produksi Sample
Quality Control
Dokumen L/C Merchandiser
Manajer
commit to user 4. Produksi
a. Persiapan Produksi
Sebelum melakukan proses produksi, perusahaan perlu
mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan untuk proses produksi.
dalam hal ini penulis akan menguraikannya berdasarkan data-data
yang didapat dari bagian produksi yang mengenai persiapan awal
sampai barang jadi siap dipasarkan.
Adapun persiapan awal adalah sebagai berikut :
1) Perencanaan
a) Menerima order, pembuatan daari bagian desain sesuai dengan
motif, jumlah, kualitas, ukuran dan macamnya.
b) Merencanakan apa saja yang diperlukan dalam proses
pembuatan.
2) Mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan dalam proses
produksi antara lain bahan baku, bahan penolong, alat membatik
tradisional, alat membatik printing, dan alat untuk pewarnaan,
3) Pendistribusian tugas pemasaran
Pendistribusian tugas ini disesuaikan dengan order pembuatan,
misalnya batik tulis diserahkan ke bagian pembuatan batik tulis
dan batik printing diserahkan ke bagian batik printing.
b. Bahan-bahan Produksi
Bahan-bahan yang diperlukan dalam proses produksi terdiri dari dua
commit to user
1) Bahan Baku
Bahan baku yang digunakan untuk pembuatan kain batik adalah
mori. Untuk mendapatkan kain mori, PT Batik Danar Hadi
mempunyai pemasok sendiri sehingga tersedia dalam jumlah dan
kualitas yang sesuai kebutuhan. Kain mori ini mempunyai
beberapa jenis, yaitu mori prima, mori primissima, mori berkolin,
dan mori biru.
Selain kain mori sebagai bahan baku juga terdapat kain lain yang
dapat digunakan untuk bahan baku pembuatan batik, antara lain
kain wol, kain sutera alam, dan kain sutera tiruan.
2) Bahan penolong
Bahan penolong yang digunakan antara lain, yaitu :
a) Lilin
b) Parafin
c) Gondorukem
d) Lemana
e) Bahan pewarna
f) Prada
3) Alat-alat Produksi
Adapun alat-alat produksi yang digunakan adalah :
a) Alat untuk membati tulis
(1) Gawangan, merupakan alat dari bambu utuh berkaki empat
commit to user
(2) Bandul, biasannya terbuat dari besi yang diletakkan diatas
kain supaya kain tidak goyang tertiup angin.
(3) Canting adalah alat yang digunakan untuk membatik.
(4) Wajan adalah tempat untuk memasak lilin atau malam.
(5) Kompor untuk memasak bahan-bahan.
(6) Adalah kuas bambu untuk menghapus malam apabila
terjadi kesalahan
(7) Cawuk, merupakan alat yang terbuat dari seng besi untuk
menggaruk malam.
b) Alat-alat untuk membatik printing
(1) Meja kasur, merupakan alat untuk alas kain yang akan
dicap.
(2) Slebrak adalah alat yang diletakkan diatas meja kasur.
(3) Angsang, merupakan alat yang terbuat dari tembaga yang
dilatakkan di atas malam yang mendidih.
(4) Kompor
(5) Wajan
(6) Pengecap, merupakan alat yang terbuat dari besi atau
tembaga yang digunakan untuk mengecap kain.
(7) Sirip, adalah kertas tebal untuk menghalangi agar kelebihan
cat tidak mengecap ke bagian yang lain.
c) Alat untuk pewarnaan
(1) Tlawani bak, digunakan untuk merendam kain yang akan