• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR - LANDASAN TEORI DAN PROGRAM PENGEMBANGAN DAN PENATAAN LINGKUNGAN MAKAM SUNAN KALIJAGA, KADILANGU, KABUPATEN DEMAK, Tema Desain “Arsitektur Kontekstual Dengan Pendekatan Arsitektur Islam.” - Unika Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR - LANDASAN TEORI DAN PROGRAM PENGEMBANGAN DAN PENATAAN LINGKUNGAN MAKAM SUNAN KALIJAGA, KADILANGU, KABUPATEN DEMAK, Tema Desain “Arsitektur Kontekstual Dengan Pendekatan Arsitektur Islam.” - Unika Repository"

Copied!
59
0
0

Teks penuh

(1)

III - 1

BAB III

ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR

III. 1 Analisa Pendekatan Arsitektur

III. 1. 1 Studi Aktivitas

Pada lingkungan makam Sunan Kalijaga terdapat aktivitas utama, pendukung, penunjang dan servis. Aktivitas utama dari wisata religi ini adalah ziarah kubur Sunan Kalijaga. Aktivitas pendukung merupakan kegiatan beribadah, pengetahuan dan perdagangan yang berkaitan dengan kegiatan berziarah makam Sunan Kalijaga. Aktivitas penunjang kegiatan ini seperti beristirahat.

(2)

III - 2

Organisasi Ruang Makro

Sudah Ada Belum Ada Istirahat,

Pondok Inap

Diagram 3.1. Organisasi Ruang Makro Sumber: Analisis Pribadi

Makam

SUNAN

KALIJAGA

Kadilangu, Kab. Demak Pengunjung /

wisatawan

Komplek Wali Wali Lainnya

Komplek Masjid Agung

Demak

Makam Masjid Pendukung Museum

Budaya, perekonomia,

wisata, akomodasi

Ziarah, wisata

Beribadah , wisata

Parkir, fasilitas umum,

Mempelajari sejarah Penduduk

(3)

III - 3

Pendekatan Pelaku Aktifitas Makro

Sudah Ada Belum Ada

Diagram 3.2 Skema Lingkungan

Sumber: Analisis Pribadi

Lingkungan Makam

SUNAN

KALIJAGA

Kadilangu, Kab. Demak

Wisata Religi

Solat, Doa,Mengaji,

Wudhu

Ibadah Doa Kubur

Wisata Kultural/

Ritual

Pusat Pengembangan

Dakwah

Ziarah di lingkungan

makam Ziarah

Ziarah makam

Sesaji, Tahlil, Ritual

Kesenian Agama, Tabliq Akbar,

Media Informasi

Dakwah

Pengembangan Budaya

Ilmu Sejarah

Kebudaya

Media Informasi

Wisata

(4)

III - 4

Aktivitas Ruang Dan Tuntutan Ruang

NO KELOMPOK

KEGIATAN PELAKU KEGIATAN WAKTU

KEBUTUHAN RUANG

TUNTUTAN RUANG

- EKSISTING

1 Makam - Wisatawan

- Masyarakat sekitar - Peneliti - Servis

- Ziarah - Melihat-lihat

suasana - Penelitian

- Setiap hari 24 jam (ziarah kecuali bulan puasa)

- Plaza gerbang makam - Tempat berdoa makam - Pengurus

makam - Penerima

tamu - Tempat

wudhu

- Khusyuk - Sirkulasi

lancar - Tenang

2 Masjid - Wisatan

- Masyarakat sekitar - Peneliti - Servis

- Beribadah - Pengajian - Kajian ilmu

agama

- Setiap hari 24 jam

- Tempat solat - Plaza masjid - Hall putri - Perpustakaan

putri - R. Diskusi

putri - Hall putra - Perpustakaan

putra - R. Diskusi

putra - Loker, - lavatory, - wudhu, KM.

- Khusyuk - Pencapaian - Tenang - Ruang luas

3 Kesepuhan - wisatawan

- penziarah - masyarakat - peneliti - pengelola - Servis

- Pameran artefak

- Membaca

- Berdiskusi

- Menerima tamu

- Rapat

- 09.00 – 20.00

- Perpustakaan - Hall

- Servis - Kantor

yayasan

(5)

III - 5

4 Pendopo

Notobratan

- wisatawan - penziarah - masyarakat - peneliti - Servis

- Tempat tradisi

- Beristirahat

- Berdiskusi

- 09.00 – 20.00

- Plaza notobratan - Pendopo

- Pencapaian - Nyaman

5 Gerbang

Lingkungan

Makam

- wisatawan - penziarah - masyarakat - peneliti

- Pintu masuk lingkungan wisata

- Setiap hari 24 jam

- Hall gerbang lingkungan makam

- Pencapaian - sirkulasi

6 Tradisional Urban

Coridor

- wisatawan - penziarah - masyarakat - peneliti

- Jalan menuju lingkungan makam

- Beristirahat

- Jual beli souvenir

- Makan

- minum

- Setiap hari 24 jam

- Tradisional Coridor

- Foodcourt

- Fasilitas Market Place (Eksisting)

- Fleksibel - Pencapaian - Nyaman - Keamanan

- FASILITAS TAMBAHAN (PENGEMBANGAN):

7 Penduduk

lokal

(kampung

Merbotan)

- Wisatan - Masyarakat

sekitar

- Perekonomian - Wisata budaya

- Setiap hari 24 jam

- Tradisional corridor - Homestay

- Fleksibel - Pencapaian - Nyaman

8 Urban

Coridor

- Wisatan - Masyarakat

sekitar

- Perekonomian - Wisata budaya - Istirahat - Parkir

Setiap hari

- Alur prosesi - Tradisional

market - Terminal

parkir

- Fleksibel - Pencapaian - Nyaman - Keamanan

9 Museum - Wisatan

- Peneliti - Servis

- Belajar sejarah - Penelitian

09.00 – 16.00

- Ruang pamer - Ruang

informasi

- Fleksibel - Pencapaian - Nyaman - Sirkulasi

10 Penginapan - Wisatan - peziarah - Masyarakat

sekitar

- Beristirahat Setiap hari 24 jam

- Lobby - Kamar tidur - km

(6)

III - 6 - Peneliti

10 Kolam Air - Wisatan

- Peneliti

- Istirhat - Berwisata

taman air

Setiap hari 24 jam

- Gazebo - Fleksibel - Pencapaian - Nyaman - Sirkulasi

11 Penunjang - Wisatan

- Masyarakat sekitar - Peneliti - Sesepuhan

- Administrasi - Komunikasi - Kesehatan

09.00 – 16.00

- Kantor pengelola - Poliklinik - Wartel - R. Informasi

- Pencapaian - Nyaman

a. Pelaku / Kelompok Sasaran

 Penziarah: pelaku yang mempunyai niatan ke makam Sunan Kalijaga, biasanya orang yang sudah mempunyai jadwal rutin untuk berziarah. Kalangan ini datang dari masyarakat sekitar, berpendidikan (pesantren), dan luar kota. Didominasi pengunjungnya adalah laki-laki dan dewasa dan orang tua.

 Wisatawan: pelaku ini tidak memiliki jadwal rutin untuk datang ke makam ini. Biasanya datang mengikuti tour makam 9 wali di Jawa Tengah, pelakunya semua kalangan.

 Masyarakat: Peduduk yang tinggal di lingkungan makam Sunan Kalijaga. Penduduk ini banyak bermatapencaharian dari wisata religi ini sebagai pedagang, juru kunci, tukang parkir, dsb

(7)

III - 7

 Pengelola Yayasan: pengelola semua kegiatan makam dan masjid, tradisi kebudayaan makam, bangunan, dan rencana pengembangan kedepan.

 Servis : Pelaku dalam kelompok ini yang memiliki tugas untuk menjaga kawasan makam untuk tetap aman dan bersih. Serta merawat utilitas di lingkungan makam

Skema Pelaku

Penduduk Lokal (kampung Merbotan

)

Diagram 3.3 Skema Pelaku

Sumber: Analisis Pribadi

Lingkungan Makam

SUNAN

KALIJAGA

Kadilangu, Kab. Demak

Pengunjung

Dalam kota

Wisatawan Peneliti

Pengelola

Luar kota

Yayasan Pengelola pedagang

(8)

III - 8

Kebutuhan Ruang Berdasarkan Aktifitas Pelaku

No Pelaku Aktivitas Nama Ruang

1 Wisatawan /

Peziarah

- Dalam Kota - Berziarah

- Wudhu

- Berdoa

- Tabur bunga

- Membeli oleh oleh

- Beribadah (solat)

- Belajar sejarah

- Beristirahat

- MCK

- Tempat ziarah - Tempat wudhu - Tempat berdoa - Penjual bunga - Tempat oleh oleh - Masjid

- Museum

- Pendopo/gazebo - Taman air - Kamar mandi

- Luar Kota - Berziarah

- Wudhu

- Berdoa

- Tabur bunga

- Membeli oleh oleh

- Beribadah (solat)

- Belajar sejarah

- Beristirahat

- MCK

- Menginap

- Tempat ziarah - Tempat wudhu - Tempat berdoa - Penjual bunga - Tempat oleh oleh - Masjid

- Museum - Taman air - Pendopo/gazebo - Kamar mandi - Penginapan

2 Peneliti - Dalam Kota - Survey

- Mencari informasi

- Membeli oleh oleh

- Beribadah (solat)

- Belajar sejarah

- Beristirahat

- MCK Menginap

- Tempat ziarah - Kantor yayasan - Tempat oleh oleh - Masjid

- Museum

- Pendopo/gazebo - Kamar mandi - Penginapan

- Luar Kota - Survey

- Mencari informasi

- Membeli oleh oleh

- Beribadah (solat)

- Belajar sejarah

- Beristirahat

- MCK

- Menginap

- Tempat ziarah - Kantor yayasan - Tempat oleh oleh - Masjid

- Museum

- Pendopo/gazebo - Kamar mandi - Penginapan

Yayasan - Pembina - Menerima tamu dari

petinggi

- Melakukan tradisi

- Beribadah

- Pendopo - Kantor Yayasan - Makam

(9)

III - 9

- Pengurus - Administrasi

- Ke makam

- Beribadah

- Menerima tamu

- Kantor Yayasan - Makam

- Masjid

- Pengawas - Mengawasi

- Ke makam

- Beribadah

- Menerima tamu

- Kantor Yayasan - Makam

- Masjid - Museum - Tradisional

market

Pengelola Pedagang

- Pedagang Makanan

- Menyiapkan dagangan

- Berdagang

- Beribadah (solat)

- Tempat jualan

- Masjid

- Pedagang Oleh – Oleh

- Menyiapkan dagangan

- Berdagang

- Beribadah (solat)

- Tempat jualan

- Masjid

- Jasa Kamar Mandi Dan Tempat Wudu

- Membersihkan kamar mandi

- Menjaga kamar mandi

- Beribadah (solat)

- Jasa kamar mandi dan tempat wudhu

- Masjid

Penduduk Lokal (kampung Merbotan)

- Berdagang

- Kerajinan

- Melayani parkir mobil dan motor

- Beribadah (pengajian, kajian, solat)

- Tempat berdagang - Tempat parkir - masjid

Servis - Kebersihan dan mekanik

- Menjaga kebersihan

- Membuang sampah

- Menyapu

- Menjaga utilitas sekitar makam

- Area ziarah - TPA - Area ziarah - Ruang genset

(10)

III - 10

b. Pendekatan Pelaku Dan Sirkulasi

- Sirkulasi Peziarah

- Sirkulasi Wisatawan

Sudah Ada Belum Ada

Sudah Ada Belum Ada

Diagram 3.4. Sirkulasi Peziarah

Sumber: Analisis Pribadi

Parkir 

Drop Off

Makam

Masjid

Tradisional market

Museum

Urban Corridor

Kampung

Kolam

Pulang

Pondok Inap

Pondok Inap

Diagram 3.5. Sirkulasi Wisatawan

Sumber: Analisis Pribadi

Parkir  Drop Off

Masjid

Tradisional Market

Museum

Urban Corridor

Kampung

Kolam

(11)

III - 11 - Peneliti

- Wisatawan Penduduk Lokal (Kampung Merbotan)

- Sirkulasi Pengelola (Yayasan) Sudah Ada Belum Ada

Sudah Ada Belum Ada

Sudah Ada Belum Ada

Diagram 3.7. Sirkulasi Penduduk Lokal

Sumber: Analisis Pribadi

Makam

Kampung

Masjid

Tradisional Market

Kolam

Tradisional Corridor

Sawah

Kantor Pengeloma

Diagram 3.6. Sirkulasi Peneliti

Sumber: Analisis Pribadi

Parkir  Droop Off

Makam

Masjid

Tradisional market

Museum

Urban Corridor

Kampung

Pondok Inap

Pulang

Diagram 3.8. Sirkulasi Pengelola

Sumber: Analisis Pribadi

Rumah Corridor Urban

Makam

Masjid Tradisional

market

Museum Kantor Pengelola

(12)

III - 12 - Sirkulasi Ta’mir Masjid

c. Pendekatan Jumlah Pelaku

Berikut data jumlah pengunjung objek wisata makam Sunan Kalijaga:

Pengunjung tertinggi pada tahun 2012 dengan jumlah wisatawan 802.289 orang.

Pengunjung perbulan pada 2012 802.289 : 12 = 66.857 orang

Pengunjung perhari pada 2012 66.857 : 30 = 2.228 orang dibulatkan menjadi

2250 orang.

Asumsi kenaikan pengunjung hingga tahun 20 tahun yang akan datang yaitu 10%,  10% x 2250 = 225 orang  225 orang x 20 = 4500 orang

No Tahun

Jenis

Jumlah Lokal Mancanegara

1 2008 475.475 742 476.217

2 2009 594.230 1.101 595.331

3 2010 626.097 801 626.898

4 2011 665.737 846 666.583

5 2012 801.120 1.169 802.289 Sudah Ada Belum Ada

Diagram 3.9 Sirkulasi Ta’mir Masjid Sumber: Analisis Pribadi

Rumah Corridor Urban Masjid

Tabel 3.1 Jumlah Pengunjung Makam Dan Masjid Kadilangu

(13)

III - 13 Persentase Wisatawan Menginap:

Penginapan 2% x 4500 = 90 orang.

Homestay 10% x 4500 = 450 orang.

Tidak menginap 88% x 4500 = 3960 orang.

@penginapan 10 9 pondok inap

@homestay 4 jiwa 112 homestay

Jumlah KK kelurahan kadilangu 2014, 964 KK, diasumsikan 112 KK dijadikan homestay untuk wisatawan. Homestay di tempatkan di daerah makam yaitu kampung merbotan dan kauman.

No Pelaku Eksisting Pengembangan

1 Yayasan - Pembina 6 orang 6 orang

- Pengurus 5 orang 10 orang - Pengawas 2 orang 10 orang

2 Ta’mir Masjid 25 orang 30 orang

3 Pedagang - Souvenir 90 lapak 180 lapak

- Rokok 20 lapak 20 lapak

- Warung 18 lapak 25 lapak

- Wartel 1 toko 2 toko

- PKL Bunga 8 lapak 20 lapak - PKL Minyak Wangi 10 lapak 20 lapak

4

Parkir - Bis 1 terminal 1 terminal

- Montor 13 titik 2 titik (dipusatkan) - Mobil 5 titik 2 titik (dipusatkan) - Sepeda 3 titik 2 titik (dipusatkan)

2% Penginapan

10% Homestay

78% tidak menginap

Tabel 3.2 Perencanaaan Pengembangan Fasilitas Dan Pelaku

(14)

III - 14

III. 1. 2 Studi Fasilitas

Fasilitas yang sudah ada di wisata religi ini dikembangkan agar mencukupi para wisatawan dan peziarah yang akan datang. Perlunya penambahan fasilitas untuk memenuhi aktivitas yang belum tertampung sebelumnya. Dengan adanya fasilitas yang nanti akan ditambahkan diharapkan para wisatawan memiliki kesan yang menarik terhadap wisata religi ini.

Penambahan fasilitas berpengaruh pada penataan lingkungan makam Sunan Kalijaga agar adanya saling terkoneksi dari ruang satu dengan yang lainnya.

a. Kebutuhan

No Aktivitas Nama Ruang Sifat

Indoor / Outdoor

1 Berziarah Tempat ziarah Publik Indoor

2 Wudhu Tempat wudhu Publik Outdoor

3 Beribadah (pengajian, solat) Masjid Publik Indoor

4 Membeli oleh oleh Tempat oleh oleh Publik Outdoor

5 Belajar sejarah Museum (ruang pamer) Publik Indoor

6 Mencari informasi Kantor yayasan Semi Privat Indoor

7 Menerima tamu Kantor Yayasan Semi Privat Indoor

8 Istirahat Penginapan, gazebo Publik Outdoor

9 Menginap Penginapan Publik Indoor

10 Menjaga keamanan Pos Satpam Publik Indoor

11 Parkir bis, mobil, motor Parkir bis, mobil, motor Publik Outdoor

12 MCK KM/WC Publik Indoor

13 Membuang sampah TPA Privat Outdoor

14 Menjaga utilitas sekitar makam Ruang genset dan gudang Privat Indoor Tabel 3.3 Kebutuhan Ruang Wisata Religi

(15)

III - 15

b. Pola Organisasi Ruang

- Organisasi Ruang Makro

Sudah Ada Belum Ada

Kolam Air

Diagram 3.10. Organisasi Ruang Makro Sumber: Analisis Pribadi

Wudhu

Merbotan

Kasepuhan

Museum

Makam

SUNAN

KALIJAGA

Kadilangu, Kab.

Demak

Parkir  Droop Off

Gerbang Liangkungan

Makam

Kampung Merbotan

Tradisional Market

Padurekso / gapura makam

Gerbang Masjid

Masjid Kadilangu Parkir

MAIN ENTRANCE

Urban Corridor

(16)

III - 16 Diagram 3.11. Organisasi Ruang Mikro Terminal Parkir

Sumber: Analisis Pribadi

Drop Off

Wartel Pengelola

Penunjang

Parkir

Urban Corridor Pedestrian Masuk

Poliklinik Bus Mini

Bus Besar

Mobil & Motor

R. Istirahat

Warung

KM/WC

Mushola Keluar

Kolam Air

Diagram 3.12. Organisasi Ruang Mikro Urban Corridor Sumber: Analisis Pribadi

Urban Corridor

Tradisional Market Gerbang Makam Gerbang

Lingkungan Makam

PKL Bunga Souvenir

Makanan & Minuman Museum

- Organisasi Ruang Mikro

Terminal Parkir

Urban Corridor

Sudah Ada Belum Ada

(17)

III - 17

Penduduk Lokal (Kampung Merbotan)

Homestay

Sudah Ada Belum Ada

Publik Semi Publik Servis

Diagram 3.13. Organisasi Ruang Mikro Penduduk Lokal Sumber: Analisis Pribadi

Tradisional Corridor

Workshop

Homestay

KM/WC

Parkir

Diagram 3.14. Organisasi Ruang Mikro Homestay Sumber: Analisis Pribadi

Kamar Penyewa KM/WC

Pekarangan Serambi /

pendopo Dalem

Kamar Penghuni

(18)

III - 18

Gazebo

Diagram 3.17. Organisasi Ruang Mikro Kolam Air Sumber: Analisis Pribadi

Kolam Air

Tradisional Market Urban

Corridor Merbotan

Kasepuhan

Makam

Museum

Kolam Air

Sudah Ada Belum Ada

Publik Semi Publik Servis

Diagram 3.15. Organisasi Ruang Mikro Makam Sumber: Analisis Pribadi

Makam Sunan Kalijaga

Makam Keluarga Makam

Kerabat Penerima Tamu

R . Istirahat Gapura

Diagram 3.16. Organisasi Ruang Mikro Museum Sumber: Analisis Pribadi

Museum

Makam Gerbang

lingkungan makam

(19)

III - 19

Masjid

Sudah Ada Belum Ada

Publik Semi Publik Servis

Diagram 3.17. Organisasi Ruang Mikro Masjid Sumber: Analisis Pribadi

Pondok Inap Putri

Pondok Inap Putri

Imam Mimbar

ME

R. Pompa

Gudang Penyimpanan Penitipan

Barang

R. Perlengkapan Jenazah

R. Bedug

Penitipan Barang Mihrab

Masjid R. sholat Pria

Gerbang Serambi

Plaza Lavatory

Locker

R. Sholat Wanita

Lavatory Locker

Hall Putri Perpustakaan

Putri

Mengaji Putri

Wudhu Wanita

Perpustakaan Putra

Mengaji Putra Hall Putra

(20)

III - 20 - Hubungan Ruang

Publik Semi Publik Servis

Sudah Ada Belum Ada Erat:

Sedang : Jarang :

Diagram 3.18. Hubungan Ruang Sumber: Analisis Pribadi R. Istirahat Warung KM/WC Mushola Corridor Parkir Bus Mini Bus Besar

Mobil & Motor

TPS Tradisional Corridor Workshop Homestay Kampung Merbotan Genset Padurekso / gapura makam Penitipan Barang Wudhu Pria Makam

SUNAN KALIJAGA

Makam Keluarga Makam Kerabat Penerima Tamu R . Istirahat Wudhu Wanita Tradisional Market

PKL Bunga Souvenir Foodcourt

Minuman

Museum

R. Informasi R . Pamer

MAIN ENTRANCE

Drop Off

Urban Corridor Corridor

Gerbang Lingkungan Makam

Keluar Wartel Pengelola Poliklinik Gazebo Kasepuhan Merbotan Kolam Air Plaza Hall Putri Perpustakaan Putri

Mengaji Putri

(21)

III - 21

III. 1. 3 Studi Ruang Khusus

Studi ruang khusus dalam proyek pengembangan dan penataan lingkungan makam Sunan Kalijaga adalah tempat berdoa saat di makam dan museum.

- Tempat Berdoa (Ziarah)

Tempat berdoa, berdoa biasanya dilakukan berkelompok, dengan di pandu oleh ahli doa, namun berdoa juga bisa dilakukan dengan tidak berkelompok (individu)

Bentuk almari hanya 2 tingkat agar orang yang sedang duduk berdoa mudah untuk mengambil buku doa.

Gambar 3.1. Ukuran Manusia Saat Berdoa

Sumber: Data Arsitek

Gambar 3.2. Desain Rak Buku Doa

Sumber: Data Pribadi Gambar 3.3. Besaran Ruang Tempat Berdoa

(22)

III - 22

- Museum

Barang yang dipamerkan pada museum ini adalah barang peninggalan Sunan Kalijaga, sarana belajar agama, dan sejarah saat penyebaran agama islam. Dari hasil wawancara dengan pihak yayasan, barang-barang Sunan Kalijaga tersebar di beberapa tempat, seperti museum masjid agung demak, dan museum sunan Giri gresik. Nantinya barang-barang tersebut akan di tempatkan dalam satu museum yang berada di komplek makam Kadilangu. Museum juga berisikan barang untuk kebutuhan kebudayaan di kadilangu, sehingga pengunjung nantinya mengetahui prosesi kebudayaan disana.

Gambar 3.5. Jarak Pandang Optimal Hubungan Display Visual

Sumber: Human Dimension

Gambar 3.4. Jarak Pandang Optimal Display Karya Seni

(23)

III - 23 Barang yang akan di pamerkan:

No Nama Barang Kebutuhan Luas Jumlah Total

1 Kostum sunan

kalijaga, baju,

celana, sepatu,

Keris, dan peci.

Lemari:

Pakaian : 2m x 0,5m = 1m

Barang: 1,5m x 0,5 m = 0,75 m

1

1

1 m2 0,75 m2

2 Gamelan Luas seperangkat alat gamelan

(24)

III - 24

3 Batu dan foto Meja display 0,3 m x 3 m 2 1,8 m2

+sirkulasi

3,7mx3,7m

= 13,69 m2

4 Al – quran, hadist, sunah

meja display alquran dan buku – buku sunah d= 2m 2 3,14m x 2

= 6,28m2

+ sirkulasi

= 7x4 =

(25)

III - 25

5 Replika prosesi

kebudayaan

meja replika kebudayaan 2,5m x 3 m = 7,5 m2 1 7,5m2 +

sirkulasi =

15,6 m2

6 Peralatan

kebudayaan saat

pejamasan: baju,

celana, tombak,

bendera.

Lemari:

Pakaian : 2m x 0,5m = 1m

Barang: 1,5m x 0,5 m = 0,75 m

3

3

3m2

2,25m2

Total 5.25 m2

7 Ruang pamer

galeri

tempat display 1m x

0,1 m = 0.1 m2

8 0,8m2 +

sirkulasi =

16,8 m2

Total luas : 161.09 m2

Sirkulasi 20 % 193,2 m2

Tabel 3.4 Besaran Ruang Studi Ruang Khusus

(26)

III - 26

III. 1. 4 Studi Kebutuhan Luas Dan Besaran Ruang

Kelompok

Kegiatan Jenis Ruang Kapasitas Luas Standar Sumber

Total Luas

(m²) Total Kelompok

U

tam

a

Makam Plaza Gerbang Makam 4500 orang 0,88 x 0,3 = 0,263 m²/orang NAD 1181,3 m²

Tempat Berdoa Makam 4500 orang 0,75 x 0,6 = 0,469 m²/orang NAD 2109,4 m²

Penerima Tamu

(10 Orang) 1 unit 16 m² AS 16,0 m²

Pengurus Makam

(10 Orang) 1 unit = 25 m² AS 25,0 m²

Tempat Wudhu 50 orang 0,8 x 1,2 = 6 m² AS 300,0 m²

4.631,6 m²

Masjid Plaza Serambi Masjid 4500 orang 0,88 x 0,3 = 0,263 m²/orang NAD 1181,3 m²

R. Mihrab 1 unit 1,8 x 2 = 3,6 m² SB 3,6 m²

R. Mimbar 1 unit 2 x 2 = 4 m² SB 4,0 m²

R. Imam 1 unit 2 x 1,5 = 3 m² SB 3,0 m²

R. Soundsystem 1 unit 3 x 4 = 12 m² SB 12,0 m²

Tempat Solat Putra 3375 orang 0,6 x 1,2 = 0,72 m²/orang NAD 2430 m²

Hall Putra 3375 orang 0,88 x 0,3 = 0,263 m²/orang NAD 886 m²

R. Mengaji Putra 30

Orang 1 unit = 48 m² AS 48,0 m²

Perpustakaan Putra 1 unit = 100 m² NAD 100,0 m²

Kamar Mandi / WC Pria 6 orang 1 x 1,5 = 1,5 m²/orang NAD 9,0 m²

Kamar Mandi / WC

Difable 1 Unit 1.7 x 1,7 = 2.9 m²/orang DA 2.9 m²

Tempat Wudhu Putra 40 orang 0,8 x 1,2 = 0,96 m²/orang NAD 38,4 m²

Tempat Solat Putri 1125 orang 0,6 x 1,2 = 0,72 m²/orang NAD 810 m²

Hall Putri 1125 orang 0,88 x 0,3 = 0,263 m²/orang NAD 295 m²

(27)

III - 27

Perpustakaan Putri 1 unit = 100 m² NAD 100,0 m²

Kamar Mandi / WC Putri 6 orang 1 x 1,5 = 1,5 m²/orang NAD 9,0 m²

Kamar Mandi / WC

Difable 1 unit 1.7 x 1,7 = 2.9 m²/orang DA 2.9 m²

Tempat Wudhu Putri 30 orang 0,8 x 1,2 = 0,96 m²/orang NAD 28,8 m²

Ruang Loker Putra &

Putri 100 orang 0,3 x 0,4 = 0,12 m²/orang NAD 12,0 m²

R. Informasi (20 Orang) 1 unit = 30 m² AS 30,0 m²

Janitor 5 unit 1,5 x 1,5 = 2,25 m² SB 11,3 m²

Ruang Panel

Genset(ME) 1 unit 3 x 3,5 = 10,5 m² SB 10,5 m²

Penitipan Barang 2 unit 4 x 2 = 8 m² SB 16,0 m²

Gudang Penyimpanan 1 unit 3 x 3 = 9 m² SB 9,0 m²

Ruang Pompa 1 unit 3 x 3,5 = 10,5 m² SB 10,5 m²

Ruang Prlngkp Jenazah 1 unit 2 x 3 = 6 m² SB 6,0 m²

Ruang Bedug 1 buah 3 x 4 = 12 m² SB 12,0 m²

6.129 m²

Total: 9.761 m²

Sirkulasi 20% Total Keseluruhan: 11.711

Kelompok Kegiatan Jenis Ruang Kapasitas Luas Standar Sumber Total Luas (m²) Total Kelompok

Penduk

ung

Museum Lobby 200 orang 0,88 x 0,3 = 0,263 m²/orang NAD 52,5 m²

R. Pamer 1 unit = 193,2 m² NAD 193,2 m²

245,7 m²

Urban Corridor Dan Kolam Air

Plaza Gerbang Komplek 4500 orang 0,88 x 0,3 = 0,263 m²/orang NAD 1181,3 m²

Sovenir 180 unit = 3 m² AS 540 m²

Gazebo 20 unit 2 x 2 = 4 m² AS 80 m²

Pkl Rokok 20 unit = 2 m² AS 40 m²

(28)

III - 28

Wartel 2 unit = 2 m² AS 4 m²

PKL Bunga 20 unit = 2 m² AS 40 m²

Pkl Minyak Wangi 20 unit = 2 m² AS 40 m²

KM/WC 10 unit 1 x 1,5 = 6 m² NAD 60 m²

Kamar Mandi / WC

Difable 1 Unit 1.7 x 1,7 = 2.9 m²/orang DA 2.9 m²

Taman Air 200 orang 0,88 x 0,3 = 0,263 m²/orang NAD 52,5 m²

Pondok Inap 9 unit 36 m² AS 324 m²

2.514,8 m²

total: 2.760,5 m²

Sirkulasi 40%

Total

Keseluruhan: 3.863,4

Kelompok Kegiatan Jenis Ruang Kapasitas Luas Standar Sumber Total Luas (m²) Total Kelompok

Penunjang

Yayasan Pembina 6 orang = 4 m² AS 24 m²

Pengurus 10 orang = 3 m² AS 30 m²

Pengawas 10 orang = 3 m² AS 30 m²

84 m²

Poliklinik R. Pemeriksaan 1 unit = 21 m² NAD 21,0 m²

R. Tunggu 10 orang 0,88 x 0,6 = 0,543 m²/orang NAD 5,4 m²

R. Perawatan 5 orang = 8 m² AS 40,0 m²

R. Dokter Dan Perawat 5 orang = 4 m² AS 20,0 m²

Toilet 4 unit 1 x 1,5 = 6 m² NAD 24,0 m²

110,4 m²

total: 194,4 m²

sirkulasi 30%

total

keseluruhan: 252,8

(29)

III - 29 Kelompok

Kegiatan Jenis Ruang Kapasitas Luas Standar Sumber Total Luas (m²) Total Kelompok

Serv

is

Keamanan Pos Jaga 10 unit = 1,5 m² AS 15,0 m²

R. Genset 1 unit = 30 m² AS 30,0 m²

ME 2 unit = 45 m² AS 90,0 m²

Gudang 1 unit = 10 m² AS 10,0 m²

145,0 m²

Parkir Parkir Pengelola 6 mobil = 12,25 m² NAD 73,5 m²

Yayasan, Sesepuhan 20 motor = 1,5 m² NAD 30,0 m²

103,5 m²

R. Istirahat 1 Unit = 6 m² AS 6 m²

Warung 20 Unit = 6 m² AS 120 m²

Km/Wc 10 Unit 1 x 1,5 = 6 m² NAD 60 m²

Kamar Mandi / WC

Difable 2 Unit 1.7 x 1,7 = 2.9 m²/orang DA 5.8 m²

Mushola 1 Unit = 25 m² AS 25 m²

217 m²

Parkir Wisatawan 4500 orang

Asumsi Bus 50%

(@40 orang) 60 bus = 40 m² NAD 1800 m²

Asumsi Mini Bus 20%

(@20 orang) 45 minibus = 30 m² NAD 900 m²

Asumsi Mobil 10%

(@5 orang) 90 mobil = 14,56 m² NAD 918 m²

Asumsi Motor 15%

(@2 orang) 340 motor = 1,5 m² NAD 510 m²

Asumsi Angkutan 3% 135 orang 0,88 x 0,3 = 0,263 m²/orang NAD 35,4 m²

Asumsi Sepeda 2%

(@1 orang) 90 sepeda = 1 m² NAD 90 m²

(30)

III - 30

total: 6101 m²

Sirkulasi 30%

Total

Keseluruhan: 8000 m²

Total Luas Bangunan = 24.065 m²

 Minus parkiran = 24.065m² - 5641 m² = 18.424 m²

 KLB = 1,8 KDB = 0,6 = 40%

 KLB : Luas lahan = luas lantai dasar : total lahan Lahan = 18.424: 1,8

= 10.235 m²

 KDB = L.Lantai Dasar : luas lahan L. Lantai dasar = 0,4 x 10.235 = 4094 m²

 L. Open Space = 10.235 – 4094 = 6141 m²

- KDB di jadikan 40% karena membutuhkan openspace yang besar.

PENGELOMPOKAN JENIS RUANG LUAS (m²)

UTAMA MAKAM MASJID 3.632 6.124 TOTAL

SIRKULASI 20%

9.755 11.706 PENDUKUNG MUSEUM URBAN CORRIDOR DAN TAMAN AIR 246 2.512 TOTAL

SIRKULASI 40%

2.757 3.860 PENUNJANG YAYASAN POLIKLINIK 84 110 TOTAL

SIRKULASI 30%

194 253 SERVIS KEAMANAN ISTIRAHAT PARKIR 145 211 5641 TOTAL

SIRKULASI 30%

6101

8000

(31)

III - 31

Studi Kebutuhan Luas Bangunan Dan Lahan

KELOMPOK

KEGIATAN JENIS RUANG

TETAP

PENGEMBANGAN LUASAN

T TB PT PB

U

T

A

M

A

Makam

- Plaza Gerbang

Makam V V 1181 m²

- Tempat Berdoa

Makam V V 2109 m²

- Penerima Tamu V 16 m²

- Pengurus Makam V 25 m²

- Tempat Wudhu V 300 m²

= 3632 m²

Masjid

- Plaza Serambi

Masjid V 1181 m²

- Ruang Mihrab V 3,6 m²

- Ruang Mimbar V V 4,0 m²

- Ruang Imam V 3,0 m²

- R. Soundsytem V 12,0 m²

- Tempat Solat

Putra V V 2430 m²

- Hall Putra V V 886 m²

- R. Mengajai Putra V V 48 m²

- Perpustakaan

Putra V V 100 m²

- KM/WC Putra V V 9 m²

- Tempat Wudhu

Putra V V 38,4 m²

- Tempat Solat Putri V V 810 m²

- Hall Putri V V 295,3 m²

- R. Mengajai Putri V V 48,0 m²

- Perpustakaan

Putri V V 100,0 m²

- KM/WC Putri V V 9,0 m²

- Tempat Wudhu

(32)

III - 32

- R. Loker V 12,0 m²

- R. Informasi V 30,0 m²

- Janitor V 11,3 m²

- R. Panel Genset V 10,5 m²

- Penitipan Barang V 16,0 m²

- Gudang

Penyimpanan V 9,0 m²

- R. Pompa V 10,5 m²

- R. Perlengkapan

Jenazah V 6,0 m²

- R. Bedug V 12,0 m²

= 6124

P

E

N

D

U

K

U

N

G

Museum - Lobby V 52,5 m²

- R. Pamer V 193,2 m²

=246 m²

Urban Corridor Dan Taman Air

- Plaza Gerbang

Komplek V V 1181 m²

- Sovenir V 540 m²

- Gazebo 80 m²

- Pkl Rokok V 40 m²

- Warung Makan V 150 m²

- Wartel V 4 m²

- PKL Menyan V 40 m²

- Pkl Minyak Wangi V 40 m²

- KM/WC V 60 m²

- Taman Air V V 52,5 m²

- Pondok Inap V 324 m²

= 2.512

P

E

N

U

N

JA

N

G

Yayasan - Pembina V 24 m²

- Pengurus V 30 m²

- Pengawas V 30 m²

= 84 m²

Poliklinik - R. Pemeriksaan V 21 m²

(33)

III - 33

- R. Perawatan V 40 m²

- R. Dokter Dan

Perawat V 20 m²

- Toilet V 24 m²

= 110 m²

S

E

R

V

IS

Keamanan - Pos Jaga V 15 m²

- R. Genset V 30 m²

- ME V 90 m²

- Gudang V 10 m²

= 145

Parkir - Parkir Pengelola V 73.5 m²

- Yayasan,

Sesepuhan V 30 m²

= 103,5

- Istirahat V V 211 m²

- Parkir Wisatawan V V 5641 m²

Keterangan:

- T = kondisi dan lokasi tetap

- TB = kondisi dan lokasi tetap tapi ada perubahan bentuk bangunan - PT = lokasi di pindahkan tapi fungsi bangunan tetap

- PB = lokasi pindah dan fungsi bangunan berubah

III. 1. 5 Citra Arsitektural

Bangunan - bangunan di lingkungan makam Sunan Kalijaga menggunakan langgam arsitektur tradisional setempat. Bangunan makam dan masjid Sunan Kalijaga merupakan bangunan cagar budaya yang berusia lebih dari 50tahun. Bangunan ini sudah mengalami perbaikan dan pengembangan dengan tetap menampilkan bangunan asli.

(34)

III - 34 Bangunan- bangunan di sekitar lingkungan makam Sunan Kalijaga ada yang bersifat modern, seperti rumah penduduk dan toko. Namun masih banyak yang mempertahankan rumah tradisional. Konsep bangunan tropis dengan ciri tritisan atap cukup lebar. Pada umumnya merupakan bangunan permanen, bahan aterial yang digunakan untuk dinding seperti batu bata dan genteng tanah liat sebagai atapnya.

III. 2 Analisa Pendekatan Sistem Bangunan

Kondisi eksisting pada bangunan makam dan masjid saat ini menggunakan material kayu sebagai bahan utamanya. Kayu pada struktur kolom dan atap. Pada bagian souvernir ada yang menggunakan dinding bata, namun ada juga yang menggunakan dinding kayu.

III. 2. 1 Studi Sistem Struktur Dan Enclosure

Adapun pertimbangan dalam pemilihan sistem struktur

 Kekokohan (strength)

 Kestabilan (stability)

 Kemampuan melayani (service ability)

 Keamanan (safety)

(35)

III - 35 Kategori struktur bangunan :

 Sub structure, yaitu perencanaan struktur bawah meliputi pondasi yang berfungsi menyalurkan beban bangunan ke tanah.

 Upper structure, yaitu kerangka bangunan yang terdiri dari elemen struktural meliputi kolom, balok, dan elemen- elemen terkait.

 Roofing sistem, yaitu penutup bangunan / atap bangunan yang berfungsi sebagai pelindung bangunan namun juga berifat menyalurkan gaya lateral.

 Walling sistem, yaitu dinding bangunan. Walling sistem dapat sebagai struktural seperti sistem core, dll.

 Levelling sistem, yaitu lantai bangunan untuk mendukung beban gravitasi baik beban mati maupun beban hidup yang bekerja padanya dan menyalurkan dalam sistem portal. Dalam prosesnya sistem lantai biasaya menahan gaya lentur, namun terkadang juga menahan gaya lentur dan gaya geser.

Sistem Struktur

Arsitektural : Sistem struktur dapat menambah kesan arsitektural bangunan pada lingkungan makam Sunan Kalijaga

Fungsional :Memudahkan pembagian ruang dan mempunyai

flesibilitas yang tinggi.

(36)

III - 36

Ekonomi dan pelaksanaan:Mudah dan relevan terhadap lingkungn sekitar

a. Pondasi

Struktur bawah / pondasi merupakan penyokong dari kekokohan berdirinya suatu bangunan. Dalam proses pembuatan pondasi, dibutuhkan penelitian mengenai kondisi tanah pada tapak yang akan dibangun, bagaimana kondisi aliran air di dalam tanah, dan pada kedalaman berapa tanah merupakan tanah keras.

Beberapa sistem struktur pondasi serta penggunaan material yang dapat menjadi alternatif, antara lain adalah :

P

o

n

d

a

si

Jenis Spesifikasi Keterangan

Pondasi batu kali

1-2lantai

- Pondasi batu kali berbahan dasar batu

kali.

- Ukuran standar minimal adalah 25 cm

pada lebar atas, dan 70-80 cm lebar

bawah.

- Konstruksi awal adalah perataan tanah

dasar dengan pemberian lapisan pasir

- pemasangan batu kali dengan posisi

berdiri (pasangan batu kosong),

- Susunan batu kosong (anstamping)

berfungsi untuk pengaliran air

(drainase), sehingga pondasi kering dari

air tanah di sekitar pondasi. Selain itu,

agar pondasi tidak mudah rusak akibat

terkena air tanah, badan pondasi diberi

plesteran kasar tebal +1,5 cm dengan

adukan spesi.

Kelebihan:

- Pelaksanaan mudah

- Waktu pengerjaan relative cepat

- Biaya pelaksanaan relatif murah

- Material mudah didapat

Kekurangan:

- Tidak diperkenankan untuk bangunan

bertingkat 2 bahkan lebih

Pondasi umpak

- Pondasi umpak merupakan sistem

struktur pondasi yang sangat cocok

untuk bangunan tahan terhadap gempa.

- Pondasi berbahan beton kosong tanpa

tulangan, campuran 1 PC : 1 ½ pasir : 2

½ krikil.

- Pondasi umpak berbentuk prisma

terpancung dengan ukuran penampang

Kelebihan:Waktu pengerjaannya cepat, proses pelaksanaana mudah, dan batu

belah mudah didapat (khususnya di

(37)

III - 37

atas 25 cm x 25 cm, bawah 60 cm x 60

cm, dan tinggi 90 cm.

- Bagian yang tertanam dari pondasi

umpak yaitu minimal 30 cm / sampai

tanah keras. Jarak maksimum antar

pondasi adalah 1,5 m. Setiap pondasi

umpak harus terikat satu sama lain

dengan balok pengikat.

Kekurangan: Batu belah di daerah tertentu sulit dicari, sehingga membuat

pembuatan pondasi ini memerlukan

biaya yang mahal.

Pondasi footplate, 2-3 lantai

- Pondasi footplat berbahan dasar beton

bertulang, dengan bentuk dasar persegi

atau persegi panjang.

- Campuran beton :

- 1 PC : 2 pasir : 3 krikil, atau

- 1 PC : 3 pasir : 5 krikil tebal 6 cm

- Campuran beton rapat air : 1 PC : 1 ½

pasir : 2 ½ krikil

Keuntungan:

- Dapat dibuat sesuai dengan bentuk

tanah

- Besar ukuran dapat ditambah sesuai

dengan

perhitungan

-

Adukan terdiri atas bahan

yang mudah

pengadaannya

Tabel 3.7 Macam Macam Pondasi

(38)

III - 38

b. Struktur Tengah (Plat lantai, kolom, balok, dinding)

St

ru

k

tu

r

T

e

n

ga

h

(Pl

a

t L

a

n

ta

i, Kolo

m,

B

a

lo

k

, Din

d

in

g)

Jenis Spesifikasi Keterangan

Struktur

Struktur Rangka

- Struktur bangunan dari baja,beton

bertulang,ataupun kontruksi

kayu/bambu dimana beban bangunan

hanya diterima oleh tiang/ kolom yang

membentuk kisi-kisi / membentuk

modul yang sudah di tentukan didalam

bangunan.

Kelebihan:

Kekuatan kolom, balok menjadikan

bangunan rigid. Penyaluran beban lebih

merata.

Kekurangan:

Penyusunan kolom, balok, harus

sepadan sehingga bentukan yang plastis

sulit diterapkan.

Struktur Dinding Masif

- Dapat berfungsi sebagai struktur luar

(selubung) maupun inti (core)

bangunan.

Kelebihan:

Menambah kekakuan bangunan dengan struktur sekaligus menjadi dinding luar.

Kekurangan:

Bangunan dengan sistem ini menjadi

bangunan yang kaku dan terbatas, sulit

untuk mengeksplore ruang di dalamnya

Struktur Dinding Sejajar

- Struktur juga dapat berfungsi sebagai

dinding partisi pembagi ruang.

Keuntungan:

Terdiri dari unsur-unsur bidang vertikal

yang dipraktekan oleh berat sendiri,

sehingga menyerap gaya aksi lateral

secara efisien.

Kekurangan:

Kurang disarankan bagi bangunan yang memiliki karakteristik bangunan yang membutuhkan ruang bebas Plat Lantai

Konstruksi kayu atau bambu

Plat lantai kayu bahan dasarnya adalah

papan kayu yang disusun menjadi satu

kesatuan. Ukuran umum papan kayu

untuk plat lantai adalah :

- Lebar papan : 20 – 30 cm.

- Tebal papan : 2 – 3 cm.

- Jarak balok – balok pendukung : 60 –

80 cm.

- Ukuran balok : 8/12, 18/14, 10/14.

Keuntungan:

Harga relative murah, Mudah dikerjakan,

Berat ringan

Kerugian:

Sifat bahan rembes air, tidak cocok

untuk KM di lantai atas, Mudah terbakar,

Dapat dimakan rayap, Mudah rusak oleh

pengaruh cuaca apabila tidak ada diberi

pelapis kayu untuk pelindung keawetan.

Gambar 3.6 struktur rangka

Sumber:

aarsitek.blogspot.com

Gambar 3.7 struktur dinding masif

Sumber: aarsitek.blogspot.com

Gambar 3.8 struktur dinding sejajar

(39)

III - 39

- Bentang : 3 – 3,5 m.

- Balok – balok kayu diletakkan di atas pasangan bata 1 batu atau ditopang

oleh balok beton.

Beton - Pada plat lantai beton, dipasang tulangan baja di ke-dua arah, tulangan

silang, untuk menahan momen tarik

dan lenturan.

Keuntungan: Daya dukung besar. Isolasi suara baik, Tidak dapat terbakar,

dapat lapis kedap air, Bahan awet.

Pelingkup Dinding

batu bata

- Digunakan sebagai penutup ruangan,

yang

khususnya

pada bagian

exterior.

Keuntungan: Kedap air, sehingga jarang terjadi rembesan pada tembol

akibat air hujan. Keretakan relatif jarang

terjadi. Kuat dan tahan lama.

Kerugian: Waktu pemasangan lebih lama dibandingkan batako dan bahan

dinding lainnya. Biaya lebih tinggi

Dinding AAC

(Autoclaved Aerated Concrete)

- Jenis AAC (Autoclaved Aerated

Concrete) yaitu beton ringan berpori

dipakai karena memiliki modul bahan

yang besar, mudah pemasangan dan

fleksibel,

finishing

mudah.

Keuntungan: Pemasangan lebih cepat. Penggunaan rangka beton pengakunya lebih luas. Ringan dan mempunyai kekedapan suara yang baik.

Kerugian: Tidak semua tukang pernah memasang bata jenis ini.

Hanya toko material besar yang menjual

dan penjualannya dalam jumlah m3

Gambar 3.9 plat lantai kayu

Sumber: aarsitek.blogspot.com

Gambar 3.10 plat lantai beton

Sumber: aarsitek.blogspot.com

Gambar 3.11 dinding batu bata

Sumber: aarsitek.blogspot.com

Gambar 3.12 dinding AAC

(40)

III - 40

Dinding sirap

- Konstruksi dinding sirap dipaku dengan paku kepala datar ukuran 1’’ pada papan atau reng, 2 – 4 lapis tergantung dari kualitas sirap. Dinding papan sirap

berukuran sekitar + 55 – 60 cm.

Keuntungan:

Tahan lama.,

Tidak

membutuhkan

perawatan

khusus.

Dinding batu alam

- Dinding batu alam berbahan dasar

batu kali utuh atau pecahan batu

cadas. Pemasangan siar vertikal

dipasang selang – seling. Penyatuan /

perekatan batu dengan pemberian

adukan campuran 1 kapur : 1 tras

untuk bagian dinding di bawah

permukaan tanah, ½ PC : 1 kapur : 6

pasir untuk bagian dinding di atas

permukaan tanah. Ketebalan minimum

dari dinding batu alam adalah 30 cm.

Penutup lantai Keramik

Bekas

- Memunculkan kesan estetis dan hemat

energy

Kayu - Lantai kayu memberikan kesan alami dan hangat.

Kelebihan : Memberi kesan alami serta hangat, Memiliki nilai estetika tinggi.

Kelemahan : Mudah terbakar dan tergores, Dapat menyusut dan memuai

terhadap cuaca, Tidak tahan terhadap

genangan air dan suhu lembab., Mudah

diserang rayap, Harga relatif mahal.,

Pemasangan secara khusus.

Perawatan : Diberi pelapis pada kayu sebelum proses pemasangan., Jika

terkena tumpahan noda harus segara

dibersihkan.

Gambar 3.13 dinding sirap

Sumber: aarsitek.blogspot.com

Gambar 3.14 dinding batu alam

Sumber: aarsitek.blogspot.com

Gambar 3.15 lantai bekas keramik

Sumber: mmembangunrumah88

70.blogspot.com

Gambar 3.16 lantai kayu

Sumber:

(41)

III - 41

Plester - Bahan dasar terbuat dari campuran semen dan pasir.

Kelebihan : Harga murah., Pelaksanaan pembuatan lantai mudah.

Kekurangan : Jika terkena asam / cuka pada lantai tersebut, akan meninggalkan

bekas noda dan sulit untuk dihilangkan.,

Perawatan dengan disapu dan dipel.

c. Atap

Aspek –aspek Karakteristik

Arsitektural Sistem pondasi dapat menambah kesan arsitektural bangunan pada lingkungan makam.

Fungsional Menyalurkan beban lateral dan sebagi pelindung bangunan

Kekuatan dan stabilitas struktur

tahan terhadap air hujan, panas matahari

Ekonomi dan pelaksanaan

Mudah pemasangan dan relevan terhadap lingkungan sekitar.

St

ru

k

tu

r

A

ta

s

(

A

ta

p

)

Jenis Spesifikasi Keterangan

Atap

Penutup Atap

Rumbia atau

jerami -

Kelebihan:

Salah satu Ciri arsitektur nusantara.

Memunculkan nuansa pedesaan yang

alami.

Kekurangan:

Mudah Terbakar.

Genteng Pelapis genteng tanah liat :

Natural.

Galzuur : Sejenis coating yang

Kelebihan : Murah, Ringan namun cukup kuat (tidak mudah mecah).

Gambar 3.17 lantai lapis plester

Sumber: mmembangunrumah8870.blogspot.com

Gambar 3.18 atap sirap

Sumber: septanabp.wordpress.com

Tabel 3.8 Macam Macam Dinding

Sumber: Ilmu Sipil.Com

Tabel 3.9 Aspek Pada Atap

(42)

III - 42

berfungsi untuk menutup pori – poti

pada genteng dan member efek

mengkilap pada permukaan genteng.

Kekurangan : Mudah berlumut., Membutuhkan reng banyak

Sirap Berasal dari kayu ulin yang dikenal juga d engan nama kayu besi atau

kayu bulian. Kayu ulin memilii

ketahanan yang sangat baik

terhadap perubahan suhu,

kelembaban, dan pengaruh air laut.

Keuntungan:

Memiliki bahan yang ringan. Jenis atap ini mampu menjadi isolator panas yang baik, sehingga panas tidak masuk ke dalam ruang. Kekurangan:

Warna pada atap sirap cepat pudar

apabila terkena panas dan hujan.

Bahannya yang tipis, rentan mengalami

keretakan dan pecah.

Plafon

Gypsum Keuntungan:

Plafond gypsum memiliki kelebihan yaitu

hasilnya rata dan tanpa sambungan.

Kerugian:

Bahan yang digunakan terlalu berat.

Multiplexs . Keuntungan: Pemasangannya

multipleks tidak rumit, proses finishing

nya tidak memerlukan waktu lama

Kekurangan : Jika terdapat kebocoran dapat terlihat dengan jelas.

III. 2. 2 Studi Sistem Utilitas

a. Jaringan listrik

Jaringan listrik yang digunakan adalah jaringan PLN yang disalurkan ke lingkungan makam melalui tiang- tiang listrik PLN. Selain itu juga didukung oleh

Gambar 3.19 atap genteng

Sumber: septanabp.wordpress.

com

Gambar 3.20 atap siarap

Sumber: septanabp.wordpress.

com

Gambar 3.21 plafon gypsum

Sumber: septanabp.wordpress.

com

Gambar 3.22 plafon multiplexs

Sumber: septanabp.wordpress.

(43)

III - 43 Diagram 3.18 Jaringan Listrik

Sumber: google.com

adanya energi cadangan yang berasal dari genset sebagai sumber energi cadangan.

b. Jaringan air bersih

Sumber air bersih yang utama dari PAM, Pemanfaatan air hujan sangat bermanfaat untuk kebutuhan sehari- hari (toilet, cuci kendaraa, menyiram tanaman,dsb). Bak resapan ini dibuat di wilayah notobratan dan bangunan penunjang lainnya sehingga pemanfaatan air bersih dapat teratasi. Cara kerja sumur resapan:

- Air hujan ditampung lewat talang di setiap bangunan.

- Dari talang kemudian dialirkan ke bak tampung yang telah diberi filter berupa ijuk dan bebatuan.

- Air tampungan tersebut langsung disalurkan melalui pipa menuju bak dan bisa digunakan.

Pembuatan bak sumur resapan sangat mudah dengan membuat bak sedalam 3- 5 meter. Bak ini harus kedap air lalu diisi bebatuan dan paling atas ditaruh ijuk, murah dan tidak sulit agar air tetap tersimpan dengan baik maka bak ini harus ditutup rapat(tidak terkena sinar matahari. Kemudian didalam bak

MEE Equipment Ruang

Sub panel Sub panel Sub panel

PLN

Trafo Automatic transfer

Trafo

Main distribution

(44)

III - 44 sengaja dilubangi untuk pipa pembuangan apabila air ujan yang ditampung tersebut melebihi kapasitas.

c. Jaringan air kotor

Air hujan yang sudah tidak diperlukan dibuang ke saluran drainase, untuk air kotor yang berasal dari kamar mandi/ WC terlebih dahulu ditampung dalam sistem penglahan.

d. Jaringan sampah

Sampah yang dimaksudkan disini adalah sampah padat yang dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu sampah organik dan anorganik.

Sampah Organik adalah merupakan barang yang dianggap sudah tidak terpakai dan dibuang oleh pemilik/pemakai sebelumnya, tetapi masih bisa dipakai kalau dikelola dengan prosedur yang benar. Organik adalah proses yang kokoh dan relatif cepat, maka tanda apa yang kita punya untuk menyatakan bahwa bahan-bahan pokok kehidupan. Sampah organik adalah

WC(urine)

Saluran drainase komplek Peresapan Septictank

KM/ MCK

Air hujan Drainase

Diagram 3.19 JaringanAir Kotor

(45)

III - 45 sampah yang bisa mengalami pelapukan (dekomposisi) dan terurai menjadi bahan yang lebih kecil dan tidak berbau (sering disebut dengan kompos).

Sampah organik dikomposkan dengan cara sederhana, meggunakan tong- tong yang dilengkap dengan tutup dan lubangdibawahnya yang diberi pecahan genting atau batu bata untuk mengantisipasi tikus agar tidak masuk ke dalam tong tersebut.

Sampah organik dimasukkan ke dalam tong disiram dengan air setiap 4- 5 hari sekali terutama sampah organik yang kering. Penyiraman ini dilakukan agar sampah cepat membusuk kompos akan terbentuk selama 3-4 bulan.

Sampah anorganik adalah sampah yang dihasilkan dari bahan-bahan non-hayati, baik berupa produk sinterik maupun hasil proses teknologi pengolahan bahan tambang. Sampah anorganik ialah sampah yang dihasilkan dari bahan-bahan non hayati baik berupa produk sinterik maupun hasil prosses teknology pengelolahan bahan tambang atau sumber daya alam dan tidak dapat diuraikan oleh alam, Contohnya: botol plastik, tas plastik, kaleng.

Karena jenis sampah ini ada yang masih bisa didaur ulang maupun untuk dimanfaatkan ulang.

e. Pemadam kebakaran

(46)

III - 46 Ada beberapa jenis metode pengatasan kebakaran antara lain :

Sprinkler ini diaplikasikan pada fire sprinkler system menggunakan alarm check valve sebagai equipment utama.

Alarm check valves memiliki dua fungsi yaitu:

1. Memeriksa tekanan air yang masuk ke fire sprinkler sistem. 2. Memberikan alarm signal (dengan aliran air), baik secara

elektrik ataupun mechanical

Sebuah alarm check valve memiliki trim valve yang diperlukan untuk memberikan sounding alarm. Trim ini memiliki dua tipe; vertikal dan horizontal. (Lihat seperti gambar yang di atas).

Trim valve adalah pipa kecil yang diset dengan alarm check valve untuk memberikan fungsi khusus yaitu sounding alarm

dan juga drainase sistem otomatis.

 Sistem tabung gas, merupakan sistem penanganan kebakaran dengan menggunakan

tabung gas yang mengandung Nitrogen cair. Penempatan tabung gas pada

Gambar 2.24 tabung gas

Sumber: eljeperdanapt.indonetwork.co.id

Gambar 3.23 Sistem pemadam kebakaran

(47)

III - 47 tempat- tempat tertentu.

 Fire Hydrant

Fire Hydrant adalah sebuah terminal air berfungsi sebagai bantuan ketika terjadi kebakaran. Fire Hydarant ini juga berfungsi untuk mempermudah proses penanggulangan ketika bencana kebakaran.

f. CCTV

CCTV ( Closed Circuit Television ) adalah alat perekam yang menggunakan satu atau lebih kamera video dan menghasilkan data video ataupun audio.

Penempatan Kamera CCTV

Hal lain yang membedakan cara kerja kamera CCTV dengan cara kerja kamera video pada umumnya adalah penempatan kamera CCTV yang dipasang di tembok, atas plafon atau tempat strategis lainnya yang diperhitungkan dapat merekam suatu peristiwa atau kejadian di tempat tersebut dengan jangkauan lebih luas

Gambar 2.25 Fire Hydrant

Sumber: eljeperdanapt.indonetwork.co.id

Gambar 2.26 CCTV

Sumber: eljeperdanapt.indonetwork.co.id

Gambar 2.26 CCTV

(48)

III - 48

III. 2. 3 Studi Fisika Bangunan

a. Pencahayaan

Pencahayaan Alami

- Pencahayaan alami diperoleh dari sinar matahari dan terang langit.

- Pencahayaan alami dapat diperoleh pada jenjang waktu tertentu, yaitu pagi hingga sore hari yaitu pada pukul 09.00 – 16.00 WIB.

Cahaya dari Bukaan Atap dan Dinding

Cahaya yang masuk ke dalam ruangan dari samping melalui jendela memiliki jangkauan yang terbatas, maka untuk ruangan yang tidak terkena jangkauan akan tetap gelap. Untuk mengatasinya, dapat dengan cara mempertinggi perletakan serta ukuran jendela. Agar pencahayaan dapat masuk merata ke seluruh ruang dalam bangunan, diperlukan bukaan dari dua arah, dapat dengan bukaan jendela juga dengan bukaan atap.

Sedangkan pencahayaan yang didapat dari lubang bukaan bertingkat, akan lebih menguntungkan dikarenakan cahaya pada bukaan tinggi akan menyinari ruang dalam yang belum terkena cahaya dari bukaan di bawahnya.

Namun pembuatan bukaan tidak dengan lubang bukaan terlalu dekat pada dinding belakang ruang, karena hal tesebut akan menyebabkan kesialuan pada mata.

Untuk melindungi bangunan dari panas terik matahari, dapat dengan cara :

Gambar 3.27 : Lubang Ventilasi pada Dinding dan Atap

Sumber : Frick, Heinz. Arsitektur Ekologis Jilid - 1

Gambar 3.28 : Pelindung Lubang Ventilasi

(49)

III - 49

Pencahayaan Buatan

- Pencahayaan buatan merupakan cahaya yang diperoleh dari hasil kinerja buatan. - Penggunaan pencahayaan buatan digunakan pada saat malam hari / setelah

pencahayaan alami tidak dapat didapatkan.

- Pencahayaan buatan yang digunakan pada lingkungan makam ini diantaranya adalah dengan :

Lampu dengan Listrik Lampu tanpa Listrik

Penggunaan pencahayaan buatan / lampu dengan listrik adalah pada ruang – ruang tertutup saja (yang masih memungkinkan untuk terjadinya aktivitas pada malam hari), yaitu : ruang kantor, museum, penginapan, masjid. Alternatif jenis lampu yang akan digunakan adalah :

Penggunaan pencahayaan buatan / lampu tanpa listrik akan digunakan pada ruang – ruang terbuka dalam kawasan, juga digunakan pada seluruh area sirkulasi pada kawasan baik indoor atau outdoor.

Alternatif jenis pencahayaan buatan tanpa listrik yang akan digunakan adalah :

Gambar 3.29 : Lampu Corak Jawa

Sumber : www.google-image.com

Gambar 3.30 : Lampu Jaman Dahulu

Sumber : www.google-image.com

Gambar 3.28 : Pelindung Lubang Ventilasi

(50)

III - 50

b. Penghawaan

Penghawaan alami

Penghawaan pada daerah ini akan mengoptimalkan penghawaan alami yang didapat dari pergerakan angin dan matahari. Untuk dapat mengoptimalkan penghawaan alami masuk ke dalam seluruh ruang pada bangunan, penataan bukaan pada bangunan harus merespon terhadap arah angin setempat, sehingga dapat terjadi proses pertukaran angin dalam bangunan (cross ventilation).

P

III. 2. 4 Studi Pemanfaatan Teknologi

Rain harvesting adalah tempat untuk menampung air hujan, terjadi pengolahan air pada sistem rain harvesting, hasil treatment pengolahan air

Gambar 3.27 : Lubang Ventilasi pada Dinding dan Atap

(51)

III - 51 tersebut kemudian dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan rumah tangga sehari

– hari, namun tidak untuk memasak atau diminum.

III. 3 Analisa Konteks Lingkungan

Monografi Kelurahan Kadilangu tahun 2013:

1. Luas dan batas wilayah

Kelurahan kadilanguLuas Lahan 218.100 Ha Batas Wilayah:

 Utara : Ds. Botorejo

 Selatan : Ds. Kendal Doyong

 Barat : Kel. Bintoro

 Timur :Ds. Botorejo Jumlah RT 16, Jumlah RW 6.

2. Kondisi geografis

 Ketinggian tanah dari permukaan laut : 4m

 Banyaknya curah hujan : 316 mm/thn

 Topografi : dataran rendah

 Suhu udara rata-rata : 26’ –32’ c 3. Orbitasi (jarak dari pusat pemerintahan)

Gambar 3.31 : Rain Harvesting System

(52)

III - 52

 Jarak dari pusat pemerintahan kec. : 2 km

 Jarak dari ibukota kabupaten : 2 km

 Jarak ibukota provinsi : 25 km

 Jarak dari ibukota negara : 626 km 4. Pertanahan

 Tanah kas kelurahan : -- Ha

 Tanah bersertifikat : -- Ha

 Tanah tak bersrtifikat : 218.100 Ha 5. Prasarana dan sarana

 Kantor pemerintahan kelurahan : 1 unit

 Kantor LKMD : 1 unit

 Balai pertemuan : 1 unit

 Kantor PKK dan perpustakaan : 1 unit 6. Kependudukan

 Jenis kelamin,

- laki laki :1528 orang,

- perempuan :1817 orang

- total :3345 orang

 Kepala keluarga 964 KK

 Agama

- Islam : 3334 orang,

- Kristen : 6 orang,

- Katholik : 4 orang,

- Hindu : tidak ada,

(53)

III - 53

 Kelompok pendidikan ,

- 04-06 tahun : 288 orang, - 07 – 12 tahun : 234 orang, - 13 – 15 tahun : 181 orang

 Tenaga kerja

- 20 – 26 tahun : 371 orang, - 27 – 40 tahun : 731 orang .

 Mata pencaharian:

- Karyawan : 268 orang

- Wiraswasta : 584 orang

- Petani : 93 orang

- Pertukangan : 36 orang

- Buruh tani : 25 orang

- Pensiunan : 63 orang

- Nelayan : 2 orang

- Jasa : 501 orang

7. Sarana dan prasarana

 Wajib pajak 1.163 orang, SPPT 1163 buah

 Sarana peribadatan:

- Masjid : 1 buah

- Musholla : 9 buah

- Pondok pesantren : 1 buah

- Madrasah : 2 buah

(54)

III - 54 8. Permukiman

 Rumah permanen : 601 buah

 Rumah semi permanen : 85 buah

 Rumah non permanen : 166 buah 9. Kebudayaan

 Jenis kesenian / kebudayaan : 2 jenis

 Kelompok kesenian / kebudayaan : 3 kelompok

Lingkungan makam Sunan Kalijaga, Kelurahan Kadilangu,Kabupaten

Demak

Daerah publik

1. Makam – masjid ,

 kegiatan religius, dari warga sekitar dan wisatawan.

 Urban space belum terlihat.

2. Corridor

 Pusat dari kegiatan ekonomi dan aktivitas sosial dan budaya.

 Ruang yang tercipta monoton.

Kualitas dan kuantitas ruang publik pada lingkungan ini belum mewadahi kebutuhan untuk tempat wisata.

Daerah Privat

(55)

III - 55

Analisa SWOT

Strength ( Kekuatan)

- Akses pencapaian menuju wisata religi Sunan Kalijaga Mudah, namun sulit untuk akses ke makam dan masjidnya, pengunjung harus melewati corridor yang sempit dan hanya memiliki 1 pintu masuk.

- Mempunyai 1 akses jalan utama dengan lebar jalan ± 5,5 meter jalan beraspal, dan 1 jalan sekunder dengan lebar jalan ± 3 meter jalan beton. - Merupakan salah satu wisata unggulan di Kabupaten Demak.

- Kondisi lingkungan yang sudah terkenal sebagai wisata religi dan cagar budaya.

Weakness (Kelemahan)

- Akses sirkulasi didalam kawasan yang kurang pengolahan sehingga jarak antar fasilitas terasa jauh.

Solusi :

Pengolahan kembali lapak- lapak PKL, sehingga tidak menggangggu/ menutupi view dari tapak.

Pengolahan kembali ruang luar pada kawasan wisata, sehingga dapat memaksimalkan pemanfaatannya.

- Kurangnya fasilitas untuk mendukung wisata ziarah makam. Solusi :

(56)

III - 56

Opportunity (Peluang)

- Kebijakan yayasan, pemerintah baik pusat maupun daerah daerah sangat mendukung dengan adanya pengembangan dan penataan Kawasan Wisata religi Makam Sunan Kalijaga di Kabupaten Demak.

- Wisata ini selalu bertambah tiap tahunnya karena menjadi tren baru dalam beribadah.

Threath (Tantangan)

- Tuntutan akan kebutuhan sarana dan prasaranapendukung wisata dengan lebih lengkap agar dapat bersaing dengan kawasan wisata lain.

- Pengembangan dan penataan lingkungan Makam Sunan Kalijaga sehingga memudahkan dan memberikan kenyamanan kepada pengunjung.

(57)

III - 57

Lingkungan Makam Dan Masjid Kadilangu (Konteks Lingkungan)

Gambar 3.32 Kelurahan Kadilangu

Sumber: Kelurahan Kadilangu

Luas kelurahan kadilangu: 218,100 Ha Luas wilayah kadilangu : 23Ha

Luas makam dan masjid kadilangu: 0.7Ha Luas wisata religi makam: 1.5 Ha

Kolam air

merupakan kolam yang sudah ada dpada jaman kerjaan demak, kolam kurang terawat. Fungsi dari kolam tiap harinya untuk area memancing warga sekitar, namun tidak ramai karena kuantitas ikan yang tidak banyak,

Kolam digunakan warga saat kekeringan untuk menyiram tanaman dan kebutuhan air lainnya,

Luasan 3800 m2 dengan kedalaman 2,5-3m

Makam dan Masjid Kadilangu merupakan magnet dari wisata religi ini. Banyak kegiatan yang ada di lingkungan ini, namun fasilitas belum memadai untuk menunjang kegiatan tersebut.

Seperti sesaknya tempat berdoa di makam.

Ruang publik belum terkoordinir dengan baik, masih bersifat natural. Keadaan jalan tidak memenuhi untuk jalur pariwisata. Seharusnya ada pelebaran jalan untuk lalu lintas bus yang

menganggkut para wisatawan.

Daerah ini belum menunjukan sebagai wisata religi. Perletakan para pedagang souvenir dan makanan belum terorganisir dengan baik. Potensi dari lingkungan belum terkoordinir dengan baik

Ruang publik sudah terkoordinir dengan baik, dengan adanya penutup atap sepanjang koridor PKL.

Namun keberadaan PKL ini mengganggu sirkulasi pejalan kali. Dan letak dari pkl ini menutupi lingkungan makam Sunan Kalijaga yang merupakan magnet dari

wisata ini.

Gambar 3.33 Lingkungan Makam Dan Masjid Kadilangu (Konteks Lingkungan)

(58)

III - 58

Pembagian Segmen

Gambar 3.34 Lingkungan Makam Dan Masjid Kadilangu (Pembagian Segmen)

Segmen 1

Segmen 2 Segmen 3 Segmen 4

Segmen 5

Segmen 6

(59)

Gambar

Tabel  3.1 Jumlah Pengunjung Makam Dan Masjid Kadilangu
Tabel  3.2 Perencanaaan Pengembangan Fasilitas Dan Pelaku
Tabel  3.3 Kebutuhan Ruang Wisata Religi
Gambar 3.1. Ukuran Manusia Saat Berdoa
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil pengolahan data, diperoleh ragam konsep diri. Ragam konsep diri yang muncul seperti, diri yang besar dan kuat, sehat atau sakit, rapi dan tampan terkait dalam aspek

Karena berkat rahmat dan hidayat-Nya, sehingga saya dapat melaksanakan skripsi sampai proses penyusunan skripsi ini dengan baik, Laporan ini saya persembahkan

Alat pencampuran garam dan air ini menggunakan motor mixing, pompa dan motor untuk membuka / menutup sliding tanki garam yang kemudian akan dilakukan mixing

Pengembangan Sarana dan Prasarana untuk Proteksi kebakaran Kota Surabaya 1 Kota 2017 1.500 Pengembangan dan Perbaikan Fasilitas Proteksi Kebakaran Kel. Sidotopo 1 Kawasan 2017

Kajian aspek teknis dibatasi pada pengangkutan sampah dari Tempat Penampungan Sementara (TPS) ke Tempat Pemrosean Akhir (TPA) Aertembaga yang berlokasi di

Sehingga diharapkan dari penelitian ini diketahui pengaruh perubahan massa roller dan konstanta pegas terhadap performa kendaraan Vario 125 PGM-FI dilihat dari

Tujuan dari sistem adalah untuk menyimpan data dan mengubahnya ke informasi yang terorganisir yang dapat diakses dengan mudah, sehingga putusan-putusan yang

Peraturan   Pemerintah