• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG HIV/AIDS PADA SISWA KELAS IX DI SMP NEGERI 4 BOYOLALI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG HIV/AIDS PADA SISWA KELAS IX DI SMP NEGERI 4 BOYOLALI"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Maternity : Jurnal Kebidanan dan Ilmu Kesehatan 56 TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG HIV/AIDS

PADA SISWA KELAS IX DI SMP NEGERI 4 BOYOLALI

Knowledge Level Of Teen About HIV / AIDS On Students In Class IX SMP 4 Boyolali

Dian Puspita Sari, Nur Hikmah

Akademi Kebidanan Citra Medika Surakarta

ABSTRACT

The population continues to increase and the lack of knowledge about the Human Immuno Virus or Acquired Immuno Deficiency Syndrome (HIV / AIDS) is a major problem for the countries in the world. According to reports from the World Health Organization (WHO) and the Joint United Nations Programme on HIV / AIDS (UNAIDS), in 2012 about 34 million people worldwide currently suffer from HIV / AIDS and this figure shows the increase compared with the figure in 2007 is 33, 2 million caused by high levels of infection. Preliminary studies conducted by interviews with five students, two students did not know about HIV / AIDS and 3 students only know about HIV / AIDS is a communicable disease and lowered immunity. This study aims to determine the level of knowledge of adolescents about HIV / AIDS in class IX in SMPN 4 Boyolali.

The methode used Quantitative descriptive, where the population is all students of class IX SMP Negeri 4 Boyolali with a sample of 100 students with Probability Sampling technique by means of Proportional Stratified Random Sampling, research instruments using the enclosed questionnaire using univariate analysis.

Based on the analysis of data obtained level of knowledge about HIV / AIDS with the category of either 78 respondents (78%), followed by the category of pretty 20 respondents (20%), and were knowledgeable about 2 respondents (2%). In this study demonstrate the level of knowledge of adolescents about HIV / AIDS is mostly in good category is 78 respondents (78%).

For teens are expected to be able to maintain knowledge about HIV / AIDS and seek information from health workers to prevent the risk of HIV / AIDS.

(2)

Maternity : Jurnal Kebidanan dan Ilmu Kesehatan 57 ABSTRAK

Jumlah penduduk yang terus meningkat dan rendahnya pengetahuan tentang Human Immuno Virus atau Acquired Immuno Deficiency Syndrom (HIV/AIDS) merupakan masalah besar bagi Negara-negara di dunia. Menurut laporan dari World Health Organization (WHO) dan Joint United Nations Programme on HIV/AIDS (UNAIDS), tahun 2012 sekitar 34 juta orang di dunia saat ini menderita HIV/AIDS dan angka ini menunjukan kenaikan dibandingkan dengan angka di tahun 2007 yaitu 33,2 juta yang diakibatkan oleh infeksi tingkat tinggi. Studi pendahuluan yang dilakukan dengan wawancara pada 5 siswa, 2 siswa belum mengetahui tentang HIV/AIDS dan 3 siswa hanya mengetahui tentang HIV/AIDS merupakan penyakit menular dan menurunkan kekebalan tubuh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja tentang HIV/AIDS pada siswa kelas IX di SMP Negeri 4 Boyolali.

Penelitian menggunakan Deskriptif Kuantitatif, dimana populasinya adalah seluruh siswa kelas IX SMP Negeri 4 Boyolali dengan sampel 100 siswa dengan tekhnik Probability Sampling dengan cara Proportional Stratified Random Sampling, instrumen penelitian dengan menggunakan kuesioner tertutup menggunakan analisis univariat.

Berdasarkan analisis data didapatkan tingkat pengetahuan tentang HIV/AIDS dengan kategori baik 78 responden (78%), diikuti kategori cukup 20 responden (20%), dan yang berpengetahuan kurang 2 responden (2%). Dalam penelitian ini menunjukkan tingkat pengetahuan remaja tentang HIV/AIDS sebagian besar dalam kategori baik yaitu 78 responden (78%).

Bagi remaja diharapkan untuk bisa mempertahankan pengetahuan tentang HIV/AIDS dan mencari informasi dari tenaga kesehatan untuk mencegah terjadinya resiko HIV/AIDS.

Kata kunci : Tingkat pengetahuan, Remaja, HIV/AIDS

PENDAHULUAN

Jumlah penduduk yang terus meningkat dan rendahnya pengetahuan tentang Human Immuno Virus atau Acquired Immuno Deficiency Syndrom

(HIV/AIDS) merupakan masalah besar bagi Negara-negara di dunia. Menurut laporan dari World Health Organization (WHO) dan Joint United Nations

Programme on HIV/AIDS (UNAIDS),

tahun 2012 sekitar 34 juta orang di dunia

saat ini menderita HIV/AIDS dan angka ini menunjukan kenaikan dibandingkan dengan angka di tahun 2007 yaitu 33,2 juta yang diakibatkan oleh infeksi tingkat tinggi (Qusnul, 2013).

(3)

Maternity : Jurnal Kebidanan dan Ilmu Kesehatan 58 Fatality Rate) akibat AIDS pada periode

2000-2012 secara umum cenderung menurun. Pada tahun 2012 Angka kematian CFR (Case Fatality Rate) AIDS di Indonesia sebesar 3,17% (Kemenkes RI, 2012).

Namun menurut laporan pada tahun 2013 perkembangan jumlah kasus baru HIV positif kembali mengalami peningkatan secara signifikan, dengan kenaikan mencapai 35% dibanding tahun 2012. Secara kumulatif, kasus AIDS sampai dengan tahun 2013 sebesar 52.348 kasus (Kemenkes RI,2013).

Kasus HIV/AIDS di Indonesia harus ditanggapi secara serius, karena jumlah penderita terus meningkat dari

tahun ke tahun. Cara penularan terbanyak adalah melalui hubungan heteroseksual (51,3%), Injection Drug User atau pengguna narkoba suntik

(39,6%), lelaki seks atau gay (3,1%) dan perinatal atau dari ibu pengidap HIV/AIDS kepada bayinya (2,6%) (Hutapea, 2011).

Sementara jumlah kematian karena AIDS di Jawa Tengah tahun

2012 sebanyak 149 kasus, lebih banyak dibanding tahun 2011 yang hanya 89 kasus. Dengan kata lain kasus tersebut merupakan kasus yang tidak hanya sedikit. Peningkatan kasus AIDS ini dikarenakan upaya penemuan atau pencarian kasus yang semakin intensif oleh pemerintah (Depkes Jawa Tengah, 2012).

Perkembangan penyakit HIV/ AIDS di Kabupaten Boyolali beberapa waktu terakhir yang dinilai cukup mengkhawatirkan karena terjadi pertambahan jumlah penderita baru, yaitu rata-rata mencapai 10 orang setiap

bulan. Dari data yang ada, tercatat ada 211 kasus HIV/AIDS di Kabupaten Boyolali. Dan hingga awal November

2013, tercatat ada 6 penderita HIV/AIDS di Kabupaten Boyolali yang meninggal dunia (Widiyastuti, 2013).

(4)

Maternity : Jurnal Kebidanan dan Ilmu Kesehatan 59 merupakan penyakit menular dan

menurunkan kekebalan tubuh.

Tujuan umum penelitian ini yaitu untuk mengetahui gambaran pengetahuan remaja tentang HIV/AIDS pada siswa kelas Ixdi SMP Negeri 4 Boyolali.

METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 4 Boyolali. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IX SMP negeri 4 Boyolali dengan jumlah 253 orang. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 100 orang. Kriteria responden yang

digunakan dalam penelitian ini adalah insklusi dan eksklusi. Sampel ini menggunakan teknik Probability Sampling dengan menggunakan Proportional Stratified Random

Sampling.

Data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Data dalam penelitian ini dapat diolah dengan

cara editing, coding sheet, data entry dan tabulasi. Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisa univariat, dimana analisa ini menghasilkan distribusi dan presentase dari tiap variabel.

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

Pengambilan data primer dilakukan di SMP Negeri 4 Boyolali. Sampel dalam penelitian ini siswa SMP Negeri 4 Boyolali kelas IX. Pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah proportional stratified random sampling dengan sampel 100 responden. Hasil penelitian dapat disajikan dalam

tabel seperti di bawah ini :

Tingkat Pengetahuan Remaja tentang HIV/AIDS

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Remaja tentang HIV/AIDS

No. Tingkat Pengetahuan

Jumlah Prosentase

1. Baik 78 78%

2. Cukup 20 20%

3. Kurang 2 2%

Total 100 100%

(5)

Maternity : Jurnal Kebidanan dan Ilmu Kesehatan 60 mempunyai tingkat pengetahuan yang

baik yaitu 78 orang (78%).

Tingkat Pengetahuan Remaja tentang Pengertian HIV/AIDS

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Remaja tentang Pengertian HIV/AIDS

No. Tingkat Pengetahuan

Jumlah Prosentase

1. Baik 78 78%

2. Cukup 18 18%

3. Kurang 4 4%

Total 100 100%

Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui bahwa dari 100 responden mayoritas responden mempunyai tingkat pengetahuan baik yaitu 78 responden (78%).

Tingkat Pengetahuan Remaja tentang Tanda dan Gejala HIV/AIDS

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Remaja tentang Tanda dan Gejala HIV/AIDS

No Tingkat Pengetahuan

Jumlah Prosentase

1. Baik 46 46%

2. Cukup 29 29%

3. Kurang 25 25%

Total 100 100%

Berdasarkan tabel 3 dapat diketahui bahwa dari 100 responden mayoritas responden mempunyai tingkat

pengetahuan baik yaitu 46 responden (46%).

1. Tingkat Pengetahuan Remaja tentang Penularan HIV/AIDS

Tabel 4. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Remaja tentang Cara Penularan HIV/AIDS

No Tingkat Pengetahuan

Jumlah Prosentase

1. Baik 86 86%

2. Cukup 12 12%

3. Kurang 2 2%

Total 100 100%

Berdasarkan tabel 4 dapat diketahui bahwa dari 100 responden mayoritas responden mempunyai tingkat pengetahuan baik yaitu 86 responden (86%).

Tingkat Pengetahuan Remaja tentang Bahaya HIV/AIDS

Tabel 5. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Remaja tentang Bahaya HIV/AIDS

No. Tingkat Pengetahuan

Jumlah Prosentase

1. Baik 78 78%

2. Cukup 19 19%

3. Kurang 3 3%

Total 100 100%

(6)

Maternity : Jurnal Kebidanan dan Ilmu Kesehatan 61 pengetahuan baik yaitu 78 responden

(78%).

Tingkat Pengetahuan Remaja tentang Cara Mencegah HIV/AIDS

Tabel 6. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Remaja tentang Cara Mencegah HIV/AIDS

No Tingkat Pengetahuan

Jumlah Prosentase

1. Baik 90 90%

2. Cukup 5 5% 3. Kurang 5 5%

Total 100 100%

Berdasarkan tabel 6 dapat

diketahui bahwa dari 100 responden mayoritas responden mempunyai tingkat pengetahuan baik yaitu 90 responden (90%).

Bahasan

Tingkat Pengetahuan Remaja tentang HIV/AIDS

Berdasarkan tabel 1 hasil distribusi tingkat pengetahuan remaja tentang HIV/AIDS sebagian besar responden berpengetahuan baik sebanyak 78 responden (78%). Hal ini dikarenakan dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya sumber informasi dari media elektronik maupun media massa yang diperoleh para remaja.

Sumber informasi adalah cara memperoleh suatu pengetahuan tentang cara-cara mencapai hidup sehat, cara pemeliharaan kesehatan, cara-cara menghindari penyakit dan sabagainya akan meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang hal tersebut. Selanjutnya dengan

pengetahuan-pengetahuan itu akan menimbulkan kesadaran mereka, dan akhirnya akan menyebabkan orang berperilaku sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya (Notoatmodjo, 2011).

Berdasarkan lingkungan di SMP Negeri 4 Boyolali, siswa mendapatkan informasi dengan adanya akses internet yang ada di area sekolah tersebut dan adanya perpustakaan dengan demikian dapat menambah pengetahuan remaja salah satunya yaitu HIV/AIDS.

Hal ini sama dengan penelitian yang pernah dilakukan oleh Kalina Putrie (2012) yang berjudul tingkat pengetahuan remaja tentang HIV/AIDS pada siswa kelas XI di SMA PGRI 1 Karangmalang Sragen sebanyak 53

(7)

Maternity : Jurnal Kebidanan dan Ilmu Kesehatan 62 HIV/AIDS baik dari penyuluhan tentang

HIV/AIDS, televisi, maupun membaca buku.

Tingkat Pengetahuan Remaja tentang Pengertian HIV/AIDS

Berdasarkan tabel 2 hasil distribusi tingkat pengetahuan remaja tentang pengertian HIV/AIDS sebagian besar responden berpengetahuan baik sebanyak 78 responden (78%). Hal ini dikarenakan dipengaruhi oleh faktor usia, usia dapat mempengaruhi pengetahuan.

Dalam penelitian ini mayoritas responden berusia 13 tahun, 14 tahun dan 15 tahun. Pada keadaan tersebut terlihat bahwa, semakin cukup usia, tingkat kematangan seseorang lebih matang dalam berfikir (Wawan dan Dewi, 2010).

Hal ini sama dengan peneltian yang dilakukan oleh Handayani (2003)

yang berjudul pengetahuan dan sikap siswa tentang HIV/AIDS Di SMU

Negeri 1 Wedi Klaten. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan bahwa ada hubungan antara pengetahuan dan sikap siswa SMA tentang HIV/AIDS.

Tingkat Pengetahuan Remaja tentang Tanda dan Gejala HIV/AIDS

Berdasarkan tabel 3 hasil distribusi tingkat pengetahuan remaja tentang tanda dan gejala HIV/AIDS sebagian besar responden berpengetahuan baik sebanyak 46 responden (46%). Hal ini dikarenakan dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya sosial budaya.

Tanpa disadari kebudayaan telah menanamkan garis pengarah sikap kita terhadap berbagai masalah. Kebudayaan telah mewarnai sikap anggota masyarakatnya, karena kebudayaanlah yang membari corak pengalaman

individu-individu masyrakat asuhannya. Sehingga sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapt mempengaruhi

dari sikap dalam menerima informasi (Wawan dan Dewi, 2010).

(8)

Maternity : Jurnal Kebidanan dan Ilmu Kesehatan 63 yang berjudul perilaku penularan

HIV/AIDS pada waria di wilayah Kabupaten Ponorogo. Berdasarkan hasil penelitian dari 37 responden didapatkan sebagian besar (59,5%) atau sejumlah 22 responden berperilaku positif sedangkan hampir setengahnya (40,5%) atau sejumlah 15 responden berperilaku

negatif.

Tingkat Pengetahuan Remaja tentang Cara Penularan HIV/AIDS

Berdasarkan tabel 4 hasil distribusi tingkat pengetahuan remaja tentang cara penularan HIV/AIDS sebagian besar

responden berpengetahuan baik sebanyak 86 responden (86%). Hal ini dipengaruhi oleh faktor lingkungan.

Mayoritas responden bertempat tinggal didaerah yang sudah ada fasilitas internet dan TV, sehingga lingkungan dapat memberikan informasi secara langsung mengenai cara penularan HIV/AIDS. Hal ini menunjukkan bahwa lingkungan dapat mempengaruhi pengetahuan remaja tentang cara penularan HIV/AIDS, karenakeadaan lingkungan remaja yang memberikan

informasi secara langsung cara penularan dari HIV/AIDS.

Lingkungan sangat berpengaruh dalan pembentukan sikap pribadi seseorang atau sikap seseorang (Wawan dan Dewi).

Hal ini sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Oktarina, Hanafi,

Budisuari (2009) menyatakan ada hubungan antara karakteristik responden, keadaan wilayah dengan pengetahuan, sikap terhadap HIV/AIDS pada masyarakat Indonesia.

Tingkat Pengetahuan Remaja tentang Bahaya HIV/AIDS

Berdasarkan tabel 5 hasil distribusi tingkat pengetahuan remaja tentang bahaya HIV/AIDS sebagian besar responden berpengetahuan baik sebanyak 78 responden (78%). Hal ini dikarenakan dipengaruhi oleh pengalaman, pengalaman yang banyak akan meningkatkan tingkat pengetahuan remaja tentang bahaya HIV/AIDS begitu juga sebaliknya.

(9)

Maternity : Jurnal Kebidanan dan Ilmu Kesehatan 64 pengetahuan sumber pengetahuan, atau

pengetahuan itu suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Oleh sebab itu, pengalaman pribadi pun dapat digunakan sebagai upaya untuk memperoleh pengetahuan. Hal ini dapat dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa lalu (Wawan dan Dewi, 2010). Mayoritas para remaja telah mendapatkan informasi mengenai HIV/AIDS dari guru BK saat pemberian materi.

Hal ini sama dengan penelitian

yang dilakukan oleh Qusnul (2010) yang berjudul pengaruh penyuluhan HIV/AIDS terhadap tingkat pengetahuan

wanita usia subur tentang HIV/AIDS di dukuh Kadrengan desa Joho kecamatan Mojolaban Sukoharjo. Hasil dari penelitian ada pengaruh penyuluhan HIV/AIDS terhadap tingkat pengetahuan wanita usia subur tentang HIV/AIDS. Mayoritas responden yaitu sebanyak 47 (85,5%) memiliki pengetahuan baik tentang HIV/AIDS dikarenakan telah

mendapat penyuluhan dengan metode ceramah dan leaflet.

Tingkat Pengetahuan Remaja tentang Cara Mencegah HIV/AIDS di SMP Negeri 4 Boyolali.

Berdasarkan tabel 6 hasil distribusi tingkat pengetahuan remaja tentang cara mencegah HIV/AIDS sebagian besar responden berpengetahuan baik sebanyak 90 responden (90%). Hal ini dikarenakan dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya sosial budaya.

Tanpa disadari kebudayaan telah menanamkan garis pengarah sikap kita terhadap berbagai masalah. Kebudayaan telah mewarnai sikap anggota masyarakatnya, karena kebudayaanlah yang membari corak pengalaman individu - individu masyarakat asuhannya. Sehingga sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapt mempengaruhi dari sikap dalam

menerima informasi (Wawan dan Dewi, 2010).

(10)

Maternity : Jurnal Kebidanan dan Ilmu Kesehatan 65 merupakan salah satu sekolah favorit,

sehingga peraturan sekolah harus ditaati. Hal ini sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Maiyusrita (2011) yang berjudul gambaran perilaku pencegahan HIV/AIDS pada TNI AU di Batalyon 467 Wing 1 Paskhasau, mengatakan Hasil analisis menunjukkan

bahwa variabel pengetahuan, keterpaparan sumber informasi, dan peran teman sejawat mempunyai hubungan yang bermakna terhadap perilaku pencegahan HIV/AIDS pada TNI AU di Batalyon 467 Wing 1 Paskhasau.

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

1. Pengetahuan remaja tentang HIV/AIDS pada siswa kelas IX mayoritas kategori baik.

2. Pengetahuan remaja tentang pengertian HIV/AIDS pada siswa kelas IX mayoritas kategori baik. 3. Pengetahuan remaja tentang tanda

dan gejala HIV/AIDS pada siswa kelas IX mayoritas kategori baik

4. Pengetahuan remaja tentang cara penularan HIV/AIDS pada siswa kelas IX mayoritas kategori baik. 5. Pengetahuan remaja tentang bahaya

HIV/AIDS pada siswa kelas IX mayoritas kategori baik.

6. Pengetahuan remaja tentang cara mencegah HIV/AIDS pada siswa

kelas IX mayoritas kategori baik.

Saran

1. Bagi Peneliti

Diharapkan peneliti atau penelitian selanjutnya melakukan penelitian lebih mendalam dengan waktu yang lebih lama serta memperhatikan lebih banyak variabel-variabel yang mempengaruhi misalnya pengaruh bentuk perilaku, sikap dan domain perilaku kesehatan.

2. Bagi Responden

Diharapkan dapat mempertahankan pengetahuan tentang HIV/AIDS dengan mencari informasi dari tenaga kesehatan.

3. Bagi Institusi Pendidikan

(11)

Maternity : Jurnal Kebidanan dan Ilmu Kesehatan 66 SMP-SMP yang lain agar bisa

mencegah terjadinya HIV/AIDS dan bisa untuk pembelajaran baik secara keilmuan dan pengembangan akademi.

4. Bagi Tenaga Kesehatan

Sebaiknya meningkatkan peran terutama dalam peningkatan pengetahuan kesehatan tentang HIV/AIDS dengan melakukan penyuluhan kesehatan.

5. Bagi Masyarakat

Diharapkan masyarakat lebih aktif dalam mencari informasi dari berbagai media yang ada, sehingga

para masyarakat memiliki wawasan dan pemahaman yang tinggi tentang HIV/AIDS agar terhindar dari

resiko-resiko terjadinya HIV/AIDS.

DAFTAR PUSTAKA

Depkes. Profil kesehatan Jawa Tengah.

2012. Didapat dari:

www.dinkesjatengprov.go.id.

Frimayanti S. Perilaku penularan hiv/aids pada waria di wilayah Kabupaten Ponorogo; 2012. Didapat dari : http:// jkptumpo-gdl-sitikhasli-230-1-abstrak-i.pdf.

Kemenkes RI. Profil kesehatan Indonesia. 2012. didapat dari : http://www.kemkes.go.id.

. Profil kesehatan Indonesia. 2013. didapat dari : http://www.kemkes.go.id.

Handayani S. Pengetahuan dan sikap siswa SMA tentang hiv/aids di SMU negeri 1 Wedi Klaten; 2003 Didapatdari : http://ipi 130842_2.pdf_Foxit Reader 2.3-[ipi 130842_2.pdf].

Hutapea R. AIDS dan PMS dan perkosaan. Jakarta: Rineka Cipta; 2011. h. 37.

Maiyusitra. Gambaran perilaku pencegahan hiv/aids pada TNI AU di batalyon 467 wing 1 paskhasau; 2011. Didapat dari : http://digital_20292775_S_Maiyus rita_Foxit Reader 2.3_ [digital_20292775_S_Maiyusrita_ pdf].

Notoatmodjo. S . Kesehatan masyarakat ilmu dan seni. Jakarta: Rineka Cipta; 2011. h. 167; 314-5.

(12)

Maternity : Jurnal Kebidanan dan Ilmu Kesehatan 67 Putrie K. Tingkat pengetahuan remaja

tentang hiv/aids pada siswakelas XI IPS di SMA PGRI 1 Karangmalang Sragen; 2012

Didapat dari

:http://digilib.stikeskusumahusada. ac.id/files/disk1/3/01gdlkalinaputr -1251-ktikali-i.pdf.

Qusnul NQ. Pengaruh penyuluhan hiv/aids terhadap tingkat pengetahuan wanita usia subur tentang hiv/aids di dukuh Kadrengan desa Joho kecamatan Mojolaban Sukoharjo: Akbid Citra Mediaka: 2013.

Wawan W dan Dewi M. Teori dan pengukuran pengetahuan, sikap dan perilaku manusia. Yogjakarta: Nuha Medika; 2010. h. 11; 12-4; 16-8.

Widiyastuti EN, Rini Eka SMB. Hubungan pengetahuan dan sikap bidan terhadap pertolongan persalinan pada penderita hiv/aids di wilayah kabupaten Boyolali. Di

dapat dari

Gambar

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Remaja tentang HIV/AIDS

Referensi

Dokumen terkait

Rasio utang terhadap aset merupakan rasi yang digunakan untuk mengukur perbandingan antara tota utang dengan total aset. Dengan kata lain, rasio ini digunakan untuk

Gaharu adalah salah satu hasil hutan non kayu dengan berbagai bentuk dan warna yang khas, memiliki kandungan kadar damar wangi dan memiliki nilai ekonomis yang tinggi.

Penulis juga ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu selama proses pelaksanaan kerja praktek, baik dari awal hingga tersusun laporan

Kewenangan yang dimiliki oleh Komnas HAM sebagai lembaga negara yang berhak dan diamanti oleh presiden untuk menangani kasus-kasus pelanggaran HAM di rasa kurang

Pada prakteknya kata motivasi dan niat hampir sama–sama dipakai dengan arti yang sama, yaitu bisa kebutuhan (need), desakan (urge), keinginan (wish), dorongan (drive)

Pantai Sembilangan masih kurang memadai untuk daerah tujuan wisata, yaitu kurangnya prasarana seperti lampu jalan yang masih minim bahkan dibeberapa jalan tidak ada penerangan

Jika pada suatu saat fundamental analyst mengetahui bahwa sekuritas A ada dalam posisi under- atau over-valued sebelum investor lain mengetahuinya, analyst tersebut

Setelah melaksanakan kegiatan pada pertemuan ke dua masih ada beberapa masalah yang ditemukan selama kegiatan belajar mengajar berlangsung, antara lain masih ada siswa