• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jumiin, Mariyudi, Syamsul Bahri

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Jumiin, Mariyudi, Syamsul Bahri"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

THE EFFECT OF INDIVIDUAL CHARACTERISTICS AND EMPLOYMENT

CHARACTERISTICS TO ORGANIZATIONAL COMMITMENTS AND

PERFORMANCE OF PREJURIT KOREM 011 / LILAWANGSA

LHOKSEUMAWE

PENGARUH KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN KARAKTERISTIK

PEKERJAAN TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI DAN KINERJA

PRAJURIT KOREM 011/LILAWANGSA LHOKSEUMAWE

Jumiin

Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Malikussaleh dan Anggota Korem Lhokseumawe

Mariyudi

Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Malikussaleh (alamat email@yahoo.com) Syamsul Bahri

Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Malikussaleh (alamat email@yahoo.com)

ABSTRACT

This study aims to examine the influence of individual characteristics and job characteristics on organizational commitment and performance. The sample in this study was 164 soldiers Korem 011 / Lilawangsa Lhokseumawe. The analysis tool used is Structural Equation Modeling (SEM) using the AMOS-20 (Analysis of Moment Structure). The results showed that the characteristics of the individual and job characteristics and significant positive effect on organizational commitment. Individual characteristics, job characteristics and organizational commitment to performance. Organizational commitment partially mediates the effect of mediation between individual characteristics and job characteristics on performance.

Keywords: Individual characteristics, Job Characteristics, Organizational Commitment, Performance.

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh karakteristik individu dan karakteristik pekerjaan terhadap komitmen organisasi dan kinerja. Sampel dalam penelitian ini adalah 164 prajurit Korem 011/Lilawangsa Lhokseumawe. Alat analisis yang digunakan adalah Structural Equation Modeling (SEM) dengan menggunakan perangkat AMOS-20 (Analysis of Moment Structure). Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik individu dan karakteristik pekerjaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap komitmen organisasi. Karakteristik individu, karakteristik pekerjaan dan komitmen organisasi terhadap kinerja. Komitmen organisasi memediasi secara partial mediation pengaruh antara karakteristik individu dan karakteristik pekerjaan terhadap kinerja.

(2)

PENDAHULUAN

Sumber daya manusia merupakan salah satu aset penting organisasi yang dapat menggerakkan sumber daya lainnya. Sumber daya manusia dapat mempengaruhi efisiensi dan efektivitas organisasi. Dengan melibatkan sumber daya manusia, keberhasilan tujuan organisasi akan lebih mudah dicapai. Pengorganisasian yang baik perlu memperhatikan kinerja dan komitmen organisasi yang baik pula demi tercapainya tujuan organisasi yang efektif dan efisien Dalam kenyataan yang terjadi di lapangan, tidak semua organisasi dapat me-manage sumber daya manusianya dengan efisien dan efektif. Hal itu dapat dibuktikan dengan masih banyaknya ditemukan permasalahan mengenai sikap dan prilaku karyawannya pada saat bekerja, baik menyangkut dengan kinerja, komitmen organisasi, dan bahkan sampai pada masalah karakteristik individu dan karakteristik pekerjaan itu sendiri.

Peran penting sumber daya manusia dalam pencapaian tujuan organisasi menandakan bahwa diperlukan pengelolaan sumber daya manusia secara berkelanjutan agar diperoleh sumber daya manusia yang berkualitas, sehingga dalam melaksanakan kegiatan organisasi dapat memberikan hasil yang optimal. Salah satu upaya yang dilakukan organisasi dalam mengelola sumber daya manusia yaitu dengan membangun komitmen organisasi dan kinerja karyawan.

Komando Resort Militer (Korem) 011/Lilawangsa Lhokseumawe sangat menyadari begitu besarnya peran karakteristik individu, karakteristik pekerjaan dan komitmen organisasi demi terciptanya kinerja karyawan yang optimal. Wirawan (2009) mengartikan bahwa kinerja sebagai output yang dihasilkan oleh fungsi-fungsi atau indikator-indikator suatu pekerjaan atau suatu profesi dalam waktu tertentu. Menurut Jernigan, Beggsdan Kohut (2001) tingginya kinerja/performa pegawai dapat ditimbulkan dari komitmen organisasional yang tinggi pula.

Robbins dan Judge (2009:100)

menjelaskan bahwa “Komitmen organisasi

adalah suatu keadaan seorang karyawan memihak organisasi tertentu serta tujuan-tujuan organisasi dan memiliki keinginan untuk mempertahankan keanggotaan dalam

organisasi”. Selain definisi dari komitmen organisasi tersebut, Steers (2000) mengatakan bahwa ada tiga penyebab terciptanya komitmen organisasi, yaitu: karakteristik pribadi (kebutuhan berprestasi, masa kerja/jabatan, dan lain-lain), karakteristik pekerjaan (umpan balik, identitas tugas, kesempatan untuk berinteraksi, dan lain-lain) dan pengalaman kerja itu sendiri.

Seperti yang telah diuraikan sebelumnya, salah satu faktor yang dapat mempengaruhi komitmen organisasi adalah karakteristik pekerjaan. Karakteristik pekerjaan berkaitan dengan cara bagaimana karyawan menilai tugas-tugas dalam pekerjaannya (Isrorina & Setyowati, 2009). Pengorganisasian yang baik perlu memperhatikan karakteristik pekerjaan dan komitmen organisasi demi tercapainya tujuan organisasi dengan efektif dan efisien (Djastuti, 2011).

Selanjutnya, Dyne dan Graham (2005) mengemukakan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi komitmen organisasi adalah faktor karakteristik personal (individu). Robbins (2015) menyatakan bahwa karakteristik individu merupakan ciri-ciri tertentu yang dimiliki oleh seorang individu yang membedakannya dengan orang lain yang meliputi: ciri pribadi atau biografis seperti: usia, jenis kelamin, status perkawinan, ciri kepribadian, nilai dan sikap dan tingkat tingkat kemampuan dasar akan mempengaruhi perilaku mereka ditempat kerja.

(3)

karakteristik individu tidak memiliki pengaruh terhadap kinerja. Sedangkan penelitian dari Lubis (2012) menemukan bahwa variabel karakteristik pekerjaan mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap kinerja.

Ketidakkonsistenan hasil penelitian ini mendorong peneliti untuk melakukan penelitian ulang mengenai pengaruh karakteristik individu, karakteristik pekerjaan, komitmen organisasi terhadap kinerja. Dimana Penelitian ini akan berbeda dengan penelitian sebelumnya karena variabel komitmen organisasi dijadikan sebagai variabel intervening antara karakteristik individu dan karakteristik pekerjaan terhadap kinerja.

Demikian pula halnya yang terjadi dengan Korem 011/Lilawangsa Lhokseumawe yang berada di bawah naungan Komando Daerah Militer Iskandar

Muda Provinsi Aceh. Korem

011/Lilawangsa Lhokseumawe memiliki tantangan yang teramat besar untuk mempunyai sumber daya manusia yang berkualitas tinggi dan untuk membuktikan eksistensinya kepada masyarakat

bahwasannya prajurit Korem

011/Lilawangsa Lhokseumawe memiliki sikap profesionalisme dan komitmen organisasi yang tinggi dari seluruh jajarannya mulai dari pimpinan sampai bawahannya.

Harus diakui dan patut diapresiasi atas apa yang dilakukan Tentara Nasional Indonesia (TNI) sejak bergulirnya reformasi 1998. TNI tanggap dan sadar bahwa dirinya merupakan institusi yang harus berubah dan berkembang. Atas kesadaran itu TNI terus berbenah dan menata diri dengan istilah Reformasi Internal TNI. TNI tidak hanya mencabut Dwi Fungsi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) sesuai tuntutan reformasi tetapi TNI juga melakukan sejumlah langkah perubahan. Restrukturisasi dan reorganisasi, reaktualisasi, reposisi dan redefinisi TNI dilakukan dengan munculnya produk regulasi perundangan-undangan seperti ditetapkannya Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia. Salah satu tugas TNI dalam Operasi Militer Selain Perang (OMSP) adalah menyiapkan dan menyiagakan satuan dalam rangka tugas membantu pemerintah menanggulangi akibat

bencana alam, pengungsian dan pemberian bantuan kemanusiaan serta pencarian dan pertolongan dalam kecelakaan (search and rescue) serta membantu tugas pemerintah di daerah.

Kita membaca di berbagai media massa dan mendengar serta melihat di media elektronik, peran personil TNI terutama Babinsa yang berada di Koramil-Koramil maupun Kodim-Kodim. TNI melakukan kegiatan bersama masyarakat, baik dalam program swasembada pangan, pemberantasan hama pertanian maupun kegiatan fisik lainnya seperti membersihkan saluran air, pembuatan jalan, maupun kegiatan sosial lainnya yang langsung bersentuhan dengan kepentingan masyarakat. Hal tersebut patut kita apresiasi bersama sebagai bentuk kepedulian TNI akan segala permasalahan yang dialami oleh masyarakat. Dalam hal mengatasi dan menanggulangi bencana, baik itu bencana alam maupun bencana lainnya, TNI selalu berkontribusi aktif bahkan menjadi garda terdepan dan pertama dalam memberikan bantuan kepada masyarakat yang terkena musibah.

Berdasarkan survei awal yang peneliti lakukan terhadap 20 orang Prajurit Korem 011/Lilawangsa Lhokseumawe, peneliti menemukan beberapa fenomena terkait dengan kinerja, komitmen organisasi, karakteristik individu dan karakteristik pekerjaan dari Prajurit Korem 011/Lilawangsa Lhokseumawe yang menarik dijadikan objek dalam penelitian ini.

(4)

Fenomena lain terkait dengan komitmen organisasi Prajurit Korem 011/Lilawangsa Lhokseumawe, peneliti menemukan masih adanya prajurit yang kurang merasa menjadi bagian dari organisasi, kurang memiliki rasa bangga terhadap organisasi, kurang memiliki kepedulian terhadap organisasi, kurang memiliki hasrat yang kuat untuk bekerja pada organisasi, kurang memiliki kepercayaan yang kuat terhadap nilai-nilai organisasi dan kurang memiliki kemauan yang besar untuk berusaha bagi organisasi. Padahal seharusnya hal-hal tersebut tidak terjadi pada Prajurit Korem 011/Lilawangsa Lhokseumawe.

Selain fenomena tersebut di atas, fenomena lain yang peneliti temukan terkait dengan karakteristik individu prajurit Korem 011/Lilawangsa Lhokseumawe antara lain: masih ditemukannya beberapa prajurit yang kurang mempunyai pengetahuan dan ketrampilan untuk mendukung kerja mereka, kurang menikmati pekerjaan mereka, kurang mampu bekerja dalam tim dan kurang memiliki bakat sesuai yang diinginkan oleh organisasi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa karakteristik individu dari prajurit Korem 011/Lilawangsa Lhokseumawe masih tergolong rendah.

Fenomena lain yang berkenaan dengan karakteristik pekerjaan, masih ditemukan beberapa prajurit dari Korem 011/Lilawangsa Lhokseumawe yang kurang memiliki keterampilan yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan, tidak berfikir bahwa pekerjaan yang dilakukannya adalah pekerjaan yang penting, kurang memiliki posisi yang jelas sesuai dengan levelnya, kurang memiliki otonomi pada masing-masing posisinya dan tidak menerima feedback berupa saran dan kritik yang membangun.

Fenomena-fenomena yang telah peneliti uraikan tersebut menandakan bahwa karakteriktik individu, karakteristik pekerjaan, komitmen organisasi dan kinerja prajurit dari Korem 011/Lilawangsa Lhokseumawe masih tergolong jauh dari yang diharapkan. Sikap-sikap yang demikian harus dihindari dan dibuang jauh-jauh dari cara dan gaya kehidupan seorang prajurit TNI sekarang ini. Seorang prajurit yang baik harus lebih mengedepankan komunikasi dan sosialisasi secara baik dengan lingkungan

sekitar. Setiap prajurit TNI harus mampu menjalankan komunikasi sosial dengan masyarakat dan rekan kerja secara baik.

Berdasarkan fenomena yang muncul dan penelitian terdahulu maka peneliti ingin menguji sejauh mana “Pengaruh Karakteristik Individu dan Karakteristik Pekerjaan terhadap Komitmen Organisasi dan Kinerja Prajurit Korem 011/Lilawangsa Lhokseumawe”.

METODE

Objek dalam penelitian ini adalah seluruh prajurit Korem 011/Lilawangsa Lhokseumawe. Adapun lokasi penelitian ini adalah Korem 011/Lilawangsa jalan Iskandar Muda Lhokseumawe.

Populasi dalam penelitian ini adalah prajurit Korem 011/Lilawangsa Lhokseumawe yang berjumlah 164 orang.

Untuk penentuan jumlah sampel dalam penelitian ini juga mempertimbangkan model penelitian yang digunakan. Model penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah model Structural Equation Modelling (SEM), dimana dalam SEM jumlah sampel yang ideal antara 100-200 (Hair et al, 100-2009) dan juga harus mempertimbangkan jumlah indikator yang ada dalam model.

Hair et al (2009) lebih lanjut mengatakan untuk penentuan jumlah sampel dapat berjumlah 5-10 dari jumlah indikator. Dalam penelitian ini terdapat 21 indikator sehingga jumlah sampel bisa berkisar antara 105-210 responden. Jumlah sampel ditentukan dengan mengalikan jumlah indikator dengan 7, sehingga total sampel sebanyak 21 x 7 = 147 responden. Untuk berjaga-jaga terjadinya data yang outlier maka ditambahkan lagi dengan 17 responden. Sehingga jumlah sampel sebanyak 164 orang responden. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode sensus (sensus sampling) atau istilah lainnya adalah sampel jenuh, yaitu teknik penentuan sampel bila seluruh anggota populasi dijadikan sebagai sampel (Sugiyono, 2011).

(5)

bersifat interval dan diberi nilai atau skor, untuk kategori pernyataan dengan jawaban sangat tidak setuju dengan nilai 1 (satu) atau sangat setuju dengan nilai 5 (lima).

Bentuk diagram alur

full model

dengan variabel mediasi penelitian ini

adalah seperti pada Gambar 1 berikut ini:

Gambar 1. Full Model Penelitian Sumber: Dikembangkan Dalam Penelitian

Ini

Setelah teori atau model teoritis dikembangkan dan digambarkan dalam sebuah diagram alur, peneliti dapat mulai mengkonversi spesifikasi model tersebut ke dalam rangkaian persamaan. Persamaan ini dirumuskan untuk menyatakan hubungan kausalitas antar berbagai konstruk, dengan rumus seperti di bawah ini:

KO = b1KI+b2KP+Z1... (4.1)

KA = b1KI+b2KP +b3KO+Z2... ... (4.2)

Keterangan:

KI = Karakteristik Individu KP = Karakteristik Pekerjaan

KO = Komitmen Organisasi

KA = Kinerja

b1-b3 = Koefisien Estimasi

(Hubungan langsung variabel endogen terhadap variabel endogen)

Z1-Z2 = error term(nilai residual)

Menginterprestasikan model dan memodifikasikan model dilakukan bagi model yang tidak memenuhi syarat

pengujian yang dilakukan. Untuk langkah ini model yang sedang dikembangkan dan diinterprestasikan dan apabila model yang tidak memenuhi kriteria maka dilakukan modifikasi. Perlunya melakukan modifikasi terhadap sebuah model dapat dilihat dari jumlah residual yang dihasilkan model tersebut. Setelah model diestimasi, residualnya haruslah kecil atau mendekati nol dan distribusi frekuensi dari kovarians residual harus bersifat simetrik hal ini sesuai dengan pendapat Tabachnick dan Fidell tahun1996 dalam Ferdinand (2002). Bila jumlah residual lebih besar dari 5 persen dari semua residual kovarians yang dihasilkan oleh model, maka sebuah modifikasi mulai perlu dipertimbangkan selanjutnya apabila ditemukan bahwa nilai residual yang dihasilkan model itu cukup besar (> 2.58), maka cara lain dalam memodifikasi adalah dengan mempertimbangkan untuk menambah sebuah alur baru terhadap model yang diestimasi tersebut. Modifikasi dapat dilakukan dengan menggunakan bantuan indeks modifikasi.

Pengujian

hipotesis

mediasi

dilakukan dengan prosedur uji Sobel

(

Sobel Test

) (Baron & Kenny, 1986; dalam

Preacher & Hayes, 2010).

Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Komando Resort Militer (Korem)

011/Lilawangsa Lhokseumawe pada awal

mulanya bernama Korem “AA” berdiri

pada

tanggal

07

Mei

1962

yang

peresmiannya

sesuai

dengan

hari

pelantikan

Komandan Resort Militer

(Danrem)

“AA” yang pertama. Kemudian

berdasarkan Surat Keputusan Pangdam IM

Nomor: Skep/ 00114/V/1962 tanggal 6

Mei 1962, sebutan Korem “AA” dirubah

menjadi

Korem

011.

Pada

tahun

pembentukannya Korem 011/Lilawangsa

Lhokseumawe

membawahi 4 (empat)

Komando Distrik Militer (Kodim), hingga

akhirnya perombakan struktur komando

pada tahun 1985 menjadikan Korem

011/Lilawangsa

Lhokseumawe

membawahi 5 (lima) Kodim dan 2 (dua)

Batalyon Infanteri.

(6)

tanggal 26 juni 2006 sesuai dengan Skep

Kasad

Nomor:

Skep/21/VI/2006

dibentuklah

Kodim

0111/Bireuen

di

kabupaten Bireuen dan Kodim 0113/Gayo

Luwes di Blang Kejeren kabupaten Gayo

luwes, yang kemudian berada di bawah

garis komando Korem 011/Lilawangsa

Lhokseumawe, sehingga sampai hari ini

Korem 011/ Lilawangsa Lhokseumawe

membawahi 7 (Tujuh) Kodim dan 3 (tiga)

Batalyon yaitu:

Kodim 0102 di Sigli, Pidie.

Kodim 0103 di Lhokseumawe.

Kodim 0104 di Langsa.

Kodim 0106 di Takengon, Aceh Tengah.

Kodim 0108 di Kuta

Cane, Aceh

Tenggara.

Kodim 0111 di Bireuen

Kodim 0113 di Gayo Luwes

Yonif 111/Karma Bhakti di Tualang Cut

Aceh Timur.

Yonif 113/Jaya Sakti di Bireuen.

Yonif 114/Satria Musara di Reumbele,

Bener Meriah.

Karakteristik Responden

Data penelitian diperoleh dari kuesioner yang telah disebarkan kepada prajurit Korem 011/Lilawangsa Lhokseumawe yang berjumlah 164 orang. Berdasarkan data tersebut diperoleh karakteristik responden meliputi jenis kelamin, umur, status perkawinan, pendidikan terakhir dan lama kerja. Tujuan diuraikannya tentang karakteristik responden adalah untuk mengetahui kriteria dari sampel yang telah dipilih menjadi responden dalam penelitian ini, dengan mengetahui tentang kriteria sampel setidak-tidaknya sangat membantu peneliti dalam menghubungkan antara jawaban responden dengan karakteristiknya masing-masing dan ini sangat membantu dalam menginterpretasikan hasil penelitian di bagian pembahasan.

Penggolongan yang pertama adalah penggolongan responden berdasarkan jenis kelamin. Dapat dijelaskan bahwa jumlah responden laki-laki sebanyak 163 orang atau 99% dari total sampel dan jumlah responden perempuan sebanyak 1 orang atau 1% dari total sampel. Berdasarkan data tersebut dapat dilihat bahwa prajurit laki-laki lebih banyak dibandingkan prajurit perempuan. Hal ini disebabkan oleh adanya

kecenderungan bahwa laki-laki lebih menyukai bekerja sebagai prajurit dibandingkan perempuan. Sehingga prajurit Korem 011/Lilawangsa Lhokseumawe lebih dominan laki-laki.

Penggolongan yang selanjutnya adalah penggolongan responden berdasarkan umur responden. Dapat dijelaskan bahwa sampel penelitian ini didominasi oleh responden dengan umur 31-40 tahun yaitu sebanyak 63 orang atau 38,41% dari total sampel. Responden yang berumur 41-50 tahun yaitu sebanyak 45 orang atau 27,44% dari total sampel. Responden yang berumur <30 tahun yaitu sebanyak 30 orang atau 18,29% dari total sampel. Dan responden yang paling terkecil berdasarkan umur yaitu responden yang berumur >50 tahun yaitu sebanyak 26 orang atau 15,85% dari total sampel.

Dari karakteristik responden berdasarkan umur terlihat bahwa responden dengan usia 31-40 tahun mendominasi prajurit Korem 011/Lilawangsa Lhokseumawe, sehingga dari dominasi tersebut dapat peneliti simpulkan bahwa rata-rata prajurit Korem 011/Lilawangsa Lhokseumawe masih dalam kondisi yang sangat produktif dan energik untuk dapat melakukan tugas keprajuritan di Korem 011/Lilawangsa Lhokseumawe, karena tugas keprajuritan cukup banyak menyita pikiran dan tenaga dari para prajurit sehingga diharapkan dapat lebih sigap dan tanggap dalam melakukan tugas pelayanan kepada masyarakat terutama dalam hal penanggulangan bencana alam.

(7)

Penggolongan berikutnya adalah penggolongan responden berdasarkan pendidikan terakhir. Dapat dijelaskan bahwa sampel penelitian ini didominasi oleh responden dengan tingkat pendidikan Sarjana (S1) yaitu sebanyak 96 orang atau 58,54% dari total sampel. Responden yang berpendidikan SLTA yaitu sebanyak 34 orang atau 20,73% dari total sampel. Responden yang berpendidikan D3 yaitu sebanyak 30 orang atau 18,29% dari total sampel. Dan responden yang paling terkecil berdasarkan tingkat pendidikan yaitu responden yang berpendidikan Magister (S2) yaitu sebanyak 4 orang atau 2,44% dari total sampel.

Hal ini memperlihatkan bahwa prajurit Korem 011/Lilawangsa Lhokseumawe didominasi oleh prajurit yang berpendidikan S1. Hal ini mengindikasikan bahwa prajurit Korem 011/Lilawangsa Lhokseumawe telah memiliki kapasitas yang memadai dalam mengemban tugas keprajuritan mereka. Dengan jenjang pendidikan prajurit yang mayoritas S1 diharapkan dapat menunjang karir dan kinerja prajurit Korem 011/Lilawangsa Lhokseumawe.

Penggolongan yang terakhir adalah penggolongan responden berdasarkan lama kerja. Dapat dijelaskan bahwa sampel penelitian ini didominasi oleh responden dengan masa kerja 1-5 tahun yaitu sebanyak 113 orang atau 68,90% dari total sampel. Selanjutnya responden yang masa kerjanya 6-10 tahun yaitu sebanyak 24 orang atau 14,63% dari total sampel. Responden yang masa kerjanya >15 tahun yaitu sebanyak 15 orang atau 9,15% dari total sampel. Dan responden yang paling terkecil berdasarkan masa kerja yaitu responden yang masa kerja 11-15 tahun yaitu sebanyak 12 orang atau 7,32% dari total sampel.

Dari karakteristik prajurit berdasarkan lama kerja tersebut terlihat bahwa responden dengan lama kerja 1-5 tahun mendominasi prajurit Korem 011/Lilawangsa Lhokseumawe. Hal tersebut dikarenakan sudah menjadi ketentuan untuk peningkatan jenjang karir prajurit maka masa kerja seorang prajurit di suatu tempat biasanya paling lama 2 (dua) tahun. Sehingga tidak mengherankan jika prajurit Korem 011/Lilawangsa Lhokseumawe mayoritas memiliki masa kerja 1-5 tahun.

Berdasarkan uraian karakteristik responden yang telah peneliti uraikan tersebut maka dapat dibuat kesimpulan secara umum bahwa prajurit Korem 011/Lilawangsa Lhokseumawe didominasi oleh prajurit laki-laki, usia berkisar antara 31-40 tahun, sudah menikah dengan tingkat pendidikan Srata 1 (S1) dan masa kerja 1-5 tahun.

Tahapan Analisis Structural Equation Modelling (SEM)

Dalam analisis data dengan menggunakan model SEM terdapat banyak persyaratan yang harus dipenuhi diantaranya indikator-indikator yang membentuk konstruk harus reliabel, data yang digunakan harus valid, data harus normal, tidak terdapat multikolinieritas dan ukuran sampel juga harus memenuhi kriteria yang dipersyaratkan oleh SEM. Pada bagian ini akan diuraikan tentang hasil analisis tahapan SEM.

1. Uji Validitas

Uji validitas sebagai mana telah dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui tingkat kemampuan suatu instrumen atau alat pengumpul data dalam mengungkap sesuatu yang menjadi sasaran pokok pengukuran yang dilakukan. Suatu instrumen dikatakan valid apabila instrumen tersebut mampu mengukur apa yang ingin diungkapkan (Sutrisno, 1993). Dalam SEM pengujian validitas dilakukan dengan Confirmatory Factor Analysis (CFA) masing-masing konstruk yaitu dengan melihat nilaiLoading Factor masing-masing indikator. Suatu indikator dikatakan valid apabila nilai loading factornya > 0,60 (Ghozali, 2013). Uji validitas dalam penelitian ini dilakukan terhadap konstruk eksogen (karakteristik individu dan karakteristik pekerjaan) dan konstruk endogen (kinerja dan komitmen organisasi).

1. Uji CFA Variabel Eksogen

(8)

konstruk eksogen seperti pada Gambar 2 berikut ini:

Gambar 2. CFA Variabel Konstruk Eksogen

Berdasarkan Gambar 5.6 dapat kita ketahui bahwa seluruh indikator dari variabel eksogen datanya sudah valid. Hal ini diketahui dari nilai loading factor seluruh indikator dari variabel karakteristik individu dan karakteristik pekerjaan tidak ada yang di bawah 0,60 (Ghozali, 2013).

b. Uji CFA Seluruh Variabel Endogen Dalam penelitian ini terdapat dua konstruk endogen yaitu variabel komitmen organisasi dan kinerja. Variabel komitmen organisasi dibentuk oleh 6 (enam) indikator dan variabel kinerja dibentuk oleh 6 (enam) indikator. Untuk melihat apakah konstruk variabel endogen seluruh indikatornya valid maka dilakukan uji validitas seperti pada Gambar 3 berikut ini:

Gambar 3. CFA Variabel Endogen

Berdasarkan Gambar 3 di atas dapat kita ketahui bahwa seluruh indikator dari variabel endogen datanya sudah valid. Hal ini diketahui dari nilailoading factorseluruh indikator dari variabel endogen tidak ada yang di bawah 0,60 (Ghozali, 2013).

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas konstruk adalah ukuran mengenai konsistensi internal dari indikator-indikator sebuah konstruk yang menunjukkan derajat sampai dimana masing-masing indikator itu mengindikasikan sebuah konstruk/faktor laten yang umum. Dengan kata lain bagaimana hal-hal yang spesifik saling membantu dalam menjelaskan fenomena yang umum. Pada dasarnya uji reliabilitas menunjukan sejauh mana suatu alat ukur dapat memberikan hasil yang relatif sama bila dilakukan pengukuran kembali pada subyek yang sama. Uji reliabilitas dilakukan dengan tiga cara yaitu Construct Reliability (CR), Variance Extracted (VE) dan Dicriminant Validity (DV). Hasil uji reliabilitas dapat dilihat dalam Tabel 1 berikut ini:

Tabel 1 Uji Reliabilitas

Indikator SL SL2 1-SL2 CR VE DV

KI1 <--- Karakteristik_Individu 0,748 0,560 0,440 KI2 <--- Karakteristik_Individu 0,850 0,723 0,278 KI3 <--- Karakteristik_Individu 0,790 0,624 0,376 KI4 <--- Karakteristik_Individu 0,671 0,450 0,550

 3,059 2,356 1,644

CR=(SL)2/(SL)2+(1-SL2) 0,851 VE=(SL2)/(SL2)+(1-SL2) 0,589

DV=√VE 0,767

Indikator SL SL2 1-SL2 CR VE DV

KP1 <--- Karakteristik_Pekerjaan 0,760 0,578 0,422 KP2 <--- Karakteristik_Pekerjaan 0,765 0,585 0,415 KP3 <--- Karakteristik_Pekerjaan 0,776 0,602 0,398 KP4 <--- Karakteristik_Pekerjaan 0,763 0,582 0,418 KP5 <--- Karakteristik_Pekerjaan 0,773 0,598 0,402

 3,837 2,945 2,055

CR=(SL)2/(SL)2+(1-SL2) 0,877 VE=(SL2)/(SL2)+(1-SL2) 0,589

(9)

Berdasarkan data seperti yang ditunjukkan dalam Tabel 1 dapat dijelaskan bahwa keseluruhan nilai CR berada di atas atau lebih besar dari 0,70 dan nilai VE berada di atas 0,50. Dengan demikian keseluruhan konstruk dalam penelitian ini adalah reliabel sehingga model yang dibentuk adalah layak untuk diuji dalam tahap selanjutnya.

Sebelum mengukur Discriminant Validity terlebih dahulu harus diketahui nilai korelasi antar konstruk dalam model penelitian sebagai pembanding terhadap nilai akar kuadrat. Tabel 2 menunjukkan nilai korelasi antar konstruk laten.

Tabel 2

Kesimpulan Hasil PengujianDiscriminant Validity

Komitmen_Organisasi 0,251 0,276 0,819 Kinerja 0,336 0,395 0,374 0,807

Berdasarkan Tabel 2 jelas terlihat bahwa masing-masing konstruk laten memiliki DV yang baik, hal ini dapat dilihat dari nilai akar kuadrat dari VE (√VE) masing-masing konstruk laten yang lebih tinggi nilainya dibandingkan dengan nilai korelasi antara konstruk. Sehingga dapat dikatakan bahwa setiap variabel yang ada dalam penelitian ini sudah reliabel. Seperti nilai DV untuk konstruk krakteristik individu sebesar 0,767 lebih besar nilainya dari korelasi terhadap karakteristik pekerjaan 0,263, komitmen organisasi 0,251 dan

kinerja 0,336. Begitu juga dengan nilai DV untuk konstruk karakteristik pekerjaan sebesar 0,767 lebih besar nilainya dari korelasi terhadap komitmen organisasi 0,276 dan kinerja 0,395. Nilai DV untuk konstruk komitmen organisasi sebesar 0,819 lebih besar nilainya dari korelasi terhadap kinerja yaitu sebesar 0,374.

Pengujian Asumsi SEM

Pengujian Asumsi SEM dilakukan untuk melihat apakah keseluruhan dari instrument penelitian yang digunakan adalah telah memenuhi kriteria atau persyaratan yang harus dipenuhi dalam analisis SEM. Terdapat minimal 4 kriteria asumsi SEM yang harus diuji yaitu ukuran sampel, normalitas data, outlier data dan multikolinieritas atau singuliritas.

1. Ukuran Sampel

Pada analisis SEM, ukuran sampel yang sesuai adalah antara 100-200 (Hair et al., 1999). Dalam penelitian ini, ukuran sampel ditentukan atas dasar jumlah pernyataan yang ada dalam kuesioner. Ukuran sampel adalah 5-10 kali jumlah butir pernyataan. Dalam penelitian ini terdapat 21 indikator sehingga jumlah sampel bisa berkisar antara 105-210 responden. Jumlah sampel ditentukan dengan mengalikan jumlah indikator dengan 7, sehingga total sampel sebanyak 21 x 7 = 147 responden ditambah dengan 17 sampel lagi untuk berjaga-jaga jika ada data yang outlier, sehingga total sampel penelitian ini adalah 164 responden. Seluruh kuesioner yang disebarkan yaitu sebanyak 164 kuesioner yang telah dikembalikan oleh responden dan keseluruhannya berada dalam keadaan baik dan dapat diolah. Setelah proses analisis data dengan menggunakan perangkat AMOS- 20 dengan model SEM terdapat 6 data yang outlier (data yang ekstrem atau sangat berbeda dengan data lainnya), sehingga data x yang outlier tersebut harus dibuang. Jadi jumlah responden akhir menjadi sebanyak 158 sampel.

2. Uji Normalitas Data

Berdasarkan data seperti yang diperlihatkan Output AMOS-20 bahwa nilai critical ratio skewness tidak ada satupun nilai univariate yang berada di luar rentang nilai ±2,58. Dengan demikian dapat

Indikator SL SL2 1-SL2 CR VE DV

KO1 <--- Komitmen_Organisasi 0,775 0,601 0,399 KO2 <--- Komitmen_Organisasi 0,826 0,682 0,318 KO3 <--- Komitmen_Organisasi 0,832 0,692 0,308 KO4 <--- Komitmen_Organisasi 0,807 0,651 0,349 KO5 <--- Komitmen_Organisasi 0,815 0,664 0,336 KO6 <--- Komitmen_Organisasi 0,860 0,740 0,260

 4,915 4,030 1,970

CR=(SL)2/(SL)2+(1-SL2) 0,925 VE=(SL2)/(SL2)+(1-SL2) 0,672

DV=√VE 0,819

Indikator SL SL2 1-SL2 CR VE DV

KA1 <--- Kinerja 0,862 0,743 0,257 KA2 <--- Kinerja 0,796 0,634 0,366 KA3 <--- Kinerja 0,812 0,659 0,341 KA4 <--- Kinerja 0,758 0,575 0,425 KA5 <--- Kinerja 0,799 0,638 0,362 KA6 <--- Kinerja 0,813 0,661 0,339

 4,840 3,910 2,090

CR=(SL)2/(SL)2+(1-SL2) 0,918 VE=(SL2)/(SL2)+(1-SL2) 0,652

(10)

disimpulkan keseluruhan data secara univariate adalah berdistribusi normal, demikian pula secara multivariate nilai critical ratio kurtosis juga berada dalam rentang ± 2,58 yaitu sebesar 0,546 maka dengan demikian dapat disimpulkan baik secara univariate dan multivariate data dalam penelitian ini berdistribusi normal.

Tabel 3

Assessment of Normality

Variable min max skew c.r. kurtosis c.r.

KA6 2,000 5,000 -,191 -,981 -,494 -1,269 KA5 2,000 5,000 -,281 -1,441 -,310 -,795 KA4 2,000 5,000 -,394 -2,021 -,059 -,151 KA3 2,000 5,000 -,255 -1,307 -,595 -1,528 KA2 2,000 5,000 -,480 -2,462 ,099 ,255 KA1 2,000 5,000 -,155 -,796 -,642 -1,648 KO6 2,000 5,000 -,191 -,982 -,323 -,828 KO5 2,000 5,000 -,033 -,170 -,508 -1,304 KO4 2,000 5,000 -,168 -,861 -,775 -1,988 KO3 2,000 5,000 -,047 -,242 -,571 -1,465 KO2 2,000 5,000 -,102 -,521 -,355 -,910 KO1 2,000 5,000 -,043 -,222 -,666 -1,708 KP5 2,000 5,000 -,250 -1,281 -,362 -,928 KP4 2,000 5,000 -,374 -1,922 -,106 -,273 KP3 2,000 5,000 -,229 -1,176 -,551 -1,413 KP2 2,000 5,000 -,042 -,214 -,624 -1,602 KP1 2,000 5,000 -,560 -2,872 ,276 ,707 KI4 2,000 5,000 -,356 -1,828 ,134 ,344 KI3 2,000 5,000 -,165 -,849 -,602 -1,545 KI2 2,000 5,000 -,290 -1,490 ,039 ,100 KI1 2,000 5,000 -,166 -,853 -,389 -,997

Multivariate 10,618 2,147

3.

Uji

Outlier

Data

Angka ekstrim (outliers) adalah observasi yang muncul dengan nilai-nilai ekstrim baik secara univariate maupun multivariate, muncul karena kombinasi karakteristik yang unik yang dimilikinya dan terlihat sangat jauh berbeda dengan observasi-observasi lainnya (Ferdinand, 2002). Dalam penelitian ini pengujian data outlier menggunakan uji Mahalanobis Distance, dengan membandingkan nilai p1 dan p2. Nilai p1 dan p2 di atas 0,05 menunjukkan tidak ada data outliers lagi. Berdasarkan hasil analisis data outlier terlihat bahwa keseluruhan data memiliki nilai p1 atau p2 di atas 0,05 dengan demikian keselurahan data dalam penelitian tidak terdapat data yang outlier.

4.

Multikolinieritas dan Singuliritas

Data

Berdasarkan hasil uji multikolinieritas memperlihatkan nilai Determinant of sample covariance matrix sebesar 0,300 sangat jauh dari 0 maka dapat dikatakan bahwa tidak terdapat multikolinieritas antar variabel endogen dalam penelitian ini.

Deskriptif Variabel Penelitian

Analisis deskriptif statistik terhadap jawaban responden bertujuan untuk mengetahui nilai minimum dan maksimum serta rata-rata (mean) dari jawaban responden. Dengan mengetahui nilai rata-rata dari jawaban responden maka peneliti dapat mengambil kesimpulan secara deskriptif statistic tentang arah jawaban responden terhadap suatu pernyataan dalam kuesioner yang telah ditetapkan.

Menurut hasil perhitungan dengan menggunakan SPSS, dapat dijelaskan bahwa nilai rata-rata (mean) jawaban responden tentang variabel kinerja sebesar 3,8766 atau dibulatkan menjadi 4. Apabila dihubungkan dengan skala yang ditentukan dalam penelitian ini yaitu: (1) sangat tidak setuju, (2) tidak setuju, (3) netral, (4) setuju, (5) sangat setuju, maka kategori jawaban responden secara rata-rata berada pada skala (4) atau pada kondisi setuju dengan nilai standar deviasi sebesar 0,78618 menunjukkan bahwa sebaran data sudah baik. Karena nilai tersebut tidak melebihi tiga kali nilai mean. Hal ini berarti secara umum responden berpendapat setuju terhadap pernyataan dalam kuesioner mengenai kinerja.

Dengan kata lain prajurit Korem 011/Lilawangsa memiliki kinerja yang tinggi untuk berkontribusi aktif dalam memberikan bantuan kepada masyarakat yang terkena musibah baik itu bencana alam maupun bencana lainnya. Selain itu dapat berperan aktif dalam hal bela negara. Kecakapan dan kesigapan dalam menjalankan tugas sebagai korps Tentara Nasional Indonesia (TNI) dipandang sudah mumpuni untuk tingkat kotamadya. Oleh karena itu kinerja prajurit Korem 011/Lilawangsa sudah dapat dikategorikan tinggi.

(11)

variabel komitmen organisasi sebesar 3,8766. Apabila dihubungkan dengan skala yang ditentukan dalam penelitian ini yaitu: (1) sangat tidak setuju, (2) tidak setuju, (3) netral, (4) setuju, (5) sangat setuju, maka kategori jawaban responden secara rata-rata berada pada skala (4) atau pada kondisi setuju, dengan nilai standar deviasi sebesar 0,78618 menunjukkan bahwa sebaran data sudah baik, karena nilai tersebut tidak melebihi tiga kali nilaimean.

Hal ini berarti secara umum prajurit Korem 011/Lilawangsa Lhokseumawe memiliki komitmen organisasi yang tinggi yang dapat mendukung karakteristik individu, karakteristik pekerjaan dan kinerja prajurit itu sendiri. Komitmen organisasi prajurit tersebut terlihat dari prajurit yang merasa menjadi bagian dari Korem 011/Lilawangsa Lhokseumawe, memiliki rasa bangga terhadap organisasi, memiliki kepedulian terhadap organisasi, memiliki hasrat yang kuat untuk bekerja pada organisasi, memiliki kepercayaan yang kuat terhadap nilai-nilai organisasi dan memiliki kemauan yang besar untuk berusaha bagi organisasi, serta hal lain yang menunjukkan bahwa prajurit Korem 011/Lilawangsa Lhokseumawe memiliki komitmen organisasi yang tinggi.

Dapat dijelaskan bahwa nilai rata-rata (mean) jawaban responden tentang variabel karakteristik individu sebesar 3,8228 atau dibulatkan menjadi 4. Apabila dihubungkan dengan skala yang ditentukan dalam penelitian ini yaitu: (1) sangat tidak setuju, (2) tidak setuju, (3) netral, (4) setuju, (5) sangat setuju, maka kategori jawaban responden secara rata-rata berada pada skala 4 atau pada kondisi setuju. Nilai standar deviasi sebesar 0,7449 menunjukkan bahwa sebaran data sudah baik karena nilai tersebut tidak melebihi tiga kali nilaimean.

Hal ini berarti secara umum prajurit Korem 011/Lilawangsa Lhokseumawe memiliki karakteristik individu yang baik. Meskipun demikian, karakteristik individu dari satu prajurit dengan prajurit yang lain tentu saja sangat berbeda. Perbedaan karakteristik individu tersebut disebabkan usia, jenis kelamin, status perkawinan, ciri kepribadian, nilai dan sikap dan tingkat tingkat kemampuan dasar yang berbeda-beda pula. Karakteristik individu tentu akan mempengaruhi perilaku prajurit Korem

011/Lilawangsa Lhokseumawe dalam bekerja. Dimana karakteristik individu ini dapat dilihat diantaranya dari pengetahuan dan ketrampilan prajurit dalam bekerja, mampu bekerja dalam tim dan memiliki bakat sesuai yang diinginkan oleh Korem

011/Lilawangsa Lhokseumawe.

Karakteristik individu yang baik ini tentu saja dapat mendukung kinerja prajurit Korem 011/Lilawangsa Lhokseumawe.

Nilai rata-rata mean jawaban responden tentang variabel karakteristik pekerjaan sebesar 3,8240 atau dibulatkan menjadi 4. Apabila dihubungkan dengan skala yang ditentukan dalam penelitian ini yaitu: (1) sangat tidak setuju, (2) tidak setuju, (3) netral, (4) setuju, (5) sangat setuju, maka kategori jawaban responden secara rata-rata berada pada skala (4) atau pada kondisi setuju, hal ini berarti secara umum responden berpendapat setuju terhadap pernyataan dalam kuesioner mengenai karakteristik pekerjaan. Nilai standar deviasi sebesar 0,7886 menunjukkan bahwa sebaran data sudah baik karena nilai tersebut tidak melebihi tiga kali nilaimean.

Dengan kata lain prajurit Korem 011/Lilawangsa Lhokseumawe memiliki karakteristik pekerjaan yang baik. Ini mengindikasikan bahwa prajurit Korem 011/Lilawangsa Lhokseumawe menganggap bahwa pekerjaan yang mereka lakukan terkait dengan pelayanan masyarakat dan bela negara merupakan suatu pekerjaan yang penting dan terpuji. Prajurit Korem 011/Lilawangsa Lhokseumawe memiliki posisi yang jelas sesuai dengan levelnya, memiliki otonomi pada masing-masing posisinya dan dapat menerima feedback berupa saran dan kritik yang membangun. Namun demikian, diharapkan kedepannya karakteristik pekerjaan yang ada di Korem 011/Lilawangsa Lhokseumawe dapat lebih diefektifkan lagi.

HASIL

Uji Kesesuian Model

(12)

Uji full model dilakukan dalam dua tahap yaitu full model SEM sebelum modifikasi dan full model SEM setelah modifikasi.

1. Full Model Sebelum Dimodifikasi Uji full model SEM sebelum modifikasi bertujuan untuk melihat sejauh mana model dasar yang dibentuk dalam penelitian ini memenuhi kriteriagoodness of fit sehingga model dapat menggambarkan fenomena penelitian tanpa adanya modifikasi. Model full SEM sebelum modifikasi ditampilkan dalam Gambar 4 berikut ini:

Gambar 4. Full Model Sebelum Dimodifikasi

Berdasarkan data dalam Gambar 4 terlihat bahwa belum seluruh nilai Goodness Of Fit (GOF) memenuhi kriteria yang dipersyaratkan, misalnya nilai GFI masih marginal (0,882 < 0,90), nilai AGFI juga masih marginal (0,851 < 0,90) dan nilai p-valuejuga masih jelek karena di bawah 0,05. Dengan demikian model penelitian belum sesuai dan belum mampu menjelaskan model penelitian dengan tepat dan baik, sehingga dengan demikian model perlu dilakukan modifikasi.

2. Full Model Setelah Modifikasi

Uji kesesuaian model setelah modifikasi dilakukan dengan cara menghubungkan (korelasi) antar error pada setiap indikator yang disarankan oleh sistem. Tujuannya adalah untuk menaikkan nilai

GOF agar model benar layak dan tepat menjelaskan model penelitian.

Gambar 5. Full Model Setelah Dimodifikasi

Berdasarkan Gambar 5 dapat dijelaskan bahwa secara umum semua konstruk yang digunakan untuk membentuk model penelitian ini, telah memenuhi kriteria goodness of fit indeks yang telah ditetapkan seperti nilai chi-square, nilai GFI, nilai TLI, nilai CFI, RMSEA, CMIN/DF dan nilai p-value kecuali nilai AGFI yang masih marginal namun sudah mendekati baik.

Selanjutnya akan disajikan nilai korelasi antar konstruk setelah dimodifikasi yang akan menjadi pedoman peneliti dalam menjawab hipotesis yang ada dalam penelitian ini. Nilai regresi setelah dimodifikasi akan diuraikan dalam Tabel 4 berikut ini:

Tabel 4

Pengaruh Variabel Dependen terhadap Variabel Independen

Variabel Laten Estimate Std. Estimat

e

S.E C.R. P

Komitmen_Or ganisasi

<---Karakteristik

_Individu ,340 ,314 ,117 2,900 ,004

Komitmen_Or ganisasi

<---Karakteristik

_Pekerjaan ,548 ,515 ,121 4,524 ***

Kinerja <---Karakteristik

_Pekerjaan ,793 ,668 ,106 7,460 ***

Kinerja <---Karakteristik

_Individu ,188 ,155 ,076 2,667 ,014

Kinerja <---Komitmen_O

rganisasi ,281 ,252 ,070 4,044 ***

,94

(13)

Berdasarkan hasil analisis data seperti yang ditampilkan dalam Tabel 4, maka persamaan struktural sebagai berikut : Persamaan Struktural I :

KO = b1KI+b2KP+Z1

KO = 0,314KI+0,515KP+Z1

Persamaan Struktural II : KA = b1KI+b2KP +b3KO+Z2

KA = 0,155KI+o,668KP + 0,252KO+Z2

Berdasarkan Tabel 4, maka dapat peneliti uraikan kesimpulan untuk menjawab hipotesis yang ada dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut:

1. Karakteristik individu dan karakteristik pekerjaan berpengaruh signifikan terhadap komitmen organisasi prajurit Korem 011/Liliwangsa Lhokseumawe

a) Pengaruh karakteristik individu terhadap komitmen organisasi adalah signifikan dengan nilai koefesien estimate standardized regression weight sebesar 0,314 (31,4%), nilai probabilitas atau signifikansi sebesar 0,004 (signifikan) dan nilai C.R sebesar 2,900. Dengan kata lain bahwa karakteristik individu berpengaruh signifikan terhadap komitmen organisasi prajurit Korem 011/Liliwangsa Lhokseumawe.

b) Pengaruh karakteristik pekerjaan adalah signifikan terhadap komitmen organisasi. Hal ini dapat dilihat dari nilai koefesien estimate standardized regression weight sebesar 0,515 (51,5%), nilai probabilitas atau signifikansi sebesar 0,0001 (signifikan) dan nilai C.R sebesar 4,524. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa karakteristik pekerjaan berpengaruh signifikan terhadap komitmen organisasi prajurit Korem 011/Liliwangsa Lhokseumawe.

2. Karakteristik individu, karakteristik pekerjaan dan komitmen organisasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja prajurit Korem 011/Liliwangsa Lhokseumawe.

a) Karakteristik individu memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja. Hal ini dapat dilihat dari nilai koefesienestimate standardized regression weight sebesar 0,155 (15,5%), nilai probabilitas atau

signifikansi sebesar 0,014 (signifikan) dan nilai C.R sebesar 2,667. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa karakteristik individu memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja prajurit Korem 011/Liliwangsa Lhokseumawe. b) Karakteristik pekerjaan berpengaruh

signifikan terhadap kinerja. Hal ini dapat dilihat dari nilai koefesien estimate standardized regression weight sebesar 0,668 (66,8%), nilai probabilitas atau signifikansi sebesar 0,0001 (signifikan) dan nilai C.R sebesar 7,460. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa karakteristik pekerjaan berpengaruh signifikan terhadap kinerja prajurit Korem 011/Liliwangsa Lhokseumawe.

Komitmen organisasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja. Hal ini dapat dilihat dari nilai koefesien estimate standardized regression weight sebesar 0,252 (25,2%), nilai probabilitas atau signifikansi sebesar 0,0001 (signifikan) dan nilai C.R sebesar 4,044. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa komitmen organisasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja prajurit Korem 011/Liliwangsa Lhokseumawe.

Analisis Efek Mediasi (Intervening) Model mediasi pertama sekali diperkenalkan oleh Baron & Kenny (1986), menjelaskan prosedur analisis variabel mediator secara sederhana melalui regresi. Intinya menurut Baron & Kenny (1986) mensyaratkan bahwa sebuah variabel dapat dikatakan menjadi mediator jika hasilnya adalah: (1) Jalurc: signifikan, (2) Jalura

: signifikan, (3) Jalur b : signifikan, (4)

Jalurc’: tidak signifikan. Untuk dinyatakan

sebagai mediator, hubungan X ke Y pada persamaan ke-3 haruslah tidak signifikan (nol), atau disebut dengan complete mediation. Tapi jika persamaan 1-3 terpenuhi, namun persamaan 4 tidak, maka disebut denganpartial mediation.

Analisis efek mediasi ini bertujuan untuk menjawab hipotesis 3, yaitu:

(14)

Berdasarkan hasil perhitungan ditemukan koefesien jalur -a, jalur -b, -c signifikan dan jalur –c’ juga signifikan.

Dengan kata lain variabel komitmen organisasi memediasi secara partial mediation pengaruh antara karakteristik individu terhadap kinerja prajurit Korem 001/Lilawangsa Lhokseumawe.

Berdasarkan hasil perhitungan ditemukan koefesien jalur a, jalur b, jalur -c dan

jalur -c’ signifikan. Dapat disimpulkan

bahwa komitmen organisasi memediasi secara partial mediation pengaruh antara karakteristik pekerjaan terhadap kinerja prajurit Korem 011/Liliwangsa Lhokseumawe.

PEMBAHASAN

Pengaruh Karakteristik Individu dan Karakteristik Pekerjaan Terhadap Komitmen Organisasi Prajurit Korem 011/Lilawangsa Lhokseumawe

1. Pengaruh karakteristik individu terhadap komitmen organisasi

Pengaruh karakteristik individu terhadap komitmen organisasi adalah signifikan dengan nilai koefesien estimate standardized regression weight sebesar 0,314 (31,4%), nilai probabilitas atau signifikansi sebesar 0,004 (signifikan) dan nilai C.R sebesar 2,900. Dengan kata lain bahwa karakteristik individu berpengaruh signifikan terhadap komitmen organisasi prajurit Korem 011/Liliwangsa Lhokseumawe.

Setiap karyawan dalam sebuah perusahaan atau organisasi tentulah memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Karakter karyawan ini sangatlah mempengaruhi komitmen karyawan dalam sebuah organisasi. Setiap orang mempunyai pandangan, tujuan, kebutuhan dan kemampuan yang berbeda satu sama lain. Perbedaan ini akan terbawa dalam dunia kerja, yang akan menyebabkan komitmen satu orang dengan yang lain berbeda pula, meskipun bekerja di tempat yang sama. Perbedaan usia, jenis kelamin, status perkawinan dan tingkat pendidikan tentu saja mempengaruhi komitmen seseorang di dalam bekerja. Sehingga sangatlah jelas bahwa karakteristik individu berpengaruh signifikan terhadap komitmen organisasi.

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian dari Sariningtyas dan Sulistiyani (2016), Saputra (2015), Nofendri, Nelmida dan Harahap (2013), Arifin et al (2010) yang menyatakan bahwa karakteristik individu berpengaruh signifikan terhadap komitmen organisasi.

Namun penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian dari Friska (2010) dan Siahaan (2010) yang menyatakan bahwa karakteristik individu tidak berpengaruh signifikan terhadap komitmen organisasi. 2. Pengaruh karakteristik pekerjaan

terhadap komitmen organisasi Pengaruh karakteristik pekerjaan adalah signifikan terhadap komitmen organisasi. Hal ini dapat dilihat dari nilai koefesien estimate standardized regression weight sebesar 0,515 (51,5%), nilai probabilitas atau signifikansi sebesar 0,0001 (signifikan) dan nilai C.R sebesar 4,524. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa karakteristik pekerjaan berpengaruh signifikan terhadap komitmen organisasi prajurit Korem 011/Liliwangsa Lhokseumawe.

Karakteristik pekerjaan yang didesain dengan baik dapat tentu saja dapat membantu karyawan untuk tetap memilih berkomitmen dengan perusahaan pemberi pekerjaan. Namun sebaliknya, bila karakteristik pekerjaan kurang baik, maka kemungkinan karyawan akan kurang berkomitmen terhadap perusahaan, sehingga mengakibatkan karyawan cenderung memilih untuk mencari pekerjaan alternatif dengan karakteristik pekerjaan yang lebih baik di perusahaan lain. Sehingga sangatlah jelas bahwa karakteristik pekerjaan berpengaruh signifikan terhadap komitmen organisasi seseorang di dalam bekerja.

Hasil penelitian ini sejalan sekaligus memperkuat penelitian dari Djastuti (2011), Handaru et al (2013), Putri (2015), Buwono, Stephen dan Nugroho (Nd), yang menemukan bahwa karakteristik pekerjaan berpengaruh signifikan terhadap komitmen organisasi.

(15)

Pengaruh Karakteristik Individu, Karakteristik Pekerjaan dan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Prajurit Korem 011/Lilawangsa Lhokseumawe

1. Pengaruh Karakteristik Individu Terhadap Kinerja

Karakteristik individu memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja. Hal ini dapat dilihat dari nilai koefesien estimate standardized regression weight sebesar 0,155 (15,5%), nilai probabilitas atau signifikansi sebesar 0,014 (signifikan) dan nilai C.R sebesar 2,667. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa karakteristik individu memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja prajurit Korem 011/Liliwangsa Lhokseumawe.

Karakteristik individu setiap orang tentu saja berbeda-beda. Sebuah organisasi terdiri dari kumpulan beberapa individu yang terikat dalam sebuah ikatan untuk mencapai tujuan. Masing-masing individu dalam organisasi mempunyai karakteristik yang unik dan berbeda satu dengan yang lain. Latar belakang yang beragam menjadikan individu mempunyai gaya dan pemikiran yang menjadikan individu tersebut berbeda. Setiap karyawan memiliki karakteristik serta kelebihan masing-masing yang dapat dikembangkan secara maksimal sehingga dapat menghasilkan kinerja yang optimal. Jadi sangatlah jelas bahwa karakteristik individu berpengaruh signifikan terhadap kinerja.

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian dari Huber (2007), Nasution (2009), Purwanti (2010), Djamaluddin (2009) yang menyatakan bahwa karakteristik individu berpengaruh signifikan terhadap kinerja. Namun penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian dari Hayati dan Sinaga (2014) dan Candrakumara (2009) yang menyatakan bahwa karakteristik individu tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja.

2. Pengaruh karakteristik pekerjaan terhadap kinerja

Karakteristik pekerjaan berpengaruh signifikan terhadap kinerja. Hal ini dapat dilihat dari nilai koefesien estimate standardized regression weight sebesar 0,668 (66,8%), nilai probabilitas atau signifikansi sebesar 0,0001

(signifikan) dan nilai C.R sebesar 7,460. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa karakteristik pekerjaan berpengaruh signifikan terhadap kinerja prajurit Korem 011/Liliwangsa Lhokseumawe.

Pada dasarnya karakteristik pekerjaan merupakan suatu perancangan kegiatan kerja karyawan yang disusun berdasarkan keinginan dan kemampuan karyawan tersebut, karyawan bekerja tidak hanya untuk dapat memenuhi kebutuhan nilainya, tapi juga bertujuan untuk menambah kepuasan kerja karyawan dengan pemberian beban pekerjaan yang tepat. Dengan hal tersebut perusahaan berharap dapat mengetahui kinerja karyawannya sebagai umpan balik kepada perusahaan, sebagai hasil yang diberikannya kepada perusahaan. Dengan adanya karakteristik pekerjaan yang baik tentu saja dapat mendukung pencapaian kinerja yang optimal.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian dari Beta (2015), Hernaus dan Mikulic (2013), Prastowo (2011), Kasih, Sunuharyo dan Rahardjo (2013), Kahya (2007), Suyanto (2003), Kassem dan Sarhan (2013), Zunaidah (2010), Lubis (2012), yang menemukan bahwa karakteristik pekerjaan berpengaruh signifikan terhadap kinerja. Namun hasil penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian dari Isrorina dan Setyowati (2009) yang menemukan bahwa karakteristik pekerjaan tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja.

3. Pengaruh komitmen organisasi terhadap kinerja

Komitmen organisasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja. Hal ini dapat dilihat dari nilai koefesien estimate standardized regression weight sebesar 0,252 (25,2%), nilai probabilitas atau signifikansi sebesar 0,0001 (signifikan) dan nilai C.R sebesar 4,044. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa komitmen organisasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja prajurit Korem 011/Liliwangsa Lhokseumawe.

(16)

organisasi yang tinggi akan meningkatkan kinerja yang tinggi pula. Sehingga sangatlah jelas apabila seorang pegawai yang merasa lebih berkomitmen pada organisasi, maka pegawai tersebut akan memiliki kebiasaan-kebiasaan yang bisa diandalkan, berencana untuk tinggal lebih lama di dalam organisasi, dan mencurahkan lebih banyak upaya dalam bekerja yang tentu saja akan meningkatkan kinerja mereka dalam bekerja.

Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian dari Fitriastuti (2013), Tolentino (2013), Arifah (2012), Ayu (2009), Sapariyah (2011), Djamaluddin (2009), Nugraheni (2008), Heriyanti (2007), menemukan bahwa komitmen organisasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja.

Komitmen Organisasi Memediasi Pengaruh Antara Karakteristik Individu dan Karakteristik Pekerjaan Terhadap Kinerja Prajurit Korem

011/Lilawangsa Lhokseumawe

Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan sobel test dapat diketahui bahwa komitmen organisasi memediasi secara partial mediation pengaruh antara karakteristik individu terhadap kinerja. Demikian juga dengan pengaruh antara karakteristik pekerjaan terhadap kinerja dimediasi oleh komitmen organisasi secara partial mediation.

Setiap karyawan dalam sebuah perusahaan atau organisasi tentulah memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Karakteristik individu adalah keadaan atau ciri-ciri individu yang dibawa kedalam suatu organisasi. Karakter karyawan ini sangatlah mempengaruhi komitmen karyawan dalam sebuah organisasi. Selain karakteristik individu, karakteristik inti dari pekerjaan yang didesain dengan baik dapat membantu karyawan untuk tetap memilih berkomitmen dengan perusahaan pemberi pekerjaan. Dengan komitmen kerja yang tinggi tersebut dapat mendukung kinerja karyawan itu sendiri. Sehingga jelas jika komitmen organisasi dapat menjadi perantara timbulnya kinerja yang optimal yang disebabkan dari karakteristik individu dan karakteristik pekerjaan yang dikelola dengan maksimal.

Kesimpulan

Karakteristik individu dan karakteristik pekerjaan berpengaruh signifikan terhadap komitmen organisasi prajurit Korem 001/Lilawangsa Lhokseumawe. Ini mengandung makna bahwa semakin baik karakteristik individu dan karakteristik pekerjaan maka akan semakin meningkatkan komitmen organisasi prajurit Korem 001/Lilawangsa Lhokseumawe.

Karakteristik individu, karakteristik pekerjaan dan komitmen organisasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja prajurit Korem 001/Lilawangsa Lhokseumawe. Karakteristik individu yang meliputi: usia, jenis kelamin, status perkawinan, pendidikan dan masa kerja tentu saja mempengaruhi kinerja seseorang dalam bekerja. Demikian pula dengan karakteristik pekerjaan, jika karakteristik pekerjaan dapat dikelola dengan baik maka dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap kinerja. Demikian pula dengan komitmen organisasi, semakin tinggi komitmen organisasi seorang prajurit maka akan semakin tinggi kinerja yang akan diberikannya untuk organisasi. Sehingga jelas jika karakteristik individu, karakteristik pekerjaan dan komitmen organisasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja prajurit Korem 001/Lilawangsa Lhokseumawe.

Komitmen organisasi memediasi pengaruh antara karakteristik individu dan karakteristik pekerjaan terhadap kinerja prajurit Korem 001/Lilawangsa Lhokseumawe. Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa jika ingin meningkatkan kinerja seorang prajurit maka harus menciptakan karakteristik individu dan karakteristik pekerjaan yang baik terlebih dulu melalui komitmen organisasi dari prajurit Korem 001/Lilawangsa Lhokseumawe yang maksimal. Sehingga jelas bahwa komitmen organisasi dapat menjadi perantara terciptanya kinerja prajurit Korem 001/Lilawangsa Lhokseumawe yang optimal.

Saran

(17)

Pemerintah Daerah Provinsi Aceh dapat memberikan pelatihan dan pengembangan, pemberian studi lanjut yang bertujuan agar prajurit mempunyai pengetahuan dan ketrampilan lebih untuk mendukung kerja mereka. Selain itu dapat juga dilakukan cofee morningatau liburan bersama keluarga besar Korem 001/Lilawangsa Lhokseumawe agar prajurit bisa lebih menikmati kerja mereka. Pemberian breefing (pengarahan) tentang pentingnya kerja dalam tim merupakan hal yang tak kalah penting agar prajurit Korem 001/Lilawangsa Lhokseumawe dapat bekerja dalam tim dengan baik terutama dalam menanggulangi bencana alam.

Karakteristik pekerjaan yang ada di Korem 001/Lilawangsa Lhokseumawe dapat didesain sedemikian rupa oleh Komandan Korem 001/Lilawangsa Lhokseumawe agar tugas-tugas yang diemban oleh prajurit dapat lebih efektif dan efisien untuk mendukung kinerja mereka di mata masyarakat. Hal tersebut dapat dilakukan antara lain dengan: pemberian kerja yang sesuai dengan bakat, minat, keahlian dan ketrampilan yang dimiliki oleh prajurit itu sendiri, beban kerja dan jabatan yang sesuai dengan level kepangkatan, pemberian otonomi tugas kepada masing-masing prajurit, dan prajurit juga harus mampu menerima kritik dan saran dari institusi, rekan kerja dan masyarakat tentang kinerja yang mereka lakukan.

Komitmen organisasi merupakan bagian terpenting dalam peningkatan kinerja prajurit Korem 001/Lilawangsa Lhokseumawe. Untuk itu perlu dilakukan beberapa hal penting yang dapat menimbulkan komitmen organisasi dari prajurit Korem 001/Lilawangsa Lhokseumawe, yaitu dengan cara: menanamkan dalam diri prajurit bahwa mereka adalah bagian terpenting dari Korem 001/Liliwangsa Lhokseumawe, menanamkan rasa bangga dan kepedulian terhadap organisasi, menumbuhkan hasrat yang kuat untuk bekerja dan percaya terhadap nilai-nilai organisasi. Jika Komandan Korem 001/Lilawangsa Lhokseumawe mampu melakukan hal-hal tersebut maka diharapkan akan meningkatkan komitmen organisasi prajurit Korem 001/Lilawangsa Lhokseumawe.

Untuk meningkatkan kinerja prajurit Korem 001/Lilawangsa Lhokseumawe dapat

dilakukan dengan cara: prajurit harus mampu menyelesaikan pekerjaan dengan hasil yang memuaskan, dapat mengerjakan banyak tugas sesuai target, mampu menyelesaikan pekerjaan sesuai waktu yang ditentukan, tidak melakukan sesuatu hal yang dapat merugikan Korem 001/Lilawangsa Lhokseumawe, mampu mengerjakan tugas tanpa harus diawasi oleh Komandan, dan mempunyai tanggung jawab kerja yang tinggi terhadap Korem 001/Lilawangsa Lhokseumawe.

Keterbatasan Penelitian

1) Keterbatasan yang paling dominan pada penelitian ini adalah masalah jumlah sampel dalam penelitian. 2) Pada waktu menyebar kuesioner ada beberapa responden yang tidak dapat mengisi kuisioner dengan baik karena responden dalam keadaan sibuk bekerja, serta membutuhkan waktu yang lama hingga kuesioner ditinggalkan. Kondisi ini sangat mempengaruhi konsistensi responden dalam menentukan jawaban kuesioner. 3) Penelitian ini hanya menggunakan variabel karakteristik individu, karakteristik pekerjaan dan komitmen organisasi untuk melihat pengaruhnya terhadap kinerja prajurit Korem 001/Lilawangsa Lhokseumawe, padahal masih sangat banyak variabel lain yang dapat mempengaruhi kinerja. Oleh karena itu, diharapkan kepada peneliti selanjutnya untuk memasukkan variabel yang lebih banyak lagi misalnya kompetensi, kualitas kehidupan kerja, motivasi, disiplin kerja, lingkungan kerja atau varibel lainnya untuk memberikan gambaran yang lebih menyeluruh dan komprehensif

DAFTAR REFERENSI

Baron, R. M., & Kenny, D. A. (1986). The moderator-mediator variable distinction in social psychological research: Conceptual, strategic, and statistical considerations. Journal of Personality and Social Psychology, 51, 1173-1182.

(18)

Ferdinand, Augusty. (2000). Structural Equation Modeling Dalam Penelitian Manajemen. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Ghozali, Imam. (2013).Konsep dan Aplikasi Dengan Progran AMOS 21.0. Cetakan ke 4, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Kreitner, Robert & Kinicki, Angelo. (2005). Perilaku Organisasi. Salemba Empat. Jakarta.

Gambar

Gambar 1. Full Model Penelitian
Gambar 2. CFA Variabel Konstruk
Tabel 3
Gambar 5. Full Model Setelah

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pelayanan publik terhadap tingkat kepuasan masyarakat (studi kasus di Kantor Kecamatan Cijeungjing Kabupaten

Buka program Surfer8, kemudian Post Map dengan menginput data pada lampiran 2 berupa nilai resistivitas sebenarnya dan kedalaman (langkah ini hanya titik ves

Hasil analisa salmonella Ikan Pinekuhe di 4 kecamatan Kabupaten Kepulauan Sangihe menunjukan bahwa Ikan Pinekuhe berada dalam keadaan aman atau tidak terkontaminasi oleh

Kecepatan rencana sebaiknya diambil sama atau mendekati kecepatan maksimum yang diijinkan, karena debit rencana atau debit puncak tidak sering terjadi maka debit dan kecepatan

Suhu udara dalam ruangan kerja merupakan salah satu faktor yang harus diperhatikan oleh manajemen perusahaan agar karyawan dapat bekerja dengan menggunakan seluruh

Produksi adalah seluruh hasil panen yang dihasilkan petani padi organik dan padi konvensional berupa beras dalam satu musim yang dinyatakan dalam satuan

Kasus bila ternyata alamat hasil fungsi hash tidak berisikan kunci yang sama (artinya terjadi collision saat penyisipan), berarti kita harus mencari alamat record

INVESTMENTS (MAURITIUS) LIMITED, qualitate qua (q.q.) Saudara ROBERT BUDI HARTONO dan Saudara BAMBANG HARTONO, selaku pemegang saham mayoritas BCA pada saat ini, untuk