PELATIHAN PENYUSUNAN
SURAT KEPUTUSAN PEJABAT
DILINGKUNGAN UNESA
OLEH :
SURAT KEPUTUSAN (SK)
PEJABAT DILINGKUNGAN UNESA
Ada 2 (dua) macam :
1. SK Pejabat yg bersifat
‘Peraturan’;
STRUKTUR SK PEJABAT
STRUKTUR SK PEJABAT TERSUSUN ATAS 4 (EMPAT) BAGIAN BESAR, YAITU
:
BAGIAN JUDUL
BAGIAN PEMBUKAAN
BAGIAN BATANG TUBUH BAGIAN PENUTUP
JUDUL
JUDUL SUATU KEPUTUSAN,
MERUPAKAN URAIAN SINGKAT
MENGENAI ISI KEPUTUSAN YANG
BERSANGKUTAN YANG DIDAHULUI
DENGAN PENYEBUTAN KETERANGAN
TENTANG JENIS, NOMOR, TAHUN
CONTOH
SURAT KEPUTUSAN
REKTOR UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
Nomor : 005/H38/HK.01.23/KL.01.13/2011
Tentang
PEMBERHENTIAN DAN PENGANGKATAN TIM
BANTUAN HUKUM UNIVERSITAS NEGERI
PEMBUKAAN
Bagian Pembukaan suatu SK PEJABAT Berturut-turut terdiri atas :
a. Frase “SURAT KEPUTUSAN...;
b. Jabatan yg mengeluarkan putusan ; c. Konsiderans (bagian menimbang);
FRASE “SURAT KEPUTUSAN”
Ditulis seluruhnya dengan huruf kapital,yg
diletakkan di tengah margin;
Ditulis sebelum nama jabatan Pejabat yg
JABATAN YG MENGELUARKAN
KEPUTUSAN :
Ditulis seluruhnya dengan huruf kapital, dan
KONSIDERANS :
Diawali dgn kata : Menimbang;
Konsiderans memuat uraian singkat mengenai
pokok-pokok pikiran yg menjadi latar belakang dan alasan dikeluarkannya Keputusan;
Tiap-tiap pokok pikiran diawali dgn huruf abjad, dan
dirumuskan dalam satu kalimat yg diawali dgn kata ‘bahwa’; dan diakhiri dgn tanda baca titik koma;
Jika Konsiderans memuat lebih dari satu pokok pikiran,
tiap-tiap pokok pikiran dirumuskan dalam rangkaian kalimat yg merupakan kesatuan pengertian;
Ingat! Pokok pikiran yg hanya menyatakan bahwa
CONTOH :
Jika konsiderans memuat lebih dari satu
pertimbangan, rumusan butir pertimbangan terakhir berbunyi sebagai berikut :
Menimbang : a. bahwa...;
b. bahwa...;
c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b perlu menetapkan Keputusan
DASAR HUKUM :
@Dasar hukum diawali dgn kata ‘Mengingat’.
Dasar hukum memuat dasar kewenangan
pembuatan peraturan perundangan yg
memerintahkan atau menjadi dasar dibuatnya Keputusan Pejabat;
Peraturan atau Keputusan yg digunakan sebagai
dasar hukum, hanya yg tingkatannya sama atau lebih tinggi;
Jika jumlahnya lebih dari satu, urutan
DIKTUM :
Terdiri atas :
a. kata Memutuskan;
(ditulis seluruhnya dgn huruf kapital tanpa spasi diantara suku kata dan diakhiri dgn tanda baca titik dua serta
diletakkan di tengah margin);
b. kata Menetapkan; (dicantumkan sesudah kata memutuskan yg disejajarkan ke bawah dgn kata ‘Menimbang’ dan ‘Mengingat’. Huruf awal kata
Menetapkan ditulis dgn huruf kapital dan diakhiri dgn tanda baca titik dua);
SUBSTANSI BATANG TUBUH
Ketentuan umum
Materi pokok yg diatur
PENGELOMPOKAN MATERI
DLM KEPUTUSAN :
Pengelompokan materi :
buku, bab, bagian dan paragraf;
• Urutan Pengelompokan :
KETENTUAN UMUM :
Ketentuan umum diletakkan pada Bab atau pasal
pertama;
Boleh memuat lebih dr 1 (satu) pasal; Ketentuan umum berisi :
1. batasan pengertian atau definisi;
2. singkatan atau akronim yg dipakai dlm Keputusan; 3. Hal lain yg mencerminkan asas, maksud dan tujuan; * Frase pembukanya : Dalam keputusan ini yg
MATERI POKOK YG DIATUR :
Ditempatkan langsung setelah bab ketentuan
umum
Materi pokok dpt dibagi ke dlm kelompok yg
lebih kecil;
Misal :
pembagian berdasar urutan jenjang jabatan;
(Rektor, Pembantu Rektor, Dekan, Ketua Jurusan, dan Ketua Program Studi)
* Pembagian berdasarkan urutan/kronologis;
KETENTUAN PERALIHAN :
Memuat ttg penyesuaian keputusan baru dgn
keputusan yg sdh ada lebih dahulu, utk menghindari implikasi hukum;
Ditempatkan diantara bab ketentuan pidana dan
KETENTUAN PENUTUP :
Ketentuan penutup, mengatur :
a. Penunjukan organ/alat kelengkapan yg akan melaksanakan keputusan itu;
b. Nama singkat Keputusan;
BATANG TUBUH
BATANG TUBUH MERUPAKAN BAGIAN
SUBSTANSIAL DALAM STRUKTUR SUATU
KEPUTUSAN
BAGIAN INI MEMUAT SELURUH
KETENTUAN ATAS MATERI YANG DIATUR
DALAM KEPUTUSAN TERSEBUT.
KETENUAN-KETENUAN ITU DIRUMUSKAN
DALAM BENTUK KALIMAT
PERUNDANG-UNDANGAN YANG TERMUAT DALAM
BATANG TUBUH
SECARA FORMIL, STRUKTUR BATANG TUBUH
TERSUSUN ATAS KELOMPOK-KELOMPOK
YANG SECARA BERJENJANG TERDIRI ATAS:
BAB, BAGIAN, PARAGRAF, PASAL, AYAT,
ANGKA, DAN BUTIR.
CATATAN
:
Meskipun merupakan bagian dari pasal,
ayat bukan merupakan satuan acuan
ketentuan. Untuk mempermudah
pemahaman pembaca atas ketentuan
dalam suatu pasal, maka perancang dapat
‘memecah’ pasal tersebut menjadi
beberapa ayat. Cara ini disebut dengan
CONTOH :
PASAL 4
Setiap orang yang ingin mendirikan
bangunan harus memiliki izin mendirikan bangunan yang didapatnya dengan cara mengajukan surat permohonan yang
ditujukan kepada kepala desa/kelurahan
Sedangkan secara materiil, struktur
Batang Tubuh terisi atas
kelompok-kelompok ketentuan yang terdiri
atas :
1.
Ketentuan Umum
2.
Ketentuan atas Materi
3.
Ketentuan Pidana
Catatan :
Ketentuan pengaturan atas materi
dalam suatu peraturan daerah
merupakan ketentuan-ketentuan
operasional yang mengandung
peraturan-peraturan yang
memerintahkan, melarang, atau
mengizinan individu atau lembaga untuk
berperilaku sebagaimana ditetapkan.
Dengan demikian, perancang harus
mengidentifikasi “siapa”, apa, dimana,
dan “kapan’ dalam tiap ketentuan
Sedangkan Ketentuan Umum, Ketentuan Pidana,
Ketentuan Peralihan, dan Ketentuan Penutup
dalam suatu Surat keputusan merupakan
ketentuan-ketentuan teknis yang mencakup
pengaturan atas masalah-masalah praktis.
Ketentuan-ketentuan ini membantu pembaca
melalui pendefinisian istilah-istilah, serta
penyebutan asas dan tujuan Surat Keputusan
tersebut. Selain itu, ketentuan-ketentuan ini
menjelaskan kepada para pembaca bagaimana
harus memperlakukan Surat Keputusan itu
KETENTUAN UMUM
Ketentuan umum diletakkan pada bab pertama,
atau pasal-pasal pertama dalam suatu Surat Keputusan
Di dalam ketentuan ini dapat dimuat
KETENTUAN ATAS MATERI
Ketentuan Pengaturan atas Materi
dituliskan setelah ketentuan umum
Pengelompokan (grouping) dan
pengurutan (ordering) atas
peraturan-peraturan dalam ketentuan
ini bergantung pada sebera luas
KETENTUAN PIDANA
Mengingat bahwa Ketentuan Pidana
tidalk selalu diperlukan bagi suatu
peraturan perundang-undangan,
maka ketentuan ini tidak mutlak ada
di dalam suatu peraturan
Catatan :
Pasal 143 ayat 92) Undang-undang
Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintah Daerah membatasi
tingkat maksimal ancaman pidan
yang dapat dimuat dalam peraturan
daerah yaitu: selama 6 (enam) bulan
kurungan atau denda sebanyak Rp.
50.000.000,00 (lima puluh juta
KETENTUAN PERALIHAN
Ketentuan Peralihan mengatur mengenai
penyesuaian terhadap keadaan dan hubungan hukum yang telah ada atau sedang berlangsung pada saat mulai berlakunya suatu Peraturan
Ketentuann ini juga tidak selalu diperlukan
4 MODEL PENGATURAN DALAM
KETENTUAN PERALIHAN
Peraturan-peraturan tentang
penerapan suatu peraturan terhadap
keadaan dan hubungan hukum yang
telah ada atau sedang berlangsung
pada saat mulai berlakunya peraturan
tersebut
Peraturan-peraturan tentang
penyimpangan ketentuan-ketentuan
suatu peraturan untuk sementara
Peraturan-peraturan tentang aturan
khusu bagi keadaan dan hubungan
hukum yang telah ada atau sedang
berlangsung pada saat mulai
berlakunya perturan, atau
Peraturan-peraturan tentang
pelaksanaan peraturan yang
CONTOH:
Pasal 32
(1)
Advokat, penasihat hukum, pengacara
praktik dan konsultan hukum yang telah
diangkat pada saat UU ini mulai
berlaku, dinyatakan sebagai advokat
sebagaimana diatur dalam UU ini
(2)
Pengangkatan sebagai pengacara
praktik yang pada saat UU ini mulai
berlaku masih dalam proses
KETENTUAN PENUTUP
Ketentuan Penutup merupakan kelompok
ketentuan terakhir dari Batang Tubuh suatu
peraturan perundang-undangan
Ketentuan ini biasanya memuat
peraturan-peraturan mengenai: pengaruh peraturan-peraturan
perundang-undangan yang bersangkutan
terhadap peraturan perundang-undangan
yang telah ada, lembaga pelaksana, nama
singkat, dan saat mulai berlakunya
3 MODEL PENGATURAN MENGENAI SAAT MULAI BERLAKUNYA PERATURAN
Berlaku pada tanggal diundangkan atau
ditetapkan
Berlaku pada beberapa waktu setelah
diundangkan dengan berdasarkan pada
tanggal tertentu, atau penetapan oleh
peraturan perundang-undangan lain
Berlaku pada tanggal diundangkan,
CONTOH:
Pasal 35
Pada saat UU ini mulai berlaku, maka:
1.
Reglement op de Rechterlijke Organisatie en
het Beleid der justitie in Indonesie (Stb. 1847
Nomor 23 jo. Stb. 1848 Nomor 57), Pasal
185 sampai Pasal 192 dengan segala
perubahan dan penambahannya;
2.
Bepalingen betreffende het kostuum der
CONTOH:
Bevoegheid departement hoofd in burgelijke
zaken van land (Stb. 1910 Nomor 446 jo.
Stb. 1922 Nomor 523); dan
Vertegenwoordingin van de land in rechten
(K.B.S 1922 Nomor 522);
dinyatakan tidak berlaku lagi.
Pasal 36
Undang-undang ini mulai berlaku pada
tanggal
KEJELASAN DAN KETELITIAN KATA
DALAM “SURAT KEPUTUSAN”
SURAT KEPUTUSAN PEJABAT SELALU BERTUJUAN UNTUK
MENGARAHKAN PERILAKU BAWAHAN DGN CARA-CARA YANG SERING KALI BERSIFAT TEGAS;
KRITERIA-KRITERIA
KEJELASAN DAN KETELITIAN
Hindari penggunaan kata yg samar-samar; Hindari pemakaian kata yg berarti ganda; Gunakan kata yg konsisten;
#1: HINDARI PEMAKAIAN KATA
YG SAMAR-SAMAR
Contoh :
Dalam keadaan darurat, Rektor dapat melimpahkan
#2 : HINDARI PEMAKAIAN KATA
YG BERMAKNA GANDA
Contoh :
Kecuali terhadap program studi baru, pelimpahan
#3 : GUNAKAN KATA YG KONSISTEN
Setiap kata memiliki makna tertentu;
Kata-kata yg berbeda selalu berarti hal-hal yg
berbeda;
Oleh karena itu, Perancang hrs menggunakan
#4 : LETAKKAN KONSEP YG PENTING
DI AKHIR KALIMAT
Perhatikan dua ketentuan berikut ini :
Dewan Pengawas dapat mengajukan Rekomendasi kpd Rektor utk melakukan tindakan hukum dalam hal pimpinan sub unit kerja dgn sengaja meninggalkan tugas dan
tanggung-jawabnya;
Dalam hal pimpinan sub unit kerja dgn sengaja meninggalkan tugas dan tanggung-jawabnya, Dewan Pengawas dpt
#5 : GUNAKAN KATA ‘DAN’ DAN ‘ATAU’
SECARA TEPAT
‘dan’ digunakan sebagai pengait; ‘atau’ digunakan sebagai pemisah.
Sebaiknya, kedua kata tersebut tidak digunakan
#6 : HINDARI PENGGUNAAN KATA
YG BERLEBIHAN
Kalimat per uu an yg baik, tidak boleh lebih dari 4-5
baris atau 30-40 kata;
Kalimat yg terlalu panjang akan membingungkan org
POLA KALIMAT
DALAM SURAT KEPUTUSAN
Perancang hrs menjelaskan dengan kalimat yg
baik, mengenai ‘siapa yg dituju’ dan ‘apa yg hrs dilakukannya’;
Kalimat ‘Keputusan’ hrs mengandung ‘Subyek’
dan ‘Predikat’;
Subyek adl setiap org atau sekelompok org yg
diperintahkan, dilarang atau diperbolehkan dlm Keputusan;
Predikat adl apa yg diperintahkan, dilarang atau
* SUBYEK MEMILIKI KEMAMPUAN UNTUK MELAKUKAN TINDAKAN
CONTOH :
Hewan ternak dilarang berkeliaran dalam lingkungan
Kampus;
Bandingkan
* SUBYEK BUKAN BENDA MATI
Permohonan Surat ijin belajar utk studi lanjut
ke S2 dan S3, hrs memuat keterangan tentang identitas, alamat dan nama Universitas/institut yg dituju;
Bandingkan
Dalam pengurusan Surat Ijin Belajar ke S2 dan
S3, pemohon hrs mencantumkan keterangan
* GUNAKAN KALIMAT AKTIF,
DAN BUKAN PASIF
Petugas yg melakukan Rekapitulasi nilai mata
kuliah, dapat diberhentikan apabila terbukti mengganti atau merubah nilai yg tidak sesuai dgn nilai mata kuliah yg sebenarnya;
Bandingkan :
* GUNAKAN KATA TUNGGAL,
DAN BUKAN JAMAK
Karyawan-karyawan bagian keuangan hrs
tetap masuk kerja pada hari Sabtu;
Bandingkan :
Karyawan bagian keuangan hrs tetap masuk
* MENGACU PD PERILAKU, BUKAN
HAK DAN KEWAJIBAN
Setiap karyawan yg tersangkut perkara berhak
meminta bantuan Hukum dr TBH Unesa;
Bandingkan :
Pimpinan unit atau sub unit kerja dilarang
menghalangi karyawan yg tersangkut perkara untuk meminta bantuan hukum dr TBH