ZAKAT, INFAK
SEDEKAH DAN
WAKAF
(ZISWAF)
Kelas X Semester II
SMAIT NURUL FIKRI
Kompetisi Dasar
•
Siswa memahami tentang zakat, infak dan
sedekah.
•
Siswa memahami tentang pembagian dan
nishab zakat
•
Siswa mampu menghitung zakat
•
Siswa mengetahui Undang-Undang No. 23
tahun 2011 tentang pengelolaan zakat di
Indonesia.
Tugas 2
1. Apa makna zakat, secara bahasa dan istilah
2. Tuliskan dalil tentang kewajiban zakat di dalam Al Quran 3. Berapa golongan yang berhak menerima zakat, sebut
dan jelaskan!
4. Apa yang dimaksud dengan nishab? 5. Berapa nisab kambing, sapi dan unta
6. Berapa nishab zakat pertanian, perdagangan dan berapa persen zakatnya
7. Berapa nishab zakat emas dan perak
8. Apakah zakat profesi itu?jelaskan dan berapa nishabnya 9. Buat tulisan tentang lembaga zakat nasional dan
Defnisi Zakat
:
اَكز
وُكزَي
-ًةاكَز
Menurut Bahasa
:
(Tumbuh, bersih, berkembang dan
berkah)
Menurut Istilah:
Menyerahkan sejumlah
harta tertentu, dalam batasan tertentu,
pada waktu tertentu, dan diberikan
kepada orang-orang tertentu yang
berhak menerimanya (
Ulama Hanafiaa
Dalil Zakat Di Al Qur’an
ْمِهيّكَزُتَو ْمُهُرّهَطُت ًةَقَدَص ْمِهِلاَوْم
َأ ْنِم ْذُخ
ْمُهَل ٌنَكَس َكَت َلَص ّنِإ ْمِهْيَلَع ّلَصَو اَهِب
ٌميِلَع ٌعيِمَس ُهّللاَو
◦Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan
mereka dan berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi)
Hadits Tentang Zakat
Apakah
Hikmah
Berzakat
?
Sebagai perwujudan dan pembuktian iman
kepada Allah.
Mensucikan dan menambah keberkahan harta Menumbuhkan sikap peduli kepada kaum lemah Memberdayakan ekonomi dan sosial umat
Mengikis sifat kikir dan rakus terhadap harta
Hukum Mengingkari Zakat
Seorang muslim yang tahu akan kewajiban
zakat, kemudian mengingkarinya maka
dia telah jatuh pada kekafran, dan
hukumnya hukum orang yang murtad.
Adapun muslim yang menolak tidak mau
membayar zakat:
◦ Di akhirat dia akan mendapat balasannya
◦ Di dunia, pemimpin berhak untuk
Perbedaan Antara:
Perbedaan Antara:
Zakat, Infaq & Shadaqah
Zakat
Infaq
Syarat Harta yang
Wajib Dikeluarkan
Zakatnya
•
Milik pribadi penuh, bukan hasil
meminjam atau hutang
•
Produktif, berkembang dan
untung
•
Sampai nishab, batas tertentu
•
Surplus dari kebutuhan primer
Makna Nishab
•
Nishab adalah batas harta milik yang
wajib dikeluarkan zakatnya.
•
Nishab zakat berbeda-beda setiap
objek zakat, sesuai dengan
Penerima zakat
(Mustahik/asnaf )
1. Fakir ( tidak punya pekerjaan )
2. Miskin ( bekerja namun tidak mencukupi kebutuhan hidup )
3. Amilin ( petugas penerima zakat ) 4. Muallaf ( baru masuk islam )
5. Fi sabilillah ( berjuang dijalan Allah )
6. Ibnu sabil ( musafr, mahasiswa yg kehabisan biaya )
7. Budak
َنيِلِماَعْلاَو ِنيِكاَسَمْلاَو ِءاَرَقُفْلِل ُتاَقَدّصلا اَمّنِإ
َنيِمِراَغْلاَو ِباَقّرلا يِفَو ْمُهُبوُلُق ِةَفّلَؤُمْلاَو اَهْيَلَع
ِهّللا َنِم ًةَضيِرَف ِليِبّسلا ِنْباَو ِهّللا ِليِبَس يِفَو
ٌميِكَح ٌميِلَع ُهّللاَو
“Sesungguhnya zakat itu hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, amil zakat, yang
dilunakkan hatinya (mualaf), untuk memerdekakan hamba sahaya, untuk membebaskan orang yang berhutang, untuk yang berada di jalan Allah dan untuk orang yang sedang di dalam perjalanan
Kekayaan
Yang Wajib Dikeluarkan
Zakatnya
1. Zakat emas & perak, Zakat Perhiasan
2. Zakat uang
3. Zakat pertanian dan zakat hasil bumi
4. Zakat binatang ternak
5. Zakat harta galian (Rikaz ( temuan )
6. Zakat Hasil Manfaat
1. Zakat Emas & Perak
Hadits yang diriwayatkan dari Ali bin Abi Thalib, ia berkata, telah
Bersabda Rasulullah saw: “Jika
kamu mempuniai 200 diraam dan sudaa cukup setaaun maka
zakatnia adalaa 5 diraam, dan emas aania dikenakan zakat bila sudaa mencapai 20 dinar dan sudaa cukup setaaun, maka zakatnia
adalaa ½ dinar setiap bertambaa maka dengan aitungan tersebut. Tidak wajib zakat kecuali sampai cukup masa setaaun” (HR. Abu Daud)
Zakat Emas & Perak
•
Nishab emas 20 dinar, 1 dinar = 4,25
gram, maka nishab emas adalah :
20 X 4,25 gram = 85 gram
•
Nishab Perak adalah 200 dirham,
1 dirham = 2,975 gram, maka nishab
perak adalah 200 X 2,975 gram = 595
gram.
Zakat Emas & Perak
Syarat:
Sampai nishab
Berlalu satu
tahun
Bebas dari
hutang yang
menyebabkan
kurang dari nishab
Surplus dari
kebutuhannya
1. Jika perhiasan
tersebut sebagai
simpanan
investasi, wajib
dikeluarkan
zakatnya 2.5%
dengan syarat
nishab dan haul
2. Penentuan
nishabnya adalah
senilai dengan
Cara Menghitung Zakat
Emas
Ketentuan :
1.Mencapai haul
2.Mencapai nishab, 85 gr emas murni
3.Besar zakat 2,5 %
Cara Menghitung :
Jika seluruh emas/perak yang dimiliki, tidak dipakai atau
dipakainya hanya setahun sekali, cara hitungnya adalah:
Zakat emas/perak = emas yang dimiliki x harga emas x 2,5 %.
Jika emas yang dimiliki ada yang dipakai
Zakat = (emas yang dimiliki – emas yang dipakai) x harga emas x 2,5 %
Contoh: Bu Eva memiliki perhiasan emas, setelah berlalu setahun
sebanyak 100 gr, jika harga emas /gram
Cara Menghitung Zakat
Perak
Ketentuan :
– Mencapai haul
– Mencapai nishab 595 gr perak – Besar zakat 2,5 %
Cara Menghitung :
•Jika seluruh perak yang dimiliki,
tidak dipakai atau dipakainya hanya setahun sekali
Zakat = perak yang dimiliki x harga perak x 2,5 %
•Jika perak yang dimiliki ada yang
dipakai
Zakat = (perak yang dimiliki – perak yang dipakai) x harga perak x 2,5 %
Contoh:
Bu Jerry memiliki
perhiasan perak sebesar 800 gr, ia memiliki
perhiasan perak yang dipakai sebesar 150 gr, harga perak/gram adalah Rp.200.000, berapakah zakatnya?
•Perak yg dimiliki-yang
dipakai x 2.5 %
2. Zakat Uang
•
Karena uang adalah merupakan barang
berharga, dan menjadi alat mengukur nilai
segala sesuatu, juga merupakan alat tukar
yang kekuatannya seperti emas & perak,
maka uang dikenai zakat sebagaimana
emas & perak dikenai zakat.
•
Syaratnya:
– Sampai nishab 85 gram emas
– Berlalu satu tahun – Bebas dari hutang
3. Zakat Pertanian
Firman Allah :
“Dan Dialaa iang menjadikan
kebun-kebun iang berjunjung dan iang tidak
berjunjung, poaon korma, tanam-tanaman
iang bermacam-macam buaania, zaitun dan
delima iang serupa (bentuk dan warnania)
dan tidak sama (rasania). Makanlaa dari
buaania (iang bermacam-macam itu) bila
berbuaa. Dan tunaikanlaa aaknia (zakatnia)
di aari memetiknia”
. (QS. 6 : 141)
Nabi SAW bersabda:
“Yang diairi olea sungai
Landasan Hukum Zakat
Pertanian
• Rasulullah bersabda:
ٌةَقَدَص ٍقُسْوَأ ِةَسْمَخ َنوُد اَميِف َسْيَل
• “… Tidak wajib bayar zakat pada kurma yang kurang dari 5 ausuq”
(HR Muslim)
Dari hadist ini dijelaskan bahwa nishab zakat pertanian adalah 5 ausuq
• Ausuq jamak dari wasaq, 1 wasaq = 60 sha’, sedangkan 1 sha’ = 2,176 kg, maka 5 wasaq adalah 5 x 60 x 2,176 = 652,8 kg
• Hitungan tersebut adalah untuk makanan pokok atau gabah, maka jika diberaskan nishab tersebut menjadi 520 kg
Contoh Menghitung zakat
Pertanian
Pak Bram panen sawah sebanyak 5 ton, ia
memiliki karyawan 3 orang dengan gaji
masing masing 1 juta, biaya perawatan
sawahnya diairi irigasi 500.000, berapakah
zakatnya?
•
Rumus: penghasilan kotor dikurangi
biaya-biaya dihitung zakatnya.
•
5 ton asumsi =
10.000.000-3.000.000-500.000
4. Zakat Hasil Bumi
Pendapat Malikiyah dan
Syafiyyah; adalah pada hasil bumi yang dapat ditakar dan disimpan, berlaku pada makanan pokok, dikeluarkan pada waktu panen dan dalam keadaan kering.
Pendapat Madzhab Imam
• Pendapat Imam Abu Hanifah; semua yang keluar dari
bumi, jika maksudnya untuk dikembangkan wajib dikeluarkan zakatnya. Hal tersebut berlandaskan
pada keumuman ayat “Hai orang-orang iang
beriman! Nafkaakanlaa (di jalan Allaa) sebagian dari aasil usaaamu iang baik-baik dan sebagian dari apa iang Kami keluarkan dari bumi untukmu”
Nishab Hasil Bumi Yang
Tidak Ditakar
•
Nishabnya adalah 5
ausuq
diperuntukkan
hasil bumi yang dapat diukur dengan
takaran tersebut, adapun bagi hasil bumi
yang tidak dapat ditakar maka nishabnya
yaitu sama dengan nilai 653 kg hasil bumi
yang berharga, seperti padi untuk negeri
kita atau gandum, demikian pendapat
Syekh Yusuf Qardhawi.
•
5 Ausuq senilai 653 kg padi, atau 520 kg
5. Zakat Binatang Ternak
• Syarat Umum
– Sampai Nishab
– Berlalu satu tahun – Tenaganya tidak
dipergunakan untuk produksi
– Digembalakan
• Tiga jenis hewan yang wajib
dizakati didalam Islam yang tergolong al-an’am (aewan ternak) iaitu:
– Unta – Sapi
– Kambing (domba atau
Zakat Ternak Unta
1 – 4 tidak ada zakat 5 – 9 1 kambing
10 – 14 2 ekor kambing 15 – 19 3 ekor kambing 20 – 24 4 ekor kambing
Nishab & Kadar Zakat
Binatang Ternak Sapi
1 - 29 Tidak ada zakat
30 – 39 anak sapi
40 – 59 sapi satu tahun
60 – 69 sapi usia 2 tahun
70 – 79 2 ekor anak sapi
80 – 89 anak sapi & sapi 2 thn
90 – 99 2 sapi 2 tahun
100 – 109 3 anak sapi
110 – 119 2 anak sapi & sapi usia 2 tahun
Kemudian setiap pertambahan 30 ekor
Nishab Zakat Kambing
40-120
ekor 1 kambing dari jenis domba yang berumur 1 tahun atau 1 kambing dari jenis ma’iz yang berumur 2 tahun
121-200 ekor
2 kambing
201-300 ekor
3 kambing
301 ke
Kuda tunggangan, dan
yang dipergunakan tidak dikenakan zakat
Kuda yang diperjual
belikan, dianggap sebagai asset perdagangan, maka termasuk pada zakat
perdagangan 2.5%
Kuda yang diternak dengan
maksud investasi; Kebanyakan ulama
mengatakan tidak dikenai zakat. Imam Abu Hanifah berpendapat dikenai zakat sebesar 1 dinar (4.25 gram emas) dengan nishob 5
ekor jika kuda Arab, selain kuda Arab 2.5 % dari nilai kuda tersebut, Dr Yusuf Al Qaradhawi berpendapat 2.5 % dari nilai kuda-kuda tersebut dengan nishab 5 ekor tanpa membedakan kuda Arab dan lainnya
Zakat Binatang Ternak
Lainnya
• Binatang ternak lainnya (selain yang telah
disebutkan dan ada nashnya) menurut sebagian ulama dikenakan zakat dengan alasan dalil yang umum
• Mengenai nishab dan kadarnya ulama berbeda pendapat
– Pertama nishabnya adalah senilai dengan emas 85 gram dan besarnya zakat 2.5 % dikiaskan pada harta kekayaan
6. Zakat Barang Tambang &
Temuan (rikaz)
•
Landasan Hukum
Dan Kadarnya
–
Dari Abu Hurairah,
bahwa Rasulullah
SAW pernah
Pengertian Rikaz
•
Jumhur ulama berpendapat bahwa
rikaz adalah harta yang terpendam
dalam perut bumi dari kekayaan
masyarakat jahiliyyah
•
Jumhur ulama membedakan antara
barang tambang dengan rikaz.
•
Abu Hanifah mendefnisikan bahwa
Syarat-Syarat Zakat Rikaz
•
Madzhab Syafi’ mensyaratkan bahwa
rikaz adalah kekayaan pada tanah yang
tidak bertuan, sementara jumhur
mensyaratkan peninggalan jahiliyyah
•
Madzhab Syafi’ mengkhususkan rikaz
pada emas dan perak saja, sementara
madzhab yang lain tidak mensyaratkan
demikian
•
Madzhab Syafi’ mensyaratkan nishab,
Barang Tambang
• Madzhab Abu Hanifah tidak membedakan antara
rikaz dengan barang tambang, maka besarnya zakat adalah 20 %
• Sedangkan jumhur tidak membedakan antara
keduanya, secara umum zakat barang tambang sebesar 2,5 % karena ekplorasinya membutuhkan biaya yang besar
• Madzhab Maliki dan Syafi’ menyatakan jika
penggalian barang tambang tersebut tidak
Kesimpulan
Pada Rikaz & Barang Tambang
•
Zakat Rikaz berbeda dengan Zakat Barang
Tambang
•
Zakat Barang Tambang mencakup semua
jenis, baik padat maupun cair
•
Zakat Rikaz dan Barang Tambang tidak
mensyaratkan nishab dan haul
•
Tarif Zakat Rikaz 20% dan Zakat Barang
Tambang 2,5 % kecuali ada kemiripan
•
Mustahik Zakat Rikaz dan Barang Tambang
Zakat Hasil Laut dan Galian
•
Harta galian adalah yang didapatkan
dari perut bumi baik cair seperti minyak,
atau padat, atau berupa gas, atau
berupa besi sulgur, dan sebagainya.
Sedangkan ikan, mutiara, marjan dan
sebangsanya adalah merupakan harta
yang didapat dari lautan dan dasar zakat
bagi harta tersebut adalah termasuk
Zakat Hasil Laut dan Galian
• Kaidah yang harus diperhatikan
– Harta tersebut termasuk dalam katagori harta
yang tidak disyaratkan haul, juga tidak disyaratkan nishab
– Jika harta tersebut didapat tidak melalui jerih payah maka tarifnya adalah 20%, akan tetapi jika dicapainya melalu jerih payah maka tarifnya adalah 10% (Dr. Yusuf Qordhowi, Fiqh Zakat)
7. Zakat Hasil Manfaat
• Sesuatu yang kita pergunakan tidak wajib
dikenai zakat sesuai dengan apa yang pernah diungkapkan Rasulullah SAW. Adapun harta yang tidak kita gunakan, tetapi harta tersebut mendatangkan pemasukan seperti rumah
yang disewakan, atau tanah, atau barang lainnya, maka hal tersebut dapat dikenai
zakat, dan disebut sebagai harta yang diambil manfaatnya. Keputusan tersebut telah
Zakat Hasil Manfaat
• Maka yang termasuk dalam katagori ini adalah:
– Pemasukan dari hasil kontrak rumah, atau bangunan
– Pemasukan dari hasil menyewakan sarana transportasi
– Pemasukan dari hasil ternak ayam telur dan yang semisalnya
– Pemasukan dari hasil ternak yang dipekerjakan atau diambil hasilnya
– Pemasukan dari hasil produk peternakan seperti wool dan susu
– Pemasukan dari ternak lebah
Zakat Hasil Manfaat
• Untuk menghitungnya hendaknya memperhitungkan hal-hal
berikut ini:
– Tarif zakat bagi harta yang diambil manfaatnya adalah
2,5 %
– Nishab yang ditentukannya adalah dianalogikan pada nilai emas 85 gram
– Mengikuti haul dengan mengakumulasikan hasil yang
didapat selama setahun, jika sampai nishab, maka wajib dikeluarkan zakatnya sesuai tarif diatas
– Biaya produksi langsung dan tidak langsung dikurangkan
atas hasil tersebut dengan selalu berpedoman pada prinsip tidak berlebih-lebihan dalam cost
8. Zakat Perdagangan
•
Landasan Hukum
– Firman Allah : “Wahai orang-orang yang
beriman, keluarkanlah sebagian dari harta halal yang kamu peroleh dari usahamu dan dari harta yang kami keluarkan untukmu dari perut bumi” (Q S 2 : 267)
– Dari Samurah bin Jundub mengatakan :
Ketentuan Zakat
Perdagangan
• Dikenakan atas modal yang diputar, keuntungan dan piutang lancar dikurangi hutang dan kerugian. Asset tetap yang tidak untuk diperdagangkan tidak termasuk harta perdagangan.
• Berlalu satu tahun
• Mencapai nishab yaitu senilai dengan 85 gram emas
• Tarip zakatnya 2,5%
• Dapat dibayar dengan uang atau barang
• Dikenakan pada perdagangan sendiri maupun
perseroan
9. Zakat Investasi
•
Zakat Investasi dalam istilah fqh biasa
disebut Zakat
“Almustagaillat
” atau
Al maal
almustafaad
•
Zakat tersebut dikenakan terhadap harta
yang diperoleh dari hasil investasi
•
Diantara bentuk usaha yang termasuk
investasi adalah; bangunan atau kantor yang
disewakan, saham, rental mobil, rumah
Analogi Zakat Investasi
•
Sebagian ulama Hanbali menganalogikan
kedalam zakat perdagangan, dengan tarif 2,5
% dan nishab 85 gram serta sampai haul.
•
Sebagian ulama Maliki dan salaf seperti Ibnu
Masu’d, Ibnu Abbas, menganalogikannya
kedalam zakat uang tapi diambil dari hasilnya
saja, tanpa mensyaratkan haul dikeluarkan
ketika menerimanya
•
Abu Zahrah, Abdul Wahab Khalaf & Dr. Yusuf
Al Qardhawi menganalogikannya kedalam
zakat pertanian yaitu dikeluarkan saat
menghasilkan dari hasilnya, tanpa
memasukkan unsur modal dengan tarif 5 %
untuk penghasilan kotor dan 10 % untuk
10. Zakat Perusahaan
• Dalam fqh Islam perusahaan dikenal dengan syirkah. Pada era modern sekarang ini,
perusahaan adalah merupakan lambang kekuatan perekonomian, oleh sebab itu tidak pantas
membiarkan perusahaan terlepas dari kewajiban zakat.
• Pada dasarnya zakat adalah merupakan kewajiban individu, sedangkan perusahaan adalah
Landasan Hukumnya
•
Hadist riwayat Bukhari dalam
pembahasan zakat binatang ternak :
“…
janganlaa menggabungkan iang
terpisaa dan jangan memisaakan
sesuatu iang sudaa bergabung
(berserikat) dan sesuatu iang
bercampur dari dua piaak maka
keduania memeriksa (jumlaa aartania)
untuk dibaiarkaan dengan ketentuan
Ketentuan Zakat
Perusahaan
•
Dianalogkan pada zakat perniagaan,
sesuai dengan pendapat Muktamar Zakat
Internasional, dan berdasarkan pada
pendapat ulama. Diantaranya adalah Abu
Ishaq Asy Syatibi,
“Hukumnia adalaa
seperti aukum zakat perdagangan, karena
memproduksi dan kemudian menjual, atau
menjadikan apa iang diproduksi sebagai
komoditas perdagangan, aarus
dikeluarkan zakatnia tiap taaun dari apa
ig miliki baik berupa stok barang iang
ada ditambaa nilai dari aasil penjualan
Cara penghitungannya
•
Sama dengan pola penghitungan
zakat perdagangan
•
Aktiva lancar dikurangi kewajiban
lancar
•
Nishab senilai 85 gram emas
11. Zakat Profesi
Zakat profesi adalah zakat atas penghasilan yang diperoleh dari pengembangan potensi diri yang dimiliki seseorang dengan cara yang sesuai syariat, seperti: upah kerja rutin, profesi dokter,
pengacara, arsitek, dll.
Dari berbagai pendapat
dinyatakan bahwa landasan zakat profesi dianalogikan kepada zakat hasil pertanian yaitu dibayarkan ketika
mendapatkan hasilnya, demikian juga dengan nishobnya yaitu
sebesar 652,8 kg makanan pokok (padi) atau senilai 520 kg beras, dan dibayarkan dari pendapatan kotor. Sedangkan tarifnya adalah dianalogikan kepada zakat emas dan perak yaitu sebesar 2,5 %, atas dasar kaidah “Qias
Cara Penghitungannya
•
Zakat penghasilan ialah yang dikeluarkan dari
penghasilan kita atau pendapatan yang didapatkan
dari hasil kerja kita, hal tersebut dapat dilakukan:
– Dengan cara mengakumulasikan pendapatan tiap bulan yang mencapai nishab, kemudian ditunaikan zakatnya pada akhir tahun
– Atau ditunaikan pada tiap bulan ketika kita
mendapatkannya
– Tarifnya adalah 2,5%, Sedangkan nishabnya adalah 520 kg beras dengan asumsi pendapataan kotor.
Landasan Zakat Profesi
Ada beberapa 2 pendapat yang muncul mengenai nishab dan kadar zakat profesi, yaitu:
Menganalogikan secara mutlak kedua kategori
di atas dengan hasil pertanian, baik nishab maupun kadar zakatnya. Dengan demikian, nishab-nya adalah senilai dengan hasil pertanian yaitu 653 kg gabah, tarifnya 5%, dan dikeluarkan setiap menerima hasil tersebut.
Menganalogikan secara mutlak kedua kategori
Landasannya
Menganalogikan nishab zakat
upah kerja/gaji dengan nishab zakat hasil
pertanian. Nishab-nya senilai 653 kg gabah dan
dikonversi ke dalam makanan pokok, yaitu
beras
diperkirakan
hasilnya menjadi 520 kg beras.
Sedangkan,
kadar zakatnya dianalogikan dengan emas yakni 2,5%.
Contoh: Pak Amran seorang karyawan swasta yang
berdomisili di Bogor. Ia
mempunyai seorang istri dan dua orang anak yang masih
kecil. Penghasilan per bulannya adalah Rp 5.000.000,-.
•Pendapatan gaji per bulan Rp
5.000.000,-•Nisab 520 kg beras @Rp 7.000
(relatif) Rp
3.654.000,-•Rumus zakat = (2,5% x besar
gaji per
125.000,-Model bentuk harta yang diterima sebagai
penghasilan berupa uang. Oleh sebab itu, bentuk harta ini dapat di-qiyas-kan dalam zakat harta
(simpanan/kekayaan) berdasarkan kadar zakat yang harus dibayarkan (2,5 %). Dengan demikian, hasil
profesi seseorang apabila telah memenuhi ketentuan wajib zakat, maka wajib baginya untuk menunaikan zakat. Model penganalogian tersebut tidak asing di kalangan ulama salaf, seperti saat para ulama
menganalogikan hamba sahaya. Di satu sisi, hamba sahaya dianalogikan dengan hewan untuk
menetapkan boleh/tidaknya mereka diperjualbelikan. Namun di sisi lain, hamba sahaya dianalogikan
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 23 TAHUN 2011
Pasal 1:
•Pengelolaan zakat adalah kegiatan perencanaan, pelaksanaan, dan pengoordinasian dalam
pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan zakat.
•Zakat adalah harta yang wajib dikeluarkan oleh seorang muslim atau badan usaha untuk diberikan kepada yang berhak menerimanya sesuai dengan syariat Islam
•Badan Amil Zakat Nasional yang selanjutnya
disebut BAZNAS adalah lembaga yang melakukan pengelolaan zakat secara nasional.
•Lembaga Amil Zakat yang selanjutnya disingkat LAZ adalah lembaga yang dibentuk masyarakat yang memiliki tugas membantu pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan zakat.
Pengelolaan Zakat
Pasal 27
•
Zakat dapat didayagunakan untuk
usaha produktif dalam rangka
penanganan fakir miskin dan
peningkatan kualitas umat.
•
Pendayagunaan zakat untuk usaha
Pengertian Wakaf
•
Dalam Bahasa Arab
kata wakaf berasal dari
kata
فَق َو
َ
(wakafa) yang artinya berhenti atau
menahan.
Pengertian Wakaf Menurut
Ulama
• Hanafyyah: Menahan benda yang statusnya tetap milik si wakif (org yg mewakafkan) dan yang disedekahkan adalah manfaatnya saja.
• Malikiyyah: Menjadikan manfaat benda yang dimiliki, baik yang berupa sewa atau hasilnya untuik diserahkan kepada
orang yang berhak dengan bentuk penyerahan berjangka waktu sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh yang mewakafkan.
• Syafiiyyah: Menahan harta yang dapat diambil manfaatnya dengan tetap utuhnya barang dan barang itu lepas dari
penguasaan si wakif serta dimanfaatkan pada sesuatu yang diperbolehkan oleh agama.
• Hanabilah: Menahan kebebasan pemilik harta dalam membelanjakan hartanya yang bermanfaat dengan tetap
Dalil Wakaf dalam Al Qur’an
“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir. Pada tiap-tiap bulir
seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi sesiapa yang Dia kehendaki, dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (Q.S.
al-Baqarah (2): 261)
“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir. Pada tiap-tiap bulir
seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi sesiapa yang Dia kehendaki, dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (Q.S.
Dalil Wakaf dari Hadits
Umar Radhiyallahu ‘anhu telah memperoleh bagian tanah di Khaibar, lalu ia datang kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, seraya berkata,”Aku telah mendapatkan bagian tanah, yang saya tidak memperoleh harta
selain ini yang aku nilai paling berharga bagiku. Maka bagaimana engkau, wahai Nabi? Engkau memerintahkan aku dengan sebidang tanah ini?”
Syarat Wakaf
• Wakif (orang yang mewakafkan)
– Merdeka, berakal sehat, dewasa, tidak berada di bawah pengampuan.
– Sedangkan syarat menurut UU Nomor 41 Tahun 2004
adalah: dewasa, barakal sehat, tidak terhalang melakukan perbuatan hukum, dan pemilik sah harta wakaf.
• Maukuf bih (Benda yang diwakafkan): Harus mempunyai nilai/berguna, benda tetap atau benda bergerak yang
dibenarkan untuk diwakafkan
Tujuan Wakaf
Menurut UU Nomor 41 Tahun 2004, Pasal 22: 1.Sarana ibadah dan kegiatan ibadah
2.Sarana dan kegiatan pendidikan serta kesehatan. 3.Bantuan kepada fakir miskin, anak terlantas,
yatim piatu atau bea siswa.
4.Kemajuan dan peningkatan ekonomi umat.
Jenis Wakaf
wakaf ini ditujukan kepada orang-orang tertentu, baik seorang atau lebih atau baik keluarga si wakif sendiri atau bukan.
wakaf untuk kepentingan
agama atau kemasyarakatan, seperti wakaf yang diserahkan untuk kepentingan
pembangunan masjid,
sekolahan, jembatan, rumah
Bolehkah Alih Fungsi
Wakaf?
Tidak Boleh
Menurut pendapat Imam Malik dan Imam Syaf’i , wakaf tidak boleh
dipejual belikan atau ditukarkan atau diubah. Sehingga masjid atau
peralatan masjid sebagai wakaf meskipun sudah tidak dapat
digunakan, tidak boleh dijual atau ditukarkan. Menjual atau
menukarkan harta wakaf berarti memutuskan harta wakaf
Menurut pendapat Imam Malik dan Imam Syaf’i , wakaf tidak boleh
dipejual belikan atau ditukarkan atau diubah. Sehingga masjid atau
peralatan masjid sebagai wakaf meskipun sudah tidak dapat
digunakan, tidak boleh dijual atau ditukarkan. Menjual atau
menukarkan harta wakaf berarti
memutuskan harta wakaf َلَو ُبَهوُي َلَو ُعاَبُي َل ، ِهِلْصَأِب ْقّدَصَت ُه ُرَمَث ُقَفْنُي ْنِكَلَو ، ُث َروُي Daliln
ya:
Boleh
Menurut pendapat ini larangan menjual harta wakaf dalam
hadits itu hanyalah bagi harta wakaf yang masih dapat
dimanfaatkan suatu kebutuhan. Adapun harta wakaf yang
sudah lama atau hampir tidak dapat dimanfaatkan lagi boleh dijual dan uangnya dibelikan lagi penggantinya-(Imam
Ahmad bi Hambal dan Imam Hanaf)
Menurut pendapat ini larangan menjual harta wakaf dalam
hadits itu hanyalah bagi harta wakaf yang masih dapat
dimanfaatkan suatu kebutuhan. Adapun harta wakaf yang
sudah lama atau hampir tidak dapat dimanfaatkan lagi boleh dijual dan uangnya dibelikan lagi penggantinya-(Imam
Wakaf Tunai (
Casa Waqf )
Wakaf tunai adalah
wakaf yang dilakukan
seseorang, suatu
kelompok, lembaga
atau badan hukum
dalam bentuk uang
tunai, termasuk dalam
pengertian uang
Hukum Wakaf Tunai
• Pendapat Pertama: Wakaf tunai hukumnya tidak boleh.
Ini pendapat Ibnu Abidin dari Hanafyah dan madzhab Syaf’i. (Abu Bakar al-Husaini, Kifaiat al-Akaiar, 412) • Ibnu Abidin berkata: “wakaf tunai (dengan dirham)
merupakan kebiasaan yang berlaku di masyarakat Romawi, bukan dalam masyarakat kita. Begitu juga wakaf kapak dan pisau pernah berlaku pada zaman
terdahulu, tetapi tidak lagi pernah terdengar pada zaman kita. Untuk itu, tidak sah kalau diterapkan sekarang,
• Pendapat Kedua: Wakaf tunai hukumnya boleh. Ini adalah pendapat Imam Zuhri, seorang ahli hadist, Muhammad bin Abdullah Al-Anshari, murid dari Zufar, sahabat Abu Hanifah, ini juga pendapat sebagian ulama mutaakhirin dari
kalangan Hanafyah dan sebagian ulama dari kalangan Syafi, sebagaimana disebutkan Mawardi dalam kitab al-Hawi al-Kabir, bahwa Abu Tsaur meriwayatkan hal itu dari Imam Syaf’i.
ىَلِإ اَهَعَفَد ِهللا ِلْيِبَس يِف ٍراَنْيِد َفْلَأ َلَعَج ْنَمْيِف :َلاَق يِرْهّزلا ِنَع َنْيِب َرْقَ ْلاَو َنْيِكاَسَمْلِل ٌةَقَدَص ُهَحْبُر َلَعَجَو ،اَهِب ُرِجّتَي ٍرِجاَت ُهَل ٍم َلُغ
Dari Az Zuhri bahwasanya ia berkata: “ Tentang seseorang yang mewakafkan seribu dinar di jalan Allah, dan uang tersebut diberikan kepada pembantunya untuk
Fatwa Majelis Ulama
Indonesia
Majelis Ulama Indonesia (MUI) juga telah mengeluarkan fatwa kebolehan wakaf tunai, pada tanggal 11 Mei 2002:
– Wakaf Uang (Cash Wakaf/Wagf al-Nuqud) adalah
wakaf yang dilakukan seseorang, kelompok orang, lembaga atau badan hukum dalam bentuk uang tunai.
– Termasuk ke dalam pengertian uang adalah
surat-surat berharga.
– Wakaf uang hukumnya jawaz (boleh)
– Wakaf uang hanya boleh disalurkan dan digunakan
untuk hal-hal yang dibolehkan secara syar'i.
– Nilai pokok Wakaf Uang harus dijamin kelestariannya,
Manfaat Wakaf Tunai
1. Wakaf tunai jumlahnya bisa bervariasi sehingga seseorang yang memilki dana terbatas sudah bisa mulai memberikan dana wakafnya.
2. Melalui wakaf tunai, aset-aset wakaf yang merupakan tanah-tanah kosong bisa mulai dimanfaatkan dengan pembangunan gedung atau digunakan untuk sektor lain yag berdaya guna.
3. Dana wakaf tunai juga bisa membantu sebagian lembaga-lembaga islam yang lemah.
4. umat Islam dapat lebih mandiri dalam