• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK USIA TODLER DI POSKESDES BONTO KIO KECAMATAN MINASA TE’NE KABUPATEN PANGKEP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK USIA TODLER DI POSKESDES BONTO KIO KECAMATAN MINASA TE’NE KABUPATEN PANGKEP"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK USIA

TODLER DI POSKESDES BONTO KIO KECAMATAN MINASA TE’NE

KABUPATEN PANGKEP

Israr. S1, M. Askar2, Alfiah. A3

1STIKES Nani Hasanuddin Makassar

2POLTEKES Kemenkes Makassar

3STIKES Nani Hasanuddin Makassar

(Alamat Korespondensi :bgens_israr@ymail.com/081342478966)

ABSTRAK

Penilaian tumbuh kembang perlu dilakukan untuk menentukan apakah tumbuh kembang seseorang anak berjalan normal atau tidak, baik dilihat dari segi medis maupun statistik. Anak yang sehat akan menunjukkan tumbuh kembang yang optimal, apabila diberikan lingkungan bio-fisiko-psikososial yang adekuat. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan status gizi anak usia todler. Penelitian ini merupakan jenis deksriptif analitik dengan metode

Cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah anak usia todler yang berkunjung di poskesdes

Bonto Kio yang berusia 1-3 tahun beserta ibunya, jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 71 sampel. Pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner. Hasil diolah menggunakan uji chi square dengan tingkat kemaknaan ɑ=0,1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola makan anak (p=0,052), pendidikan ibu (p=0,023), pengetahuan ibu (p=0,022) dan pendapatan keluarga (p=0,000). Memiliki hubungan yang bermakna status gizi anak usia todler di poskesdes Bonto Kio. Bagi pihak puskesmas diharapkan agar lebih meningkatkan fungsi promotif untuk dapat lebih meningkatkan status gizi masyarakat yang utama pada anak yang sangat rentan akan masalah kesehatan.

Kata kunci : Pola Makan, pengetahuan ibu, pendidikan ibu, pendapatan keluarga dan status gizi anak usia todler.

PENDAHULUAN

Pemikiran modern mengenai pembangunan telah menempatkan kembali manusia sebagai subjek atau pusat dari proses pembangunan. Tujuan utama dari pembangunan adalah menciptakan lingkungan yang memungkinkan bagi penduduknya untuk menikmati umur yang panjang, sehat, dan menjalankan kehidupan yang produktif. Penduduk sebagai determinan pembangunan harus mendapatkan perhatian tinggi. Program pembangunan, termasuk pembangunan di bidang kesehatan yang akan dilakukan, harus didasarkan pada dinamika kependudukan (Depkes, 2011).

Penilaian tumbuh kembang perlu dilakukan untuk menentukan apakah tumbuh kembang seseorang anak berjalan normal atau tidak, baik dilihat dari segi medis maupun statistik. Anak yang sehat akan menunjukkan tumbuh kembang yang optimal, apabila diberikan lingkungan bio-fisiko-psikososial yang adekuat. Proses tumbuh kembang

mengikuti pola tertentu yang khas untuk setiap anak (Soetjiningsih, 2012).

Menurut hasil United Nations

Children's Fund (UNICEF)-World Health

Organization (WHO) The World Bank joint child

malnutrition estimates 2012, diperkirakan 17%

atau sekitar 165 juta anak usia di bawah lima tahun di seluruh dunia mengalami penurunan gizi dibandingkan dengan pada tahun 1990 sebanyak 28% atau sekitar 253 juta anak tahun 1990. Tingkat yang paling tinggi anak di bawah usia lima tahun terdapat di Afrika (36%) dan Asia (27%), dan sering belum diakui sebagai masalah kesehatan masyarakat (Kesmas, 2013).

(2)

gizi lebih sebanyak 10.439 balita (2,05%), gizi baik sebanyak 431.744 balita (84,88%), gizi kurang sebanyak 30.473 balita (5,99%) dan gizi buruk sebanyak 2.527 balita (0,50%) (Dinkes Sulsel, 2012).

Pada tahun 2007 hasil pemantauan Status Gizi (PSG) tercatat gizi buruk 290 orang (13 orang yang sangat buruk), kurang 1.859 orang, gizi baik 10.215 orang dan gizi lebih ada 89 orang. Pada tahun 2008 terjadi lagi peningkatan kasus gizi buruk yaitu tercatat 221 kasus, 1.260 gizi kurang, 8.055 gizi baik dan tercatat 76 gizi lebih (Dinkes Kab. Pangkep, 2009).

Berdasarkan data Poskesdes Bonto Kio tahun 2014 dari bulan Januari - Mei jumlah balita yang mengalami gizi kurang terutama pada usia 1-3 tahun yaitu sebanyak 29 orang atau sekitar 11,98% dari total keseluruhan jumlah 242 balita usia 1–3 tahun yang mencakup wilayah kerja Poskesdes Bonto Kio Kecamatan Minasa Te’ne Kabupaten Pangkep.

BAHAN DAN METODE

Lokasi, Populasi dan Sampel

Penelitian ini adalah penelitian non eksperimen dengan menggunakan jenis

Deksriptif Analitik dengan metode Crost

Sectional. Penelitian ini dilaksanakan di wilayah

kerja di Poskesdes Bonto Kio Kecamatan Minasa Tene Kabupaten Pangkep. Penelitian ini berlangsung sejak tanggal 14 Juli hingga 14 Agustus 2014 Adapun besarnya sampel yang diteliti sebanyak 71 orang di mana teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling.

Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan data primer dan skunder. Data primer merupakan data yang di peroleh peneliti secara langsung dengan menggunakan kuesioner. Sedangkan data skunder merupakan data yang di peroleh dari orang lain, organisasi tertentu, intansi dan badan ilmiah lainnya. Alat yang digunakan adalah alat tulis menulis serta bahan yang digunakan adalah kuesioner.

Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan secara manual (dengan mengisi kuesioner yang disediakan), selanjutnya menggunakan bantuan program SPSS for Windows dengan urutan sebagai berikut :

1. Selecting

Selecting merupakan pemilihan untuk

mengklasifikasikan data menurut kategori.

2. Editing

Editing di lakukan untuk meneliti setiap

daftar pertanyaan yang sudah di isi, meliputi kelengkapan pengisian, kesalahan pengisian dan konsistensi dari setiap jawaban.

3. Koding

Koding merupakan tahap selanjutnya yaitu

dengan memberi kode pada jawaban responden.

4. Tabulasi Data

Setelah dilakukan editing dan koding dilanjutkan dengan pengolahan data kedalam suatu tabel menurut sifat sifat yang di miliki sesuai dengan tujuan penelitian.

Analisa data

Analisa data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara menggunakan metode:

1. Analisis Univariat

Dilakukan untuk mendapatkan gamb aran umum dengan cara mendiskripsikan tiap variabel yang digunakan dalam penelitian dengan melihat distribusi frekuensi, mean, median dan modus. 2. Analisis Bivariat

Dilakukan untuk melihat hubungan antara variabel bebas secara sendiri sendiri dengan variabel terikat dengan menggunakan uji statistik Chi-Square, dengan alternatifnya uji Fisher SPSS 16,00.

HASIL PENELITIAN

Tabel 1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Anak Berdasarkan Jenis Kelamin di Poskesdes Bonto Kio Kecamatan Minasa Tene Kabupaten Pangkep

Berdasarkan Tabel 1 dari 71 responden yang di dapatkan, peneliti menemukan responden yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 31 orang (43,7%) dan responden yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 40 orang (56,3%).

Jenis

Kelamin Frekuensi Persen (%)

Laki-laki 31 43,7

Perempuan 40 56,3

(3)

Tabel 2 Distribusi Frekuensi Karakteristik Anak Berdasarkan Umur di Poskesdes Bonto Kio Kecamatan Minasa Tene Kabupaten Pangkep

Umur Frekuensi Persen (%)

1 Tahun 34 47,9

2 Tahun 36 50,7

3 Tahun 1 81,4

Total 71 100

Berdasarkan Tabel 2 dari 71 responden yang di dapatkan, peneliti menemukan anak berusia 1 tahun sebanyak 34 orang (47,9%) kemudian anak yang berusia 2 tahun sebanyak 36 orang (50,7%) dan anak yang berusia 3 tahun sebanyak 1 orang (1,4%).

Tabel 3 Distribusi Frekuensi Karakteristik Anak Berdasarkan Berat Badan di Poskesdes Bonto Kio Kecamatan Minasa Tene Kabupaten Pangkep

Berdasarkan Tabel 3 dari 71 responden yang di dapatkan, peneliti menemukan anak dengan berat badan 7 - 8 kg sebanyak 10 orang (14,1%), anak dengan berat badan 8 - 9 kg sebanyak 15 orang (21,1%), anak dengan berat badan 9 - 10 kg sebanyak 16 orang (22,5%), anak dengan berat badan 10 - 11 kg sebanyak 18 orang (25,4%), anak dengan berat badan 11 – 12 kg sebanyak 6 orang (8,5%), anak dengan berat badan 12 - 13 kg sebanyak 4 orang (5,6%), dan anak dengan berat badan 13 dan 14 – 15 kg masing-masing sebanyak 1 orang (1,4%).

Tabel 4 Distribusi Frekuensi Karakteristik Ibu Berdasarkan Umur di Poskesdes Bonto Kio Kecamatan Minasa Tene Kabupaten Pangkep

Pola Makan Frekuensi Persen (%)

Cukup 49 60,5

Baik 32 39,5

Total 81 100

Berdasarkan Tabel 4 dari 71 responden yang di dapatkan, peneliti menemukan ibu yang berusia < 20 tahun sebanyak 4 orang (5,6%) kemudian ibu yang berusia 20-40 tahun sebanyak 64 orang (90,1%) dan ibu yang berusia > 40 tahun sebanyak 3 orang (4,2%).

Tabel 5 Distribusi Frekuensi Karakteristik Ibu Berdasarkan Pekerjaan di Poskesdes Bonto Kio Kecamatan Minasa Tene Kabupaten Pangkep

Pekerjaan Frekuensi Persen (%) Tidak bekerja/

IRT 54 76,1

Baik 17 23,9

Total 71 100

Berdasarkan Tabel 5 dari 71 responden yang di dapatkan, peneliti menemukan ibu yang tidak bekerja / IRT sebanyak 54 orang (76,1%) dan ibu yang bekerja sebanyak 17 orang (23,9%).

Tabel 6 Distribusi Frekuensi Pola Makan Anak di Poskesdes Bonto Kio Kecamatan Minasa

Berdasarkan Tabel 6 dari 71 responden yang di dapatkan, peneliti menemukan anak dengan pola makan yang baik berjumlah sebanyak 28 orang (39,4%) dan anak dengan pola makan yang kurang baik berjumlah sebanyak 43 orang (60,6%).

Tabel 7 Distribusi Frekuensi Pola Makan Anak di Poskesdes Bonto Kio Kecamatan Minasa Tene Kabupaten Pangkep

Pendidikan ibu Frekuensi Persen (%)

Tinggi 51 71,8

Rendah 20 28,2

Total 71 100

(4)

Tabel 8 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu

Berdasarkan Tabel 8 dari 71 responden yang di dapatkan, peneliti menemukan ibu dengan pengetahuan yang baik berjumlah sebanyak 37 orang (52,1%) dan ibu dengan pengetahuan yang kurang berjumlah sebanyak 34 orang (47,9%).

Tabel 9 Distribusi Frekuensi Pendapatan Keluarga di Poskesdes Bonto Kio Kecamatan Minasa Tene Kabupaten Pangkep

Pendapatan

keluarga Frekuensi Persen (%)

Tinggi 33 53,5

Rendah 38 46,5

Total 71 100

Berdasarkan Tabel 9 dari 71 responden yang di dapatkan, peneliti menemukan keluarga dengan pendapatan yang tinggi berjumlah sebanyak 33 keluarga (53,5%) dan keluarga dengan pendapatan yang rendah berjumlah sebanyak 38 orang (46,5%).

Tabel 10 Distribusi Frekuensi Status Gizi Anak Usia Todler di Poskesdes Bonto Kio Kecamatan Minasa Tene Kabupaten Pangkep

Status gizi anak Frekuensi Persen (%)

Baik 33 53,5

Kurang 38 46,5

Total 71 100

Berdasarkan Tabel 10 dari 71 responden yang di dapatkan, peneliti menemukan anak usia todler dengan status gizi yang baik berjumlah sebanyak 33 anak (53,5%) dan anak usia todler dengan status gizi yang kurang berjumlah sebanyak 38 orang (46,5%).

Tabel 11 Hubungan pola makan anak dengan status gizi anak usia todler di Poskesdes Bonto Kio Kecamatan Minasa Tene Kabupaten Pangkep

Dari Tabel 11 responden dengan pola makan anak yang kurang yang mengalami status gizi kurang sebanyak 27 orang (38,0%), sedangkan responden dengan pola makan yang kurang yang mengalami status gizi baik sebanyak 16 orang (22,5%). Uji statistik

Chi-Square dimana menunjukkan hasil p = 0,052 <

α = 0,1 Jadi Ho ditolak dan Ha diterima.

Tabel 12 Hubungan pendidikan ibu dengan status gizi anak usia todler di Poskesdes Bonto Kio Kecamatan Minasa Tene Kabupaten Pangkep pendidikan ibu yang rendah yang mengalami status gizi kurang sebanyak 15 orang (21,1%), sedangkan responden dengan pendidikan ibu yang rendah yang mengalami status gizi baik sebanyak 5 orang (7,0%). Uji statistik

Chi-Square dimana menunjukkan hasil p = 0,023 <

α = 0,1 Jadi Ho ditolak dan Ha diterima.

(5)

Dari Tabel 13 Responden dengan pengetahuan ibu yang kurang yang mengalami status gizi kurang sebanyak 23 orang (32,4%), sedangkan responden dengan pengetahuan ibu kurang yang mengalami status gizi baik sebanyak 11 orang (15,5%). Uji statistik

Chi-Square dimana menunjukkan hasil p = 0,022 <

α = 0,1 Jadi Ho ditolak dan Ha diterima.

Tabel 14 Hubungan pendapatan keluaga dengan status gizi anak usia todler di Poskesdes Bonto Kio Kecamatan Minasa Tene Kabupaten Pangkep pendapatan keluarga yang rendah yang mengalami status gizi kurang sebanyak 29 orang (40,8%), sedangkan responden dengan pendapatan keluarga yang rendah yang mengalami status gizi baik sebanyak 9 orang (12,7%). Uji statistik Chi-Square dimana menunjukkan hasil p < 0,000 < α = 0,1 Jadi Ho ditolak dan Ha diterima.

PEMBAHASAN

1. Hubungan pola makan anak dengan status gizi anak usia todler

Menurut hasil penelitian yang telah dilakukan dari 71 responden pola makan anak berhubungan terhadap status gizi anak usia todler di Poskesdes Bonto Kio Kecamatan Minasa Tene Kabupaten Pangkep karena anak dengan pola makan yang kurang baik yang mengalami status sehingga dapat disimpulkan ada hubungan antara pola makan anak dengan status gizi anak usia todler.

Menurut hasil penelitian yang telah dilakukan dari 71 responden pola makan anak berhubungan terhadap status gizi anak usia todler di Poskesdes Bonto Kio Kecamatan Minasa Tene Kabupaten Pangkep karena anak dengan pola makan yang kurang baik yang mengalami status

makan yang baik yang mengalami status gizi anak yang kurang sebanyak 11 orang (15,5%) dan berdasarkan uji statistik Uji Square diperoleh nilai p = 0,052 dan ɑ = 0,1 sehingga dapat disimpulkan ada hubungan antara pola makan anak dengan status gizi anak usia todler.

2. Hubungan pendidikan ibu dengan status gizi anak usia todler

Menurut hasil penelitian yang telah dilakukan dari 71 responden pendidikan ibu berhubungan terhadap status gizi anak usia todler di Poskesdes Bonto Kio Kecamatan Minasa Tene Kabupaten Pangkep karena responden dengan pendidikan ibu yang rendah yang mengalami status gizi anak kurang sebanyak 15 orang (21,1%), sedangkan responden dengan pendidikan ibu yang tinggi yang mengalami status gizi anak yang kurang sebanyak 23 orang (32,4%) dan berdasarkan uji statistik Uji Square diperoleh nilai p = 0,023 lebih kecil dari ɑ = 0,1 sehingga dapat disimpulkan ada hubungan antara pendidikan ibu dengan status gizi anak usia todler.

Tingkat pendidikan terutama tingkat pendidikan ibu dapat mempengaruhi derajat kesehatan anak karena pendidikan ibu berhubungan terhadap kualitas pengasuhan anak. Tingkat pendidikan yang tinggi membuat seseorang mudah untuk menyerap informasi dan mengamalkan dalam perilaku sehari-hari.

Seorang ibu yang memiliki pendidikan yang tinggi membuat dia mudah untuk menyerap informasi dan mengamalkannya terutama dalam hal status gizi anak usia todler. Dengan demikian peneliti menyatakan bahwa tinggi pendidikan seorang ibu maka status gizi anaknya akan semakin baik.

3. Hubungan pengetahuan ibu dengan status gizi anak usia toddler

(6)

Menurut Baliwati tahun 2004 kurangnya pengetahuan ibu tentang gizi dan kesehatan pada orang tua, khususnya ibu merupakan salah satu penyebab terjadinya kekurangan gizi pada balita. Keadaan sosial ekonomi dan budaya banyak mempengaruhi pola makan didaerah pedesaan oleh karena itu hal ini membutuhkan pengetahuan yang tinggi agar dapat menyeleksi hal-hal tersebut.

Pengetahuan ibu tentang gizi anak dapat memberikan pengaruh yang sangat baik dalam pengelolahan makanan yang akan di berikan kepada anak agar anak memiliki status gizi yang baik dan dapat pula terhindar dari gangguan-gangguan yang dapat mengakibatkan anak mengalami gizi kurang. Dengan demikian peneliti menyatakan bahwa semakin baik pengetahuan seorang ibu maka status gizi anaknya akan semakin baik.

4. Hubungan pendapatan keluarga dengan status gizi anak usia toddler

Menurut hasil penelitian yang telah dilakukan dari 71 responden pengetahuan ibu berhubungan terhadap status gizi anak usia todler di Poskesdes Bonto Kio Kecamatan Minasa Tene Kabupaten Pangkep karena responden dengan pendapatan keluarga yang rendah yang mengalami status gizi anak kurang sebanyak 29 orang (40,8%), sedangkan responden dengan pendapatan keluarga yang tinggi yang mengalami status gizi anak yang kurang sebanyak 9 orang (12,7%) dan berdasarkan uji statistik Uji Square diperoleh nilai p < 0,000 lebih kecil dari ɑ = 0,1 sehingga dapat disimpulkan ada hubungan antara pengetahuan ibu dengan status gizi anak usia todler.

Pendapatan keluarga saat ini terutama di wilayah kerja di poskesdes Bonto Kio Kecamatan Minasa te’ne Kabupaten Pangkep memiliki hubungan bermakna dengan status gizi anak usia todler. Karena pendapatan yang memadai akan memberkan serta menunjang dalam pemenuhan kebutuhan anak terutama dalam hal pemenuhan asupan gizi anak yang akan memberi dampak yang buruk pada pertumbuhan dan perkembangan anak anak apabila tidak dipenuhi dengan baik. Dengan demikian peneliti menyatakan bahwa semakin tinggi pendapatan keluarga maka status gizi anaknya akan semakin baik.

KESIMPULAN

Ada hubungan bermakna antara pola makan anak dengan status gizi anak usia todler, ada hubungan bermakna antara tingkat pendidikan ibu dengan status gizi anak usia todler, ada hubungan bermakna antara pengetahuan ibu dengan status gizi anak usia todler, ada hubungan bermakna antara pendapatan keluarga dengan status gizi anak usia todler.

SARAN

1. Bagi institusi pelayanan kesehatan diharapakan kepada institusi yang terkait agar lebih memperhatikan tentang peningkatan status gizi masyarakatnya utama pada anak balita dikarenakan pada usia itulah perkembangan lebih membutuhkan nutrisi yang baik serta tercukupi.

2. Bagi pendidikan agar lebih mengutakan pada pembelajaran tentang status gizi pada masyarakat agar mahasiswa dan mahasiswi lebih banyak mengetahui tentang cara dan upaya preventif untuk agar para anak didikan lebih bisa mengimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat. 3. Diharapakan bagi pihak pelayanan

setempat utamanya di wilayah kerja poskesdes Bonto Kio agar lebih banyak memberikan upaya promotif pada masyarakatnya dalam mengurangi status gizi anak yang memiliki hubungan yang erat terhadap pola makan anak, pengetahuan, pendidikan ibu, serta pendapatan keluarga. 4. Bagi keluarga diharapkan agar lebih memperhatikan pola makan anak serta lebih sering menggali informasi yang memiliki hubungan erat tentang gizi anak yang baik yang berhubungan dengan status gizi yang baik untuk anak.

(7)

DAFTAR PUSTAKA

Anggraeni, Adisty Chythia. 2012. Asuhan Gizi; Nutritional Care Process. Graha Ilmu. Yogyakarta.

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. 2013. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta : Kementerian Kesehatan RI (online). (http://www.riskesdas.litbang. depkes.go.id/ diakses 19 Mei 2014 pukul 20.00 Wita).

Beck, Mary E. 2011. Ilmu Gizi dan Diet Hubungannya dengan penyakit untuk perawat dan dokter. Yayasan Essentia Medica. Yogyakarta.

Denny, Septian. 2013. Daftar lengkap UMP 2014 di 28 provinsi (online).

(http://bisnis.liputan6.com/read/772859/cek-di-sini-daftar-lengkap-ump-2014-di-28-provinsi, diakses 22 Mei 2014 Pukul. 14.16 Wita)

Hidayat, A. Aziz Alimul. 2009. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak I. Salemba Medika. Jakarta.

Indra, Dewi dan Wulandari, Yettik. 2013. Prinsip – Prinsip Dasar Ahli Gizi. Dunia Cerdas. Jakarta.

Kesmas. 2013. Pemantauan Status Gizi (online). (http://www.indonesianpublichealth. com/2013/03/pemantauan-status-gizi.html. diakses tanggal 22 Mei 2014 Pukul 21.00 wita).

Latief, Indrianty dkk. 2009. Profil Kesehatan Kabupaten Pangkep. Dinas Kesehatan Kabupaten Pangkep. Sulsel.

Mar’at, Samsunuwiyati. 2013. Psikologi Perkembangan. Remaja Rosddakarya. Bandung.

Nursalam. 2013. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Edisi 3. Salemba Medika. Jakarta.

Novitasari, Dewi. 2012. Faktor-Faktor Resiko Kejadian Gizi Buruk pada Balita yang dirawat di RSUP Dr. Kariadi. Skripsi tidak diterbitkan. Semarang; Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro (online). (http://eprints.undip.ac.id/ 15214/1/Dewi_Novitasari.pdf/ diakses 19 Mei 2014 pukul 20.00 Wita).

Profil Kesehatan Provinsi sulawesi Selatan. 2012. Makassar. Dinas Kesehatan Sulawesi Selatan (online). (http://depkes.go.id/downloads/KUNKER%20 MARET%202013/Sulsel.pdf, diakses 19 Mei 2014 Pukul 20.30 Wita).

Salma. 2009. 10 Tips Mencegah Penyakit Infeksi (online). (http://majalah kesehatan. com/ \10-tips-mencegah-penyakit-infeksi/ diakses 22 Mei 2014 Pukul. 15.02 Wita).

Sumarni. 2013. Desa Siaga. Kebidanan Salewangan Maros. Makassar.

Supariasa, I Dewa Nyoman dkk. 2012. Penilaian Status Gizi. EGC. Jakarta.

Soetjiningsih. 2012. Tumbuh kembang Anak. EGC. Jakarta.

Wawan, A dan Dewi M. 2011. Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan Prilaku. Nuha Medika. Yogyakarta.

Gambar

Tabel 1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Anak Berdasarkan Jenis Kelamin di Poskesdes Bonto Kio Kecamatan Minasa Tene Kabupaten Pangkep
Tabel 3 Distribusi Frekuensi Karakteristik Anak
Tabel 8 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu di Poskesdes Bonto Kio Kecamatan Minasa Tene Kabupaten Pangkep
Tabel 14 Hubungan pendapatan keluaga dengan status gizi anak usia todler di Poskesdes Bonto Kio Kecamatan Minasa Tene Kabupaten Pangkep

Referensi

Dokumen terkait

E sebagai budayawan sekaligus keturunan dari kerajaan Balla’Bulo tari Pakarena Balla’ Bulo merupakan tarian yang sangat sakral didalam lingkungan kerajaan pada masanya

Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 14 Tahun 2009 tentang Pembentukan Organisasi Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Kabupaten Bantul;a. Peraturan

Pengujian terhadap konstruksi mata jaring dinding dasar mendapatkan bahwa konstruksi mata jaring berbentuk persegi panjang dengan ukuran l dan w = 2,4 × 2,8 (cm) adalah

7.2 Kondisi untuk penyimpanan yang aman, termasuk ketidakcocokan Bahan atau campuran tidak cocok. Pertimbangan untuk nasihat lain •

[r]

Penelitian ini mengambil 5 (lima) buah sampel ilustrasi Onong Nugraha yang telah diterbitkan oleh Majalah Mangle, dengan maksud menemukan citra budaya Sunda dalam

Maka dari itu, penulis menganggap perlu untuk meneliti pengembangan tes hasil belajar di sekolah yang dipilih, SMK Negeri 2 Tulungagung dalam bidang evaluasi,