• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pemanfaatan Sistem Informasi Geografis Pemetaan Tanaman pada Balai Taman Nasional Gn. Merbabu Desa Tajuk Berbasis Web (Studi Kasus :Komunitas TUK(Tanam Untuk Kehidupan))

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pemanfaatan Sistem Informasi Geografis Pemetaan Tanaman pada Balai Taman Nasional Gn. Merbabu Desa Tajuk Berbasis Web (Studi Kasus :Komunitas TUK(Tanam Untuk Kehidupan))"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

Pemanfaatan Sistem Informasi GeografisPemetaan

Tanaman pada Balai Taman Nasional Gn. Merbabu Desa Tajuk

Berbasis Web

(Studi Kasus :Komunitas TUK(Tanam Untuk Kehidupan))

Artikel Ilmiah

Diajukan kepada

Fakultas Teknologi Informasi

untuk memperoleh Gelar Sarjana Komputer

Peneliti :

Dionisius Bramedya (672010083)

Frederik Samuel Papilaya, S.Kom., M.Cs.

Drs. Prihanto Ngesti Basuki, M.Kom

Program Studi Teknik Informatika

Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana

Salatiga

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

Pemanfaatan Sistem Informasi Geografis Pemetaan

Tanamanpada Balai Taman Nasional Gunung Merbabu

Desa Tajuk Berbasis Web

(Studi Kasus :Komunitas Tanam Untuk Kehidupan (TUK))

1)

Dionisius Bramedya,2)Frederik Samuel Papilaya, 3)Prihanto Ngesti Basuki

Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia

Email : 1)dionisius.bramedya@gmail.com, 2)samuel.papilaya@staff.uksw.edu, 3)

ngesti@staff.uksw.edu

Abstract

Planting of trees is important that the preservation of the environment, natural resources and maintaining the catchment area and water availability. In reserveringthe availability of water and maintaining the environment, KomunitasTanam Untuk Kehidupan (TUK)

should consider planting locations where the land is still vacant, has been a forest fire, and damaged trees. In this research, a geographic information systemusing Google Map API and Google Fusion Tables API,is proposed to facilitate the volunteers determine the location of the next planting. Google Map API is used to display the digital image conservation area and Google Fusion Tables API as a databaseused to combine the data that has been owned by the volunteers, so that they can see the visualization of digital maps and the coordinate data in order to determine the next tree planting location.

Key Words :Geographic Information System, Google Map API, Google Fusion Tables API.

Abstrak

Penanaman pohon merupakan hal penting agar terjaganya lingkungan, sumber daya alam, dan menjaga wilayah resapan serta ketersediaan air. Dalam menjaga ketersediaan air dan menjaga lingkungan, relawan Komunitas Tanam Untuk Kehidupan (TUK) harus mempertimbangkan lokasi penanaman dimana lahan gundul, telah terjadi kebakaran hutan, dan pepohonan yang sudah rusak. Dalam penelitian ini, dibuat sebuah sistem informasi geografis menggunakan Google Map API dan Google Fusion Tables API untuk mempermudah para relawan menentukan lokasi penanaman selanjutnya.Google Map APIdigunakan untuk menampilkan citra digital wilayah konservasi dan Google Fusion Tables API sebagai basis data digunakan untuk menggabungkan data yang telah dimiliki para relawan sehingga para relawan dapat melihat visualisasi peta digital serta data koordinat lokasi pohon agar dapat menentukan lokasi penanaman pohon selanjutnya.

Kata Kunci:Sistem Informasi Geografis, Google Map API, Google Fusion Tables API.

1

Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana

2

Staff PengajarFakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana

3

(8)

1. Pendahuluan

Teknologi penginderaan jauh (remote sensing) telah merubah paradigma visualisasi permukaan bumi kita dari fiksi ilmiah menjadi bukti ilmiah. Produk teknologi penginderaan jauh yang berupa citra satelit dengan resolusi spasial yang tinggi memberikan visual permukaan bumi dengan sangat detail. Penginderaan jauh merupakan suatu teknik sekaligus ilmu untuk memperoleh informasi tentang obyek dan berbagai fenomena di muka bumi tanpa melakukan persinggungan langsung dengan obyek atau fenomena yang dikaji tersebut dengan menggunakan wahana perekam elektromagnetis [1].Sampai saat ini pemanfaatan citra digital sudah digunakan secara luas dalam bidang sumber daya alam, lingkungan, kependudukan, transportasi dan kemiliteran.Bahkan dalam pemanfaatan citra digital saat ini dapat menampilkan citra kedalaman bawah laut menggunakan satelit. Selain itu Google Earth sebagai salah satu penyedia citra satelit gratis dapat memberikan dan menampilkan informasi geografis permukaan Mars dan Bulan [2].

Di Indonesia berdasarkan hasil penafsiran citra satelit tahun 2000[3] terdapat 101,73 juta hektar hutan dan lahan rusak, diantaranya seluas 59,62 juta hektar berada dalam kawasan hutan. Sedangkan berdasarkan catatan Kementrian Kehutanan Republik Indonesia[4], sedikitnya 1,1 juta hektar atau 2% dari hutan Indonesia menyusut tiap tahun ditambah dengan kondisi pertumbuhan kependudukan sekitar 1.49% setiap tahunnya[5]. Kejadian ini akan menyebabkan perubahan hutan menjadi area perumahan sehingga timbul deforestasi hutan, yang merupakan suatu kondisi dimana tingkat luas area hutan yang menunjukkan penurunan baik dari segi kualitas dan kuantitas. Indonesia memiliki 10% hutan tropis dunia yang masih tersisa. Hingga saat ini, Indonesia telah kehilangan hutan aslinya sebesar 72 % [3].

Komunitas Tanam Untuk Kehidupan (TUK) berdiri sejak tahun 2006 melakukan kegitan kampanye cinta lingkungan sejak tahun 2006[6]. Mulai tahun 2009 Komunitas TUK melakukan konservasi di daerah tangkapan air dengan cara bersih–bersih di wilayah mata air, menanam pohon dan melakukan kampanye untuk menghemat air. Pada tahun 2013 sudah lebih dari 20.000 tanaman baru yang ditanam di wilayah tangkapan air di sekitar Gunung Merbabu. Pada tahun 1999, berdasarkan data Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Salatiga[7] debit mata air Senjoyo sebesar 1.150 L/det, kemudian pada tahun 2009, menurun sebesar 900 L/det. Setelah dilakukan konservasi mata air, pada tahun 2014 terjadi kenaikan debit mata air Senjoyo menjadi 1.617 L/det. Inilah salah satu alasan Komunitas TUK membutuhkan teknologi yang dapat membantu para relawan dalam monitoring dan evaluasi daerah lahan kritis di sekitar Gunung Merbabu.

(9)

Desa Tajuk, Getasan dengan luas lahan 55 Ha dan menggabungkannya dengan data koordinat lokasi pohon berdasarkan data yang dimiliki para relawan sehingga dapat mempresentasikan luasan wilayah yang sedang dikonservasi, menggambarkan kondisi terakhir wilayah konservasi serta menampilkan lokasi pohon dalam peta. Dengan visualisasi ini diharapkan para relawan dapat mengawasi, menganalisa dan menentukan jenis pohon serta lokasi yang sesuai untuk penanaman berikutnya agar masalah penggundulan hutan dapat diatasi secara cepat, tepat dan terarah.

2. Kajian Pustaka

Sistem Informasi Geografis sebelumnya sudah banyak digunakan, misalnya dalam ‘WebGISPemetaan Lokasi Kuliner di Kota Salatiga’ oleh Danu Laksana[8]. Dalam penelitiannya Danu Laksana menggunakan Teknologi Asynchronous JavaScript and XML (AJAX) dan dengan memanfaatkan layanan Google Maps

dapat memenuhi kebutuhan fungsional dari rancangan sistem meliputi informasi peta kuliner, pencarian lokasi kuliner, dan resep masakan. Menurut Danu Laksana, dengan teknologi AJAX mempercepat WebGIS dalam memberikan informasi lokasi kuliner kepada pengunjung dan kemudahan pengelolaan data

WebGIS oleh admin terutama untuk pemetaan lokasi kuliner yang dibantu oleh

layanan Google Maps.Pada penelitian kedua oleh Dianing Dyas [9] yang berjudul pemanfaatan google maps api dan jquery dalam pembuatan sistem informasi geografis berbasis web. Sistem informasi geografis(SIG) yang dibangun dapat memperlihatkan letak dan rute lokasi fotografi di kota Semarang. Sistem tersebut dapat memberikan gambaran kepada masyarakat umum yang hendak mencari lokasi pemotretan di Kota Semarang baik melalui peta yang ada, pencarian rute, foto yang tersaji di dalam sistem dan juga informasi yang berkaitan langsung dengan fotografi. Untuk menampilkan titik foto penelitian ini menggunakan fungsi createMarker yang akan menampilkan titik lokasi foto. Jquery yang digunakan dapat menghasilkan tampilan yang interaktif dan menarik. Penelitian terakhir oleh Andreas Suryono [10] dengan judul sistem informasi flora dan fauna taman nasional merapi menggunakan sistem terdistribusi dan google map. Sistem ini terdistribusi karena menggunakan dua buah server sehingga jika data pada

database di salah satu wilayah konservasi mengalami kerusakan maka wilayah

tersebut masih berjalan dengan cara melakukan replikasi data dari serverdatabase

wilayah lain. Fitur layanan google map digunakan untuk memberikan visual letak dan persebaran flora dan fauna yang berada pada wilayah konservasi dengan menunjukkan polygonatau shapearea pada peta. Polygon atau shape area akan menunjukkan persebaran flora dan fauna di lingkungan BTN Gunung Merapi sehingga pengunjung dapat mengetahui vegetasi yang ada di sekitar lingkungan BTN.

Pada penelitian pertama [8] menggunakan database relationalMySQL yang fungsinya untuk menampilkan lokasi kuliner di kota Salatiga. Batasan yang dimiliki databaseMySQL hanya dapat menampung 1000 koordinat dalam satu format file Keyhole Markup language (KML). Penelitian kedua [9] simbol yang ditampilkan menggunakan fungsi createMarkerdan menggunakan

(10)

marker atau simbol setiap koordinat sehingga membutuhkan cukup banyak waktu dan proses, sedangkan dalam mendokumentasikan penanaman pohon menampilkan titik pohon dengan fungsi layer queryfusion table sqlsehingga dapat memvisualisasikan lokasi dengan koordinat yang cukup banyak dan responsif.

Google Fusion Tables merupakan Cloud Computing Databaseyang memiliki tipe

data spasial mampu menampung dan memvisualisasikannya dalam bentuk

tilesatau sudah melalui proses rendering dari server serta dapat langsung di

integrasikan dengan google map. Pada penelitian ketiga [10] kelemahan pada aplikasi ini pengubahan data geografis pada google map masih dilakukan dengan cara manual karena distribusi server hanya diletakan sekitar wilayah konservasi. Untuk menampilkan persebaran flora dan fauna menggunakan shape area

sehingga dapat mengetahui batas wilayah persebarannya sedangkan dalam dokumentasi penanaman pohon, persebaran pohon ditandai dengan simbol titik karena dalam satu wilayah blok terdapat banyak pohon yang memiliki kriteria yang berbeda - beda serta relawan cenderung lebih sulit dalam mengetahui wilayah mana yang masih terjadi penggundulan hutan bila menggunakan shape area untuk menunjukkan titik pohon.

Sistem Informasi Geografis(SIG) adalah sistem komputer yang bekerja melalui proses penghimpunan, penyimpanan, manipulasi, analisis, visualisasi dan

query untuk menghasilkan informasi yang memiliki keterhubungan secara

geografis [11].Sistem Informasi Geografis memiliki kemampuan dasar sebagai

mapping system dengan kemampuan kartografinya dalam menjawab hal-hal

terkait analisis. SIG dapat didefinisikan sebagai perangkat lunak untuk penyimpanan, pemanggilan kembali, transformasi dan displai data keruangan permukaan bumi yang terdiri dari spasial, yaitu data yang berkaitan dengan koordinat geografis (lintang, bujur dan ketinggian) dan atributyaitu data yang tidak berkaitan dengan posisi geografisnamun memiliki hubungan antara data spasial, atribut serta waktu[12]. Penggunaan SIG merupakan elemen penting dalam implementasi sistem agar pengguna dapat melihat visual kondisi nyata lokasi Balai Taman Nasional Gn. Merbabu melalui aplikasi tanpa harus mendatangi langsung wilayah konservasi.

Dalam penerapannya, terdapat beberapa komponen utama SIG [13] yaitu orang, data, aplikasi, hardware, software. Komponen orang merupakan pengguna sistem yang dapat mengoperasikan, mengembangkan bahkan memperoleh manfaat dari sistem. Komponen data yaitu informasi yang dibutuhkan oleh pengguna untuk mengolah data lewat aplikasi yang terdiri dari data spasial dan data atribut. Komponen aplikasi merupakan prosedur-prosedur yang digunakan untuk mengolah data menjadi sebuah informasi yang dibutuhkan oleh pengguna. Pada komponenhardwaremerupakan perangkat keras yang dibutuhkan oleh sistem yang mendukung penggunaan software. Komponen terakhir yaitu

softwaremerupakan program komputer yangdibutuhkan oleh sistem dengan

(11)

Gambar1 Komponen Utama GIS[13]

Dalam mengimplementasikan aplikasi WebGIS terdapat 3 komponen analisis data yang harus diperhatikan yaitu citra satelit digital, GPS(Global

Positioning System)dan KML. Pencitraan satelit digital merupakan suatu

gambaran permukaan bumi yang direkam oleh sensor (kamera) pada satelit penginderaan jarak jauh yang mengorbit bumi dalambentuk image (gambar) secara digital dengan resolusi spasial yang tinggi dan memberikan visual permukaan bumi dengan detail [1]. GPSdigunakan untuk menentukan dan menunjukkan posisi suatu objek atau letak di permukaan bumi dengan bantuan penyelarasan sinyal satelit. GPS ini menggunakan 24 satelit yang mengirimkan sinyal gelombang mikro ke bumi. Sinyalditerima oleh alat penerima di permukaan dan digunakan untuk menentukan letak, kecepatan, arah, dan waktu. Komponen terakhir yaitu Keyhole Markup Language (KML) adalah sebuah XML(Extensible

Markup Language) berbasis skema bahasa geografis untuk mengungkapkan

penjelasan dan visualisasi geografis muka bumi yang ada dengan format peta dua dimensi dan tiga dimensi dalam bentuk earth viewer. Struktur KML disusun berdasarkan standar internasional dari Open Geospatial Consortium.File KML

merupakan serangkaian fitur dari placemark, images, polygon, 3D models dan

textual description untuk ditampilkan di google earth, google map,atau

geobrowser yang menerapkan standar KML[14].

Layanan basis data google fusion tables APImerupakan eksperimen visualisasi penyimpanan data online ciptaan google. Databasegoogle fusion tables

berbasis cloud computing sehingga dalam penyimpanannya menggunakan aplikasi

Google Drive.

Fusion Tables dibuat untuk mempermudah banyaknya operasi yang

dilakukan dalam databaserelasional, termasuk dalam integrasi dari beberapa sumber tak sejenis, memiliki kemampuan untuk berkolaborasi dalam data set yang besar serta banyaknya fitur dan opsi untuk visualisasi data.

Fusion Tables memberikan kemudahan dan kecepatan dalam visualisasi

data spasial karena Fusion Tables memiliki tipe data koordinat dan memiliki kemampuan untuk melakukan visualisasi data dalam bentuk tilesatau sudah melalui proses rendering dari server[15].

3. Metodologi Penelitian

(12)

Pada tahap ini dilakukan wawancara kepada pengguna sistem untuk mendapatkan informasi kebutuhan, gambaran alur dan tujuan system serta data-data pemetaan wilayah lokasi penanaman dan lokasi titik pohon. Untuk kebutuhan data pemetaan, sumber data diambil dari pemetaan yang sudah dilakukan oleh pihak Komunitas TUK.

Langkah kedua perumusan dan analisis kebutuhan sistem/aplikasi penanaman pohon. Pada langkah ini merancang prosedur dokumentasi titik pohon serta foto lokasi di BTN. Gunung Merbabu. Prosedur perancangan aplikasi disusun berdasarkan pada data-data yang sudah dimiliki oleh Komunitas TUK.

Langkah ketiga melakukan pendampingan implementasi sistem dokumentasi penanaman pohon dengan cara simulasi serta melakukan pelatihan kepada admin websiteagar pengelola websitemampu mendata pohon yang sudah dilakukan penanaman di BTN. Gunung Merbabu.

Langkah keempat melakukan pendampingan operasional dan

maintenanceSIG penanaman pohon dengan memulai proses pengisian konten dan

menjalankan aplikasi untuk melengkapi kebutuhan sistem.

Model yang digunakan dalam merancang sistem informasi geografis penanaman pohon berbasis web ini dengan model prototype. Prototype adalah pengembangan yang cepat dan pengujian terhadap model kerja dari aplikasi baru melalui proses interaksi antara pengguna dan developer secara berulang – ulang. Metode ini memungkinkan pemakai ikut serta dalam menentukan kebutuhan dan pembentukan sistem apa yang akan dikerjakan untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan pengguna. Model prototype ini juga sangat baik digunakan untuk menyelesaikan masalah kesalahpahaman antara user dan analis yang timbul akibat pengguna tidak mampu mendefinisikan secara jelas kebutuhannya untuk memperlancar proses SDLC(System Development Life Cycle)[16]. Bagan

prototype model dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2 Metode Prototype[16]

Gambar 2 merupakan alur prototypemodel, dimulai dari listen to customer,

buildataurevise mock-up dan customer test-drives mock-up. Pada tahap awal listen

to customer dilakukan analisa kebutuhan sistem dengan melakukan wawancara

kepada pengguna sistem. Pengumpulan data dibagi dalam tiga bagian yaitu, data blok wilayah, data pohon, dan data foto lokasi. Data pemetaan batas blok wilayah konservasi dilakukan dengan cara trackingdi wilayah konservasi BTNGunungMerbabu menggunakan GPS selanjutnya data tracking diambil menggunakan aplikasi Garmin MapSource.

(13)

dengan citra digital, batas wilayah dari GPS, dan kondisi di lapangan. Selanjutnya membagi kembali kondisi pohon yang baik dan tidak baik atau rusak dalam tiap blok, mengambil koordinat lokasi pohon yang telah ditanam berdasarkan jenisnya serta menghitung rata rata tinggi dan kondisi pohon tersebut. Bila dijabarkan terdapat dua kategori pendataan koordinat lokasi pohon dengan GPS seperti yang digambarkan pada tabel 1 dan tabel 2.

Pada tabel 1 dan tabel 2 pembagian kategori pendataan titik pohon ini dilakukan agar admin tidak perlu memberikan perbedaan tanda pada GPS setiap mengambil koordinat titik lokasi pohon dan mengolah data kembali pada aplikasi

Garmin MapSource.

Tabel 1 Kriteria pendataan koordinat pohon di lapangan dengan kondisi pohon baik

Variabel Kriteria

Kondisi pohon Baik

Kelompok Penanam Sama

Jenis pohon Sejenis

Tinggi pohon Sama

Tanggal penanaman Sama

Tabel 2Kriteria Pendataan Koordinat Pohon di Lapangan dengan Kondisi Pohon Buruk

Variabel Kriteria

Kondisi pohon Buruk

Kelompok Penanam Sama

Jenis pohon Sejenis

Tinggi pohon Sama

Tanggal penanaman Sama

Untuk mendapatkan data foto di lapangan dan memvisualisasikannya kedalam peta terdapat dua data utama yang dibutuhkan, yaitu data koordinat lokasi foto dengan GPS atau mengambil koordinat berdasarkan citra digital yang sudah disediakan saat input data fotomap dan foto di lokasi koordinat GPS.

Pada tahap buildatau revise mock-up dilakukan perancangan disain sistem

dan prototype sistem dengan menggunakan Unified Modelling Language(UML)

dan ERD(Entity Relationship Diagram). Tujuan dari perancangan desain sistem

agar mudah dalam menjelaskan seluruh fitur dan fungsi sistem kepada pengguna. Setelah perancangan desain sistem selesai selanjutnya mengembangkan prototype

sistem. Prototype pertama mengimplementasikan fungsi insert, update, delete. Kelemahan pada prototype pertama belum memberikan visualisasi layer peta, teknologi javascript, dan filter untuk kriteria visualisasi pohon yang ingin ditampilkan pada peta.

Prototype kedua merupakan hasil perbaikan dari prototype sebelumnya.

Prototype kedua sudah mengimplementasikan teknologi javascript, memberikan

visualisasi peta, dan menampilkan filter kriteria untuk peta. Kelemahan prototype

kedua belum ada filter untuk menghilangkan layer pada blok wilayah, filter

(14)

menampilkan umur pohon sesuai dengan tanggal penanaman berdasarkan keinginan pengguna.

Prototype ketiga melakukan perbaikan dari kelemahan prototype kedua.

Setelah prototype ketiga sudah sesuai keinginan pengguna maka selanjutnya tahap

customer test-drives mock-up.

Pada tahap customer test-drives mock-up dilakukan uji coba sistem oleh pengguna dalam hal ini adalah Admin. Jika setelah dilakukan uji coba tidak sesuai dengan keinginan sistem maka kembali ke tahap perbaikan sistem dan pengembanganprototype. Jika uji coba sudah sesuai dengan keinginan pengguna maka sistem dinyatakan sudah berhasil dan siap digunakan.

Perancangan sistem pada aplikasi sistem dokumentasipenanaman pohon dengan layanan Google MAP API dan Google Fusion API ini digambarkan dengan UML. Pada penelitian ini, digunakan empatjenis diagram untuk menggambarkan rancangan sistem.Diagram – diagram tersebut adalah use case

diagram untuk menggambarkan fungsionalitas sistem, activity diagram admin dan

pengunjung untuk menggambarkan aliran kerja dan proses bisnis sistem, sequence

diagram untuk menggambarkan skenario atau langkah menampilkan objek peta

dan entity relationship diagram(erd)databaseuntuk menunjukkan relasi tabel

dalam database.

Gambar 3Use Case Diagram

Dari Gambar 3 menunjukkan bahwa Admin memiliki wewenang untuk melihat peta, melakukan navigasi dan filterpeta, melihat galeri serta mengelola data yaitu data pohon, data jenis pohon, data kelompok penanam dan data foto. Sedangkan pengunjung hanya memiliki hak untuk melihat peta, melihat galeri, melakukan filterdan navigasi peta tersebut.

Pada Gambar 4 Activity Diagram Admin menunjukkan bahwa Admin diwajibkan login akun email Google untuk bisa mengelola data. Bila username

dan passwordemail Google valid maka Admin dapat melakukan aktivitas

(15)

melihat peta, akses fitur wordpress, mengelola data pohon, mengelola data jenis pohon, mengelola data kelompok penanam, mengelola data foto dan melihat galeri foto.Apabila admin menggunakan fungsi filter peta, melihat galeri dan mengelola data(tambah, ubah, hapus dan lihat) maka sistem akan memproses input Admin dan menampilkan data kembali sesuai input Admin.

Gambar 4 Activity Diagram Admin

Admin dapat keluar dari sistem tanpa logout karena menggunakan sistem token

yang memiliki waktu kadaluarsa, sehingga untuk mengelola data Admin diwajibkan login kembali bila token sudah habis.

Gambar 5Activity Diagram Pengunjung

Pada Gambar 5 Activity Diagram Pengunjung menunjukkan bahwa Pengunjung dapat masuk kedalam sistem dengan membuka domainWebGIS TUK. Setelah Halaman beranda terbuka, Pengunjung dapat mengakses fitur wordpress, melihat galeri, melihat peta atau melakukan navigasi peta. Pengunjung dapat

(16)

memilih fungsi filter peta selanjutnya sistem akan memproses filter atau kriteria data yang ingin ditampilkan pengunjung dan menampilkannya dalam peta.

Gambar 6Sequence DiagramMenampilkan Peta

Gambar 6 menunjukkan langkah atau proses sistem dalam menampilkan peta kepada pengunjung. Sistem akan menampilkan peta setelah pengunjung

membuka websiteWebGISKomunitas TUK melalui

www.webgis.tanamuntukkehidupan.org. Setelah peta citra digital ditampilkan, sistem akan menampilkan secara berurutan layer satu blok wilayah, layer dua titik lokasi pohon dan menampilkan layer tiga yaitu foto lokasi. Bila layer sudah ditampilkan maka sistem akan memasukkan info window yang memberikan informasi dari titik dan polygon pada setiap layer peta. Proses terakhir sistem akan menampilkan legenda peta pada bagian bawah kanan peta untuk menunjukkan arti dari tiap petunjuk simbol peta.

Pada perancangan ini tipe database yang digunakan Cloud Computing

Database menggunakan layanan Google Fusion Table API. Aplikasi

WebGISpenanaman pohon memiliki lima tabel yaitu tabel kelompok penanam,

tabel blok wilayah, tabel jenis pohon, tabel statistik pohon, dan tabel foto lokasi. Gambar 6 merupakan desain rancangan database pada sistem yang dibuat :

Blok Wilayah

Gambar 7Relasi Antar Tabel

Keterangan gambar :

Menandakan hubungan one to many

(17)

Dari Gambar 7 dapat dilihat bahwa hubungan antara tabel kelompok penanam dengan tabel statistik pohon adalah one to many yang menandakan bahwa satu kelompok penanam dapat menampilkan banyak statistik pohon, keduanya dihubungkan dengan field kelompok penanam. Pada tabel jenis pohon memiliki hubungan one to many dengan tabel statistik pohon, keduanya dihubungkan dengan field jenis pohon.

Dalam perancangan sistem informasi geografis pemetaan penanaman pohon menggunakan layanan google fusion API [17] sebagai basis data dan layanan

google map API [17] sebagai visualisasi peta. Setiap layanan yang digunakan

memiliki batasan – batasan yang harus diperhatikan agar saat proses pembuatan aplikasi tidak melanggar batasan – batasan yang menyebabkan aplikasi tidak dapat berjalan dengan sempurna.

Untuk mendapatkan koordinat lokasi pohon membutuhkan GPS. GPS yang digunakan memiliki kemampuan menyimpan file dengan format standar

GPX(GPS eXchange Format). Perancangan sistem juga harus mampu menyimpan

format Keyhole Markup Language (KML) yang merupakan standar format untuk penyimpanan data geografis.

Setelah mengetahui ketentuan dan batasan layanan dalam pengambilan koordinat lokasi, maka perhitungan struktur sistem dalam menyimpan data koordinat pohon agar dapat memaksimalkan penyimpanan data yang saat ini sudah terdapat sekitar 20.000 pohon di wilayah konservasi Gunung Merbabu dan terus bertambah adalah dengan menyimpan 10 koordinat pohon tiap baris dengan banyaknya baris berdasarkan dari banyaknya koordinat dalam satu format file

KMLatauGPX yang admin upload. Dengan cara ini sistem dapat menampung sampai 1.000.000 koordinat pohon atau 100.000 baris data.

Dalam perancangan penyimpanan data foto dan menampilkan foto tersebut ke dalam peta berdasarkan koordinat dibutuhkan server penyimpanan data foto, basis data untuk menyimpan link foto dan peta atau citra digital untuk menampilkan foto tersebut kedalam peta. Maka Perancangan WebGIS Penanaman Pohon dapat dibagi dalam tiga bagian yaitu server penyimpanan foto menggunakan server dari http://www.tanamuntukkehidupan.org dengan kemampuan menyimpan data mencapai 2GB.

Basis data untuk menyimpan link foto menggunakan google fusion tables

API. Link foto yang disimpan menggunakan tipe data text dengan format single

line image. Dengan format ini link yang disimpan akan ditampilkan dalam bentuk

gambar sesuai dengan link yang disimpan bila melihat data tabel melalui interface google fusion tables API.

Untuk menampilkan foto tersebut kedalam peta menggunakan google map API. Agar foto yang ditampilkan dapat tepat dan sesuai dengan lokasi sesungguhnya dilapangan maka disediakan bantuan peta didalam form untuk menentukan koordinat tepatnya lokasi pengambilan gambar selain menggunakan

(18)

4. Hasil Implementasi Sistem dan Pembahasan

Setelah melakukan perancangan design sistem dan membangun aplikasi, dapat dilihat hasil perancangannya dengan desain halaman dan fitur sebagai berikut :

Gambar 8Halaman Utama Pengunjung

Gambar 8merupakan tampilan awal saat pengunjung mengakses

domainhttp://webgis.tanamuntukkehidupan.org/ atau melalui link yang tersedia

pada Blog Komunitas TUK. Halaman ini dapat diakses oleh siapapun. Pada bagian menu terdapat link Blog untuk kembali ke halaman utama Blog http://tanamuntukkehidupan.org/, galeri untuk melihat berbagai foto di lokasi BTNGunung Merbabu. Selain itu pengunjung dapat melakukan filterisasi peta melalui kriteria yang telah disediakan sistem. Filterisasi yang dapat dilakukan pada halaman ini yaitu jenis pohon, kelompok penanam, kondisi pohon, layer, tinggi pohon, tanggal penanaman, serta tanggal pengecekan terakhir. Setelah pengunjung menentukan filterisasi kriteria yang diinginkan, sistem akan menampilkan jumlah pohon yang sesuai dengan kriteria pengunjung. Pada bagian peta pengunjung dapat melakukan navigasi, mengubah mode tampilan Map atau

Satellite, dan dibagian bawah kanan peta terdapat legenda yang menampilkan arti

dari simbol yang terdapat pada peta.

Gambar 9 merupakan tampilan awal admin saat mengakses

domainhttp://webgis.tanamuntukkehidupan.org/admin.php atau melalui link yang

tersedia di menu utama CMS(Content Management System)Wordpress. Pada dasarnya tampilan utama admin dan pengunjung sama, namun pada halaman utama admin terdapat menu link tambahan login, tabel dan petunjuk penggunaan.

Menu link login digunakan admin agar dapat memiliki akses untuk mengolah

(19)

Gambar 9Halaman Utama Admin

Gambar 10 merupakan halaman yang muncul setelah melakukan klik pada

menu link tabel dari halaman admin. Pada halaman ini admin dapat mengolah data

statistik pohon. Pada bagian form digunakan untuk tambah data, bagian tabel menampilkan data yang tersedia dalam database, selain itu kolom ubah dan hapus untuk mengubah dan menghapus data berdasarkan id tabel tersebut, link lihat di peta pada kolom koordinat pohon untuk melihat koordinat lokasi pohon pada peta berdasarkan id tabel. Simbol refresh ( ) pada bagian sebelah list input data digunakan untuk melakukan refresh data bila data yang telah diinput belum tampil, sedangkan tombol refresh tabel untuk melakukan refresh tabel bila data yang telah diinput belum muncul kedalam tabel.

(20)

Gambar 11Halaman Data Kelompok Penanam

Gambar 11 merupakan halaman yang muncul ketika admin memilih menu data kelompok penanam pada bagian kiri halaman. Form digunakan untuk menambah dan mengubah data pihak atau kelompok yang telah menanam pohon. Tabel pada bagian bawah form digunakan untuk menampilkan data kelompok penanam dari database.

Gambar 12 merupakan halaman yang akan ditampilkan setelah admin memilih menu data kelompok penanam pada bagian kiri halaman. Input data jenis pohon digunakan bila admin ingin mengubah dan menambah data jenis pohon. Pada tabel bagian bawah form digunakan untuk menampilkan data jenis pohon dari database.

(21)

Gambar 13 merupakan halaman yang akan ditampilkan setelah admin memilih menu data foto map pada bagian kiri halaman. Form digunakan untuk menyimpan data foto lokasi yang nantinya ditampilkan dalam bentuk peta. Input data koordinat gambar akan secara otomatis terisi setelah admin menggerakan simbol placemark ( ) pada peta, sedangkan tabel pada bagian bawah form digunakan untuk menampilkan data foto lokasi dari database.

Gambar 13Halaman Data Foto Lokasi

Dalam menyimpan koordinat pohon dan foto ke dalam basis data google

fusion table dibutuhkan format yang sesuai dengan struktur penyimpanan basis

(22)

digunakan untuk mengubah format koordinat GPS pada kode program 1 dan kode program 3 agar sesuai dengan format koordinat basis data.

Kode Program 1 Kode Berbasis XMLuntuk Tipe File GPX

Kode program 1 merupakan format kode XML untuk tipe file GPX. Tipe file

GPX merupakan file format standar untuk GPSyang menyimpan koordinat lokasi dalam tag <wpt lat>untuk menyimpan data latitude, <wpt lon> untuk menyimpan data longitude, dan tag <ele>untuk menyimpan data elevate. Untuk mendefinisikan tipe koordinat dalam file GPX dijelaskan dalam tag namespace

<gpxx>.Tipe file GPX ini nantinya akan disimpan dalam basis data dengan

melakukan ekstrak titik longitude, latitude, dan elevate.

Kode Program 2 Kode untuk Melakukan Extrak Koordinat File GPX

Kode program 2 merupakan kode program saat admin melakukan upload

koordinat pohon dengan file type GPX. Kode tersebut akan melakukan 1. $uploadPath = $_FILES["koordinatPohon"]["tmp_name"];

2. $xml=simplexml_load_file($uploadPath); 3. foreach($xml->wpt as $wpt) {

4. $namespaces = $wpt->getNamespaces(true);

5. if((string) $wpt->extensions->children($namespaces['gpxx'])->WaypointExtension==true){

6. $ele = (string) $wpt->ele; 7. if($ele==""){

8. $ele='0';

9. }

10.$ogr = $wpt->extensions->children($namespaces['ogr']); 11.$lat = (string) $ogr->lat;

12.$lon = (string) $ogr->lon; 13.}}

1. <?xml version="1.0" encoding="UTF-8"?> 2. <gpx version="1.1" creator="GDAL 1.9.0"

(23)

extractkoordinat pohon dengan tag namespace gpxx untuk memastikan koordinat yang diekstrak merupakan titik waypoint. Bila sudah sesuai ketentuan tag

namespace kode akan melakukan ekstrak tag<ele></ele> untuk mendapatkan

koordinat elevasi dan selanjutnya mengambil isi dari tag <wpt lat>untuk mendapatkan koordinat latitude, isi dari tag < wpt lon> untuk mendapatkan koordinat longitude. Bila ketiga koordinat yaitu elevate, latitude dan longitude

telah didapatkan maka sistem akan menggabungkan koordinat tersebut menjadi

tag<Point><coordinates>'.$lon.','.$lat.','.$ele.'</coordinates></Point>dan

menyimpan tag tersebut dalam basis data Google Fusion Tables dengan tipe data

location. Banyaknya tag point mengikuti dengan banyaknya isi dari titik

koordinat dalam file GPX yang telah di upload admin.

Kode Program 3 Kode XML untuk Tipe File KML

Kode Program 3 merupakan format kode XML untuk tipe file KML. Tipe file ini memiliki struktur data yang berbeda dengan tipe file GPX namun memiliki fungsi yang sama, yaitu digunakan untuk menyimpan titik longitude,latitude, dan

altitude. Titik longitude, latitude dan altitude dalam file KML disimpan dalam

tag<coordinates>. Tag <point> mendefinisikan bahwa titik koordinat yang

disimpan didalamnya merupakan koordinat dengan tipe point. Tipe file KML ini nantinya akan disimpan dalam basis data dengan melakukan ekstrak titik

longitude, latitude, dan latitude.

Kode Program 4 Kode untuk Melakukan Extract Koordinat File KML

Kode program 4 merupakan kode program yang dijalankan bila admin melakukan upload file koordinat dengan format KML. Kode program ini akan

1. $uploadPath = $_FILES["koordinatPohon"]["tmp_name"]; 2. $xml=simplexml_load_file($uploadPath);

3. foreach($xml->children() as $child) { 4. foreach($child as $c2) {

13. $kml.='</coordinates></Point>';

14.}}}}}}}}

1. <?xml version="1.0" encoding="UTF-8"?> 2. <kml xmlns="http://www.opengis.net/kml/2.2"> 3. <Placemark>

4. <name>Simple placemark</name>

(24)

melakukan extract dari tag <coordinates></coordinates>. Dalam tag tersebut terdapat 3 titik yaitu longitude, latitude dan elevation. Bila ketiga tipe koordinat yaitu elevate, latitude dan longitude telah didapatkan maka sistem akan

menggabungkan koordinat tersebut menjadi tag

<point><coordinates>'.$lon.','.$lat.','.$ele.'</coordinates></point>dan

menyimpan tag tersebut dalam basis data Google Fusion Tablesdengan tipe data

location. Banyaknya tag point mengikuti dengan banyaknya isi dari titik

koordinat dalam file KML yang telah di upload admin.

5. Pengujian Sistem

Pengujian sistem adalah elemen dari jaminan kualitas perangkat lunak dan mempresentasikan kajian pokokdari spesifikasi, desain dan pengkodean [18]. Metode uji sistem yang dipergunakan pada aplikasi WebGIS penanaman pohon BTN Gunung Merbabu adalah blackbox karena merupakan pengujian yang dilakukan dengan mengamati hasil eksekusi melalui data uji dan memerika fungsional dari perangkat lunak. Data uji dibuat, dieksekusi pada perangkat lunak dan kemudian output atau keluaran dari perangkat lunak dilihat apakah telah sesuai dengan yang diharapkan tanpa mengetahui bagaimana proses keluaran tersebut.

Pengujian blackboxdilakukan oleh actor sistem, yaitu Admin sebagai pengelola data WebGISpenanaman pohon. Pengujian dilakukan terhadap semua proses pada aplikasi WebGISpenanaman pohon antara lain, mengelola data pohon oleh admin, kelola data kelompok penanam oleh admin, kelola data jenis pohon oleh admin, kelola data foto map oleh admin, upload koordinat titik pohon oleh admin, upload foto lokasi oleh admin. Pengujian sistem dilakukan dua kali tahap uji untuk mendapatkan aplikasi yang sudah dibuat sesuai dengan yang diprogramkan dan sesuai dengan kebutuhan para actor sistem [18] .

(25)

Gambar 14 menunjukkan visualisasi titik pohon dan titik foto lokasi berdasarkan data yang telah diinput oleh admin. Data titik pohon merupakan data asli yang dimiliki oleh para relawan Komunitas TUK dengan total pohon yang telah terdata 266 batang pohon seperti yang terdapat pada tabel 3.

Tabel 3Data Pohon

Total Jumlah Pohon 266

Simbol ( ) pada peta menunjukkan kondisi pohon baik sedangkan simbol ( ) menunjukkan kondisi pohon buruk. Untuk data foto lokasi merupakan data sampel uji menggunakan 10 gambar percobaan milik Komunitas TUK dan internet. Data foto lokasi disimbolkan dengan ( ) berjumlah 10 titik. Semua keterangan simbol titik dijelaskan pada legenda disebelah kanan peta.

6. Simpulan

Berdasarkan data citra digital dan data titik koordinat pohon yang divisualisasikan kedalam bentuk peta digital dapat disimpulkan bahwaaplikasi mampu menampung dan menampilkan semua titik koordinat dengan baik dan responsif.Para relawan dapat menentukan lokasi penanaman pohon selanjutnya melalui visualisasi peta yang telah ditampilkan sistem dan dengan mudah mengontrol kondisi pohon yang telah dilakukan berdasarkan klasifikasi warna titik pohon sehingga diharapkan wilayah yang mengalami penggundulan hutan dan kekurangan air saat musim kemarau tiba dapat dicegah dengan melakukan konservasi mata air dan lingkungan di BTN GunungMerbabu. Selain itu aplikasi yang dikembangkan berbasis web, sehingga dapat dimanfaatkan oleh siapapun, dimanapun dan kapanpun selama terhubung dengan koneksi internet.Saran pengembangan yang dapat dilakukan adalah pengembangan penerapan AJAX, efisiensi ukuran gambar, optimisasi pemanggilan library dan script yang digunakan agar aplikasi dapat diakses lebih cepat dan responsif.

7. Daftar Pustaka

[1] Budiyanto, E. , Refleksi Tentang Penginderaan Jauh, http://geo.fis.unesa.ac.id , diakses 26 nopember 2014.

[2] Google Inc, Explore Google Earth in Three Ways, http://www.google.com/earth/explore/products/, diakses 26 nopember 2014. [3] Yulistira, D., 2009, Kerusakan Hutan Tak Dapat Dihindari?, diakses 14

(26)

[4] Samsuardi, Kehutanan, http://www.wwf.or.id, diakses 14 november 2013. [5] Badan Pusat Statistik, 2010,Laju Pertumbuhan Penduduk menurut Provinsi,

http://www.bps.go.id, diakses 27 november 2014.

[6] KomunitasTUK, 2014, Profil, http://www.tanamuntukkehidupan.org, diakses 20 Juni 2014.

[7] Permata, T., 2014, Interview.

[8] Laksana, D., 2011, WebGIS Pemetaan Lokasi Kuliner di Kota Salatiga, Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana.

[9] Dyah, D., 2010, Pemanfaatan Google Maps API dan JQuery dalam Pembuatan Sistem Informasi Geografis Berbasis Web(Studi Kasus Lokasi

Fotografi di Wilayah Kota Semarang).

[10] Widjaya, S., A., 2009, Sistem Informasi Flora dan Fauna Taman Nasional Merapi Menggunakan Sistem Terdistribusi dan Google Map.

[11] Yuliyanto, S., 2014, Konsep Data Spasial & SIG.

[12] Doktafia, Sistem Informasi Geografis, Universitas Gunadarma, http://doktafia.staff.gunadarma.ac.id, diakses 21 nopember 2014.

[13] John E. Harmon, Steven J. Anderson, 2003, Design and Implementation of

Geographic Information Systems, New Jersey : John Wiley and Sons.

[14] Google Inc, 2013,Getting Started,

https://developers.google.com/kml/documentation/, diakses 14 maret 2014.

[15] Google Inc, Getting Started,

https://developers.google.com/fusiontables/docs/v1/getting_started, diakses 14 maret 2014.

[16] Mulyanto, Agus, 2009, Sistem Informasi : konsep dan aplikasinya, Pustaka Pelajar.

[17] Google Inc, 2014, Fusion Tables layer

(Experimental),https://developers.google.com/maps/documentation/javascri

pt/fusiontableslayer#limits, diakses 20 Oktober 2014.

[18] Suprihadi,2014, Iptek Bagi Masyarakat Desa Mlatiharjo Dari Pasar Desa

Gambar

Gambar 2 Metode Prototype[16]
Tabel 1 Kriteria pendataan koordinat pohon di lapangan dengan kondisi pohon baik
Gambar 3Use Case Diagram
Table sesuai pilihan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pengeringan akan mengurangi kebutuhan energi gasifikasi sehingga dapat meningkatkan konversi karbon (pada rentang 57 – 65%), efisiensi termal (pada rentang 78 – 88%),

Mata bor helix kecil ( Low helix drills ) : mata bor dengan sudut helix lebih kecil dari ukuran normal berguna untuk mencegah pahat bor terangkat ke atas

[r]

 Menjelaskan standart penampilan diri di tempat kerja sesuai dengan prosedur kesehatan dan keselamatan Kerja..5. ORIENTASI MATA KULIAH

Sanggahan paling lambat disampaikan pada hari Jumat, tanggal 18 September 2012 jam 14.45 WIB Sanggahan disampaikan kepada Pokja 3 Pekerjaan Konstruksi ULP Pemerintah Kabupaten Jombang

Digital Repository Universitas Jember Digital Repository Universitas Jember... Digital Repository Universitas Jember Digital Repository

Agar dihadiri oleh direktur Perusahaan (tidak boleh diwakilkan) dengan membawa data – data perusahaan yang asli sesuai dengan isian kualifkasi yang saudara

Mampu melaksanakan pembelajaran yang mendidik secara baik di kelas dengan memperhatikan standar isi dan proses, serta evaluasi yang dipersyaratkan, dengan menampilkan