• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ruang lingkup metode dan pebagian filsaf

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Ruang lingkup metode dan pebagian filsaf"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

A.Ruang Lingkup Filsafat

Ontologi ilmu meliputi apa hakikat ilmu itu, apa hakikat kebenaran dan kenyataan yang inheren dengan pengetahuan ilmiah, yang tidak terlepas dari persepsi filsafat tentang apa dan bagaimana.

Epistemologi ilmu meliputi sumber, sarana, dan tatacara mengunakan sarana tersebut untuk mencapai pengetahuan (ilmiah). Perbedaan mengenal pilihan landasan ontologik akan dengan sendirinya mengakibatkan perbedaan dalam menentukan sarana yang akan kita pilih.

Akslologi llmu meliputi nilal-nilal (values) yang bersifat normatif dalam pemberian makna terhadap kebenaran atau kenyataan sebagaimana kita jumpai dalam kehidupan kita yang menjelajahi berbagai kawasan, seperti kawasan sosial, kawasansimbolik atau pun fisik-material.

Adapun menurut pendapat para ahli tentang ruang lingkup filsafat :  Tentang hal mengerti, syarat-syaratnya dan metode-metodenya.

 Tentang ada dan tidak ada.

 Tentang alam, dunia dan seisinya.

 Menentukan apa yang baik dan apa yang buruk.

 Hakikat manusia dan hubungannya dengan sesama makhluk lainnya.  Tuhan tidak dikecualikan.

Jadi dapat di simpulkan bahwa ruang lingkup filsafat adalah segala sesuatu lapangan pikiran manusia yang amat luat. Segala sesuatu yang mungkin ada dan benar, benar ada (nyata), baik material konkrit maupuan nonmaterial abstrak (tidak terlihat).

(2)

Adapun metode filsafat sebagai disiplin ilmu dan pendidikan mempunyai metode tertentu diantaranya sebagai berikut:

a. Perenungan (Contemplative)

Merenung adalah memikirkan sesuatu atau segala sesuatu, tanpa keharusan adanya kontak langsung dengan objeknya, misalnya makna hidup, kebenaran, keadilan, keindahan dan sebagainya. Merenung adalah suatu cara yang sesuai dengan watak filsafat, yaitu memikirkan segalah sesuatu sedalam-dalamnya, dalam keadaan tenang hening dan sungguh-sungguh dalam kesendirian atau kapan dan dimanapun..

b. Deductive

Filsafat menggunakan metode deduktif karena filsafat berusaha mencari kebenaran hakiki. Sebenarnya filsafat menggunakan semua metode agar saling komplimentasi, selain melengkapi.

Filsafat melahirkan ilmu pengetahuan, tetapi sebaliknya perkembangan berfikir seorang pribadi, melalui proses :

1. Tingkat indra

2. Tingkat ilmiah (rasional kritis, objektif, sistematis) 3. Tingkat filosofis (reflective thinking)

4. Tingkat religius

(3)

Metode ini baik karena dengan demikian pertumbuhan filsafat itu dapat diikuti dari jumlahnya. Akan tetapi harus agak panjang untuk penulaannya dan bisa menimbulkan kesalahpahaman.

d.. Metode Ikhtisar

Metode ini membentuk soal-soal yang dibicarakan dalam filsafat dan menguraikan jawaban.

e. Metode Sistematis

Metode ini mencari arti serta maksud dari kodrat manusia yaitu bagaimana manusia karena kodratnya akan penyelidikan yang biasanya disebut filsafat itu lalu dicari akibat-akibatnya

f. Metode Kombinasi

Metode ini adalah kombinasi dari cara-cara tersebut yaitu sistematis, tetapi tidak lepas dari sejarah dan dengan memperhatikan soal-soal terpenting yang timbul bagi setiap manusia yang hidup sadar dan mampu menggunakan pikirannya

C. Pembagian Filsafat a.Menurut Pendapat ahli

1. Alcuinus, salah seorang tokoh “Filsafat Scholastik” pada zaman abad pertengahan membagi filsafat sebagai berikut :

 Bagian fisika yang menyelidiki apakah sebab-sebabnya sesuatu itu ada.  Bagian etika yang menentukan tata hidup.

 Bagian logika yang mencari dasar-dasar untuk mengerti.

2. Al-Kindi ahli pikir dalam filsafat islam membagi filsafat menjadi tiga bagian yaitu :  Ilmu fisika, tingkatan terendah

(4)

 Ilmu ketuhanan, tingkatan tertinggi

3. Al-Farabi dan Ibnu Sina membagi dua bagian yaitu filsafat teori dan filsafat praktek. 4. Prof. DR. M. J. Langeveld membagi filsafat dalam tiga lingkungan masalah, yaitu :  Lingkungan masalah-masalah keadaan (metafisika, manusia dan lain-lain)

 Lingkungan masalah-masalah pengetahuan (teori pengetahuan, teori kebenaran, logika).

 Lingkungan masalah-masalah nilai (teori nilai, etika, estetika, yang bernilai berdasarkan religi).

5. Prof. Alburey Castell membagi filsafat ke dalam enam bagian sebagai berikut :  Masalah theologies.

 Masalah metafisika.  Masalah epistimologi.  Masalah etika.

 Masalah politik.  Masalah sejarah.

6. H.De Vos membagi filsafat ke dalam sembilan golongan sebagai berikut :  Logika

 Metafisika

 Ajaran tentang ilmu pengetahuan  Filsafat alam

 Filsafat kebudayaan  Filsafat sejarah.  Etika

 Estetika  Anthropologi.

(5)

 Dialetika, tentang ide-ide atau pengertian-pengertian umum.  Fisika, tentang dunia materil.

 Etika, tentang kebaikan.

8. Aristoteles membagi 4 cabang yaitu :  logika

 filsafat teoritis  filsafat praktis  filsafat peotika

b. Pembagian filsafat menurut bagan induktif a. Metafisika

 Metafisika fundamental, yaitu kritikan

 Metafisika sistematis, yaitu ontology dan theodyca b. Filsafat tentang :

 Alam, yaitu kosmologia  Manusia, yaitu anthropologi

c. Filsafat rasional-logika

 Logika umum/formal, yaitu logika

 Logika khusus/material, yaitu filsafat tentang ilmu pengetahuan. d. Filsafat praktis atau tentang kebudayaan

( 1 ) Filsafat praktis (tentang keseluruhan kegiatan manusia)  Filsafat etika, yaitu etika umum dan etika khusus

(6)

( 2 ) Filsafat kebudayaan (tentang perbuatan lahiriah manusia)  Bagian umum : filsafat kebudayaan

 Bagian khusus : filsafat tentang bahasa, kesenian, hukum, pendidikan, manusia, dan lain-lain. c. Pembagian filsafat menurut bagan deduktif

 Pengetahuan adalah kesadaran akan hal sesuatu, kesadaran akan diri kita sendiri.

 Pengakuan bahwa aku ini ada. Karena andaikata aku tak ada bagaimanakah aku dapat berdiri di alun-alun dan sadar akan diriku sendiri.

 Pengakuan bahwa kodrat saya adalah sadar akan diriku sendiri, mengerti akan diriku sendiri, ini adalah aspek rohani. Tetapi berdiri di suatu tempat adalah aspek jasmani.

 Pengakuan dunia yang ku injak itu yaitu di alun-alun.

 Penilaian perbuatan ini, artinya dalam kenyataan setiap perbuatan itu apakah baik atau tidak baik, sesuai dengan kodrat saya atau tidak sesuai dengan kodrat saya.

 Dan mengenai perbuatan ini saya yakin harus memberikan pertanggungjawaban terhadap suara batin saya sebagai suatu kekuasaan yang berada di dalam maupun di atas yang akhirnya terhadap Tuhan.

Dalam eksistensinya yang baru filsafat mempunyai beberapa bagian atau cabang yaitu :  Logika, filsafat tentang pikiran dan cara berpikir benar atau salah.

 Metafisika, filsafat tentang hakikat yang ada di balik fisika dan hakikat yang bersifat transcendental yaitu di luar atau di atas jangkauan pengalaman manusia.

 Etika, filsafat tentang pola tingkah laku yang baik dan yang buruk.

(7)

 Filsafat-filsafat khususnya lainnya, yaitu filsafat bahasa, filsafat kesenian, filsafat teknik, filsafat ekonomi, filsafat sejarah, filsafat hukum, filsafat manusia, filsafat pendidikan, filsafat agama, filsafat pekerjaan sosial dan sebagainya.

D.TEORI-TEORI KEBENARAN

Kebenaran adalah satu nilai utama di dalam kehidupan manusia. Sebagai nilai-nilai yang menjadi fungsi rohani manusia. Artinya sifat manusiawi atau martabat kemanusiaan selalu berusaha “memeluk” suatu kebenaran.

A. Pengertian Kebenaran dan Tingkatannya

Berdasarkan scope potensi subjek, maka susunan tingkatan kebenaran itu menjadi :

 Tingkatan kebenaran indera adalah tingakatan yang paling sederhanan dan pertama yang dialami manusia

 Tingkatan ilmiah, pengalaman-pengalaman yang didasarkan disamping melalui indara, diolah pula dengan rasio

 Tingkat filosofis,rasio dan pikir murni, renungan yang mendalam mengolah kebenaran itu semakin tinggi nilainya

 Tingkatan religius, kebenaran mutlak yang bersumber dari Tuhan yang Maha Esa dan dihayati oleh kepribadian dengan integritas dengan iman dan kepercayaan

Manusia selalu mencari kebenaran, jika manusia mengerti dan memahami kebenaran, sifat asasinya terdorong pula untuk melaksankan kebenaran itu. Sebaliknya pengetahuan dan pemahaman tentang kebenran, tanpa melaksankan konflik kebenaran, manusia akan mengalami pertentangan batin, konflik psikologis..

(8)

 Teori Corespondence : menerangkan bahwa kebenaran atau sesuatu kedaan benar itu terbukti benar bila ada kesesuaian antara arti yang dimaksud suatu pernyataan atau pendapat dengan objek yang dituju/ dimaksud oleh pernyataan atau pendapat tersebut.

 Teori Consistency : Teori ini merupakan suatu usaha pengujian atas arti kebenaran.

 Teori Pragmatisme :Paragmatisme menguji kebenaran dalam praktek yang dikenal apra pendidik sebagai metode project atau medote problem solving dari dalam pengajaran.

 Teori Kebenaran Religius : Kebenaran tak cukup hanya diukur dengan rasio dan kemauan individu. Kebenaran bersifat objective, universal,berlaku bagi seluruh umat manusia, karena kebenaran ini secara antalogis dan oxiologis bersumber dari Tuhan yang disampaikan melalui wahyu

Jenis-jenis Kebenaran :

 Kebenaran Epistemologi (berkaitan dengan pengetahuan)

 Kebenaran ontologis (berkaitan dengan sesuatu yang ada/ diadakan)  Kebenaran semantis (berkaitan dengan bahasa dan tutur kata

http://codehill2ra1.blogspot.com/2013/03/ruang-lingkupmetode-dan-pembagian.html

A. Ruang Lingkup Filsafat

(9)

B. Metode dalam Filsafat 1. Metode historis/ sejarah

Metode ini baik karena dengan demikian pertumbuhan filsafat itu dapat diikuti dari jumlahnya. Akan tetapi harus agak panjang untuk penulaannya dan bisa menimbulkan kesalahpahaman.

2. Metode Ikhtisar

Metode ini membentuk soal-soal yang dibicarakan dalam filsafat dan menguraikan jawaban.

3. Metode Sistematis

Metode ini mencari arti serta maksud dari kodrat manusia yaitu bagaimana manusia karena kodratnya akan penyelidikan yang biasanya disebut filsafat itu lalu dicari akibat-akibatnya

4. Metode Kombinasi

Metode ini adalah kombinasi dari cara-cara tersebut yaitu sistematis, tetapi tidak lepas dari sejarah dan dengan memperhatikan soal-soal terpenting yang timbul bagi setiap manusia yang hidup sadar dan mampu menggunakan pikirannya

C. Pembagian Filsafat

Berikut ini beberapa pembagian filsafat menurut beberapa para ahli :

1. Alcuinus, salah seorang tokoh “Filsafat Scholastik” pada zaman abad pertengahan

membagi filsafat sebagai berikut :

a. Bagian fisika yang menyelidiki apakah sebab-sebabnya sesuatu itu ada. b. Bagian etika yang menentukan tata hidup.

(10)

2. Al-Kindi ahli pikir dalam filsafat islam membagi filsafat menjadi tiga bagian yaitu : a. Ilmu fisika, tingkatan terendah

b. Ilmu matematika, tingkatan tengah c. Ilmu ketuhanan, tingkatan tertinggi

3. Al-Farabi dan Ibnu Sina membagi dua bagian yaitu filsafat teori dan filsafat praktek.

4. Prof. DR. M. J. Langeveld membagi filsafat dalam tiga lingkungan masalah, yaitu :

a. Lingkungan masalah-masalah keadaan (metafisika, manusia dan lain-lain)

b. Lingkungan masalah-masalah pengetahuan (teori pengetahuan, teori kebenaran, logika).

c. Lingkungan masalah-masalah nilai (teori nilai, etika, estetika, yang bernilai berdasarkan religi).

5. Prof. Alburey Castell membagi filsafat ke dalam enam bagian sebagai berikut :

1. Masalah theologies. 2. Masalah metafisika. 3. Masalah epistimologi.

4. Masalah etika. 5. Masalah politik. 6. Masalah sejarah.

6. H.De Vos membagi filsafat ke dalam sembilan golongan sebagai berikut :

(11)

c. Ajaran tentang ilmu pengetahuan d. Filsafat alam

e. Filsafat kebudayaan f. Filsafat sejarah. g. Etika

h. Estetika i. Anthropologi.

7. Plato membedakan filsafat atas tiga bagian sebagai berikut :

a. Dialetika, tentang ide-ide atau pengertian-pengertian umum. b. Fisika, tentang dunia materil.

c. Etika, tentang kebaikan.

8. Aristoteles membagi 4 cabang yaitu : a. logika

b. filsafat teoritis c. filsafat praktis

d. filsafat peotika

D. Beda Filsafat dengan Ilmu dan Agama

Perbedaan filsafat dengan ilmu dan agama dapat dikatakan sebagai :

(12)

2. Filsafat tidak saja menyelidiki tentang sebab akibat tetapi menyelidiki hakikatnya sedangkan ilmu lain tidak membahas tentang sebab akibat (peristiwa)

3. Filsafat dalam pembahasannya apa ia sebenarnya darimana asalnya dan hendak kemana perginya sedangkan ilmu lain harus menjawab bagaimana dan apa sebabnya.

Ilmu bersifat deskriptif tentang obyeknya agar dapat menemukan fakta-fakta, teknik-teknik dan alat-alat. Filsafat tidak hanya melukiskan sesuatu, melainkan membantu manusia untuk mengambil keputusan tentang tujuan, nilai dan tentang apa yang harus diperbuat manusia. Filsafat tidak netral, karena faktor-faktor obyektif memegang peranan yang penting dalam berfilsafat. Ilmu bersifat analitis, ilmu pengetahuan hanya menggarap salah satu lapangan pengetahuan sebagai obyek formalnya. Sedangkan filsafat belajar dari ilmu pengetahuan dengan menekankan keseluruhan dari sesuatu (sinoptis), karena keseluruhan mempunyai sifat sendiri yang tidak ada pada bagian-bagiannya.

BAB II PEMBAHASAN A. Ruang Lingkup Filsafat

Filsafat merupakan sekumpulan sikap dan kepercayaan terhadap kehidupan dan alam yang baisanya diterima secara kritis atau pemikiran terhadap kepercayaan dan sikap terhadap kepercayaan da sikap yang sangat kita junjung tinggi. Adapun menurut pendapat para ahli tentang ruang lingku filsafat :

1. Tentang hal mengerti, syarat-syaratnya dan metode-metodenya. 2. Tentang ada dan tidak ada.

3. Tentang alam, dunia dan seisinya.

4. Menentukan apa yang baik dan apa yang buruk.

5. Hakikat manusia dan hubungannya dengan sesama makhluk lainnya. 6. Tuhan tidak dikecualikan.

(13)

konkrit maupuan nonmaterial abstrak (tidak terlihat). Jadi obyek filsafat itu tidak terbatas. Objek pemikiran filsafat yaitu dalam ruang lingkup yang menjangkau permasalhan kehidupan mausia, alam semesta dan alam sekitarnya adalah juga objek pemikiran filsafat pendidikan.

B. Metode dalam Filsafat

Adapun metode filsafat sebagai disiplin ilmu dan pendidikan mempunyai metode tertentu misalnya :

a. Contemplative (perenungan)

Merenung adalah memikirkan sesuatu atau segala sesuatu, tanpa keharusan adanya kontak langsung dengan objeknya, misalnya makna hidup, kebenaran, keadilan, keindahan dan sebagainya. Merenung adalah suatu cara yang sesuai dengan watak filsafat, yaitu memikirkan segalah sesuatu sedalam-dalamnya, dalam keadaan tenang hening dan sungguh-sungguh dalam kesendirian atau kapan dan dimanapun.

b. Speculative

Juga bagian dari perenung/ merenung. Karena melalui perenungan dengan pikiran yang tenang kritis, pikiran umum cenderung menganlisis, mengubungkan antara masalah berulang-ulang sampai pada tujuan.

c. Deductive

Filsafat menggunakan metode deduktif karena filsafat berusaha mencari kebenaran hakiki. Sebenarnya filsafat menggunakan semua metode agar saling komplimentasi, selain melengkapi.

Filsafat melahirkan ilmu pengetahuan, tetapi sebaliknya perkembangan berfikir seorang pribadi, melalui proses :

1. Tingkat indra

(14)

3. Tingkat filosofis (reflective thinking) 4. Tingkat religius

C. Pembagian Filsafat

1. Pembagian filsafat menurut bagan induktif a. Metafisika

( 1 ) Metafisika fundamental, yaitu kritikan

( 2 ) Metafisika sistematis, yaitu ontology dan theodyca b. Filsafat tentang :

( 1 ) Alam, yaitu kosmologia ( 2 ) Manusia, yaitu anthropologia c. Filsafat rasional-logika

( 1 ) Logika umum/formal, yaitu logika

( 2 ) Logika khusus/material, yaitu filsafat tentang ilmu pengetahuan. d. Filsafat praktis atau tentang kebudayaan

( 1 ) Filsafat praktis (tentang keseluruhan kegiatan manusia)

a. Filsafat etika, yaitu etika umum dan etika khusus b. Filsafat tentang agama

( 2 ) Filsafat kebudayaan (tentang perbuatan lahiriah manusia) a. Bagian umum : filsafat kebudayaan

(15)

2. Pembagian filsafat menurut bagan deduktif

a. Pengetahuan adalah kesadaran akan hal sesuatu, kesadaran akan diri kita sendiri. b. Pengakuan bahwa aku ini ada. Karena andaikata aku tak ada bagaimanakah aku

dapat berdiri di alun-alun dan sadar akan diriku sendiri.

c. Pengakuan bahwa kodrat saya adalah sadar akan diriku sendiri, mengerti akan diriku sendiri, ini adalah aspek rohani. Tetapi berdiri di suatu tempat adalah aspek jasmani.

d. Pengakuan dunia yang ku injak itu yaitu di alun-alun.

e. Penilaian perbuatan ini, artinya dalam kenyataan setiap perbuatan itu apakah baik atau tidak baik, sesuai dengan kodrat saya atau tidak sesuai dengan kodrat saya. f. Dan mengenai perbuatan ini saya yakin harus memberikan pertanggungjawaban

terhadap suara batin saya sebagai suatu kekuasaan yang berada di dalam maupun di atas yang akhirnya terhadap Tuhan.

Dalam eksistensinya yang baru filsafat mempunyai beberapa bagian atau cabang yaitu :

a. Logika, filsafat tentang pikiran dan cara berpikir benar atau salah.

b. Metafisika, filsafat tentang hakikat yang ada di balik fisika dan hakikat yang bersifat transcendental yaitu di luar atau di atas jangkauan pengalaman manusia.

c. Etika, filsafat tentang pola tingkah laku yang baik dan yang buruk.

d. Estetika, filsafat tentang pola cita rasa atau kreasi yang indah dan yang jelek. e. Epistimologi, filsafat tentang ilmu pengetahuan.

f. Filsafat-filsafat khususnya lainnya, yaitu filsafat bahasa, filsafat kesenian, filsafat teknik, filsafat ekonomi, filsafat sejarah, filsafat hukum, filsafat manusia, filsafat pendidikan, filsafat agama, filsafat pekerjaan sosial dan sebagainya.

(16)

Keberadaan filsafat berbeda dengan ilmu. Ilmu ingin mengetahuai sebab dan akibat dari sesuatu, sementara filsafat tidak terikat pada satu ketentuan dan tidak mau terkurung hanya pada ruang dan waktu dalam pembahasan dan penyelidikan tentang hakikat sesuatu yang menjadi objek dan materi bahasannya. Sedangkan agama merupakan wujud kebenaran dan keselamatan manusia untuk hidup di dunia dan akhir. Dapat dikatakann bahwa perbedaan filsafat dengan ilmu dan agama yaitu sbb :

1. Filsafat adalah pengetahuan tentang non empirik dan nonekspirmental diperoleh manusia melalui usaha

2. Ilmu adalah kumpulan pengetahuan mengenai suatu kenyataan yang tersusun sistematis dari usaha manusia yang dilakukan dengan penyelidikan, pengamatan, dan percobaan 3. Agama adalah kebenaran yang bersumber dari wahyu Tuhan mengenai berbagai hal

kehidupan manusia dengna lingkungannya.

Secara umum perbedaan antara filsafat dengan ilmu yaitu :

1. Ilmu berhubungan dengan lapangan yang terbatas, filsafat mencoba berhubungan dengan keseluruhan pengalaman untuk memperoleh suatu pandangan yang lebih komprehensif tentang sesuatu.

2. Ilmu menggunakan pendekatan analitis dan deskriptif, sedangkan filsafat sintesis dan sinopsis, berhubungan dengan sifat-sifat dan kualitas alam dan hidup secara

keseluruhan.

3. Ilmu menganalisis keseluruhan menjadi bagian-bagian, dari organisme menjadi organ-organ, filsafat mencoba membedakan sesuatu dalam bentuk sintesis yang menjelaskan dan mencari makna sesuatu secara keseluruhan.

4. Ilmu menghilangkan faktor-faktor pribadi yang subyektif sedangkan filsafat tertarik kepada personalitas, nilai-nilai dan semua pengalaman.

5. Ilmu tertarik kepada hakikat sesuatu sebagaimana adanya, sedangkan filsafat hanya tertarik kepada bagian-bagian yang nyata, melainkan juga kepada kemungkinan-kemungkinan yang ideal dari suatu benda, nilai dan maknanya.

6. Ilmu meneliti alam, mengontrol proses alam sedangkan tugas filsafat mengadakan kritik, menilai dan mengkoordinasikan tujuan.

(17)

BAB IV KESIMPULAN

Ruang lingkup filsafat adalah segala sesuatu lapangan pikiran manusia yang amat luas. Segala sesuatu yang mungkin ada dan benar, benar ada (nyata), baik material konkrit maupuan nonmaterial abstrak (tidak terlihat). Jadi obyek filsafat itu tidak terbatas. Objek pemikiran filsafat yaitu dalam ruang lingkup yang menjangkau permasalhan kehidupan mausia, alam semesta dan alam sekitarnya adalah juga objek pemikiran filsafat pendidikan. Keberadaan filsafat berbeda dengan ilmu. Ilmu ingin mengetahuai sebab dan akibat dari sesuatu, sementara filsafat tidak terikat pada satu ketentuan dan tidak mau terkurung hanya pada ruang dan waktu dalam pembahasan dan penyelidikan tentang hakikat sesuatu yang menjadi objek dan materi bahasannya. Sedangkan agama merupakan wujud kebenaran dan keselamatan manusia untuk hidup di dunia dan akhir. Dapat dikatakann bahwa perbedaan filsafat dengan ilmu dan agama yaitu sbb :

1. Filsafat adalah pengetahuan tentang non empirik dan nonekspirmental diperoleh manusia melalui usaha

2. Ilmu adalah kumpulan pengetahuan mengenai suatu kenyataan yang tersusun sistematis dari usaha manusia yang dilakukan dengan penyelidikan, pengamatan, dan percobaan 3. Agama adalah kebenaran yang bersumber dari wahyu Tuhan mengenai berbagai hal

kehidupan manusia dengna lingkungannya

Referensi

Dokumen terkait

• Reksoprayitno (Ekonomi Makro): Ilmu yang mempelajari usaha manusia dalam memenuhi kebutuhan yang sifatnya tidak terbatas dengan memilih alternative pemakaian sumberdaya

Filsafat ilmu merupakan bagian dari filsafat pengetahuan secara umum, ini dikarenakan ilmu itu sendiri merupakan suatu bentuk pengetahuan dengan karakteristik

pekerjaan, pakaian, arsitektur, kerajinan, sejarah, budaya, bahasa, pendidikan, tradisi, mengisi waktu luang, kesenian, musik, dan kesukaan lainnya. Mengembangkan

Untuk siapa (for whom) barang diproduksi apakah untuk segmen pasar tertentu atau masyarakat umum. Bagaimana ekonomi Islam memandang persoalan ekonomi secara umum

Situmorang bahwa Hukum Administrasi Negara itu merupakan hukum khusus hukum tentang organisasi negara dan hukum perdata sebagai hukum umum.  Pandangan ini mempunyai dua asas

Sistem filsafat demikian memancarkan keunggulan karena sesuai dengan potensi kodrati martabat kepribadian manusia yang dianugerahi integritas- kerokhanian yang memancarkan akal

Hukum dalam arti yang sebenarnya ini (disebut juga hukum positif ) meliputi hukum yang dibuat oleh penguasa dan hukum yang disusun oleh manusia secara individu untuk

Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Kaltim mengidentifikasi, menetapkan dan menyediakan sumber daya baik manusia, infrastruktur maupun perangkat pendukung lainnya