• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbedaan Wilayah dan Kota salatiga

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Perbedaan Wilayah dan Kota salatiga "

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

PERBEDAAN WILAYAH DAN KOTA

A. Aspek Fisik

1) Bentang Alam dan Garis Langit

Ruang adalah wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang udara, termasuk ruang di dalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia dan makhluk lain hidup, melakukan kegiatan, dan memelihara kelangsungan hidupnya. Di dalam ruang itu sendiri terdapat berbagai macam bentang alam, mulai dari laut, pantai, dataran rendah, sungai, perbukitan hingga pegunungan. Wilayah/kabupaten/pedesaan memiliki bentang alam yang bervariasi dan luas, berbeda dengan kota yang memiliki bentang alam homogen, yang dominan berada di daerah datar. Garis langit turut membedakan kenampakan kota dan wilayah/kabupaten/pedesaan. Kota cenderung memiliki garis langit buatan dengan dominasi bangunan-bangunan tinggi hingga menara-menara dan cerobong kawasan industri yang menjulang. Sedangkan wilayah/kabupaten/desa lebih didominasi garis langit alamiah seperti gunung dan pegunungan.

2) Luas Wilayah

Kota memiliki luas yang lebih sempit dibanding dengan wilayah/kabupaten, seperti yang sudah disinggung sebelumnya. Daerah kerja ‘kota’ jauh lebih kecil, dengan dominasi kawasan yang relatif datar namun infertile atau tidak terlalu subur. Berbeda dengan wilayah/kabupaten/pedesaan yang memiliki variasi kawasan mulai dari datar hingga berbukit-bukit (kemiringan yang variatif), dengan dominasi wilayah fertil yang sangat cocok untuk dikembangbiakkan jenis komoditas pertanian.

3) Kepadatan penduduk

Perbedaan yang menyolok antara ‘kota’ dan ‘wilayah’ yang dalam hal ini dapat diartikan sebagai ‘kabupaten’ salah satunya adalah kepadatan penduduk yang berbeda antara kota dan wilayah. Dengan luas yang relatif lebih sempit, kota dijejali ratusan hingga ribuan orang setiap kilometer perseginya. Berbeda dengan ‘wilayah’ yang memiliki daerah kerja yang lebih luas, dan penduduknya cenderung tersebar sehingga hanya berkisar puluhan orang tiap kilometer perseginya.

4) Kegiatan Perekonomian

Oleh karena perbedaan kesuburan lahan seperti yang sudah dijelaskan di sub-aspek sebelumnya, fokus kegiatan perekonomian antara kota dan wilayah/kabupaten/pedesaan turut berbeda. Perbedaan paling menonjol adalah kegiatan perekonomian penduduk yang juga menjadi fungsi utama. Kegiatan utama penduduk wilayah/kabupaten/desa berada di sektor ekonomi primer yaitu bidang agraris, oleh karena lahan fertile yang berlimpah. Kehidupan ekonomi terutama tergantung pada usaha pengelolaan tanah untuk keperluan pertanian, peternakan dan termasuk juga perikanan darat. Sedangkan kota merupakan pusat kegiatan sektor ekonomi sekunder yang meliputi bidang industri, di samping sektor ekonomi tersier yaitu bidang pelayanan jasa. Jadi kegiatan di desa adalah mengolah alam untuk memperoleh bahan-bahan mentah, baik bahan kebutuhan pangan, sandang maupun lain-lain bahan mentah untuk memenuhi kebutuhan pokok manusia. Sedangkan kota mengolah bahan-bahan mentah yang berasal dari desa menjadi bahan-bahan setengah jadi atau mengolahnya sehingga berwujud bahan jadi yang dapat segera dikonsumsi.

Nama: Gilber Payung

(2)

Dalam hal distribusi hasil produksi ini pun terdapat perbedaan antara wilayah/kabupaten/desa dan kota. Di wilayah/kabupaten/desa jumlah ataupun jenis barang yang tersedia di pasaran sangat terbatas. Di kota tersedia berbagai macam barang yang jumlahnya pun melimpah. Bahkan tempat penjualannya pun beraneka ragam. Ada barang-barang yang dijajakan di kaki-lima, dijual di pasar biasa dimana pembeli dapat tawar-menawar dengan penjual atau dijual di supermarket dalam suasana yang nyaman dan harga yang pasti. Bidang produksi dan jalur distribusi di perkotaan lebih kompleks bila dibandingkan dengan yang terdapat di pedesaan, hal ini memerlukan tingkat teknologi yang lebih canggih. Dengan demikian memerlukan tenaga-tenaga yang memilki keahlian khusus untuk melayani kegiatan produksi ataupun memperlancar arus distribusinya.

5) Infrastruktur

Oleh karena perbedaan kegiatan perekonomian, maka infrastruktur pendukung di kota dan wilayah/kabupaten turut menjadi berbeda. Pengembangan infrastruktur di kota lebih terfokus pada kegiatan perdagangan dan jasa, seperti sarana transportasi massal untuk memudahkan mobilisasi penduduk, pelabuhan untuk distribusi produk hasil industri, bank dan stock exchange untuk menggerakkan kegiatan perekonomian dan jasa, hingga pasar modern dan pusat-pusat perbelanjaan untuk memenuhi karakteristik masyarakat perkotaan yang konsumtif. Sedangkan di wilayah/kabupaten/pedesaan cenderung mengembangkan infrastruktur pendukung seperti sarana irigasi, pembangkit listrik, hingga jalan untuk distribusi bahan mentah.

B. Aspek Sosial dan Budaya

1) Kehidupan Sosial Masyarakat

Karakteristik umum masyarakat pedesaan yaitu masyarakat desa selalu memiliki ciri-ciri dalam hidup bermasyarakat, yang biasa nampak dalam perilaku keseharian mereka. Pada situasi dan kondisi tertentu, sebagian karakteristik dapat dicontohkan pada kehidupan masyarakat desa di Indonesia. Namun dengan adanya perubahan sosial dan kebudayaan serta teknologi dan informasi, sebagian karakteristik tersebut sudah tidak berlaku. Berikut ini ciri-ciri karakteristik masyarakat desa, yang terkait dengan etika dan budaya mereka yang bersifat umum.

g. Lugas dan berbicara apa adanya

Sedangkan cara beadaptasi mereka sangat sederhana, dengan menjunjung tinggi sikap kekeluargaan dan gotong royong antara sesama, serta yang paling menarik adalah sikap sopan santun yang kerap digunakan masyarakat pedesaan. Berbeda dengan karakteristik masyarakat perkotaan, masyarakat pedesaan lebih mengutamakan kenyamanan bersama dibanding kenyamanan pribadi atau individu. Masyarakat perkotaan sering disebut sebagai urban community. Beberapa ciri yang menonjol pada masyarakat kota:

a. Individualistis b. Mobilitas tinggi

(3)

d. Heterogen

e. Jalan pikiran yang rasional f. Gaya hidup modern 2) Interaksi Sosial

Interaksi sosial adalah hubungan timbal-balik dalam masyarakat. Interaksi sosial di masyarakat wilayah/kabupaten/pedesaan masih sangat baik, mereka masih sangat tenggang rasa satu sama lain dan siap membantu bila ada yang meminta pertolongan, dikarenakan di pedesaan masih ada sifat kekeluargaan dan saling membantu bila ada perayaan hajatan ataupun adat dan agama, dan mereka masih beranggapan bahwa satu sama lain adalah juga bagian dari keluarga. Masyarakat wilayah/kabupaten/desa cenderung memiliki sikap yang sama, menjunjung nilai luhur yang sama, berhubungan erat dan sederhana. Contohnya bila interaksi sosial di pedesaan masih sangat bergantung satu sama lain yaitu bila ada perayaan adat mereka akan bekerja sama untuk kelancaran berjalannya perayaaan, mulai dari yang menyiapkan sajian makanan, umbul-umbul dan peralatan yang dibutuhkan dalam perayaan. Hal ini agak berbeda dengan interaksi sosial di masyarakat perkotaan, dimana interaksi-interaksi yang terjadi lebih didasarkan pada faktor kepentingan pribadi daripada kepentingan umum. Walaupun begitu, oleh karena heterogenitas masyarakat kota, dimana tembok-tembok pemisah seperti perbedaan kebudayaan, agama, pandangan sudah mulai luntur, sehingga interaksi yang terjadi tidak lagi memandang perbedaan kebudayaan, keyakinan, dan agama.

3) Struktur Pemerintahan

Untuk struktur pemerintahan kota terdiri kecamatan dan kelurahan di bawahnya, sementara untuk wilayah/kabupaten terdiri dari kecamatan, kelurahan dan desa. Desa ini merupakan wilayah otonom dalam lingkup kabupaten, sehingga dalam penentuan kepala desanya dipilih oleh masyarakat langsung. Berbeda dengan Lurah baik di kota ataupun di kabupaten, pemilihan Lurahnya diangkat langsung oleh bupati atau walikota.

Kesimpulan

Terdapat perbedaan yang sangat jelas antara wilayah/kabupaten/pedesaan dan kota, yang dapat ditinjau dari beberapa aspek utama, antara lain aspek fisik yang mencakup bentang alam, garis langit, luas wilayah, kepadatan penduduk, kegiatan perekonomian, hingga infrastruktur. Aspek sosial terdiri dari kehidupan sosial masyarakat, interaksi sosial, hingga struktur

Kegiatan perekonomian Agraris Jasa, perdagangan, industri

Infrastruktur Pendukung kegiatan pertanian dan

(4)

Kehidupan dan interaksi

sosial Homogenkomunal/berkelompokdan dominan Heterogen dan dominanindividualis Interaksi sosial Faktor kepentingan kelompok Faktor kepentingan pribadi Struktur pemerintahan Kecamatan, kelurahan, desa Kecamatan, kelurahan

Sumber:

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari pengelolaan lira bentuk padat radiasi tinggi tidak dapat bakar adalah untuk memudahkan pekerja dalam pengelolaan limbah radioaktif padat, sehingga

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id.. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

ketidaktahuan dengan kesalahan sangat erat, sehinggga ‚Jahalah‛ di maknai dengan kesalahan. Adapun kesalahan yang terus dibela serta dicari-cari pembenarannya dengan

Perjanjian jual beli tanah harus dilakukan secara tertulis dihadapan Pejabat yang berwenang untuk itu yakni PPAT (Pejabat Pembuat Akte Tanah). Di Desa Tanjung Pauh Mudik

Apabila pemotongan sekat diambil kurang dari 20% dengan maksud agar koefisien perpindahan kalor konveksi dalam sisi selongsong jadi bertambah (lihat gambar 2.12.b) atau

sebanyak 4 m per ton karet kering. Selain itu mutu RSS juga ditentukan oleh pengontrolan yang rutin mengenai bahan bakar kayu dan suhu ruang pengasapan. Sistem

Tujuan dari perencanaan ini adalah mampu merencanakan struktur bangunan mesin kiln dengan menggunakan metode pracetak dengan perencanaan sambungan yang monolit, dan juga