• Tidak ada hasil yang ditemukan

Badai Laut Biru docx 1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Badai Laut Biru docx 1"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Alur

Cerpen Badai di Laut Biru memiliki alur campuran.

Cerpen tersebut berkembang maju, namun beberapa kali ditampilkan potongan flashback yang menjelaskan latar belakang cerita.

 Kardi menaikkan peralatan pelayaran keatas perahu yang teretak pantai.  Keranjang yang dibawa Kardi terlepas dan hanyut terseret ombak.

 Melihat kardi yang kesusahan Salim dengan sigap membantu mengambil keranjang dan membantu Kardi untuk naik ke perahu.

 Kardi berbaring dipinggir geladak perahu, ia mengingat saat ia diperebutkan beberapa gadi yang cantik namun semuanya berlalu saat ia gagal masuk Akabri.

 Selama dua tahun ia mencari pekerjaan yang cocok namun hasilnya nihil, kemudian atas anjuran ayahnya ia ikut menjadi awak perahu milik ayahnya.

 Perlahan-lahan perahu meninggalkan daratan dan jala-jala pun mulai diturunkan untuk menangkap ikan.

 Kardi dan Salim mengetahui ada pukat harimau yang beroperasi disitu.  Setelah itu,, terjadilah badai yang mempora-porandakkan awak perahu.

 Pak Ruslaln menyuruh penghuni diperahu meyelamatkan dirinya masing-masing.  Kardi menolong Rukmuni, dan papan yang dimiliki Pak Ruslan diberikan kepada

Kardi dan Ruikmini.

 Pada akhirnya semuanya selamat dari terpaan badai.

Plot

1. Ejekan Salim kepada Kardi.

2. Kardi sedang mengingat kembali masa ia masih diperebutkan para gadis.

3. Dialog Salim dan Kardi yang membicarakan nelayan pukat harimau dan menceritakan kedekatan Kardi dan Rukm ini.

4. Pak Ruslan memerintahkan agar meninggalkan laut karena badai akan segera datang. 5. Percakapan Rumini dan Kardi saat mereka sudah berada di laut dan sudah tidak terlau

bertenaga karena terlalu lama berusaha berenang untuk mencari tempat yang aman. 6. Percakapan Salim dan Kardi yang membicarakan tentang keselamamatan para

penghuni parehu dan Salim yang menggoda Kardi agar segera menikahi Rukmini.

Penokohan dalam Teks “Badai di Laut Biru”

Tokoh

Cara Penggambara

n Watak Tokoh

Bukti Watak

a. Kardi Melalui perilaku tokoh

Selama dua tahun dia pun berusaha mencari pekerjaan yang layak sesuai dengan ijazahnya, namun hasilnya nihil.

Selalu berusaha Kemudian atas anjuran ayahnya, Kardi

ikut menjadi awak perahu milik sang ayah sampai sekarang. Kini dia pasrah saja pada kehendak alam, kehendak sang nasib, kehendak waktu. Akan menjadi apa dia kelak, akan seperti apa kulit

(2)

tubuhnya, dia pasrah saja.

Dia melihat seseorang telah terjun ke air dan segera melepaskan tali perahu yang terikat pada tonggak di bibir pantai.

Rukmini dengan wajah pucat berpegang erat pada tinag pintu gubuk. Ia mejerit keras ketika tiang layar di depannya patah diterjang angin dan terempas ke buritan. Dan, "brruuuaaakk!" gubuk reyot di atas perahu itu pun dihempaskan angin dan roboh menghantam dinding perahu.

Mudah panik

Melalui ucapan tokoh

"Aku tidak bisa berenang lagi, Mas. Rasanya kakiku ada yang patah."

Mudah sekeliling perahunya tampak tenang tanpa ombak sedikitpun. Bagai laut mati. Dia yang sudah berpengalaman segera memberi perintah: "Cepat kita tinggalkan tempat ini! Badai betul-betul akan datang!"

Dia yang sudah berpengalaman segera memberi perintah: "Cepat kita

tinggalkan tempat ini! Badai betul-betul akan datang!" meloncat ke arah Kardi dan mengambil alih keranjang-keranjang yang dibawanya.

Tanggap

Kardi sudah tidak kuat mengangkat tubuhnya sendiri. Salim kembali membantunya, menarik tangan Kardi sampai berhasil naik ke geladak.

Peduli terhadap orang

lain

Melalui ucapan tokoh

"Cocok sekali. Tir pada irenge , sir pada jalitenge . Ya, sama-sama hitamnya. Kalau menjadi satu semakin kelam seperti kepala kereta api kuno."

(3)

Sudut Pandang

Sudut pandang dari cerita pendek Badai Laut Biru yaitu sudut pandang orang ketiga serba tahu.

Bukti :

Kardi masih berbaring di pinggir geladak ketika ombak semakin ganas menghantami dinding perahu. Dia bagaikan tidur di pinggir ayunan yang lebar dan hangat, membiarkan panas matahari menyengati kulit tubuhnya yang cokelat kehitaman. Seolah dia sudah biasa dibakar sinar matahari seperti itu. Dia sudah tidak pernah lagi ingin memiliki kulit tubuh yang kuning seperti ketika masih sekolah di SMA dua tahun yang lalu.

Gaya Bahasa

Bahasa yang digunakan dalam Teks “Badai Laut Biru” jelas dan puitis. Selain itu, banyak terdapat majas, antara lain :

1. Majas Personifikasi

Majas yang memberikan tingkah laku manusia, perbuatan, sifat manusia kepada benda mati atau makhluk hidup selain manusia sehingga benda-benda tersebut seolah-olah berbuat seperti manusia.

Contoh :

 Matahari membakar pantai berpasir hitam hingga terasa membara.

 Di atas pasir hitam, tak jauh dari sebuah perahu yang terus menari, Kardi mengemasi bekal-bekal pelayaran, jala dan kail, juga keranjang-keranjang ikan, lalu menaikkannya ke geladak perahunya.

 Kardi masih berbaring di pinggir geladak ketika ombak semakin ganas menghantami dinding perahu.

 Tiang-tiang layar perahu bagai gemetaran dipermainkan angin dan ombak, hingga perahu-perahu tua itu bagai menari-nari di bibir pantai.

 Langit telah berubah menjadi kelam dengan mendung hitam yang bergumpalan tebal berarak ke selatan.

 Ketika keduanya masuk ke air, Rukmini terlepas dari pegangannya dan tenggelam ditelan ombak.

2. Majas Simile

Majas perbandingan yang membandingkan dua hal dan ditandai dengan kata penghubung perbandingan (bagai, andai, laksana, bak, dan sebagainya)

Contoh :

 Tiang-tiang layar perahu bagai gemetaran dipermainkan angin dan ombak, hingga perahu-perahu tua itu bagai menari-nari di bibir pantai.

 Perahu terayun-ayun keras bagai sepotong papan yang tak berarti, lalu perlahan-lahan miring ke kanan dan seluruh isi geladak tiba-tiba terlempar ke laut.

 Dia bagaikan tidur di pinggir ayunan yang lebar dan hangat, membiarkan panas matahari menyengati kulit tubuhnya yang cokelat kehitaman.

 Ya, sama-sama hitamnya. Kalau menjadi satu semakin kelam seperti kepala kereta api kuno.

(4)

3. Majas Hiperbola

Majas perbandingan yang melukiskan sesuatu dengan mengganti peristiwa atau tindakan sesungguhnya dengan kata yang lebih hebat pengertiannya untuk menyangatkan arti. Contoh :

 Kardi masih berbaring di pinggir geladak ketika ombak semakin ganas menghantami dinding perahu.

 Teknologi modern kadang-kadang bahkan menjadi alat penindas rakyat kecil.  Kardi dan Salim menceburkan diri ke dalam kesibukan itu.

 Seolah dia sudah biasa dibakar sinar matahari seperti itu.

4. Majas Repetisi

Majas perulangan bunyi, suku kata, kata atau bagian kalimat yang dianggap penting untuk memberi tekanan dalam sebuah konteks yang sesuai.

Contoh :

 Kini dia pasrah saja pada kehendak alam, kehendak sang nasib, kehendak waktu.  Akan menjadi apa dia kelak, akan seperti apa kulit tubuhnya, dia pasrah saja.

5. Majas Metafora

Majas yang melukiskan sesuatu dengan membandingkannya dengan sesuatu yang lain secara langsung (tidak menggunakan kata-kata yang menyatakan pembanding) Contoh :

 Cuma kau dan dewimu yang pingsan.

 Lapar sih lapar, tapi itu dewimu belum selesai memasak. Rukmi, sudah masak belum? Ini Romeomu suda kelaparan!

6. Majas Litotesis

Majas perbandingan yang melukiskan keadaan dengan kata-kata yang berlawanan artinya dengan kenyataan yang sebenarnya guna merendahkan diri.

Contoh :

 Jangan pikirkan diriku yang sudah tua begini. Kalian masih punya harapan hidup yang panjang.

7. Majas Antitesis

Majas Pertentangan yang menggunakan kata-kata yang berlawanan. Contoh :

 Kardi dan Salim duduk di emper gubuk perahu, memandang langit yang tampak kebiruan di celah-celah awan putih dan hitam, matahari timbul tenggelam di balik awan.

 Ikan-ikan kecil banyak berloncatan di kanan kiri perahu.

8. Majas Metonimia

Pengungkapan berupa penggunaan nama atau benda lain yang menjadi merek, ciri khas, atau atribut.

Contoh :

 Memangnya gigimu selalu kau pepsodent.

9. Majas Antiklimaks

Majas yang menyatakan beberapa hal berturut-turut yang makin lama menurun. Contoh :

 Berawak sembilan orang. Enam orang lelaki dewasa, dua orang anak lelaki dan seorang gadis anak Pak Ruslan sebagai tukang masak.

 Tarikan dan gerakan pengapung itu kadang cepat dan keras, kadang-kadang lemah dan perlahan, tergantung pada jenis dan besar kecilnya ikan.

(5)

Majas dengan mengungkapkan keseluruhan objek dengan maksud hanya sebagian.  Ikan-ikan kecil banyak berloncatan di kanan kiri perahu.

11. Majas Satire

Majas yang mengungkapkan sesuatu dengan menggunakan ironi, atau parodi, untuk mengecam atau menertawakan gagasan, kebiasaan,dan lain-lainnya.

Contoh :

Referensi

Dokumen terkait

Guru memberikan contoh gerakan atau tindakan yang diperintahkan itu sehingga siswa tidak mendapatkan struktur bahasa dan kosa kata dari bahasa target secara

Maka datanglah ibu anak-anak Zebedeus serta anak-anaknya itu kepada Yesus, lalu sujud di hadapan-Nya untuk meminta sesuatu kepadanya. Kata Yesus: “Apa yang kau kehendaki?”

Dan : Dalam hal ini kata penghubung yang menyatakan adanya hubungan Kualitas : Mutu sesuatu yang dihasilkan dan bersifat baik Pelayanan : Perbuatan cara, hal dalam melayani;