Fakultas Ilmu Komputer
4572
Pengembangan Aplikasi Messaging Berbasis Android Untuk Jaringan
Intranet Kampus Universitas Brawijaya
Achmad Yazi’1, Herman Tolle2, Mahardeka Tri Ananta3
Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya Email: 1[email protected], 2[email protected], 3[email protected]
Abstrak
Penggunaan aplikasi messaging dengan internet saat ini seringkali dilakukan oleh pengguna perangkat bergerak untuk berkomunikasi. Akan tetapi, aplikasi messaging yang menggunakan internet terutama di lingkungan kampus Universitas Brawijaya memiliki permasalahan. Pengguna Wi-Fi dan kebutuhan akses internet di lingkungan kampus yang besar seringkali perangkat bergerak hanya dapat mengkoneksikannya dengan Wi-Fi saja dan masuk ke jaringan intranet kampus tanpa bisa mengakses internet. Maka dalam penelitian ini, dikembangkan aplikasi messaging yang dapat digunakan pada jaringan intranet kampus Universitas Brawijaya tanpa menggunakan koneksi internet. Metode yang digunakan adalah pull messaging dengan server ditempatkan di Fakultas Ilmu Komputer Universitas Brawijaya. Selanjutnya dilakukan pengujian tingkat usability menggunakan kuesioner System Usability Scale (SUS) Questionnaire dan tingkat availability aplikasi. Hasil penelitian menunjukkan nilai dari pengujian SUS sebesar 84.67% dan availability sebesar 100%. Dari hasil pengujian usability dan availability tersebut menunjukkan bahwa aplikasi messaging ini memiliki tingkat usability yang baik dan dapat berjalan pada kondisi internet sedang tersedia maupun tidak tersedia.
Kata kunci: aplikasi messaging, pull messaging, jaringan intranet, usability, SUS, availability
Abstract
Messaging applications with the internet today is often done by mobile devices users for communicating. However, messaging applications that use the internet, especially in UB campus environment have problems. Wi-Fi users and internet access needs in large campus environments are often mobile devices can only connect with Wi-Fi only and log into a campus intranet network without being able to access the internet. So in this research, messaging application developed that can be used on intranet network of UB campus without using internet connection. This research used pull messaging method with the server placed in the Faculty of Computer Science Brawijaya University. We then tested the usability level using the Questionnaire System Usability Scale (SUS) and availability level. The results showed the value of SUS testing is 84.67% and availability score is 100%. From the results of usability and availability testing showed that this messaging application has a good usability level and can run on the condition both the internet is available or not available.
Keywords: messaging app, pull mesaging, intranet networks, usability, SUS, availability
1. PENDAHULUAN
Messaging merupakan suatu program pada internet untuk mengirimkan pesan secara langsung antar pengguna internet yang sedang online (yang sedang sama-sama menggunakan internet). Pengguna mengirim pesan berupa teks kepada pengguna lain yang sedang aktif, kemudian dapat dibalas pesan tersebut dengan teks, demikian seterusnya. Sedangkan untuk sistem aplikasi messaging menggunakan
keamanan data dari pihak di luar cakupan jaringan karena pihak yang diluar jaringan harus berada satu lokasi/satu cakupan jaringan yang sama untuk dapat terhubung dan mengakses suatu server.
Untuk pengguna dari negara Indonesia dikutip dari Comscore Mobile Matrix pada bulan Januari tahun 2017 pengguna aplikasi terbanyak adalah aplikasi Whatsapp dengan pengguna sebesar 35,79 juta pengguna, kemudian Blackberry Messenger (BBM) sebesar 34,74 juta pengguna, Line messenger sebesar 27,61 juta pengguna, Instagram sebesar 23,87 juta pengguna dan yang terakhir Facebook messenger sebesar 22,26 juta pengguna. Data tersebut adalah data jumlah pengguna yang berumur mulai dari 18 tahun (Chiong C, 2017). Berdasarkan jumlah data tersebut berarti rata-rata aplikasi yang digunakan pada pengguna aplikasi mobile terutama yang berada di negara indonesia adalah aplikasi messaging.
Bermula dari permasalahan pada lingkungan kampus Universitas Brawijaya seperti pada saat tertentu civitas akademik menggunakan fasilitas Wi-Fi di kampus untuk menggunakan internet akan tetapi, pengguna Wi-Fi dan kebutuhan akses internet di lingkungan kampus yang besar seringkali perangkat bergerak hanya dapat mengkoneksikannya dengan Wi-Fi saja dan masuk ke jaringan intranet kampus tanpa bisa mengakses internet. Penggunaan paket data menggunakan jaringan seluler pun terkadang memberikan hambatan dimana sinyal yang diperoleh terbatas bahkan tidak bisa mengakses internet di dalam kampus.
Aplikasi messaging yang dikembangkan menggunakan sistem yang database beserta Application Programming Interface (API) nya dikembangkan secara individu dan tidak menggunakan pihak ketiga Aplikasi tersebut dapat dijadikan media penghubung antar civitas akademik tanpa menggunakan internet/hanya dalam jaringan intranet yang sama. Dalam implementasinya aplikasi messaging ini dihubungkan dengan wifi UB yang mana wifi tersebut menghubungkan jaringan antar fakultas dalam satu lingkup kampus yang sama. Aplikasi messaging ini juga memiliki server pusat untuk diakses melalui perangkat untuk pengiriman data/pesan antar pengguna aplikasi Pengujian aplikasi dilakukan berdasarkan tingkat availability dan usability untuk mengetahui apakah web service dan database dapat berjalan dalam kondisi internet sedang
aktif maupun tidak aktif dan memiliki tingkat usability yang baik.
2. LANDASAN KEPUSTAKAAN
2.1 Messaging untuk Jaringan Intranet Kampus
Messaging yang digunakan untuk jaringan intranet kampus adalah messaging yang mana pengaksesannya tidak bisa di akses oleh jaringan lain yang bukan berasal dari kampus tersebut oleh karena itu penyimpanan utama/data centre berada pada kampus tersebut (Stallings, 2005) dan client untuk dapat melakukan messaging diharuskan terkoneksi dengan jaringan intranet kampus.
Local Area Network (LAN) atau bisa disebut juga sebagai jaringan intranet merupakan jaringan lokal di dalam sebuah gedung maupun kantor yang biasa digunakan untuk menghubungkan antara dua atau lebih komputer (Merliana, 2010). Salah satu tujuan dari perangkat yang terhubung di dalam jaringan intranet adalah untuk memudahkan dan meningkatkan kecepatan distribusi informasi maupun telekomunikasi antar perangkat yang tehubung pada satu jaringan. Pengguna perangkat yang saling terhubung di dalam local area network dapat memanfaatkan keuntungan dari koneksi LAN. (Merliana, 2010). Pembuatan aplikasi local area network messaging memiliki beberapa tujuan, diantaranya :
1. Aplikasi yang dikembangkan dapat menerapkan manfaat dari Local Area Network.
2. Sebagai sarana komunikasi yang efektif.
3. Pertukaran file dan data tiap user yang terhubung ke Local Area Network dapat lebih mudah
Penggunaan aplikasi messaging untuk jaringan intranet digunakan untuk mengatasi kelemahan dari penggunaan jaringan seluler dalam pengiriman data. Sistem pada jaringan seluler sendiri merupakan tipe line of sight menurut Stallings (2005) sebagai berikut :
1. Pelemahan yang terjadi dalam waktu tertentu saat pengiriman sinyal berlangsung
3. Gangguan yang disebabkan oleh perubahan suhu perangkat keras, frekuensi pada jaringan seluler lain 4. Penyerapan pada atmosfer
2.2 Mekanisme Aplikasi MessagingAndroid
Mekanisme aplikasi messaging berbasis Android untuk jaringan intranet kampus adalah dengan cara aplikasi melakukan request ke web API yang kemudian dari web api akan mengecek authorization data pada device kemudian mengambil data pada database sesuai dengan API key yang dikirimkan device. Selanjutnya database mengirimkan data yang belum disnkronisasi oleh aplikasi menuju web api dan dikirimkan ke pada device, yang kemudian oleh member akan membaca data tersebut untuk dikirimkan balasan berupa pesan.
2.3 Android Services
Android services adalah proses yang berjalan di background dan tidak memiliki antarmuka pengguna. Mereka dapat dimulai dan kemudian dikelola dari broadcast receivers atau layanan lainnya. Service Android sangat ideal untuk situasi di mana aplikasi perlu terus melakukan tugas namun tidak perlu antarmuka pengguna agar terlihat oleh pengguna. Meskipun service tidak memiliki antarmuka pengguna, mereka tetap dapat memberi tahu pengguna dengan menggunakan notifikasi dan peringatan (pesan pemberitahuan kecil yang muncul di layar tanpa mengganggu aktivitas yang sekarang terlihat)(Smyth, N., 2015).
Broadcast receiver merupakan bagian dari sistem pada aplikasi Android untuk mengetahui perubahan status pada perangkat bergerak seperti saat perangkat sedang dihidupkan, perangkat sedang diisi baterai, dan layar perangkat sedang dalam keadaan hidup/mati. Broadcast receiver harus didefinisikan oleh sebuah aplikasi dan dikonfigurasi dengan filter Intent untuk menunjukkan jenis broadcast yang kan digunakan (Smyth, N., 2015). Service dapat dijalankan menggunakan alarm manager dan broadcast receiver dimana alarm manager berguna untuk menjalankan service walaupun aplikasi sedang ditutup oleh pengguna (Meier, 2012). Alarm manager berguna untuk mengatur kapan service dijalankan pertama kali dan dijalankan berikutnya (repeating).
2.4
Restful Web Service (REST API)
Restful web service atau yang biasa disebut REST API adalah Konesep pemanfaatan resource pada aplikasi web yang dibuat untuk membangun integrasi agar lebih sederhana dan ringan.
Web digunakan bersama Identifier (URI) untuk mengidentifikasi resource, sehingga alamat menuju sumber daya dapat dibentuk menggunakan skema mudah untuk digunakan (Guinard, et.al., 2015). Artinya REST client dari RESTFul web service dapat menemukan resource agar dapat dijalankan dengan Service (Guinard, et.al., 2015). Sehingga resource harus tersedia melalui antarmuka yang sama dengan semantik yang mendefinisikan interaksi, seperti Hypertext Transfer Protocol (HTTP) (Guinard, et.al., 2015). HTTP POST, GET, PUT dan DELETE. Pengiriman data pada REST API menggunakan Javascript Object Notation (JSON). format pertukaran data (lightweight data interchange format), mudah dibaca dan ditulis oleh manusia, serta mudah diterjemahkan dan dibuat oleh komputer termasuk C, C++, C#, Java, JavaScript, Perl, Python dll. Oleh karena sifat-sifat tersebut, menjadikan JSON ideal sebagai bahasa pertukaran-data (Nazariddin Safaat, 2011). JSON dirancang untuk memudahkan pertukaran data pada situs dan merupakan perluasan dari fungsi-fungsi javascript. JSON memiliki format dalam bentuk object, array, value, string, number (Anon, 2017).
2.5 Pengujian Usability
Terdapat banyak pengertian tentang usability. Namun pengertian usability secara umum adalah kemampuan perangkat lunak
dalam mempermudah pengguna dalam
melakukan tugasnya. Pengujian dapat dilakukan kepada 5 pengguna dari latar belakang berbeda. Nielsen memberikan pengertian usability sebagai pengukur kualitas untuk mengetahui
seberapa mudah antarmuka pengguna
digunakan (H.N., et al. 2015). Selanjutnya menurut Jacob Nielsen (Munaiseche, C. P. C., 2012) komponen usabilitas terdiri dari 5 hal sebagai berikut.
1. Learnability (mudah dipelajari) 2. Efficiency (efisiensi)
Pengujian usability adalah pengujian yang berkaitan dengan end user untuk mengukur dan menilai cara berinteraksi pengguna dengan perangkat lunak secara langsung dan tidak langsung (Simarmata, J.2010). Menurut Munaiseche, C. P. C. (2012), pengujian usability adalah untuk mengevaluasi perangkat lunak yang berguna untuk menilai seberapa tinggi kemudahan pengguna saat menggunakan antarmuka maupun saat berinteraksi dengan sistem.
2.6
Kuesioner
SystemUsability Scale (SUS)SUS merupakan pengujian berupa kuesioner yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat usability. Kuesioner SUS memuat 10 pernyataan yang telah ditentukan sebelumnya (Sauro, 2011) dimana setuju atau tidak setuju ditentukan menggunakan skala 5 poin. Skala 1
berarti “Sangat Tidak Setuju”, skala 2 “Tidak Setuju”, skala 3 “Netral”, skala 4 “Setuju”,
skala 5 “Sangat Setuju” (H. N., et al, 2015). Pernyataan kuesioner SUS terdiri dari 2 jenis yaitu pernyataan positif dan pernyataan negatif. Pernyataan negatif terdapat pada nomor pernyataan ganjil dan pernyataan negatif terdapat pada nomor pernyataan genap (Sauro, 2013).
Beberapa keunggulan SUS yang dapat dijadikan pertimbangan dalam memilih jenis kuesioner usability (H. N. Et al., 2015), yaitu :
1. SUS mudah digunakan karena hasilnya berupa skor 1 -100
2. SUS tidak membutuhkan perhitungan yang rumit
3. SUS tersedia gratis, tidak
membutuhkan biaya tambahan
4. SUS terbukti valid dan reliable, walau dengan sampel yang kecil.
3. METODOLOGI
Metode yang digunakan dalam penelitian adalah implementatif jenis pengembangan (development) dan menghasilkan rancang bangun dari aplikasi messaging berbasis Android untuk jaringan intranet kampus Universitas Brawijaya. Selain itu, aplikasi ini menggunakan pendekatan pengembangan aplikasi perangkat bergerak (native Android) yang mana pengguna dalam menggunakan aplikasi hanya digunakan berdasarkan implementasi java code dalam sistem operasi Android. Sistem tidak menggunakan web untuk
ditampilkan dalam sisi client maupun hybrid (gabungan dari web dan aplikasi murni Android/native). Selanjutnya, pendekatan yang digunakan adalah pendekatan berbasis objek (Object Oriented). Pengembangan
juga
dilakukan terhadap
web service
dengan tipe
REST API dan
database
dengan tipe
MySQL yang akan dihubungkan pada
aplikasi perangkat bergerak.Penjelasan lebih lanjut mengenai alur metodologi penelitian dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Diagram Alir Metodologi Penelitian
4. ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
4.1 Gambaran Umum Sistem
ditampilkan melalui timeline. Foto profil teman terbaru, serta notifikasi permintaan pertemanan. Setelah pengguna menggunakan aplikasi atau berada di luar kampus pengguna dapat logout dari sistem.
Gambar 2. Gambaran Umum Sistem
4.2 Use Case Diagram
Sistem aplikasi messaging yang digunakan seperti pada Gambar 3 terdiri dari 2 aktor yaitu member dan non member yang mana untuk tiap aktor memiliki fungsi masing masing.
Gambar 3. Use Case Diagram
Member merupakan generalisasi dari non member yang mana fungsi yang ada pada non member juga dapat digunakan oleh member. Untuk menjalankan fungsinya diperlukan aksi aksi tertentu mulai dari melakukan proses masuk, mendaftar, melihat timeline, mengirim pesan, dan fitur lainnya. Terdapat juga fitur-fitur yang harus dijalankan dengan menggunakan fitur lain terlebih dahulu contohnya mengirim pesan dan melihat notifikasi. Sedangkan fungsi mengirim stiker dan mengirim posting merupakan fungsional tambahan dari mengirim pesan dan melihat
timeline.
4.3 Algoritme
Bagian algoritme membahas mengenai perancangan algoritme yang digunakan saat proses pertukaran data antara perangkat bergerak, web service, maupun database. Proses pertukaran data seperti Gambar 4.
membutuhkan service android untuk
memproses pertukaran data agar berjalan pada background aplikasi. Service diaktifkan secara berkala setiap 5 detik oleh alarm manager. Sebelum memanggil service alarm manager mendefinisikan broadcast receiver yang akan digunakan pada saat service dijalankan.
Gambar 4. Flowchart Pertukaran Data
Broadcast receiver juga berfungsi agar service yang dijalankan pada kondisi tertentu seperti perangkat bergerak baru dinyalakan, dan aplikasi sedang tidak dibuka tetap dapat menjalankan service. Setelah service dijalankan, sistem akan membaca ID pengguna yang terdapat pada penyimpanan shared preferences.
bahwa pengguna dapat mengakses resource tertentu yang terdapat REST API. Apabila ID pengguna tidak kosong maka sistem akan membaca request yang sama sebelumnya. Ketika request sebelumnya belum selesai maka sistem akan memberikan nilai false agar pengiriman data ke server untuk request tersebut tidak terjadi dua kali.
Aplikasi akan membaca data API key yang terdapat pada shared preferences dan data request dari SQLite database. Selanjutnya aplikasi akan menjalankan request menuju REST API berdasarkan data yang telah diperoleh menggunakan URL dan method yang telah disediakan oleh REST API. Nilai kembalian pada MySQL database akan dikirimkan menuju REST API. Perangkat bergerak akan melakukan parsing terhadap JSON agar data dapat disimpan menuju penyimpanan SQLite database. Selanjutnya, perangkat bergerak akan melakukan inisialisasi terhadap request bahwa request tersebut dapat dijalankan kembali dengan mengisi nilai false.
5. IMPLEMENTASI
Implementasi dilakukan berdasarkan hasil analisis dan perancangan yang telah ditulis pada bab sebelumnya. Proses implementasi digunakan untuk menghasilkan sebuah produk aplikasi serta pembahasan lebih lanjut mengenai kode program aplikasi perangkat bergerak, web service, basis data dan antarmuka. Implementasi antarmuka dapat dilihat pada Gambar 5.
Gambar 5. Implementasi Antarmuka Pengguna
6. PENGUJIAN DAN ANALISIS
Pada tahapan pengujian dilakukan pengujian fungsional dan non fungsional. Pengujian fungsional menguji dengan metode blackbox testing. Pengujian non fungsional
dilakukan dengan metode pengujian
Compatibility testing, Availability testing, dan Usability testing.
6.1. Pengujian Fungsional
Pengujian fungsional bertujuan untuk mengetahui apakah aplikasi dapat berjalan dengan baik berdasarkan fungsinya serta sesuai dengan kebutuhan pengguna. Pengujian fungsional dilakukan terhadap tiap bagian dari daftar kebutuhan fungsional pada bab sebelumnya. Metode yang digunakan pada pengujian fungsional adalah blackbox testing untuk mengetahui kinerja dari tiap fungsi. Pada pengujian fungsional dibuat kasus uji fungsional berdasarkan use case scenario. Pada proses analisis pengujian fungsional diperoleh tingkat validitas sebesar 100% karena seluruh kebutuhan fungsional bernilai valid.
6.2. Pengujian Non Fungsional
Pengujian non fungsional dilakukan terhadap pengujian compatibility, availability dan usability. Pengujian non fungsional bertujuan untuk memastikan kebutuhan non fungsional yang ada pada sistem dapat diketahui dan berjalan dengan baik.
6.2.1 Pengujian Compatibility
Pengujian compatibility digunakan untuk mengetahui tingkat kesesuaian aplikasi terhadap versi yang ada pada sistem operasi Android. Pengujian dilakukan dengan menjalankan fungsi yang terdapat pada aplikasi pada Android API dengan kode versi 4.1.2 Jelly Bean (API level 16), versi 4.3 Jelly Bean (API level 17), versi 5.0 Lollipop (API Level 21), dan versi 6.0.2 Marshmallow (API level 23). Dari pengujian compatibility diperoleh hasil pengujian dengan tingkat compatiility sebesar 100% sehingga aplikasi dapat dijalankan dengan baik terhadap kode versi yang diujikan.
6.2.2 Pengujian Availability
baik dalam kondisi tanpa internet maupun dengan internet. Hasil yang diperoleh berdasarkan pengujian adalah 100% sehingga aplikasi dapat berjalan dengan baik dengan koneksi internet tersedia maupun tidak tersedia.
6.2.2 Pengujian Usability
Pengujian usability dilakukan menggunakan SUS Questionnaire dan metode skala Likert digunakan untuk mendapatkan feedback dari responden. Jumlah pernyataan sebanyak 10 soal diberikan kepada responden secara acak sebanyak 15 orang. Berdasarkan 15 responden tersebut merupakan responden mahasiswa Universitas Brawijaya. Melalui pengujian usability, setiap responden diminta untuk menggunakan aplikasi dengan menjalankan semua fitur yang ada. Selanjutnya responden diminta untuk memberikan penilaian dengan memberi tanda checklist pada tiap pernyataan. SUS Questionnaire menggunakan jumlah pernyataan sebanyak 10. Jawaban yang dapat digunakan responden untuk memberikan penilaian adalah sangat setuju (SS), setuju (S), Netral (N), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS). Hasil pengujian usability pada Tabel 1. menunjukkan hasil SUS questionnaire dengan total skor sebesar 585 dan rata-rata usability sebesar 84.67%.
Tabel 1. Hasil Rekapitulasi dan Perhitungan Skor SUS
RATA-RATA SKOR SUS 84,67
7. KESIMPULAN
Berdasarkan analisis kebutuhan yang digunakan untuk menentukan perancangan sistem, proses implementasi, dan pengujian diperoleh kesimpulan bahwa perancangan dilakukan dengan menggunakan 3 jenis perancangan mulai dari perancangan aplikasi perangkat bergerak berupa (native Android), database, dan web service. Perancangan aplikasi perangkat bergerak berupa class diagram, perancangan database berupa ERD, dan perancangan web service berupa class diagram REST API. Perancangan dilakukan dimana sistem yang telah dibuat oleh peneliti dirancang untuk ditempatkan dalam sebuah jaringan intranet Universitas Brawijaya yang bertempat di Fakultas Ilmu Komputer
Implementasi dilakukan menggunakan Android native dari sisi perangkat bergerak, database mengggunakan MySQL dan web service menggunakan tipe RESTful web service telah berhasil diterapkan dengan menggunakan metode pull messaging dan memperoleh tingkat fungsionalitas sebesar 100%. Hal tersebut menunjukkan bahwa kebutuhan fungsional telah sesuai dengan apa yang diharapkan.
Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan terhadap aplikasi messaging dengan jumlah responden sebanyak 15 orang diperoleh hasil usability score sebesar 84,67 dan hasil availability score sebesar 100% yang mengindikasikan bahwa aplikasi memiliki tingkat usability yang baik dan dapat dijalankan dalam kondisi internet sedang tidak tersedia.
8. DAFTAR PUSTAKA
Anon., 2015.JSON. [Online] Tersedia di: http://json.org/ [Diakses 27 September 2017]
Bangor, A., Kortum, P. and Miller, J. (2009) Determining What Individual SUS Scores Mean Adding an Adjective Rating Scale. Journal of Usability Studies, 4, 114-123
Chiong, C., 2017. Major Enhancements to Mobile Metrix in Indonesia with Introduction of Mobile Consumer Panel Data. [Online] Tersedia di: https://www.comscore.com/lat/Insights/P
ress-Releases/2017/3/comScore- Announces-Launch-of-MMX-Multi-Platform-Indonesia [Diakses 24 Oktober 2017]
D. Guinard, M. Mueller, and V. Trifa. 2015.
“RESTifying Real Systems: A Practical Case Study in RFID,” to Practice, E. Wilde and C. Pautasso, Eds. Switzerland: Springer Science+Business Media, LLC, 233 Spring Street, New York, NY 10013, USA, pp. 359–379.
Ersa, A. M., 2015. “Usability Evaluation
Website E-Goverment Layanan Aspirasi dan Pengaduan Online (LAPOR): Perbandingan Antara Existing Product
dan Development Product”, Depok:
Universitas Indonesia.
Firebase, Developer. 2015. Documentation
Guides. Tersedia dalam
https://firebase.google.com/docs/database /web/structure-data : [di akses tanggal 1 Oktober 2017].
H.N., I. A., Santoso, P. I. & Ferdiana, R., 2015.
Pengujian Usability Website
Menggunakan System Usability Scale. IPTEK-KOM, Volume 17, pp. 31-38 Jamin, B., 2016. Reasons Not to Use Firebase.
[Online] Tersedia di:
https://crisp.chat/blog/why-you-should-never-use-firebase-realtime-database/ [Diakses 30 November 2017].
Meier, R., 2012. Professional Android™ 4 Application Development. USA: John Wiley & Sons, Inc.
Munaiseche, C. P. C., 2012. Pengujian Web Aplikasi DSS Berdasarkan pada Aspek Usability. ORBITH, Volume 8, pp. 63-68 Nazaruddin Safaat (2012). Pemrograman
Aplikasi Mobile, Smatphone, Dasar. Jakarta : Penerbit Gunadarma.
Page, L. “Android
Documentation.” https://developer.Andro id.com/index.html (diakses tanggal 02 Juni 2017)
Peng, D., Cao, L., dan Xu, W., 2011. Using JSON for Data Exchanging in Web Service Application. Journal of Computational Information Sistem, volume 16, page 5883-5890.
Ramadhani, S., Anis, U. dan Masruro, S.T. 2013. Rancang Bangun Sistem Informasi Geografis Layanan Kesehatan Di Kecamatan Lamongan Dengan PHP MySQL. Jurnal Teknika Vol. 5 No.2 Retana, A., Slice, D., & White, R., 1999.
Advanced IP Networking Design. 1st ed. US: Cisco Press.
Sauro, J., 2011. Measuring Usability With The System Usability Scale (SUS). [Online]
Tersedia di:
http://www.measuringu.com/sus.php [Diakses 27 Desember 2017]
Smyth, N., 2015. Android Studio Development Essentials. Sixth Ed. New York: CreateSpace Independent Publishing Platform
Stallings, W., 2005. Wireless Communication And Networks. 2th ed. USA: Prentice Hall.