HUKUM ISLAM
OLEH :
H. ABDUL HALIM,
Bab 1 Asas-asas Hukum Islam
A. Hablum Minallah B. Hukum Publik
C. Hukum Privat
D. Hukum Formil (Hukum Aqdliyah)
Asas-asas Hukum Islam
F. Beberapa Asas Hukum Perdata Islam
G.
Beberapa asas Hukum Pidana
Islam
H.
Pembuktian Keaslian Al Qur’an
Asas-asas Hukum Islam
J. Pengertian Syariat K. Pengertian Ilmu Fikih L. Dasar-dasar Ilmu Fikih
HABLUM MINALLAH
I. Ittiqoddiyah atau ibadat (akidah) atau Ketauhidan
Syahadatain (dua kalimat syahadat) Salat
Saum (puasa) Zakat
Haji
Rukun Islam, taharoh (bersuci), rukun iman, dan
II. Sejarah Masa Lalu
(Tarikh) Sejarah Rasul-Rasul:
1) Adam Alaihissalam,
2) Nuh Alaihissalam,
3) Hud Alaihissalam,
5) Daud Alaihissalam,
6) Idris Alaihissalam,
7) Ishak Alaihissalam,
10) Yusuf Alaihissalam,
11) Musa Alaihissalam,
12) Harun Alaihissalam,
13) Isa Alaihissalam,
III. Hal yang ghaib-ghaib dan hari yang
akan datang
Tentang surga dan neraka
Tentang adzab kubur
Tentang hari kiamat (yaumil
mahsyar)
Tentang hari pengadilan di yaumil
IV. Tentang Urf ( Budi Pekerti)
V. Tentang Muamalah (Hablumminannas)
Hukum Publik
Hukum Tata Negara
Hukum Internasional
Hukum Pidana
HUKUM PUBLIK
Babul Aqdiyah Sultaniyah
: Hukum Tata
Pemerintahan
Babul Al Khlifah
: Hukum Tata
Negara
Babul Difaiyyah
: Hukum
Pertahanan
Babul Jihad
: Hukum
Babul Qodhaiyah
: Hukum Peradilan
Babus Sha’id
: Hukum
Perburuhan
Babus Sulhu al Khilafah : Hukum
Internasional
Babul Al Dhabaiyah
: Hukum
Babul Qotilu al Diyata Badala: Hukum Benda
Rampasan Perang
Babul al BAhri : Hukum Laut Babul Ma’al Ardhi wal
Sama’I : Hukum Air, Bumi dan
Ruang Angkasa
Babul Jinayah : Hukum Pidana/Militer
Babus Shodiqu : Hukum Pencurian (QS. Surat
An Nisa; ayat 38)
Babus Qishos : Hukum Pembunuhan (QS. Al
Baqoroh ayat 178 (Qishos) jo. QS, An Nisa’ ayat 179)
Babus Zina : Hukum Berzina ( QS. An Nur
Babus Syahadah : Hukum Persaksian (Syahadah
QS. Al Baqoroh ayat 282)
Babul Fasada fil Ardhi: Hukum Merampok dan Teror
(QS. Al Maidah ayat 33)
Babul Syahadah wal Wasyiah : Saksi (QS. Al Maidah
ayat 106)
Babul Bayyinah : Hukum Pembuktian dengan Contoh
HUKUM PRIVAT
Babul Buyu’ : Hukum Jual Beli Babul Riba : Hukum Riba
Babul Khiyar : Hukum Wewenang
Memilih
Babus Salam (Hadis Rosul): Hukum Jual Beli
Babul Khafalah
: Hukum
Pertarungan Badan
Babul Wakalah
: Hukum
Pemberian Kuasa
Babul Ariyah
: Hukum Pinjaman
Benda Tak Habis Dipakai
Babul Ikrar
: Hukum
Babus Syuf’ah : Hukum Hak yang
Dipunyai Pemilik Barang untuk Menarik Kembali Barangnya (QS.
Al HAsyr ayat 7) (QS. Al Kahfi ayat 46) (QS. Al Anfaal Ayat 28) (QS. At
Thaghabun ayat 15)
Babur Rahn : Hukum Gadai Babus Sulhu : Hukum
Perikatan/Perdamaian/Perjanjian
Babul Khilawah : Hukum Wesal Babul Dhoman : Hukum
Babul Ijaroh : Hukum Sewa
menyewa
Babul Ji’ala : Hukum Pemberian
Ganti Rugi Jasa Tertentu
Babul Mukhabaroh : Hukum Bagi Hasil Babul Mawat : Hukum
Menghidupkan Tanah Mati (Tidak Produktif)
Babul Hibah
: Hukum Hibah
Babul Luqthah
: Hukum Menemukan
Barang Hilang
Babul Lagith
: Hukum Anak Hilang
Babul Wadi’ah
: Hukum Penitipan
BArang
Babun Nikah ( mu shaharoh): Hukum
Babul Wirasah : Hukum Kewarisan Babul Infaq dan Shodaqoh : Hukum Infaq
dan Shodaqoh
Babur Rodha’ah : Hukum Penyusuan Babul Ja’ Kulu Wasyrabu : Hukum Makanan
dan Minuman
Babul Juba’u Khilfah : Hukum
D. HUKUM FORMIL ( HUKUM AQDLIYAH)
Babul Qadhai’iyah
: Hukum Acara
Perdata Islam
Babul Aqdiyah Sulthaniyah : Hukum Tata
Usaha Negara Islam
Babul Hudud (Jinayah)/
Babul Rasul
: Adam s.d Muhammad
Babul Malaikat
: Malaikat
F. BEBERAPA ASAS HUKUM PERDATA
ISLAM
Asas Kebolehan (halal)
Asas Bebas dan Sukarela
Asas membawa manfaat dan menghidari
mudharat
Asas kebajikan
Asas kekeluargaan
Asas larangan merusak diri sendiri/harta
benda sendiri maupun orang lain
Asas bersifat mengatur dan memberi
petunjuk
Asas kebebasan berusaha
Asas mampu berbuat
Asas iktikad baik dilindungi
Asas mendahulukan kewajiban dari pada
Asas perjanjian harus tertulis dan dua
orang saksi
Asas mendapatkan sesuatu harus
dengan berusaha
Asas risiko tangung jawab tidak boleh
G. BEBERAPA ASAS HUKUM PIDANA
ISLAM
Asas Keadilan hukum
Asas kepastian hukum
Asas manfaat (kemanfaatan)
Asas kebenaran hakiki
Asas tanggung jawab pidana tidak dapat
dipindahkan kepada orang lain (kejahatan
orangtua tidak dapat diberatkan kepada
anak dan sebaliknya)
Asas tidak ada hukuman bilamana tidak ada
aturan hukumnya lebih dahulu bahwa azab
tidak akan diturunkan Allah sebelum diutus
seorang Rasul terlebih dahulu yang member
petunjuk (Asas
Nulum delectum nula Puna
sine previa lege punale
)
Asas hukum tidak boleh berlaku surut,
H. PEMBUKTIAN KEASLIAN AL QUR’AN
Pada waktu Zaid bin Tsabit mendapat
perintah dari Khalifah Abu Bakar Shiddiq
untuk mengumpulkan dan menyusun
pertama kali naskah Al-Qur’an banyak
diantara sahabat Rasulullah saw yang
masih hidup, mereka menghafal al-Qur’an
menurut susunan yang diatur oleh nabi
Dalam menyusun (membukukan) Al Qur’an,
Zaid bin Tsabit selaku sekretaris nabi
Muhammad saw dan ketua panitia selalu
meminta tolong kepada sahabat Rasulullah saw yang hafal Al Qur’an untuk menguji
menyesuaikan tulisan-tulisan dengan hafalan mereka. Khalifah Abi Bakar Shidiq dalam hal ini secara tegas memerintahkan bahwa tidak boleh menulis satu ayat pun apabila ayat itu tidak
Pada zaman Khalifah Utsman bin Affan karena
kebutuhan akan memperbanyak naskah Al-Qur’an yang telah dibukukan di zaman Khalifah Abu Bakar Shidiq. Maka apabila terdapat kesalahan-kesalahan menyalin naskah, meskipun kesalahan kecil diperintahkan
Al Qur’an yang ada sekarang ini adalah
salinan dari Al Qur’an dimasa Khalifah
Utsman bin Affan serta ejaan yang
ditetapkan pada waktu itu. Kemudian di
Mesir diadakan perubahan mengenai cara
menuliskannya, supaya sesuai dengan
I. ISTILAH DAN PENGERTIAN HUKUM ISLAM
Islam sebagai kata benda berasal dari bahasa Arab jenis masdar
,yaitu berasal dari kata kerja (fi’il) kata kerja asal itu adalah sebagai berikut.
Pertama: Aslama (aslamtu)
Kedua: Salima
Berasal dari hadits sahih Rasulullah saw yang diriwayatkan oleh
Ketiga: Salama
sebagai kata benda (masdar) adalah salam berarti
menyelamatkan, menenteramkan, dan
mengamankan.artinya diselamatkan di sini adalah diri sendiri atau batin manusia (bertolak belakang dari kata kerja transitif, di sini kata kerja intransitif tidak
mempunyai objek keluar, tetapi kedalam yaitu batin
Lima tujuan hukum islam terdiri atas:
Menyelamatkan jiwa,
Menyelamatkan akal,
Menyelamatkan agama,
Menyelamatkan harta benda, dan
Menyelamatkan,mendamaikan,dan
pengertian etimologis, Islam itu menjadi dasar dalam tiga aspek kemanusiaan, yaitu sebagai berikut.
‘Aqaid (iman/tauhid).
Al-Qur’an
Sunah atau Hadist
Ijmak (kesepakatan ulil amri)
Pengertian syariat
Menurut Logat (bhs) berarti = Jalan
Outlines of Muhammadan Law
– menurut
logat (bhs) berarti :
Jalan kemata air
Jalan ketempat bersiram
Canon Law of Islam
– keseluruhan dari
perintah-perintah Tuhan.
Tiap-tiap perintah dinamakan hukum
Menurut Ilmu Fiqih terdapat dua pandangan dlm mengartikan syariat :
1. Imam Abu Hanifah pendiri Madzab Hanafi, mengatakan:
“Syari’at adalah semua yang diajarkan oleh Nabi besar Muhammad saw., yang bersumber pada wahyu Alloh. Hal ini adalah tidak lain sebagai bagian dari ajaran Islam”
2. Menurut Imam Idris As-Syafi’I, pendiri Mazhab Syafi’I
mengemukakan pendapatnya:
“Syari’atnya merupakan peraturan-peraturan lahir batin
bagi umat islam yang bersumber pada Wahyu Alloh, dan sebagainya. Peraturan–peraturan lahir itu mengenai cara bagaimana manusia berhubungan dengan Allah dan
Syari’at merupakan sasaran (objek) dari ilmu
pengetahuan yang khusus disebut ilmu al fiqh. Ilmu al fikih ialah ilmu yang mempelajari syari’at. Orang yang mengerti ilmu fiqih disebut Faqih, jamaknya fukaha; jurist.
Bagi umat islam syari’at adalah satu ilmu pengetahuan
Sebaliknya, Ilmu Ushul al Fikih, akan di uraikan
di bawah setelah ilmu fikih ini. sebelumnya menguraikan tentang ilmu fikih, ada baiknya terlebih dahulu dikenal perbedaan antara
syari’at dan hukum, norma atau kaidah.
L. DASAR-DASAR ILMU FIKIH
Al-Qur’an.
Sunah Nabi Besar Muhammad SAW (Hadis).
Rasio (Ra’yu) atau akal, seperti qiyas dan ijma’
M. PENGERTIAN TENTANG AL AHKAM, AL KHOMSAH
Hakam dalam bahasa arab berarti norma atau kaidah, jamaknya ahkam. jadi, bila dirumuskan hukum dalam bahasa Arab ialah rangakaian garis-garis hukum yang menentukan hak dan kewajiban manusia dalam
K. PENGERTIAN ILMU FIKIH
Menurut pengertian fikaha (fakih), fikih merupakan
pengertian zhanni (sangkaan = dugaan) tentang hukum syariat yang berhubungan dengan tingkah laku manusia. Pengertian mana yang dibenarkan dari dalil-dalil hukum syariat tersebut terkenal dengan ilmu fikih (orang yang ahli fikih disebut fakih, jamaknya fukaha). Sebagaimana diketahui bahwa dalil-dalil umum (generale) dari fikih itu adalah tafshily yang statusnya zhanni tentu ada tali
penghubungnya. Tali pengikatnya adalah ijtihad, yang akhirnya orang berpendapat fikih itu sama dengan
Kata hakam lebih luas pengertiannya dari pada hukum: karena hakam meliputi juga bidang–
Contoh yg diambil dr perbendaharaan
hukum adat Minangkabau ada peribahasa
yg mengatakan :
Adat dituang, lembaga diisi,
Terbang manumpu, hinggap mancekam,
Dimana air disauk disitu ranting dipatah
Dimana
bumi
diinjak
disitu
langit
Artinya : setiap orang yg menjadi anggota
masyarakat harus hidup menurut tata cara
atau ukuran tertentu yg ada dalam
masyarakat tersebut.
Kesimpulannya : kaidah itu bukanlah
Kaidah itu gunanya untuk menilai baik buruknya perbuatan seseorang. Baik buruknya Perbuatan seseorang itu mempunyai berbagai tingkatan yang bebeda – beda dan tergantung pada
Lapangan hubungan baik buruk dan
baik :
1. Lapangan Kesusilaan
Sunah dan makruh termasuk dalam kesusilaan
masyarakat. Dengan demikian, dapat diambil kesimpulan tentang bentuk kaidah kesusilaan ,yaitu:
Yang berlaku bagi perseorangan = jaiz (mubah); Yang berlaku bagi masyarakat=sunah dan
2. Lapangan Hukum
Larangan melaksanakan perbuatan buruk;
Suruhan melaksanakan perbuatan baik.
sanctum (sanksinya).sanksi (sanctum) atau
penguat itu merupakan sustu penderitaan bagi orang yang melakukan kejahatan, mungkin
penderitaan diri pribadi, harta benda, jiwa, atau kemerdekaan dari orang yang melakukan
3. Lapangan Agama
Pertama,
Kedua,
Sunnah atau madzub, yaitu suatu anjuran
untuk mengerjakan apabila dikerjakan
mendapat pahala, manakala tidak
dikerjakan tidak apa-apa. Contohnya,
Ketiga,
Jaiz, mubah atau ibadah atau halal, dikerjakan
mendapat kepuasan sendiri bagi yang
Keempat,
Makruh, yaitu perbuatan dicela,
misalnya merokok bila dikerjakan
Kelima,
Haram, larangan untuk dikerjakan,
ditinggalkan sanctum-Nya pahala.
Perbedaan Syariat dan Fiqh dilihat dari:
1. Berbeda dalam objek
Syariat : Objeknya bukan hanya batin manusia saja
ttp juga lahiriah manusia dgn Tuhan (Hablumminallah) atau Ittiqaddiyah atau ibadah
Hk.(Fiqih) : Objeknya peraturan lahir mns, yaitu
hubungan lahir antara mns dgn mns,hubungan mns dgn makhluk lain selain mns .Ex: planet bumi, ruang angkasa, hewan, tumbuhan dll
2. Berbeda Sumber Pokok
Syariat : Sumber pokoknya berasal dari wahyu
Ilahi dan atau deduction atau kesimpulan-kesimpulan yg diambil dr wahyu (deduction of wahyu). Baik wahyu yg langsung maupun tdk langsung. (ijtihat)- Hadist
HK (Fiqih) : Sumber pokoknya berasal dr rasio
3. Berbeda dalam Sanktum (sanksi)
Syariat
sanksinya pembalasan Tuhan di
Yaumul Mahsyar (hari akhirat kelak) ttp juga
di dunia
Hk.(Fiqih)
: semua norma hukum sanksinya
Syariat
disebut Islamic Law
Fiqih
disebut Jurisprudence (ilmu yang
Perbedaan pokok Syariah dan Fiqih
Syariah
1. Berasal dari wahyu Ilahi
(Al-Qur’an) dan sunah rasul (Hadist)
2.Bersifat fundamental
3. Hk nya bersifat qath’i
(tetap tidak berubah)
4. Hk syariat hanya satu
(universal)
5. Menunjukkan kesatuan
Fiqih
1. Karya manusia yg dpt
berubah dari masa ke masa
2. Bersifat instrumental
3.Hk nya Zhanni (dpt
berubah)
4.Banyak berbagai ragam
(insidendal)
5.Menunjukkan
6. Langsung dari Allah yg
terdapat dalam Al-Qur’an dan penjelasannya dalam Hadist bila kurang dapat dipahami
7. Disebut Islamic Law
6. Berasal dari ijtihat para
ahli hukum sebagai hasil pemahaman manusia yang dirumuskan oleh mujtahid
7.Disebut Islamic
Bab 2 Hubungan Hukum Adat, Hukum Barat
dan Hukum Islam
A. Pendahuluan
B. Pada Fase Pra Pemerintahan Hindia Belanda C. Hubungan Hukum Adat Dengan Hukum Islam
Di Indonesia
D. Politik Hukum Di Zaman Prapemerintahan
Hindia Belanda
E. Kedudukan Hukum Islam Dalam Sistem
Ilmu pengetahuan tentang hukum Islam baru
muncul lebih kurang seabad sesudah Nabi Muhammad saw.meninggal dunia. Jadi kira-kira pada permulaan abad ke-8 Masehi dan terus berkembang sampai ke penghujung
1. Berlakunya Hukum Adat, Hukum Islam, Hukum Barat
a. Hukum Adat
Berlakunya hukum adat, tidak dapat diketahui
b. Hukum Islam
Islam sudah masuk ke Indonesia pada
abad ke-7 Masehi atau abad pertama
Hijriyah. Pada masa itu telah di anut dan
berkembang Mazhab Hanafi, Maliki,
Hambali, dan terakhir Madzhab Imam
Syafi’I, yang dewasa ini di anut oleh
c. Hukum Barat
Hukum Barat, dimulai dengan kedatangan orang Belanda, yang memberlakukan hukum Eropa, Timur Asing, dan hukum adat untuk bumiputra sejak zaman VOC dalam abat ke-16-17 (S. 1917 nomor 12). lebih dikenal dengan istilah Reseptio In Complexu Theorie S. 1854 No. 129 di
Belanda S. 1855 Nomor 2 di Indonesia,
BAB 4
SUMBER-SUMBER HUKUM
ISLAM
A. Sumber- sumber hukum Islam adalah sebagai berikut :
Alquran (30 juz, 114 surat, 6.236 ayat, 324,345
huruf).
Berdasarkan Al-qur’an Surat An.Nisaa’ ayat 59
ijtihad ulil amri dapat diperluas menjadi :
1. Qias 2. ijmak 3. istisaan 4. istishhab
B. ALQURAN SEBAGAI SUMBER HUKUM
Al Quran berasal dari kata qura’a artinya, telah
membaca. Alquran adalah kumpulan wahyu (kata-kata) Allah yang disampaikan kepada
Muhammad saw.dengan perantaraan Malaikat Jibril selama Muhammad menjadi Rasul.
Al Quran berisi perintah dan larangan, ayat
pertama turun adalah di Gua Hira pada
Pokok-Pokok Isi Alquran
Alquran mengandung
persoalan-persoalan pokok sebagai berikut.
Rukun Iman (percaya kepada Allah,
Rasul-rasul, Malaikat, kitab Allah, hari
kiamat, dan percaya pada qada dan
Rukun Islam (syahadat, salat, puasa,
zakat dan fitrah, haji dan umrah)
Munakahat (perkawinan), muamalah
(hukum pergaulan dalam masyarakat atau
hukum privat), jinayat (hukum pidana,
C. SUNAH ATAU HADIS RASULULLAH SAW Sunnah adalah orang hidup (kebiasaan) dan
hadis adalah cerita. Maksud sunah atau hadis dalam fikih adalah himpunan ucapan,
perbuatan, dan hal-hal yang didiamkan
D. IJMAK (KESEPAKATAN ULIL AMRI) Menurut ilmu bahasa, ijmak artinya,
mengumpulkan. Menurut ilmu fikih ijmak artinya, kesatuan pendapat dari ahli-ahli hukum (ulama-ulama fikih) Islam dalam satu masalah dalam satu masa dan wilayah tertentu (teritorial
Ijmak Bayani
Ijmak ini dilakukan dengan ijtihad, yaitu berfikir
sugguh-sungguh dengan mempergunakan
Ijmak Sukuti
Maksudnya adalah suatu pendapat
dari seorang atau beberapa ahli hukum,
tetapi ahli-ahli hukum lainnya tidak
E. QIAS (ANALOGISCHE INTERPRETATIE)
Pemikiran secara analogi deduktif di sebut qias maksudnya suatu hukum yang belum
Bab 4 Hukum Perkawinan
A. Arti Nikah
B. Rukun Nikah Dan Syaratnya
Masing-Masing
C. Perkawinan Dalam UU Nomor 1
Tahun 1974
F. Perkawian Dilarang Antara Dua Orang
(Pasal 8)
K. Bilangan Thalaq
ARTI NIKAH
Nikah dalam bahasa Arab
Nikahun
kata asal dari kata kerja
Nakaha
sinonimnya
tazawwaja.
Diterjemahkan
dalam bahasa Indonesia sebagai
Dalam fiqih klasik perkawinan masuk dalam bab
Munakahat
Munakahat mengandung dua interaksi dua
Nikah : Menurut Bhs berarti adh-dhammu
wattadaakhul (bertindih dan memasukkan)
Dalam kitab lain diartikan adh-dhammu wal
jam’u (bertindih dan berkumpul)
Menurut ilmu fiqih Nikah berarti suatu akad
Ulama mutaakhirin menjelaskan Nikah “sesuatu
akad yg menyebabkan kebolehan bergaul antara seorang laki-laki dengan seorang perempuan dan saling menolong diantara keduanya serta menentukan batas hak dan kewajiban diantara keduanya”.
Ini mengandung definisi :
1. kebolehan hubungan seksual
2. menyiratkan bahwa perkawinan mengandung
3 Aspek ta’awun (gotong royong) pelaku
HUKUM NIKAH
1. Wajib : bagi orang yg mampu melaksanakan
pernikahan dan kalau tidak menikah ia akan terjerumus dalam perzinaan
2. Sunah : Bagi orang yg berkehendak dan
3. Makruh : bagi orang yg tidak mampu untuk
melaksanakan pernikahan karena tidak mampu memberi belanja kepada istrinya atau kemungkinan lain karena lemah syahwat
4. Mubah : bagi orang yg tidak terdesak oleh
hal-hal yg mengharuskan segera nikah atau yang mengharamkannya
5. Haram : bagi orang yg ingin menikahi
RUKUN NIKAH & SYARAT MASING-MASING A. Calon suami
1. Islam
2. Tidak dipaksa
3.Bukan mahram calon istri
4. Tidak sedang melaksanakan ibadah haji atau
B. Calon istri 1. Islam
2. Bukan mahram calon suami
3. Tidak sedang melakukan ibadah haji atau
C. Wali 1. Islam
2. Baligh (dewasa) 3. Berakal sehat 4. Laki-laki
5. Mempunyai hak untuk menjadi wali Susunan Wali
1. Bapaknya
4. Saudara laki-laki yg sebapak saja dengannya 5. Anak laki-laki dari saudara laki-laki yg
seibu-sebapak dengannya
6. Anak laki-laki dari saudara laki-laki yg
sebapak saja dengannya
7. Saudara bapak yg laki-laki (paman dari pihak
bapak)
D. Dua orang saksi 1. Islam
2. Baligh (dewasa) 3. Berakal sehat 4. Laki-laki
5. Mengerti maksud nikah
PERKAWINAN DALAM UU NO. 1 TAHUN 1974
Pasal 1
Perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang
pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.
Pasal 2
Perkawinan adalah sah, apabila dilakukan menurut hukum
masing-masing agamanya dan kepercayaan itu.
Tiap-tiap perkawinan dicatat menurut peraturan
SYARAT-SYARAT PERKAWINAN (Pasal 6)
Perkawinan harus didasarkan atas persetujaun kedua calon
mempelai
Untuk melangsungkan perkawinan yang belum mencapai
umur 21 (dua puluh satu) tahun harus mendapat izin kedua orang tua.
Dalam hal salah seorang dari kedua orang tua telah
meninggal dunia atau dalam keadaan tidak mampu
menyatakan kehendaknya, maka izin bermaksud ayat (20 pasal ini cukup diperoleh dari orang tua yang masih hidup atau dari orang tua yang mampu menyatakan
USIA PERKAWINAN (Pasal 7)
1. Perkawinan hanya diizinkan jika pihak pria
sudah mencapai umur 19 (sembilan belas) tahun dan pihak wanita sudah mencapai umur 16
(enam belas) tahun.
2. Dalam hal penyimpangan terhadap ayat (1)
pasal ini dapat meminta dispesasi kepada
pengadilan atau pejabat lain, yang ditunjuk oleh kedua orang tua pihak pria maupun pihak
PERKAWINAN DILARANG ANTARA DUA ORANG (Pasal 8)
Berhubungan darah dalam garis keturunan lurus
ke bawah ataupun ke atas
Berhubungan darah dalam garis keturunan
menyamping yaitu antara seorang dengan
saudara orang tua dan antara seorang dengan sudara neneknya.
Yang dimaksud dengan nafkah adalah semua
kebutuhan dan keperluan yang berlaku menurut keadaan dan tempat, seperti makanan, pakaian, rumah, dsb.
Banyaknya nafkah yang diwajibkan adalah
sekedar mencukupi keperluan dan kebutuhan serta mengingat keadaan dan kemampuan
Khulu’ ialah thalaq yang dijatuhkan suami
karena mengabulkan permintaan istrinya
dengan cara membayar tebusan dari
FASKH
Fasakh ialah terjadinya thalaq yang
dilakukan oleh hakim atas pengaduan istri atau suami. Hukum menjatuhkan thalaq antara suami istri setelah mempertimbangkan dari berbagai segi, sementara suami tidak bersedia
Bilangan thalaq ada 3 macam yaitu:
thalaq satu, thalaq dua, thalaq tiga. Thalaq
sat dan thalaq dua disebut dengan
thalaq
raj’i
yaitu thalaq yang terjadi antara suami
dan istri boleh ruju’ ketika dalam masa
Iddah menurut bahasa artinya jumlah atau
sejumlah. Iddah menurut itilah syariat Islam masa menunggu bagi seorang wanita karena dithalaq atau ditinggal mati oleh suaminya, agar dapat diketahui kandungannya apakah masih kosong atau berisi. Masa menunggu ini ada
Ruju’ menurut bahasa artinya kembali. Adapun
ruju’ menurut istilah syari’at Islam adalah
Bab 5 Hukum Waris
Ilmu Waris adalah ilmu tentang warisan
juga disebut ilmu
faraid
, yaitu ilmu yang
membahas tentang pengaturan dan
pembagian harta warisan bagi ahli waris
menurut bagian yang telah ditentukan
Pembagian waris
Apabila semua kewajiban untuk si mayat sudah
dipenuhi, maka seluruh ahli waris dicatat
kemudian diteliti siapa yang berhak menerima menurut ilmu Faraid, selain itu juga harus
Bab 6 Hukum Jinayat
A. Pengertian Jinayat
B. Cara -cara Pembunuhan
C.
Syarat-Syarat Wajib Qisas
(Hukum Bunuh)
Cara-cara pembunuhan
Betul-betul disengaja, yaitu dilakukan oleh yang
membunuh guna membunuh orang yang membunuhnya itu dengan perkakas yang
biasanya dapat digunakan untuk membunuh
Kesengajaan semata-mata.
Misalnya
seseorang melontarkan suatu barang
yang tidak disangka akan kena pada
orang lain sehingga menyebebkan orang
itu mati, atau seseorang jatuh menimpa
orang lain sehingga orang yang di
Seperti sengaja,
yaitu engaja memukul
orang, tetapi dengan alat yang enteng
SYARAT-SYARAT WAJIB QISAS (HUKUM BUNUH)
Orang yang membunuh itu sudah baligh dan
berakal
Yang membunuh bukan bapak dari yang
Orang yang dibunuh tidak kurang
derajatnya dari yang membunuh. Yang
dimaksud dengan derajat disini ialah
agama dan merdeka atau tidaknya, bagi
orang Islam yang membunuh orang kafir
tidak berlaku qisas; begitu juga orang
merdeka, tidak dibunuh sebab membunuh
hamba, dan bapak tidak dibunuh sebab
Yang terbunuh itu adalah orang yang
Yang dimaksud dengan diyat ialah “ denda pengganti jiwa yang tidak berlaku atau tidak dilakukan padanya hukum bunuh”. Diyat ada dua macam: (1) denda berat, (2) denda ringan.
Denda ringan,
banyaknya seratu ekor
Bab 7 Hukum Perdata Islam
A. Pengertian Hukum Perdata Islam Di
Indonesia
B. Sejarah Berlakunya Hukum Perdata
”Hukum Perdata Islam” adalah sebagian dari
hukum Islam yang telah berlaku secara yuridis formal atau menjadi hukum positif dalam tata hukum Indonesia, yang isinya hanya sebagian dari lingkup mu’amalah, bagian hukum Islam ini menjadi hukum positif berdasarkan atau karena ditunjuk oleh peraturan perundang-undangan. Contohnya adalah hukum perkawinan,
1. Hukum Islam Pada Masa
Kerajaan/kesultanan Islam di Nusantara
Pada masa ini hukum Islam dipraktekkan oleh
masyarakat dalam bentuk yang hampir bisa dikatakan sempurna (syumul), mencakup masalah mu’amalah, ahwal al-syakhsiyyah (perkawinan, perceraian dan warisan),
2. Hukum Islam Pada Masa Penjajahan Belanda
Perkembangan hukum Islam di Indonesia pada
masa penjajahan Belanda dapat diklasifikasi
kedalam dua bentuk, Pertama, adanya toleransi pihak Belanda melalui VOC yang memberikan ruang agak luas bagi perkembangan hukum
3. Hukum Islam Pada Masa Penjajahan Jepang Menurut Daniel S. Lev Jepang memilih untuk
tidak mengubah atau mempertahankan
beberapa peraturan yang ada. Adat istiadat lokal dan praktik keagamaan tidak dicampuri oleh
4. Hukum Islam Pada Masa Kemerdekaan
Salah satu makna terbesar kemerdekaan bagi bangsa
Indonesia adalah terbebas dari pengaruh hukum
Belanda, menurut Prof. Hazairin, setelah kemerdekaan, walaupun aturan peralihan UUD 1945 menyatakan
bahwa hukum yang lama masih berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan UUD 1945, seluruh peraturan
pemerintahan Belanda yang berdasar teori receptie
5. Masa Orde
Banyak produk hukum Islam (tepatnya
Hukum Perdata Islam) yang menjadi
hukum positif yang berlaku secara yuridis
formal, walaupun didapat dengan
6. Hukum Islam Pada Masa Reformasi Era reformasi dimana iklim demokrasi di
Indonesia membaik dimana tidak ada lagi
kekuasaan repsesif seperti era orde baru, dan bertambah luasnya keran-keran aspirasi politik umat Islam pada pemilu 1999, dengan
bermunculannya partai-partai Islam dan
munculnya tokoh-tokoh politik Islam dalam
kancah politik nasional sehingga keterwakilan suara umat Islam bertambah di lembaga
Bab 8 Hukum jual beli
A. Arti Definisi / Pengertian Muamalat
B. Arti Definisi / Pengertian Jual Beli
C. Rukun Jual Beli
D. Hal-Hal Terlarang / Larangan Dalam
Jual Beli
Jual beli adalah suatu kegiatan tukar
Rukun jual Beli
1. Ada penjual dan pembeli yang keduanya harus
berakal sehat, atas kemauan sendiri, dewasa/baligh dan tidak mubadzir alias tidak sedang boros.
2. Ada barang atau jasa yang diperjualbelikan dan
barang penukar seperti uang, dinar emas, dirham perak, barang atau jasa. Untuk barang yang tidak terlihat
karena mungkin di tempat lain namanya salam.
3. Ada ijab qabul yaitu adalah ucapan transaksi antara
HUKUM-HUKUM JUAL BELI
1. Haram
Jual beli haram hukumnya jika tidak memenuhi
syarat/rukun jual beli atau melakukan larangan jual beli.
2. Mubah
Jual beli secara umum hukumnya adalah mubah. 3. Wajib
Jual beli menjadi wajib hukumnya tergantung situasi dan
Pengertian jual beli kredit secara istilah
adalah menjual sesuatu dengan
pembayaran tertunda, dengan cara
Dalil jual beli kredit
Pertama :
Dalil-dalil yang memperbolehkan jual
beli dengan pembayaran tertunda.
Kedua :
Dalil-dalil yang menunjukkan
Ketiga :
Dalil Ijma’
Sebagian Ulama’ mengklaim bahwa
dibolehkannya jual beli dengan kredit
dengan perbedaan harga adalah
Keempat : Dalil qiyas
Sebagaimana yang telah lewat bahwasannya jual
beli kredit ini dikiaskan dengan jual beli salam yang dengan tegas diperbolehkan Rosululloh, karena ada persamaan, yaitu sama-sama tertunda. hanya saja jual beli salam barangnya yang tertunda, sedangkan kredit uangnya yang tertunda. Juga dalam jual beli salam tidak sama dengan harga kontan seperti kredit juga hanya
Kelima :
Dalil Maslahat
Jual beli kedit ini mengandung maslahat baik bagi
penjual maupun bagi pembeli. Karena pembeli bisa