38 Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Tentang Cahaya Dan Sifat – Sifatnya Melalui Penggunaan Metode Inquiri Pada Siswa Kelas VI SDN Balagedog I Kecamatan Sindangwangi - Kusnadi
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA TENTANG CAHAYA DAN SIFAT – SIFATNYA MELALUI PENGGUNAAN METODE INQUIRI PADA SISWA KELAS VI SDN BALAGEDOG I KECAMATAN SINDANGWANGI
Kusnadi
Guru SDN Balagedog I
ABSTRAK
Materi Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA ), merupakan suatu rangkaian konsep yang saling berkaitan dan berkembang dapat dilihat dari hasil eksperimen dapat berupa suatu penemuan. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA ) sebagai wahana bagi pseserta didik dalam mempelajari lingkungan sekitar, untuk lebih
menerapkan di dalam kehidupan sehari – hari. Berdasarkan observasi dilapangan
dan wawancara dengan guru IPA, peneliti menarik kesimpulan hasil belajar peserta didik selama ini belum mencapai KKM yang ditentukan. Bahwa dalam pembelajaran IPA di kelas VI setelah diterapkan metode inquiri pada mata pelajaran IPA materi cahaya dan sifat – sifatnya di SDN Balagedog I. hasil penelitian menunjukan bahwa penerapan metode inquiri untuk pembelalajaran IPA siswa kelas VI SDN Balagedog I. Penggunaan metode inquiri terbukti dapat meningkatkan hasil belajar IPA di kelas terbukti dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas VI SDN Balagedog I. kegiatan belajar peserta didik meningkat dari siklus I ke siklus II. Hasil belajar yang dilakukan peserta didik pada siklus I
memperoleh nilain rata – rata dari data pra tindakan yaitu 4.8 naik menjadi 74.2
pada siklus I. kemudian dilihat dari jumlah siswa yang nilainya mencapai KKM pada data awal hanya 6 peserta didik atau 24% menjadi 13 peserta didik atau 52% pada siklus I, sehingga ada peningkatan dari jumlah siswa sebesar 28%. Berdasarkan hasil tes hasil belajar siklus I tersebut masih ada 12 peserta didik yang dinyatakan belum mencapai KKM.
39 Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Tentang Cahaya Dan Sifat – Sifatnya Melalui Penggunaan Metode Inquiri Pada Siswa Kelas VI SDN Balagedog I Kecamatan Sindangwangi - Kusnadi
PENDAHULUAN
Guru adalah bagian dari kesadaran sejarah pendidikan di dunia. Citra guru berkembang dan berubah sesuai dengan perkembangan dan perubahan konsep dan persepsi manusia terhadap pendidikan dan kehidupan itu sendiri. Porefsi guru pada mulanya dikonsep sebagai kemampuan memberi dan mengembangkan pengetahuan peserta didik. Tetapi beberapa dasawarsa terakhir konsep, persepsi dan penilaian terhadap profesi guru mulai bergeser. Hal itu selain karena ada perubahan
pandangan manusia – masyarakat
terhadap integritas seseorang yang
berkaitan dengan produktivitas
ekonomisnya, juga karena
perkembangan yang cukup radikal di bidang pengetahuan dan teknologi, terutama di bidang informasi dan
komunikasi, yang kemudian
mendorong pengembangan media
belajar dan paradigm teknologi pendidikan.
Begitupun yang terjadi di SDN
Balagedog I UPTD Pendidikan
Kecamatan Sindangwangi Kabupaten Majalengka. Hal ini terbukti dari hasil belajar peserta didik, sebagian besar mempunyai nilai kurang memuaskan atau nilai dibawah rata – rata Kriteria ketunasan Minimal ( KKM ). Misalnya, pesrta didik kelas VI sekitar 45% yang dapat mencapai KKM. Dalam proses
pembelajaran berlangsung, peserta
didik tersebut pasif atau tidak kreatif untuk mencari dan memecahkan permasalahan yang dihadapinya dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
( IPA ). Berdasarkan fenomena
dilapangan, penulis meminta bantuan kepada sekolah dan berdiskusi dengan
teman – teman sejawat untuk
mengidentifikasi kekurangan dari
pembelajaran yang dilaksanakan, pada
mata pelajaran IPA. Dari hasil diskusi dapat disimpulkan bahwa masalah
yang teridentifikasi adalah perlu
diterapkan metode inquiri dengan teknik latihan dalam pembelajaran IPA
yang mamapu membangkitkan
motovasi pesrta didik untuk belajara.
Berdasarkan identifikasi masalah
tersebut, maka penulis tertarik yang
menjadikan focus perbaikan adalah “
Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPA Tentang Cahaya dan Sifat – Sifatnya Melalui Penggunaan Metode Inquiri Pada Siswa Kelas VI SDN Balagedog I Kecamatan Sindangwangi.
Berdasarkan hasil wawancara, penulis
mengidentifikasi masalah-masalah
yang terjadi diantaranya adalah :
1. Sebagian besar peserta didik belum
mencapai KKM karena peserta didik belum diarahkan secara langsung pada pengamatan terhaap materi pembelajaran.
2. Peserta didik belum diarahkan
pada pembelajaran mandiri, aktif, kreatif sesuai dengan pembelajaran yang disampaiakan.
3. Proses pembelajaran masih
berpusat pada guru, sedangkan peserta didik pasif karena belum
menggunakan metode
pembelajaran yang sesuia dengan materi yang di sampaiakan.
Berdasarkan identifikasi masalah
tersebut, penulis merumuskan masalah
dalam penelitian ini yaitu: Apakah
upaya peningkatan hasil belajar IPA tentang cahaya dan sifat – saifatnya melalui penggunaan metode inquiri pada siswa kelas VI SDN Balagedog I Kecamatan Sindangwangi ?.
40 Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Tentang Cahaya Dan Sifat – Sifatnya Melalui Penggunaan Metode Inquiri Pada Siswa Kelas VI SDN Balagedog I Kecamatan Sindangwangi - Kusnadi
Teori belajar atau teori
perkembangan mental berisi tentang apa yang terjadi dan apa yang diharapkan terjadi pada mental anak, apa yang kita lakukan pada usia ( tahap perkembangan mental ) tertentu. Pada terori belajar tidak ada uraian tentang prosedur dan tujuan mengajar. Dilain pihak teori mengajar adalah uraian tentang petunjuk bagaimana
semestinya mengajar pada usia
tertentu bila anak sudah siap untuk belajar. Jadi pada teori mengajar terdapat tujuan dan dan prosedur mengajar.
Menurut Rusyan ( 1992 : 8 ). Belajar adalah proses perubahan tingkah laku
yang dinyatakan dalam bentuk
penugasan, penggunaan dan penelitian terhadap atau mengenal sikap dan nilai
– nilai, pengetahuan dan kecakapan
dasar yang terdapat dalam berbagai bidang studi atau lebih luas lagi, dalam
berbagai asfek kehidupan atau
pengalaman yang terorganisasi. Tujuan pendidikan dapat tercapai bilamana menggunakan metode pengajaran yang tepat guna. Sedangkan pembelajaran menyiratkan danya interaksi antara pengajar dengan peserta didik.
Menurut Oemar ( 2003 : 54 ), pembelajar adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur – unsur manusiawi, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi
untuk mencapai tujuan dari
pembelajaran itu sendiri. Pembelajaran dapat diartikan sebagai proses belajar yang memiliki asfek penting yaitu
bagaimana siswa dapat aktif
mempelajari materi pelajaran yang disajikan sehingga dapat dikuasai dengan baik. Sedangkan menurut Ahmadi dan Fiskha ( 2012 : 10 )
mengemukakan, Pembelajaran
merupakan aktivitas yang sistematis
yang terdapat komponen – komponen
dimana masing – masing komponen
pembelajaran tersebut tidak bersifat terpisah tetapi harus berjalan secara
teratur, saling tergantung,
komplementer dan berkesinambungan.
Disimpulkan bahwa pembelajaran
merupakan kegiatan paling pokok dalam keseluruhan proses pendidikan, sebab berhasil tidaknya pendidikan bergantung pada bagaimana proses
belajar seseorang terjadi setelah
berakhirnya melakukan aktivitas
belajar. Tujuan pembelajaran
merupakan komponen yang paling penting yang harus ditetapkan dalam proses pembelajaran yang mempunyai fungsi sebagai tolak ukur keberhasilan
pembelajaran. Tujuan ini pada
dasarnya merupakan rumusan tingkah laku dan kemampuan yang harus dicapai dan dimiliki peserta didik setelah menyelesaikan pengalaman dan kegiatan belajar dalam proses pembelajaran. Tujuan pembelajaran merupakan perangkat kegiatan belajar mengajar yang direncanakan untuk mencapai tujuan.
T. Raka Joni ( 1985 ) merumuskan pengertian mengajar sebagai pencipta
suatu system lingkungan yang
memungkinkan terjadinya proses
belajar. System lingkungan ini terdiri
dari komponen – komponen yang
saling mempengaruhi yaitu tujuan instruksional yang ingin di capai, guru dan peserta didik yang memainkan peranan senada yang dalam hubungan social tertentu, materi yang diajarkan, bentuk kegiatan yang dilakukan serta sarana dan prasarana belajar mengajar yang tersedia. Perbuatan mengajar merupakan perbuatan yang kompleks.
Mengajar menuntut keterampilan
tinggi karena harus mengatur berbagai
41 Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Tentang Cahaya Dan Sifat – Sifatnya Melalui Penggunaan Metode Inquiri Pada Siswa Kelas VI SDN Balagedog I Kecamatan Sindangwangi - Kusnadi
untuk terjadinya proses belajar
mengajar yang efektif.
Oleh karena para pendidik atau guru
harus pandai – pandai dalam
penerapan metode pengajaran yang sesuai dengan materi pelajaran dan tujuan yang ingin di capai ( Ahmad 1988 dalam Ginoto, 2006 ).
Banyak para ahli yang mendifinisikan belajar diantaranya :
1. Belajar menurut pandangan
Skinner
Bahwa merupakan suatu
prilaku,saat orang belajar maka responnya menjadi lebih baik. Sebaliknya bila seseorang tidak belajar maka responnya menurun ( Dimyati, 2002 : 9 )
2. Menurut Gagne
Belajar adalah seperangkat proses kognitif yang mengubah sifat
stimulus lingkungan melewati
pengolahan informasi menjadi
kapabilitas baru ( Dimyati, 2002 : 10 ).
3. Menurut H.C Witherington dalam
bukunya Educational Psychology belajar adalah proses perubahan kepribadian seseorang sebagai pola baru dari reaksi yang berupa
kecakapan, sikap, kebiasaan
kepribadian atau pengertian ( Lilis 1993 ).
Dalam kegiatan belajar mengajar, peserta didik diharapkan selalu
diberi kesempatan untuk
berkembang agar bisa menjadi manusia yang akhirnya bisa berdiri sendiri dan apat bertanggungjawab atas hidupnya nanti. Tetapi dalam kegiatan belajar mengajar peserta didik tidak selalu lancar seperti apa yang diharapkannya. Sedangkan kalau berpegang teori belajar J. Pieget, bila kita menginginkan
perkembangan mental anak
tersebut harus diperkaya dengan
banyak pengalaman – pengalaman
belajar. Belajar menurut
Zoltan.P.Dienes ( 1989 : 36 ) system pengajaran di sekolah dibuat
dalam usaha peningkatan
pengajarannya agar lebih mudah dipelajari dan lebih menarik. Demikian pula dengan adanya
perpustakaan akan dapat
membantu usaha belajar, dan ini akan memebrikan pengaruh yang
besar terhadap pembentukan
materiil maupun pembentukan formil bagi peserta didik. Oleh karena itu setiap guru hendaknya
menyadari betapa pentingnya
pengaruh alat – alat belajar itu
dalam penyelenggaraan proses
belajar mengajar. Disamping itu guru mengetahui tentang kesulitan
– kesulitan peserta didik untuk
memiliki buku – buku paket, buku
– buku penunjang belajar lain yang
diperlukan. Sehingga dengan
fasilitas yang yang cukup,
memadai prestasi belajar dalam
proses belajar mengajar bisa
tercapai sesuai dengan tujuan
pendidikan yang telah
direncanakan yaitu pendidikan nasional. Jadi menurut pendapat penulis antara penyediaan sarana dan prasarana belajar dengan prestasi belajar dalam proses
belajar mengajar sangat erat
hubungannya karena dengan
adanya sarana –sarana ataupun
alat – alat belajar yang memadai, maka peserta didik cenderung berhasil dalam belajar.
Pengertian Metode Inquiri
Menurut Philips ( dalam
Arnyana, 2007 : 39 ) mengemukakan,
42 Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Tentang Cahaya Dan Sifat – Sifatnya Melalui Penggunaan Metode Inquiri Pada Siswa Kelas VI SDN Balagedog I Kecamatan Sindangwangi - Kusnadi
pembelajaran yang dapat diterapkan
pada semua jenjang pendidikan.
Pembelajaran dengan pendekatan ini sangat terintegrasi meliputi penerapan proses sains yang menerapkan proses berpikir logis dan berpikir kritis.
Senjaya, ( 2008 : 196 )
berpendapat bahwa, strategi
pembelajaran inquiri adalah rangkaian
kegiatan pembelajaran yang
menekankan pada proses berpikir kritis dan analistis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu maslah yang dipertanyakan. Menurut Syaeful Sagala ( 2011 : 196 ). Metode
Inquiri merupakan metode
pembelajaran yang berupaya
menanamkan dasar – dasar berpikir
ilmiah pada diri peerta didik yang
berperan sebagai subyek belajar,
sehingga dalam proses pembelajaran ini peserta didik lebih banyak belajar sendiiri, mengembangkan kreativitas dalam memecahkan masalah. Aziz ( Ahmad, 2011 ) . Metode Inquri adalah metede yang menenmpatkan dan menuntut guru untuk membantu peserta didik menemukan sendiri data, fakta dan informasi tersebut dari berbagai sumber agar dengan kegiatan itu dapat memebrikan pengalaman kepada peserta didik. Pengalaman ini akan berguna dalam menghadapi dan
memecahkan masalah – masalah dalam
kehidupannya.
Berdasarkan beberapa
pengertian diatas dapat ditarik
kesimpulan bahwa metode
pembelajaran Inquiri adalah suatu
metode pembelajaran yang
menekankan peserta didik dalam memperoleh informasi dengan cara proses berpikir logis dan analistis untuk memecahkan suatu masalah.
Metode Penelitian
Pada awalnya penelitian
tindakan ( action reseach ) ini diperkenalkan dalam bidang bisnis
byangb dilakukan di perusahaan –
perusahaan. Disamping dalam bidang pendidikan, action research juga sering
digunakan dalam bidang – bidang lain.
Maka dari itu, untuk membedakan dengan action reaseach dalam bidang lain para peneliti pendidikan sering
menggunakan istilah “ Classroom Action Research “ ( CAR ) Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) atau Classroom
Reasech “. Dalam penelitian
pendidikan action reaserch tidak hanya terbatas pada ruang kelas saja, tetapi
dimana saja guru bekerja atau
mengajar. Berikut ini disajikan batasan PTK dari berbagai pandangan para ahli
“ Classroom Action Reaserch
merupakan kegiatan yang dilakukan
guru dengan tujuan untuk
meningkatkan kualitas mengajarnya
atau kualitas mengajar teman
sejawatnya ( Hopkins, 1993 : 57 ).
Desain penelitian dalam
penelitian ini adalah Penelitian
Tindakan Kelas ( PTK ). PTK adalah penelitian tindakan yang dilaksanakan oleh guru di dalam kelas. PTK pada hahikatnya merupakan rangkaian riset tindakan yang dilakukan secara siklik, dalam rangka memecahkan masalah
sampai masalah itu terpecahkan.
Sesuai pendapat Dr. Karwono ( 1988 : 42 ) mendefinisikan PTK sebagai suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif
oleh pelaku tindakan, untuk
meningkatkan kemantapan rasional
dari tindakan – tindakan mereka dalam
melaksanakan tugas. Menurut Kurt Lewin ( 1991 : 70 ), PTK terdiri dari
empat komponen yaitu : 1).
43 Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Tentang Cahaya Dan Sifat – Sifatnya Melalui Penggunaan Metode Inquiri Pada Siswa Kelas VI SDN Balagedog I Kecamatan Sindangwangi - Kusnadi
meempat komponen itu di pandang sebagai satu siklus.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil belajar yang dilakukan
peserta didik pada siklus 1
peningkatan jumlah peserta didik sebesar 28%. Berdasarkan tes hasil belajar siklus 1 masih ada 12 peserta
didik yang dinyatakan belum
mencapai KKM. Penelitian ini
dilakukan di SDN Balagedog I UPTD Pendidikan Kecamatan Sindangwangi
Kabupaten Majalengka. Penelitian
terdiri dari 2 siklus. Masing – masing siklus terdiri dari empat tahap yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan ,
observasi, dan repleksi. Subyek
penelitian ini adalah siswa kelas VI
berjumlah 25 pesrta didik.
Pengumpulan data yang dilakukan melalui tes dan observasi.
Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disarankan dalam melaksanakan
pembelajaran melalui penerapan
metode inquiri di kelas, sebaiknya guru memberikan kesempatan pada peserta didik kelas untuk bertanya dan
mengungkapkan kesan – kesan sebagai
perbaikan pada pembelajaran
berikutnya.
KESIMPULAN
Dari hasil penelitian di atas
dapat ditarik kesimpulan bahwa
penggunaan metode inquiri dapat
meningkatkan pemahaman dan
prestasi belajar siswa pada pelajaran
Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA ) materi cahaya dan sifat – sifatnya di kelas VI SDN Balagedog I UPTD Pendidikan Kecamatan Sindangwangi Kabupaten Majalengka. Hal ini terbukti dengan
meningkatnya pemahaman dan
prestasi belajar perserta didik pada akhir siklus II mengalami peningkatan yang signifikan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa metode inquiri sangat baik untuk diterapkan pada pembelajaran IPA di kelas VI Sekolah Dasar.
Adapun Saran yang ingin
disampaikan penulis adalah :
1. Bagi Siswa, disarankan agar pesrta
didik terus mempelajari dan
berlatih IPA tentang cahaya dan sifat – sifatnya agar semakin sering berlatih maka cara berpikir dalam menyelesaikan masalah juga akan semakin cepat dan cerdas.
2. Bagi Guru, hendaknya guru
menggunakan metode inquiri
dalam mata pelajara IPA tentang cahaya dan sifat – sifatnya.
3. Bagi Sekolah, agar dapat
melengkapi sarana dan prasarana
penunjang kegiatan belajar
mengajar untuk pembelajaran IPA entang cahaya dan sifat – sifatnya.
DAFTAR PUSTAKA
Dimyati dan Mudjiono, 2002. Belajar
dan Pembelajaran, Jakarta : Dit. Pendidikan lanjutan pertama
Moleong, ( 2004 ), Metode Penenlitian Kualitatif, Bandung. PT. Remaja Rosdakarya.
Rusman ( 2012 ). Model – Model
44 Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Tentang Cahaya Dan Sifat – Sifatnya Melalui Penggunaan Metode Inquiri Pada Siswa Kelas VI SDN Balagedog I Kecamatan Sindangwangi - Kusnadi
Sukamdinata Nana Syaodih ( 2008 ). Metode Penelitian Pendidikan. PT. REMAJA ROSDAKARYA