Nelci Therik, 2014
PERAN ORANG TUA DALAM LAYANAN PENDIDIKAN BAGI ANAK TUNADAKSA DI SLB D YPAC BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
No. Daftar FIP : 22/PKh-S1/FIP-UPI/Februari/2014
PERAN ORANG TUA
DALAM LAYANAN PENDIDIKAN BAGI ANAK TUNADAKSA
DI SLB D YPAC BANDUNG
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program studi Pendidikan Khusus
Oleh:
Nelci Therik
0909457
JURUSAN PENDIDIKAN KHUSUS
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Nelci Therik, 2014
PERAN ORANG TUA DALAM LAYANAN PENDIDIKAN BAGI ANAK TUNADAKSA DI SLB D YPAC BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu PERAN ORANG TUA
DALAM LAYANAN PENDIDIKAN BAGI ANAK TUNADAKSA
DI SLB D YPAC BANDUNG
Oleh
Nelci Therik
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan
©Nelci Therik 2014
Universitas Pendidikan Indonesia
Februari 2014
Nelci Therik, 2014
PERAN ORANG TUA DALAM LAYANAN PENDIDIKAN BAGI ANAK TUNADAKSA DI SLB D YPAC BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Peran Orang Tua
dalam Layanan Pendidikan bagi Anak Tunadaksa di SLB D YPAC Bandung” ini beserta
isinya adalah benar-benar karya saya sendiri dan saya tidak melakukan penjiplakan atau
pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam
masyarakat keilmuan.
Atas pernyataan ini saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada
saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam
karya saya ini. Atau klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.
Bandung, 22 Februari 2014
Yang Membuat Pernyataan
Nelci Therik, 2014
PERAN ORANG TUA DALAM LAYANAN PENDIDIKAN BAGI ANAK TUNADAKSA DI SLB D YPAC BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
LEMBAR PENGESAHAN
NELCI THERIK
0909457
PERAN ORANG TUA
DALAM LAYANAN PENDIDIKAN BAGI ANAK TUNADAKSA
DI SLB D YPAC BANDUNG
Disetujui dan Disahkan Oleh Pembimbing :
Pembimbing I
Dr. Musyafak Assyari, M.Pd
NIP. 19550516 198101 1001
Pembimbing II
Dr. Sunardi, M.Pd
NIP 19600201 198703 1002
Mengetahui
Ketua Jurusan Pendidikan Khusus
Fakultas Ilmu Pendidikan
Nelci Therik, 2014
PERAN ORANG TUA DALAM LAYANAN PENDIDIKAN BAGI ANAK TUNADAKSA DI SLB D YPAC BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Drs. Sunaryo, M.Pd
Nelci Therik, 2014
PERAN ORANG TUA DALAM LAYANAN PENDIDIKAN BAGI ANAK TUNADAKSA DI SLB D YPAC BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRAK
PERAN ORANG TUA DALAM LAYANAN PENDIDIKAN ANAK TUNADAKSA
DI SLB D YPAC BANDUNG
Nelci Therik, 2014
PERAN ORANG TUA DALAM LAYANAN PENDIDIKAN BAGI ANAK TUNADAKSA DI SLB D YPAC BANDUNG
Nelci Therik, 2014
PERAN ORANG TUA DALAM LAYANAN PENDIDIKAN BAGI ANAK TUNADAKSA DI SLB D YPAC BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR... ii
UCAPAN TERIMAKASIH ... iii
DAFTAR ISI ... v
BAB I PENDAHULUAN... 1
A. Latar belakang ... 5
B. Fokus masalah ... 5
C. Tujuan dan kegunaan penelitian ... 6
BAB II PERANAN KELUARGA AKAN LAYANAN PENDIDIKAN ANAK TUNDAKSA ... 7
A. Anak tunadaksa ... 9
1. Pengertian anak tunadaksa ... 9
2. Klasifikasi anak tunadaksa ... 10
3. Karakteristik anak tunadaksa ... 12
4. Masalah-masalah yang dihadapi anak tunadaksa ... 13
5. Kebutuhan anak tunadaksa ... 14
B. Keluarga tundaksa ... 16
1. Pengertian keluarga ... 16
2. Tipe keluarga ... 16
3. Fungsi dan peran keluarga ... 17
4. Keluarga anak tunadaksa ... 18
C. Peranan ... 23
1. Pengertian Peranan ... 23
2. Bentuk peranan ... 24
3. Tahapan peranan ... 24
Nelci Therik, 2014
PERAN ORANG TUA DALAM LAYANAN PENDIDIKAN BAGI ANAK TUNADAKSA DI SLB D YPAC BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
5. Manfaat peranan ... 26
D. Pendidikan ... 26
1. Pengertian pendidikan ... 26
2. Tujuan pendidikan ... 27
3. Peranan pendidikan bagi anak tunadaksa ... 27
BAB III METODE PENELITIAN ... 31
A. Tempat dan Subjek Penelitian ... 31
B. Defenisi Operasional ... 32
C. Metode Penelitian ... 32
D. Instrumen dan Tehnik Pengumpulan Data ... 33
E. Pengujian Keabsahan Data ... 36
F. AnalisiS Data ... 37
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 39
A. Hasil Penelitian ... 39
1. Deskripsi Subjek ... 39
2. Deskripsi Data ... 41
B. Pembahasan ... 62
1. Subjek I (keluarga PR) ... 62
2. Subjek II (keluarga Po dan YG) ... 68
BAB V KESIMPULAN ... 79
A. Kesimpulan ... 79
B. Implikasi ... 81
DAFTAR PUSTAKA ... 83
LAMPIRAN I ... 85
LAMPIRAN II ... 103
Nelci Therik, 2014
PERAN ORANG TUA DALAM LAYANAN PENDIDIKAN BAGI ANAK TUNADAKSA DI SLB D YPAC BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data yang valid mengenai suatu kondisi di lapangan. Lewat penelitian ini diharapkan dapat memberi gambaran mengenai dinamika peranan orang tua dalam pendidikan, alasan yang mendasari keputusan orang tua untuk ikut berperan dalam pendidikan ATD, bentuk peran aktif yang diberikan dan kendala-kendala serta cara penanggulangannya dalam memberikan layanan pendidikan bagi ATD.
A. Tempat dan Subjek Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di SLB D YPAC Bandung. Selain di SLB D YPAC Bandung, peneliti juga akan melaksanakan penelitian dikediaman subjek penelitian untuk melihat keseharian nara sumber (orang tua ATD).
1. Subjek I (orang tua PR)
Orang tua PR beralamat di Jl. Hanwar No. 34/189A, RT 04 RW 08 Kelurahan Cibuntu, Kecamatan Bandung Kulon, Kota Bandung. PR mengalami CP berat berjenis tremor, dimana menurut pemeriksaan psikolog PR tidak dapat melakukan calistung dan memiliki keterbelakangan mental. Selain itu ia mengalami hambatan pendengaran dan memiliki kebiasaan bawaan menghisap jari serta belum mampu berbicara sama sekali. PR merupakan anak tunggal dari pasangan DJ dan IK.
2. Subjek II (orang tua PO dan YF)
Nelci Therik, 2014
PERAN ORANG TUA DALAM LAYANAN PENDIDIKAN BAGI ANAK TUNADAKSA DI SLB D YPAC BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dibandingkan YF dan PR. PO adalah anak pertama dari pasangan K dan S. YF adalah anak Kedua dari pasangan K dan S. Ia mengalami CP dengan tremor yang mempengaruhi motorik halus dan juga keterbelakangan mental. Ia kesulitan dalam konsep denga pemahaman mendalam misalnya makna dari berbagai kata, analogi hubungan dua benda serta persamaan dan perbedaan. Ia juga memiliki keterbatasan penglihatan.
B. Defenisi Operasional
1. Anak Tunadaksa adalah anak yang mempunyai kelainan dari segi orthopedik yang mengakibatkan kecacatan, salah bentuk atau gangguan fungsi normal pada otot, tulang, dan persendian. Keadaan ini disebabkan karena bawaan sejak lahir, penyakit, atau kecelakaan (Framton dan Gell, 1960;384).
2. Keluarga Inti (Neclear family) adalah keluarga yang hanya terdiri dari ayah, ibu dan anak yang diperoleh dari keturunannya atau adopsi atau keduanya Setiadi (2008:4).
3. “Partisipasi adalah keikutsertaan, peranserta, atau keterlibatan yang berkitan dengan keadaaan lahiriahnya” Sastopoetro (1995).
4. Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN), mengutarakan bahwa
“pendidikan adalah usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian
dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur
hidup” ( Ahmadi dan Uhbiyati, 2003:70).
C. Metode Penelitian
Nelci Therik, 2014
PERAN ORANG TUA DALAM LAYANAN PENDIDIKAN BAGI ANAK TUNADAKSA DI SLB D YPAC BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
digunakan untuk mendapatkan data yang mendalam, suatu data yang
mengandung makna”. Arti makna yang dimaksud adalah data yang
sebenar atau data pasti yang merupakan nilai dibalik data yang nampak. Dalam pengumpulan data pendekatan kualitatif tidak dipandu oleh teori, melainkan fakta-fakta di lapangan, sehingga analisa datanya bersifat induktif berdasarkan fakta dan dikonstruksikan menjadi hipotesis. Pendekatan kualitatif ini sering disebut dengan pendekatan naturalistik karena pendekatannya dilakukan pada kondisi yang alamiah, dimana peneliti sebagai instumen kunci. Teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi dan hasil penelitian lebih menekankan makna dari pada generalisasi.
D. Instrumen dan Tehnik Pengumpulan Data
a. Instrumen penelitian
Dalam pengumpulan data dibutuhkan alat untuk mengumpulkan
data atau instrumen. Menurut Arikunto (2010:203), “Instrumen
penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga
lebih mudah diolah”. Yang menarik dari penelitian kualitatif adalah
intrumen penelitiannya adalah peneliti itu sendiri. Sugiono (2012:60) juga mengungkapkan bahwa “ Peneliti kualitatif sebagai human instrument, berfungi menetapkan fokus penelitian, memilih informan
sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menafsirkan data
dan membuat kesimpulan atas temuannya”.
Setelah fokus penelitian menjadi jelas, maka akan timbul kemungkinan mengembangkan instrumen penelitian sederhana yang diharapkan akan melengkapi data yang telah ditemukan selama melakukan observasi, wawancara dan dokumentasi.
Nelci Therik, 2014
PERAN ORANG TUA DALAM LAYANAN PENDIDIKAN BAGI ANAK TUNADAKSA DI SLB D YPAC BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
“Tehnik pengumpulan data merupakan langkah paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah
mendapatkan data” (Sugiono, 2011:308). Penelitian membutuhkan
data untuk mengetahui apakah variabel bebas dan variabel terikat terdapat hubungan yang fungsional. Data diperoleh menggunakan wawancara, observasi, dan dokumentasi.
1) Wawancara
Menurut Esterberg (2002, dalam Sugiono (2011:317) Wawancara adalah “ a meeting of two persons to exchange information and idea through question and responses, resulting in
communication and joint contruction of meaning about a particular topic””. Wawancara adalah pertemuan dari dua orang yang saling bertukar informasi dan ide melalui pertanyaan dan respon dari pertanyaan, hasil dari komunikasi dan gabungan konstruksi dari pengertian mengenai topik. Pertanyaan-pertanyaan yang akan diberikan berkaitan dengan dinamika peran orang tua, alasan yang mendasari orang tua ikut berperan aktif, bentuk peranan orang tua, dampak yang dirasakan ketika terlibat dalam pendidikan dan kendala serta cara mengatasinya.
Wawancara dilakukan secara fleksibel dan dalam suasana santai agar sumber data memperoleh rasa nyaman saat diteliti. Wawancara akan dilakukan kepada orang tua dan guru dari ATD hingga data yang dibutuhkan dirasa jelas. Alat bantu yang akan digunakan adalah alat rekam suara untuk mempermudah dokumentasi dan sebagai alat bukti.
2) Observasi
Menurut Nasution (Sugiono 2011:310) “Observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan”. Untuk itu dalam sebuah
Nelci Therik, 2014
PERAN ORANG TUA DALAM LAYANAN PENDIDIKAN BAGI ANAK TUNADAKSA DI SLB D YPAC BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
memudahkan para ilmuan untuk menjalankan penelitiannya. Observasi yang dilakukan bersifat partisipatif yaitu peneliti mengamati apa yang dikerjakan orang, mendengar apa yang mereka ucapkan dan berpartisipasi dalam activitas mereka. Selain itu observasi ini juga dilakukan dengan memberitahukan kepada sumber data bahwa peneliti sedang melakukan penelitian serta maksud dan tujuan peneliti meneliti, sehingga terjalin rasa saling percaya di antara sumber data dan peneliti. Objek observasi yang diambil adalah aktor, yaitu pelaku yang memainkan peran. Dimana akan diambil dua sumber data untuk diteliti. Sumber data yang akan di observasi dan diwawancara adalah keluarga anak tunadaksa yang memberikan partisipasi secara positif bagi perkembangan pendidikan anaknya.
Aspek-aspek yang akan dijadikan bahan observasi adalah: a. Keadaan orang tua, mencakup pemahaman dan perlakuan
keluarga terhadap ATD
b. Kondisi lingkungan sekitar ATD, mencakup lingkungan rumah dan sekolah
c. Sikap orang tua terhadap ATD
3) Dokumentasi
Dokumen adalah catatan peristiwa yang telah berlangsung dapat berupa gambar, tulisan, rekaman, dan karya lainnya.
Menurut Sugiyono (2012:83), “Hasil penelitian dari observasi
atau wawancara akan lebih kredibel atau dapat dipercaya kalau didukung oleh sejarah pribadi kehidupan dimasa kecil, di sekolah,
di tempat kerja, di masyarakat, dan autobiografi”. Data dari
Nelci Therik, 2014
PERAN ORANG TUA DALAM LAYANAN PENDIDIKAN BAGI ANAK TUNADAKSA DI SLB D YPAC BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Yang menjadi bahan dokumentasi adalah foto-foto keseharian subjek penelitian, cara subjek penelitian mengasuh ATD, rekaman-rekaman wawancara, dan lembaran profil subjek penelitian.
Adapun kisi-kisi penelitian adalah sebagi berikut:
No. Fokus Masalah Tujuan Aspek yang
Wawancara Keluarga
2 Apakah alasan
berperan aktif dalam
memberikan layanan
pendidikan bagi ATD
Alasan ikut
orang tua dan anak
Nelci Therik, 2014
PERAN ORANG TUA DALAM LAYANAN PENDIDIKAN BAGI ANAK TUNADAKSA DI SLB D YPAC BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
saat orang tua
berperan aktif
dalam layanan
pendidikan ATD?
saat orang tua
berperan aktif dalam
layanan pendidikan
E. Pengujian Keabsahan Data
Pengujian dalam penelitian ini menggunakan derajat kepercayaan atau uji kredibilitas. Sugiono (2011:368) mengemukakan bahwa ada
beberapa cara dalam uji kredibilitas yaitu “...dilakukan dengan cara perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan dalam penelitian, tringulasi, diskusi dengan teman sejawat, dan member check”. Untuk lebih jelasnya berikut adalah penjelasannya:
1. Perpanjangan pengamatan
Nelci Therik, 2014
PERAN ORANG TUA DALAM LAYANAN PENDIDIKAN BAGI ANAK TUNADAKSA DI SLB D YPAC BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
terbuka, dan saling percaya sehingga tidak ada informasi yang
disembunyikan lagi. Sugiono (2011:369) mengemukakan “berapa lama
perpanjangan penelitian ini dilakukan, akan sangat tergantung pada
kedalaman, keluasan dan kepastian data”. Kedalaman berkaitan dengan
penggalian data lebih dalam, keluasan berkaitan dengan ketuntasan informasi, dan kepastian data yang berarti data valid yang sesuai dengan apa yang terjadi.
2. Meningkatan ketekunan
Sugiono (2011:370) mengutarakan bahwa “meningkatkan
ketekunan berarti melakukan pengamatan secara lebih cermat dan
berkesinambungan”. Melalui cara inilah kepastian data dan urutan
peristiwa akan di rekam. Ketekunan berarti dengan cermat dan hati-hati mengecek kembali data-data yang terkumpul sehingga dapat membuat deskripsi data yang akurat dan sistemmatis.
3. Triangulasi
Triagulasi diartikan sebagai pengecekkan data dari berbagai sumber, cara dan waktu. Sugiono (2011:372) mengemukakan ada 3
triangulasi yaitu “...triangulasi sumber, triangulasi tehnik pengumpulan data, dan waktu”. Triangulasi sumber contohnya adalah guru↔orang tua↔teman. Untuk triangulasi tehnik pengumpulas data, misalnya wawancara↔dokumen↔observasi. Sedangkan uttuk triangulasi waktu misalnya pagi↔siang↔malam.
4. Menggunakan bahan referensi
Bahan referensi menurut Sugiono (2011:375) “...adanya pendukung untuk membuktikan data yang telah ditemukan oleh
peneliti”. Bahan referensi dapat berupa foto, rekaman, dan dokumen,
sehingga data peneliti dapat lebih dipercaya. 5. Mengadakan member check
Nelci Therik, 2014
PERAN ORANG TUA DALAM LAYANAN PENDIDIKAN BAGI ANAK TUNADAKSA DI SLB D YPAC BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
data yang diperoleh sesuai dengan data yang diberikan oleh pemberi data. Langkah ini dapat dilakukan setelah pengumpulan data selesai atau setelah mendapat satu kesimpulan. Sehingga setiap data yang diperoleh sesuai dengan apa yang dimaksudkan oleh nara sumber.
F. Analisis Data
Tehnik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data kualitatif dimana alat dan intrumen penelitian adalah peneliti itu sendiri. Menurut Sugiono (2012:60), menyatakan bahwa „Peneliti berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data,
menasirkan data dan membuat kesimpulan atas temuannya‟. Sugiono
(2012:91) juga menyatakan bahwa, „ aktivitas dalam analisis data, yaitu data reduction, data display dan conclusion drawing/verivication‟.
1) Reduksi data
Sugiono (2012:92) menyatakan bahwa, “mereduksi data berarti
merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal
yang penting, dicari tema dan polanya”. Dalam hal ini, terdapat
pemberian simbol berupa huruf besar atau kecil, angka bahkan simbol lainnya. Mereduksi dapat di lakukan dengan berdiskusi dengan orang yang dianggap ahli.
2) Display
Setelah mereduksi data, langkah selanjutnya adalah penyajian data
(data display). Menurut Sugiono (2012:95), “penyajian data dalam
kualitatif bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart, dan sejenisnya”.
Nelci Therik, 2014
PERAN ORANG TUA DALAM LAYANAN PENDIDIKAN BAGI ANAK TUNADAKSA DI SLB D YPAC BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3) Penarikan kesimpulan
Yang terakhir dari rangkaian analisis data adalah conclusion
drawing/verivication merupakan penarikan kesimpulan. Sugiono
(2012:99) menyatakan bahwa,
“Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah merupakan temuan baru yang
sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau gamabran obyek yang sebelumnya masih remang-remang atau gelap sehingga setelah diteliti
Nelci Therik, 2014
PERAN ORANG TUA DALAM LAYANAN PENDIDIKAN BAGI ANAK TUNADAKSA DI SLB D YPAC BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
KESIMPULAN
Setelah melakukan pendekatan dan pengolahan data, maka hasil pendekatan dan pengolahan data dibuat dalam bentuk kesimpulan dan saran yang kelak dapat digunakan sesuai kebutuhan penggunanya. Pada bab ini kesimpulan dan saran adalah sebagai bagian penutup dari penulisan skripsi ini.
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pendekatan yang dilakukan oleh peneliti, maka beberapa hal yang dapat disimpulkan adalah sebagai berikut:
1. Berdasarkan temuan di lapangan, dinamika peran orang tua dalam layanan pendidikan bagi ATD dimulai dari pengetahuan akan kondisi ATD yang dimiliki, yang menimbulkan kesadaran untuk memberikan layanan pendidikan dan harapan bahwa layanan pendidikan akan memberikan perkembangan kepada ATD, baik itu perkembangan dalam kognitif, komunikasi, sosial emosi, keterampilan dan perkembangan dalam kemandirian.
2. Alasan utama orang tua memberikan layanan pendidikan bagi ATD adalah karena ada kesadaran akan pentingnya layanan pendidikan dan harapan bahwa akan ada perubahan perkembangan kearah yang lebih baik pada diri ATD.
3. Berdasarkan fakta di lapangan, bentuk-bentuk partisipasi yang diberikan oleh keluarga ATD berupa peran dalam keuangan, peran berupa ide/gagasan, peran tenaga, dan peran berupa pemberian benda-benda kebutuhan ATD sangat membantu perkembangan ATD.
Nelci Therik, 2014
PERAN ORANG TUA DALAM LAYANAN PENDIDIKAN BAGI ANAK TUNADAKSA DI SLB D YPAC BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
B. Implikasi
Implikasi penelitian ini di tujukan kepada orang tua yang memiliki ATD, pembaca, pemerintah dan praktisi juga bagi peneliti yang berminat untuk melanjutkan penelitian ini.
1. Bagi keluarga (orang tua ATD)
Setelah subjek I (keluarga PR) dan subjek II (keluarga PO dan YF) terlibat dalam partisipasi pendidikan ATD, anak-anaknya mengalami kemajuan dalam perkembangan. Ada kemampuan yang muncul dan dapat dikembangkan sesuai kebutuhan anak. Untuk itu pengetahuan akan kondisi ATD sangat menentukan sebagai langkah awal dan pedoman untuk memberiakan layanan yang menjawab kebutuhan.Partisipasi dimulai dari pengetahuan dan pemahaman akan kondisi dan karakteristik ATD lalu memunculkan kesadaran dan harapan untuk mengembangkan potensi yang ATD miliki. Untuk itu keluarga ATD tidak perlu kuatir dan ragu untuk ikut berpartisipasi dalam memberikan layanan pendidikan.
2. Penyelenggara Pendidikan ATD
Nelci Therik, 2014
PERAN ORANG TUA DALAM LAYANAN PENDIDIKAN BAGI ANAK TUNADAKSA DI SLB D YPAC BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pendidikan, sehingga dapat dirasakan manfaatnya tidak hanya bagi ATD dan keluarganya namun masyarakat yang lebih luas.
3. Bagi peneliti yang akan melanjutkan penelitian ini
Nelci Therik, 2014
PERAN ORANG TUA DALAM LAYANAN PENDIDIKAN BAGI ANAK TUNADAKSA DI SLB D YPAC BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Mulyono. (2009). Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan dan PT Rineke Cipta
Ahmadi, H Abu dan Uhbiyati, Nur. (2003). Ilmu Pendidikan. Jakarta : Rineke Cipta
Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta.
Davis, Keith. (1987). Teori Partisipasi. Tersedia :
file:///E:/my%20sweety/teori%20partisipasi/Teori%20partisipasi.htm Delphie, Bandi. (2006). Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus.
Bandung : PT. Rafika Aditama.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1981). Pendidikan Nasional. Jakarta : PT. New Aqua Press.
Departemen Pendidikan Nasional. (2009). Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa ( Pendidikan Khusus dan Pendidikan Layanan Khusus).
Jakarta :Departemen Pendidikan nasional. Dulsseldrop. (1981). Teori Partisipasi. Tersedia :
file:///E:/my%20sweety/teori%20partisipasi/Teori%20partisipasi.htm Fahmi, Abu B. (2010). Menit Untuk Anakku. Jakarta : PT. Elex Media
Nelci Therik, 2014
PERAN ORANG TUA DALAM LAYANAN PENDIDIKAN BAGI ANAK TUNADAKSA DI SLB D YPAC BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gineofam. (2010). Mengasuh dan Mensukseskan Anak Berkebutuhan Khusus.
Jogjakarta : Garailmu
Gracinia, Juliska. (2009). Membesarkan Anak Menjadi Manusia Penuh Cinta. Jakarta : PT. Elex Media Komputindo
Hasbullah. (2005). Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta : PT. Rajagrafindo Persada
Kafler. Teori Partisipasi.tersedia:
file:///E:/my%20sweety/teori%20partisipasi/Teori%20partisipasi.htm
Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi II, cetakan ke 10 (1999)
Kosasi. (2010). Cara Bijak Memahami Anak Berkebutuhan Khusus. Bandung : Yrama
Widya
S, Sofyan. (2011). Konseling Keluarga. Bandung : Alfabeta Sastropoetro. (1995). Pengertian Partisipasi. Tersedia :
file:///E:/my%20sweety/teori%20partisipasi/Teori%20partisipasi.htm Slamet. Margono (1993). Teori Partisipasi. Tersedia :
file:///E:/my%20sweety/teori%20partisipasi/Teori%20partisipasi.htm Somantri, Sutjihati. (2007). Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung : PT.
Refikas Aditama `
Nelci Therik, 2014
PERAN ORANG TUA DALAM LAYANAN PENDIDIKAN BAGI ANAK TUNADAKSA DI SLB D YPAC BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sugiono. (2012). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung : Alfabeta Sugiono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatid dan R&D. Bandung : Alfabeta
Sutisna. Nia, dkk. Hand Out Perkuliahan Keluarga ABK.
Univeritas Pendidikan Indonesia. (2012). Pedoman penulisan Karya Ilmiah.