• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG KEAMANAN LA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG KEAMANAN LA"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG KEAMANAN LANSIA DI RUMAH

Yessy Anastasia A, Susilowati

Akademi Keperawatan Pamenang Pare – Kediri

ABSTRAK

Kehidupan yang berada di lingkungan tempat penelitian masih banyak rumah lansia yang tidak sesuai dengan keamanan lansia misalnya teras rumah banyak anak tangga seharus tidak terlalu banyak anak tangga karena akan menyebabkan lansia itu tidak nyaman apalagi sebagian besar lansia mengalami penurunan tajam penglihatan atau buram, penerangan yang kurang, lalu kamar lansia yang sempit masih jauh dari keamanan karena terlalu banyak barang yang seharusnya tidak ada di kamar lansia misal meja yang telalu banyak, lalu tempat tidur yang terlalu tinggi dan jauh dengan kamar mandi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pengetahuan keluarga tentang keamanan dirumah lansia saat dirumah maupun di lingkungan di Dusun koplakan Desa Kandangan Kec. Kandangan Kab. Kediri 2014.

Desain Penelitian yang di gunakan adalah Deskriptif. Pemilihan sampel menggunakan total sampling. Dengan sampel 20 keluarga itu pengetahuan keamanan pada lansia dirumah pada bulan April 2014. Data penelitian ini diambil dengan menggunakan kuesioner.

Hasil penelitian didapatkan Pengetahuan Keluarga Tentang Keamanan Pada Lansia Dirumah di dapatkan 7 responden (35%) berpengetahuan baik, 6 responden (30%) berpengetahuan cukup, dan7 responden (35%) berpengetahuan Kurang.

Pengetahuan keluarga tentang keamanan pada lansia di rumah, meningkatkan pengetahuan dan informasi merupakan hal yang harus diperhatikan oleh para keluarga, namun karena responden terbanyak memiliki pengetahuan yang kurang di karenakan kurangnya informasi, maka perlu bagi keluarga aktif dalam mengikuti penyuluhan apa bila ada penyuluhan, agar mendapat informasi yang jelas bagaimana acara merawat lansia terutama yang mengalami penurunan fungsi .

Kata Kunci : Pengetahuan, Keluarga, Keamanan ,Lansia,Dirumah

ABSTRACT

Fall is defined as an incident reported by sufferer or eyewitness who the incident that causes someone suddenly lay down on the floor or at the lower place with or without loosing consciousness or wound. The impact of fall, even without any physical injuries, but shock after fall and fear of fall again could have many consequences including anxiety and loosing self-confidence. The purpose of this research is to identify description of family’s knowledge about the safety for the elders in the house or at environment around in Koplakan Sub Village Kandangan Village Kandangan Sub District Kediri Regency in 2014.

Research design was descriptive with sample collection used total sampling technique. Population were all families who had the elders in Koplakan Sub Village Kandangan Village Kandangan Sub District Kediri Regency consisted of 20 respondents. Sample size consisted of 20 respondents. Research instrument was questionnaire.

(2)

Family’s knowledge about the safety for the elders in the house, increasing knowledge and

information is thing that must be concerned by many families, but because of most of respondents have low knowledge caused by lack of information, therefore they must be active in following guidance in order to get clear information about the way to take care the elders especially those who experience functional decrease.

Keywords : Knowledge, Family, Safety, The Elders

PENDAHULUAN

Lansia adalah seorang yang berusia 65 tahun keatas baik pria maupun wanita yang masih aktif beraktifitas dan bekerja ataupun mereka yang tidak berdaya untuk mencari nafkah sendiri sehingga bergantung pada orang lain untuk menghidupi dirinya. Pada lansia terjadi penurunan fungsi seperti gangguan jantung dan sirkulasi darah, gangguan system susunan saraf, gangguan system anggota gerak, gangguan penglihatan dan pendengaran, gangguan psikologis dan gangguan berjalan.

Kehidupan yang berada di lingkungan tempat penelitian masih banyak rumah lansia yang tidak sesuai dengan keamanan lansia misalnya teras rumah banyak anak tangga seharus tidak terlalu banyak anak tangga karena akan menyebabkan lansia itu tidak nyaman apalagi sebagian besar lansia mengalami penurunan tajam penglihatan atau buram, penerangan yang kurang,lalu kamar lansia yang sempit masih jauh dari keamanan karena terlalu banyak barang yang seharusnya tidak ada di kamar lansia misal meja yang telalu banyak,lalu tempat tidur yang terlalu tinggi dan jauh dengan kamar mandi. Hal ini tidak sesuai dengan keamanan tempat tinggal bagi lansia.

Menurut WHO (Word Health Organization) sekitar 30-50% dari populasi lanjut usia yang berusia 65 tahun keatas mengalami jatuh setiap tahunnya . Pada tahun 1999, 2000, dan 2001 masing-masing tercatat sebanyak 25 lansia, 31 lansia, dan 42 lania yang harus dirawat karena fraktur femur akibat jatuh (Maryam, dkk 2008). Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa kejadian jatuh pada lansia semakin meningkat dari tahun ketahun.Oleh karenaitu, usaha

pencegahan terjadinya jatuh pada lansia merupakan langkah yang perlu dilakukan karena bila sudah terjadi.jatuh, pasti akan menyebabkan komplikasi, meskipun ringan tetap memberatkan kondisi lansia (Darmojo&Martono 2004).

Berdasarkan hasil study pendahuluan yang telah dilakukan di Dusun Koplakan Kec.Kandangan pada tanggal 20 september 2013 didapatkan data jumlah keluarga yan hidup dengan lansia sebanyak 5 rumah. Rumah 5 tersebut keadaan belum ada yang memenuhi keselamatan bagi lansia.

Harapan dari kondisi di atas angka kecelakaan pada lansia berkurang atau lansia tidak mengalami cidera. Jika lansia hidup di kondisi lingkungan yang kurang mendukung (tidak sesuai dengan keamanan) maka lansia akan mengalami resiko cidera. Agar lansia bisa hidup dengan nyaman maka diperlukan lingkungan yang mendukung.

Rumah lansia yang tidak sesuai dengan keamanan seperti penerangan yang tidak baik (kurang atau menyilaukan), lantai yang licin dan basah, tempat berpegangan yang tidak kuat/tidak mudah dipegang dan alat-alat atau perlengkapan rumah tangga yang tidak stabil dan tergeletak di bawah.(Darmojo, 2004). Pegangan ini harus kokoh dan terpasang kuat.Selain itu, pastikan bahwa dudukan toilet cukup tinggi supaya lansia duduk dan bangkit berdiri dengan mudah.

(3)

suatu kejadian yang menyebabkan subyek yang sadar menjadi berada di permukaan tanah tanpa disengaja. Dan tidak termasuk jatuh akibat pukulan keras, kehilangan kesadaran, atau kejang. Kejadian jatuh tersebut adalah dari penyebab yang spesifik yang jenis dan konsekuensinya berbeda dari mereka yang dalam keadaan sadar mengalami jatuh (Stanley, 2006).

Cidera pada lansia dapat dihindari jika keamanan pada lansia diterapkan oleh keluarga. dengan standar keamanan yang sudah ada lansia dapat melakukan aktivitas secara mandiri tanpa rasa takut cidera dan bisa hidup nyaman.

Melihat fenomena diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai gambaran pengetahuan keluarga tentang keamanan dirumah lansia pada keluarga di dusun koplakan Kec.Kandangan.Maka dalam hal itu perawat dapat memberi penjelasan dan gambaran kepada keluarga dan lansia dengan cara penyuluhan kepada keluarga dan lansia.

METODE PENELITIAN

Penelitian dilakukan dengan pendekatan kuantitatif dengan desain penelitian deskriptif. Variabel dalam penelitian ini adalah pengetahuan keluarga tentang keamanan lansia di rumah . Waktu penelitian dilakukan Pada tanggal bulan April – Mei 2014 dengan lokasi penelitian di dusun koplakan Desa Kandangan Kec. Kandangan Kabupaten Kediri.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh keluarga dengan terdapat lansia di desa koplakan kecamatan kandangan dengan jumlah orang 20 rumah lansia.

Teknik sampling yang digunakan adalah total sampling dengan jumlah sampel 20 orang responden.

Pengambilan data dilakukan menggunakan kuesioner. Pengolahan data dengan teknik coding, scoring dan tabulating; sedangkan analisis data dilakukan secara deskriptif.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakteristik Pengetahuan keluarga tentang keamanan lansia di rumah dapat digambarkan dalam diagram pie sebagai berikut :

Diagram 1 Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan hasil evaluasi pengetahuan keluarga tentang keamanan lansia di rumah, di Dusun Koplakan Desa Kandangan Kecamatan Kandangan Kabupaten Kediri Tahun 2014.

Berdasarkan diagram 1 menunjukkan sebanyak 7 responden (35%) memiliki pengetahuan kurang dan sebanyak 7 responden (35%) berpengetahuan baik.

Pengetahuan adalah merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan suatu obyek tertentu (Notoadmodjo, 2003). Pengetahuan seseorang dapat di kategorikan menjadi pengetahuan baik, cukup, kurang, dan kurang sekali. Hal ini dapat di pengaruhi oleh faktor pengalaman, tingkat pendidikan, umur, pekerjaan, informasi dan pengalaman (Notoadmodjo, 2003)

(4)

responden dengan tingkat pendidikan SD yaitu sebanyak 10 responden (50%),dengan pendidikan SMP yaitu 5 responden (25%),dengan tingkat pendidikan PT yaitu 2 responden (10%). . Menurut Bloom dalam Notoatmodjo (2005), semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka akan semakin mudah untuk menerima dan menangkap informasi yang dibutuhkan sehingga pengetahuannya juga akan semakin tinggi/baik. Tetapi pendidikan bukanlah sesuatu yang mutlak mempengaruhi pengetahuan, faktor lingkungan, pengalaman dan teman sebaya juga mempengaruhi pengetahuan. Beberapa faktor tersebut tidak di teliti dalam penelitian ini, tetapi tidak dapat di pungkiri bahwa faktor-faktor tersebut dapat mempengaruhi pengetahuan keluarga. Bisa di buktikan pada saat penelitian hambatannya adalah ada keluarga yang pendidikannya SD dengan score pengetahuan gambaran pengetahuan keluarga tentang keamanan pada lansia di rumah kurang.

Pengetahuan bisa didapat dari berbagai sumber, salah satunya informasi. informasi merupakan salah satu sumber pengetahuan. Dengan adanya informasi tentang keamanan pada lansia, keluarga menjadi lebih tahu tentang bagaimana cara merawat lansia yang aman dan nyaman. Hal ini dibuktikan dengan hasil score keluarga yang pernah mendapatkan informasi sebanyak 10 responcen (50%) mendapat informasi dari tenaga kesehatan, sedangkan seagian yang mendapat informasi di luar tenaga kesehatan .Menurut Wied Hary A (1996) informasi akan memberikan pengaruh pada pengetahuan seseorang. Meskipun seseorang memiliki pendidikan yang rendah tetapi jika ia mendapat informasi yang baik dari berbagai media, misalnya TV, radio atau surat kabar maka hal itu akan dapat meningkatkan pengetahuan seseorang. Bisa di buktikan pada saat penelitian sebagian besar keluarga yang sudah pernah mendapatkan informasi dengan pengetahuan gambaran pengetahuan keluarga tentang keamanan pada lansia di rumah.

Pengetahuan dapat di pengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya yaitu umur. Singgih (1998), mengemukakan bahwa semakin tua umur seseorang maka proses-proses perkembangan mentalnya bertambah baik. Dalam penelitian ini sebagian besar responden berusia 46 – 50 tahun 12 responden (60%), dan sebagian responden berusia 51-55 tahun yaitu 8 responden (40%). Abu Ahmadi (2001), mengemukakan bahwa memang daya ingat seseorang itu salah satunya dipengaruhi oleh umur. Dari uraian ini maka dapat kita simpulkan bahwa bertambahnya umur seseorang dapat berpengaruh pada pertambahan pengetahuan yang di perolehnya, akan tetapi pada umur-umur tertentu atau menjelang usia lanjut kemampuan penerimaan atau mengingat suatu pengetahuan akan berkurang. Bisa di buktikan pada saat penelitian sebagian besar keluarga yang sudah pernah mendapatkan informasi dengan score pengetahuan gambaran pengetahuan keluarga tentang keamanan pada lansia dirumah baik.

Pengalaman merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan. Pengalaman pribadi dapat di gunakan sebagai upaya untuk memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang di peroleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa lalu (Notoadmodjo 1997). Bisa di buktikan pada saat penelitian hampir separuh dari responden yang sudah pernah mendapatkan informasi dengan pengetahuan gambaran pengetahuan keluarga tentang perawatan penyakit reumatoid arthritis pada lansia baik.

(5)

sebanyak 7 responden (35%), sedangkan yang mata pencaharian sopir yaitu 4 responden (20%), sedangkan wiraswasta yaitu 2 responden (10%), sedangkan IRT yaitu 7 responden (35%). Bekerja bagi keluarga mempunyai pengaruh terhadap kehidupannya sehingga keluarga tidak punya banyak waktu untuk mendapatkan informasi.

Keluarga berupaya mendorong lansia untuk terlibat langsung dalam kegiatan-kegiatan baik dirumah maupun diluar rumah termasuk pengembangan hobi. Keluarga memberikan dorongan dan memberikan fasilitas atau kemudahan yang memungkinkan lansia untuk mengamalkan kemampuan dan keterampilan serta kearifan yang dimilikinya. Sementara lansia Adapun tugas perkembangan pada lansia dalam adalah : beradaptasi terhadap penurunan kesehatan dan kekuatan fisik, beradaptasi terhadap masa dan penurunan pendapatan, beradaptasi terhadap kematian pasangan, menerima diri sebagai individu yang menua, mempertahankan kehidupan yang memuaskan, menetapkan kembali hubungan dengan anak yang telah dewasa, menemukan cara mempertahankan kualitas hidup (Potter & Perry, 2009). Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (Notoatmodjo, 2003), selain karena terjadi penurunan fungsi organ pada lansia (Nugroho, 2006) ditambah dengan keadaan lansia yang mengalami penurunan fungsi maka peran keluarga dalam merawat lansia sangat diperlukan, akhirnya sangat penting bagi keluarga mendapat informasi untuk mengetahui bagaimana cara merawat lansia yang penurunan fungsi dan lansia terhindar dari kecelakaan atau terjatuh dan lain-lain.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada gambaran pengetahuan keluarga tentang keamanan pada lansia di rumah keluar dapat diambil kesimpulan: Pengetahuan keluarga

tentang keamanan pada lansia di rumah termasuk kategori kurang sebanyak 7 responden (35%).

KEPUSTAKAAN

Bandiyah,Siti.(2009).Lanjut Usia:Yogjakarta Darmojo, B.R, &Martono, H.H. (2004).Buku ajar

Geriatrik; Ilmu kesehatan lanjut usia,Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Maryam, S.R., dkk (2008).Mengenal usia lanjut dan perawatannya.Jakarta: Salemba Medika.

Nugroho, W. (2008).Gerontik&Geriatrik. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Nugroho,Wahjudi.(2012).Keperawatan Gerontik:Jakarta:EGC

Perry & Potter.(2005).Buku Ajar Fundametal Of Nursing.EGC

Soekidjo, Notoatmodjo. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta

Tamsuri, Anas. 2006.Buku Saku Komunikasi Dalam Keperawatan. Jakarta : EGC 2008. Panduan Praktis Riset Keperawatan Bagi Pemula. Kediri: Diktat Pembelajaran Riset Akademi Keperawatan Pamenang

Nursalam. 2008. Pendekatan Praktis Metodologi Riset Keperawatan. Jakarta : Sagung Seto 2003. Konsep & Penerapan Metodologi

Penelitian Ilmu Keperawatan: Pedoman Skripsi, Tesis, dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika ________. 2008. Konsep dan Penerapan

Metodologi Riset Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Ed.V. Jakarta :

Rineka Cipta.

Referensi

Dokumen terkait

Kajian kes dilakukan di Sekolah Menengah Teknik Batu Pahat yang mana pelajar-pelajar aliran kejuruteraan awam telah dipilih untuk mewakili keseluruhan pelajar untuk melihat

Analisis laju erosi dengan metode USLE, perlu dikalibrasi yaitu dengan memasang alat penakar curah hujan otomatis (ARR) dan alat pencatat muka air otomatis (AWLR) di

Sungai Salor merupakan sungai buatan (irigrasi primer) yang digunakan untuk mengaliri sawah di lahan 1.000 ha. Sungai Salor tergolong dalam saluran sekunder yang sumber

President of ICSB Indonesia Co-Founder of World Marketing Community Founder & Patron of Asia Marketing

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai peran guru dalam penerapan disiplin siswa kelas XI IPS di SMA Negeri 4 Sungai Raya, maka dapat ditarik kesimpulan

tidak merasa adanya suatu ajaran yang dipaksakan kepada anggota paduan suara Alyans yang lain. Walaupun berbeda keyakinan, anggota Alyans tetap menjalankan ajaran

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan pengikatan khitosan terhadap logam berat timbal (Pb) pada limbah karagenan dan menentukan konsentrasi terbaik

Dari masing-masing kelompok diukur diameter tumor sebelum dan sesudah perlakuan, dan diambil massa tumornya setelah perlakuan yang selanjutnya dibuat preparat