• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUGAS EKONOMI INTERNASIONAL Revisi .docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "TUGAS EKONOMI INTERNASIONAL Revisi .docx "

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

1

TUGAS EKONOMI INTERNASIONAL

“ANALISA DOKUMENT IMPORT DALAM

PANDANGAN INTERNASIONAL ( STUDY

KASUS PT. LUNG MAKMUR ABADI )”

DOSEN PENGAJAR

IBU SITI MARYAMA SE,MM

OLEH

ARIF PRASETIO – 3013.02.3019

NOVEL PRIYONO – 2013.02.3000

AULIA FIRLI – 2013.02.3002

(2)

2

BAB 1.

Latar Belakang Masalah

Pertumbuhan pembangunan yang begitu pesat menampilkan Indonesia sebagai

bagian dari komunitas global. Hal ini tidak terlepas dari pembangunan ilmu

pengetahuan dan teknologi yang berkembang semakin maju dari waktu ke

waktu, sehingga pada akirnya menuntut pembangunan hubungan luar negeri

yang dapat mensejajarkan kedudukan bangsa indonesia dengan

bangsa-bangsa lain di dunia. Salah satunya dalam hal perdagangan dunia,

misalnya kegiatan ekspor impor. Ekspor adalah perdagangan dengan cara

mengirimkan barang dari dalam negeri keluar negeri wilayah pabean dengan

ketentuan yang berlaku, Impor adalah perdagangan dengan cara memasukkan

barang dari luar negeri kedalam wilayah pabean indonesia dengan memenuhi

ketentuan yang berlaku.

Transaksi ekspor impor barang kemancanegara ternyata mengandung risiko

cukup besar. Apalagi dalam sistem perdagangan modern seperti saat ini, risiko

yang dihadapi para eksportir bertambah, salah satunya adalah risiko kegagalan

pembayaran yang mungkin saja terjadi dalam suatau transaksi ekspor, begitu

(3)

Beberapa resiko kegagalan yang mungkin timbul, antara lain importir

mengalami kebangkrutan alias pailit, keterlambatan pembayaran karena tidak

diperkenankan transfer devisa oleh pemerintah negara importir,

diberlakukannya peraturan lain dalam pembayaran impor, pembatalan izin

impor, atau karena ada perang yang terjadi di negara importir, sehingga

pembayaran batal.

Dalam kaitannya dengan pembangunan bidang perdagangan dan perindustrian,

Pemerintah memberikan keleluasaan kepada para pengusaha untuk dapat

melakukan kegiatan yang dapat menunjang usaha mereka. Salah satunya

dalam hal yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah kegiatan impor, salah

satu konsekuansi dari impor ini adalah adanya pembebasan Bea masuk kepada

pihak impor (importer).

Seiring dengan perkembangan pembangunan pada sektor perindustrian dan

perdagangan yang demikian pesatnya akhir-akhir ini meningkatkan arus lalu

lintas keluar masuk barang ke wilayah Indonesia. Dalam hubungan dengan

penerimaan negara dari sektor pajak, peningkatan lalu lintas barang yang

masuk ke wilayah Indonesia atau berakibat pada meningkatnya pendapatan

negara yang berasal dari pengenaan bea masuk atas barang-barang impor

(4)

Meningkatnya arus lalu lintas barang yang masuk ke wilayah Indonesia

menimbulkan berbagai macam pelanggaran di bidang kepabeanan maka dari

(5)

untuk mengantisipasi pelanggaran yang terjadi dan sedapat mungkin

menghilangkannya hal ini dapat dilakukan dengan menyempurnakan prosedur

impor baik dalam hal kedatangan barang, pengangkutan barang,

pembongkaran barang, penimbunan maupun pengeluaran barang. Tahap

pengangkutan barang adalah tahap yang penting karena dalam tahap ini

akan menentukan apakah barang impor tersebut telah memenuhi prosedur

yang berlaku atau tidak, sehingga barang tersebut akan dapat di keluarkan

atau tidak dari daerah pabean.

Pengeluaran barang impor dari daerah pabean tergantung dari kepentingan

importir barang itu sendiri. Barang-barang tersebut ada yang untuk dipakai dan

di impor sementara. Jenis impor yang di tetapkan oleh undang-undang

kepabeanan ada 2 (dua) yaitu impor untuk dipakai dan impor

sementara/diekspor kembali. Sehingga prosedur yang berlaku pada setiap

barang impor itu berbeda-beda dan pelaksanaannya dilakukan oleh pejabat

Bea dan Cukai yang telah ditunjuk dalam jabatan tertentu berdasarkan

undang-undang. Berikut identifikasi jenis impor yang di tetapkan oleh undang-undang

(6)

Tabel I. 1

Pelaksanaan kegiatan impor di suatu negara harus berpedoman pada undang-undang

yang berlaku, untuk itu jika tidak maka akan menimbulkan kerugian yang cukup besar

bagi negara dan dapat mempengaruhi kelancaran yang sedang di laksanakan, serta

tidak kalah pentingnya akan mempersulit negara Indonesia untuk dapat

(7)

BAB 2.

Perumusan masalah

Untuk memudahkan pembahasan masalah serta pemahamanya maka penulis

merumuskan masalahnya sebagai berikut:

1. Syarat – syarat Pemerintah menetapkan dokumen import.

2. Bagaimanakah tata laksana impor barang pada PT. LUNG MAKMUR ABADI selaku perusahaan yang bergerak di bidang jasa Trading Accesoris HVAC ?

BAB 3.

Syarat – syarat dokumen import yang ditetapkan oleh

Pemerintah

prosedur import barang resmi

yang diijinkan untuk melakukan importasi barang hanyalah perusahaan yang mempunyai nomor identitas kepabeanan (nik) atau nomor registrasi importir (spr). bila sebuah

perusahaan ingin mendapatkan fasilitas ijin impor, maka perusahaan tersebut terlebih dahulu harus mengajukan permohonan ke direktorat jendral bea dan cukai untuk mendapatkan nik/ spr.

adapun perusahaan yang belum mempunyai nik/ spr maka hanya diijinkan melakukan importasi sekali saja.

persyaratan tambahan yang juga harus dipenuhi sebelum perusahaan melakukan importasi adalah harus mempunyai angka pengenal impor (api) yang dikeluarkan oleh kementerian perdagangan. apabila perusahaan belum mepunyai api dan berniat melakukan importasi harus terlebih dahulu mendapatkan persetujuan impor tanpa api.

(8)

Syarat-syarat Kelengkapan Dokumen dan Prosedur Import

:

*Surat Ijin Usaha Perusahaan ( SIUP )

* Angka Pengenal Impor ( API ) * Sertifikat Registrasi Pabean ( SRP ) * Nomor Pokok Wajib Pajak ( NPWP ) * Tanda Daftar Perusahaan ( TDP )

* Nomor Pengenal Importir Khusus ( NPIK ) * Importir Terdaftar ( IT )

* Invoice / Packing List Barang Impor * Purchasing Order ( PO) / Sales Contract * Surat Kuasa

(9)

Adapun penjelasan prosedur umum proses impor di indonesia

adalah sebagai berikut :

1. importir mencari supplier barang sesuai dengan yang akan diimpor.

2. setelah terjadi kesepakatan harga, importir membuka l/c di bank devisa dengan melampirkan po mengenai barang-barang yang mau diimpor; kemudian antar bank ke bank luar negeri untuk menghubungi supplier dan terjadi perjanjian sesuai dengan perjanjian isi l/c yang disepakati kedua belah pihak.

3. barang–barang dari supplier siap untuk dikirim ke pelabuhan pemuatan untuk diajukan.

4. supplier mengirim faks ke importer document b/l, inv, packing list dan beberapa dokumen lain jika disyaratkan (serifikat karantina, form e, form d, dsb)

5. original dokumen dikirim via bank / original kedua ke importir

6. Pembuatan/ pengisian dokumen PIB (Pengajuan Impor Barang). Jika importir mempunyai Modul PIB dan EDI System sendiri maka importir bisa melakukan penginputan dan pengiriman PIB sendiri. Akan tetapi jika tidak mempunyai maka bisa menghubungi pihak PPJK (Pengusaha Pengurusan Jasa Kepabeanan) untuk proses input dan pengiriman PIB nya.

7. Dari PIB yang telah dibuat, akan diketahui berapa Bea masuk, PPH dan pajak yang lain yang akan dibayar. Selain itu Importir juga harus mencantumkan dokumen kelengkapan yang diperlukan di dalam PIB.

8. Importir membayar ke bank devisa sebesar pajak yang akan dibayar ditambah biaya PNBP

9. Bank melakukan pengiriman data ke Sistem Komputer Pelayanan (SKP) Bea dan Cukai secara online melalui media Pertukaran Data Elektronik (PDE)

10.Importir mengirimkan data Pemberitahuan Impor Barang (PIB) ke Sistem Komputer Pelayanan (SKP) Bea dan Cukai secara online melalui media Pertukaran Data Elektronik (PDE)

11.Data PIB terlebih dahulu akan diproses di Portal Indonesia National Single Window (INSW) untuk proses validasi kebenaran pengisian dokumen PIB dan proses verifikasi perijinan (Analizing Point) terkait Lartas.

12.Jika ada kesalahan maka PIB akan direject dan importir harus melakukan pembetulan PIB dan mengirimkan ulang kembali data PIB

13.Setelah proses di portal INSW selesai maka data PIB secara otomatis akan dikirim ke Sistem Komputer Pelayanan (SKP) Bea dan Cukai.

(10)

15.Jika data benar akan dibuat penjaluran

16.Jika PIB terkena jalur hijau maka akan langsung keluar Surat Persetujuan Pengeluaran Barang (SPPB)

17.Jika PIB terkena jalur merah maka akan dilakukan proses cek fisik terhadap barang impor oleh petugas Bea dan Cukai. Jika hasilnya benar maka akan keluar SPPB dan jika tidak benar maka akan dikenakan sanksi sesuai undang-undang yang berlaku.

18.Setelah SPPB keluar, importir akan mendapatkan respon dan melakukan pencetakan SPPB melalui modul PIB

19.Barang bisa dikeluarkan dari pelabuhan dengan mencantumkan dokumen asli dan SPPB

Beberapa hal yang membuat dokumen mendapat Jalur Merah

antara lain :

8. Barang impor yang termasuk dalam komoditi berisiko tinggi dan/atau berasal dari negara yang berisiko tinggi

TATA CARA IMPORT BARANG RESMI

Pada dasarnya import barang mempunyai dasar Hukum

UU Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan, sebagaimana telah diubah dengan UU Nomor 17 Tahun 2006;

Kep. Menkeu No. 453/KMK.04/2002 tentang Tatalaksana Kepabeanan di Bidang Impor, sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Kep. Menkeu No.

112/KMK.04/2003;

(11)

 bidang Import atau Kepabeanan

BC atau bea cukai sering disebut kepabeanan adalah segala sesuatu yang

berhubungan dengan pengawasan atas lalu-lintas barang yang masuk atau keluar Daerah Pabean serta pemungutan bea masuk dan bea keluar.

Sedangkan import adalah Kegiatan memasukan barang ke dalam Daerah Pabean

 Pabean

Setelah kita mengetahui Import maka kita harus mengetahui daerah pabean adalah wilayah Republik Indonesia yang meliputi wilayah darat, perairan, dan ruang udara di atasnya, serta tempat-tempat tertentu di Zona Ekonomi Eksklusif dan landas kontinen yang di dalamnya berlaku Undang-Undang Kepabeanan.

Barang yang dimasukkan ke dalam Daerah Pabean diperlakukan sebagai BARANG IMPOR dan terutang Bea Masuk

 Kawasan Pabean

Barang import biasaya akan masuk melalui Kawasan Pabean , sedangkan Kawasan pabean adalah kawasan dengan batas-batas tertentu di di pelabuhan laut,Bandar udara, atau tempat lain yang ditetapkan untuk lalu lintas barang yang sepenuhnya berada di bawah pengawasan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.

Impor untuk di pakai :

Memasukkan barang ke dalam Daerah Pabean dengan tujuan untuk dipakai; atau Memasukkan barang ke dalam Daerah Pabean untuk dimiliki atau dikuasai oleh orang yang berdomisili di Indonesia.

Syarat Pengeluaran barang Impor untuk dipakai setelah diserahkan : Pemberitahuan Pabean dan dilunasi Bea Masuk dan PDRI;

Pemberitahuan pabean dan Jaminan; atau Dokumen pelengkap pabean dan jaminan.

Penjaluran

 JALUR MERAH, adalah proses pelayanan dan pengawasan pengeluaran Barang Impor dengan dilakukan pemeriksaan fisik, tetapi dilakukan penelitian dokumen setelah penerbitan Surat Persetujuan Pengeluaran Barang (SPPB);

 JALUR HIJAU, adalah proses pelayanan dan pengawasan pengeluaran Barang Impor dengan tidak dilakukan pemeriksaan fisik, tetapi dilakukan penelitian dokumen setelah penerbitan Surat Persetujuan Pengeluaran Barang (SPPB);

 JALUR KUNING, adalah proses pelayanan dan pengawasan pengeluaran Barang Impor dengan tidak dilakukan pemeriksaan fisik, tetapi dilakukan penelitian dokumen sebelum penerbitan SPPB;

 JALUR MITA Non-Prioritas;

 JALUR MITA Prioritas.

o Kriteria jalur Merah : Importir baru;

Importir yang termasuk dalam kategori risiko tinggi (high risk importir); Barang impor sementara;

Barang Operasional Perminyakan (BOP) golongan II; Barang re-impor;

Terkena pemeriksaan acak;

Barang impor tertentu yang ditetapkan oleh Pemerintah;

Barang impor yang termasuk dalam komoditi berisiko tinggi dan/atau berasal dari negara yang berisiko tinggi.

o Kriteria jalur Hijau :

(12)

dimaksud dalam kriteria jalur merah

o Kriteria jalur Prioritas :

Importir yang ditetapkan sebagai Importir Jalur Prioritas

o Pemeriksaan Pabean :

Jalur Merah dilakukan penelitian dokumen dan pemeriksaan fisik barang; Jalur Hijau hanya dilakukan penelitian dokumen;

Jalur Prioritas tidak dilakukan Pemeriksaan Pabean sebagaimana yang dilakukan terhadap jalur merah atau hijau.

Sangat rendah – barang diperiksa di gudang importir (importir jalur prioritas)

pemeriksaan fisik dilakukan dengan memeiksa barang secara merata sesuai dengan % pemeriksaan terhadap keseluruhan barang.

 Pembayaran

o Pembayaran Biasa :

semua pembayaran dilakukan di Bank Devisa Persepsi

o Pembayaran di Bea dan Cukai hanya diperbolehkan dalam hal Tidak terdapat bank devisa persepsi

o Untuk barang impor awak sarana pengangkut, pelintas batas dan barang penumpang.

(13)

Prinsip umum : Perijinan harus ada pada saat importir mengajukan PIB

(14)

BAB 4.

Bagaimanakah tata laksana impor barang pada PT. LUNG

MAKMUR ABADI selaku perusahaan yang bergerak di bidang

jasa Trading Accesoris HVAC ?

PT. LUNG MAKMUR ABADI

Pre – Insulated Duct & HVAC Accessories

Office & Workshop:

Taman Tekno BSD, Sektor XI Blok M No. 16

Tangerang 15310 – INDONESIA

Telp : (+62) 21-75882609 Fax : (+62) 21-75882610

Email:

lma.lung@yahoo.com.sg

PT. Lung Makmur Abadi

berdiri sejak 22 Desember 2005, dimana

telah mensuplai produk-produk kami ke banyak proyek HVAC di

Indonesia

VISI

Menjadi Perusahaan Inovatif di Dunia HVAC.

MISI

Secara berkesinambungan meningkatkan Sumber Daya

Manusia sehingga menghasilkan produk - produk HVAC yang

(15)

KEBIJAKAN

PERUSAHAAN

Selalu memberikan pelayanan yang terbaik, guna

memenuhi kebutuhan pelanggan dengan memberikan produk

yang terbaik dari segi kualitas barang, ketepatan waktu serta

pelayanan purna jual yang cepat dan tepat.”

PT.Lung Makmur Abadi adalah perusahaan yang bergerak

dibidang Agen / Distributor Pre – Insulated Duct & HVAC

Accessories.

(16)
(17)
(18)

(19)
(20)
(21)
(22)

Contoh alur Import barang dari PT. Lung Makmur Abadi ( Indonesia ) ke Vibratech ( Malaysia ) berdasarkan document yang diberikan oleh pihak ( Kantor ) Lung Makmur.

1. PT Lung Makmur Abadi melakukan pemesanan barang ke Vibratech, biasanya melalui email, fax atau phone ( membuat Purchase Order )

2. Setelah itu oleh Vibratech dibuatkan Sales Order / Sales Contract.

3. Setelah Sales Order disetujui oleh kedua belah pihak maka oleh vibratech akan mempersiapkan barang yang akan dikirim. Jika barang belum ready PT. Lung Makmur Siap untuk menunggu sesuai waktu yang telah di sepakati.

4. Pengiriman barang dapat dilakukan melalui laut maupun udara sesuai degan kebutuhan barang di proyek .

5. Setelah semuanya ready Pihak Vibratech akan menerbitkan Invoice, Packing List, BL, Form D serta sales contract untuk proses pengeluaran barang di Indonesia. 6. Di dalam Sales Contract berisi cara Pembayaran adalah 80% setelah barang

diterima ( oleh PT Lung Makmur ), sisanya 20% dibayar 60 hari setelah pembayaran pertama.

7. Bank devisa Vibratech di Malaysia adalah MALAYAN BANKING BERHAD, sedangkan di PT Lung Makmur menggunakan Bank PANIN untuk melakukan pembayaran

8. Dokumen B/L ( Bill of landing ) beserta beserta dokumen pendukung lainnya seperti Packing List akan dikirim melalui jasa pos atau kiriman kilat setelah barang selesai di proses di Malaysia. Makmur maka dokumen tersebut di kirimkan kepada pihak PPJB yang mengurus Custom Clearent barang.

11.Pihak PPJK ( Pengusaha Pengurus Jasa Kepabean ) juga mengurus asuransi perjalanan barang / Marine Insurance untuk Total Loss Clause ( Cargo )

12.Pihak PPJK akan menerbitkan PIB ( surat pemberitahuan import barang ) dan melakukan pembayaran pajak Import serta bea masuknya.

(23)
(24)
(25)
(26)
(27)
(28)
(29)
(30)
(31)
(32)
(33)
(34)
(35)
(36)

BAB 5.

KESIMPULAN DAN PENUTUP

Semua prosedur yang dilakukan oleh PT. Lung Makmur dalam melakukan Import barang sudah sesuai dangan regulasi yang diatur oleh pemerintah

Sebenarnya harga jual barang Import dapat ditekan jika praktek “Ekonomi mahal di Indonesia bisa di tekan bahkan dihapuskan”. DUNIA ini rusak bukan karena banyaknya orang jahat tetapi karena saat ini orang mbiarkan dan tidak perduli terhadap pengrusakan dan kejahatan tersebut.

Gambar

Tabel I. 1Pengertian dan Perbedaan Jenis Impor

Referensi

Dokumen terkait

Pendidikan merupakan sara terbaik yang di desain guna melahirkan sebuah generasi yang baru pemuda-pemudi yang tidak akan kehilangan ikatan dengan tradisi mereka sendiri,

Hubungan kemampuan metakognisi dan membaca cepat berdasarkan taksonomi Barrett adalah cara bagaimana siswa dapat mengenali kemampuan memahami bacaan dari dalam

Pada laporan data alumni pertahun wisuda, sistem akan memberikan pilihan kepada admin, untuk memilih laporan alumni ditahun berapa yang akan di cetak,

Menurut Lofland (1984:47) dalam Moleong (2014) menjelaskan, data utama dalam penelitian kualitataif ini berupa kata, tindakan, dan data tambahan serta dokumen

yang dirancang sesuai dengan mahasiswa yang menjadi subjek atau tidak. Dalam penelitian ini hanya dilakukan evaluasi formatif yang bertujuan untuk memvalidasi

[r]

Dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab tersebut seorang Manager Humas dibantu oleh seorang Assistant Manager.Assistant, Manager tersebut mempunyai tugas pokok dan

Tanggapan tanaman kedelai terhadap pemberian besi pada campuran tanah mineral dan kapur dengan