PERTEMUAN 10
METODE PENGUKURAN MOMEN DAN DAYA
A.Pengukuran Daya
Menurut sejarah, orang sudah mengenal apa yang dinamakan alat pengukur daya dari suatu mesin dengan datangnya dynamo. Karena perkembangan pembuatan mesin atau motor yang kontinu dari tahun ketahunnya, maka secara otomatis perkembangan alat ukurnya berkembang pula, baik dalam segi konstruksi maupun bentuk perencanaannya yang mana ini akan menghasilkan ketelitian pengukuran yang baik.
Sebetulnya pengukuran daya mesin merupakan pengukuran torsi yang berhubungan dengan tenaga mekanik, baik untuk tenaga yang diperlukan maupun tenaga yang dikembangkan oleh mesin. Dalam hal ini perlengkapan-perlengkapan pengukur torsi itu biasanya dianggap sebagai dynamometer. Dewasa ini dynamometer itu dipergunakan untuk pengukuran pada seluruh perkembangan dari kerja mesin, mulai dari percobaan dan pengetesan motor bersilinder tunggal sampai motor pesawat terbang. Tetapi dalam hal ini bila mesin dalam keadaan tetap atau diam maka pengukuran dayanya sederhana dan mudah untuk dibuat, tetapi untuk keadaan dinamis mungkin sukar untuk menentukan pengukuran dayanya. Ukuran atau besaran untuk kerja suatu motor biasanya dalam bentuk torsi dan tenaga kuda.
Torsi adalah gaya putar yang dihasilkan oleh poros engkol atau kemampuan motor untuk melakukan kerja, tetapi disini torsi merupakan jumlah gaya putar yang diberikan ke suatu mesin atau motor pembakaran terhadap panjang lengannya. Torsi biasanya diberi simbol
. Satuan untuk satuan torsi adalah Pounds-feet atau pounds-inch,dalam satuan British adalah ft.lb.Hp.
Hubungan torsi dan tenaga kuda dapat ditulis atau ditunjukan dengan rumus sebagai berikut:
5252 = Konstanta (jumlah harga yang tidak bisa diubah) Catatan:
kg 0,1364 kg.m)(0.1047 dt)
= 0,0142810875kg.mkg/dt.m.dt
1 Winther,J.B,”Dynamometer Handbook of Basic Theory and Aplications”,Cleveland,Ohio:Eaton
5252 = Konstanta (jumlah harga yang tidak bisa diubah)
Jika kita ketahui putaran dan tenaga kuda dari mesin yang akan di test maka torsinya dapat dicari atau sebaliknya.
Meskipun banyak type-type dynamometer yang digunakan, tetapi pada prinsipnya semua itu bekerja seperti dilukiskan dalam gambar II.1
Keterangan gambar:
r : Jari-jari rotor (ft) Wc : Beban pengimbang (N) f : Gaya kopel (ft.lb)
Gambar II.1. Prinsip Kerja Dynamometer
Prinsip kerja sebagai berikut:
Rotor (A) diputarkan oleh sumber daya motor yang ditest, dipasangkan secara mekanis, elektris, magnetic, hydraulic, dengan stator, dalam keadaan setimbang. Bila dalam keadaan diam maka ditambahkan sebuah beban pengimbang (Wc) yang dipasangkan pada (B) dan diengselkan pada stator. Karena gesekan yang timbul, maka gaya yang terjadi didalam stator diukur dengan timbangan (C) dan penunjukannya merupakan beban atau muatan dynamometer.
Jadi kerja tiap putaran: 2
.r.f...(2.1)Momen luar yang dihasilkan dari pembacaan W pada timbangan (C) dan lengan (L) harus setimbang dengan momen putar yaitu: r x f
Maka: r x f = W x L . Jika motor berputar dengan n putaran tiap menit, maka kerja per menit harus sama dengan: 2
.W.L.n , harga ini merupakan suatu daya, karena menurut definisi daya dibatasi oleh waktu, kecepatan putar dan kerja yang terjadi.Dynamometer pada gambar II.1 tidak memakai beban kontra (Wc = 0); Gaya pada skala timbangan (W) terjadi karena berat lengan, dan berat yang tidak seimbang itu disebut “TARE” dynamometer. Tare ini ditentukan dengan kalibrasi dynamometer dan dikompensasi dengan pemilihan beban (W) yang cocok ataupun dengan penyetelan skala timbangan.
Energi yang diberikan motor penggerak pada dynamometer harus dapat di ubah menjadi gerak dan panas. Dalam bab berikut ini beberapa type dynamometer akan dibahas.
B. Dynamometer
Beberapa type dynamometer dipakai dalam pengetesan kerja mesin, tetapi menurut cara kerjanya dynamometer dibagi menjadi 3 macam yaitu:
1. Dynamometer Absorbsi 2. Dynamometer Transmisi 3. Dynamometer Penggerak 1. Dynamometer Absorbsi
Sesuai dengan namanya dynamometer ini menyerap daya yang diukur kemudian disebarkan kesekelilingnya dalam bentuk panas karenanya dynamometer ini secara khusus bermanfaat untuk pengukuran tenaga atau daya, torsi yang dikembangkan oleh sumber-sumber tenaga seperti motor bakar, motor listrik dan sebagainya.
Dynamometer absorbsi ini dibagi menjadi 4 macam yaitu: a. Dynamometer Mekanis
c. Dynamometer Udara d. Dynamometer Listrik a. Dynamometer Mekanis
Pada dynamometer ini penyerapan daya dilaksanakan dengan memberikan gesekan mekanis sehingga timbul panas. Panas ini dipindahkan kesekeliling (atmosfer) dan kadang-kadang juga didinginkan oleh fluida pendingin yang lain, misalkan air.
Yang termasuk dalam bentuk ini ialah:
1) Rem jepit atau prony brake dengan bahan kayu 2) Rem tali atau rope brake
a.1). Rem Jepit atau Prony Brake
Rem jepit atau prony brake dibuat dalam berbagai model, salah satu diantaranya terlihat dalam gambar dibawah ini.
Keterangan gambar.
a : Rotor f : Timbangan
b : Sabuk baja L : Panjang lengan torsi c : Baut pengatur W : Muatan dynamometer d : Lengan kopel Wc : Beban pengimbang e : Balok kayu
Penyerapan daya dilakukan dengan jalan mengatur gesekan yang terjadi antara balok-balok kayu dengan rotor, dimana pengaturannya dilaksanakan dengan memutar baut pengatur (c).
Rem ini terdiri dari balok-balok kayu (e) yang dipasang antara rotor dan sabuk baja (b), sedang rotor (a) bekerja pada poros pada dari suatu motor yang tenaga akan ditest.
Type rem jepit biasanya digunakan untuk pengukuran daya yang tidak terlalu besar dengan putaran poros maksimum 1000 rpm. Bila putaran tersebut tinggi, type ini harus di konstruksi dengan sangat hati-hati.
Keuntungan-keuntungan:
Konstruksi sederhana, murah dan mudah dibuat
Baik untuk putaran rendah Kerugian-kerugian:
Torsi yang konstan pada tiap tekanan, sehingga bisa mengikuti syarat-syarat beban. Bila mesin kehilangan kecepatannya, rem akan menahan sampai mati
Sukar menunjukan beban yang konstan
Untuk pengukuran daya dari mesin-mesin tanpa governor akan menemui kesulitan
Pada kecepatan tinggi pembacaan tidak stabil dan suaranya bising a.2). Rem Tali atau Rope Brake
Gambar II.3. Rem Tali Dari gambar II.3 besar momen yang timbul:
M = (W1-W2) r Sehingga daya menjadi:
P =
33000 . .
2 M n
(Hp)...(2.2) Dimana,
P = Daya tarik (Hp)
W= Beban pengimbang (N) n = Putaran tiap menit (Rpm) M = Momen yang timbul (N)
Rem tali sangat sederhana dan mudah dibuat, tetapi hanya bisa bekerja pada putaran rendah dengan kapasitas penyerapan daya kecil.
b. Dynamometer Hidraulik atau Dynamometer Air
Dynamometer hidraulik menggunakan fluida cair untuk mengubah daya mekanis menjadi energi panas. Fluida yang digunakan biasanya air sehingga dynamometer ini sering disebut dynamometer air.
1) Dynamometer air type gesekan fluida
2) Dynamometer air type agitasi atau semburan b.1) Dynamometer Air Type Gesekan Fluida
Pada dasarnya dynamometer ini terdiri dari sebuah rotor atau elemen putar dengan kedua belah permukaannya rata, berputar dalam sebuah casing serta casing tersebut diisi dengan air selanjutnya air fluidanya disirkulasi secara kontinu. Akibat sirkulasi air tersebut terjadi pergesekan pada bagian fluidanya. Dynamometer ini bisa bekerja pada kecepatan beberapa ribu rpm dengan penyerapan daya yang lebih besar bila dibandingkan dengan type dynamometer sebelumnya. Sebuah type sederhana terlihat pada gambar dibawah ini.
Gambar II.4. Dynamometer Air Type Gesekan Fluida
Kapasitas dynamometer jenis ini tergantung pada 2 faktor yaitu kecepatan putaran poros dan tinggi permukaan air. Penyerapan dayanya mendekati fungsi pangkat tiga dari kecepatan putaran poros atau rotor.
Menurut Gibson, usaha yang dilakukan atau dikerjakan pada tiap-tiap permukaan dari piringan adalah sebagai berikut:
U = 2 f R dR
f : Konstanta = 0,004 ini tergantung dari tahanan antara fluida dengan logam
Dari rumus diatas terbukti bahwa rem type ini dapat menyerap daya yang besar pada kecepatan yang tinggi, dari kapasitas yang berlainan langsung sebagai jumlah piringan–piringan, sehingga merupakan pangkat tiga dari jumlah putaran dan sebagai pembedaan pangkat lima dari jari-jari piringan dan jari-jari air.
Suatu rem air hanya cocok untuk menyerap kerja yang umum dan cukup baik untuk menguasai beban konstan yang terpecah-pecah pada kecepatan yang diinginkan, karena efek tenaganya disebabkan oleh perubahan air.
Keuntungan-keuntungan:
Penyerapan daya besar pada kecepatan tinggi
Bila mesin kehilangan kecepatannya, maka pengereman akan turun dengan cepat sehingga mesin tidak mati
Perubahan beban mudah dilaksanakan dan tahan terhadap goncangan Kerugian-kerugian:
Air harus selalu diganti
Bagian dalam dipengaruhi oleh erosi dan korosi
b.2). Dynamometer Air Type Agitasi (Semburan)
Bentuk dari dynamometer ini hampir sama dengan bentuk dynamometer type gesekan fluida, tetapi ada perbedaan diantara kedua bentuk tersebut yaitu terletak pada cara penyerapan daya. Selain dengan gesekan juga karena agitasi, sehingga dynamometer ini relatif lebih besar. Penampang melintang ini terlihat pada gambar dibawah ini.
Gambar II.5. Dynamometer Air Type Agitasi (Semburan)
poket casing. Ini merupakan proses turbulensi yang tinggi yang terus terjadi berulang-ulang. Akibat proses turbulensi maka akan terjadi panas, tetapi panas ini dapat dihilangkan dengan jalan mengatur luapan air yang terus menerus mengisi bagian belakang poket-poket casing dengan sebuah pipa karet yang flexible, selanjutnya air tidak boleh melebihi 600C.
Muatan pada mesin bisa diubah dengan atau memundurkan pintu geser yang terletak antara rotor dan poket casing, jadi memungkinkan casing bekerja secara aktif dalam formasi pusaran air yang menyerap tenaga. Pergerakan pintu geser diatur dengan sebuah hand wheel yang terletak pada bagian luar casing.
Poros rotor pada casing bergerak atau berputar didalam bearing juga dilengkapi dengan penekan anti air (water seal), sedang casing di tumpu pada trunion bearing yang berbentuk bola besar (self lining) dan juga pada casing dilekatkan sebuah lengan torsi yang dihubungkan dengan sebuah spring balance. Kedudukan spring balance jarumnya harus menunjuk nol (berarti dynamometer dalam keadaan setimbang) pada waktu berhenti dan pada waktu air mengalir masuk casing tetapi mesin belum bekerja. Kesetimbangan ini dapat dilakukan dengan memberi pada casing suatu beban penyeimbang yang sudah dikalibrasi terlebih dahulu.
Range pengukuran adalah 100.000 Hp dan bekerja pada kecepatan 50-20.000 rpm.
Keuntungan-keuntungan:
Kapasitas daya penyerapan besar dan daerah putaran tinggi
Tahan terhadap goncangan
Bentuknya kecil Kerugian-kerugian:
Diperlukan aliran air dengan tekanan tertentu
Temperatur air yang keluar tidak boleh lebih dari 600C.
Dipengaruhi oleh erosi dan korosi
Untuk menyerap daya yang diukur, dynamometer ini menggunakan udara atmosfer. Penyerapan daya yang terjadi karena gesekan yang timbul antara udara dengan sebuah rotor berupa kipas yang berputar.
Dynamometer ini dibuat dalam banyak model, diantaranya terlihat seperti pada gambar dibawah ini.
Keterangan:
a) Lengan beban b) Bantalan poros c) Lengan pengimbang
Gambar II.6 Rem Kipas
Pengaturan bebannya dilakukan dengan merubah radius kipas, ukuran atau sudut kipas. Dengan memasang mesin pada bantalan ayun, maka reaksi mesin yang timbul karena gesekan yang terjadi antara rotor dengan udara akan terbaca pada skala.
Keuntungan-keuntungan:
Tidak memerlukan pendinginan
Untuk beban konstan dan waktu pengujian yang lama sangat baik
Mudah dibuat, murah dan sederhana Kerugian-kerugian:
Kesukaran merubah beban pada waktu mesin sedang berjalan
Kapasitas penyerapan daya kecil
Pengukuran tenaga tidak teliti, jadi hanya merupakan pendekatan
(a)
Harus dilakukan koreksi terhadap kondisi atmosfer
Suaranya gaduh
d. Dynamometer Listrik
Pada dasarnya pengereman yang terjadi pada dynamometer listrik akibat pemotongan medan magnet oleh pergerakan bahan konduktor.
Ada 2 type dynamometer absorbsi yang bekerja secara listrik yaitu: 1) Dynamometer arus pusaran (eddy current dynamometer) 2) Dynamometer ayunan listrik atau generator
d.1). Dynamometer Arus Pusaran
Dynamometer ini terdiri dari suatu rotor yang digerakkan oleh suatu motor yang tenaganya akan diukur, dan berputar dalam medan magnet. Kekuatan medan magnetnya dikontrol dengan merubah arus sepanjang susunan kumparan yang ditempatkan pada kedua sisi dari rotor. Rotor ini bertindak sebagai konduktor yang memotong medan magnet. Karena pemotongan medan magnet itu maka terjadi arus dan arus ini diinduksikan dalam rotor sehingga rotor menjadi panas.
Keuntungan-keuntungan:
Pengaturan beban dan pemeliharaan mudah
Pada kecepatan yang rendah penyerapan daya bisa penuh Kerugian-kerugian:
Harus tersedia sumber arus searah yang besar
Pada penyerapan daya yang besar, panas yang timbul menyulitkan pendingin
Gambar II.7. Dynamometer Arus Pusaran
d.2). Dynamometer Ayunan Listrik atau Generator
Tenaga mesin yang diserap akan membangkitkan tenaga listrik didalam rangkaian jangkar dan pada saatnya tenaga listrik ini bisa terserap sepanjang tahanan yang terbuat dari kawat baja atau semacamnya (misal air).
Dynamometer dipasang pada bantalan ayun dan mengukur momen yang di timbulkan karena kecenderungan casing berputar. Perhitungan selanjutnya dapat dihitung memakai rumus seperti dynamometer sebelumnya.
Keuntungan-keuntungan:
Kapasitas penyerapan sampai 5000 hp dan ketelitian kerja tinggi
Sistem yang tertutup yang tidak terpengaruh oleh gangguan luar
Tidak memerlukan pendinginan Kerugian-kerugian:
Harga mahal
Untuk penyerapan daya yang besar dengan kecepatan yang rendah sulit dilaksanakan
2. Dynamometer Transmisi
Dynamometer transmisi digunakan untuk mengukur daya yang sulit dilaksanakan dengan cara biasa, pemasangannya bisa dilakukan dengan cara meletakan pada bagian mesin atau diantara dua buah mesin dan daya yang diukur adalah daya setempat juga biasanya daya ini dimanfaatkan sebagai energi mekanis atau energi listrik.
Salah satu contoh dari dynamometer transmisi ialah type strain gage seperti pada gambar II.8.
Gambar II.8 Skema Dynamometer Transmisi
Dengan pemasangan elemen ukur seperti pada gambar II.8, maka untuk tiap pasang elemen ukur yang satu akan mengalami kompresi murni sedangkan elemen yang lainnya mengalami tarikan murni. Pada tiap pasang elemen ini akan terjadi perubahan tahanan listrik karena lengkungan yang mungkin terjadi pada poros, sehingga yang diukur betul-betul adalah puntiran poros.
Dengan mengkalibrasi tegangan atau tahanan pada seluruh sistem, maka akan terbaca momen pada poros. Bila kecepatan putar diketahui maka dapat dihitung daya poros:
Shp =
33000 . . 2 nT
Dimana,
Shp : Shaft horse power (Hp)
n : Putaran poros tiap menit (Rpm) T : Torsi (lb.ft)
Keuntungan-keuntungan:
Dapat mengukur daya input dari suatu alat
Pengukuran bisa dilaksanakan dimana saja tanpa mengganggu sistem
Pada pengukuran, pembebanan dilakukan oleh sistem tersendiri
Tidak memerlukan pendingin
Kerugian-kerugian:
Poros harus cukup flexible sehingga puntiran karena beban dapat teramati
3. Dynamometer Penggerak
Dynamometer ini berfungsi sebagai pengukur daya input suatu alat dan sekaligus mengeluarkan daya untuk alat tersebut. Dynamometer ini dibuat dalam bentuk motor-generator.
Prinsip kerjanya adalah sebagai berikut:
Bila dynamometer memutarkan suatu alat, maka momen yang diukur akan mempengaruhi dynamometer untuk berputar ke arah yang berlawanan dengan arah putarannya sendiri. Untuk bekerja sebagai motor atau generator dapat dilakukan sebagai berikut:
Bila bekerja sebagai motor (lihat gambar II.9).
Sakelar jala-jala ditutup dan arus di (B) diatur pada kedudukan maksimum dengan mem-by pass tahanan geser jala-jala di (C). Ini akan menyebabkan momen permulaan yang maksimum. Tahanan geser (A) dipindah pada kedudukan tertinggi untuk membatasi arus jangkar. Sakelar (D) ditutup dan dynamometer akan memutarkan mesin; kecepatan putar bisa dipertinggi dengan mengurangi tahanan start (A) sampai tegangan penuh diberikan pada jangkar. Kecepatan yang lebih tinggi bisa dicapai dengan memperbesar tahanan jala-jala (C) untuk mengurangi kekuatan jala-jala.
Gambar.II.9 Diagram Rangkaian Dynamometer Listrik
Dengan cara demikian daya yang diperlukan untuk memutar mesin pada setiap kecepatan dapat diperoleh dengan cepat.
Bila bekerja sebagai generator :
Sakelar jala-jala (D) dibuka, tahanan beban (A) distel pada tahanan maksimum (penyetelan ini berbeda dengan cara diatas karena letak sakelar E),
karena I = R E
bila R besar maka I akan kecil.
Tahanan jala-jala (B) diperlemah dengan memberikan tahanan maksimum pada (C) sehingga arus minimum. Bila sakelar beban (E) ditutup, beban minimum diberikan pada mesin.
Untuk merubah beban, jala-jala diperkuat sehingga tegangan yang yang dibangkitkan akan naik seperti pada Voltmeter (disini tegangan tertinggi tidak boleh melebihi yang tertulis pada plat nama).Tentang keuntungan dan kerugian dynamometer ini sama dengan dynamometer ayunan listrik atau generator.2
C. Pemilihan Bahan Proses
Pemilihan bahan proses pada perancangan dan pengujian prony brake pada alat uji turbin pelton diantaranya adalah:
1. Baja Lunak (
Mild Steel
) atau Baja Karbon Rendah Untuk Pelat Pengatur
Sudut Kontak.
2. Aluminium dan Paduannya Untuk Puli (Silinder Gesek).
3. Kulit
1. Baja Lunak (Mild Steel) atau Baja Karbon Rendah
Untuk Pelat Pengatur
Sudut Kontak.
Baja ini disebut baja ringan (
mild steel
) atau baja perkakas, baja karbon
rendah bukan baja keras, karena kandungan karbonnya rendah kurang dari 0,3%.
Baja ini dijadikan mur, baut, ulir sekrup, peralatan senjata, alat pengangkat
presisi, batang tarik, perkakas silinder, dan penggunaan yang hampir sama.
Penggilingan dan penyesuaian ukuran baja dapat dilakukan dalam keadaan panas.
Hal ini dapat ditandai dengan melihat lapisan oksida besinya dibagian permukaan
yang berwarna hitam.
Baja juga dapat diselesaikan dengan pengerjaan dingin dengan cara
merendam atau mencelupkan baja ke dalam larutan asam yang berguna untuk
mengeluarkan lapisan oksidanya. Setelah itu, baja diangkat dan digiling sampai
ukuran yang dikehendaki, selanjutnya didinginkan. Proses ini menghasilkan baja
yang lebih licin, sehinggga lebih baik sifatnya dan bagus untuk dibuat mesin
perkakas.
3Baja lembaran tebal dibuat dalam berbagai macam bentuk dan dilas
menjadikan konstruksi baja. Komposisi kimia baja tersebut adalah C<0,23 %,
S<0,04 % dan P<0,04 %. Baja yang tidak mengandung unsur lain selain Si dan
Mn disebut baja lunak (
mild steel
), yang banyak dipakai untuk bahan konstruksi
baja karena mempunyai sifat mampu las dan mampu bentuk yang baik.
Tabel II.1. Menunjukan contoh komposisi kimia dan sifat-sifat mekanik.
Kebanyakan baja rol dinormalkan, dengan komposisi kimia hanya mencapai
kekuatan tarik 45 kg/mm
2. Baja kekuatan tinggi adalah baja paduan rendah
dengan kekuatan lebih tinggi adalah baja paduan rendah dengan kekuatan lebih
tinggi dari baja lunak, biasanya kekuatan tariknya kira-kira 50-100 kg/mm
2.
4Tabel II.1. Baja Lunak
PenamaanKomposisi kimia % Batas mulur
2. Aluminium dan Paduan Untuk Puli (Silinder Gesek)
dengan penambahan Cu, Mg, Si, Mn, Zn, Ni, dan sebagainya, secara satu persatu
atau bersama-sama, memberikan juga sifat-sifat baik lainnya seperti ketahanan
korosi, ketahan aus, koefisien pemuaian rendah dan sebagainya. Material ini
dipergunakan di dalam bidang yang luas bukan saja untuk peralatan rumah tangga
tapi juga dipakai untuk keperluan material pesawat terbang, mobil, kapal laut,
konstruksi dan sebagainya.
a. Aluminium Murni
Al didapat dalam keadaan cair dengan elektrolisa kembali dapat dicapai
kemurnian 99,85 % berat. Dengan mengelektrolisa kembali dapat dicapai
kemurnian 99,99 yaitu dicapai bahan dengan angka sembilan empat. Dalam tabel
II.2 dibawah ini adalah sifat-sifat fisik aluminium.
Tabel II.2. Sifat-Sifat Fisik Aluminium
Sifat-sifat
Kemurnian Al (%)
99,996
>99,0
Masa jenis (20
0C)
Titik cair
Panas jenis (cal/g.
0C)(100
0C)
Hantaran listrik (%)
Tahanan
listrik
koefisien
temperature (
0C)
Koefisien pemuaian (20-100
0C)
Jenis kristal, konstanta kisi
2,6989
Tabel II.3 Sifat-Sifat Mekanik Aluminium
Sifat-sifat
Kemurnian Al (%)
99,996
>99,0
Kekuatan tarik (kg/mm
2)
Kekuatan mulur (0,2%)(kg/mm
2)
Perpanjangan (%)
Sumber: Tata Surdia,et.al.,”Pengetahuan Bahan Teknik”,cetakan ke-4, Jakarta 1999.
Tabel II.2. menunjukan sifat fisik Al dan Tabel II.3 menunjukan
sifat-sifat mekaniknya. Ketahanan korosi berubah menurut kemurnian, pada umumnya
untuk kemurnian 99.0% atau diatasnya bila dipergunakan di udara tahan dalam
waktu bertahun-tahun. Hantaran listrik Al, kira-kira 65% dari hantaran listrik
tembaga, tetapi masa jenisnya kira-kira sepertiganya sehingga memungkinkan
untuk memperluas penampangnya.
b. Paduan Al-Si
Paduan Al-Si sangat baik kecairannya yang mempunyai permukaan bagus
sekali tanpa kegetasan panas dan sangat baik untuk paduan coran, sebagai
tambahan ia mempunyai ketahanan korosi yang baik, sangat ringan, koefisien
pemuaian yang kecil dan sebagai penghantar yang baik untuk listrik dan panas.
Karena mempunyai kelebihan yang menyolok, paduan ini sangat banyak dipakai
untuk paduan coran cetak. Tetapi dalam hal ini modifikasi tidak perlu dilakukan.
Sifat-sifat bahan diperbaiki oleh perlakuan panas dan sedikit diperbaiki oleh unsur
paduan. Umumnya dipakai paduan dengan 0,15-0,4%Mn dan 0,5Mg. Paduan
yang diberi perlakuan pelarutan dan dituakan dinamakan silumin
, dan yang
hanya di temper saja dinamakan silumin
. Paduan yang memerlukan perlakuan
panas ditambah dengan Mg juga Cu serta Ni untuk memberikan kekerasan pada
saat panas, bahan ini biasa dipakai untuk torak motor.
5Jenis sabuk yang dipergunakan pada rem gesek untuk alat uji turbin pelton
yaitu jenis sabuk datar bahan kulit. Rem sabuk mempunyai beberapa keuntungan
seperti luas permukaan lapisan dapat dibuat besar, pembuatan mudah,
pemasangan tidak sukar, gaya rem besar dalam keadaan berhenti, dan lain-lain.
Tetapi karena sukar dikendalikan, rem ini tidak cocok untuk putaran tinggi,
karena pita dapat putus.
6Syarat yang harus dipenuhi oleh bahan sabuk adalah
kekuatan untuk bertahan terhadap kelengkungan yang berulang pada sekeliling
puli.
Sebagai bahan untuk sabuk penggerak rata dipergunakan kulit. Ujung
sabuk penggerak dapat disambung dengan engsel jepit, kait, engsel atau lebih baik
dengan menggunakan lem. Sabuk dapat terbuat dari karet, balata, katun, sutera,
dan dari bahan buatan lainnya. Sabuk dari bahan buatan mempunyai keuntungan
pada permukaan regangan yang tetap, dan sabuk sepenuhnya elastis.
Bahan gesek untuk rem harus mempunyai sifat sebagai berikut:
a. Koefisien gesek yang tinggi dan merata
b. Sifat bahan yang tidak dipengaruhi oleh lingkungan, kondisi seperti
kelembaban
c. Daya tahan terhadap suhu yang tinggi, dan (
conductifity
) penghantar panas
yang baik
d. Kekenyalan (
resiliency
) yang baik
e. Ketahanan yang tinggi terhadap keausan, goresan, penggumpalan
Lapisan rem terdiri dari campuran serat asbes untuk mendapat kekuatan
dan kemampuan bertahan terhadap suhu yang tinggi, berbagai partikel-partikel
gesekan untuk mendapatkan suatu tingkat ketahanan terhadap keausan dan juga
koefisien gesek yang lebih tinggi, dan bahan pengikat.
Variasi bahan benda gesek yang lebih luas, bersama dengan beberapa
sifat-sifatnya. Beberapa dari bahan ini bisa bekerja dalam keadaan basah dengan
memasukannya ke dalam oli atau menyemprotnya dengan oli. Ini mengurangi
koefisien gesek sedikit tetapi bisa membuang panas yang lebih banyak dan
memungkinkan tekanan pemakaian yang lebih tinggi. Perhatikan tabel II.4 dan
tabel II.5 dibawah ini.
Tabel II.4 Bahan-Bahan Gesek Untuk Rem
Bahan
Koefisien gesek
Suhu maks
Tekanan maks
Basah
kering
0F
0C
Psi
Kpa
Besi tuang pada
besi tuang
0,05
0,15-0,20
800
320
150-250
1000-1750
Logam besi
Pada besi tuang
0,05-0,1
0,01-0,4
1000
540
150
1000
Logam tepung
pada baja keras
0,05-0,1
0,1-0,3
1000
540
300
2100
Kayu pada baja
atau besi tuang
0,16
0,2-0,35
300
150
60-90
400-620
Kulit pada baja
atau besi tuang
0,12
0,3-0,5
200
100
10-40
70-280
Gabus pada
baja atau besi
tuang
0,15-0,25
0,3-05
200
100
6-14
50-100
Bulu kempa
pada baja atau
besi tuang
0,17
0,22
280
140
6-10
35-75
Asbes anyam
pada baja atau
besi tuang
0,1-0,2
0,3-0,6
350-600
175-260
60-100
350-700
Asbes cetak
pada baja atau
besi tuang
0,08-0,12
0, 2-0,65
600
260
50-150
350-1000
Asbes yang
dimatangkan
pada baja
Carbon grafit
pada baja
0,05-0,1
0,25
700-1000
370-540
300
2100
Koefisien gesek ini bisa dipertahankan dalam daerah ± 5% untuk bahan-bahan
tertentu dalam kelompok ini.
Tabel II.5. Beberapa Sifat Lapisan Rem
Sifat lapisan
Lapisan
Kekuatan tekan, MPa
Kekuatan tarik, kPa
Kekuatan tarik, MPa
Suhu maksimum, ˚F
Suhu maksimum, ˚C
Kecepatan maks, rpm
Kecepatan maks, m/s
Tekanan maks, psi
Mechanical Design and Systems Hand Book, Mcgraw-Hill,1964, sec. 28, pp, 28 – 39.D. Turbin Impuls
untuk keadaan ini. Karena putaran yang rendah dan tekanannya yang tinggi akan
terkungkung didalam cerat yang sempit saja, cerat ini mengubah hulu yang tinggi itu
menjadi semburan bertekanan atmosfer dengan kecepatan uji yang besar. Semburan
itu menimpa ember-ember dan menimbulkan perubahan pusa. Ember-ember itu
mempunyai bentuk cawan belah elips. Sistem ember-ember yang berputar itu
dinamakan roda pelton, sebab Lester A. Pelton (1829-1908)lah yang pertama kali
membuat rancang bangunnya yang berdayaguna.
7Dibawah ini adalah rumus-rumus
perhitungan yang digunakan sebagai berikut:
Gaya air yang diberikan kepada roda turbin pelton secara teoritis adalah:
F =
.Q(Vj-u)(1-Cos
)
8(N)...(2.5)
Dimana:
F = Gaya air yang diberikan kepada roda turbin pelton (N)
= Masa jenis air = 995,7(kg/m
3)
Q = Debit air (m
3/s)
Vj = Kecepatan semburan air (m/s)
u = Kecepatan linier roda turbin (m/s)
= Sudut
bucket
(165
0)
Debit air secara teoritis adalah:
Q =
15 8
g
2
.c . h
5/2. tan
2
9
(m
3/s) ...(2.6)
Dimana:
Q = Debit air (m
3/s)
g = Gaya gravitasi = 9,81(m/s
2)
c = konstanta = 0,5765
h = Tinggi air Weirmeter = 0,00158 (m)
= Sudut Weirmeter (60
0)
Kecepatan air secara teoritis adalah:
Vj = Cv(2.g.H)
1/2 10(m/s) ...(2.7)
Dimana:
Vj = Kecepatan semburan air (m/s)
Cv = Koefisien kecepatan 0,92 - 0,98
H = Head (m)
Head secara teoritis adalah:
H =
P.g 2V.g2
11
(m) ...(2.8)
Dimana:
V
2=
A Q
A
=
24 xd
Dimana:
P = Tekanan air pada pemipaan kg/cm
2H = Head (m)
g = Gaya gravitasi = 9,81(m/s
2)
= Masa jenis air = 995,7(kg/m
3)
V
2= kecepatan air (m/s)
A
= Luas penampang pipa (m
2)
d
2= Diameter pipa = 0,03175 (m)
Kecepatan linier secara teoritis adalah:
u =
2
.n.r
12(m/s) ………(2.9)
Dimana:
u = Kecepatan linier (m/s)
n = putaran poros turbin (Rpm)
r
= Jari-jari turbin = 0,165 (m)
Daya yang diberikan pada roda turbin pelton secara teoritis adalah:
P
T= F.u
13(W) ………....(2.10)
Dimana:
P
T= Daya poros turbin (W)
F = Gaya air yang diberikan kepada roda turbin pelton (N)
u = Kecepatan linier roda turbin (m/s)
Efisiensi mekanis turbin secara teoritis adalah:
T P P P
(%)………(2.11)
Dimana:
= Efisiensi mekanis (%)
P
P= Daya Poros turbin (W)
P
T= Daya turbin (W)
Daya poros turbin secara teoritis adalah:
P
P=T.
14
(W) ………..(2.12)
Dimana:
P
P= Daya poros turbin (W)
T = Momen Torsi (N.m)
T= Fx l (N.m)
l
l
= Panjang lengan = 0,09 (m)
= Kecepatan sudut (rad/det)
=
det 60
. . 2 n
(rad/det)
Torsi puli secara teoritis adalah:
T
P= F.(D/2)
15(N.m) ...(2.13)
Dimana:
T
P= Torsi puli (N.m)
F = Gaya
prony brake
(N)
D = Diameter puli = 0,04 (m)
Tarikan efektif rem secara teoritis adalah:
F
e=
2 /
D T
16
(N) ...(2.14)
Dimana:
F
e=Tarikan efektif rem (N.m)
T= Momen Torsi poros (N.m)
D=Diameter puli = 0,04 (m)
Koefisien gesek
=
rad
F
F
F
e e
ln
ln
...(2.15)
Dimana:
= Koefisien gesek
= Sudut kontak 90
0
Koefisien gesek terhadap Gaya gesek
F =
.P.A.l
s(N)...(2.16)
15 Sularso,et.al.,”Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin”,cetakan ke-9,Pradnya
Dimana:
F = Gaya gesek (N)
P = Daya poros turbin (W)
A = Luas penampang puli =
24 D