• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Keefektifan Penerapan Pendekatan Saintifik dengan Model Discovery Learning dan Problem Solving pada Pembelajaran IPA Siswa Kelas III SDN Gugus Diponegoro Kecamatan Tengaran Semester II Tahun 20

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Keefektifan Penerapan Pendekatan Saintifik dengan Model Discovery Learning dan Problem Solving pada Pembelajaran IPA Siswa Kelas III SDN Gugus Diponegoro Kecamatan Tengaran Semester II Tahun 20"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

53 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Gugus Diponegoro yang berada di jalan Sukarno hatta kecamatan Tengaran kabupaten Semarang. Gugus Diponegoro terdiri dari SD Negeri Galwaton 01, SD Negeri Galwaton 03, SD Negeri Barukan 01, SD Negeri Nyamat 01, SD Negeri Bener 01 dan SD Negeri 02 Bener.

Subjek dalam penelitian ini adalah kelas III, yaitu kelas III SD Negeri 02 Bener sebagai kelas eksperimen dan SD Negeri 01 sebagai kelas kontrol. Latar belakang dari kedua kelas ini adalah mayoritas sama yaitu dari keluarga buruh pabrik. Penelitian pada kedua kelas ini menggunakan model Discovery Learning pada kelas eksperimen dan model Problem Solving pada kelas kontrol.

Tabel 13 Subjek Penelitian

No Kelas/Sekolah Kelompok Laki-laki Perempuan Jumlah

Siswa

1 Kelas III SDN 02 Bener Eksperimen 8 12 20

2 Kelas III SDN 01 Bener Kontrol 12 10 22

Total Total subjek penelitian 42

Pelaksanaan penelitian di SDN 02 dan SDN 01 Bener tahun pelajaran 2014/2015 dilakukan 2 kali pertemuan pada kelas eksperimen dan 2 kali pertemuan pada kelas kontrol. Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti melakukan beberapa pendekatan kepada siswa yang tujuannya agar peneliti tidak dianggap orang asing.

Adapun langkah-langkah yang dilakukan peneliti adalah:

1) sebelum melakukan eksperimen peneliti melakukan observasi bersama guru kelas sebanyak 3 kali berturut-turut.

(2)

3) peneliti melakukan perkenalan dan menjalin keakraban kepada siswa. Pelaksanan penelitian di SDN 02 dan SDN 01 Bener Tahun pelajaran 2014/2015 tercantum dalam jadwal kegiatan yang dilaksanakan seperti pada tabel 14 berikut

Tabel 14

Jadwal kegiatan pembelajaran di SDN 02 dan SDN 01 Bener kecamatan Tengaran

No Hari/tanggal Uraian kegiatan

1 Selasa , 3 Maret 2015 a) Melakukan perkenalan dengan siswa (kelas eksperimen dan kelas kontrol) b) Memberikan pretes kepada kelas

eksperimen dan kelas kontrol

2 Rabu , 4 Maret 2015 Kegiatan pembelajaran 1 pada kelas kontrol tentang energi

3 Kamis ,5 maret 2015 Kegiatan pembelajaran 1 pada kelas eksperimen

4 Jum’at, 6 Maret Kegiatan pembelajaran 2 pada kelas kontrol melanjutkan tentang materi energi,

memberikan pos tes

5 Sabtu, 7 Maret Kegiatan pembelajaran 2 pada kelas eksperimen melanjutkan tentang materi energi, memberikan pos tes

4.2. Hasil Penelitian

4.2.1. Hasil Penelitian Pada Implementasi Pembelajaran Menggunakan Model Pembelajaran Discovery Learning di SDN 02 BENER Sebagai Kelompok Eksperimen

(3)

pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 7 Maret 2015. Perincian dari proses pembelajaran yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

Topik yang digunakan dalam penelitian ini adalah materi mengenai sumber energi yang didasarkan pada standar kompetensi 4. Memahami berbagai cara gerak benda dan Kompetensi Dasar 4.3 mengidentifikasi sumber energi dan kegunaaanya. Dengan indikator pencapaian kompetensinya adalah, menyebutkan bentuk-bentuk energi, menjelaskan sumber-sumber energi, mengidentifikasi sifat-sifat energi, memberikan contoh kegunaan energi dalam kehidupan sehari-hari dan menerapkan cara menghemat energi dirumah dan sekolah.

a) Pertemuan Pertama

Kegiatan pembelajaran dimulai dengan kegiatan guru menyiapkan peralatan yang akan dibutuhkan dalam pembelajaran, seperti pelaksanaan pembelajaran (RPP), lembar kerja siswa, memasang LCD, alat peraga, buku pelajaran dan ruang untuk proses belajar mengajar. Materi pembelajaran pada pertemuan pertama ini adalah sumber-sumber energi dengan langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut.pada tahap awal dengan sintak stimulus, tahap kedua identifikasi masalah, tahapa ketiga mengumpulkan data, tahap keempat mengolah data dan tahapan yang terakhir adalah menarik kesimpulan.

Pada tahap stimulus, guru menampilkan macam-macam gambar sumber energi, dan guru menanyakan kepada siswa tentang apa yang mereka ketahui dari gambar yang diamatinya.bila pengamatan pembelajaran pada tahap ini menanpilkan tayangan PPT, contoh tayangan ditampilkan pada gambar 3 berikut ini:

(4)

Gambar 3 Sumber Energi

Pada tahap kegiatan identifikasi masalah guru memberikan satu masalah kepada siswa, yaitu dengan memberikan pertanyaan saat kalian berada dibawah sinar matahari apa yang kalian rasakan? Kemudian guru membagi siswa kedalam beberapa kelompok dan membagikan alat peraga serta lembar kerja siswa. Dalam kelompok siswa melakukan percobaan tentang pengaruh energi panas pada suatu benda berdasarkan langkah-langkah yang ada di LKS.

Pada tahap mengumpulkan data, dengan melakukan percobaan siswa dapat mengidentifikasi sifat-sifat energi dan guru mengarahkan dan membimbing siswa pada saat siswa melakukan identifikasi sifat-sifat energi.

b) Pertemuan kedua

Proses pembelajaran diawali dengan mengaitkan materi yang sebelumnya yang telah disampaikan yaitu tentang percobaan pengaruh energi terhadap suatu benda.Kemudian dilanjutkan dengan sintagmatik dari model Discovery Learning.

(5)

Pada tahap menyimpulkan siswa mempersentasikan hasil diskusi kelompoknya dan guru memberikan arahan dan bimbingan pada saat siswa mempersentasikan hasil diskusi kelompoknya didepan kelas.

Kegiatan selanjutnya adalah konfirmasi berupa ulasan singkat dari guru dan kesimpulan mengenai materi yang telah dipelajari dengan melibatkan siswa. proses pembelajaran diakhiri dengan kegiatan penutup berupa refleksi dan pemberian soal postes untuk mengukur hasil belajar siswa.

Berikut ini hasil pengamatan yang digunakan pada saat melaksanakan pembelajaran pada kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran Discovery Learning.

Pada kegiatan awal pembelajaran ada 5 aspek yang diamati diantaranya adalah sebagai berikut: 1) mengkondisikan siswa untuk mengikuti pembelajaran , 2) melakukan apersepsi pembelajaran, 3) menjelaskan tujuan pembelajaran, 4) menjelaskan langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran discovery learning, 5) melakukan motivasi pembelajaran. Semua aspek tersebut terlaksana dengan runtut.

(6)

yang dilakukan siswa. Terlaksana. Menyimpulkan aspek yang diamati 11) membimbing siswa untuk menyusun hasil diskusi, 12) meminta siswa untuk mempersentasikan hasil diskusi tiap kelompok, 13) mengarahkan siswa lain untuk bertanya atau menanggapi hasil kerja kelompok yang persentasi didepan kelas semua terlakasana.

Pada kegiatan penutup aspek yang diamati 1) melakukan refleksi, 2) memberikan soal evaluasi semua terlaksana.

4.2.2. Tingkat Hasil Belajar siswa SDN Bener 02 sebagai Kelompok Eksperimen

Deskripsi hasil belajar siswa pada pelajaran IPA dengan materi Energi di SDN 02 Bener sebagai kelas eksperimen dengan menggunakan model Discovery Learning pretes dan postes dapat dilihat pada tabel 15 berikut ini.

Tabel 15

Statistic Deskriptif Nilai Pretes Dan Postes Kelompok Eksperimen

N Minimum Maximum Mean Deviation Std.

pretes_eksperimen 22 36 60 52.00 6.873

postes_eksperimen 22 68 92 82.55 7.564

Valid N (listwise) 22

Dari tabel diatas dapat dilihat nilai minimal pretest kelompok eksperimen adalah 36 dan nilai tertingginya adalah 60. Nilai rata-rata yang diperoleh adalah 52. untuk hasil postest kelompok eksperimen nilai minimalnya adalah 68, dan nilai tertingginya adalah 92. Untuk nilai rata-ratanya diperoleh adalah 82.55

a. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar

(7)

SD Negeri Bener 02 kecamatan Tengaran sebagai kelas eksperimen. Untuk melihat distribusi frekuensi perlu dilakukan kategori dengan mengacu pada kategori dari SDN Bener 02 sendiri. Acuan kategori perolehan nilai pada SD ini adalah sebagai berikut : kurang, hampir cukup, cukup, baik dan sangat baik. Agar mengetahui perolehan hasil belajar siswa kelas III SD Negeri 02 Bener berada pada kategori apa perlu dilakukan interval terlebih dahulu. Interval nilai siswa menggunakan rumus yaitu skor tertinggi dikurangi skor terendah dibagi dengan banyaknya kategori yang ditetapkan (kurang, hampir cukup, cukup, baik dan sangat baik). Secara visual rumus untuk mencari interval tersebut dirumuskan sebagai berikut :

Interval =

Interval = = 12

(8)

Tabel 16

Distribusi frekuensi hasil belajar siswa kelas III SDN 02 Bener

No Interval Kategori Pretes Hasil belajar Postes Frekuensi % Frekuensi %

1 36 – 47 Kurang 4 18,2 - -

2 48 – 59 Hampir cukup 13 59 - -

3 60 – 72 Cukup 5 22,8 4 18,2

4 73 – 84 Baik - 10 45,8

5 85 – 96 Sangat baik - 8 36

Total 22 100 22 100

Berdasarkan pada tabel 16 diatas, diketahui bahwa hasil belajar pretes pada siswa kelas III SD Negeri Bener 02, siswa yang mendapat nilai pada interval 36 – 47 atau berada pada kategori kurang adalah 4 siswa dengan persentase 18,2%. Siswa yang mendapat nilai pada interval 48 – 59 atau berada pada kategori hampir cukup adalah 13 siswa dengan persentase 59%. Siswa yang mendapat nilai pada interval 60 –72 atau berada pada interval cukup adalah 5 siswa dengan persentase 22,8%. Tidak ada siswa yang mendapatkan nilai pada interval 73 – 84 dan nilai pada interval 85 – 96. Dari hasil distribusi frekuensi diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar pretes kelas III SD Negeri Bener 02, sebagian berada pada kategori cukup.

(9)

Berdasarkan hasil diatas, maka dapat disimpukan bahwa hasil belajar postes pada kelompok eksperimen masuk dalam kategori baik.

b. Rata-Rata Hasil Belajar Siswa Kelas III SD Negeri Bener 02

Rata-rata hasil belajar adalah nilai perolehan rata-rata keseluruhan baik pretes maupun postes. Pemaparan rata-rata hasil belajar dimaksudkan untuk melihat perubahan perolehan/ peningkatan persentase sebelum dan setelah diberikan perlakuan dengan pembelajaran model Discovery Learning. Adapun rata-rata maupun perubahan peningkatannya, disajikan dalam tabel berikut ini:

Tabel 17

Rata-rata hasil belajar dan gain rata-rata hasil belajar siswa kelas III SDN Bener 02

Rata-Rata Hasil Belajar

Gain

Pretes Postes

52.00 82.55 30.55

(10)

Gambar 4

Grafik Distribusi Frekuensi Nilai Pretes Dan Postes Kelompok Eksperimen 4.2.3. Hasil Penelitian Pada Implementasi Pembelajaran di SDN Bener 01

Sebagai Kelas Kontrol

Pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada kelas kontrol ini terdiri dari dua kali pertemuan dengan masimg-masing pertemuan selama 70 menit ( 2x35 menit). Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari kamis tanggal 4 Maret 2015 dan pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 6 Maret 2015.

(11)

a) Pertemuan Pertama

Kegiatan pembelajaran dimulai dengan kegiatan guru menyiapkan peralatan yang dibutuhkan dalam pembelajran, seperti Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, alat peraga, buku pelajaran, lemabar kerja siswa, dan ruangan untuk proses belajar mengajar. Materi pelajaran pada pertemuan ini adalah Enegi. Dengan langkah-langkah pembelajran sebagai berikut: pada tahap awal dimulai dengan sintak mengidentifikasi masalah, tahap kedua mengorganisasi siswa dalam pemecahan masalah, tahap ketiga membimbing penyelidikan baik secara individu maupun kelompok, keempat mengembangkan dan mempersentasikan hasil karya dan tahap yang terakhir adalah menganalisa dan mengevaluasi pemecahan masalah.

Pada tahap kegiatan identifikasi masalah guru memberikan satu masalah kepada siswa, yaitu dengan memberikan pertanyaan saat kalian berada dibawah sinar matahari apayang kalian rasakan? Kemudian guru membagi siswa kedalam beberapa kelompok dan membagikan alat peraga serta lembar kerja siswa. Dalam kelompok siswa melakukan percobaan tentang pengaruh energi panas dan pada suatu benda berdasarkan langkah-langkah yang ada di LKS.

Pada tahap mengorganisasi siswa dalam pemecahan masalah, dengan melakukan percobaan siswa dapat mengidentifikasi sifat-sifat energi. Guru memantau kegiatan belajar pada saat siswa mengisi lembar kerja.

b) Pertemuan kedua

Pada tahap ini melalui percobaan yang dilakukan siswa menemukan sumber- sumber energi, siswa menyebutkan bentuk-bentuk energi . guru mendampingi para siswa dan menjadi tempat bertanya apabila siswa mengalami kesulitan, dan guru memantau kegiatan belajar pada saat siswa mengisi LKS. Proses pembelajaran diawali dengan mengaitkan materi yang sebelumnya yang telah disampaikan yaitu tentang percobaan pengaruh energi terhadap suatu benda. Kemudian dilanjutkan dengan sintagmatik dari model problem solving

(12)

kelompoknya

Pada tahap menganalisa dan mengavaluasi proses pemecahan masalah siswa membuktikan hasil percobaannya berdasarkan video yang ditampilkan guru tentang pengaruh energi panas terhadap suatu benda. Kegiatan selanjutnya adalah konfirmasi berupa ulasan singkat dari guru dan kesimpulan mengenai materi yang telah dipelajari dengan melibatkan siswa. Proses pembelajaran diakhiri dengan kegiatan penutup berupa refleksi dan pemberian soal postes untuk mengukur hasil belajar.

Berikut ini hasil pengamatan yang digunakan pada saat melaksanakan pembelajaran pada kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran problem solving:

Pada kegiatan awal pembelajaran ada 5 aspek yang diamati diantaranya adalah sebagai berikut : 1) mengkondisikan siswa untuk mengikuti pembelajaran , 2) melakukan apersepsi pembelajaran, 3) menjelaskan tujuan pembelajaran, 4) menjelaskan langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Problem Solving 5) melakukan motivasi pembelajaran. Semua aspek tersebut terlaksana dengan runtut.

(13)

mengembangkan dan mempersentasikan hasil karya aspek yang diamati 8) membimbing siswa untuk menyusun hasil diskusi, 9) meminta siswa untuk mempersentasikan hasil diskusi tiap kelompok, 10) mengarahkan siswa lain untuk bertanya atau menanggapi hasil kerja kelompok yang persentasi didepan kelas semua kegiatan ini terlakasana. Tahap menganalisa dan mengevaluasi proses pemecahan masalah aspek yang diamati 11) membantu menganalisa hasil diskusi tiap kelompok, 12) menampilkan video untuk pembuktian pemecahan masalah semua kegiatan ini terlaksana.

Pada kegiatan penutup aspek yang diamati 1) melakukan refleksi, 2) memberikan soal evaluasi semua terlaksana.

4.2.4. Tingkat Hasil Belajar Siswa SDN Bener 01 Sebagai Kelompok Kontrol

Deskripsi hasil belajar siswa pada pelajaran IPA dengan materi Energi di SDN 01 Bener sebagai kelas kontrol dengan menggunakan model pembelajaran Problem Solving pretes dan postes dapat dilihat pada tabel 18 dibawah ini.

Tabel 18

Statistic Deskriptif Nilai Pretes Dan Postes Kelompok Kontrol Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std.

Deviation

pretes_kontrol 20 36 64 51.50 8.507

postes_kontrol 20 64 92 74.60 7.486

Valid N (listwise) 20

(14)

Berdasarkan perolehan hasil nilai pretes dan postesuntukmengetahui adanya perubahan hasil belajar dengan menggunakan model pembelajaran Problem Solving perlu dilakukan distribusi frekuensi perolehan hasil belajar siswa kelas III SD Negeri Bener 01 kecamatan Tengaran sebagai kelas kontrol. Untuk melihat distribusi frekuensi perlu dilakukan kategori dengan mengacu pada kategori dari SDN Bener 01 itu sendiri. Acuan kategori perolehan nilainya adalah sebagai berikut: kurang, hampir cukup, cukup, baik dan sangat baik. Agar mengetahui perolehan hasil belajar siswa kelas III SD Negeri 01 Bener berada pada kategori apa perlu dilakukan interval terlebih dahulu. Interval nilai siswa menggunakan rumus yaitu skor tertinggi dikurangi skor terendah dibagi dengan banyaknya kategori yang ditetapkan (kurang, hampir cukup, cukup, baik dan sangat baik). Secara visual rumus untuk mencari interval tersebut dirumuskan sebagai berikut :

Interval =

Interval = = 12

(15)

Tabel 19

Distribusi frekuensi hasil belajar siswa kelas III SDN Bener 01

No Interval Kategori pretes Hasil belajar Postes Frekuensi % Frekuensi %

1 36 – 47 Kurang 5 25 - -

2 48 – 59 Hampir cukup 10 50 - -

3 60 – 72 Cukup 5 25 10 50

4 73 – 84 Baik - 8 40

5 85 – 96 Sangat baik - 2 10

Total 20 100 20 100

Berdasarkan pada tabel 19 diatas, diketahui bahwa hasil belajar pretes pada siswa kelas III SD Negeri Bener 01 , siswa yang mendapat nilai pada interval 36 – 47 atau berada pada kategori kurang adalah 5 siswa dengan persentase 25 %. Siswa yang mendapat nilai pada interval 48 – 59 atau berada pada kategori hampir cukup adalah 10 siswa dengan persentase 50 %. Siswa yang mendapat nilai pada interval 60 – 72 atau berada pada interval cukup adalah 5 siswa dengan persentase 25 %. Dan tidak ada siswa yang mendapatkan nilai pada interval 73 – 84 dan nilai pada interval 85 – 96. Dari hasil distribusi frekuensi diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar pretes kelas III SD Negeri 01 Bener, sebagian berada pada kategori hampir cukup.

(16)

masuk dalam kategori cukup.

b. Rata-Rata Hasil Belajar Siswa Kelas III SD Negeri Bener 01

Rata-rata hasil belajar adalah nilai perolehan rata-rata keseluruhan baik pretest maupun postes. Pemaparan rata-rata hasil belajar dimaksudkan untuk melihat perubahan perolehan/ peningkatan persentase sebelum dan setelah diberikan perlakuan dengan pembelajaran model Problem Solving . Adapun rata-rata maupun perubahan peningkatannya, disajikan dalam tabel berikut ini:

Tabel 20

Rata-Rata Hasil Belajar Dan Gain Rata-Rata Hasil Belajar Siswa Kelas III SDN Bener 01

Rata-Rata Hasil Belajar Gain

Pretes Postes

51.50 74.60 23.1

(17)

Gamabar 5

Grafik Nilai Pretes Dan Postes Kelompok Kontrol 4.3. Diskripsi Komparasi Hasil Pengukuran Hasil Belajar Kelompok Eksperimen Dan Kelompok Kontrol.

(18)

Komparasi Hasil Pengukuran Hasil Belajar Kelompok Eksperimen Dan Kelompok Kontrol

Tahap pengukuran

Rerata skor ( mean) Kelompok

Eksperimen Kontrol

Keterangan selisih skor

Awal 52.00 51.50 0.5

Akhir 82.55 74.60 7.95

Gain skor 30.55 23.1 7.45

Dari tabel 21 diatas dapat dilihat tahap awal pada kelas eksperimen nilai rata-rata yang diperoleh siswa adalah 52.00 dan nilai akhir 82.55 dengan keuntungan yang diperoleh adalah 30.55. Sedangkan pada kelas kontrol nilai awal yang diperoleh adalah 51.50 dan nilai akhir 74.60 dengan keuntungannya adalah 23.1. Untuk selisih secara keseluruh antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dari tahap awal mendapat 0.5 sedangkan pada tahap akhir 7.95 dengan nilai keuntungannya 7.45. secara ringkas deskripsi komparasi hasil pengukuran tersebut dapat dilihat pada grafik berikut:

Gambar 6

(19)

4.4. Hasil Uji Perbedaan

Teknik analisis data dalam penelitian ini yaitu dengan menghitung rata-rata masing-masing kelompok kelas, kemudian diuji perbedaannya menggunakan uji t yang dilakukan dengan menggunakan bantuan SPSS 20. Uji t dilakukan untuk mengetahui sejauh mana perbedaan hasil belajar dengan menggunakan model Discovery Learning pada kelas eksperimen dan Problem Solving pada kelas kontrol. Sebelum uji t terlebih dahulu sudah dilakukan uji prasyarat yaitu uji normalitas dan uji homogenitas.

Seperti yang telah diuraikan di bab III penggunaan teknik statistik uji t dalam penelitian ini berdasarkan pada kebutuhan dalam melakukan komparasi terhadap dua kelompok penelitian. Menurut Sugiyono dalam Priyatno (2010:32), uji ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan rata-rata antara dua kelompok yang tidak berhubungan. Sebelum dilakukan uji t test (Independent Samples T Test) sebelumnya dilakukan uji kesamaan varian (homogenitas) dengan F test (Levens Test), artinya jika varian sama, maka uji t menggunakan Equal Variances Assumed (diasumsikan varian sama) dan jika varian berbeda menggunakan Equal Variances Not Assumed (Duwi Priyatno, 2010: 35).

4.4.1. Uji Prasyarat

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil tes evaluasi setelah pembelajaran (postes), dianalisislah perbedaan hasil belajar dua kelompok penelitian. Namun, sebelum melakukan uji beda terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat. Uji prasyarat analisis yang digunakan adalah uji normalitas dan uji homogenitas. Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data telah berdistribusi normal, sedangkan uji homogenitas dimaksudkan untuk melihat apakah suatau data mempunyai varians yang sama atau homogen dari dua kelompok yang diteliti yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

(20)

Hasil Uji Normalitas Data Pretes Dan Postes Kelompok Eksperimen Dan Kelompok Kontrol

Tests of Normality

kelompok Kolmogorov-Smirnov

a Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Pretes eksperimen kontrol .174 .173 22 20 .081 .117 .915 .942 22 20 .061 .262

Postes eksperimen kontrol .176 .167 22 20 .112 .106 .913 .936 22 20 .055 .204

a. Lilliefors Significance Correction

(21)

Gambar 7

Normal Q- Q Plot Skor Hasil Belajar IPA Kelompok Eksperimen

Gambar 8

Normal Q-Q Plot Skor Hasil Belajar IPA Kelompok Kontrol

(22)

berdistribusi normal. Dalam grafik tersebut juga terdapat titik yang berada sangat jauh dari garis. Hal ini menunjukkan peringatan bagi kita untuk berhati-hati pada saat melakukan analisis berikutnya.

Setelah syarat uji normalitas berupa distribusi kenormalan data terpenuhi, kemudian dilanjutkan syarat kedua yaitu tentang homogenitas atau tingkat kesetaraan data dengan melakukan uji homogenitas menggunakan Levene Test dengan ketentuan apabila nilai probabilitas/signifikansi > 0.05 maka dapat dikatakan bahwa populasi data memiliki varian yang sama atau dengan kata lain data homogen. Pengujian homogenitas dilakukan dengan menggunakan bantuan SPSS 20 for windows yang langkah-langkahnya adalah masukkan data-analyze-descriptive statistic-explore -masukkan variabel X2 (nilai pretest) dan X3 (nilai posttest) ke dependent list dan X1 ke factor-klik tombol plots hingga muncul kotak dialog explore:plots-klik power estimation-continue-pada tombol display pilih both-ok. Hasil dari uji homogenitas data kelompok eksperimen dan kontrol adalah sebagai berikut.

Tabel 23

Uji Homogenitas Hasil Pretes Dan Postes Kelompok Kontrol Dan Eksperimen Test of Homogeneity of Variance

(23)

mean = 0,837. Sehingga dapat dikatakan bahwa data nilai pretest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol SD Negeri 02 dan SD Negeri 01 Bener memiliki varian yang sama atau homogen, karena nilai probabilitas populasi data > 0,05.

Sedangkan untuk nilai postesnya menunjukkan bahwa angka signifikansi yang diperoleh adalah untuk probabilitas based on mean = 0,837 , untuk based on median = 0,990 , probabilitas based on median and with adjusted df = 0,990 dan probabilitas based on trimmed mean = 0,868. Karena nilai probabilitas populasi data > 0,05 maka dapat dikatakan bahwa data nilai postes kelompok eksperimen dan kelompok kontrol SD Negeri 02 dan SD Negeri 01 Bener memiliki varian yang sama atau homogen. Sehingga dapat disimpulkan bahwa populasi data nilai pretes dan postes kelompok ekasperimen dan kelompok kontrol SD Negeri Imbas memiliki varian yang sama atau homogen.

Berdasarkan hasil dari uji normalitas yang menunjukkan bahwa populasi data postes berdistribusi normal dan uji homogenitas yang menunjukkan bahwa populasi data postes homogen, maka dengan demikian uji prasyarat telah terpenuhi sehingga populasi data postes tersebut dapat digunakan untuk uji t ( uji beda rata-rata). Untuk melihat ada atau tidaknya pengaruh penggunaaan model Discovery Learning dalam meningkatkan hasil belajar siswa tersaji dalam tabel 24 berikut ini

Tabel 24

Hasil Uji t Hasil Belajar IPA Siswa Kelas III SD Negeri 02 Bener Sebagai Kelas Eksperimen Dan SD Negeri 01 Bener Sebagai Kelas Kontrol Pada Semester 2

Tahun Pelajaran 2015/2016 Independent Samples Test

Levene's Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means

(24)

ini lebih < dari 0,05, maka dapat dinyatakan bahwa kedua kelompok penelitian ini berbeda atau memiliki perbedaan. Berdasarkan nilai T hitung 3,417 dan nilai T tabel 2,021. ( 3.417 > 2.021 ) maka HO ditolak. Jadi dapat disimpulkan bahwa

terdapat perbedaan hasil belajar IPA siswa kelas III SD Negeri Gugus Diponegoro Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang.

Tabel 25

Hasil Uji t Gain Skor Belajar IPA Siswa Kelas III SD Negeri Bener 02 Sebagai Kelas Eksperimen Dan SD Negeri Bener 01 Sebagai Kelas Kontrol Pada

Semester 2 Tahun Pelajaran 2015/2016

Dari tabel diatas diketahui probabilitas signifikansi (2tailed) 0,039 dan 0,040. Probabilitas ini lebih < dari 0,05, maka dapat dinyatakan bahwa kedua kelompok penelitian ini berbeda atau memiliki perbedaan. Berdasarkan nilai T hitung 2.129 dan nilai T tabel 2,021 ( 2.129 > 2.021). maka Ho ditolak. jadi dapat disimpulkan bahwa

terdapat perbedaan hasil belajar IPA siswa kelas III SD Negeri Gugus Diponegoro Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang.

4.4.2. Hasil Uji Hipotesis

(25)

perbedaan yang positif dan signifikan hasil belajar IPA siswa kelas III SD gugus Diponegoro yang menggunakan model Discovery Learning dengan siswa yang menggunakan model Problem solving. Adapun kriteria pengujian hipotesis berdasarkan taraf signifikansi yakni jika probabilitas lebih dari 0,05 maka dapat dinyatakan tidak terdapat perbedaan, dan jika probabilitas signifikansinya dapat dikatakan bahwa kurang dari 0,05 maka dapat dinyatakan terdapat perbedaan antara dua kelompok penelitian.

Hasil uji beda diketahui bahwa nilai Signifikansi/probabilitas 0,001 yang dikenakan pada nilai postes. Berdasarkan kriteria pengujian hipotesis berdasarkan probabilitas dapat dikatakan bahwa HO ditolak. Karena nilai signifikansi probabilitas

pada uji beda menunjukkan nilainya lebih < dari 0,05. Dengan ditolaknya Ho maka

diterimalah Ha. Secara empirik, hasil dari pengujian hipotesis menyatakan bahwa

Ada perbedaan yang positif dan signifikan hasil belajar IPA siswa kelas III SD gugus Diponegoro yang menggunakan model Discovery Learning dengan siswa yang menggunakan model Problem solving.

Rumusan Hipotesis

Ho= Tidak ada perbedaan yang signifikan hasil belajar IPA siswa kelas III SD gugus

Diponegoro yang menggunakan model Discovery Learning dengan siswa yang menggunakan model problem solving.

Ha= Ada perbedaan yang signifikan hasil belajar IPA siswa kelas III SD gugus

Diponegoro yang menggunakan model Discovery Learning dengan siswa yang menggunakan model Problem solving

Ho: μ1 = μ2 Ha: μ1 ≠ μ2

4.5. Pembahasan Penelitian

(26)

yang melaksanakan pembelajarannya dengan menggunakan model Problem Solving. Disini guru pada kedua kelompok penelitian sudah melaksanakan sintak pembelajaran dengan runtut. Seperti yang tercantum pada bab 1 yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah ada perbedaan keefktifan pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran Discovery Learning dibandingkan dengan model Problem Solving.

Hasil analisis persyaratan kedua kelompok adalah homogen karena nilai sig adalah 0,868 > 0,05, maka didapat kesimpulan bahawa kedua varian tersebut (kelas eksperimen dan kelas kontrol) homogen, sehingga kelompok tersebut dapat dilakukan untuk penelitian. dari uji normalitas untuk postes kelompok eksperimen nilai signifikan (0,055) lebih besar dari alpha yang ditetapkan yaitu 0,05, maka diambil kesimpulan nilai postes kelompok eksperimen berdistribusi normal. Untuk postes kelompok kontrol nilai signifikan (0,204) lebih besar dari alpha yang ditetapkan yaitu 0,05, maka diambil kesimpulan nilai postes kelompok kontrol berdistribusi normal, sehingga data dari kedua kelompok tersebut berdistribusi normal.

Analisis deskriptif dari skor hasil belajar siswa setelah pembelajaran diketahuilah bahwa nilai tertinggi yang diperoleh dari kelompok eksperimen yaitu 92 dan nilai terendahnya 68, dengan rata-rata skor hasil belajar 82,55 Sedangkan nilai tertinggi yang diperoleh pada kelompok kontrol yaitu 92 dan nilai terendahnya adalah 64 dengan rata-rata skor hasil belajar 74, 60. Adapun dari 22 siswa kelompok eksperimen terdapat 21 siswa yang tuntas KKM mata pelajaran IPA kelas III di SD Negeri Bener 02 dengan persentase 95% dan 1 siswa tidak tuntas KKM dengan persentase 5%. Sedangkan pada 20 siswa kelompok kontrol terdapat 14 siswa tuntas KKM mata pelajaran IPA kelas III SD Negeri 01 Bener dengan presentase 70% dan 4 siswa tidak tuntas KKM dengan presentase 30%.

(27)

koefesien 0,001. Probabilitas ini lebih kecil dari 0,05, maka dapat dinyatakan bahwa ada perbedaan antara dua kelompok penelitian. setelah melakukan uji beda dengan nilai postes kemudian juga dilakukan uji beda dengan gain skor. uji beda dilakukan dengan melihat probabilitas sig (2tailed) menununjukkan koefisien 0,039 dan 0,040. Probabilitas ini lebih kecil dari 0,05, maka dapat dinyatakan bahwa ada perbedaan anatara dua kelompok penelitian.Ssetelah melakukan uji beda, dilakukan uji hipotesis, Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan kriteria signifikan. probabilitas sig (2tailed) dari uji beda menunjukkan kurang dari 0,05. Maka penelitian ini menunjukkan bahwa ada perbedaan keefektifan pembelajaran menggunakan model pembelajaran Discovery Learning dibandingkan dengan model Problem Solving.

Hasil uji beda dan hipotesis yang menyatakan bahwa ada perbedaan antara kedua kelompok penelitian terhadap hasil postes dan gain skor sejalan dengan adanya perbedaan rata-rata antara kedua kelompok penelitian dan jumlah siswa yang tidak tuntas KKM. Dari rata-rata skor hasil belajar, siswa pada kelompok eksperimen berhasil memperoleh rata-rata skor hasil belajar lebih tinggi dibandingkan rata-rata pada kelompok kontrol. Sedangkan berdasarkan jumlah siswa yang tuntas KKM siswa pada kelompok eksperimen lebih banyak yang menuntaskan KKM dibandingkan siswa dari kelompok kontrol. Maka uji beda yang dilakukan semakin memperkuat hasil penelitian ini yang menyatakan memang ada perbedaan antara dua kelompok penelitian terhadap hasil belajar.

(28)

pribadi dan ampuh karena menguatkan pengertian, ingatan dan transfer. c) Menimbulkan rasa senang pada siswa, karena tumbuhnya rasa menyelidiki dan berhasil. d) Model ini memungkinkan siswa berkembang dengan cepat dan sesuai dengan kecepatannya sendiri. e) Menyebabkan siswa mengarahkan kegiatan belajarnya sendiri dengan melibatkan akalnya dan motivasi sendiri. f) Model ini dapat membantu siswa memperkuat konsep dirinya, karena memperoleh kepercayaan bekerja sama dengan yang lainnya. g) Berpusat pada siswa dan guru berperan sama-sama aktif mengeluarkan gagasan-gagasan. h) Membantu siswa menghilangkan skeptisme (keragu-raguan) karena mengarah pada kebenaran yang final dan tentu atau pasti. i) Siswa akan mengerti konsep dasar dan ide-ide lebih baik. j) Membantu dan mengembangkan ingatan dan teransfer kepada situasi proses belajar yang baru. k)Mendorong siswa berpikir dan bekerja atas inisiatif sendiri. l) Mendorong siswa berpikir intuisi dan merumuskan hipotesis sendiri. m) Memberikan keputusan yang bersifat intrinsik. n) Proses belajar meliputi sesama aspeknya siswa menuju pada pembentukan manusia seutuhnya. o) Meningkatkan tingkat penghargaan pada siswa.p) Kemungkinan siswa belajar dengan memanfaatkan berbagai jenis sumber belajar. q) Dapat mengembangkan bakat dan kecakapan individu.

(29)

Sintak yang selanjutnya adalah pengumpulan data dimana siswa diberi kesempatan untuk mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya yang relevan untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis. Pada tahapan ini berfungsi untuk menjawab pertanyaan atau membuktikan benar atau tidaknya hipotesis, dengan demikian siswa diberikan kesempatan untuk mengumpulkan berbagai informasi yang relevan, mengamati objek, melakukan uji coba sendiri dan sebagainya. Konsekuensinya dari tahap ini adalah siswa belajar secara aktif untuk menemukan sesuatu yang berhubungan dengan permasalahan yang dihadapi, dengan demikian secara tidak sengaja siswa dihubungkan dengan masalah dengan pengetahuan yang telah dimiliki.

Selanjutnya adalah mengolah data. Dalam kegiatan ini siswa mengolah data atau informasi yang telah diperoleh lalu ditafsirkan pada tingkat kepercayaan tertentu. Yang berfungsi sebagai pembentukan konsep dan generalisasi. Dari generalisasi tersebut siswa akan mendapatkan pengetahuan baru tentang alternatif jawaban atau penyelesaian yang perlu mendapat pembuktikan secara logis.

Langkah yang terakhir adalah pembuktian. Pada tahap ini siswa melakukan pemeriksaan secara cermat untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis yang telah ditetapkan sebelumnya dengan temuan alternatif, dihubungkan dengan pengolahan data. Berdasarkan hasil mengolah data dan tafsiran, atau informasi yang ada, pernyataan atau hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya kemudian dicek kembali, apakah terjawab atau tidak, apakah terbukti atau tidak. selain membantu hasil belajar siswa hal tersebut juga sejalan dengan kajian teori Bruner dalam Mulyatiningsih, 2012:236 yang menyarankan agar peserta didik belajar melalui keterlibatannya secara aktif dengan konsep-konsep dan prinsip yang dapat menambah ppengalaman dan mengarah pada kegiatan eksperimen.

(30)

Pelajaran 2011/2012. Menyimpulkan bahwa: (1) terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara model penggunaan model Discovery Learning dan metode eksperimen terhadap hasil belajar IPA siswa kelas IV SD N Sambongwangan 01 dan SDN Plosorejo 02 Kecamatan Randublatung kecamatan Blora Tahun pelajaran 2011/2012. (2) Hasil uji t-tes menunjukkan nilai t adalah 3.731 dengan probabilitas signifikan 0,001<0,05 artinya mean nilai setelah menggunakan metode Discovery Learning berbeda dengan mean nilai setelah menggunakan metode eksperimen. (3) pembelajaran menggunakan model Discovery Learning dan metode eksperimen memperoleh skor rata-rata kelompok eksperimen adalah 70,50 dan skor rata-rata kelompok kontrol 61,47 dengan selisih skor 9,029. (4) Model Discovery Learning lebih berpengaruh positif terhadap hasil belajar IPA siswa kelas IV SD N Sambongwangan 01 dibandingkan hasil belajar SD N Plosorejo 02 yang menggunakan metode eksperimen. Disini siswa juga lebih aktif dalam pembelajaran.

(31)

Penelitian ini juga sesuai dengan Penelitian yang dilakukan oleh Yuli Astutik yang berjudul “Efektivitas Penggunaan Metode Discovery Terhadap Hasil Belajar Kognitif, Afektif, dan Psikomotor Siswa Pada Pelajaran IPA Kelas 5 Sekolah Dasar Gugus Pangeran Diponegoro Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan Semester 2 Tahun Pelajaran 2011/2012”. Hasil penelitian menggunakan analisis uji dan deskriptif data. Nilai rata-rata post test untuk kelas eksperimen sebesar 81,20 dan rata-rata kelas kontrol sebesar 70,31 dengan probabilitas signifikasi ranah kognitif 0,001<0,05, serta rata-rata skor angket untuk kelas eksperimen sebesar 20,67 dan rata-rata kelas kontrol sebesar 15,92 dengan probabilitas signifikasi ranah afektif 0,00>0,05, maka terdapat perbedaan yang signifikan untuk pembelajaran dengan menggunakan metode discovery dengan metode konvensional. Serta hasil deskriptif data ranah psikomotor diperoleh hasil penilaian unjuk kerja lebih besar dari 34 dengan skor rata-rata sebesar 48. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode discovery efektif terhadap hasil belajar kognitif, afektif, dan psikomotor siswa pada pelajaran IPA kelas 5.

(32)

tentang semua hasil yang telah didapat dan dipersentasikan didepan kelas. Langkah-langkah inilah yang membuat siswa terlibat langsung dan aktif dalam pembelajaran.

Dalam pembelajaran yang dilakukan pada kelas eksperimen dengan menggunakan model Discovery Learning terlihat beberapa aktivitas siswa yang menunjukkan bahwa model Discovery Learning memberikan pengaruh yang positif terhadap perilaku siswa. Aktifitas yang dimaksud antara lain:

a. Seluruh siswa SDN Bener 02 mengikuti pembelajaran dengan aktif dan berantusias dalam melakukan percobaan dengan memanfaatkan model Discovery Learning dalam pembelajaran, sehingga sebagian besar siswa dapat memahami materi yang sedang dipelajari dan mengalami peningkatan hasil belajar serta nilainya mencapai KKM.

b. Konsep yang tersaji dalam materi lebih konkret karena dengan bantuan model Discovery Learning, siswa secara mandiri menemukan hal-hal baru yang berhubungan dengan materi sehingga siswa lebih mudah memahami konsep yang telah disampaikan.

c. Hampir seluruh siswa kelas III SDN Bener 02 melaksanakan aktivitas percobaan dengan baik, hal ini dibuktikan dengan mereka mampu menjawab pertanyaan yang ada diLembar Kegiatan Siswa yang diberikan guru tanpa banyak bertanya.

(33)

4.6. Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan dalam penelitian ini diantaranya adalah tehnik pengambilan sampel. Dimana tehnik yang harusnya digunakan secara random tetapi hanya melalui perwakilan kelas saja. Hal ini disebabkan karena tidak memungkinkan untuk dalam setiap gugus diambil secara acak.

Selain hal diatas yang menjadi keterbatasan lainnya dalam penelitian ini adalah peneliti dianggap orang asing oleh siswa. karena mereka sudah terbiasa dengan guru kelas yang kesehariannya mereka hadapi tetapi ketika ada guru lain yang mengajar mereka agak sedikit acuh dan kurang memperhatikan apa yang disampaikan peneliti. Meskipun awalnya mereka acuh namun pada proses pembelajaran yang diciptakan kreatif itu dapat menarik perhatian siswa selama dalam proses pembelajaran.

Gambar

Tabel 13 Subjek Penelitian
tabel 14 berikut
gambar yang diamatinya.bila pengamatan pembelajaran pada tahap ini menanpilkan
Gambar 3 Sumber Energi
+7

Referensi

Dokumen terkait

ABSTRACT Because chiral liquid chromatography (LC) could become a powerful tool to estimate racemic atenolol quantity, excellent enantiomeric separation should be produced during

Kata Kunci: Hasil Belajar, Metode Bermain Peran, Media Boneka Origami Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penerapan metode bermain peran dan media boneka

In this study, the tensile properties of abaca fibre reinforced high impact polystyrene (HIPS) composites, which had been produced with the parameters of fibre loading (30,40,50

Hasil as uhan kebidanan secara komprehensif pada Ny “D” selama trimester III dengan flour albus, persalinan spontan tanpa penyulit tetapi pada kala I terjadi fase laten

Some researchers have shown potential benefits of using starter cultures in fermentation, for example in the productions of low-salt sauerkraut, sauerkraut, In this

Swt yang selalu memberikan nikmat, taufik, serta hidayah-Nya kepada penulis sehinggap penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul PENDIDIKAN IBADAH MAHDHAH PADA

Limbah padat tanpa pengolahan dapat dibuang ke tempat tertentu yang difungsikan sebagai tempat pembuangan akhir karena limbah tersebut tidak.. mengandung unsur kimia yang beracun

This article will discuss how multimedia or information communication technology (ICT) can be used for language teaching and learning by introducing principle of comprehensible