• Tidak ada hasil yang ditemukan

BUKU SISWA JADI SISWA JADI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BUKU SISWA JADI SISWA JADI"

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

Standar Kompetensi :

Menerapkan konsep dan prinsip pada mekanika klasik sistem kontinu (benda tegar dan fluida) dalam Langkah Penyelesaian masalah

Kompetensi Dasar :

Menemukan hubungan antara konsep torsi dan momentum sudut,

berdasarkan hukum II Newton serta penerapannya dalam masalah benda tegar

KATA KUNCI

KATA KUNCI

Keseimbangan Partikel Benda Tegar

Lengan Momen Momen Gaya

Titik Berat

Mengapa bangunan-bangunan yang tinggi dapat berdirih kokoh?

(2)

Kesei

mban

gan

Benda

Tegar

Mengapa bangunan-bangunan

tinggi dapat berdiri kokoh? Mengapa kita dapat berdiri tegak? Mengapa

lampu yang

tergantung seperti pada

Gambar 1.

Tidak jatuh kebawah?

Gambar 1

Pertanyaan di

atas erat

hubungannya dengan

keseimbangan. Bangunan tinggi dapat berdiri

kokoh, kita

dapat berdiri tegak lurus atau lampu dapat tergantung, semua ini dapat disebabkan karena semuanya

dalam keadaan

seimbang.

Apakah

keseimbangan itu?

Ada dua macam keseimbangan:

 Keseimban

gan statik, yaitu

keseimban gan ketika benda diam

 Keseimban

gan dinamik, yaitu

keseimban gan ketika benda bergerak dengan kecepatan tetap

Dalam buku ini kita hanya akan membahas

keseimbangan

statik dan

penerapannya.

Penerapan keseimbangan:

Dalam bidang

arsitek atau

teknik sipil

(merancang dan mendesain

rumah yang

kokoh), dalam bidang olah raga (yudo, senam, tinju, dsb) dan dalam bidang

medis atau

terapi (kekuatan

otot untuk

menjaga

keseimbangan tubuh).

Keseimbangan titik dapat juga disebut

keseimbangan

partikel.

Benda titik atau partikel dapat

didefenisikan sebagai benda yang ukurannya dapat

diabaikan, sehingga dapat digambarkan sebagai suatu

titik materi. Misalkan suatu partikel (benda titik) menerima beberapa gaya. Resultan gaya ini adalah R. Apa yang terjadi jika partikel tersebut diberikan gaya yang besarnya sama dengan R

tetapi arahnya berlawanan? Karena resultan gaya-gaya yang bekerja pada partikel itu sama

dengan nol

(3)

0 0 0 x y z F F F

  

(

F ma ),

percepataan partikel nol. Artinya partikel yang semula diam akan tetap diam. Partikel ini dikatakan dalam

keseimbangan statik.

Jadi dapat dikatakan bahwa suatu partikel dalam keadaan keseimbangan statik jika jumlah gaya atau resultan gaya yang bekerja pada partikel sama dengan nol.

Secara matematik

dapat dituliskan:

… … … … … … … …

… … ( 1 )

… … … … … … … … … … ( 2 )

……… (3)

Persamaan (1), (2) dan (3) merupakan

syarat

keseimbangan

benda titik

(partikel).

Untuk memahami makna dari ketiga

persamaan di atas,

diberikan

contoh soal dan pembahasan seperti

berikut ini.

Contoh Soal 1a Perhatikan

Gambar 1a. di

bawah ini,

tentukan gaya-gaya apa saja yang bekerja pada benda, dan besar tegangan pada tali?

Gambar 1a

Langkah

Penyelesaian:

Untuk

menyelesaikan soal ini ikuti langkah berikut: 1. Identifikasi

gaya-gaya yang bekerja pada benda. Gaya-gaya

yang bekerja diberikan dalam

Gambar 1a.1. di bawah ini.

Gambar 1a.1

Dari Gambar 1a.1. Tampak ada dua gaya yang bekerja pada benda titik

bermassa m yaitu:

 Gaya tegangan tali T (arahnya ke atas)  Gaya

berat W (arahnya ke bawah) 2. Lakukan

analisis terhadap gaya-gaya yang

diketahui.

m

T

W T

W

(4)

Karena

benda dalam keadaan seimbang maka

persamaan yang berlaku adalah

0 F

0

T W  T WTmg

Dari hasil

analisis

diperoleh bahwa tegangan tali T sama dengan

gaya berat

benda Wmg

Contoh Soal 1b Perhatikan

Gambar 1b. Jika sistem dalam keadaan

seimbang, gambarkan

gaya-gaya yang bekerja pada

sistem, dan

tentukan besar tegangan pada

masing-masing tali?

Gambar 1b

Langkah

Penyelesaian:

Untuk

menyelesaikan soal ini ikitu langkah berikut: 1. Uraikan

gaya-gaya yang bekerja dalam

sistem.

Karna sistem dalam

keadaan seimbang, maka haruslah:

1 2 MM

Gaya-gaya yang bekerja pada sistem diberikan dalam

Gambar 1b.1 (i) di bawah ini.

Gambar 1b.1

Gambar 1b.1 (ii) adalah gambar

diagram bebas gaya-gaya yang bekerja. 2. Melakukan

analisis tehadap gaya-gaya yang bekerja dalam sistem pada setiap benda.

Karena

benda dalam keadaan

seimbang maka pada masing-masing benda persamaan yang berlaku adalah

a) Untuk benda M1

1 0 F

1 1 0 TW

T1 W1 T1 M g1

Dari hasil analisis diperoleh bahwa tegangan

tali T1

sama dengan gaya berat benda

1 1 WM g

b) Untuk

benda M2

2 0 F

2 2 0 TW

T1 T2

W2 W1

M2 M1

T2 T1

T3

-r-T3

T1 T2

W2 W1

M2 M1

(i) (ii

(5)

T2 W2

T2 M g2

Dari hasil analisis diperoleh bahwa tegangan

tali T2

sama dengan gaya berat benda

2 2 WM g

c) Untuk

Tegangan Tali T3

F3 0

3 ( 1 2) 0 TTT

3 ( 1 2) 1 2 TT T  M g M g

3 1 2

TMM g

dengan

demikian besar tegangan pada masing-masing tali adalah

2 2 TM g

1 1 TM g

3 1 2

TMM g

Contoh Soal 1c Sebuah benda digantungkan pada kedua tali seperti tampak pada Gambar 1c di bawah. Jika massa benda = 10 kg, tentukan gaya tegangan kedua tali yang menahan benda tersebut…. (g = 10 m/s2)

Gambar 1c

Langkah

Penyelesaian:

Untuk

menyelelesaikan soal ini, ikuti

langkah berikut ini

1. Menggambar

kan diagram gaya-gaya yang bekerja pada benda. Diagram gaya-gaya yang bekerja pada sistem dapat dilihat pada

Gambar 1c.1 di bawah ini.

Gambar 1c.1

2. Proyeksikan setiap gaya yang bekerja pada sumbu x dan sumbu y

a) Proyeksi Tegangan tali T1

Gambar 1c.2

Besar gaya pada setiap sumbu

adalah:

 Sumbu

x

1 1 1

1 1

cos 45 2 2

2 2

T  TT

 Sumbu

y

1 1 1

1 1

sin 45 2 2

2 2

T  TT

b) Proyeksi Tegangan tali T2

Gambar 1c.3

Besar gaya pada setiap sumbu

adalah:

 Sumbu

x

2 2 2

1 1

cos 45 2 2

2 2

T  TT

 Sumbu

y

2 2 2

1 1

sin 45 2 2

2 2

TT T

T1

45

x y

T1 Cos T1 Cos

T2

45

x y

T1 Cos

T1 Cos

T1 T2

W

45

o

(6)

3. Menjumlahka n gaya-gaya yang sejajar dengan

menggunaka

n aturan

penjumlahan vektor.

Hasil analisis gaya-gaya pada setiap sumbu

diberikan dalam Gambar

Gambar 1c.4

Karena

sistem dalam keadaan seimbang maka berlaku bahwa:

 Jumlah gaya yang bekerja pada

sumbu x sama

dengan nol.

0 x F

1cos 45 2cos 45 0

TT

1cos 45 2cos 45

T  T

1 2 TT

 Jumlah gaya yang bekerja pada

sumbu y sama

dengan nol.

0 y F

1sin 45 2sin 45 0

T  T  W

dengan

1 2 TT ,

maka

1

2 sin 45T  W

1

2 sin 45T  mg

1 1

2 2 10 10 2

T  

1 2 100 T

1

100

50 2 2

T  

N

Karena T1 T2,

maka tegangan tali

1 50 2 T

N

2 50 2 T

N

Contoh Soal 1d

Sistem pada

Gambar 1d di bawah ini dalam keadaan

seimbang statik. Jika beban W1 beratnya 300 N, tentukan W2, T1, T2, dan T3

Gambar 1d

Langkah

Penyelesaian:

Untuk

menyelesaikan soal ini ikuti langkah berikut: 1. Menganalisis

soal

(menentukan mulai dari mana

penyelesaian dilakukan) Data yang diketahui di soal adalah W1 adalah 300 N yang terhubung langsung dengan titik A, sehingga akan lebih mudah jika dimulai

dengan T1 Cos

T1 Cos

2

cos 45

T

T1 Cos

(7)

meninjau keseimbanga n partikel di titik A

2. Menggambar kan gaya-gaya dan menguraikan gaya yang bekerja pada titik A (titik A sebagai

pusat tinjauan)

Gambar 1d.1

3. Menggunaka

n syarat

keseimbanga

n pada

masing-masing

sumbu x dan

sumbu y

untuk

melakukan analisis  Jumlah

gaya yang bekerja pada

sumbu y sama

dengan nol,

sehingga

0 Y F

1sin 60 1 0

T  W

1 1

300 600

200 3 1

sin 60 3 3 2

W

T    N

Dengan demikian diperoleh bahwa

1 200 3

TN

 Jumlah gaya yang bekerja pada

sumbu x sama

dengan nol,

sehingga

0 x F

1cos 60 2 0

T  T

2 1

1 cos 60 200 3

2 TT     

 

2 100 3

TN

Dengan demikian diperoleh bahwa

2 100 3

TN

4. Menggambar kan gaya-gaya dan menguraikan gaya yang bekerja pada titik B (titik B sebagai

pusat tinjauan)

Gambar 1d.2

5. Menggunaka

n syarat

keseimbanga

n pada

masing-masing

sumbu x dan

sumbu y

untuk melakukan analisis  Jumlah

gaya yang bekerja pada

sumbu x sama

dengan nol,

sehingga

0 x F

2 3 cos 30 0

T T

  

2 3

100 3 200 1

cos30 3

2 T

T   N

Dengan demikian 2

T

1

(8)

diperoleh bahwa

3 200 TN

 Jumlah gaya yang bekerja pada

sumbu Y sama

dengan nol,

sehingga

0 Y F

3sin 30 2 0

T  W

2 3

1

sin 30 200 100 2

WT     N  

Dengan demikian

diperoleh bahwa

1 200 3

TN

2 100 3

TN

2 200 TN

2 200 WN

Contoh Soal 1e Sebuah benda bermassa 1 kg tergantung pada

sistem tali

seperti pada Gambar 1e di

bawah ini.

Hitung tegangan TAB, TDA dan TBC

jika benda

berada dalam keadaan

seimbang! (jika

3 tan

4

  dan

4 tan

3

  )

Gambar 1e Langkah

Penyelesaian:

Untuk

menyelesaikan soal ini ikuti langkah

penyelesaian berikut ini.

1. Menggambar kan gaya – gaya yang bekerja

dalam sistem Sistem

dalam

keadaan seimbang, maka titik A, B, dan C, juga dalam keadaan seimbang. Untuk

memudahka n analisis, lakukan

analisis gaya pada titik C lebih awal. Gaya-gaya yang bekerja pada titik C diberikan dalam

Gambar 1e.1 di bawah ini.

Gambar 1e.1

2. Menggunaka

n syarat

keseimbanga

n pada

masing-masing

sumbu x dan

sumbu y

untuk melakukan analisis Jika diketahui

3 tan

4

  ,

maka nilai dari sin α dan cos α adalah

sedangkan

dari tan 4 3

 

, maka nilai dari sin α dan cos α adalah

 arah

sumbu x:

X F

T CB sin

T CA cos

T CA sin

T CB cos

10N

T CB

T CA

10N

A B

C

T CA T CB

5

3

4

5

4

(9)

=

sumbu y:

karena TCA

= TCB, maka

sehingga

TCA =

3. Menggambar kan gaya-gaya yang bekerja pada titik A

Gambar 1e.2

4. Menggunaka

n syarat

keseimbanga

n pada

masing-masing

sumbu x dan

sumbu y

untuk melakukan analisis  arah

sumbu y:

Y sumbu x:

X

Karena

25

sin cos

(10)

5. Menggambar kan gaya-gaya yang bekerja pada titik B

Gambar 1e.3

6. Menggunaka

n syarat

keseimbanga

n pada

masing-masing

sumbu x dan

sumbu y

untuk melakukan analisis

 Arah

sumbu y:

Dari hasil

analisis

diperoleh bahwa

10 benda titik, pada

benda tegar

gaya-gaya yang

bekerja juga

dapat digantikan

dengan satu

gaya tunggal asalkan resultan gaya-gaya (FR)

yang bekerja

tegak lurus

dengan arah

momen gaya ( ) yang

ditimbulkan oleh gaya-gaya ini. Untuk

mempelajari kesetimbangan

benda tegar

perlu dipahami konsep gaya resultan (FR) dan

konsep momen gaya ( ).

Gaya-gaya yang bekerja pada

benda tegar

diantaranya adalah

a. Gaya-gaya sepusat, maksudnya semua gaya yang bekerja mempunyai titik tangkap yang sama.

b. Gaya-gaya sebidang,

B. KESEIMBANGAN BENDA

TEGAR

(11)

terletak pada bidang yang sama.

c. Gaya-gaya sejajar, adalah

semua gaya yang bekerja sejajar.

Jika pada sebuah

benda bekerja

beberapa gaya

baik gaya-gaya

itu sepusat,

sebidang atau

sejajar, maka

pastilah

terdapat sebuah

gaya resultan

dari seluruh

gaya tersebut. Agar gaya-gaya tesebut dapat disederhanakan menjadi satu gaya tunggal sebesar FR, maka

FR

harus tegak

lurus tehadap

momen gaya yang

diakibatkan oleh beberapa gaya tersebut.

Besarnya gaya

resultan FR

diperoleh

melalui

penjumlahan

gaya-gaya yang

bekerja dengan

menggunakan

aturan

penjumlahan

vektor gaya.

Gaya resultan FR

tentunya bekerja

pada satu titik

tangkap. Secara

matematik, letak

titik tangkap

gaya resultan

tersebut pada

bidang xy

adalah

memahami lebih

lanjut, lihat

contoh soal 2a.

Apa sih itu

momen gaya?

(12)

Gambar 2

Makin besar

momen gaya

makin cepat

suatu benda

berputar!

Momen gaya tergantung apa?

a. Besarnya gaya yang diberikan b. Lengan

momen

Apa sih lengan momen?

Jarak tegak lurus sumbu rotasi kearah gaya.

Contohnya?

Lihat Gambar. 2! Pada gambar ini, jendela didorong oleh gaya F pada lokasi yang berbeda. (L = lengan momen).

Rumus momen gaya ( dibaca : tau) adalah

LF

  …………(6)

Jadi semakin besar lengan momen semakin besar momen gayanya?

Betul!

Itulah sebabnya pada Gambar 2, jendela akan berputar lebih cepat di (i) dibandingkan dengan di (ii) atau di (iii). Di (iv) jendela tidak akan berputar karena lengan momennya nol.

Jangan lupa momen gaya juga

bergantung pada gaya.

Di (i), (ii) dan (iii) jendela akan berputar lebih cepat jika gaya yang bekerja lebih besar.

Momen gaya vektor atau skalar?

Vektor! Perhatikan Gambar. 3

Gambar 3

Pada Gambar 3, d adalah jarak

dari titik

tangkap gaya ke pusat putaran.

Arah gaya

membentuk sudut  dengan vektor d. Karena momen gaya adalah vektor, maka

persamaannya dapat dituliskan

d F

  r r

sin

dF

  

………….(7)

atau,

LF

  Bagaimana menentukan arah momen gaya?

Dengan aturan tangan kanan!

Maksudnya?

Gambar 4

Lipat ketiga jari selain telunjuk dan ibu jari. Upayakan ibu jari, jari telunjuk dan ketiga jari yang lain saling tegak lurus satu dengan yang lain. Arah ibu jari menunjukkan arah momen gaya ( ), arah

jari telunjuk

menunjukkan

arah lengan

L

F

F cos

F sin d

F

d

(13)

gaya (d), dan arah ketiga jari-jari yang lain menunjukkan arah gaya F. Satuan momen

gaya adalah

Newton meter atau disingkat Nm.

Perjanjian:

Arah momen gaya diberi tanda

positif jika momen gaya ini membuat benda cenderung

berputar

berlawanan arah

dengan putaran

jarum jam.

Diberi tanda

negatif jika membuat benda cenderung

berputar searah dengan putaran jarum jam.

Contoh Soal 2 Hitunglah besar momen gaya akibat gaya F

sebesar 30 N yang bekerja pada benda-benda berikut ini!

Langkah

Penyelesaian:

1. Menentukan sumbu putar sebagai

acuan dan nilai lengan momen a) Pada

gambar (a) sumbu putarnya di titik Q. Panjang

PQ 3

meter. Gaya berarah

30menge nai titik P, lengan momenny a adalah panjang , sehingga panjang lengan momenny a adalah

L = 3 sin

30

b) Pada gambar (b) sumbu putarnya di Q. Diketahui jari-jari bola 5 cm. Gaya

bekerja sejauh R tegak lurus terhadap R.

Sehingga lengan gayanya (L) adalah R yaitu 5 cm

c) Pada gambar (c) sumbu putarnya

di Q.

Panjang batang 60 cm. Gaya berarah

(14)

0

2. Melakukan analisis untuk

menghitung besar

momen gaya masing-masing benda a) Momen

gaya yang bekerja b) Momen

gaya yang

bekerja c) Momen

gaya yang bekerja adalah

F L   

(0,6cos30 ) F jarum jam

Benda tegar

berbeda dengan

partikel, selain mengalami

gerak translasi

benda tegar

juga mengalami gerak rotasi. Oleh karena itu

benda tegar

dalam keadaan seimbang harus memenuhi dua syarat, yaitu syarat

keseimbangan translasi dan syarat

keseimbangan rotasi.

a. Syarat keseimbanga n translasi

Dalam

bidang XYZ, syarat

keseimbanga nnya

diberika oleh persamaa (1), (2) , dan (3) yaitu:

b. Syarat keseimbanga n rotasi

……… (8)

Ada dua macam keseimbangan, yaitu

keseimbangan

statik dan

keseimbangan dinamik.

a. Benda dalam keadaan b. Benda dalam

(15)

dalam keadaan bergerak lurus beraturan atau bergerak melingkar beraturan.

Langkah-langkah untuk menyelesaikan soal-soal

keseimbangan

statik benda

tegar adalah sebagai berikut:

1. Gambar sketsa soal berdasark an data-data yang diberikan pada soal. 2. Tentukan

benda tegar yang akan

ditinjau. Gambar gaya-gaya yang hanya

bekerja pada benda tegar tersebut dan berikan nama (lambang) setiap gaya. 3. Tentukan

sumbu-X dan sumbu-Y sebagai sumbu koordinat, kemudian uraikan gaya-gaya menurut arah sumbu-X dan sumbu-Y. Gunakan syarat keseimban gan

translasi benda tegar yaitu,

0 X F

dan

FY 0

4. Pilihlah suatu titik sembaran g sebagai poros sedemikia n sehingga memudah kan untuk menghitun g gaya-gaya yang ditanyaka n dalam soal.

Sebagai poros, pilihlah

titik di

mana pada titik tersebut tidak bekerja gaya yang ditanyaka n, tetapi pada titik tersebut paling

banyak bekerja gaya yang diketahui, sehingga momen gayanya sama dengan nol. 5. Gunakan

syarat keseimban gan rotasi benda tegar, yaitu

0

 

6. Lakukan analisis untuk mencari variabel yang

ditanyakan dalam soal.

Contoh Soal 2a Pada sebuah pelat bekerja

gaya sejajar

(16)

F1 = 20 N,

F2=40 N dan F3 = 20 N. Arah gaya-gaya

ditunjukkan pada Gambar 2a di bawah ini. Hitung besar gaya tunggal yang

menggantikan gaya-gaya (gaya resultan) ini dan titik tangkap gaya

resultannya!

Gambar 2a

Langkah dibawah ini. 1. Menggambar

kan dan

menentukan komponen masing-masing gaya, pada arah sumbu x dan sumbu y

Gambar 2a.1

2. Menjumlahka n gaya-gaya yang sejajar pada arah sumbu x dan sumbu y  Arah

sumbu x

1cos 60 2cos30 sumbu y

1sin 60 2sin 30 3

Gambar 2a.2

3. Menentukan resultan dan arah gaya Besar gaya 24,64 17,32 R

F   

907,112 30,11 R

35,1 144,9

 

4. Menentukan tititk tangkap resultan

cos30 40 3 34,64 2 titik tangkap gaya

dan titik

tangkap

2

cos30

F

2

sin 30

F

1

sin60

(17)

pada sumbu y

1 1 2 2 3 3

1 2 3

x x x

c

x x x

F y F y F y y

F F F

 

 

10(1) ( 34,64)(2) (0)(0) 10 ( 34,64) (0) c

y    

  

59, 28

2, 41 24,64

c

y    m

Jadi besarnya gaya resultan adalah 30,11 N, dengan

koordinat (4,31 , 2,41) meter

Contoh Soal 2b Sebuah

jembatan homogen

beratnya 8000 N dan panjangnya 10 m ditopang

oleh dua

penumpu A dan B pada kedua ujungnya,

tampak seperti

Gambar 2b di bawah ini.

Gambar 2b

Bus yang

beratnya 4000 N mogok di atas jembatan pada jarak 2 m dari penumpu A. Jika sistem dalam keadaan

seimbang statik,

tentukan gaya

reaksi pada

penumpu A dan B!

Langkah

Penyelesaian:

1. Menganalisis gaya-gaya yang bekerja dalam sistem dan

menggambar sketsa gaya tersebut.

Gaya gaya yang bekerja diberikan dalam Gambar 2b.1.

 Gaya berat jembatan Wj. Letak

titik tangkap gaya berat jembatan

ada di

tengah tengah jembatan (sama dengan 5 m dari titik A).

 Gaya berat bus Wb.

Letak titik tangkap gaya berat bus adalah 2 m dari titik A.  Gaya

reaksi kedua penumpu A dan B

arahnya ke atas

(sebagai gaya

normal NA

dan NB).

Gambar 2b.1

2. Menggunaka

n syarat

keseimbanga n

keseimbanga n translasi untuk

melakukan analisis. Karena

hanya ada gaya vertikal (searah

sumbu y), maka hanya

ada satu

syarat, yaitu:

0 Y F

0

A B b j

NNWW

(18)

4000 8000

A B b j

A B

N N W W

N N

  

  

12000 A B

NNN

3. Menggunaka

n syarat

keseimbanga

n rotasi

dengan mengambil

titik A

sebagai

poros untuk melakukan analisis

0 A  

0

b j B

APW AOW ABN

   

2Wb 5Wj 10NB 0

   

10NB 2Wb5Wj

2(4000) 5(8000) 10

B

N  

48000

4800 10

B

N   N

Karena

12000 A B

NNN

12000 4800 A

N  

7200 A

NN

Jadi gaya reaksi di titik A NA

(gaya normal di titik A) adalah 7200 N dan di

titik B NB adalah

4800 N.

Contoh Soal 2c

Dua benda,

sebut saja

benda A (10 kg) dan benda B (20 kg), diletakkan di atas papan

kayu (lihat

Gambar 2c di bawah). Panjang papan = 10

meter. Jika

benda B

diletakkan 2

meter dari titik tumpuh, pada jarak berapakah dari titik tumpuh benda A harus diletakkan,

sehingga papan berada dalam keadaan

seimbang ? (g = 10 m/s2)

Gambar 2c Langkah

Penyelesaian:

1. Menganalisis

gaya-gaya yang bekerja dalam sistem dan

menggambar sketsa gaya tersebut Gaya gaya yang bekerja diberikan dalam Gambar 2c.1.  Gaya

berat benda B WB. Letak

titik tangkap gaya berat WB

ada di 2 m dari titik titik tumpu.  Gaya

berat

benda A WA. Letak

titik tangkap gaya berat WA

adalah x m dari titik titik tumpu.  Gaya

berat papan, Wpapan

terletak di

tengah-tengah papan.  Gaya

reaksi papan pada titik tumpu sebagai gaya normal N.

B A

= Torsi bernilai positif

= Torsi bernilai negatif

Wpapan N

WA WB

2

(19)

Gambar 2c.1

Perhatikan

Gambar 2c.1 di atas. Titik hitam (sebelah

atasnya Wpapan),

merupakan titik tumpuh. Titik tumpuh

berperan

sebagai sumbu rotasi.

2. Menggunaka

n syarat

keseimbanga

n rotasi

dengan mengambil

titik O

sebagai

poros untuk melakukan analisis. Papan berada dalam keadaan seimbang jika jumlah torsi total = 0.

0 o  

0

A B

OA W OB W

  

2 0

A B

X W W

  

2

A B

X WW

2

A B

X m gm g

2 2 20 4 10 B A m

X m

m

  

Agar papan

berada dalam keadaan

seimbang,

benda A harus

diletakkan 4

meter dari titik tumpuh.

Contoh Soal 2d Sebuah papan

iklan yang

massanya 50 kg digantung pada ujung sebuah

batang besi

yang

panjangnya 5

meter dan

massanya 10 kg (amati Gambar 2d di bawah).

Sebuah tali

dikaitkan antara ujung batang besi dan ujung penopang,

tentukan: (a) gaya

tegangan tali

(b) gaya yang dikerjakan oleh

penopang pada batang besi, (g = 10 m/s2)

Gambar 2d

Langkah

Penyelesaian:

1. Menganalisis gaya-gaya yang bekerja dan

menggambar kannya

dalam sistem

kartesian. Gaya-gaya yang bekerja di berikan dalam

Gambar 2d.1

Gambar 2d.1

 Gaya tegangan tali T.  Gaya berat

papan iklan Wp,

letak titik tangkap Wp adalah

4 m dari titik titik O.  Gaya berat

batang besi Wb,

letak titik tangkap Wb adalah

2,5 m dari titik titik O. Wb

Wp T

O A

30

B C

 P

FX

FY

T

sin30

s30

(20)

 Gaya reaksi papan pada titik tumpu sebagai gaya normal N Keteranga n

diagram :

- Fx

adalah gaya yang dikerjak an oleh penopa ng pada batang besi (kompo nen horisont al alias sumbu x)

- Fy

adalah gaya yang dikerjak an oleh penopa

ng pada batang besi (kompo nen vertikal alias sumbu y)

2. Menggunaka

n syarat

keseimbanga

n rotasi

untuk melakukan analisis Gaya Fx dan

Fy tidak

diketahui. Oleh karena itu, alangkah baiknya kita pilih titik O sebagai

sumbu rotasi, karena berhimpit dengan

sumbu rotasi maka lengan gaya untuk Fx dan Fy = 0 (tidak ada

torsi yang dihasilkan).

Gambar 2d.2

Dari Gambar

2d.2, momen

gaya oleh Wb

dan Wp

bertanda

negative

(searah jarum

jam), dan

Tsin300

bertanda

positif

(berlawanan

arah jarum

jam).

Gaya FX ,FY

dan Tcos300

tidak

menghasilkan

torsi.

Titik O

sebagai

sumbu rotasi. Karna sistem dalam

keadaan seimbang, maka berlaku syarat

keseimbangan rotasi yaitu

0 o  

sin 30 0

b p

OA W OB W OC T

   

sin 30 0

b p

OA m g OB m g OC T

   

2, 5(10)(10) 4(50)(10) 5 sin 30T  0

   

5 sin 30T  250 2000 2250

900 5sin 30

TN

Jadi besarnya tegangan tali T untuk menopang Wb

Wp T

O A

30

B C

P

FX

FY

T

sin30

s30

(21)

papan iklan dan

batang besi

tersebut tetap seimbang,

adalah 900 N

3. Melakukan analisis pada gaya yang

 Sekarang kita hitung gaya yang berlaku

0

Catatan:

Dengan dahulu.

0 (sumbu Y)

0 10(10) 50(10) 900

2

Contoh Soal 2e Sebuah tangga AB homogen beratnya 100 N bersandar pada tembok yang

licin dan

bertumpu pada

lantai kasar

seperti pada Gambar 2e.

Gambar 2e

Tangga AB

membentuk

sudut 45

terhadap lantai. Jika tangga AB

(22)

tepat akan tergelincir, maka tentukan

a. gaya p lantai c. koefisie n gesek langkah berikut ini.

1. Menganalisis gaya-gaya yang bekerja dan

menggambar kannya

dalam sistem

kartesian. Gaya-gaya yang bekerja di berikan dalam

Gambar 2e.1

Gambar 2e.1

 Gaya

berat W = 100 N titik kerjanya

tangga tak ada

gesekan. 2. Menggunaka

n syarat

keseimbanga dahulu.

0

n rotasi,

(23)

dan Fg tak

menimbulka n momen gaya pada tangga AB.

Gambar 2e.2 0 o  

' ' B 0

AC W AB N

  

' B '

AB NAC W

1

sin 45 sin 30 2

B

ABN AB

1 2 1 cos 45 1 2

(100) 1

2 sin 45 2 2 2 B

N W

 

 

 

 

 

50 B NN

Dengan

demikian

diperoleh:

a.

Dari hasil

analisis

diperoleh

bahwa gaya

reaksi lantai

NA adalah

100 N, dan

gaya reaksi

tembok NB

adalah 50 N b. Dengan

demikian dari

persamaan gaya

gesekan

g B

FN , diperoleh bahwa

50

g B

FNN

c. Koefisien gesekan anatara

lantai dan tangga,

dapat

dipeoleh dari persamaan gaya

gesekan

g s A

F  N

50 0,5 100 g

s A F N

   

Konsep pusat massa berkaitan erat dengan titik berat alias pusat gravitasi.

Karenanya

sebelum belajar mengenai titik berat, terlebih

dahulu kita

pahami konsep pusat massa.

Dalam pokok

bahasan gerak lurus (GLB, dan

GLBB), gerak

parabola dan

gerak melingkar,

setiap benda kita anggap sebagai partikel, lebih tepatnya partikel tunggal.

Penggunaan istilah partikel ini hanya untuk mempermudah pembahasan mengenai

gerakan, dimana

suatu benda

digambarkan seperti suatu titik.

Sebuah mobil

bergerak

bagian depan, bagian samping

dan bagian

belakang mobil itu mempunyai kecepatan yang sama. Apabila kita

menganggap mobil terdiri

banyak titik

yang tersebar di seluruh bagian mobil itu, maka ketika bergerak,

C. PUSAT MASSA DAN TITIK

BERAT

(24)

setiap titik yang

tersebar di

seluruh mobil itu punya kecepatan yang sama. Karenanya tidak

ada salahnya

jika kita

menganggap mobil seperti satu titik, karena

gerakan satu

titik bisa

menggambarkan gerakan

keseluruhan

mobil. Perlu

diketahui bahwa kita

memperlakukan benda sebagai partikel tunggal

hanya ketika

benda‐benda itu melakukan gerak translasi (gerak

lurus, gerak

parabola, gerak melingkar dan lain-lain).

Jika suatu benda melakukan gerak rotasi, benda

tidak bisa kita anggap sebagai partikel karena kasusnya sudah berbeda.

Dalam gerak

rotasi, benda dianggap

sebagai benda

tegar (benda

terdiri dari

banyak partikel, di mana jarak antara setiap partikel yang menyusun

benda itu selalu sama).

Benda tidak bisa dianggap

sebagai partikel karena gerakan satu partikel

tidak bisa

mewakili keseluruhan gerakan benda. Dalam hal ini, kecepatan setiap

bagian benda

yang melakukan

gerak rotasi

berbeda‐beda.

Dalam penjelasan sebelumnya,

setiap benda

dianggap

sebagai partikel apabila benda‐

benda itu

melakukan

gerak translasi. Sebaliknya,

benda‐benda yang melakukan

gerak rotasi

dianggap

sebagai benda

tegar, bukan

sebagai partikel. Walaupun

demikian, ketika

sebuah benda

berotasi,

terdapat satu

bagian pada

benda itu (bisa

kita sebut

sebagai partikel atau titik) yang bergerak seperti sebuah partikel tunggal dalam gerak translasi. Titik ini dikenal

dengan julukan

pusat massa. Perhatikan

Gambar 3.1 di

bawah ini.

Tongkat melakukan

gerak rotasi

sepanjang arah horisontal (ke kanan). Ketika berotasi, posisi tongkat selalu berubah‐ubah. Walaupun demikian,

terdapat satu bagian tongkat yang bergerak sepanjang

lintasan lurus

yang diberi

garis putus‐

putus. Bagian

tongkat itu

ditandai dengan

titik hitam.

Bagian tongkat

yang diberi

(25)

Gambar 3.1

Ketika tongkat dilemparkan ke atas, gerakannya hanya

dipengaruhi oleh gravitasi seperti pada Gambar 3.2 Walaupun posisi tongkat berubah‐ ubah, terdapat

satu bagian

tongkat (titik

hitam pada

tongkat) yang bergerak

menempuh

lintasan yang

sama. Bagian

tongkat yang

diberi titik hitam itu adalah pusat massa tongkat. Pusat massa tongkat

melakukan

gerak translasi. Dalam hal ini lintasan pusat massa tongkat

berbentuk

parabola, mirip seperti lintasan benda (benda dianggap

sebagai partikel tunggal) yang melakukan gerak parabola

Gambar 3.2

Perhatikan

Gambar 3.3 yang menampilkan gambar sebuah

benda yang

sedang

menggelinding

(ke kanan).

Sepanjang gerakannya,

benda tidak

tergelincir alias

tidak selip.

Perhatikan titik A dan B, ketika benda

menggelinding ke kanan, posisi titik A selalu

berubah,

sedangkan titik B tetap. Titik B merupakan

pusat massa

benda.

Arah lintasannya

berupa garis

putus‐putus. Dalam hal ini titik B (pusat massa)

melakukan gerak lurus, sedangkan

titik A

melakukan gerak rotasi.

Gambar 3.3

Perhatikan

Gambar 3.4,

sebuah benda

yang melakukan bergerak lurus. Titik hitam itu mewakili pusat

massa benda.

Jika bentuk

benda beraturan,

pusat massanya terletak tepat di

tengah benda

itu.

Gambar 3.4

Seperti yang kita

lihat pada

Gambar 3.4,

ketika benda melakukan gerak

lurus, pusat

massa benda juga melakukan

gerak lurus.

Lintasannya ditandai dengan

garis putus‐

putus. Jadi tidak ada salahnya jika

setiap benda

yang melakukan gerak translasi dianggap

sebagai partikel

alias titik.

Partikel alias titik

itu bisa

(26)

pusat massa benda.

Dengan kata

lain, ketika kita mengandaikan

setiap benda

seperti partikel, kita

menganggap massa benda seolah‐olah

terkonsentrasi

pada pusat

massanya. Untuk itu analisis kita hanya terbatas

pada titik

dimana pusat

massa benda

berada.

Bentuk benda

dalam

kehidupan kita beraneka ragam. Ada benda yang bentuknya

beraturan dan tidak beraturan. Sebagaimana

yang telah

dijelaskan sebelumnya tentang pusat massa bahwa

setiap benda

dapat dipandang seperti partikel baik bentuknya beraturan

maupun tidak beraturan,

dengan

menganggap bahwa seluruh massa benda tersebut seolah olah

terkonsentrasi pada satu titik yang kita sebut sebagai pusat massa.

Gaya yang

bekerja di titik

pusat massa

sistem akan

membuat sistem bergerak

translasi murni (tanpa rotasi).

Jika kita

mempunyai

sisitem yang

terdiri dari n

massa yang

bermassa masing-masing

1, 2, 3, ..., n m m m m

dan terletak

pada koordinat

1 1 2 2 3 3

( , ), ( , ), ( , ),..., ( , )x y x y x y x yn n

, maka koordinat pusat massa dari sistem ini adalah

(xPM,yPM)dimana

PM

x dan yPM didefenisikan sebagai berikut:

… (9)

dan

… (10)

Untuk

memahami

penggunanaan

persamaan

diatas

perhatikan

contoh soal 3a.

B e r a t

s u a t u

b e n d a

t e r

Gambar 3.5 1 1 2 2 3 3

1 2 3 ... ...

n n PM

n x m x m x m x m x

m m m m

  

  

1 1 2 2 3 3

1 2 3 ... ...

n n PM

n y m y m y m y m y

m m m m

  

  

2. Pusat Massa

(27)

g a n t u n g

p a d a

g r a v i t a s i

d i

t e m p a t

b

e n d a

t e r s e b u t

b e r a d a .

B e r a t

b e n d a

d a p a t

d i a n g g a p

t e r k o n s e n t r a s i

p a d

a

suatu titik.

Titik ini

dinamakan

pusat gravitasi atau titik berat. Dalam medan gravitasi

homogen

(medan gravitasi di setiap titik sama) lokasi titik

berat sama

dengan lokasi pusat massa. Pada Gambar 3.5 benda dibagi dalam sejumlah besar parikel-partikel kecil dengan massa

1, 2, 3, ... n m m m m

yang terletak pada koordinat

1 1 2 2 3 3

( , ),( , ), ( , ), ...( , )x y x y x y x yn n . Koordinat x

pusat massa untuk sistem ini adalah:

1 1 2 2 3 3

1 2 3 ... ...

n n PM

n x m x m x m x m x

m m m m

   

   

n n n PM

n n

x m x

m

(28)

…….…(11)

Gaya berat yang ditimbulkan tiap partikel

memberikan momen gaya terhadap titik O yang besarnya sama dengan berat partikel dikalikan dengan lengan momen gayanya,

misalnya untuk

berat m g1

momen gayanya

1 1

m g x dan

seterusnya. Anggap suatu

gaya W

(besarnya sama dengan berat benda)

diletakkan di

suatu titik

sedemikian sehingga m

o m e

n

g a y a y a n g

d i h a s i l k a n n y a

s a m a

d e n

g a n

j u m l a h

m o m e n

g a y a

y a n g

d i h a s i l

k a n

o l e h

s e l u r u h

p a r t i k e l .

T i t i k

i

Gambar 3.6

M

W Mg

1 1

(29)

n

Jika medan

gravitasi uniform maka

sehingga titik

berat pada

koordinat y

adalah

………(13)

perhitungan kita umumnya

bentuk benda

sangat kecil

dibandingkan dengan jari-jari bumi, sehingga kita anggap titik

berat sama

dengan pusat massa.

a. Benda Beraturan Titik berat benda yang beraturan dan sederhana seperti

segiempat atau segitiga terletak pada

berukuran a x b.

Kedua garis

berat segiempat ini digambarkan pada Gambar 3.7. Titik berat ini terletak pada perpotongan

kedua garis

berat yaitu pada

titik 1 ,1

2a 2b (di

tengah-tengah benda)

Gambar 3.7

Gambar 3.8

Suatu segitiga mempunyai

garis berat

seperti tampak

(30)

pada Gambar massa benda

Nama Benda Letak Titik

Garis Lurus

0 1 2 yAB

Busur Lingkaran

»

Busur Setengah Lingkaran

Juring Lingkaran

Setengah Bola

0 4 8 yR

Kerucut Pejal

0 1 4 yt

b. Gabungan Beberapa Benda

Untuk gabungan beberapa benda tegar seperti pada Gambar

3.9. Titik

beratnya

(anggap 

uniform) titik

berat dapat

ditentukan

menyatakan titik berat masing-masing benda tegar.

Gambar 3.9

Untuk lebih

memahami

konsep yang telah dipelajari berikut diberikan beberapa contoh soal.

Contoh Soal 3a

Dua massa

masing-masing 30 kg dan 20 kg dihubungkan dengan batang

kecil yang

panjangnya 2 m, dan diletakkan mendatar

seperti pada Gambar 3a di

bawah ini.

Dimana letak

titik pusat

massa sistem?

Gambar 3a

Langkah

Penyelesaian:

1. Menuliskan variabel yang diketahui dalam soal Dari Gambar

2. Menganalisis letak pusat massa

(31)

pusat massa  yPM sama

dengan nol karena kedua massa terletak pada y = 0. Nilai

PM

x dapat

dihitung dengan mengguna kan

persamaa n (9)

1 1 2 2

1 2 PM

x m x m x

m m  

0(30) 2(20) 0,8 30 20

PM

x    m

 Jadi letak titik pusat massa kedua benda terletak pada jarak 0,8 meter dari massa m1

(pusat

koordinat). Kita

lihat bahwa

letak titik pusat

massa lebih

dekat dengan

massa yang

lebih besar. Jika

massa m1

sangat besar sekali maka titik pusat massa sistem hampir berimpit dengan massa m1. Ini

sesuai dengan defenisi pusat massa.

Contoh Soal 3b Hitung koordinat titik berat untuk benda homogen pada Gambar 3b di bawah ini!

Gambar 3b Langkah

Penyelesaian:

1. Mengananali sis soal Karena

benda ini merupakan

benda berbentuk persegi (beraturan) maka letak titik berat benda

adalah ditengah tengahnya. 2. Menentukan

letak titik berat benda Untuk

menentukan letak titik berat benda, buatlah dua garis yang masing-masing

menghubung kan sudut-sudut yang saling

berhadapan (garis

diagonal) seperti pada Gambar 3b.1 di bawah ini. Perpotongan kedua garis pada kedua

diagonalnya merupakan koordinat titik

beratnya.

Gambar 3b.1

Sehingga

koordinat titik berat benda adalah (3,4)

Contoh Soal 3c Benda

berbentuk L

ditempatkan

pada suatu

sumbu koordinat seperti pada Gambar 3c di

bawah ini.

Tentukan letak titik berat benda tersebut!

X y

2 6

2 8

(32)

Gambar 3c Langkah

Penyelesaian:

1. Membagi benda di bawah ini!

Gambar 3c.1

2. Menentukan letak

koordinat masing-masing benda.

Gambar 3c.2

Titik berat

benda I

terletak di

benda II

terletak pada koordinat (4,1)

3. Menentukan letak titik

Karena m

A

4. Mensubtitusi kan nilai-nilai koordinat titik berat

dan luas

masing-Diketahui:

(33)

Contoh Soal 3d Tentukan

koordinat titik berat susunan

empat buah

kawat berbentuk bangun seperti pada Gambar 3d di bawah ini

Gambar 3d Langkah

Penyelesaian:

1. Untuk

menyelesaik an soal ini, terlebih dulu berikan

nama setiap kawat

sebagai L1,

L2, L3, dan L4,

seperti pada Gambar 3d.1 di bawah ini!

Gambar 3d.1

2. Selanjutnya tentukan koordinat titik berat setiap kawat. Berikut ini tabel

koordinat titik berat keempat kawat

Kawat L

Koordinat Titik berat

x L1

L2 L3 L4

4 4 4 2

2 2 4 4

14 12

3. Menggunaka n persamaan titik berat Sekarang

anggap tebal batang

semua sama

dengan t,

sehingga koordinat titik berat utnuk sumbu x adalah

i i i i i i

i i i

TB

i i i

i i i

A x L tx L x x

A L t L

1 1 2 2 3 3 4 4

1 2 3 4 TB

L x L x L x L x x

L L L L

  

  

40

2,86 14

TB

x  

Untuk

koordinat y adalah

i i i i

i i

TB

i i

i i

L ty L y y

L t L

1 1 2 2 3 3 4 4

1 2 2 2 TB

L y L y L y L y y

L L L L

  

  

44 3,14 14

TB

y  

Sehingga

koordinat titik berat benda adalah (2,86 , 3,14)

Contoh Soal 3e Hitung koordinat titik berat benda untuk benda homogen seperti pada Gambar 3e di bawah ini! (a

).

(b ).

(c ).

10 cm

15 cm 10 cm

10 cm

15 cm y

x 3

(34)

Gambar 3e

Langkah

Penyelesaian:

a. Pada Gambar

3e. (a),

benda tersebut adalah setengah lingkaran.

Gambar 3e.1

Berdasarkan tabel titik berat

beberapa benda beraturan diketahui bahwa letak titik beratnya pada

koordinat y adalah

4 3 TB

R y

 

Jika diketahui bahwa

diameter lingkaran adalah 10 cm, maka

4 4(5) 20

3 3 3

TB R

y cm

  

  

Letak titik beratnya pada

koordinat x adalah

 

1 1

10 5

2 2

TB

xD  cm

Sehingga

koordinat

titik berat

benda

adalah

20 5,

3 cm

 

 

 

b. Untuk

menentukan letak titik berat benda pada bagian

(b) ikuti

langkah-langkah berikut ini!

1. Membagi benda menjadi dua bagian yaitu

bagian I dan bagian II,

(membagi menjadi bagian-bagian yang mudah ditentukan letak titik beratnya), seperti pada

gambar di bawah ini!

Gambar 3e.2

2. Menentukan

letak koordinat titik berat masing-masing benda.

Benda I,

persegi panjang

Titik beratnya berada di tengah-tengahnya .

Gambar 3e.3

Koordinat titik berat benda I yaitu

1

1 5

7,5 x cm y cm

 

Dengan luas A1

sebesar

x (cm) y

(cm)

10 15

0 7,5

5 10 x (cm)

y (cm)

y

x

0

I

II x (cm)

y (cm)

(35)

2

Gambar 3e.4

Koordinat tidak ada atau

750 196, 25 553,75 150 39, 25 110, 75 n persamaan sebenarnya koordinat x dapat

ditentukan langsung. Titik berat di

1125 83,33 1041,67 150 39, 25 110,75 TB

c. Untuk

menentukan letak titik berat benda pada bagian

(c) ikuti

langkah-langkah berikut ini

1. Membagi

benda dan bagian III, bawah ini!

2. Menentukan letak Gambar 3e.6

Koordinat

(36)

yaitu tidak ada atau

Gambar 3e.7

Koordinat titik berat

benda I

yaitu

Gambar 3e.8

Koordinat

Titik berat di koordinat y

12,5 150(7,5) 12,5 20

3 3

1125 785 1910 150 150 TB

Seperti yang

telah dibahas sebelumnya,

sebuah benda

berada dalam

keadaan diam

jika gaya total dan torsi total yang bekerja terhadap benda

adalah nol.

Akan tetapi

tidak semua

benda yang

kita jumpai

dalam kehidupan sehari‐hari

selalu berada dalam keadaan diam.

Mungkin pada

mulanya benda diam, tetapi jika diberi gangguan (misalnya ditiup

angin) benda

bisa saja

bergerak. Persoalannya, apakah setelah bergerak, benda itu kembali lagi

D. JENIS-JENIS

(37)

ke posisinya semula. Hal ini sangat

bergantung pada jenis

keseimbangan benda tersebut. Masalah ini yang akan kita kupas

tuntas pada

bagian berikut. ini.

Jika sebuah

benda yang

sedang diam

mengalami gangguan (maksudnya terdapat gaya total atau torsi

total yang

bekerja pada

benda tersebut), tentu saja benda akan bergerak (berpindah

tempat). Setelah bergerak, akan

ada tiga

kemungkinan, yakni:

1. benda akan

kembali ke

posisinya

semula 2. benda

berpindah

lebih jauh

lagi dari

posisinya semula

3. benda tetap berada pada posisinya yang baru Apabila setelah bergerak benda

kembali ke

posisinya

semula, benda tersebut

dikatakan

berada dalam

keseimbangan stabil

(kemungkinan 1).

Apabila setelah bergerak benda bergerak lebih jauh lagi, maka benda dikatakan berada dalam keseimbangan labil alias tidak stabil

(kemungkinan 2) Sebaliknya, jika

setelah

bergerak, benda tetap berada pada posisinya

yang baru,

benda dikatakan berada dalam keseimbangan netral

(kemungkinan 3)

Untuk lebih

memahami

persoalan ini, berikut

penjelasannya.

Benda dikatakan

berada dalam keseimbangan stabil, jika setelah

bergerak,

benda kembali

lagi ke

posisi semula.

Dalam hal ini, yang

menyebabkan benda bergerak

kembali ke posisi semula adalah gaya total atau torsi total yang muncul setelah benda bergerak. Untuk

memudahkan pemahamanmu, cermati ilustrasi dibawah ini!

Ilustrasi 1.1

Sebuah bola

berwarna biru digantung

dengan seutas tali. Mula‐mula

benda berada

dalam

keseimbangan statis/benda

diam (Gambar

1). Setelah

didorong, benda

bergerak ke

kanan (Gambar 2).

(38)

Sekuat apapun kita mendorong

atau menarik

bola, bola akan kembali lagi ke posisi semula

setelah puas

bergerak. Sebagaimana

tampak pada

gambar, titik

berat bola

berada di bawah titik tumpuh.

Untuk kasus

seperti ini, bola

atau benda

apapun yang

digantung selalu

berada dalam

keseimbangan stabil.

Amati Gambar 2. Bola bergerak kembali ke posisi seimbang akibat

adanya gaya

total yang

bekerja pada

bola

Wsin

.

Gaya tegangan tali (T) dan komponen gaya

berat yang

sejajar dengan

tali

Wcos

saling

meniadakan,

karena kedua

gaya ini memiliki besar yang sama

tapi arahnya

berlawanan.

Ilustrasi 1.2

Sebuah bola

berada dalam

sebuah mangkuk besar. Mula‐mula

bola berada

dalam keadaan diam (Gambar

1). Setelah

digerakkan, bola

berguling ke

kanan (Gambar 2).

Perhatikan

diagram gaya

yang bekerja

pada bola

(Gambar 2).

Komponen gaya

berat yang

tegak lurus

permukaan mangkuk

Wcos

dan gaya normal (N) saling

meniadakan,

karena besar

kedua gaya ini

sama dan

arahnya

berlawanan. Bola bergerak

kembali ke

posisinya semula akibat adanya komponen gaya

berat yang

sejajar dengan permukaan

mangkuk

Wsin

. Wsin

merupakan gaya

total yang

berperan

menggulingkan bola kembali ke posisi seimbang. Contoh ini juga menunjukkan

bahwa bola

berada dalam

keseimbangan stabil, karena setelah

bergerak, bola kembali lagi ke posisinya

semula.

Ilustrasi 1.3

Mula‐mula

benda berada

(39)

keseimbangan statis/benda

diam (Gambar

1).

Seperti yang

tampak pada

Gambar 1,

jumlah gaya

total yang

bekerja pada

benda adalah

nol. Pada benda hanya bekerja gaya berat (W) dan gaya normal (N), di mana

besar gaya

normal sama

dengan besar

gaya berat (W). Karena arahnya

berlawanan,

maka kedua

gaya ini saling meniadakan. Pada Gambar 2, menunjukkan

posisi benda

setelah di

dorong.

Perhatikan posisi titik berat dan titik tumpuh. Jika posisi titik berat masih berada di sebelah kiri titik

tumpuh, maka

benda masih

bisa kembali ke posisi semula.

Benda bisa

bergerak

kembali ke

posisi semula akibat adanya torsi total yang dihasilkan oleh

gaya berat.

Dalam hal ini,

titik tumpuh

berperan

sebagai sumbu rotasi.

Bagaimana

kalau benda

terangkat ke kiri

seperti yang

ditunjukkan Gambar 3? Kasusnya mirip seperti ketika benda terangkat

ke kanan

(Gambar 2).

Perhatikan posisi titik berat dan titik tumpuh.

Benda masih

bisa kembali ke posisi semula

karena titik

berat berada di sebelah kanan titik tumpuh. Torsi total yang dihasilkan oleh

gaya berat

menggerakkan benda kembali ke posisi semula (titik tumpuh berperan

sebagai sumbu rotasi).

Untuk kasus

seperti ini,

biasanya benda

tetap berada

dalam

keseimbangan

stabil kalau

setelah

bergerak, titik berat benda tidak melewati titik tumpuh. Minimal titik

berat tepat

berada di atas titik tumpuh. Untuk

memahami hal

ini, amati

gambar di

bawah ini.

Misalnya mula‐

(40)

diam. Benda akan kembali ke posisi semula

jika setelah

didorong, posisi benda condong ke kanan seperti ditunjukkan

Gambar 1 atau

Gambar 2.

Dalam hal ini, titik berat benda masih berada di sebelah kiri titik

tumpuh atau

titik berat tepat berada di atas titik tumpuh.

Untuk kasus

seperti ini,

benda masih

berada dalam

keseimbangan stabil.

Sebaliknya,

apabila setelah

didorong dan

bergerak, titik

berat benda

berada di

sebelah kanan titik tumpuh,

maka benda

tidak akan

kembali ke posisi

semula lagi,

tetapi terus

berguling ria ke kanan/benda terus bergerak menjahui posisi semula (Gambar 3). Untuk kasus

seperti ini,

benda tidak

berada dalam

keseimbangan stabil lagi. Perhatikan

Gambar di

bawah.

Persoalannya

mirip dengan

contoh

sebelumnya, bedanya benda bergerk ke kiri. Benda berada dalam

keseimbangan stabil (benda

masih bisa

bergerak

kembali ke posisi seimbang), jika setelah

bergerak, titik

berat benda

berada di

sebelah kanan

titik tumpuh

(Gambar 1) atau titik berat benda tepat berada di

atas titik

tumpuh (Gambar 2). Sebaliknya, jika setelah didorong dan bergerak,

titik berat

berada di

sebelah kiri titik

tumpuh, maka

benda tidak akan kembali ke posisi

semula, tapi

terus berguling ke kiri. Jika kasusnya seperti ini, benda tidak

berada dalam

keseimbangan stabil. Benda

berada dalam

keseimbangan labil/tidak stabil.

Pada umum, jika titik berat benda berada di bawah titik tumpuh, maka benda selalu

berada dalam

keseimbangan stabil.

Sebaliknya,

apabila titik

berat benda

berada di atas titik tumpuh, keseimbangan benda menjadi relatif. Benda

bisa berada

dalam

keseimbangan stabil, benda juga bisa berada dalam

(41)

labil. Batas maksimum

keseimbangan stabil (benda

masih bisa

bergerak

kembali ke posisi semula) adalah ketika titik berat tepat berada di

atas titik

tumpuh.

Hal ini

disebabkan

karena gaya

normal yang

mengimbangi gaya gravitasi

masih berada

dalam daerah

kontak,

sehingga torsi yang dikerjakan gaya berat bisa mendorong

benda kembali ke posisi semula. Kalau titik berat sudah melewati titik tumpuh, maka torsi yang dikerjakan oleh gaya berat akan

membuat benda bergerak lebih jauh lagi.

Sebuah benda dikatakan

berada dalam keseimbangan labil alias tidak stabil apabila

setelah bergerak,

benda bergerak lebih jauh lagi dari posisinya

semula. Biar

lebih paham,

perhatikan

ilustrasi di bawah ini!

Ilustrasi 2.1

Sebuah balok

mula‐mula diam

(Gambar 1).

Setelah ditabrak

tikus, balok

tersebut

bergerak alias mau tumbang ke

tanah (Gambar 2). Amati posisi titik berat dan titik tumpuh. Posisi titik berat

berada di

sebelah kanan titik tumpuh.

Adanya torsi

total yang

dihasilkan oleh gaya berat (W) membuat balok bergerak

semakin jauh

dari posisinya semula (Gambar 3). Titik tumpuh berperan sebagai sumbu rotasi.

Ilustrasi 2.2

Sebuah bola,

mula‐mula

sedang diam di atas wajan yang dibalik (Gambar 1). Setelah ditiup

angin, bola

bergerak ke

kanan (Gambar 2). Amati gaya‐

gaya yang

bekerja pada

bola tersebut. Komponen gaya berat yang tegak lurus permukaan

wajan

Wcos

dan gaya normal

(N) saling

meniadakan

karena kedua

gaya ini

mempunyai

besar yang

sama tapi

arahnya berlawanan. Akan tetapi, pada bola bekerja juga komponen

(42)

gaya berat yang sejajar

permukaan

wajan

Wsin

.

sin

W

merupakan gaya

total yang

menyebabkan

bola terus

berguling ke

bawah menjahui posisinya

semula.

Sebuah benda dikatakan

berada dalam keseimbangan netral jika

setelah digerakkan, benda tersebut tetap diam di posisinya yang baru (benda tidak bergerak kembali ke posisi semula, benda juga tidak bergerak menjahui

posisi semula).

Biar lebih

paham, perhatikan

ilustrasi di bawah ini!

Ilustrasi 3.1

Amati gambar di bawah ini. Bola berada di atas permukaan

horisontal

(bidang datar).

Jika bola

didorong, bola akan bergerak. Setelah

bergerak, bola tetap diam di posisinya yang

baru. Dengan

kata lain, bola

sudah malas

kembali ke

posisinya

semula, bola

juga malas

bergerak lebih jauh lagi dari posisinya

semula.

Ilustrasi 3.2

Perhatikan

gambar sebuah silinder (drum yang dicat biru). Silinder berada

di atas

permukaan

bidang datar. Jika didorong, silinder akan berguling.

Setelah tiba di posisinya yang baru, silinder tetap diam di situ.

Pertama, jika

titik berat

benda berada di bawah titik tumpuh, maka benda selalu berada dalam keseimbangan stabil (benda

masih bisa

bergerak

kembali ke

posisi semula). Contohnya

adalah ketika

sebuah benda

digantung

dengan tali.

Untuk kasus

seperti ini, titik

berat benda

selalu berada di

bawah titik

tumpuh (titik tumpuh berada di antara tali dan tiang

penyanggah).

(43)

Kedua, jika titik

berat benda

berada di atas titik tumpuh, keseimbangan bersifat relatif.

Benda bisa

berada dalam

keseimbangan stabil, benda juga bias berada dalam

keseimbangan labil/tidak stabil. Perhatikan

gambar di

bawah ini.

Apabila setelah didorong, posisi benda seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1,

benda masih

bisa kembali ke posisi semula (benda berada dalam

keseimbangan stabil).

Sebaliknya,

apabila setelah didorong, posisi benda seperti

yang ditunjukkan Gambar 2, benda

tidak bisa

kembali ke posisi semula. Benda

akan terus

berguling ke

kanan (benda

berada dalam

keseimbangan tidak stabil/labil).

Ketiga,

keseimbangan benda sangat bergantung

pada

bentuk/ukuran benda. Benda yang kurus dan

langsing berada dalam

keseimbangan tidak stabil jika posisi berdiri benda tersebut tampak seperti yang ditunjukkan Gambar 1.

Alas yang

menopang benda

tidak lebar.

Ketika disentuh sedikit saja, benda langsung tumbang.

Perhatikan posisi tiik berat dan titik tumpuh. Sebaliknya,

benda yang

gemuk lebih

stabil (lihat Gambar 2). Alas yang menopang benda lumayan lebar. Setelah bergerak, titik beratnya masih

berada di

sebelah kiri titik tumpuh,

sehingga benda

masih bisa

kembali ke posisi semula.

Keempat, keseimbangan benda

tergantung pada jarak titik berat

dari titik

tumpuh. Jika

posisi berdiri benda seperti pada Gambar 1,

benda berada

dalam

keseimbangan tidak stabil. Jika batang disentuh sedikit, benda langsung

(44)

Bandingkan dengan contoh benda

sebelumnya.

Sebaliknya, jika

posisi benda

tampak seperti pada Gambar 2,

benda berada

dalam

keseimbangan stabil. Benda lebih cenderung

untuk tetap

berada pad

posisinya dari

pada berdiri

kembali. Sekarang

perhatikan jarak antara titik berat dan titik tumpuh.

Ketika benda

berdiri (Gambar 1), jarak titik berat dan titik

tumpuh lumayan besar. Ketika

benda bobo

(Gambar 2),

jarak antara titik berat dan titik tumpuh sangat kecil.

Kita bisa

menyimpulkan bahwa

keseimbangan

benda sangat

bergantung pada jarak titik berat

dari titik

tumpuh.

Semakin jauh

titik berat dari

titik tumpuh

(Gambar 1),

keseimbangan benda semakin

tidak stabil.

Sebaliknya,

semakin dekat titik berat dari

titik tumpuh

(Gambar 2),

keseimbangan benda semakin stabil.

1. Kecenderung

an suatu

gaya untuk memutar atau merotasi suatu benda terhadap suatu poros diukur oleh suatu

besaran yang disebut momen gaya (dilambangk

an v). Besar momen gaya diberikan oleh

persamaan:

d F   v uv uv

dengan duv

adalah lengan momen, yaitu panjang garis yang ditarik dari titik poros rotasi sampai

memotong tegak lurus garis

kerjagaya. Momen gaya bertanda positif jika arah rotasi berlawanan arah dengan perputaran jarum jam. Momen gaya bertanda negatif jika arah rotasi searah

dengan perputaran jarum jam.

2. Bila dua atau lebih gaya sejajar

bekerja pada sebuah

benda, maka gaya-gaya tersebut dapat diganti oleh satu gaya tunggal ekivalen yang sama

(45)

dengan titik tangkap gaya ordinat titik tangkap

3. Syarat

keseimbanga

n statik

sistem bidang:

0

n rotasi

yaitu: berat bekerja pada semua

m dapat

diganti

berat m

dapat diganti dengan V, untuk luasan

m dapat

diganti

diganti A, dan untuk

garis m

diganti L.

6. Ada tiga

jenis

Gambar

Gambar 2 Makin besar momen   gaya makin cepat suatu   benda berputar! Momen gaya tergantung apa? a
Gambar 2c.1 Perhatikan
Gambar 3.1 Ketika   tongkat dilemparkan  ke atas, gerakannya hanya dipengaruhi  oleh gravitasi   seperti pada Gambar 3.2 Walaupun  posisi tongkat berubah‐ ubah,  terdapat satu  bagian tongkat  (titik hitam  pada tongkat)  yang bergerak menempuh lintasan  y
Tabel   titik   pusat massa benda
+3

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa: (1) model pembelajaran berbasis proyek efektif dalam meningkatkan aspek sikap

Selain dapat disebabkan karena adanya penjebakan natrium diklofenak dalam sistem niosom, lebih rendahnya laju penetrasi formula II dibanding formula I juga dapat

Berdasarkan latar belakang diatas yang menjadi masalah dalam penelitian ini adalah apakah opini going concern, pergantian manajemen, reputasi auditor dan kesulitan

Keterbatasan dalam penggunaan fungsi produksi Cobb-Douglas adalah: (1) elastisitas produksinya konstan, (2) elastisitas substitusi input bersifat elastis sempurna, (3)

Input yang dibutuhkan untuk penerimaan siswa baru, antara lain: data pendatar, tinggi badan, berat badan dan foto pendaftar, data kriteria, data subkriteri,

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan relationship marketing terhadap customer satisfaction dan dampak customer loyalty pada restoran D’Cost Seafood

Viral marketing : pemasaran dari “mulut ke mulut” dimana konsumen menganjurkan suatu produk atau jasa perusahaan kepada teman-temannya atau orang lain. Model Bisnis Umum EC (2

Kesungguhan dan kemauan yang kuat untuk menjadikan pengembangan dan penguatan literasi sebagai “ikhtiar bersama” dengan membangun budaya literasi untuk menyiapkan generasi