• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANAN SEKTOR PERTANIAN TERHADAP PEREKO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PERANAN SEKTOR PERTANIAN TERHADAP PEREKO"

Copied!
76
0
0

Teks penuh

(1)

PERANAN SEKTOR PERTANIAN TERHADAP

PEREKONOMIAN KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW

TIMUR

JELITA LAPADJAWA 100 314 045

JURUSAN SOSIAL EKONOMI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SAM RATULANGI

MANADO

(2)

PERANAN SEKTOR PERTANIAN TERHADAP

PEREKONOMIAN KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW

TIMUR

JELITA LAPADJAWA 100 314 045

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian Pada Fakultas Pertanian Universitas Sam Ratulangi

JURUSAN SOSIAL EKONOMI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SAM RATULANGI

MANADO

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

PERANAN SEKTOR PERTANIAN TERHADAP PEREKONOMIAN KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW TIMUR

JELITA LAPADJAWA 100314045

TELAH MEMENUHI SYARAT UNTUK DITERIMA OLEH KOMISI PEMBIMBING

Dr. Ir. Benu Olfie L.S., MS Ketua

Dr. Ir. Grace A.J.Rumangit, MSi Anggota

Prof. Dr. Ir. Jantje Pelealu, MS NIP. 19590630 198603 1002

Pimpinan

Jurusan Sosial Ekonomi Ketua

Dr. Ir. Paulus A. Pangemanan, MS NIP. 19631115 198803 1001

(4)

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Jelita Lapadjawa

NRI : 100314045

Program Studi : Agribisnis

Judul Skripsi : Peranan Sektor Pertanian Terhadap Perekonomian Kabupaten Bolaang Mongondow Timur

Menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa :

1. Skripsi ini adalah hasil karya saya dan belum pernah diajukan orang lain untuk memperoleh gelar sarjana disuatu perguruan tinggi.

2. Pada skripsi saya, tidak terdapat atau pernah ditulis dan diterbitkan orang lain, kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam sumber kutipan dan daftar pustaka.

3. Apabila ternyata dikemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran pernyataan ini maka saya bersedia menerima segala akibatnya termasuk pencabutan sarjana yang saya peroleh.

Manado, Januari 2015 Yang membuat pernyataan,

(5)

PERNYATAAN KOMISI PEMBIMBING

Yang bertanda tangan di bawah ini adalah pembimbing dari mahasiswa :

Nama : Jelita Lapadjawa

NRI : 100 314 045

Program Studi : Agribisnis

Strata : 1 (Satu)

(6)

RIWAYAT HIDUP

Jelita Lapadjawa, dilahirkan di Motongkad pada tanggaL 17 April 1992, sebagai puteri pertama dari tiga bersaudara dengan Ayah Ichsan Lapadjawa dan Ibu Rita dilapanga.

Penulis memulai jenjang pendidikan SD pada tahun 1999, lulus pada tahun 2004. Pada tahun yang sama melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 5 Kotabunan, lulus pada tahun 2007. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan di SMK Negeri 1 Kotamobagu dan lulus pada tahun 2010.

(7)

RINGKASAN

Jelita Lapadjawa , 100314045, Peranan Sektor Pertanian terhadap Perekonomian Kabupaten Bolaang Mongondow Timur dibawah bimbingan Olfie L. S Benu sebagai ketua, Grace A. J Rumagit dan Welson M. Wangke sebagai anggota.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peranan sektor pertanian terhadap perekonomian Kabupaten Bolaang Mongondow Timur dan perkembangannya dalam kurun waktu 5 tahun yaitu tahun 2008 sampai tahun 2012 dan juga untuk mengetahui sektor pertanian merupakan sektor basis atau non basis begitu juga dengan sub sektornya. Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Bolaang Mongondow Timur. Data yang digunakan adalah data sekunder. Data sekunder ini diperoleh dari instansi terkait yaitu Badan Pusat Statistik Kota Kotamobagu dan Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Utara. Data tersebut kemudian di analisis menggunakan rumus kontribusi, rumus pertumbuhan dan analisis Location Quotient (LQ).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sektor pertanian bukan merupakan kontributor terbesar terhadap perekonomian wilayah Kabupaten Bolaang Mongondow Timur. Hal ini dapat dilihat dari perhitungan kontribusi dan perkembangan kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB Kabupaten Bolaang Mongondow Timur dari tahun 2008 sampai tahun 2012.

(8)

(9)

SUMMARY

Jelita Lapadjawa, 100314045, Role of the Agricultural Sector of the Economy East Bolaang Mongondow Regency under the guidance of Olfie L.S Benu as chairman, Grace A. J Rumagit and Welson M. Wangke as members.

This study aims to determine (1) the role of the agricultural sector in the East Bolaang Mongondow Regency Economy, (2) the development of the agricultural sector within 5 years, from 2008 to 2012, and (3) whether the agricultural sector is a base or non base sector. The research was conducted in the East Bolaang Mongondow Regency. The data used was secondary data, collected from Statistics Indonesia (BPS) both at Kotamobagu City Office and North Sulawesi Province Office. The data was then analyzed using the contribution formula, the growth formula, and Location Quotient (LQ).

(10)

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur, saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa

karena atas rahmat dan perlindungan-Nya segala sesuatu indah pada

waktunya. Dia memberi ilmu pengetahuan sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul “Peranan Sektor Pertanian Terhadap Perekonomian Kabupaten Bolaang Mongondow Timur”. Banyak proses yang penulis lewati selama perjalanan studi sampai pada penulisan ini yang

membuat penulis semakin menyadari akan besar KekuasaanNya.

Skripsi ini disusun berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh penulis

yang merupakan syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian Di Fakultas

Pertanian Universitas Sam Ratulangi Manado. Dengan penuh ketulusan dan kasih,

skripsi ini penulis dedikasikan untuk Dosen- Dosen Sosek ,Orang tua,Tante, Adik

dan seluruh keluarga tercinta yang selalu membimbing dengan penuh cinta dan

kasih sayang sehingga telah mengantarkan penulis mencapai titik kehidupan saat

ini. Dan dengan penuh rasa hormat penulis menyampaikan ucapan terima kasih

yang sebesar-besarnya dan penghargaan kepada yang terhormat Dr. Ir. Olfie S.

Benu, MS selaku Ketua Komisi Pembimbing, Dr. Ir. Grace. A. J. Rumangit. MSi,

Serta Ir. Welson M Wangke, MS selaku Anggota Komisi Pembimbing, yang telah

banyak membantu penulis dalam memberikan arahan dan bimbingan serta

motivasi yang sangat berharga sejak persiapan, pelaksanaan penelitian hingga

(11)

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Dr Ir. Tommy

F.Lolowang, MSi selaku Ketua Dosen Penguji Yolanda P.I. Rori,SP MSc selaku

Anggota Komisi Penguji.

Penulis menyadari bahwa peran dari berbagai pihak sangat bermanfaat

sebagai petunjuk, arahan, serta bimbingan dalam skripsi ini. Oleh karena itu,

penulis menyampaikan terima kasih yang dalam kepada:

1. Prof. Dr.Ir. Ellen Kumaat,Msc, DEA selaku Rektor Universitas Sam Ratulangi Manado.

2. Prof. Dr. Ir.Jantje Pelealu, MS selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas Sam Ratulangi Manado.

3. Wakil Dekan I .Dr.Ir Olly Esry. H.Laoh.MS

4. Wakil Dekan II. Prof.Dr.Ir.Christiana Leta Salaki,MS 5. Wakil Dekan III.Ir.David P.Rumambi ,MS

6. Dr.Ir. Paulus A. Pangemanan,MS selaku Ketua Jurusan Sosial Ekonomi Fakultas Pertanian Universitas Sam Ratulangi Manado.

7. Dr. Ir. Agnes Loho, MP selaku Sekretaris Jurusan Sosial Ekonomi Fakultas Pertanian Universitas Sam Ratulangi Manado

8. Dr. Caroline. B.D. Pakasi, SP, MSi selaku Ketua Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sam Ratulangi.

9. Dr. Ir. Olfie Benu. MS selaku Dosen Wali yang telah membantu, mendidik, mengarahkan, dan membina penulis selama studi di Fakultas Pertanian Unsrat. 10.Seluruh Dosen Jurusan Sosial Ekonomi Program Studi Agribisnis Fakultas

(12)

11. Dr .Ir. Grace .A. J. Rumangit. MSi, Sebagai Kepala Laboratorium Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian yang telah menunjang keperluan penulis baik pada saat berjalannya perkuliahan maupun dalam tahap penyusunan skripsi.

12. Pimpinan dan Staf Badan Pusat Statistik Sulawesi Utara dan Badan pusat Statistik Kotamobagu, yang telah banyak membantu penulis dalam melengkapi data untuk penelitian.

13. Om Abe, k’ Agi, k’ Alin, Om Fretes, Ibu Sofy yang telah banyak membantu dalam pengurusan kelengkapan berkas dan pelaksanaan ujian.

14. Teman-teman angkatan 2010 Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian: K’Aan, Ratih, Maya, Ramdan, Dede, Sanja, ,Novy dan semua teman-teman yang tidak dapat disebutkan satu per satu, yang selalu membantu dan memberikan informasi kepada penulis.

15. Teman-teman Jurusan Sosial Ekonomi minat Ekonomi Regional, terima kasih untuk kebersamaan yang telah kita lalui bersama-sama selama 4 semester. 16. Teman- teman kost yang sudah seperti keluarga sari, rista, ayu, yuli. susan.

Terima kasih untuk kebersamaan yang tidak terlupakan. Penulis bangga memiliki keluarga kecil seperti kalian.

17. Sahabat- sahabat terbaikku: Ratih, Wiwi, Lisa, Yuni ,Novy, Ramdan, Dede terima kasih atas semua yang telah kita alami bersama saat menangis, tertawa, marah, sedih, dan menjadi tempat curhat serta membantu dan memotivasi penulis. Semua kenangan yang kita alami takkan terlupakan selamanya.

(13)

19. Kakekku Alm Hamzah Dilapanga, yang memberikan biaya untuk kuliah penulis terima kasih telah menjadi sesosok kakek dan juga ayah yang baik, yang mau mendengar keluh kesahku dan tak pernah marah melainkan selalu menyayangi dan memberi nasehat. Doaku selalu bersamamu Almh.

20. Teman-temanku yang selalu memberikan support selama studi di Fakultas Pertanian Ayu, Maya, Novy, Yuni, Lisa, Dede, Itin Ramdan, dan teman-teman Badan Tadzkir Fakultas Pertanian Unsrat, terima kasih karena selalu menjadi teman yang baik dan selalu membantu ketika ada kesusahan. satu-satunya pengharapan penulis yaitu Tuhan Yang Maha Esa

Penulis menyadari dalam penulisan ini masih terdapat kekurangan dan ketidak sempurnaan. Oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat diharapkan oleh penulis. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi yang membutuhkan.

Manado, Januari 2015

(14)

2.4 Pertumbuhan Ekonomi Wilayah... ... 9

2.5 Konsep PDRB ... 11

2.6 Sektor Pertanian Dalam PDRB ... 12

2.7 Peranan Sektor Pertanian Terhadap Perekonomian ... 13

2.8 Teori Basis Ekonomi ... 14

(15)

2.10 Memilih Kegiatan Basis Dan Non-Basis ... 16

BAB III METODE PENELITIAN ... 18

3.1. Metode Pengumpulan Data ... 18

3.2. Konsep Pengukuran Variabel ... 18

3.3. Analisis Data ... 19

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 23

4.1. Letak Geografis dan Luas Daerah ... 23

4.2. Kondisi Kependudukan ... 24

4.3. Kondisi Bidang Pendidikan ... 27

4.4. Kondisi Ketenagakerjaan ... 28

4.5. Kondisi Bidang Kesehatan ... 29

4.6. Kondisi Bidang Pertanian ... 29

4.7. Kontribusi Sektor Pertanian Terhadap Perekonomian Kabupaten Bolaang Mongondow Timur ... 33

4.8. Perkembangan PDRB Sektor Pertanian ... 36

4.9. Penentuan Sektor Basis di Bolaang Mongondow Timur ... 37

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan... 41

5.2 Saran ... 42

DAFTAR PUSTAKA ... 43

(16)

DAFTAR TABEL

No Teks Hal

1. PDRB Tahun 2009- 2012 Kabupaten Bolaang Mongondow Timur 3 2. Luas Daerah Kabupaten Bolaang Mongondow Timur Menurut

Kecamatan 23

3. Luas Wilayah dan Jumlah Penduduk, Kepadatan Penduduk di

Kabupaten Bolaang Mongondow Timur Tahun 2013 25

4. Jumlah Penduduk tiap Kecamatan Berdasarkan Jenis Kelamin di

Kabupaten Bolaang Mongondow Timur 26

5. Jumlah dan komposisi penduduk Kabupaten Bolaang Mongondow

Timur Menurut kelompok umur dan Jenis kelamin 2013 27

6. Produksi Tanaman Perkebunan tiap- tiap kecamatan di Kabupaten

Bolaang Mongondow Timur 2013 30

7. Luas Kawasan Hutan Dan Penggunaanya Di Kabupaten Bolaang

Mongondow Timur 2013 32

8. Kontribusi Sektor Pertanian Kabupaten Bolaang Mongondow

Timur 34

9. Kontribusi Sektor- Sektor Perekonomian Terhadap PDRB

Kabupaten Bolaang Mongondow Timur 35

10. Perkembangan Nilai PDRB Kabupaten Bolaang Mongondow

Timur 2008- 2012 36

11. Sektor Basis Dan Non Basis Kabupaten Bolaang Mongondow

Timur Tahun 2012 38

12 Sub Sektor Pertanian Basis dan Non Basis Dengan Menggunakan

(17)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Teks Hal

1 PDRB Kabupaten Bolaang Mongondow Timur 2008-2012 45

2 PDRB Provinsi Sulawesi Utara tahun 2008-2012 47

3 Analisis LQ Sub Sektor Pertanian Kabupaten Bolaang

Mongondow Timur 2008- 2012 49

4 Analisis LQ Kabupaten Bolaang Mongondow Timur 2008-

2012 50

5 Kontribusi Sektor Perekonomian Kabupaten Bolaang

(18)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pembangunan ekonomi merupakan upaya yang dilakukan pemerintah

dalam memberikan kesejahtraan ekonomi yang lebih baik bagi masyarakatnya.

Dalam suatu daerah, pembangunan ekonomi adalah suatu proses kerja sama antara

pemerintah daerah dan masyarakatnya dalam mengelola sumberdaya- sumberdaya

yang ada dan membentuk suatu pola kemitraan antara pemerintah daerah dengan

sektor swasta untuk menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang

perkembangan kegiatan ekonomi di wilayah tersebut (Laoh, 2010).

Menurut Tarigan (2005), manfaat makro bertalian dengan bagaimana

pemerintah dapat melakukan usaha pembangunan regional untuk mempercepat laju

pertumbuhan keseluruhan wilayah, yaitu kenaikan seluruh nilai tambah di wilayah

tersebut. Oleh karena itu, pemerintah harus mampu melihat keunggulan dan

kelemahan dari setiap sektor di wilayahnya. Sektor yang memiliki keunggulan,

prospeknya lebih baik untuk dikembangkan dan diharapkan dapat menjadi

pendorong sektor-sektor lain untuk berkembang.

Pembangunan ekonomi daerah merupakan suatu proses dimana Pemerintah

Daerah dan masyarakat mengelola sumberdaya-sumberdaya yang ada, dengan

menjalin pola-pola kemitraan antara Pemerintah Daerah dan pihak swasta guna

penciptaan lapangan kerja, serta dapat merangsang pertumbuhan ekonomi di

(19)

digolongkan dalam dua sektor yakni: aktivitas Basis dan Non Basis Kegitatan

Basis merupakan kegiatan yang melakukan aktifitas yang berorientasi ekspor

(barang dan jasa ) keluar batas wilayah perekonomian yang bersangkutan. Aktifitas

Basis memiliki peranan penggerak utama (primer mover) dalam pertumbuhan suatu wilayah. Semakin besar ekspor suatu wilayah semakin maju pertumbuhan

wilayah. Setiap perubahan yang terjadi pada sektor basis menimbulkan efek ganda

(multiplier effect) dalam perekonomian regional. Kegiatan non Basis adalah kegiatan yang menyediakan barang dan jasa yang dibutuhkan masyarakat yang

berada di dalam batas wilayah perekonomian yang bersangkutan. Luas lingkup

produksi dan pemasaran adalah bersifat local Inti dari Model Ekonomi Basis

(Economic Base Model) bahwa arah dan pertumbuhan suatu wilayah ditentukan oleh ekspor wilayah tersebut.

Untuk mengukur sejauh mana perkembangan atau pembangunan suatu

daerah maka digunakanlah indikator. Indikator tersebut terdiri dari indikator

ekonomi dan indikator non-ekonomi atau sosial (Kuncoro, 1997). Salah satu

indikator ekonomi yang digunakan untuk mengukur sejauh mana perkembangan

ekonomi suatu daerah adalah dengan melihat Produk Domestik Regional Bruto

(PDRB) daerah tersebut, sebab PDRB dapat menunjukkan tingkat aktivitas

perekonomian suatu daerah.

Makin tinggi PDRB suatu daerah maka ini bisa berarti tingkat kegiatan

perekonomian di daerah tersebut juga tinggi demikian juga sebaliknya. PDRB di

Indonesia pada dasarnya terdiri dari 9 sektor, salah satunya sektor Pertanian.

Pertanian merupakan salah satu sektor penggerak ekonomi Provinsi Sulawesi

(20)

penduduk di Provinsi Sulawesi Utara sebagian besar bermata pencaharian sebagai

petani

Kabupaten Bolaang Mongondow Timur adalah kabupaten yang baru

dimekarkan pada tahun 2008, kabupaten ini dibentuk berdasarkan Undang-

Undang Nomor 29 tahun 2008. Walaupun Kabupaten Bolaang Mongondow

tergolong baru kabupaten ini memiliki banyak potensi ekonomi diantaranya

pertambangan, pertanian, jasa, dan pariwisata. Berikut ini Tabel 1, PDRB

Kabupaten Bolaang Mongondow Timur tahun 2009- 2012.

Tabel.1 PDRB Tahun 2008- 2012 Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000 Kabupaten Bolaang Mongondow Timur (Juta Rupiah)

LAPANGAN USAHA 2008 2009 2010 2011 2012

1. Pertanian 88.950,70 92.312,13 97.875,71 99.330,26 103.955,82

2. Pertambangan &

Penggalian 127.554,49 132.620,39 138.088,08 146.176,62 153.334,08

3. Industri Pengolahan 7.143,04 7.217,33 7.298,16 7.401,02 7.529,28

4. Listrik, Gas Dan Air

Bersih 850,52 881,57 915,05 957,18 998,86

5. Konstruksi 21.897,57 23.347,19 24.941,80 27.610,48 31.732,02

6. Perdagangan, Hotel dan

Restoran 20.984,62 22.175,49 23.466,54 25.532,55 27.226,84

7. Angkutan Dan

(21)

8. Keuangan, Sewa, Dan

Jasa Perusahaan 6.320,44 6.571,06 6.842,05 7.166,77 7.519,88

9. Jasa- Jasa 55.451,46 65.309,26 76.257,07 89.280,13 101.459,73

Jumlah 341.097,95 362.894,02 388.704,10 417.439,75 448.514,86

Sumber: BPS Kota Kotamobagu 2012

Dari Tabel 1 menunjukan bahwa sektor pertanian merupakan penyumbang

PDRB terbesar setelah sektor pertambangan, sehingga dalam pembangunan

ekonomi pertanian memiliki peranan yang sigifikan. Hal inilah yang melatar

belakangi penelitian ini yang ingin mengetahui bagaimana peranan sektor

pertanian dalam perekonomian Kabupaten Bolaang Mongondow Timur.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka yang menjadi

rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Berapa besar Peranan sektor pertanian terhadap perekonomian Kabupaten

Bolaang Mongondow Timur dari tahun 2008 sampai tahun 2012?

2. Bagaimana perkembangan peranan dalam bentuk nilai PDRB sektor pertanian

terhadap perekonomian Kabupaten Bolaang Mongondow Timur dari tahun

2008 sampai tahun 2012?

3. Apakah sektor pertanian merupakan sektor basis di Kabupaten Bolaang

Mongondow Timur, dan sub sektor apakah di sektor pertanian Kabupaten

(22)

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan diadakannya penelitian ini adalah:

1. Mendeskripsikan peranan sektor pertanian terhadap perekonomian Kabupaten

Bolaang Mongondow Timur.

2. Melihat perkembangan Peranan dalam bentuk nilai PDRB sektor pertanian

terhadap perekonomian Kabupaten Bolaang Mongondow Timur dari tahun

2008 sampai dengan tahun 2012.

3. Menganalisis sektor pertanian merupakan sektor basis atau non basis di

Kabupaten Bolaang Mongondow Timur dan sub sektor di sektor pertanian

Kabupaten Bolaang Mongondow Timur yang merupakan sektor basis.

Penelitian diharapkan dapat bermanfaat baik sebagai bahan informasi di

bidang perencanaan dan pembangunan wilayah, maupun sebagai masukan dan

(23)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Konsep Pendapatan Nasional

Salah satu tolok ukur yang dapat digunakan untuk menilai kondisi

perekonomian suatu negara adalah pendapatan nasional. Tujuan dari perhitungan

pendapatan nasional ini adalah untuk mendapatkan gambaran tentang tingkat

ekonomi yang telah dicapai dan nilai output yang diproduksi, komposisi

pembelanjaan agregat, sumbangan dari berbagai sektor perekonomian, serta tingkat

kemakmuran yang dicapai. Selain itu, data pendapatan nasional yang telah dicapai

dapat digunakan untuk membuat prediksi tentang perekonomian negara tersebut

pada masa yang akan datang. Prediksi ini dapat digunakan oleh pelaku bisnis untuk

merencanakan kegiatan ekonominya di masa depan, juga untuk merumuskan

perencanaan ekonomi untuk mewujudkan pembangunan negara di masa

mendatang (Sukirno, 2008).

Menurut Sukirno (2008), Pendapatan Nasional adalah jumlah pendapatan

yang diterima oleh faktor produksi yang digunakan untuk memproduksikan barang

dan jasa dalam suatu tahun tertentu .Terdapat beberapa cara yang digunakan dalam

perhitungan pendapatan nasional, yaitu pendapatan nasional bruto dan pendapatan

domestic bruto.

(24)

Pendapatan daerah adalah semua penerimaan uang melalui rekening kas

umum daerah yang menambah ekuitas dana lancar yang merupakan hak

pemerintah daerah dalam 1 (satu) tahun anggaran yang tidak perlu dibayar

kembali oleh daerah (UU No 33 Tahun 2004). Sehubungan dengan hal tersebut,

pendapatan daerah yang dianggarkan dalam APBD merupakan perkiraan yang

terukur secara rasional yang dapat dicapai untuk setiap sumber pendapatan.

Pendapatan daerah merupakan hak Pemerintah daerah yang diakui sebagai

penambah nilai kekayaan bersih dalam periode yang bersangkutan. Semua barang

dan jasa sebagai hasil dari kegiatan-kegiatan ekonomi yang beroperasi di wilayah

domestik, tanpa memperhatikan apakah faktor produksinya berasal dari atau dimiliki oleh penduduk daerah tersebut, merupakan “Produk Domestik Regional

Bruto” daerah bersangkutan. Pendapatan yang timbul oleh karena adanya kegiatan

produksi tersebut merupakan “Pendapatan Regional”.

Kenyataan menunjukkan bahwa sebagian dari faktor produksi yang

digunakan dalam kegiatan produksi di suatu daerah berasal dari daerah lain atau

dari luar negeri, demikian juga sebaliknya faktor produksi yang dimiliki penduduk

daerah tersebut dapat ikut serta dalam proses produksi di daerah lain atau di luar

negeri. Hal ini menyebabkan nilai produk domestik yang timbul di suatu daerah

tidak sama dengan pendapatan yang diterima daerah tersebut. Menurut UU No 33

Tahun 2004 , Sumber Pendapatan Daerah terdiri dari (1) Pendapatan Asli Daerah,

(2) Dana Perimbangan, (3) Lain-lain penerimaan yang sah.

(25)

Pembangunan ekonomi pada umumnya didefinisikan sebagai suatu proses

yang menyebabkan pendapatan perkapita penduduk suatu sektor meningkat dalam

jangka panjang (Arsyad,1999). Setiap upaya pembangunan ekonomi daerah

mempunyai tujuan utama untuk meningkatkan jumlah dan jenis peluang kerja

untuk masyarakat daerah. Dalam upaya untuk mencapai tujuan tersebut,

pemerintah daerah dan masyarakatnya harus bekerjasama mengambil inisiatif

dalam pembangunan daerah. Oleh karena itu, pemerintah daerah beserta partisipasi

masyarakatnya dan dengan menggunakan sumberdaya-sumberdaya yang ada harus

mampu mengelola potensi sumber daya yang diperlukan untuk merancang dan

membangun perekonomian daerah (Laoh, 2010).

Istilah pembangunan dapat diartikan berbeda-beda oleh satu orang dengan

orang lain, daerah yang satu dengan daerah lainnya bahkan antara sektor satu

dengan sektor lain. Secara tradisional pembangunan memiliki arti peningkatan

yang terus menerus pada Gross Domestic Product (GDP) atau Produk Domestik Bruto (PDB) suatu sektor. Untuk daerah, makna pembangunan yang tradisional

difokuskan pada peningkatan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) suatu

Provinsi, Kabupaten atau Kota.

Ada 2 kondisi yang mempengaruhi proses perencanaan pembangunan

daerah yaitu :

1. Tekanan yang berasal dari lingkungan dalam negeri maupun luar negeri yang

mempengaruhi kebutuhan daerah dalam proses pembangunan

perekonomiannya

(26)

setiap sektor secara berbeda-beda (Kuncoro, 2004).

Tujuan utama pembangunan ekonomi adalah menciptakan tingkat

pertumbuhan PDRB yang setinggi-tingginya, akan tetapi diikuti dengan

pemberantasan kemiskinan, penanggulangan ketimpangan pendapatan, penyediaan

lapangan kerja, pendidikan yang lebih baik, peningkatan standar kesehatan dan

nutrisi, perbaikan kondisi lingkungan hidup, pemerataan kesempatan, pemerataan

kebebasan individual, dan penyegaran kehidupan budaya (Amalia, 2007).

2.4. Pertumbuhan Ekonomi Wilayah

Pertumbuhan ekonomi wilayah adalah pertambahan pendapatan

masyarakat secara keseluruhan yang terjadi di wilayah tersebut, yaitu kenaikan

seluruh nilai tambah (added value) yang terjadi di wilayah tersebut. Perhitungan Pendapatan Wilayah pada awalnya dibuat dalam harga berlaku. Namun agar dapat

melihat pertambahan dari satu kurun waktu ke kurun waktu berikutnya, harus

dinyatakan dalam nilai rill, artinya dinyatakan dalam harga konstan. Biasanya BPS

dalam menerbitkan laporan pendapatan regional tersedia angka dalam harga

berlaku dan harga konstan. Pendapatan wilayah menggambarkan balas jasa bagi

sektor-faktor produksi yang beroperasi di daerah tersebut (tanah, modal, tenaga

kerja, dan teknologi), yang berarti secara kasar dapat menggambarkan

kemakmuran daerah tersebut. Kemakmuran suatu wilayah selain ditentukan oleh

besarnya nilai tambah yang tercipta di wilayah tersebut juga oleh seberapa besar

(27)

Menurut Sadono Sukirno (2006), pertumbuhan dan pembangunan ekonomi

memiliki definisi yang berbeda, yaitu pertumbuhan ekonomi ialah proses kenaikan

outpu perkapita yang terus menerus dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi

tersebut merupakan salah satu indikator keberhasilan pembangunan. Dengan

demikian makin tingginya pertumbuhan ekonomi biasanya makin tinggi pula

kesejahteraan masyarakat, meskipun terdapat indikator yang lain yaitu distribusi

pendapatan. Sedangkan pembangunan ekonomi ialah usaha meningkatkan

pendapatan perkapita dengan jalan mengolah kekuatan ekonomi potensial menjadi

ekonomi riil melalui penanaman modal, penggunaan teknologi, penambahan

pengetahuan, peningkatan ketrampilan, penambahan kemampuan berorganisasi

dan manajemen. Terdapat pula beberapa teori penting lainnya mengenai

pertumbuhan ekonomi wilayah (regional) diantaranya menurut aliran Klasik yang

dipelopori oleh Adam Smith dikatakan bahwa pertumbuhan ekonomi disebabkan

karena sektor kemajuan tehnologi dan perkembangan jumlah penduduk.

Sumbangan pemikiran aliran Neo Klasik tentang teori pertumbuhan ekonomi yaitu

sebagai berikut :

1. Akumulasi modal merupakan sektor penting dalam pertumbuhan ekonomi

2. Pertumbuhan ekonomi merupakan proses yang gradual

3. Pertumbuhan ekonomi merupakan proses yang harmonis dan kumulatif

4. Aliran Neo Klasik merasa optimis terhadap pertumbuhan (perkembangan).

Meskipun model pertumbuhan Neo Klasik ini telah banyak digunakan

dalam analisis regional namun terdapat beberapa asumsi mereka yang tidak tepat

(28)

karena perbedaan-perbedaan geografis dalam hal tingkat penggunaan sumberdaya,

dan (b). persaingan sempurna tidak diberlakukan pada perekonomian regional dan

spasial (Irawan &Suparmoko,2002).

Selain itu, teori yang membicarakan pertumbuhan regional ini dimulai dari

teori yang dikutip dari ekonomi makro/ekonomi pembangunan dengan mengubah

batas wilayah dan disesuaikan dengan lingkungan operasionalnya, dilanjutkan

dengan teori yang dikembangkan asli dalam ekonomi regional. Teori pertumbuhan

yang dikutip dari ekonomi makro adalah berlaku untuk ekonomi nasional yang

dengan sendirinya juga berlaku untuk wilayah bersangkutan. Jadi, tidak mungkin

mengabaikan teori tersebut, walaupun yang dibahas adalah satu wilayah tertentu.

Namun demikian, dalam penerapannya harus dikaitkan dengan ruang lingkup

wilayah operasinya, misalnya daerah tidak memiliki wewenang untuk membuat

kebijakan sektor dan moneter, wilayah bersifat lebih terbuka dalam pergerakan

orang dan barang (Tarigan, 2005).

2.5. Konsep PDRB

Penghitungan produk domestik ini lebih dikenal dengan istilah Produk

Domestik Regional Bruto (PDRB) yang merupakan salah satu indikator makro

yang dapat menggambarkan kondisi ekonomi di suatu wilayah pada satuan waktu

tertentu. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan jumlah nilai

produk barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit produksi di dalam

suatu wilayah atau daerah pada suatu periode tertentu, biasanya satu tahun. Secara

(29)

harga berlaku (at current price), dan atas dasar harga konstan (at constan price). Baik PDRB harga berlaku maupun harga konstan masing-masing mempunyai

interpretasi data yang berbeda (Kuncoro, 2004).

PDRB atas dasar harga berlaku adalah penghitungan PDRB berdasarkan

harga tahun berjalan atau harga yang berlaku pada setiap tahun penghitungan

dengan masih adanya faktor inflasi di dalamnya. PDRB atas dasar harga konstan

adalah penghitungan PDRB berdasarkan harga tetap atau konstan pada tahun

tertentu dengan mengabaikan faktor inflasi. PDRB atas dasar harga konstan

bertujuan untuk melihat perkembangan PDRB atau perekonomian secara riil yang

kenaikannya/pertumbuhannya tidak dipengaruhi oleh adanya perubahan harga atau

inflasi/deflasi (Kuncoro, 2004).

2.6. Sektor Pertanian dalam PDRB

Sektor pertanian sendiri terdiri dari lima subsektor yaitu subsektor tanaman

bahan makanan , subsektor tanaman perkebunan, subsektor peternakan dan

hasil-hasilnya, subsektor kehutanan dan perburuan, dan subsektor perikanan.

1. Sub sektor tanaman bahan makanan mencakup komoditi bahan makanan

seperti padi,jagung, ketela pohon, ketela rambat, umbi-umbian, kacang tanah,

kacang kedele, kacang-kacangan lainnya, sayur-sayuran, buah-buahan, serta

bahan makanan lainnya.

2. Sub sektor perkebunan mencakup semua jenis kegiatan tanaman perkebunan

yang diusahakan baik oleh rakyat maupun oleh perusahaan perkebunan.

(30)

karet, kapas, kapok, kayu manis, kelapa, kelapa sawit, kemiri, kina, kopi, lada,

pala, panili, serat karung, tebu, tembakau, teh, serta tanaman perkebunan

lainnya.

3. Sub sektor peternakan dan hasil-hasilnya mencakup semua kegiatan

pembibitan dan pembudidayaan segala jenis ternak dan unggas dengan tujuan

untuk dikembangbiakkan, dibesarkan, dipotong dan diambil hasilnya, baik

oleh rakyat maupun oleh perusahaan peternakan. Jenis ternak yang dicakup

meliputi sapi, kerbau, kambing, babi, kuda, ayam, itik, telur ayam, telur itik,

susu sapi serta hewan peliharaan lainnya

4. Sub sektor kehutanan mencakup kegiatan penebangan segala jenis kayu serta

pengambilan daun-daunan, getah-getahan, akar-akaran, termasuk juga

kegiatan perburuan. Komoditi yang dicakup meliputi: kayu gelondongan

(baik yang berasal dari rimba maupun hutan budidaya), kayu bakar, rotan,

arang, bambu, terpentin, kopal, menjangan, babi hutan serta hasil hutan

lainnya.

5. Sub sektor perikanan mencakup semua kegiatan penangkapan, pembenihan

dan budidaya segala jenis ikan dan biota air lainnya, baik yang berada di air

tawar maupun di air asin. Komoditi hasil perikanan antara lain seperti ikan

tuna dan jenis ikan laut lainnya; ikan mas dan jenis ikan darat lainnya; ikan

bandeng dan jenis ikan payau lainnya; udang dan binatang berkulit keras

lainnya; cumi-cumi dan binatang lunak lainnya; rumput laut serta tumbuhan

laut lainnya.

(31)

Sektor pertanian mempunyai peranan penting dalam menyediakan input,

bagi sektor industri dan sektor modern lain. Sebagian besar populasi pada sektor

pertanian pedesaan merupakan sumber utama bagi kebutuhan tenaga kerja yang

meningkat di sektor perkotaan. Pemasukan tenaga kerja di sektor perkotaan adalah

mungkin, dan disamping itu biasanya ada kenaikan penduduk di sektor perkotaan

itu sendiri, tetapi tidak ada satupun dari kedua sumber ini yang dapat mencukupi

kebutuhan pertumbuhan ekonomi sepanjang waktu. Jika ada pembatasan keluarnya

tenaga kerja dari pertanian, maka pembangunan ekonomi akan timpang

(Arsyad,1992).

Peranan utama pertanian adalah menyediakan tenaga kerja dan pangan

yang cukup dengan harga murah untuk perkembangan industri yang dinamis

sebagai sektor penting dalam semua strategi pembangunan. Tanpa pembangunan

pertanian dan pedesaan, pertumbuhan industri mungkin akan mencapai kegagalan

dan kalaupun berhasil akan menciptakan ketimpangan perekonomian intern,

dimana meluasnya kemiskinan, ketimpangan dan pengangguran akan semakin

parah (Todaro, 2000).

Sektor pertanian di Indonesia memiliki kemampuan dalam mengisi

pembangunan yang dipercayai dapat menjamin pembangunan ekonomi yang

berkelanjutan. Sektor pertanian dapat memenuhi beberapa syarat utama sebagai

sektor andalan, yaitu tangguh, progresif dan ukurannya cukup luas dan responsif.

Ketangguhan sektor pertanian diindikasikan oleh kemampuan dalam memberi

kontribusi pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja pada masa

(32)

dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional jika didukung kebijaksanaan

yang tepat (Daniel, 2002).

2.8. Teori Basis Ekonomi

Teori Basis Ekonomi (Economic BaseTheory) adalah salah satu teori atau pendekatan yang bertujuan untuk menjelaskan perkembangan dan pertumbuhan

wilayah Demikian juga dengan usaha-usaha lokal tetapi memiliki langganan dari

luar wilayah dapat dikategorikan sebagai kegiatan basis (Tarigan, 2005).

Teori basis ekonomi mendasarkan pandangannya bahwa laju pertumbuhan

ekonomi suatu wilayah ditentukan oleh besarnya peningkatan ekspor dari wilayah

tersebut. Dalam pengertian ekonomi regional, ekspor adalah menjual produk/jasa

ke luar wilayah baik ke wilayah lain dalam sektor itu maupun ke luar negeri. Pada

dasarnya kegiatan ekspor adalah semua kegiatan baik penghasil produk maupun

penyedia jasa yang mendatangkan uang dari luar wilayah disebut kegiatan basis.

Potensi sumber daya dapat dikatakan sektor basis apabila keberadaannya

telah dapat dimanfaatkan sebagai komponen penting dalam mendukung proses

pengembangan daerah yang bersangkutan, sehingga kelebihan kapasitas produksi

dari sektor ini dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan daerah

akan sumber daya yang tidak dimiliki (Warpani, 1984 dalam Komalig, 2011).

(33)

Menurut Analisis basis dan nonbasis pada umumnya didasarkan atas nilai

tambah ataupun lapangan kerja. Dalam kasus lapangan kerja, besarnya perubahan

lapangan kerja total untuk setiap satu perubahan lapangan kerja di sektor basis

disebut juga pengganda basis. Nilai pengganda basis lapangan kerja dapat

dihitung dengan rumus sebagai berikut:

total lapangan kerja

Pengganda Basis =

lapangan kerja basis

Dalam menggunakan ukuran pendapatan, nilai pengganda basis adalah

besarnya kenaikan pendapatan seluruh masyarakat untuk setiap satu unit kenaikan

pendapatan sektor basis. Dalam hal pendapatan, nilai pengganda basis yang

(34)

2.10. Cara Memilih Kegiatan Basis Dan Non Basis

Ada beberapa metode untuk memilah antara kegiatan basis dan kegiatan

nonbasis, antara lain:

1) Metode Langsung

Metode langsung dapat dilakukan dengan survey langsung kepada pelaku

usaha kemana mereka memasarkan barang yang diproduksi dan dari mana

mereka membeli bahan-bahan kebutuhan untuk menghasilkan produk

tersebut.

2) Metode Tidak Langsung

Salah satu metode tidak langsung adalah dengan menggunakan asumsi atau

disebut metode asumsi. Dalam metode asumsi, berdasarkan kondisi di

wilayah tersebut (berdasarkan data sekunder), ada kegiatan tertentu yang

diasumsikan sebagai kegiatan basis dan kegiatan lainnya sebagai kegiatan

nonbasis.

3) Metode Campuran

Metode campuran merupakan metode gabungan antara metode asumsi

dengan metode langsung. Dalam metode campuran diadakan sektor

pendahuluan yaitu pengumpulan data sekunder, biasanya dari instansi

pemerintah atau lembaga pengumpul data seperti BPS.

4) Metode Location Quotient (LQ)

Metode lain yang tidak langsung adalah dengan menggunakan

LocationQuotient (LQ). LQ adalah suatu perbandingan tentang besarnya peranan sektor tersebut secara nasional. Ada banyak sektor yang

(35)

dan jumlah lapangan kerja. Berikut ini rumus LQ dengan menggunakan nilai

tambah (tingkat pendapatan) (Sumber: Tarigan, 2005):

……..…………...(1)

Keterangan:

l1 = Jumlah PDRB suatu sektor kabupaten/kota

e = Jumlah PDRB seluruh sektor kabupaten/kota

L1 = Jumlah PDRB suatu sektor tingkat Provinsi

E = Jumlah PDRB seluruh sektor tingkat Provinsi

Apabila LQ > 1 artinya peranan sektor tersebut di daerah itu lebih

menonjol dari pada peranan sektor itu secara nasional. Sebaliknya, apabila LQ < 1

maka peranan sektor itu di daerah tersebut lebih kecil daripada peranan sektor

tersebut secara nasional. LQ > 1 menunjukkan bahwa peranan sektor I cukup

menonjol di daerah tersebut dan seringkali sebagai petunjuk bahwa daerah

tersebut surplus akan produk sektor I dan mengekspornya ke daerah lain. Daerah

itu hanya mungkin mengekspor produk ke daerah lain atau luar negeri karena

mampu menghasilkan produk tersebut secara lebih murah atau lebih efisien. Atas

dasar itu LQ > 1 secara tidak langsung sektor petunjuk bahwa daerah tersebut

memiliki keunggulan komparatif untuk sektor I dimaksud.

(36)
(37)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder yang

diperoleh dari Badan Pusat Statistik, Dinas Pertanian dan Instansi terkait lainnya.

3.2. Konsep Pengukuran Variabel

Variabel-variabel yang diukur dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Nilai PDRB Provinsi Sulawesi Utara tahun 2008 sampai tahun 2012 atas

dasar harga konstan tahun 2000 (Rupiah).

2. Nilai PDRB Kabupaten Bolaang Mongondow Timur tahun 2008 sampai

tahun 2012 atas dasar harga konstan tahun 2000 (Rupiah).

3. Kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB 2008-2012 Kabupaten Bolaang

Mongondow Timur (%)

4. Perkembangan kontribusi sektor pertanian dari tahun 2008-2012 (%)

5. Sub sektor dari sektor pertanian yaitu:

a. Tanaman bahan pangan

b. Perkebunan

c. Kehutanan

d. Peternakan dan hasil-hasilnya

(38)

3.3. Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis:

1. Untuk melihat kontribusi sektor pertanian terhadap perekonomian

Kabupaten Bolaang Mongondow Timur digunakan rumus:

...(2)

2. Untuk menghitung laju pertumbuhan/perkembangan PDRB sektor pertanian

maka digunakan rumus:

………….….……….(3)

3. Untuk mengetahui apakah sektor pertanian merupakan sektor basis atau non

basis dalam perekonomian wilayah Kabupaten Bolaang Mongondow Timur,

maka digunakan analisis Location Quotient (LQ) dengan rumus sebagai

berikut

.……….………....(4)

li= Jumlah PDRB sektor pertanian Kabupaten Bolaang Mongondow Timur

e= Jumlah PDRB seluruh sektor Kabupaten Bolaang Mongondow Timur

Li= Jumlah PDRB sektor pertanian Provinsi Sulawesi Utara

(39)

E= Jumlah PDRB seluruh sektor Provinsi Sulawesi Utara

1) Untuk mengetahui sub sektor tanaman bahan pangan merupakan

subsektor basis atau non basis dalam perkonomian wilayah Kabupaten

Bolaang Mongondow Timur, maka rumus yang digunakan adalah:

...………..…..(5)

La = Jumlah PDRB sub sektor tanaman bahan pangan Kabupaten Bolaang

Mongondow Timur

e = Jumlah PDRB sektor Pertanaian Kabupaten Bolaang Mongondow Timur

La = Jumlah PDRB sub sektor Tanaman bahan pangan Provinsi Sulawesi

Utara

E = Jumlah PDRB sektor Pertanian Provinsi Sulawesi Utara

2) Untuk mengetahui sub sektor perkebunan merupakan sub sektor basis atau

non basis dalam perekonomian wilayah Kabupaten Bolaang Mongondow

Timur, maka rumus yang digunakan adalah:

………...………..(6)

lb = Jumlah PDRB sub sektor perkebunan Kabupaten Bolaang Mongondow

Timur

e = Jumlah PDRB sektor pertanian Kabupaten Bolaang Mongondow Timur

⁄ ⁄

(40)

Lb = Jumlah PDRB sub sektor perkebunan Provinsi Sulawesi Utara

E = Jumlah PDRB sektor pertanian Provinsi Sulawesi Utara

3) Untuk mengetahui sub sektor kehutanan merupakan sub sektor basis atau

non basis dalam perekonomian wilayah Kabupaten Bolaang Mongondow

Timur, maka rumus yang digunakan adalah;

...………(7)

lc = Jumlah PDRB sub sektor kehutanan Kabupaten Bolaang Mongondow

Timur

e = Jumlah PDRB sektor pertanian Kabupaten Bolaang Mongondow Timur

Lc = Jumlah PDRB sub sektor kehutanan Provinsi Sulawesi Utara

E = Jumlah PDRB sektor pertanian Provinsi Sulawesi Utara

4) Untuk mengetahui sub sektor peternakan merupakan sub sektor basis

atau non basis dalam perekonomian wilayah Kabupaten Bolaang

Mongondow Timur, maka digunakan rumus:

...………..(8)

ld = Jumlah PDRB sub sektor peternakan Kabupaten Bolaang Mongondow

Timur

e = Jumlah PDRB sektor pertanian Kabupaten Bolaang Mongondow Timur

Ld = Jumlah PDRB sub sektor peternakan Provinsi Sulawesi Utara

(41)

E = Jumlah PDRB sektor pertanian Provinsi Sulawesi Utara

(Sumber: Tarigan, 2005)

5) Untuk mengetahui sub sektor perikanan merupakan sub sektor basis atau

non basis dalam perekonomian wilayah Kabupaten Bolaang Mongondow

Timur, maka digunakan rumus:

....……...………(9)

le= Jumlah PDRB sub sektor perikanan Kabupaten Bolaang Mongondow

Timur

e = Jumlah PDRB sektor pertanian Kabupaten Bolaang Mongondow Timur

Le = Jumlah PDRB sub sektor perikanan Provinsi Sulawesi Utara

E = Jumlah PDRB sektor pertanian Provinsi Sulawesi Utara

Jika nilai LQ > 1, maka sektor tersebut merupakan sektor basis, jika nilai

LQ < 1 maka sektor tersebut merupakan sektor non basis. Apabila LQ > 1 artinya

peranan sektor tersebut di Kabupaten Bolaang Mongondow Timur lebih menonjol

dari pada peranan sektor itu di tingkat Provinsi. Sebaliknya, apabila LQ < 1 maka

peranan sektor itu lebih kecil di Kabupaten Bolaang Mongondow Timur daripada

peranan sektor tersebut I tingkat Provinsi.

(42)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Keadaan Geografis Kabupaten Bolaang Mongondow Timur

Kabupaten Bolaang Mongondow Timur merupakan Daerah Otonom baru

hasil Pemekaran dari Kabupaten Bolaang Mongondow yang dibentuk berdasarkan

Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2008 tentang Pembentukan Kabupaten

Bolaang Mongondow Timur di Provinsi Sulawesi Utara dengan Ibukota Tutuyan.

Kabupaten Bolaang Mongondow Timur terdiri atas 5 kecamatan dengan

51 Desa. Luas wilayah Kabupaten Bolaang Mongondow Timur, sesuai UU No 29

tentang pembentukkan Kabupaten Bolaang Mongondow Timur adalah ± 878,31

Km2 atau 87.831,600 Ha dengan rincian menurut luas per kecamatan seperti yang

dapat dilihat Tabel 2.

Tabel 2. Luas Daerah Kabupaten Bolaang Mongondow Timur Menurut Kecamatan

Kecamatan Luas Area (Km²) Persentase (%)

1. Nuangan 337,80 38,46

2. Tutuyan 227,20 25,87

3. Kotabunan 134,18 15,28

4. Modayag 133,66 15,22

(43)

Total 878,31 100

Sumber: Bolaang Mongondow Timur dalam Angka, 2014

Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa Kecamatan Nuangan memiliki luas area

terbesar yaitu 337,80 Km² atau 38,46%, Kecamatan Tutuyan yang merupakan

Ibukota kecamatan memiliki luas 227,20 Km² atau 25,87%, Kecamatan

Kotabunan memiliki luas 134,18 Km² atau 15,28%, Kecamatan Modayag

memiliki luas 133,66Km² atau 15,22% dan yang memiliki luas area terkecil

adalah Kecamatan Modayag Barat yaitu 5,18% atau 45,27 Km².

Secara astronomis, wilayah Kabupaten Bolaang Mongondow Timur

terletak antara :

124019’15” – 124051’ 14” Bujur Timur

0025’ 05” – 0057’ 40” Lintang Utara

dengan batasan administrasi sebagai berikut :

 Sebelah Utara berbatasan Kabupaten Minahasa Selatan, Kabupaten Minahasa

Tenggara dan Kabupaten Bolaang Mongondow

 Sebelah Selatan berbatasan dengan Laut Maluku.

 Sebelah Barat berbatasan dengan Kota Kotamobagu, Kabupaten Bolaang

Mongondow dan Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan

 Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Minahasa Tenggara dan Laut

(44)

4.2. Kondisi Kependudukan

4.2.1. Jumlah dan Komposisi Penduduk

Dari tahun ke tahun jumlah penduduk di Kabupaten Bolaang Mongondow

Timur selalu mengalami peningkatan. Pada tahun 2013, penduduk di kabupaten

Bolaang Mongondow Timur berjumlah 66.677 jiwa atau mengalami peningkatan

sebesar 1166 jiwa dari tahun sebelumnya. Peningkatan jumlah penduduk ini

disebabkan oleh besarnya angka kelahiran dibandingkan dengan angka

kematiannya. Untuk lebih jelasnya data mengenai jumlah penduduk di Kabupaten

Bolaang Mongondow Timur tiap kecamatan dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Luas Wilayah dan Jumlah Penduduk Tiap Kecamatan di Kabupaten Bolaang Mongondow Timur dan Kepadatan Penduduk

Kecamatan Luas (Km²) Penduduk Kepadatan (orang/ Km²)

1. Nuangan 337,80 13.526 40,04

2. Tutuyan 227,20 11.798 51,93

3. Kotabunan 134,18 11.325 84,40

4. Modayag 133,66 19.805 148,17

5. Modayag Barat 45,47 10.223 224,83

Jumlah 878,31 66.677 75,92

Sumber :Bolaang Mongondow Timur Dalam Angka, 2014

Dari Tabel 3 dapat dilihat bahwa Kecamatan Nuangan memiliki luas

(45)

kepadatan 40,04 orang/Km², Tutuyan sebagai ibukota kabupaten memiliki jumlah

penduduk 11.798 dengan kepadatan penduduk mencapai 51,93orang/Km²,

sedangkan daerah dengan kepadatan dan jumlah penduduk terbesar berada di

Kecamatan Modayag dan Modayag Barat. Modayag memiliki jumlah penduduk

terbesar di Kabupaten Bolaang Mongondow Timur dengan jumlah penduduk

19.805 jiwa memiliki luas wilayah 133,66 memiliki kepadatan penduduk 148,17

merupakan jumlah penduduk terbanyak di Bolaang Mongondow Timur,

Kecamatan Modayag Barat merupakan kecamatan terpadat dengan luas wilayah

45,47 Km², dengan penduduk mencapai 10.223 jiwa, adapun kepadatan penduduk

mencapai 224,83 orang/km². Dari Tabel 3 dapat disimpulkan bahwa penduduk di

Kabupaten Bolaang Mongondow Timur terkonsentrasi di dua kecamatan yaitu

Kecamatan Modayag dan Modayag Barat. Berikut ini adalah Tabel 4 mengenai

jumlah penduduk tiap kecamatan berdasarkan jenis kelamin dan rasio jenis

kelamin di Kabupaten Bolaang Mongondow timur.

Tabel 4. Jumlah Penduduk Tiap Kecamatan Berdasarkan Jenis Kelamin dan Rasio Jenis Kelamin di Kabupaten Bolaang Mongondow Timur

Kecamatan Laki-laki Perempuan Jumlah Rasio

1. Nuangan 7.107 6.419 13.526 110,72

2. Tutuyan 6.189 5.609 11.798 110,34

3. Kotabunan 6.044 5.281 11.325 114,45

4. Modayag 10.238 9.567 19.805 107,01

(46)

Jumlah 34.865 31.812 66.677 109,60

Sumber: Bolaang Mongondow Timur Dalam Angka 2014.

Pada Tabel 4 kita dapat melihat perbandingan antara penduduk laki- laki

dan perempuan di tiap- tiap kecamatan di kabupaten Bolaang Mongondow Timur

pada tahun 2013. Kecamatan Modayag memiliki jumlah penduduk terbanyak di

antara kecamatan- kecamatan lain di kabupaten Bolaang Mongondow Timur

dengan 19.805 jiwa, selain itu di kecamatan ini memiliki jumlah penduduk laki-

laki maupun perempuan paling banyak dengan kecamatan- kecamtan lain di

Kabupaten Bolaang Mongondow Timur dengan rasio penduduk107,01% atau

dapat dikatakan bahwa setiap 100 jiwa penduduk dengan kelamin perempuan

terdapat 107,01 jiwa laki- laki, sedangkan kabupaten Bolaang Mongondow Timur

terdapat 66.677 jiwa dengan jumlah penduduk perempuan 31.812 dengan rasio

109,6 atau dapat diartikan setiap 100 penduduk perempuan di Kabupaten Bolaang

Mongondow Timur terdapat 109,6 laki- laki, Sex ratio menunjukkan banyaknya

jumlah penduduk laki-laki dalam 100 penduduk perempuan. Berikutnya Tabel 5

menunjukan jumlah dan komposisi penduduk pada tahun 2013 di Kabupaten

Bolaang Mongondow Timur.

(47)

Sumber :Bolaang Mongondow Timur Dalam Angka, 2014.

Berdasarkan usia, penduduk digolongkan menjadi dua yaitu penduduk

usia produktif dan usia non produktif. Penduduk usia produktif adalah penduduk

yang berusia 15 - 64 tahun, sedangkan penduduk usia non produktif adalah

yang berusia 0 - 14 tahun dan usia 65 tahun ke atas.

Dari Tabel 5 dapat diketahui bahwa persentase angka ketergantungan

pada tahun 2013 seber 48,1%. Artinya setiap seratus penduduk anggota

produktif harus menanggung 48 penduduk usia non- produktif. Angka

ketergantungan menunjukan banyaknya penduduk non- produktif yang menjadi

tanggungan 100 orang penduduk usia produktif.

4.3. Kondisi Bidang Pendidikan

Pendidikan merupakan salah satu sarana dalam meningkatkan sumber daya

manusia. Salah satu upaya pemerintah dalam rangka mengembangkan dan

meningkatkan sumber daya manusia di bidang pendidikan yaitu dengan

mencanangkan berbagai program seperti program wajib belajar 12 tahun dan

lain-lain. Peningkatan partisipasi sekolah penduduk, tentunya harus diimbangi dengan

penyediaan sarana pendidikan maupun tenaga guru yang memadai.

Efektifitas proses belajar mengajar di kelas berhubungan dengan besar

kecilnya beban tanggung jawab seorang guru memimbing murid atau rasio guru

terhadap murid. Data tahun 2013 menunjukan bahwa pada jenjang pendidikan SD/

sederajat, rata- rata seorang guru bertanggung jawab terhadap membimbing 21

(48)

SLTP rata- rata seorang guru mengajaar 16 murid dan di jenjang SMA beban

seorang Guru hanya mengajar sebanyak 15 murid. Rasio ideal yang dikeluarkan

Diknas adalah 22 murid per guru, artinya yang masih banyak dibutuhkan di

Kabupaten Bolaang Mongondow Timur adalah guru SMU/MA/SMK.

Selain rasio guru dan murid terdapat juga angka melek huruf. Angka

melek huruf di Bolaang Mongondow Timur sudah cukup baik (99,59 persen pada

2013). Ini artinya sebagian besar penduduk Kabupaten Bolaang Mongondow

Timur sudah mampu membaca dan menulis.

4.4. Kondisi Ketenagakerjaan

Jumlah angkatan kerja di tahun 2013 menurun menjadi 55,95 persen dari

total penduduk usia 15 tahun ke atas. Penurunan jumlah angkatan kerja tersebut

juga diikuti oleh penurunan penganggguran di Kabupaten Bolaang Mongondow

Timur menjadi sebesar 3,75 persen. Hal ini dimungkinkan juga karena tenaga

kerja yang tersedia tidak sesuai dengan kualifikasi dari lapangan kerja yang

tersedia.

Berdasarkan perbandingan menurut tiga sektor utama yaitu primer,

sekunder dan tersier pada 2013, pilihan bekerja di sektor primer mendominasi

pasar kerjadi Bolaang Mongondow Timur yaitu sebesar 60,64 persen, meskipun

persentasenya mulai sedikit bergeser ke sektor sekunder jika dibandingkan dengan

kondisi di tahun 2011. Sementara yang bekerja di sektor tersier meningkat sebesar

(49)

Banyaknya angkatan kerjadi Kabupaten Bolaang Mongondow Timur pada

tahun 2012 sebagian besar laki- laki. Dengan persentase 77 persen laki- laki dan

23 persen perempuan.

4.5. Kondisi Bidang Kesehatan

Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan

nasional dan bertujuan agar semua lapisan masyarakat memperoleh pelayanan

kesehatan secara mudah, leluasa dan murah. dengan upaya tersebut diharapkan

akan tercapai derajat kesehatan masyarakat yang baik. Upaya untuk meningkatkan

derajat kesehatan masyarakat sudah banyak dilakukan oleh pemerintah antara lain

dengan memberikan penyuluhan kesehatan, agar keluarga berperilaku hidup sehat,

dan penyediaan fasilitas seperti Rumah Sakit, Puskesmas, BKIA, Posyandu, Toko

Obat, Apotik, tenaga kesehatan seperti dokter, bidan, perawat dan paramedis.

4.6. Kondisi Bidang Pertanian 4.6.1. Sub Sektor Tanaman Pangan

Sub sektor tanaman pangan mencakup padi dan palawija serta hortikultura.

Padi dan palawija meliputi tanaman padi (padi sawah dan padi ladang), jagung,

ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah, dan kacang kedelai. Produksi padi di kabupaten

Bolaang Mongondow Timur selama periode 2012- 2013 mengalami kenaikan.

Pada tahun 2012 produksi sebanyak 20.332 ton naik menjadi 20.964 ton pada

tahun 2013. Kenaikan ini di indikasikan karena bertambahnya luas panen yang

(50)

Kenaikan produksi ini juga terjadi pada tanaman jagung .produksi jagung

mengalami kenaikan dibanding dengan tahun sebelumnya. Pada tahun 2012

sebanyak 11.179 ton naik menjadi 11.704 ton pada tahun 2013. Tanaman lain

yang mengalami penurunan produksi tahun 2013 adalah kacang hijau, ubi kayu,

dan ubi jalar.

4.6.2. Sub Sektor Hortikultura

Subsektor hortikultura mencakup tanaman sayur- sayurandan buah-

buahan, untuk kabupaten Bolaang Mongondow Timur sentra hortikultura terletak

di kecamatan Modayag dengan komoditi dengan produksi terbesar di tahun 2013

adalah kentang mencapai 36.193,6 ton, bawang daun 11064 ton, kubis 882,7 ton,

petsai 6.325 ton dan tomat 841,15 ton.

4.6.3. Sub Sektor Perkebunan

Subsektor perkebunan di kabupaten Bolaang Mongondow Timur

didominasi oleh kelapa, cengkih, kakao. Berikut ini Tabel 6 tentang produksi

tanaman perkebunan di Kabupaten Bolaang Mongondow Timur.

Tabel 6. Produksi Tanaman Perkebunan Tiap Kecamatan di Kabupaten Bolaang Mongondow Timur Tahun 2013

Kecamatan Kelapa Cengkih Kopi Kakao

1. Nuangan 3.871,28 134,40 5,31 135,05

(51)

3. Kotabunan 2.048,19 108,67 2,63 64,50

Lanjutan Tabel 6. Produksi Tanaman Perkebunan Tiap Kecamatan di Kabupaten

Bolaang Mongondow Timur Tahun 2013

4. Modayag 306,25 371,47 431,81 95,08

5. Modayag Barat 618,74 18,37 142,67 103,32

Jumlah 8.993,24 880,02 584,6 470,78

Sumber : Bolaang Mongondow Timur Dalam Angka 2014.

Dari Tabel 6 kita dapat melihat bahwa kelapa merupakan komoditi

perkebunan dengan hasil terbanyak dengan produksi 8.993,24 ton, produksi

kelapa di dominasi oleh kecamatan- kecamatan yang berada di pesisir seperti

Kecamatan Nuangan, Kotabunan dan Tutuyan. Komoditi terbanyak selanjutnya

adalah cengkih, Diana produksi cengkih merata di tiap- tiap kecamatan di

kabupaten Bolaang Mongondow Timur kecamatan dengan produksi terbanyak

adalah Kecamatan modayag dengan 371,47 ton.

Selanjutnya kopi dan kakao dari data di Tabel 6 dapat dilihat bahwa

produksi kopi di kabupaten Bolaang Mongondow Timur 584,6 Ton pada tahun

2013, produksi kopi di kabupaten Bolaang Mongondow Timur terpusat di

Kecamatan Modayag dan Modayag Barat dengan produksi berturut- turut 431,81

dan 142,67 hal ini di karenakan jenis kopi yang ditanam di Kabupaten Bolaang

Mongondow Timur berjenis Arabika yang hanya cocok di tanam di daerah dengan

(52)

tanaman Kakao dengan produksi 470,78 ton tumbuh merata di seluruh kawasan

Kabupaten Bolaang Mongondow Timur.

4.6.4. Sub Sektor Kehutanan

Menurut fungsinya, hutan dibagi menjadi hutan lindung, hutan suaka alam,

hutan Produksi terbatas, hutan produksi tetap, hutan produksi konversi, hutan

bakau dan areal penggunaan lain atau APL. Di Kabupaten Bolaang Mongondow

Timur luas hutan adalah 90.289,26 Ha. Berikut Tabel 7 tentang luas kawasan

hutan dan penggunaannya di Kabupaten Bolaang Mongondow Timur.

Tabel 7 Luas Kawasan Hutan Dan Penggunaanya di Kabupaten Bolaang Mongondow Timur 2013

Tata Guna Hutan Luas (Ha) Persen (%)

1. Hutan Lindung 19.131,58 23,19

2. Hutan Suaka Alam 3.607,04 3,00

3. Hutan Produksi Terbatas 23.181,07 25.07

4. Hutan Produksi Tetap 2.903,97 3,22

5. Hutan Produksi Konversi - -

6. Hutan Bakau 1.496 1,05

(53)

Jumlah 90.289,26 100

Sumber: Bolaang Mongondow Timur Dalam Angka 2014.

4.6.5. Sub Sektor Peternakan dan Hasil- Hasilnya

Populasi Ternak di Kabupaten Bolaang Mongondow Timur terdiri dari

sapi kambing dan babi dengan produksi pada tahun 2013 berturut- turut 4050

ekor sapi, 4385 ekor kambing dan babi 2200 ekor. Jumlah ternak- ternak di

Kabupaten Bolaang Mongondow Timur mengalami peningkatan dari tahun

sebelumnya terutama sapi mengalami peningkatan 33% dari tahun sebelumnya

yaitu 3047 ekor menjadi 4050 ekor, kambing mengalami peningkatan sebesar

35% yaitu dari 3.250 menjadi 4382 ekor dan babi mengalami peningkatan

sebesar 2,5% yaitu dari 2145 menjadi 2200.

Untuk unggas di Kabupaten Bolaang Mongondow timur terdapat ayam

pedaging 7.890, ayam petelur 14.776, ayam buras 41.700 dan itik 9.531 pada

tahun 2013. Unggas yang memiliki peningkatan paling singnifikan adalah unggas

dengan perkembangan mencapai 406% dari tahun sebelumnya yaitu dari 1881

ekor menjadi 9531 ekor dan yang mengalami penurunan adalah ayam pedaging

yaitu sebesar 29% dari 11204 menjadi 7890.

4.6.6. Sub Sektor Perikanan

Produksi sub sektor perikanan di Kabupaten Bolaang Mongondow Timur

pada tahun 2013 sebesar 1461,95 ton, dari produksi ini didominasi oleh produksi

(54)

abu, cakalang, kakap dan ikan lainya sedangkan dari perikanan darat dengan

produksi 20,4 ton di dominasi oleh ikan nila dan ikan mas.

4.7. Kontribusi Sektor Pertanian Terhadap Perekonomian Kabupaten Bolaang Mongondow Timur

Sektor pertanian merupakan salah satu sektor penggerak perekonomian

wilayah Kabupaten Bolaang Mongondow Timur. Untuk itu, perlu dilihat seberapa

besar kontribusi yang diberikan oleh sektor pertanian terhadap PDRB Kabupaten

Bolaang Mongondow Timur dalam mendorong pertumbuhan perekonomian

wilayah Kabupaten Bolaang Mongondow Timur. Persentase kontribusi sektor

pertanian terhadap PDRB Kabupaten Bolaang Mongondow dari tahun 2008-2012

ditunjukkan dalam Tabel 8.

Tabel 8. Kontribusi Sektor Pertanian Terhadap PDRB Kabupaten Bolaang Mongondow Timur Tahun 2008- 2012

(55)

Kontribusi Sektor Pertanian Terhadap PDRB

Kab Bol- Tim (%)

2012 103.955,82 448.514,86 23,17

Sumber: Hasil Olahan 2013-.

Data pada Tabel diatas kemudian akan disajikan dalam bentuk grafik untuk

menunjukkan pergerakan naik turunnya kontribusi sektor pertanian sepanjang

tahun 2008 sampai tahun 2012. Dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Kontribusi sektor Pertanian Terhadap PDRB Kabupaten

Bolaang Mongondow Timur 2008- 2012

Kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB Kabupaten Bolaang

Mongondow Timur pada Tabel 8 dan Gambar 1 menunjukkan bahwa pada tahun

2008 (Tahun 1) persentasenya 26,07% kemudian mengalami penurunan pada tahun

2009 (Tahun 2) dengan persentase hanya sebesar 25,4%. Menurunya kontribusi

sektor pertanian terhadap perekonomian Kabupaten Bolaang Mongondow Timur

terus berlanjut sampai pada tahun- tahun berikutnya dimana pada tahun 2010

(56)

(Tahun 5) 23,17%. Hal ini di sebabkan adanya perkembangan dari sektor- sektor

lainya dalam mendukung perekonomian Bolaang Mongondow Timur, disamping

itu komoditi pertanian banyak yang mengalami penurunan dan tidak bertambahnya

lahan pertanian tapi semakin berkurang karena aktivitas pertambangan,

meningkatnya minat masyarakat di sektor jasa, perdagangan.

Selanjunya pada Tabel 9 dibahas kontribusi sektor- sektor lain dalam

perekonomian Kabupaten Bolaang Mongondow Timur selain sektor pertanian,

untuk melihat perannya terhadap PDRB Kabupaten Bolaang Mongondow Timur

pada tahun 2012.

Tabel 9. Kontribusi Sektor- Sektor Perekonomian Terhadap PDRB Kabupaten Bolaang Mongondow Timur 2012

No. Lapangan Usaha Kontribusi

(%)

1. Pertambangan dan Penggalian 34,19

2. Industri Pengolahan 1,68

3. Listrik, Gas dan Air Bersih 0,22

4. Konstruksi 7,07

5. Perdagangan, Hotel dan Restoran 6,07

6. Pengangkutan dan Komunikasi 3,29

7. Keuangan. Real Estate dan Jasa Perusahaan 1,68

8. Jasa-Jasa 22,62

(57)

Dari Tabel 9 dapat dilihat bahwa sektor pertambangan memiliki

kontributor terbesar terhadap PDRB Kabupaten Bolaang Mongondow Timur

dari tingginya kontribusi sektor Pertambangan karena memiliki potensi logam

mulia yang besar seperti emas, pasir besi dan lain- lain. Hal ini mendatangkan

investor sekaligus pemasukan bagi daerah, kemudian diikuti oleh sektor

pertanian sebagai kontributor kedua terbesar kemudian sektor jasa sebagai

ketiga terbesar pada tahun 2012 di Kabupaten Bolaang Mongondow Timur.

4.8. Perkembangan PDRB Sektor Pertanian Kabupaten Bolaang Mongondow Timur Tahun 2008- 2012

Dari hasil yang disaji pada Tabel 8, terlihat bahwa kontribusi tertinggi

sektor pertanian terhadap PDRB Kabupaten Bolaang Mongondow Timur Terjadi

Pada tahun 2008 dengan 26,7 %. Presentasenya semakin menurun dari tahun

ketahun seiring berkembangnya sektor- sektor lain di Kabupaten Bolaang

Mongondow Timur. selanjutnya, perlu dilihat perkembangan nilai PDRB sektor

pertanian Kabupaten Bolaang Mongondow Timur dari Tahun 2008-2012 yang

disajikan dalam Tabel 10.

Tabel 10. Perkembangan Nilai PDRB Sektor Pertanian Kabupaten Bolaang Mongondow Timur Tahun 2008- 2012

(58)

3 2010 97.875,71 6,03

4 2011 99.330,255 1,49

5 2012 103.955,82 4,66

Sumber: Hasil Olahan,2013-2014.

Dari Tabel 10, dapat dilihat bahwa perkembangan PDRB sektor

Pertanian mengalami peningkatan dari tahun 2008- 2012 walaupun tidak

signifikan, peningkatan signifikan PDRB sektor Pertanian di kabupaten

Bolaang Mongondow Timur terjadi pada tahun 2009 ke 2010 yaitu sebesar

6,03%, selain itu perkembangan PDRB juga mengalami penurunan pada tahun

2011 yang disebabkan karena menurunya produksi dari beberapa komoditi

pertanian seperti padi yang merupakan bahan pokok dan meningkatnya

kontribusi dari sektor jasa pada tahun 2011. Walaupun dari kontribusi menurun

tiap tahunnya tetapi perkembangan sektor pertanian mengalami peningkatan tiap

tahunnya. Data Perkembangan sektor pertanian pada Tabel 10 disajikan dalam

bentuk grafik untuk menunjukan pergerakan naik turunya kontribusi sektor

pertanian tahun 2008 sampai tahun 2012. Grafik tentang perkembangan sektor

(59)

Gambar 2. Perkembangan Sektor Pertanian Tahun 2008- 2012.

4.9. Menentukan Sektor Basis Di Kabupaten Bolaang Mongondow Timur

Setiap daerah tentunya memiliki sektor-sektor potensial yang terus menerus

dikembangkan dengan berbagai upaya dari pemerintah bekerjasama dengan

masyarakat. Begitu juga dengan Kabupaten Bolaang Mongondow Timur, dimana

terdapat 9 sektor salah satunya sektor pertanian. Untuk mengetahui apakah sektor

pertanian merupakan sektor basis atau sektor yang memberikan peranan paling

besar terhadap perekonomian wilayah Kabupaten Bolaang Mongondow Timur

ataukah merupakan sektor non basis yaitu bukan merupakan sektor unggulan.

Analisis LQ terhadap sektor-sektor di Kabupaten Bolaang Mongondow Timur

disajikan pada Tabel 11.

Tabel 11. Sektor Basis dan Non- Basis Di Kabupaten Bolaang Mongondow Timur Tahun 2012

Perkembangan Nilai PDRB Sektor Pertanian Kabupaten Bolaang Mongondow Timur 2008- 2012

(60)

Sumber: Hasil Olahan, 2013-2014.

Perhitungan LQ Kabupaten Bolaang Mongondow Timurdisajikan pada

Tabel 11, sektor yang memilikiLQ>1 merupakan sektor dan sub sektor ekonomi

yang mempunyai peranan yang lebih menonjol serta memiliki keunggulan

komparatif terhadap sektor dan sub sektor yang sama dalam perekonomian pada

level Provinsi Sulawesi Utara. Terdapat 3 sektor di Kabupaten Bolaang

Mongondow Timur yang memiliki LQ>1 yaitu Pertanian dengan LQ = 1,31,yang N

O

Lapangan Usaha Nilai PDRB (Jutaan Rupiah) LQ

Sulut Bol-Tim

1 Pertanian 3.780.279,69 103.955,8

1

1,3 1

2 PertambangandanPenggalian 1.053.203.15 153.334,0

8

6,9 1

3 IndustriPengolahan 1.626.095,37 7.529,27 0,2

2

4 Listrik,Gas, dan Air Bersih 166.146.93 998.85 0,2

9

5 Bangunan 3.461.041,57 31.732,01 0,4

Gambar

Tabel 2. Luas Daerah Kabupaten Bolaang Mongondow Timur Menurut
Tabel 3. Luas Wilayah dan Jumlah Penduduk Tiap Kecamatan di Kabupaten
Tabel 4. Jumlah Penduduk Tiap Kecamatan Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 6. Produksi Tanaman Perkebunan Tiap Kecamatan di Kabupaten
+7

Referensi

Dokumen terkait

success.” Pemberdayaan adalah suatu konsep psikologis dengannya karyawan memiliki pengalaman yang lebih dalam hal (1) self-determination – karyawan memiliki (a)

Disini penulis mencoba membuat alat pengukur tinggi dan berat badan menggunakan sensor ultrasonik HCSR-04 dan Sensor load cell yang hasil pengukurannya tidak

Gulma yang terdapat pada tanaman buah naga dengan tanah berpasir dan yang tidak berpasir merupakan dua lokasi yang saling berbeda nyata antara satu sama lain atau

209 Tegal, kafe Wijikopi hadir untuk mengenalkan kepada masyarakat apa yang belum ada di kota Tegal, banyaknya persaingan usaha kafe di Tegal membuat cara pandang

Elen berusaha memberikan pelayanan yang baik kepada pembeli dengan menjalin komunikasi yang baik dengan.. merespon chat di Shopee segera mungkin ketika sedang online

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui waktu cerita yang ada pada novel Tentang Kamu karya Tere Liye.. Waktu cerita ditelusuri

Motorik adalah gerakan yang mennggunakan otot-otot halus atau sebagain anggota tubuh tertentu yang dipengaruhi oleh kesempatan untuk belajar dan berlatih.Misalnya

Di Kota Palu, tingkat partisipasi masyarakat yang mengumpulkan tinjanya lebih banyak dibandingkan di Kabupaten Donggala, sehingga memungkinkan lebih banyak masyarakat