• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN IBU D

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN IBU D"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN IBU DENGAN PRESTASI BELAJAR ANAK PADA

SMA NEGERI 2 BANDAR BARU KABUPATEN PIDIE JAYA

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Didalam kehidupan masyarakat dimanapun juga, keluarga merupakan unit

terkecil, yang peranannya sangat besar dalam pembinaan anggota masyarakat.

Peranan yang sangat besar itu disebabkan oleh karena keluarga mempunyai fungsi yang penting didalam kelangsungan hidup bermasyarakat.

Dengan demikian juga halnya dalam pendidikan. Pendidikan dalam

keluarga memegang peranan penting pula. Oleh karena keluarga merupakan

sarana untuk menyiapkan atau membina warga masyarakat yang benar dan baik.

S. Nasution (1982 : 126) mengatakan:

Badan yang terpenting dalam pendidikan anak ialah rumah tangga.

Disitulah anak itu mula-mula mempelajari bahasa. Disitulah ia mempelajari hubungan-hubungan social serta menerima norma-norma

tentang yang buruk dan yang baik. Pengaruh rumah tangga tidak terhenti

walaupun anak itu telah bersekolah.

Setiap anak telah memperoleh sejumlah pendidikan dan

pengalaman-pengalaman tertentu ia menduduki bangku sekolah.

Dari pendapat diatas dapat dikatakan bahwa keluarga itu merupakan

tempat yang pertama dan utama dalam membina dan mendidik anak. Harmonis tidaknya sebuah keluarga, dapat dilihat antara lain dari besar kecilnya perhatian

keluarga tersebut terhadap pendidikan anaknya.

Seringkali karena adanya berbagai masalah yang dihadapi oleh sebuah

(2)

masalah prestasi belajar anak. Mareka baru terkejut ketika memeriksa rapor anaknya yang nilainya kurang, dan mareka akan langsung menyalahkan anaknya

karena menurunnya prestasi belajar, tanpa menyadari bahwa selama ini mareka

telah mengabaikan perhatian terhadap perkembangan belajar anak.

Secara umum dapat dikatakan bahwa Ibu merupakan orang yang paling

dekat dalam kehidupan seorang anak. Hardjito Notopuro (1984 : 46) mengatakan

bahwa “Ibu rumah tangga memegang peranan penting, terutama dalam rangka membimbing dan mendidik anak-anak”. Selanjutnya pada bagian lain, Hardjito

Notopuro (1984 : 45) mengatakan:

Seorang Ibu adalah pemeliharaan rumah tangga, dan juga ia sebagai

pengasuh serta pendidik terhadap anak-anaknya mulai bayi itu

dikandungkan sampai usia dewasanya, bahkan sampai pada waktu

kawinnya, sampai beranak cucu. Cinta seorang Ibu pada anaknya tak akan

kunjung henti dan habisnya.

Berdasarkan pendapat diatas jelaslah bahwa seorang ibu mempunyai

tanggung jawab yang besar dalam mensukseskan pendidikan anak-anaknya

termasuk dalam hal memberikan perhatian terhadap prestasi belajarnya.

Sehingga apabila seorang anak mengalami masalah dalam hal belajrnya, ibu

dapat segera mengambil langkah-langkah tertentu untuk menanggulanginya.

Secara umum dapat dikatakan bahwa ada beberapa factor yang

mempengaruhi perhatian seorang ibu rumah tangga terhadap pendidikan anaknya. Antara lain adalah factor tingkat sosial ekonomi keluarga dan tingkat

pendidikan ibu rumah tangga tersebut tingkat pendidikan seseorang ibu rumah

tangga yang relative baik tentunya memperluas kesempatan bagi anak untuk

(3)

diterimanya di sekolah. Hal ini disebabkan oleh karena ibunya mampu memahami dan menanggapi segala permasalahan yang dihadapi anak khususnya

yang berkenaan dengan pendidikannya.

Disamping itu, dengan tingkat pendidikan ibu yang relative baik, biasanya

ibu dapat mencurahkan perhatiannya yang lebih mendalam kepada pendidikan

anaknya khususnya dalam hal membimbing anak menanggulangi segala

permasalahan yang timbul disekolah dan juga membantu anak untuk menyelesaikan pekerjaan rumah yang diberikan oleh gurunya disekolah.

Walaupun demikian didalam kenyataan keadaan pendidikan seorang ibu

rumah tangga dapat merupakan suatu jaminan bahwa seorang anak dapat berhasil

dalam pendidikannya atau dapat berprestasi maksimal disekolah. Oleh karena

pada hakekatnya kemampuan dan kesanggupan anak itu sendiri merupakan

factor yang sangat menentukan pula bagi sukses tidaknya pendidikan anak.Oleh

karena itu faktor tingkat pendidikan ibu dapat merupakan satu-satunya faktor yang mempengaruhi prestasi belajar anak. Disamping faktor lainnya baik yang

berasal dari anak maupun yang berasal dari luar diri anak.

Faktor yang berasal dari diri anak antara lain adalah kesehatan, bakat,

kemampuan, minat, intelegensi dan lain-lain. Sedangkan faktor yang berasal dari

luar diri anak dapat dari sekolah, masyarakat maupun orang tua anak sendiri. Hal

ini berbeda antara satu anak dengan anak lainnya akan tetapi keseluruhan itu

dapat mempengaruhi pendidikan anak termasuk prestasi belajrnya.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa banyak faktor yang

mempengaruhi prestasi belajar siswa dan termasuk di dalamnya adalah faktor

tingkat pendidikan ibu. Oleh karena itu penulis tertarik untuk mengadakan

(4)

Prestasi Belajar Anak Pada SMA Negeri 2 Bandar Baru Kabupaten Pidie Jaya”

B. MASALAH PENELITIAN

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah di uraikan diatas yang menjadi rumusan masalah adalah : “Apakah ada hubungan antara tingkat

pendidikan ibu dengan prestasi belajar anak pada SMA Negeri 2 Bandar Baru

Kabupaten Pidie Jaya”.

C. TUJUAN PENELITIAN

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

apakah ada hubungan antara tingkat pendidikan ibu dengan prestasi belajar anak

pada SMA Negeri 2 Bandar Baru Kabupaten Pidie Jaya.

D. MANFAAT PENELITIAN

Hasil penelitian ini diharapkan berguna sebagai berikut :

a. Manfaat penelitian ini selain akan diperoleh suatu data objektif

mengenai prestasi belajar anak. Maka akan diketahui pula bagaimana

hubungan antara tingkat pendidikan itu dengan prestasi belajar anak. b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperluas bahan bacaan.

c. Memberi sumbangan pemikiran bagi orang tua dan pendidik dalam

rangka usaha membantu meningkatkan prestasi belajar anak pada masa-masa

selanjutnya.

E. ANGGAPAN DASAR

Menurut Suhardi (2009 : 43), Anggapan dasar atau postulat adalah

(5)

penulis merumuskan anggapan dasar untuk penelitian ini sebagai berikut : “Bahwa tingkat pendidikan ibu memberi konstribusi bagi kelangsungan dan

pencapaian anak didik dalam meningkatkan prestasi belajarnya”.

F. HIPOTESIS

Hipotesis menurut Suhardi (2009 : 49) adalah “Dugaan sementara yang

masih harus dibuktikan kebenarannya melalui penelitia”. Berpijak dari definisi

diatas maka penulis merumuskan hipotesis terhadap penelitian ini sebagai berikut

: “Bahwa ada hubungan positif antara tingkat pendidikan ibu dengan prestasi

belajar anaknya di sekolah”.

G. LANDASAN TEORITIS

Seorang anak adalah permata hati dan penyejuk mata kedua orang tuanya.

Orang tua merupakan tempat utama dan pertama bagi seorang anak memperoleh

sesuatu khususnya pendidikan sebelum ia memperoleh dari orang lain. Dengan demikian orang tua sangat diharapkan peranannya dalam membimbing dan

mengarahkan anak kedalam dunia pendidikan.

Pada hakekatnya anak belajar hanya beberapa jam saja disekolah, yang

berarti bahwa pengalaman belajarnya banyak diperoleh diluar sekolah khususnya

didalam keluarga. Oleh karena itu keluarga dituntut peranan dan perhatiannya

untuk mengawasi semua kegiatan anak termasuk kegiatan belajar. Dengan

demikian akan dapat melakukan usaha-usaha untuk lebih meningkatkan prestasi belajar pada masa-masa selanjutnya.

Secara umum dapat dikatakan bahwa ibu merupakan orang yang paling

dekat dalam kehidupan seorang anak. Hal ini antara lain disebabkan oleh karena

(6)

disamping memenuhi segala kebutuhan anak di rumah, sedangkan Bapak biasanya lebih sering menghabiskan waktu diluar rumah untuk bekerja mencari

nafkah dan sebagainya.

Keterikatan seorang anak dengan ibunya khususnya pada masa-masa awal

perkembangan seorang anak sangat berpengaruh pada masa dewasanya kelak.

Seorang anak yang kurang mendapat perhatian dari ibu, kemungkinan besar akan

tumbuh secara tidak normal baik fisik maupun mentalnya. 1. Pengertian Belajar

Dari beberapa literature yang diteliti, maka ada beberapa pengertian

belajar yang dikemukakan oleh para ahli pendidikan yang dapat berbeda

antara satu sama dengan lainnya, tergantung dari sudut mana para ahli

tersebut melihat permasalahan belajar tersebut.

Menurut Uzer Usman Moh (1995 : 2), belajar adalah perubahan tingkah

laku pada diri individu bakat adanya interaksi antara individu dengan individu dan individu dengan lingkungannya.

Selanjutnya Soejanto Agoes (1995 : 19) memberikan dua definisi

tentang belajar yaitu:

a. Belajar adalah suatu proses perkembangan. Artinya oleh karena secara

kodrati jiwa raga anak mengalami perkembangan sedang perkembangan

itu sendiri memerlukan sesuatu. Sesuatu itu terdapat dalam diri anak dan

dalam alam sekitarnya.

b. Belajar adalah sesuatu proses yang berlangsung terus menerus. Artinya

sepanjang hayatnya manusia akan mengalami proses belajar.

Demikian telah dikemukakan beberapa definisi belajar dan dari definisi

(7)

merupakan proses kegiatan penerimaan informasi yang berakhir pada terjadinya perubahan tingkah laku sebagai akibat dari pengetahuan dan

pengalaman yang diproses. Belajar merupakan suatu usaha yang disengaja

oleh individu untuk mengisi diri dengan ilmu pengetahuan dan keterampilan

tetentu, yang akan mengarahkannya untuk hidup secara dewasa, bertanggung

jawab, mandiri dan serasi dengan lingkungannya.

2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Anak

Prestasi belajar adalah segala usaha yang dicapai manusia secara

maksimal dengan hasil yang memuaskan. Hal ini sesuai dengan yang

dikemukakan oleh W.J.S. Purdawadarniato (1987 : 767) bahwa:

“Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai sebaik-baiknya menurut

kemampuan anak pada waktu tertentu terhadap hal-hal yang

dikerjakan atau dilakukan:.

Secara umum dapat dikatakan bahwa berbagai factor-faktor dapat mempengaruhi kemampuan anak dalam berprestasi dengan baik disekolah.

Faktor-faktor tersebut, dapat dibagi kedalam dua bagian utama yaitu factor

internal yaitu factor yang berasal diri anak itu sendiri dan factor eksternal

yaitu factor yang berasal luar diri anak.

2.1 Faktor internal

Adapun yang termasuk kedalam factor internal anatara lain:

a. Kecerdasan (intelegensi)

Kecerdasan merupakan suatu aspek yang penting dalam

menentukan keberhasilan studi seseorang. Seseorang anak yang

(8)

dibandingkan dengan anak yang mempunyai intelegensi rendah. Hal ini sesuai dengan pernyataan Segal (1997 : 14) sebagai berikut:

“Prestasi belajar disekolah sangat mempenagaruhi oleh

kemampuan umum kita miliki yang diukur oleh IQ. IQ yang

tinggi meramalkan sukses terhadap prestasi belajar, namun IQ

yang tinggi ternyata tidak menjamin sukses di masyarakat”.

Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa intelegensi anak menentukan apakah anak akan mampu atau tidak untuk berprestasi

secara baik disekolah. Disamping itu, intelegensi itu sangat

dipengaruhi oleh keadaan kehidupan dalam keluarga, oleh karena itu

maka kehidupan sebuah keluarga yang dipenuhi atau diwarnai dengan

nilai-nilai pendidikan, akan memberikan dampak yang positif bagi

peningkatan kemampuan intelegensi dan prestasi anak.

b. Bakat

Bakat merupakan suatu potensi atau kemampuan dasar yang

apabila diberi kesempatan untuk dikembangkan melalui belajar maka

akan mendapat hasil yang nyata. Setiap individu akan mempunyai

bakat yang berbeda-beda antara satu individu dengan individu lainnya.

Sumadi Suryabrata (1984 : 170), “bakat adalah kemampuan individu

untuk melakukan sesuatu tugas, yang sedikit sekali tergantung kepada

latihan mengenai hal tersebut”.

Pendapat diatas menunjukkan bahwa seorang anak yang tidak

mempunyai bakat dalam suatu pelajaran tertentu, maka anak itu tidak

(9)

Karena pelajaran tersebut bertentangan dengan bakat dan kemampuannya.

c. Minat dan perhatian

Minat merupakan keinginan yang dapat menimbulkan perhatian

akibat adanya hal yang menarik. Dalam hal ini minat merupakan factor

yang memungkinkan seseorang untuk dapat mengkonsentrasikan

dengan baik dalam belajar, maka ia akan mendapat prestasi belajar yang baik. Mengenai minat ini Suyono (1981 : 9) bahwa:

“murid mempunyai minat besar terhadap belajar akan merasa

senang dan penuh perhatian mengikuti pelajar, ia akan belajar

dengan sepenuh hati. Dengan demikian murid tersebut akan

mencapai hasil yang baik”.

Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa minat dan perhatian

memegangkan peranan penting dalam meningkatkan prestasi belajar murid, dengan adanya minat belajar bagi seseorang maka ia dengan

sepenuh hati akan belajar tanpa membutuhkan pengawasan dalam

belajar.

d. Motivasi

Motivasi dapat diartikan sebagai suatu dorongan yang dating

dalam diri maupun dari luar diri seseorang yang menyebabkan

seseorang ingin berbuat sehingga tercapainya tujuan yang diharapkan. Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh Merson U. Sangalang

(10)

“motivasi merupakan dorongan yang didasari dan mempengaruhi setiap usaha serta kegiatan seseorang untuk mencapai tujuan yang

diinginkan”.

Dengan adanya dorongan atau motivasi ini seseorang akan lebih

giat dalam melaksanakan kegiatannya. Sebab tanpa adanya dorongan

atau mitivasi dengan sendirinya kemauan untuk melakukan kegiatan

akan berkurang/kurang semangat. 2.2 Faktor Eksternal

Adapun yang termasuk dalam faktor-faktor eksternal adalah :

a. Faktor Lingkungan Keluarga

Keluarga merupakan salah satu faktor yang sangat penting

dalam rangka memberikan dorongan belajar pada anak. Keluarga

merupakan tempat pertama seseorang menemukan pendidikan,

dalam keluarga itupula seorang anak dibesarkan.

Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh Winarno

Surachmad (1977 : 31) yaitu:

“Situasi keluarga tenang, damai, gembira, atau keluarga yang sering cek-cok bersikap keras, ini semua akan mewarnai sikap anak. Jumlah orang yang tinggal dalam rumah tersebut juga turut mempengaruhi perkembangan anak, pengaruh baik juga pengaruh buruk dipelajari dalam keluarga”.

b. Faktor Lingkungan Masyarakat

Lingkungan masyarakat merupakan salah satu factor yang turut mempengaruhi proses belajar anak, melalui masyarakat anak

akan berkembang sikap sosialnya, juga kemampuan dalam

berkomunikasi, bergaul dengan orang lain. Menurut Ariantosani

(11)

“Lingkungan masyarakat global juga mempengaruhi lingkungan pendidikan dan berbagai luar dalam dinamika berbagai aspek kehidupan, lingkungan global yang mengandung tereksposnya kita oleh kita oleh kehidupan komunitas global menuntut adaptasi individu untuk bisa bertahan dimasyarakat dimana dia hidup”.

Dalam hal ini dibutuhkan bimbingan dari orang tua dan pendidik dalam upaya membina dan mengawasi anak sehingga dapat

berkembang kearah yang positif.

c. Faktor Lingkungan Sekolah

Faktor yang dating dari lingkungan sekolah dimana seseorang

menempuh pendidikannya yang termasuk dalam kelompok ini antara

lain : interaksi antara guru dan murid, media pendidikan, kurikulum,

hubungan dengan sesame siswa, gedung, waktu belajar, pelaksanaan disiplin, metode belajar, tugas rumah dan lain sebagainya. Menurut

Arianto Sani (2008) :

Guru sebagai tenaga berpendidikan memiliki tugas menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar, membimbing, melatih, mengolah serta mengembangkan pelajar, oleh karena itu guru harus memiliki wewenang dan kemampuan professional, kepribadian dan kemasyarakatan”.

3. Peranan Keluarga Dalam Meningkatkan prestasi Belajar Anak

Secara umum dapat dikatakan bahwa keluarga merupakan salah satu

faktor yang menentukan keberhasilan pendidikan seorang anak. Hal ini

adalah wajar apabila dilihat dari kenyataan bahwa kehidupan seorang anak

sebagian besar dihabiskan ditengah-tengah keluarganya. Oleh karena itu

segala yang terjadi dalam kehidupan keluarga tersebut dapat memberi bekas

(12)

Suasana hubungan didalam keluarga yang meliputi dengan rasa saling menyanyangi akan memberikan pengaruh yang positif kepada anak.

Kebalikan dari suasana rasa cinta, kasih saying suasana yang kaku atau

kurang intim yang dapat menyebabkan kurangnya semangat anak untuk

belajar, sebagaimana dikatakan oleh Roestiyah, N.K (1986 : 155) yaitu :

“Hubungan antara anggota keluarga yang kurang intim, menimbulkan

suasana kaku, tegang didalam keluarga menyebabkan anak kurang semangat untuk belajar”.

Sebuah keluarga yang baik perlu pula mengatur waktu yang tepat

untuk belajar anak, sebagaimana dikemukakan oleh Zakiah Daradjat (1985 :

30) yaitu sebagai berikut:

Diantara hal yang dapat membantu untuk mulai belajar adalah

tersedianya waktu secara teratur pada murid yang dihargai oleh

keluarga, teman-teman dan murid-murid itu sendiri sebelum orang lai. Waktu yang terbaik bagi anak tergantung kepada peraturan keluarga

dan anak sendiri.

Demikianlah telah diuraikan beberapa peranan yang dapat dilakukan

oleh keluarga dalam meningkatkan prestasi belajar anak. Dimana dengan

adanya rasa cinta kasih, pengertian orang tdan keluarga, dorongan semangat

serta keteraturan dan ketenangan belajar anak, dapat membantu peningkatan

prestasi belajar pada masa-masa yang akan datang.

4. Hubungan Antara Tingkat Pendidikan Ibu Dengan Prestasi Belajar Anak

Tidak dapat dipungkiri suatu kenyataan bahwa ibu adalah orang yang

paling dekat dengan kehidupan seorang anak yaitu sejak anak masih dalam

(13)

dewasa. Ibu adalah lingkungan utama dan pertama bagi anak, sebagaimana dikatakan oleh Sikun Pribadi (1987 : 47) yaitu sebagai berikut :

Waktu anak masih janin dalam kandungan, ibunya, sudah ada

faktor-faktor lingkugan, yaitu yang bersumber dari sang ibu sendiri waktu

mengandung baik dalam bentuk makanan dari bahan ibu terdiri atas

berbagai zat makanan (cukup bergizi ataupun tidak), serta

faktor-faktor psikologis ibu, terutama unsure-unsur emosional ibu (gembira atau sedih, tenang atau cemas, sabar atau marah, penerima atau agresif

dan sebagainya).

Sejalan denga uraian diatas maka dapat dikatakan bahwa dengan

sendirinya seorang ibu perlu memiliki pendidikan yang memadai sehingga ia

akan mampu membina dan mendidik anaknya dengan baik dan benar. Dalam

hal ini, Hardjito Notopuro (1984 : 51) menjelaskan tentang pentingnya

pengetahuan bagi seorang ibu, yaitu sebagai berikut:

Sudah barang tentu bekal-bekal pengetahuan intelektual baik melalui

pendidikan formal maupun non formal serta keterampilan didalam

berbagai cabang usaha merupakan tuntutan pula untuk menjadi

seorang ibu yang ideal, ibu yang shalehah, berbudi pekerti yang luhur,

cakap serta sehat badan jasmaninya guna mengantar putra-putrinya

menjadi bunga harapan bangsa dan tanah air.

Berdasarkan uraian diatas dapat dikatakan bahwa seorang ibu yang pendidikannya terbatas akan menghadapi berbagai hambatan dalam

memberikan pendidikan yang terbaik bagi anaknya dirumah termasuk

didalamnya berusaha untuk meningkatkan prestasi belajar anaknya. Hambata

(14)

perkembangan ilmu pengetahuan yang akan mengakibatkan timbulnya kesulitan bagi ibu untuk menjawab berbagai pertanyaan dari anak dirumah

yaitu mengenai berbagai hal yang terjadi disekelilingnya yang belum

dipahami dengan baik.

H. LOKASI DAN JADWAL PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 2 Bandar Baru Kabupaten

Pidie Jaya yang akan direncanakan pada tanggal 16 Mei sampai dengan tanggal

21 Mei 2011.

I. OPERASIONAL VARIABEL

Untuk menghindari kesalah pahaman pembaca, maka penulis perlu

memberikan penjelasan yang terdapat dalam judul ini, yaitu:

1. Hubungan adalah berkaitan, berkenaan.

2. Tingkat adalah jenjang.

3. Pendidikan Ibu adalah pendidikan yang telah ditempuh ibu

dalam pendidikan formal yaitu sekolah serta ditunjukkan dengan adanya

ijazah, yang dimiliki sebagai bukti bahwa telah menempuh jenjang

pendidikan tertentu.

4. Prestasi belajar adalah segala usaha yang dicapai manusia

secara maksimal dengan hasil yang memuaskan.

J. POPULASI DAN SAMPEL

Sebelum menerapkan populasi, perlu kiranya dikemukakan terlebih

dahulu pengertian populasi. Menurut Nawawi (1993 : 141) menyatakan, bahwa :

(15)

benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala, nilai test atau peristiwa-peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik yang tertentu didalam

suatu penelitian”.

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut diatas menunjukkan bahwa populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang ada dalam wilayah penelitian yang mempunyai karakteristik sama. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMA Negeri 2 Bandar Baru Kabupaten Pidie Jaya yang berjumlah 475 orang siswa. Berhubungan jumlah populasinya relative besar, maka akan diambil 15% sebagai sample. Sebagaimana dapat dilihat pada table dibawah ini.

Kelas Populasi Sampel (15%)

Sumber data : Tata Usaha SMA Negeri 2 Bandar Baru Kabupaten Pidie Jaya Mei 2011

K. TEKNIK PENGUMPUL DATA

Teknik pengumpulan data merupakan cara yang ditempuh untuk

mendapatkan data tentang masalah yang diselidiki. Untuk mendapatkan data

yang konkrit dari suatu objek yang diteliti, teknik pengumpul data harus tepat.

Dalam penelitian ini digunakan beberapa teknik pengumpulan data dengan

maksud agar suatu metode satu dengan yang lain dapat saling melengkapi, Hadari Nawawi (1993 : 94) mengatakan bahwa : “Teknik dan alat pengumpul

(16)

pemecahan masalah secara valid dan variable, yang pada gilirannya akan memungkinkannya generalisasi yang objektif”. Adapun metode pengumpulan

data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : metode angket dengan skala

likert, metode dokumentasi.

L. TEKNIK ANALISA DATA

Dalam penelitian ini, untuk menganalisa data menggunakan metode

deskriftif. Menurut Sukardi (2003 : 86), yang dimaksud dengan metode deskriftif

adalah suatu metode penelitian yang menggambarkan data yang berguna untuk

memperoleh bentuk nyata dari objek penelitian. Sehingga lebih mudah

dimengerti peneliti kualitatif. Menurut Margono (2004 : 36) prosedur penelitian

yang menghasilkan data deskriftif yang berupa kata-kata tertulis atau tulisan dari orang-orang atau pelaku yang dapat diamati.

Dengan menggunakan metode deskriftif dengan pendekatan kualitatif

yang memusatkan pada masalah yang terjadi pada masa sekarang yang

dibandingkan dengan hasil penelitian maka akan diperoleh suatu kesimpulan dari

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir yang berjudul Optimasi

Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan salah satu kegiatan pendidikan yang harus ditempuh oleh setiap mahasiswa jurusan kependidikan Universitas Negeri Semarang

Kaliurang ini menyuguhkan pemandangan indah berupa hutan tropis dan bebatuan hasil letusan Gunung Berapi yang sudah berusia 40.000 tahun.Selain itu,anda juga dapat melihat

Rahyono (2003) menyatakan intonasi sebuah bahasa memiliki keteraturan yang telah dihayati bersama oleh para penuturnya.Penutur sebuah bahasa tidak memiliki kebebasan yang

In this report, we classified the cases into five categories, namely, civil and political cases, economic-social-cultu- ral cases, criminal, civil, and women and children cases.

The cost of land under development consists of the cost of land for development, direct and indirect real estate development costs and capitalized borrowing

Hipotesis dalam penelitian ini adalah: 1) Ada pengaruh yang signifikan keterampilan guru dalam mengelola kelas terhadap prestasi belajar siswa kelas XI

Dari pernyataan tersebut, dapat pula disimpulkan pada umpan campuran terdapat senyawa PAH yang berkurang kelarutannya pada kondisi pH<5 akibat pembentukan