• Tidak ada hasil yang ditemukan

Konsepsi Pemetaan Peradaban Islam Kawasa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Konsepsi Pemetaan Peradaban Islam Kawasa"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sejarah Islam adalah sejarah peradaban yang meliputi seluruh aspek kehidupan dalam sistem yang teratur. Meliputi akhlak, politik, sosial, ekonomi, pembangunan, pengadilan (hukum), hiburan, militer, potensi, dan kecerdasan. Semua aspek itu menyatu dan bersanding akrab dengan akidah yang sehat, ibadah yang sehat, orientasi yang jelas dan cita-cita yang luhur.

Banyak yang dapat kita pelajari dari sejarah peradaban Islam ini, mulai dari kecerdasan mereka dalam mengatur strategi berperang, keteguhan mereka setia kepada perintah pemimpin, ketegasan para pemimpin dalam memimpin, dan kesabaran mereka dalam berjuang di jalan Allah. Yang pada akhirnya atas pertolongan dan janji Allah, Islam dapat tersebar hampir di seluruh penjuru dunia. Bukan hanya Islam rahmatan lil muslimin tapi Islam rahmatan lil alamin.

Oleh sebab itu, pada makalah ini penulis akan sedikit membahas mengenai konsepsi pemetaan peradaban Islam kawasan mulai dari Timur Tengah dan Konflik Zionisme, Afrika, Asia Tenggara, Eropa, Amerika, Australia, serta benturan dan dialektikan kawasan Timur Islam dan Barat.

1.2 Rumusan Masalah

1) Bagaimana pemetaan peradaban Islam kawasan di Dunia ?

2) Bagaimana benturan dan dialektika kawasan Timur Islam dan Barat?

1.3 Tujuan Masalah

1) Untuk memahami pemetaan peradaban Islam kawasan

(2)

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Komunitas Muslim di Timur Tengah dan Konflik Zionisme

Timur Tengah merupakan bagian dari bangsa Arab yang mayoritas penduduknya Muslim, karena Islam pertama kali tersebar ke penjuru dunia berawal dari perjuangan bangsa Arab. Situasi yang memanas di Timur Tengah akhir-akhir ini, sebenarnya merupakan lanjutan babak baru akibat dari perebutan wilayah kekuasaan, politik adu domba, dan pengkhianatan-pengkhianatan yang dilakukan oleh Zionis yang bersekutu dengan Amerika Serikat dan Barat. Bahkan Zionis ini dipersenjatai oleh Amerika Serikat dan Barat.

Ketika Perang Palestina 1948 M (1368 H) antara Israel (Zionis) dan negara-negara Arab. Pada saat itu aliansi negara Arab menang, kemudian mereka (Zionis) mengadakan gencatan senjata yang pada kesepakatan tersebut ditaati aliansi bangsa Arab namun mereka sendiri Kaum Zionis yang berkhianat dengan mengambil senjata sebanyak-banyaknya dari Amerika Serikat dan Barat. Cara-cara seperti inilah yang mereka gunakan ketika dalam situasi terdesak, mereka mengadakan perjanjian, ketika aliansi bangsa Arab mentaatinya, saat itulah mereka berusaha menyerang kembali.

Beberapa negara Arab pun jatuh dan sebahagian dari pada tanahnya dirampas, begitu juga tanah Palestina, dijajah dan penduduknya dibunuh. Inilah permulaan eksodus besar orang Palestina dan pemerintahan berdarah Zionis berdiri di atas tanah Palestina.

(3)

dibalas air tuba. Orang Yahudi itu malah berusaha menghancurkan Negara Utsmani.

Muncullah sosok wartawan Yahudi berkebangsaan Jerman yang terkenal bernama Theodor Herzl. Ia menggagas pendirian negara bagi Yahudi dengan Palestina sebagai pusat pemerintahannya. Herzl berupaya menawar harga Palestina kepada Khalifah Abdul Hamid II, namun sang Khalifah menolak dengan tegas. Tidak Cuma itu, ia melarang migrasi kaum Yahudi ke Palestina. Maka kaum Yahudi menghancurkan Negara Utsmani dengan bekerja sama dengan Sekutu dengan cara menyebarkan paham nasionalisme dan Freemasonry di Negara Utsmani.1

Paham nasionalisme pun menyebar di seantero Negara Utsmani dengan wujud yang tegas dan tiada bandingannya di negara lain. Para pengusungnya adalah orang-orang Islam dan Kristen yang tergoda oleh Eropa. Umat Kristen sendiri berusaha menyebarkan paham ini sebabagai cara satu-satunya untuk memperluas hegemoni mereka, juga karena apabila mencoba cara lain, seperti fanatisme agama misalnya, tentulah mereka tersingkir. Pasalnya, mereka minoritas jika dibandingkan dengan kaum Muslimin. Eropa pun mendukung para pengusung gerakan nasionalisme itu, baik dengan melakukan kristenisasi ala misionaris maupun dengan membuka negeri-negeri mereka selebar-lebarnya agar menjadi markas bagi organisasi dan lembaga yang mengusung paham nasionalisme.2

Namun tak kalah bahayanya adalah Freemasonry. Freemasonry

merupakan salah satu bentuk Yahudisme dalam wujud organisasi Internasional yang tujuan utamanya memecah belah umat yang satu menjadi banyak umat dan suku bangsa, dengan cara menciptakan konflik abadi antar suku bangsa, sehingga saling berperang satu sama lain. Dengan

1Tim Riset dan Studi Islam Mesir, Mausuu’atu Muyassaratu Tarikh

Al-Islami, Terj. Arif Munandar Riswanto, Hamzah Zaelani, Yudi Wahyudin, Yanyan Niurdiansyah, (Jakarta; Al-Kautsar, 2013), hlm 305-306

(4)

begitu, tujuan Yahudi dalam memusnahkan semua suku bangsa dari muka bumi ini bisa terwujud, dan yang tersisa hanyalah kaum Yahudi. Itulah sebabnya Freemasonry tidak henti-hentinya menyokong gerakan-gerakan separatis dan mendukung semua tokoh yang pada dirinya mereka dapati jiwa gila kekuasaan, gila jabatan, dan gila kemerdekaan, seperti yang terjadi pada Negara Utsmani.3

Untuk merebut kembali tanah-tanah yang dicaplok Israel, rakyat Palestina melanjutkan perjuangan melawan kolonialisme Yahudi. Operasi-operasi fedaya (bom bunuh diri) kerap dilakukan. Pada tahun 1407 H.

Intifadhah (gerakan kebangkitan) Palestina dideklarasikan di bawah komando Harakah Al-Muqawamah Al-Islamiyyah (Pergerakan Perlawanan Islam; disingkat Hamas) untuk melawan penjajahan Israel. Namun Israel meneruskan strategi pembunuhan terhadap tokoh-tokoh Palestina, seperti DR. Abdul Aziz Ar-Rantisi, salah seorang pemimpin Hamas yang dibunuh.4 Kini komunitas Muslim Timur Tengahlah yang paling besar merasakan dampaknya. Terutama dalam beribadah, mereka beribadah dengan penuh tekanan dan ancaman. Namun, dengan suara adzan yang terus berkumandang di sana, itu merupakan obat bagi mereka dengan kalimat Allahu Akbar Allahu Akbar,yang hanya dengan kebesaran-Nya lah suatu saat nanti perjuangan mereka bersama umat Muslim dunia akan mendapat kemenangan yang abadi.

2.2 Komunitas Muslim di Afrika

Pada awal penyebarannya Islam mendapat sambutan yang hangat dari masyarakat benua Afrika karena Islam adalah agama fitrah yang mengajarkan sifat-sifat terpuji kepada manusia. Para pendakwah secara khusus dan umat Islam secara umum dihormati dan dimuliakan masyarakat

(5)

benua ini, termasuk oleh para rajanya yang masih menganut paganisme.

Salah satu faktor lain yang membuat Islam tersebar luas adalah kebencian Islam terhadap perbudakan dan diskriminasi ras yang dilakukan kaum penjajah.

Begitu hebatnya mereka memperjuangkan Islam dan memerangi kaum salibis yang berupaya memerangi dan mengkristenkan penduduknya. Namun, perjuangan umat Islam tidak pernah reda di benua tersebut walaupun penduduknya harus mengalami penindasan, penyiksaan, dan perbudakan.

Setelah benua Afrika meraih kemerdekaan, muncullah negara-negara Islam yang dipimpin raja Muslim dan negara-negara Islam lainnya yang dipimpin raja Kristen, meskipun umat Islam merupakan penduduk mayoritas di negara-negara tersebut. Pasalnya, sebelum kaum penjajah hengkang meninggalkan negara tersebut, mereka telah melimpahkan kekuasaan kepada kaum Kristen. Oleh karena itulah Afrika memiliki keunikan berupa adanya negara-negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam namun diperintah nonmuslim.5

2.3 Komunitas Muslim di Eropa

Komunitas Muslim di Eropa terbagi ke dalam tiga bagian. Pertama,

penduduk asli yang kemudian memeluk Islam. Kedua, imigran Muslim.

Ketiga, Muslim yang menetap sementara, seperti mahasiswa, diplomat, dan lain-lain.

Tantangan yang dihadapi umat Islam yang hidup di Eropa pada umumnya sama dengan mereka yang hidup sebagai kelompok minoritas di Amerika. Tantangan itu ada yang datang dari luar dan ada yang datang dari dalam.

(6)

Tantangan yang datang dari luar adalah kondisi negara sekuler yang di satu pihak memberi kesempatan kepada pemeluk agama untuk bebas memeluk agamanya. Namun, di pihak lain, segala sesuatu yang dapat merugikan umat Islam pun bisa berlangsung dengan bebas.

Bahkan orang-orang Islam yang hidup di Eropa harus menjalani shaum Ramadhan yang sangat panjang apabila harus shaum di musim yang siang hari mengalami jam-jam yang panjang

Tantangan dari dalam berupa bagaimana menyatukan potensi yang dimiliki umat Islam sehingga Islam tidak terkotak-kotak dalam aliran tertentu dan terlihat kompak dalam menghadapi segala problema dunia bangsa Eropa, bukan justru sebaliknya, larut dalam kehidupan Barat yang bertentangan dengan norma ajaran Islam.6

2.4 Komunitas Muslim di Amerika dan Australiaa

Sama halnya dengan Komunitas Muslim Eropa. Umat Islam Amerika Serikat pun dapat dikategorikan menjadi tiga kelompok. Pertama,

penduduk asli yang kemudian memeluk Islam. Kedua, orang-orang Muslim imigran. Ketiga, orang-orang Muslim yang menetap sementara di Amerika Serikat, baik sebagai mahasiswa, diplomat, pengusaha atau yang mempunyai urusan-urusan lainnya.

Pertama, penduduk asli yang kemudian memeluk Islam. Ada beberapa faktor yang menyebabkan orang Amerika Serikat tertarik terhadap agama Islam. Pertama, kehampaan hidup di antara warga Amerika, walaupun mereka hidup dalam kemewahan dan harta berlimpah, tetapi hal tersebut tidak diikuti dengan ketenangan batinnya. Kedua, Islam dianggap satu-satunya agama yang tidak membedakan ras, warna kulit, pekerjaan dan lain sebagainya. Ketiga, Islam dianggap sebagai agama yang dapat memberi

(7)

kehormatan, harga diri, dan menanamkan persaudaraan. Keempat, ketertarikan mereka kepada kesederhanaan, keramahtamahan, keikhlasan yang dilakukan umat Islam. Kelima, ajaran Islam dinilai oleh mereka lebih rasional dan memberi solusi ketika iptek tidak mampu menjawabnya.7

Kedua, orang-orang Muslim imigran. Migrasi orang-orang Islam ke Amerika Serikat sejak akhir abad XIX hingga akhir abad XX, sekurang-kurangnya terjadi dalam lima gelombang.

Gelombang pertama pada tahun 1875-1912, mereka yang bermigrasi didorong karena faktor ekonomi dan ingin merubah nasib yang pada umumnya adalah pemuda-pemuda desa yang tidak terpelajar dan tidak mempunyai keterampilan.

Gelombang kedua pada tahun 1918-1922, yaitu setelah terjadi Perang Dunia I. Mereka pada umumnya terdiri atas orang-orang intelek yang berasal dari perkotaan, akan tetapi umumnya mereka adalah masih saudara, kawan atau kenalan imigran yang telah terlebih dahulu berada di Amerika Serikat.

Gelombang ketiga pada tahun 1930-1938 yang terkondisikan karena kebijaksanaan imigrasi Amerika Serikat yang memberikan prioritas kepada mereka yang keluarganya terlebih dahulu menetap di Amerika Serikat.

Gelombang keempat pada tahun 1947-1960. Para imigran yang datang pada gelombang ini bukan saja berasal dari Pakistan, Eropa Timur, Uni Sovyet, dan dari belahan Dunia Islam lainnya. Kebanyakan mereka adalah anak para pengusaha dari berbagai negeri tersebut yang umumnya berlatar belakang kehidupan perkotaan, terpelajar serta telah terbaratkan sebelum mereka tiba di Amerika Serikat. Mereka datang untuk mencari kehidupan yang lebih baik, memperoleh pendidikan yang lebih tinggi atau mendapat spesialisasi pekerjaan.

(8)

Gelombang kelima pada tahun 1967 sampai sekarang. Mereka yang datang ke Amerika pada gelombang ini, selain karena alasan ekonomis, faktor politis pun menjadi alasan utama yang mendorong mereka bermigrasi. Mereka pada umumnya orang terpelajar dan kaum professional sehingga segera dapat memperoleh pekerjaan yang layak.8

Ketiga, orang-orang Muslim yang menetap sementara di Amerika Serikat. Seperti halnya mahasiswa Muslim dari berbagai negara belajar di Amerika Serikat, Islam pun berkembang di kampus-kampus melalui organisasi-organisasi Muslim, seperti Muslim Student Association (MSA),

Muslim Community Association (MCA), Islamic Medical Association (IMA)9, dan masih banyak lagi organisasi-organisasi Muslim lainya.

Tak hanya Amerika, di Australia pun sama. Umat Islam dapat dikategorikan menjadi tiga bagian. Pertama, penduduk asli yang kemudian memeluk Islam. Kedua, imigran. Ketiga, orang-orang Islam yang menetap sementara, seperti mahasiswa, diplomat.

Akan tetapi yang harus kita pahami adalah paham yang merusak citra Islam mulai dari Eropa, Amerika hingga Australia yaitu paham para kaum orientalis yang dalam mendeskripsikan tentang Islam, mereka memutarbalikkan sejarah-sejarah menjadi cerita rekaan mereka sendiri. Bahkan yang lebih parah adalah ketika Islam dianggap sebagai komunitas yang menyukai perang, penindasan atas kaum wanita10, dan ketika mereka membuat sebuah film yang isinya benar-benar menghina Nabi Muhammad saw.

Banyak para muallaf di sana lebih memilih memeluk Islam, karena mereka tidak bisa menemukan ujung, hikmah dan jawaban-jawaban yang

8Ibid., hlm. 320-321 9Ibid., hlm. 327

10 Mulyana, Deddy. Berpaling Kepada Islam : Kesaksian Muslim Amerika, Eropa,

(9)

tidak dapat mereka temukan jawabannya di dalam ajaran mereka dulu. Oleh sebab itu, ketika datang Islam kepada mereka, lalu mereka mendapatkan apa yang selama ini mereka cari, mereka tidak ragu lagi memeluk Islam. Akan tetapi, orang-orang yang telah termakan oleh fitnah-fitnah para kaum orientalis, kiranya mereka akan tetap memandang Islam sebagai suatu yang minoritas, asing, dan kejam. Tapi, faktanya Islam terus berkembang berawal dari komunitas kecil di sana, kemudian suatu saat nanti berkembang menjadi komunitas besar yang siap menegakkan syariat Islam di wilayah tersebut.

2.5 Komunitas Muslim di Asia Tenggara

Islam masuk ke Asia Tenggara melalui jalur dakwah dan perdagangan. Dan kaum Muslimin Asia Tenggara telah memberikan keteladanan yang luar biasa dalam membela Islam dan berjihad di jalan Allah.11 Islam pun terus berkembang di Asia Tenggara baik di negara yang mayoritas Muslim, maupun di negara yang Muslimnya minoritas yang sering kali mendapat perlakuan berbau rasis di negaranya.

1. Indonesia

Di Indonesia komunitas Muslim merupakan mayoritas terlihat dari beberapa kerajaan Islam yang pernah berjaya di Indonesia dahulu, seperti kerajaan Samudra Pasai, Kerajaan Demak, dan masih banyak lagi kerajaan-kerajaan Islam yang pernah berjaya di Indonesia. Yang pada akhirnya semua runtuh satu persatu akibat dari politik adu domba yang dilakukan oleh penjajah, sehingga timbullah perselisihan di antara kaum Muslim, baik itu dari dalam maupun dari luar kerajaan.

Komunitas Muslim Indonesia dari zaman ke zaman terus mengalami perkembangan, seperti contoh terbentuknya Nahdhatul Ulama, Muhammadiyah, Persatuan Islam, sebagai organisasi masyarakat yang

(10)

bergerak di bidang keagamaan. Akan tetapi dampaknya dari ormas-ormas seperti ini, Islam jadi terkotak-kotak bahkan terkadang masalah pemahaman fiqh yang berbeda saja, bisa menjadi kesalahpahaman di antara ormas itu sendiri. Dari ketiga organisasi masyarakat di atas, Nahdhatul Ulama, Muhammadiyah, Persatuan Islam terbentuk sebagai gerakan pembaharuan terhadap penyimpangan-penyimpangan yang terjadi di dalam masyarakat Islam.

Sebagai contoh, Yogyakarta tahun 1930-an tidak sama dengan Yogyakarta dasawarsa 1830-an. Kota tersebut kini merupakan pusat Muhammadiyah dan arak-arakan pusaka suci saja misalkan, itu dipastikan akan mengundang kontroversi.12 Untuk pengikut Islam Tradisionalis bahwa arak-arakan semacam itu tetap dilakukan karena memiliki karakter keagamaan, sedangkan pandangan Islam Modernis mengangagap hal itu adalah sebuah kemusyrikan yang harus ditinggalkan oleh masyarakat. Meskipun pada kenyataannya hal tersebut masih saja bisa kita lihat terutama pada malam assyura di daerah-daerah yang masih kental adat leluhur mereka seperti halnya Yogyakarta.

Akan tetapi masalah yang serius adalah era globalisasi yang diciptakan oleh Barat sebagai salah satu cara mereka untuk merusak komunitas Muslim Dunia dengan ideologi mereka, karena mereka mungkin sadar dan takut, sebagai contoh kita tahu betapa banyaknya pasukan bangsa Romawi maupun bangsa Persia ketika perang melawan kaum Muslim yang secara jumlah kalah telak, tapi pada kenyataannya kaum Muslim mengalami kemenangan yang luar biasa hebatnya. Atas dasar inilah, kalau seandainya perang secara fisik, mereka akan kalah. Pada akhirnya mereka ciptakanlah suatu alat yang bisa merusak Islam

12 M.C. Ricklefs. Islamisation and Its Opponents in Java. Terj. FX Dono Sunardi,

(11)

tanpa sentuhan fisik tapi lebih ke psikis dan ideologis dengan sasaran utama adalah para remaja Muslim.

Kita boleh saja mengikuti era globalisasi ini, asal itu yang positif, sesuai dengan tuntunan Al-Qur’an dan jangan sampai terlena oleh niat busuk kaum kafir. Mudah-mudahan tidak hanya kuantitas Muslimnya saja yang meyakinkan, tapi kualitas Muslimnya pun harus meyakinkan. 2. Malaysia

Malaysia adalah negara yang berdiri pada 31 Agustus 1957 yang dipimpin oleh Perdana Menteri pertamanya Tengku Abdul Rahman. Malaysia merupakan negara federasi yang terdiri dari 13 negara bagian dengan ketentuan 11 di semenanjung Malaysia dan 2 lagi di pulau Kalimantan. Negara ini juga merupakan negara bekas jajahan Inggris yang penduduknya meliputi campuran aneka latar belakang, warna kulit, suku bangsa dan budaya. Jumlah penduduknya terdiri dari sekitar 16.500.000 jiwa yang separuh lebih masyarakatnya beragama Islam yang berlatar belakang melayu, jadi sekitar 55 % dari seluruh jumlah penduduk.

3. Brunei Darussalam

Islam merupakan mayoritas di Brunei Darussalam. Brunei memperoleh kemerdekaan penuh pada 1 Januari 1984. Sistem politik tradisional diberlakukan kembali dalam bentuk modern dengan keluarga raja sebagai pemegang kepemimpinan kerajaan yang bernama kerajaan Brunei Darussalam. Konstitusinya secara tegas menyatakan bahwa negara tersebut adalah negara Islam yang beraliran Ahlu Sunnah wal Jamaah.13 Brunei berpenduduk 227.000 jiwa (1988) dengan kaum

Muslim sebagai mayoritas, melayu 155.000 jiwa, Cina pendatang 41.000 jiwa.14

(12)

4. Filipina

Kedaulatan Republik Filipina dipulihkan pada 4 Juli 1946, didasarkan pada undang-undang tahun 1935 yang kemudian mengadopsi model sistem pemerintahan demokrasi Amerika.

Orang-orang Islam di Filipina ini menamakan diri mereka Moro. Dilihat dari aktivitas kerja mereka, orang-orang Islam Moro ada yang bekerja di sektor pemerintahan sebagai guru, administrator, personil angkatan bersenjata, pegawai kantor kehakiman, dan ada yang menjadi gubernur. Kaum Muslim yang mendapat pendidikan sekuler cenderung mudah menyatu dengan negara Filipina. Sebaliknya orang yang tidak mau menerima pendidikan sekuler dan hanya mendapatkan pendidikan agama secara tradisional, biasanya mereka tidak menghendaki integrasi dengan Filipina.15

5. Thailand

Di negara bukan Islam yang dijuluki Negara Gajah Putih, tercatat agama Islam merupakan minoritas masyarakat Thailand dengan presentase sekitar 5 % atau 1,5 juta jiwa dari penduduk Thailand. Dan Mayoritas Muslimnya berada di wilayah selatan khususnya Pattani, Yala, dan Narathiwat.

6. Singapura

Perkembangan Islam di Singapura boleh dikatakan tidak ada hambatan, baik dari segi politik maupun birokratis. Muslim di Singapura ± 15 % dari jumlah penduduk, ± 476.000 orang Islam. Sebagai tempat pusat kegiatan Islam ada ± 80 masjid yang ada di sana. Pada tanggal 1 Juli 1968, dibentuklah Majelis Ulama Islam Singapura (MUIS) yang mempunyai tanggung jawab atas aktivitas keagamaan, kesehatan, pendidikan, perekonomian, kemasyarakatan, dan kebudayaan Islam.

(13)

Berdasarkan hasil sensus tahun 2000, diketahui bahwa penduduk Singapura yang berumur di atas 15 tahun menganut beberapa agama, yaitu Budha 42 %, Islam 14,9 %, Kristen 14,6 %, Tao 8,5 %, Hindu 4,0 %, dan Agama lain (Yahudi, Zoroaster, dll 0,6 %).

7. Myanmar

Negara Myanmar ini sebenarnya bukanlah negara Islam, karena mayoritas beragama Hindu dari kalangan biksu-biksu, lalu di susul kemudian dengan Islam. Namun dalam perkembangannya sekarang, kini negara yang termasuk anggota ASEAN ini memiliki kebebasan beribadah dan memeluk Islam, jumlah penduduknya hanya ± 4 % yang menganut agama Islam, sehingga banyak umat Islam di kalangan ini yang harus mengalah demi kebaikan mereka dan tentu sangat berat bagi negara ini untuk menjalankan hukum Islam dan syariat Islam karena faktor minoritas dalam hal kuantitas, dan dapat dipastikan perkembangan dakwah Islam juga masih minim sekali, ditambah banyaknya pengikut kaum biksu.

8. Kamboja

Penduduk Muslim di Kamboja berkisar 800.000 orang, tetapi lebih dari 70 % di antaranya telah dibantai. Dari 113 masjid, hanya 20 yang tertinggal, sedangkan yang lainnya telah dimusnahkan. Bahkan kedua puluh masjid tadi setelah diperbaiki, diruntuhkan pula. Bahkan para ulama pun dibunuh.16

9. Vietnam

Pada kenyataanya kaum Muslim di daerah indocina seperti Thailand, Myanmar, Kamboja, Vietnam dan Laos. Mereka (Muslim) selalu menjadi korban dari rezim yang berkuasa, karena ketakutan akan berkembanganya komunitas Muslim yang akan menjadi pesaing bagi mereka. Oleh sebab itu, rezim yang berkuasa dan musuh-musuh Islam

(14)

dari kalangan Budha, dibiarkan melakukan pembantaian terhadap kaum Muslim.

2.6 Benturan dan Dialektika Timur Islam dan Barat

Benturan antara Timur Islam dan Barat ini berawal dari adanya ketakutan Barat pada waktu itu dengan komoditas agama Kristen mereka terhadap ekspansi yang dilakukan kaum Muslim. Ketika Islam mulai tersebar dan menciptakan komunitas-komunitas kecil yang siap berkembang, Kristen berpikiran bahwa apa yang selama ini mereka takutkan ternyata menjadi kenyataan.

Sejarah telah mencatat Baratlah yang memulai perang terhadap umat Islam yang kemudian lebih dikenal dengan Perang Salib (1096-1192). Pembantaian kaum Muslim oleh tentara salib di Spanyol. Hingga kini, semangat Perang Salib ini masih melekat dalam benak orang-orang Barat, yang kemudian menjelma menjadi prasangka buruk terhadap Islam.

Pada akhinya mereka berusaha menghancurkan dengan konsep intelektual mereka yang diterapkan melalui sistem pendidikan. Dimana pada penyebaran unsur-unsur dasar pandangan dunia Barat dan konsolidasinya dilakukan secara diam-diam pada pikiran Muslim, yang pada awalnya hanya pada tingkat-tingkat sejarah, agama dan militer. Dan sekarang berusaha merusak intelektual kaum Muslim.17

BAB III KESIMPULAN

3.1 Simpulan

(15)

Mempelajari sejarah seperti halnya kita memahami filsafat spion kendaraan. Ketika kita terus berkendara ke depan, sesekali kita harus melihat ke belakang dengan spion agar lebih hati-hati dalam berkendara. Begitu pun sejarah, ia adalah cermin masa lalu dan sebagai pelajaran bagi orang-orang yang datang kemudian, agar lebih hati-hati dalam menjalani hidup ini.

Sejarah Islam tak akan pernah lepas dari bangsa Arab, karena mayoritas pejuang Muslim dahulu adalah keturunan bangsa Arab. Jadi sebenarnya Islam lah yang mengangkat bangsa Arab dari ketertindasan, membesarkan dari keterasingan, dan mempersatukan dari perpecahan.

Islam pun tersebar hampir di seluruh dunia dan membentuk komunitas-komunitas di negara masing-masing. Akan tetapi dampak dari peperangan dulu sepertinya belum berakhir. Terlihat dari usaha Barat yang ingin menghancurkan Islam bukan secara fisik, akan tetapi lebih ke psikis dan ideologis kaum Muslim itu sendiri.

Daftar Pustaka :

(16)

Mulyana, Deddy. Berpaling Kepada Islam : Kesaksian Muslim Amerika, Eropa, dan Australia. Bandung; Remaja Rosdakarya, 1996.

Thohir, Ajid. Perkembangan Peradaban di Kawasan Dunia Islam : Melacak Akar-Akar Sejarah, Sosial Politik, dan Budaya Umat Islam. Jakarta; Raja Grafindo Persada, 2004.

Tim Riset dan Studi Islam Mesir. Al-Mausuu’atu Al-Muyassaratu Al-Tarikh Al-Islami. Terj. Arif Munandar Riswanto, Hamzah Zaelani, Yudi Wahyudin, Yanyan Nurdiansyah. Jakarta; Al-Kautsar, 2013.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan sumber informasi pada tabel 4 menunjukkan bahwa kecemasan preoperatif lebih banyak pada pasien yang telah mendapatkan informasi seputar prosedur operasi SC

Contoh pengisian data yang telah dilakukan pada kondisi maksimum di stasiun Panakkukang adalah seperti pada Tabel B.4.3., untuk perhitungan selengkapnya disajikan

Menurut Kepala Sekolah yaitu Luciana Fransiska bahwa motivasi itu diberikan kepada guru yang sudah lama (guru kontrak) yaitu dengan mengobrol untuk mengetahui apakah dia

Penggunaan rute pengangkutan sampah di Kecamatan Medan Baru dengan menggunakan Algoritma Dijkstra tidak selamanya dapat dijadikan sebagai acuan untuk penentuan rute karena

Selanjutnya data-data tersebut digambarkan dalam sebuah aliran produksi yang menggambarkan kondisi area produksi perusahaan dengan menggunakan value stream mapping,

Kisaran jumlah hasil tangkapan pada atraktor rumput laut dan daun kelapa palng dominan yang didapatkan berjumlah 1 ekor dengan persentase penangkapan sebanyak 52,38%

Pertama , Pesan dakwah pementasan wayang kulit lakon ”ma’rifat dewa ruci” oleh dalang Ki Enthus Susmono adalah: a] Dari segi bahasa (signing) penyampaian isi

Sistem yang dibangun adalah sistem informasi inventory obat yang mampu mengolah data persediaan stok obat, pengecekan, pemesanan dan pembuatan laporan secara